DAN PROBLEMATIKANYA
Kajian GeBe
Fatkhur Rozaq, S.Ag., M.Ag.
BINROH RS Muhammadiyah Tuban
Allah SWT berfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali ‘Imran : 185)
Rasulullah Saw bersabda: "………, Berziarahlah ke kuburan, karena dalam berziarah itu terdapat
peringatan (mengingatkan kematian)." (HR. Muslim)
(Semoga keselamatan tercurah bagi penduduk kampung orang-orang mukmin dan muslim ini.
Dan semoga Allah memberi rahmat kepada orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-
orang kemudian, dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua).'" (HR. Muslim No.1619).
B. HUKUM ZIARAH KUBUR
Berziarah kubur adalah sesuatu yang disyari’atkan di dalam agama
berdasarkan (dengan dalil) hadits-hadits Rasulullah SAW dan ijma’
(kesepakatan).
“Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang)
ziarahilah kuburan”. (HR. Imam Muslim (3/65 dan 6/82)
Dan dalam riwayat Abu Daud (2/72) dengan tambahan lafazh :
“
“Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat”.
C. HUKUM WANITA ZIARAH KUBUR
- - :
“Dari Abu Hurairah RA dia berkata : “Rasulullah SAW melaknat
wanita-wanita peziarah kubur””. (HR Ibnu Hibban no.3178)
Kesimpulan Hadits:
1. Wanita boleh berziarah kubur, tapi tidak dianjurkan, karena ditakutkan
akan terjadi padanya hal-hal yang bertentangan dengan syari’at disebabkan
karena kelemahan hati wanita dan karena perbuatannya, seperti akan
terjadinya teriakan atau raungan ketika menangis/sedih, tabarruj (berhias),
ikhtilath (bercampur baur dengan laki-laki) dan hal-hal lain yang sejenis.
Dari Anas bin Malik ra berkata: "Rasulullah Saw berjalan melewati seorang wanita yang sedang
berada di kuburan dalam keadaan menangis. Maka Beliau berkata;: "Bertakwalah kamu kepada
Allah dan bersabarlah". (HR. Al-Bukhari No.1174).
2. Hadits dari shahabat Abdullah bin Abi Mulaikah :
:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Allah melaknat kepada
kaum wanita yang sering berziarah kubur” (HR. Al-Tirmidzi, Ibn Majah, dan lain-
lain)
Di dalam kitab Faidl al-Qadir Syarah Kitab al-Jami‘ ash-Shaghir karya Abd ar-Rauf al-
Manawi, Juz VI: 141. disebutkan:
.
Artinya: “Riwayat Abu asy-Syaikh dan ad-Dailamiy dari Abu Bakar: Barangsiapa berziarah kubur kedua
orang tuanya atau salah satunya pada setiap hari Jum‘at, kemudian membaca surat “Yasin wa al-Qur’an al-
Hakim”, maka diampunilah dia sebanyak jumlah ayat dan huruf dari surat itu.”
Menurut kitab Mizan al-I‘tidal fi Naqd ar-Rijal, karya Syams ad-Din Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad bin Utsman adz-Dzahabi, Juz V: 316, dinyatakan bahwa sanad hadits
tersebut bathil, dengan demikian tidak bisa dijadikan hujjah.
.
Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penduduk kampung (Barzakh) dari orang-
orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami –insya Allah- akan menyusulkan,
kami mohon kepada Allah untuk kami dan kamu, agar diberi keselamatan (dari apa
yang tidak diinginkan). [HR. Muslim 2/671 dan Ibnu Majah 1/494]
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb
Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami,
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang
beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-
Hasyr: 10)
2. Tidak Boleh Mendoakan Orang Kafir yang Meninggal
Berdasarkan riwayat, ketika Abu Thalib meninggal dunia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam sangat sedih. Sedih bukan karena ditinggal pamannya, tapi sedih karena
sang paman mati dalam keadaan musyrik. Pamannya tidak bersedia mengucapkan laa
ilaaha illallah.
Karena saking sedihnya, sampai beliau bersumpah untuk memohonkan ampunan
bagi pamannya,
”Demi Allah, aku akan memohonkan ampunan untukmu, selama aku tidak dilarang.” (HR. Bukhari 1360
& Muslim 24).
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-
orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi mereka,
bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. ( ) Sementara permintaan ampun dari
Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada
bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka Ibrahim berlepas
diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi Penyantun. (QS. At-
Taubah: 113 – 114).
Lalu terkait Nabi Ibrahim pernah mendoakan ayahnya
dengan doa ampunan,
Dan doa ini beliau panjatkan sebelum beliau tahu, ayahnya akan mati
kafir.
Dari Salman ra, dari Nabi saw bersabda: Sesungguhnya Tuhanmu adalah "sangat
malu" lagi Maha Pemurah, Dia merasa malu kepada hamba-Nya yang
menengadahkan kedua tangannya kepada-Nya, kemudian ditolak-Nya sama sekali
atau sia-sia." (HR. Ibnu Majah dan at-Tirmidzi)
4. Tidak Berjalan Di Atas Kuburan Dengan Mengenakan Sandal, kecuali
dikawatirkan terkena duri atau benda sejenis.
Nabi SAW bersabda:
“Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan melakukan shalat padanya”.
(HR.Muslim 2/228. )
Hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Seandainya salah seorang dari kalian duduk di atas bara api hingga (bara api itu)
membakar pakaiannya sampai mengenai kulitnya itu adalah lebih baik daripada
dia duduk di atas kuburan”. (HR.Muslim)
6. Jika berziarah ke kubur orang kafir tidak boleh salam
kepadanya tidak juga mendo'akan, bahkan memberinya
berita siksa akan neraka;
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-
orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS Az Zumar: 3)
G. KESYIRIKAN DISEKITAR KUBUR
Prilaku Syirik yang sering terjadi dikuburan
adalah :
1. Menyembelih untuk penghuni kubur,
2. Menunaikan nadzar kepadanya,
3. Memberikan persembahan kepada penghuni kubur yang
disertai dengan keyakinan dan perasaan cinta dan atau
berharap dan atau takut terhadap penghuni kubur,
4. Bertawakkal kepadanya,
5. Berdo’a kepadanya,
6. Meminta pertolongan untuk mendapatkan kebaikan
(isti’anah) atau untuk lepas dari kesulitan (istighotsah) pada
penghuni kubur,
7. Thawaf pada kuburan,
8. Dan ibadah lainnya yang ditujukan untuk penghuni kubur.
H. PERKARA YANG DILARANG SAAT DIKUBUR
1. Duduk di atas kuburan Dan Shalat menghadap kubur,
Hadits dari Abi Martsad Al-Ghanawy sabda Nabi SAW:
“Janganlah kalian shalat menghadap kuburan dan jangan pula kalian duduk di atasnya”.
(HR. Muslim 3/62).
" .
.
“Tidaklah (boleh) dilakukan perjalanan (untuk ibadah) kecuali kepada tiga
mesjid : Al-Masjidil Haram dan Masjid Ar-Rasul dan Masjid Al-Aqsho”. (HR.
Bukhary dan Muslim )
“Sesungguhnya mayit itu akan diadzab karena ratapan keluarganya.” (Muttafaqun „alaih)
Dalam riwayat lain:
“Mayit itu akan diadzab di kuburnya dengan sebab ratapan atasnya.” (HR Muslim)
Maksud Hadits:
1. Jumhur Ulama berpendapat, hadits ini dibawa kepada pemahaman bahwa mayit yang
ditimpa adzab karena ratapan keluarganya adalah orang yang berwasiat supaya diratapi,
atau dia tidak berwasiat untuk tidak diratapi padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka
adalah meratapi orang mati.
2. Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullahu berkata: “Apabila dia telah melarang mereka
(keluarganya) meratapi ketika dia hidup, lalu mereka melakukannya setelah kematiannya,
maka dia tidak akan ditimpa adzab sedikit pun.” (Umdatul Qari‟, 4/78)
3. Syaih Albani berkata: “Adzab di sini menurut mereka maknanya adalah hukuman”.
(Ahkamul Jana‟iz, hal. 41)
Semoga Allah menjadikan kita
Hamba-Nya yang istiqamah
di atas kebenaran…