Anda di halaman 1dari 4

Abdullah bin Jahsy

LATAR BELAKANG
1) Nama penuhnya Abdullah bin Jahsy bin Riab bin Ya’mur al-Asady

2) Nama panggilan Abu Muhammad.


3) Adik perempuannya adalah Sayyidah Zainab binti Jahsy, isteri Rasulullah.

4) Hamzah bin Abdul Mutholib bin Hasyim merupakan bapa saudaranya


5) Jadi beliau merupakan sepupu Rasulullah sekaligus abang ipar Rasulullah.

6) Dia termasuk kelompok orang-orang yang pertama masuk Islam (As Sabiqunal Awwalun
7) Beliau orang pertama yang dikenal dengan nama Amir al-Mukminin ketika terjadi peperangan di Nakhlah

(Rasulullah tidak ikut berperang).


8) Beliau pernah ikut berhijrah ke Habasyhah kali kedua(83 orang)

KISAH-KISAH MENARIK

Kisah pertama

Pada bulan Rejab tahun kedua setelah hijrah Nabawi, Rasulullah mengirim sekumpulan Muhajirin yang

jumlahnya tidak lebih dari 8 orang. Beliau bersabda kepada mereka, "Aku benar-benar akan mengangkat
pemimpin untuk kalian, orang yang paling sabar di antara kalian dalam menghadapi rasa lapar dan dahaga."

Ternyata pilihan itu jatuh kepada Abdullah bin Jahsy. Dialah yang diangkat sebagai pemimpin detachment
(kumpulan kecil yang dipisahkan daripada kumpulan induk untuk tugas khas) & merupakan pemimpin

pasukan yang pertama dalam Islam. Sebenarnya tugasnya adalah mencari informasi tentang keadaan orang
kafir Quraish.

Nabi menulis selembar surat dan memerintahkan agar surat itu hanya boleh dibuka setelah mereka
mengadakan perjalanan selama dua hari. Setelah perjalanan dua hari, surat itu pun dibuka yang mana di

dalamnya tertera,

"Teruskan perjalanan hingga engkau tiba di sebuah kebun kurma antara Makkah dan Thaif lalu sampaikan

informasi tentang mereka kepada kami."

Setelah Abdullah bin Jahsy melihat isi surat itu, dia berkata : "Sam’an wa tha’atan." (Aku mendengar dan aku

taat).
Dia memberitahu isi surat itu kepada sahabat-sahabatnya, seraya berkata ‘Aku diperintah untuk tidak

memaksa seorang pun di antara kalian. Siapa di antara kalian menginginkan mati syahid dan
mengharapkannya, maka silakan teruskankan perjalanan. Namun siapa yang tidak suka, maka dia boleh

kembali. Namun bagiku, aku akan tetap melaksanakan perintah Rasulullah"

Abdullah binJahsy melanjutkan perjalanan bersama sahabat-sahabatnya, dan tiada seorang pun di antara

mereka yang kembali, hingga tiba di sebuah tempat yang bernama Najran. Di sana unta Sa’ad bin Abi
Waqqas dan Utbah bin Ghazwan terlepas, sehingga mereka harus mencarinya dan tidak dapat bergabung.

Sementara Abdullah bin Jahsy meneruskan perjalanan bersama sahabat-sahabatnya yang lain sehingga tiba di
kebun korma yang dimaksudkan. Di sanalah mereka bertemu dengan kafilah dagang Quraish. Setelah

bermusyawwarah tidak berapa lama kemudian, Waqid bin Abdillah melepaskan anak panah mengenai Amr
bin Hadrami hingga membunuhnya dan mereka juga menawan AI Hakam bin Kaisan serta Utsman bin

Abdillah. Sedangkan Naufal bin Abdillah dapat melepaskan diri dan tidak dapat dikejar lagi. Abdullah bin
Jahsy bersama sahabat-sahabatnya membawa barang dagangan milik Quraish dan dua orang tawanan

(Hakam bin Kaisan serta Utsman bin Abdillah), hingga mereka menghadap Rasulullah.

"Aku tidak memerintahkan kalian untuk berperang pada bulan suci," sabda Rasulullah kepada mereka.

Baginda berdiam diri tanpa menyentuh sedikit pun barang dagangan dan dua orang tawanan tersebut.

Orang-orang kaflr Quraish mengeksploitasi peristiwa ini untuk melemparkan tuduhan terhadap orang-orang

mukmin dan mencerca Muhammad serta para sahabat beliau, mereka menyalahkan kaum muslimin sebagai
orang-orang yang tidak menjaga kesucian di bulan suci.

Kaum musyrikin Quraish menjadikan peristiwa ini sebagai alas an untuk memprovokasi dan menyebarkan huru
hara. Bahkan di kalangan kaum muslimin sendiri terjadi perdebatan tentang hal ini dan banyak di antara

mereka yang tidak bersetuju dengan tindakan Abdullah bin jahsy bersama sahabat-sahabatnya kerana mereka
telah melakukan larangan di bulan suci. Celaan dan cercaan mulai menghujani mereka dari segala penjuru

sehingga Abdullah bin Jahsy dan sahabat-sahabatnya merasa bumi ini begitu sempit buat mereka padahal ia
Iuas. Mereka menganggap bahwa diri mereka pasti akan dijatuhi hukuman mati karena tindakan itu. Keadaan

ini bertambah parah lagi kerana orang-orang Yahudi turut serta menyebarkan kekacauan.

Pada saat itulah turun ayat Al Quran yang menyanggah anggapan orang-orang musyrik dan menguatkan apa

yang dilakukan Abdullah bin Jahsy terhadap orang-orang musyrik: (2:217)


Kisah kedua

Sa’ad bin Abi Waqqash mengisahkan pengalamannya dengan ‘Abdullah. Kata Sa’ad, “Ketika terjadi perang
Uhud, ‘Abdullah bin Jahsy menemui saya seraya bertanya, “Tidak berdo’akah engkau?”

“Tentu…! “jawabku. Kami menyendiri ke suatu bahagian, lalu saya berdo’a: “Ya, Rabbi! Jika saya bertemu
musuh, pertemukanlah saya dengan orang yang sangat jahat dan buas. Saya akan bertempur melawannya.

Berilah saya kemenangan, sehingga dia tewas di tangan saya dan akan kurampas kelengkapan perangnya.”
‘Abdulllah bin Jahsy mengaminkan do’a saya. Kemudian dia berdo’a pula; ‘Wahai Allah! Berilah saya rezeki

seorang musuh yang sangat jahat dan kejam. Saya akan melawannya demi Engkau, tetapi kemudian dia
berjaya menewaskan saya. Kemudian dipotongnya hidung dan telinga saya. Kelak apabila saya menemui

Engkau, Engkau bertanya kepada saya :

“Mengapa hidung dan telingamu dipotong, hai ‘Abdullah?” Saya menjawab, “Karena membela Agama dan

Rasul Engkau!” Lalu Engkau berfirman, “Shaddaqta… (engkau benar).”


Kata Sa’ad selanjutnya, “Do’a ‘Abdullah bin Jahsy lebih bagus daripada do’a saya. Saya temui dia pada petang

hari, kudapati dia telah tewas sesuai dengan do’anya. Hidung dan telinganya dipotong dan digantung pada
sebatang pohon dengan seutas tali.”

Allah Ta’ala memperkenankan do’a ‘Abdullah bin Jahsy. Allah memuliakannya sebagai syahid, terbaring
bersama bapa saudaranya Sayyidus Syuhada, Hamzah bin ‘Abdul Muththalib. Beliau dibunuh oleh Abul Hakam

bin al Akhnas bin Syariiq.

Rasulullah menguburkan mereka berdua dalam satu kuburan. Air mata Rasulullah yang suci mengalir

menyirami kubur mereka, menambah harumnya darah syahid yang tertumpah melumuri jasad mereka.
IBRAH(PENGAJARAN KISAH 1)
1) Seorang mutarabbi haruslah guideline mematuhi murabbinya(sam’an wa tha’atan) selagimana tidak bercanggahan
dengan syara’ contohnya ketika Abdullah menuruti perintah Rasulullah supaya tidak membuka surat selagimana
belum mengadakan perjalanan selama 2 hari.
2) Pentingnya musyawwarah/syura di kalangan ikhwah @ dalam berorganisasi agar apa-apa keputusan yang diambil
ditanggung bersama implikasi baik ataupun buruknya. Sebagai contoh kisah kumpulan Abdullah Jahsy yang
membunuh Amr bin Hadrami setelah bermusyawwarah. Percayalah wahai ikhwah sekalian, di dalam syura ada barakah
yang turun dari langit. Idea yang kurang bernas daripada sekumpulan yang berbincang lebih baik daripada idea
seseorang yang bernas.
3) Pentingnya bertawakkal kepada Allah, sepertimana tawakkal Abdullah serta sahabat-sahabatnya kepada Allah dengan
redha akan nasib yang bakal menimpa mereka samada mereka akan dihukum bunuh @ diampunkan Allah. Dalam
konteks sebagai pelajar perlu tawakkal setelah berusaha bersungguh-sungguh, serahkan hasilnya kepada Allah
4) Berfikirlah dahulu sebelum bercakap @ berbuat sesuatu sepertimana kelakuan nabi yang berdiam diri sewaktu ramai
para sahabat yang lain tidak bersetuju dengan ijtihad Abdullah Jahsy & kumpulannya.
5) Senantiasalah memberi inspirasi & motivasi kepada ikhwah-ikhwah yang menghadapi masalah, melihat kepada tirai
sejarah bagaimana para sahabat menyalahkan Abdullah Jahsy & kumpulannya atas apa yang berlaku. Namun kenapa
kita tidak bersikap sebaliknya dimana kita memberi sokongan di waktu sahabat kita dalam kesusahan. Paling kurang,
kita berlapang dada & tidak meyalahkan mereka 100 %. Ingatlah serendah-rendah ukhuwwah adalah Salamatus Sadri
(berlapang dada).

IBRAH(PENGAJARAN KISAH 2)
1) Selalulah berdoa untuk mendapatkan sesuatu(contohnya mendapat isteri yang solehah) & meyakini akan janji Allah
untuk mengabulkannya. Jikalau tidak dikabulkan di dunia, mungkin di akhirat akan dilunaskan. Sebagai contoh doa
Saad bin Abi Waqqash untuk mendapatkan kemenangan(hidup mulia) & doa Abdullah Jahsy untuk menemui mati
syahid(kemenangan hakiki). Sesungguhnya doa adalah senjata orang mukmin & otak kepada segala ibadah yang kita
lakukan.
2) Pentingnya nasihat-menasihati antara sesama muslim contohnya kisah di mana Abdullah Jahsy mengajak Saad
Waqqash untuk berdoa bersama-sama dengannya. Di saat kita lalai & leka, seharusnya ada orang
lain(ikhwah@murabbi) ingatkan & sedarkan kita.
3) Pentingnya berlumba-lumba dalam melakukan kebaikan sepertimana kisah Abdullah jahsy dan Saad Waqqash yang
berlumba-lumba dalam berdoa & mencari redha Allah.
4) Bercita-cita untuk melakukan sesuatu jasa & bakti kepada agama Islam, janganlah hanya berpeluk tubuh tanpa
melakukan usaha-usaha dakwah seperti dakwah fardiah agar kita mempunyai jawapan andai ditanya oleh Allah
tentang sumbangan kita.

Nota kaki
1) Dalam riwayat lain. orang yang pertama yang memegang bendera Islam ialah Hamzah bin Abdul Muthathalib, bapa saudara Rasulullah.

2) Bulan Haram ialah bulan Dzul Qaidah, DzuI Hijjah, Muharram, dan Rejab. Dalam bulan-bulan tersebut orang Arab dilarang (haram)
berperang.

Anda mungkin juga menyukai