Perjanjian Hudaibiah
Terjadi : Tahun 6H/628M
B. Fathu Makkah
Pada tahun 8H, Kafir Quraisy Makkah menyerang Bani Khuza’aah yang telah masuk
Islam. Karena peristiwa itulah, pada tanggal 10 Ramadhan 8H/630M berangkatlah
Rasullulah SAW ke kota Makkah Bersama 10.000 pasukan laki-laki.
Sementara itu, kafir Quraisy menjadi putus asa karena melihat banyak pasukan
muslimin. Akhirnya Abu Sofyan pergi dan menghadapi Rasullulah SAW untuk
menyatakan keislamanya tanpa syarat. Lalu, Rasullulah SAW menyuruh Abu Sofyan
kembali ke Makkah untuk membaca pengumuman yang berisi sebagai berikut :
Barang siapa yang memasuki Masjidil Haram ia akan aman
Barang siapa yang masuk ke dalam rumahnya sendiri ia akan aman
Barang siapa yang maasuk ke rumah Abu Sofyan ia akan aman
Sementara itu Rasullulah SAW berpesan kepada tentara muslimin. Pesan beliau
antara lain :
Jangan membunuh orang kafir yang tidak melawan
Jangan merampas senjata, kecuali senjata yang digunakan untuk perang
Bersihkan Ka’bah dari berhala
Setelah seluruh kota berhasil dikuasai kaum muslim. Rasullulah SAW dan pasukannya
masuk ke Masjidil Haram dan langsung menuju Ka’bah. Mereka segera melaksanakan
tawaf. Kaum kafir Quraisy tertunduk malu.
Lalu di hadapan mereka Rasullulah SAW berseru,”Hai kafir Quraisy, pulanglah
kerumah kalian masing-masing! kalian bebas dan merdeka. Mulai hari ini lenyaplah
permusuhan dan celaan atas diri kalian”. Hati kaum Quraisy tersentuh oleh
kebesaran jiwa Rasullulah SAW. Lantas mereka berbondong-bondong masuk Islam.
Diantaranya tokoh-tokoh Quraisy yang masukk Islam dalam Fathu Makkah ialah :
Abu Sofyan
Abu Quhafah
Muawiyah
Peristiwa Fathu Makkah diabadikan di dalam Al-Qur’an surat An-Nashr Ayat 1-3
C. Akhir Hayat Nabi Muhammad SAW
Sebelum wafatnya Rasullulah SAW. Beliau melakukan beberapaa kegiatan untuk
terakhir kalinya, yaitu:
1. Haji Wada’
Saat itu Rasullulah SAW sangat bersyukur karena menyaksikan lebih dari
100.000 umatnya melakukan wuquf dengan mudah dan penuh rasa khusyu’ dan
semua musuh yang dulunya mendustakannya, kini telah taat kepada allah dengan
penuh keikhlasan. Melihat kenyataan ini, ia merasa lega dan puas karena telah
melaksanakan kewajiban yang dipikulnya dengan sempurna, yakni mengeluarkan
manusia dari jalan kesesatan menjadi ke jalan yang lurus. Itulah saat-saat haji
yang terakhir kali yang dilakukan Rasullulah SAW yang dinamakan Haji Wada’.
2. Khutbah Wada’
Setelah menyaksikan dengan penuh rasa haru dan bangga. Rasullulah SAW berdiri
di hadapan umatnya yang sedang melaksanaakan wuquf di Arafah untuk
menyampaikan Khutbah perpisahan, yang isinya adalah :
Kita tidak boleh berlaku kasar kepada istri karena istri adalah amanat Allah
SWT, yang patut kita jaga dan di pimpin sebaik-baiknya
Kita harus ingat bahwa sesama muslim adalah saudara, dan tidak ada yang
mulia diantara kita, selain yang paling bertaqwa kepada Allah SWT
Setelah itu, turunlah wahyu terakhir yang kemudian ia bacakan untuk khutbah
penutup. Saat itu para sahabat bergembira kecuali Abu Bakar yang menangis
di rumahnya karena ia tahu bahwa Rasullulah SAW akan dipanggil Allah SWT
dan meninggalkan mereka.