Anda di halaman 1dari 2

Fariz Erfanando Pellu

XI MIPA E / 11
RANGKUMAN AGAMA ISLAM
“Dimana Kita Bisa Temukan Nabi Muhammad SAW”
Rasulullah Muhammad SAW merupakan sosok agung dan luhur di mata umat Islam.
Rasulullah banyak mengajarkan kebaikan di semua aspek kehidupan sehingga Rasulullah
disebutkan lebih mulia dan lebih indah daripada surga itu sendiri. Maka dari itu banyak umat
islam yang merindukan Rasul dan ingin bertemu dengan beliau. Rasulullah sendiri sudah
memberikan pentunjuk untuk umat islam yang ingin bertemu dengannya di akhirat nanti, yaitu
seperti yang ada di dalam doa Rasulullah :
“Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan
bangkitkanlah aku pada hari kiamat bersama orang-orang miskin.
Artinya adalah jika kita ingin mencari Rasulullah maka carilah di dalam kumpulan orang-
orang miskin, miskin disini bukan yang miskin karena malas tetapi miskin yang memang sudah
bekerja keras dan tidak juga kunjung kaya. Maka Allah akan memudahkan orang-orang miskin
tersebut di akhirat.
Syafaat Nabi Muhammad SAW

Syafaat berasal dari kata asy-sayafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-witru
(tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi
dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya. Ini pengertian secara bahasa.

Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan
manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat
kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.

Ibnul Qayyim dalam risalahnya menjelaskan tentang syafaat yang dimiliki Rasulullah
SAW. Menurutnya, ada enam jenis syafaat Nabi Muhammad SAW.

Pertama, syafaat yang besar (asy-Syafa’ah al-Kubra). Disebut besar, karena hanya Nabi
Muhammad SAW-lah yang dapat melakukannya. Seluruh nabi dan rasul selain diri beliau tak
mampu melakukannya.

Ini terjadi ketika umat manusia menjelang dihisab dalam pengadilan Hari Akhir. Keadaan
Padang Mahsyar sangat memberatkan manusia. Tiap orang lantas mendatangi nabi-nabi
mereka. Namun, tiap nabi itu menolak hingga sampailah pada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, Rasulullah SAW pun memohonkan syafaat kepada Allah SWT bagi mereka.
Kedua, syafaat Nabi SAW untuk kaum beriman yakni mereka yang calon penghuni surga.
Dengan syafaat itu, mereka akan dimudahkan masuk ke dalam Jannah-Nya. Hal ini telah
diungkapkan dalam suatu hadis sahih dan panjang yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.

Ketiga, syafaat Rasulullah SAW orang-orang beriman yang melakukan maksiat saat hidup di
dunia. Mereka menurut hisab pantas dimasukkan dalam neraka. Namun, Rasul SAW kemudian
memohonkan syafaat kepada Allah sehingga Zat Yang Mahapengampun mengampuni dosa-
dosa mereka.

Keempat, syafaat Rasulullah SAW yang diperuntukkan bagi penduduk neraka yang semasa
hidupnya mengakui "Laa Ilaaha Illa Allah." Mereka itu masuk neraka lantaran dosa-dosa mereka
selama di dunia.

Kelima, syafaat Nabi SAW bagi para penghuni surga. Dengan memohonkan syafaat ini kepada
Allah SWT, penduduk itu akan meningkat derajatnya di dalam surga. Siapa saja yang dapat
menerima keberuntungan ini? Adalah mereka yang hidupnya dilalui secara ikhlas, hanya
menyembah dan memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Ini sesuai firman Allah SWT dalam surah al-An'aam ayat 51. Artinya, "Peringatkanlah dengannya
(Alquran) itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada Hari Kiamat),
tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah, agar mereka
bertakwa.”

Keenam, syafaat Rasulullah SAW untuk anggota keluarganya yang meninggal dalam keadaan
non-Muslim. Sebagai contoh, Abu Thalib. Dialah paman Nabi SAW yang dengan penuh kasih-
sayang terus melindungi dan merawat beliau shalallahu 'alaihi wasallam. Namun, ia meninggal
dalam keadaan kafir.

Dengan syafaat Rasul SAW, azab yang kelak ditimpakan kepada Abu Thalib akan diringankan
azabnya. "Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib. Dia diberi dua
sandal yang menyebabkan otaknya mendidih” (HR. Ahmad).

Anda mungkin juga menyukai