id
AQIDAH
Adab Islami Ziarah Kubur
Yananto Sulaimansyah
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Dzat yang telah menciptakan hidup dan mati untuk
menguji manusia siapa yang terbaik amalannya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga
kepada keluarganya, shahabatnya, dan orang-orang
yang mengikuti mereka denga baik.
Ketahuilah hamba-hamba Allah, sadar atau tidak
sadar, kita semua saat ini sama-sama sedang menuju
garis akhir kehidupan kita di dunia, meskipun
jaraknya berbeda-beda setiap orang. Ada yang cepat,
ada yang lama. Tetapi, perlahan tapi pasti, setiap orang
menuju garis akhir kehidupannya di dunia, itulah
kematian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali ‘Imran :
185)
Setelah mati, seorang hamba hanya tinggal memetik apa
yang selama ini ia tanam di dunia, tidak ada kesempatan
kedua untuk menambah amal. jika kebaikan yang ia
tanam, itulah yang akan ia panen. Jika keburukan yang ia
tanam, maka dialah yang akan merasakannya sendiri.
Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan kita untuk banyak-banyak
mengingat kematian. Beliau bersabda,
.
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yakni
kematian) ”[1]
Dan di antara cara untuk mengingat kematian adalah
dengan berziarah kubur. Banyak sekali manfaat yang
dapat dipetik dari amalan berziarah ke kubur. Inilah yang
akan menjadi topik pembahasan kali ini[2] mengingat
masih banyaknya kaum muslimin yang salah dalam
menyikapi ziarah ini sehingga bukannya manfaat yang
mereka raih, akan tetapi ziarah mereka justru
mengundang murka Allah ‘Azza wa Jalla. Semoga Allah
Ta’ala memberikan kita semua petunjuk.
Penulis: Yananto
Artikel www.muslim.or.id
Fote Note :
[1] HR. At Tirmidzi (no. 2307), Ibnu Majah (no. 4258),
An Nasa’I (4/4), Ahmad (2/292,293). Syaikh Salim Al
Hilaly hafizhahullah mengatakan: “hadits shahih li
ghairihi”. Lihat Bahjatun Nazhirin (1/581), Daar Ibnul
Jauzy
[2] Dan hal yang sangat mengherankan bagi penulis
yakni adanya orang-orang yang menuduh Salafiyyun
Ahlus Sunnah wal Jama’ah, atau yang mereka sebut
sebagai Wahhabi, yang senantiasa berpegang teguh
dengan sunnah Nabi, mengharamkan ziarah kubur secara
mutlak. Semoga Allah memberikan mereka petunjuk
kepada sunnah.
[3] HR. Muslim no. 977. Lihat Bahjatun Nazhirin
(1/583)
[4] Lihat Asy Syarhul Mumti (5/380)
[5] HR. Muslim no. 977
[6] Hadits ini hasan dengan beberapa penguatnya.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 1056 dan beliau
berkomentar : hadits hasan shahih, juga oleh Ibnu Majah
no. 1576 dan Al Baihaqi (4/78). Lihat Jaami’ Ahkaamin
Nisaa (1/580).
[7] Lihat Fathul Baari (3/149), Maktabah As Salafiyyah
(versi pdf)
[8] HR. Bukhari no. 1283
[9] HR. Al Hakim (1/376) dan Al Baihaqi (4/78). Adz
Dzahabi berkata : “Shahih”. Al Bushiri berkata :
“Sanadnya shahih dan perawinya tsiqah”. Syaikh Al
Albani berkata : “Hadits ini (derajatnya) sebagaimana
penilaian mereka berdua”. Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal.
230, Maktabah Al Ma’arif
[10] HR. Muslim (3/14), Ahmad (6/221), An Nasa’I
(1/286), dan Abdurrazzaq (no. 6712)
[11] Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 232, Maktabah Al
Ma’arif
[12] Lihat Bahjatun Nazhirin (1/583), Daar Ibnul Jauzy
[13] Al Hujr adalah ucapan yang bathil. Lihat Al Majmu’
(5/310), Maktabah Syamilah
[14] HR. Al Hakim (1/376), dinilai hasan oleh Syaikh Al
Albani dalam Ahkaamul Janaa-iz hal. 229
[15] HR. Ahmad (6/252). Syaikh Al Albani berkata :
“Shahih sesuai syarat Syaikhain (yakni Bukhari dan
Muslim-ed)”. Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 239
[16] HR. Muslim (3/65). Dalam hadits ini juga terdapat
dalil bolehnya menziarahi makam orang kafir dengan
tujuan hanya untuk mengambil pelajaran saja, bukan
untuk mendo’akannya.
[17] Lihat Subulus Salaam (1/502), Maktabah Syamilah
[18] Muttafaqun ‘alaihi dari shahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu
[19] HR. Muslim no. 974
[20] HR. Abu Dawud (2/72), An Nasa’I (1/288), Ibnu
Majah (1/474), Ahmad (5/83), dan selainnya. Al Hakim
berkata : “Sanadnya shahih”. Hal ini disetujui oleh Adz
Dzahabi dan juga Al Hafizh di Fathul Baari (3/160).
Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal. 173, Maktabah Al Ma’arif
[21] HR. Muslim (3/62)
[22]Syaikh Al Albani mengatakan : “Diriwayatkan oleh
Ahmad (6/92), dan hadits ini terdapat di Al Muwaththo’
(1/239-240), dan An Nasa’I dengan redaksi yang semisal
tetapi disana tidak disebutkan (kalau Nabi) mengangkat
tangan. Dan sanad hadits ini hasan”. Lihat Ahkaamul
Janaa-iz hal. 246, Maktabah Al Ma’arif
[23] Lihat Ahkaamul Janaa-iz hal.227, Maktabah Al
Ma’arif
[24] Lihat Al Mulakhkhos Al Fiqhi hal. 248, Daarul
Atsar
[25] Ta’liq Matan Al Ghayah wat Taqrib fi Fiqhis Syafi’I
hal. 106, Daar Ibnu Hazm
ABOUT AUTHOR
Yananto Sulaimansyah
View all posts by Yananto Sulaimansyah »
TENTANG KAMI
Muslim.or.id merupakan salah satu media dakwah milik
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).
Muslim.or.id selalu berusaha menyebarkan dakwah
Islamiyyah Ahlussunnah wal Jama’ah di jagat maya.
Moto Muslim.or.id adalah “Memurnikan Aqidah,
Menebarkan Sunah”.
Yuk, kenali kami lebih dekat.
ALAMAT KAMI
Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
(YPIA).
Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia,
55284.
TENTANG YPIA
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA) adalah
yayasan yang bergerak di bidang dakwah publik dan
pembinaan generasi muda, khususnya mahasiswa, dan
umat Islam pada umumnya.
Yayasan ini memfokuskan diri dalam pembinaan
mahasiswa yang diwujudkan dalam bentuk pengadaan
kursus bahasa Arab dasar, perbaikan bacaan Al Qur’an
(tahsin), kajian Islam intensif, dan pondok pesantren
mahasiswa.
Copyright 2021 Muslim.or.id. All Rights Reserved.
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah,
lengkap dengan doanya
Melalui ziarah kubur, kita diingatkan bahwa kematian adalah hal yang pasti terjadi
pada setiap makhluk yang bernyawa..
Ziarah kubur adalah perkara yang dianjurkan oleh Islam. Melalui ziarah kubur, kita
diingatkan bahwa kematian adalah hal yang pasti terjadi pada setiap makhluk yang
bernyawa. Dengan menyaksikan banyaknya jasad yang terkubur, kita diperlihatkan
bahwa tingkat sosial maupun jabatan seseorang tidak berguna ketika ia dikebumikan.
Maka menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat adalah hal yang semestinya
dilakukan setiap muslim. Karena hanya amalannya saja yang akan membantu manusia
ketika menghadapi akhirat.
Sebenarnya, dahulu Rasulullah pernah melarang ziarah kubur. Ada beberapa sebab
mengapa ziarah kubur di zaman itu tidak diperbolehkan. Pertama, orang-orang di
zaman dahulu percaya bahwa mengunjungi kuburan seseorang akan mendatangkan
keberkahan sehingga membuatnya mendekati perbuatan syirik atau menyekutukan
Allah. Kedua, karena dahulu wanita-wanita yang berziarah dikubur sangat emosional
dan menangis dengan raungan yang keras.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin melaksanakan ziarah kubur.
Berikut tata cara ziarah kubur sesuai sunnah lengkap dengan doanya.
Sebelum berziarah kubur, ambillah air dan berwudu. Perkara ini adalah hal yang
disunnahkan.
Artinya: "Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari
golongan orang beriman, dan orang-orang Islam".
Atau sebagai berikut
Artinya: "Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-
orang yang datang belakangan. Kami insyaallah akan menyusul kalian, saya meminta
keselamatan untuk kami dan kalian"
Dzikir dengan membaca istighfar sebanyak tiga kali, membaca surat Al Fatihah,
membaca surat al Ikhlas tiga kali, membaca surat Al Falaq, membaca surat An Nas,
dan membaca tahlil tiga puluh kali.
4. Mengirim doa.
Berdo'a dengan berdzikir terlebih dahulu. Di antara zikir dan doa yang dibaca sebagai
berikut:
Summa ilaa jami'i ahlil qubur, minal muslimiina wal muslimati, wal mu
miniina wal mu minaati, min masaarikil ardhi ila magooribiha barriha
wabahriha khusushan ila aabaaina wa ummahaa tiinaa, wa ajdaadina,
wanakhussu khusushan manijtam'anaa hahunaa bisababihi waliajlihi.
Ya Allah terimalah dan sampaikan pahala Al Quran yang kami baca, tahlil kami,
tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada Nabi Muhammad sebagai
hadiah yang menjadi penyambung. Sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah
yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami dan buah hati kami, pemuka dan
pemimpin kamiyaitu Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh kawan-kawan
beliau dari kalangan para Nabi dan Rasul, para wali, para syuhada’, orang-orang
shalih, para sahabat, para tabi’in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para
pengarang yang ikhlas dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah Tuhan semesta
alam, serta para malaikat yang selalu beribadah, khususnya ditujukan kepada Syekh
Abdul Qadir Jailani.
Kemudian kepada seluruh penghuni kubur dari kalangan orang-orang islam laki-laki
dan perempuan, orang mukmin laki-laki dan perempuan, dari belahan bumi timur dan
barat, di laut dan di darat, terutama kepada bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek dan
nenek kami, lebih utamakan lagi kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul di
sini.
Ada beberapa larangan yang tidak diperbolehkan saat berada di pemakaman. Dalam
suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim: "Janganlah kalian sholat (berdoa)
kepada kuburan dan janganlah kalian duduk di atasnya".
Kemudian dalam hadits lain disebutkan "Rasulullah SAW melarang dari memberi
kapur pada kubur, duduk di atas kubur dan mendirikan bangunan di atas kubur".
Oleh: Deta Jauda
Disclaimer
Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca
syarat dan ketentuan creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di
Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail redaksi@brilio.net
© 2021 Brilio.net
KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved