Anda di halaman 1dari 1

ZIARAH KUBUR

1. DISYARIATKANNYA ZIARAH KUBUR


Dari Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Perbanyaklah kamu mengingat
penghacur segala kelezatan, yaitu kematian”. HR. At Tirmidziy dan An Nasa’iy.

Rasulullah SAW bersabda : “Dahulu pernah akan melarangmu berziarah kubur, maka sekarang
ziarahlah. HR.Muslim dari Buraidah Al Aslamiy. Dan At Tirmidziy menambahkan dalama
riwayatnya : “ Karena ia akan mengingatkan kematian”. Ibnu Majah menambahkan riwayat dari
Ibnu Mas’ud ra : “Dan akan membuat zuhud di dunia”.

2. MENDOAKAN AHLI KUBUR DAN MEMINTAKAN AMPUNAN KEPADA ALLAH


Bahwasannya Rasulullah SAW setelah menguburkan mayit, ia berdiri dan bersabda : “Mintakan
ampunan Allah untuk saudaramu dan mnintakan untuknya tatsbit (keteguhan) , karena ia
sedang ditanya. HR. Abu Dawud.

Dari Sulaiman ibn Buraidah ra dari ayahnya berkata : “ Rasulullah pernah megajarkan mereka
(para sahabat) cara berziarah kubur, agar mengucapkan : “Keselamatan untuk ahli kubur dari
kaum mukminin dan muslimin. Dan sesungguhnya insya-Allah kami akan menyusulmu. Kami
meminta kepada Allah keselamatan untuk kami dan untuk kamu semua”. HR Muslim.

3. BACAAN YANG DIUCAPKAN SEWAKTU ZIARAH KUBUR.


Tujuan utama berziarah kubur adalah mendoakan orang yang telah mati dan mengingatkan diri
sendiri akan kematian. Maka bacaan yang diucapkansewaktu ziarah kubur adalah doa dan
permintaan ampunan untuk orang yang telah dikubur dan penyadaran diri sendiri bahwa ia akan
segera menyusul.

Rasulullah melarang menjadikan kuburan sebagai masjid/tempat beribadah. Sabda Nabi :


“Semoga Allah mengkutuk kaum Yahudi yang telah menjadikan kuburan para Nabi sebagai
masjid/tempat beribadah.”

4. ISTI’ANAH (MEMINTA PERTOLONGAN) KEPADA ORANG YANG DIKUBUR


Meminta pertolongan kepada sesama makhluk berkaitan dengan urusan dunia, dan bermanfaat
di akherat serta mampu dikerjakan tidak dilarang dalam agama. Namun jika pertolongan yang
diminta itu tidak dimampui kecuali oleh Allah SWT maka tidak boleh diajukan kecuali kepada
Allah (QS. Al Fatuhaf/1: 5) sedangkan orang yang mati tidak lagi memiliki kemampuan untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan orang yang masih hidup, atau memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi peminta di alam akherat.
Jika orang yang masih hidup saja tidak dapat memberikan sesuatu yang diminta itu, maka lebih-
lebih untujk orang yang sudah mati, ia sudah tidak mampu lagi. Meskipun yang diminta itu
adalah para nabi, syuhada, orang-orang shalih, para wali dsb. Mereka itu adalah tetap makhluk
Allah yang memiliki keterbatasan, tidak mampu menolak mara bahaya yang menimpanya atau
mengambil manfaat yang menguntungkannya.

Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai