Anda di halaman 1dari 21

BAYAN SUBUH MARKAZ SRI PETALING,

MALAYSIA Hari Sabtu 27 Robi'ul Awwal


1444 H/23 Oktober 2022 Oleh HAZRATJI
SYAIKH MAULANA MUHAMMAD SA'AD
‫داﻣﺖ ﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬

Ihsan yang paling rendah adalah kita


buat baik kepada orang yang buat baik
kepada kita.

Orang bagi salam kepada kita maka kita


jawab salam dia. Bagi salam sunat dan
jawab salam wajib.

Buat baik kepada orang yang buat baik


kepada kita adalah kewajiban kita.
Memang kita kena buat baik kepada dia.

Kita kena buat baik kepada semua orang.

Ihsan yang paling tinggi adalah buat baik


kepada orang yang buat jahat kepada
kita.
Orang yang ada sifat taksub dia tidak
akan dapat buat baik kepada orang yang
buat jahat kepada dia.

Buat baik kepada orang yang buat jahat


adalah sifat Nabi saw dan juga sifat
semua khulafaur Rasyidin.

Umair bin Wahab al-Jumahi adalah salah


seorang pemuka kafir Quraisy Makkah
yang keras menentang dakwah Islam.
Bahkan, Umair bin Wahab juga adalah
salah seorang yang kerapkali menyiksa
Nabi Muhammad saw. dan umat Islam
ketika mereka masih tinggal di Makkah
atau belum hijrah ke Madinah.

Sama seperti pemuka kafir Quraisy


lainnya, Umair bin Wahab al-Jumahi juga
terlibat dalam perang Badar. Sebuah
perang antara pasukan umat Islam dan
pasukan kafir Quraisy Makkah, dimana
jumlah pasukan kafir tiga kali lipat lebih
banyak dari pasukan umat Islam. Meski
demikian, kemenangan ada di pihak
pasukan umat Islam.

Umair bin Wahab al-Jumahi cukup


beruntung. Dia tidak terbunuh dalam
perang Badar, sementara rekannya yang
juga pembesar kafir Quraisy Makkah Abu
Jahal dan Umayyah tewas dalam
pertempuran itu. Meski demikian, hasil
perang Badar menyisakan luka yang
mendalam di hati Umair bin Wahab al-
Jumahi karena anaknya, Wahab bin
Umair, menjadi tawanan pasukan umat
Islam.

Beberapa saat setelah peristiwa perang


Badar, Umair bin Wahab duduk-duduk
bersama Shafwan bin Umayyah di Hijir.
Ketika itu, Shafwan bin Umayyah
mengompor-ngompori Umair bin Wahab
untuk balas dendam kepada umat Islam.
Untuk memompa semangat balas
dendam Umair bin Wahab, Shafwan
berjanji akan melunasi semua hutang
dan memberikan perlindungan bagi
Umair bin Wahab dan keluarganya jika
misinya berhasil.

Tidak butuh waktu lama bagi Umair bin


Wahab untuk menerima tawaran
Shafwan tersebut. Berbekal pedang yang
tajam Umair bin Wahab al-Jumahi
berangkat ke Madinah dengan menaiki
unta untuk melaksanakan misi balas
dendam, yakni membunuh Nabi
Muhammad saw., sang junjungan umat
Islam.

Singkat cerita, sebagaimana dikutip dari


buku Sirah Nabawiyyah (Syekh
Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, 2012),
sambil menenteng pedang Umair bin
Wahab al-Jumahi akhirnya sampai di
depan Masjid Nabawi. Sayyidina Umar
bin Khattab dan para sahabat yang ketika
itu berada di depan masjid langsung
mengamankan Umair bin Wahab. Para
sahabat kemudian membawanya
menghadap Nabi Muhammad saw.
“Apa maksud kedatanganmu wahai
Umair?” kata Nabi Muhammad saw.

Umair bin Wahab tidak langsung


menjawab maksud dan tujuan
sebenarnya datang ke Madinah. Semula
ia menjawab bahwa kedatangannya ke
Madinah adalah untuk meminta agar
Nabi Muhammad saw. dan umat Islam
berbuat baik kepada para tawanan
perang Badar, dimana anaknya ada di
dalamnya.

Nabi Muhammad saw. yang sudah tahu


tujuan Umair terus mendesak Umair bin
Wahab untuk berkata jujur tentang
maksud kedatangannya ke Madinah.
Umair tetap keukeuh bahwa tujuannya ke
Madinah tidak lain adalah untuk itu,
meminta agar para tawanan perang
diperlakukan baik. Tidak ada tujuan lain.
Umair berkilah.

Nabi Muhammad saw. kemudian


memberitahukan pertemuan dan isi
pembicaraan antara Umair bin Wahab
dengan Shafwan bin Umayyah di Hijir
tempo hari sebelum ia berangkat ke
Madinah. Apa yang disampaikan Nabi
Muhammad saw. sama persis dengan
apa yang dibicarakan Umair bin Wahab
dengan Shafwan bin Umayyah pada
waktu itu. “Bukankah Shafwan hendak
menanggung hutang-hutangmu dan
keluargamu agar engkau mau
membunuhku? Demi Allah, mustahil
engkau akan bisa melaksanakannya,”
kata Nabi Muhammad saw.

Umair bin Wahab tertegun dengan apa


yang disampaikan Nabi Muhammad saw.
Bagaimana mungkin pembicaraan yang
hanya dilakukannya dengan Shafwan bin
Umayyah bisa diketahui oleh orang lain.
Maka seketika itu juga Umair bin Wahab
al-Jumahi yakin bahwa apa yang
disampaikan Nabi Muhammad saw.
adalah wahyu dari Allah. Umair lantas
mengucapkan dua kalimat syahadat dan
masuk Islam. Beberapa saat setelah itu,
Umair bin Wahab kembali ke Makkah dan
menyebarkan Islam di sana.

Hari ini kerosakan berlaku kerana cara


dan sikap kita sendiri, bukan dengan
sikap orang lain, tetapi dengan sikap kita
sendiri.

orang yang ada sifat inginkan kebaikan


untuk orang lain, maka orang ini Allah
akan jadikan dia asbab hidayat.

Membalas kebaikan kepada keburukan


yang dibuat kepada kita.

Rasulullah Tersenyum saat Sayyidina


Abu Bakar Dicaci Maki

Dalam Musnad al-Imâm Ahmad bin


Hanbal, terdapat sebuah riwayat yang
dicatat Imam Ahmad tentang seseorang
yang mencaci maki Sayyidina Abu Bakar
ash-Shiddiq. Berikut riwayatnya:
‫ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺠﻼن ﻗﺎل ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ‬
‫أﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ ﻋﻦ أﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮة‪ :‬أن رﺟﻼ ﺷﺘﻢ أﺑﺎ ﺑﻜﺮ‬
‫واﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‪ d‬ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺟﺎﻟﺲ‪ ،‬ﻓﺠﻌﻞ اﻟﻨﺒﻲ‬
‫ﺻﻠﻰ ا‪ d‬ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻳﻌﺠﺐ وﻳﺘﺒﺴﻢ‪ ،‬ﻓﻠﻤﺎ أﻛﺜﺮ رد‬
‫ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻌﺾ‬
‫ﻗﻮﻟﻪ‪ ،‬ﻓﻐﻀﺐ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‪ d‬ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وﻗﺎم‪ ،‬ﻓﻠﺤﻘﻪ‬
‫أﺑﻮ ﺑﻜﺮ‪ ،‬ﻓﻘﺎل‪ :‬ﻳﺎ رﺳﻮل ا‪ ،d‬ﻛﺎن ﻳﺸﺘﻤﻨﻲ وأﻧﺖ‬
‫ﺟﺎﻟﺲ‪ ،‬ﻓﻠﻤﺎ رددت ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻌﺾ ﻗﻮﻟﻪ ﻏﻀﺒﺖ‬
‫وﻗﻤﺖ‪ .‬ﻗﺎل‪) :‬إﻧﻪ ﻛﺎن ﻣﻌﻚ ﻣﻠﻚ ﻳﺮد ﻋﻨﻚ‪ ،‬ﻓﻠﻤﺎ‬
‫رددت ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻌﺾ ﻗﻮﻟﻪ‪ ،‬وﻗﻊ اﻟﺸﻴﻄﺎن‪ ،‬ﻓﻠﻢ أﻛﻦ‬
‫ﻷﻗﻌﺪ ﻣﻊ‬
‫اﻟﺸﻴﻄﺎن‪ (.‬ﺛﻢ ﻗﺎل‪) :‬ﻳﺎ أﺑﺎ ﺑﻜﺮ‪ ،‬ﺛﻼث ﻛﻠﻬﻦ ﺣﻖ‪ :‬ﻣﺎ ﻣﻦ‬
‫ﻋﺒﺪ ﻇﻠﻢ ﺑﻤﻈﻠﻤﺔ ﻓﻴﻐﻀﻲ ﻋﻨﻬﺎ ‪ d‬ﻋﺰ وﺟﻞ‪ ،‬إﻻ أﻋﺰ‬
‫ا‪ d‬ﺑﻬﺎ ﻧﺼﺮه‪ ،‬وﻣﺎ ﻓﺘﺢ رﺟﻞ ﺑﺎب ﻋﻄﻴﺔ ﻳﺮﻳﺪ ﺑﻬﺎ‬
‫ﺻﻠﺔ‪ ،‬إﻻ زاده ا‪ d‬ﺑﻬﺎ ﻛﺜﺮة‪ ،‬وﻣﺎ ﻓﺘﺢ رﺟﻞ ﺑﺎب ﻣﺴﺄﻟﺔ‬
‫ﻳﺮﻳﺪ )‪.‬ﺑﻬﺎ ﻛﺜﺮة‪ ،‬إﻻ زاده ا‪ d‬ﻋﺰ وﺟﻞ ﺑﻬﺎ ﻗﻠﺔ‬

‫‪Yahya menceritakan kepada kami dari‬‬


‫‪Ibnu ‘Ajlan, Sa’id bin Abi Sa’id‬‬
‫‪menceritakan kepada kami dari Abu‬‬
‫‪Hurairah, (dikatakan bahwa):‬‬

‫‪Sesungguhnya (ada) seorang laki-laki‬‬


‫‪mencela Abu Bakar, sedangkan Nabi‬‬
‫‪shallallahu ‘alaihi wasallam duduk.‬‬
(Kejadian itu) membuat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam terheran-heran dan
tersenyum. Kemudian, ketika Abu Bakar
(mulai) banyak menanggapi (atau
membantah) sebagian perkataan
(celaan) laki-laki tersebut, Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan
berdiri (pergi). Abu Bakar pun menyusul
Nabi, lalu berkata:

“Wahai Rasulullah, orang itu mencelaku,


engkau (hanya) duduk. Ketika aku
membantah sebagian perkataannya,
engkau berdiri (pergi) dan marah.”

Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya


ada malaikat bersamamu yang akan
membantah(nya) untukmu. Ketika kau
(mulai) membantah sebagian perkataan
(celaan)nya, setan datang. Aku tidak
(akan pernah mau) duduk bersama
setan.”

Nabi saw tidak pernah cuba jawab


tohmahan orang.
Kenapa kita cuba jawab tohmahan orang
kepada kita, kerana kita nak jaga nama
baik kita dalam kita buat usaha.

Kita kena ikut Nabi saw dalam semua


keadaan.

Dalam masa buat dakwah kita kena


sibukkan masa dengan amal, solat kita,
doa kita, tilawah kita.

JIka tidak masa2 kosong kita, kita akan


sibukkan diri untuk jawab tohmahan
orang kepada kita.

JIka ada persoalan yang berkait dengan


maksud pengutusan Nabi saw maka
Allah akan terus bagi jawaban.

JIka ada persoalan yang tidak berkait


dengan maksud pengutusan Nabi saw
maka Allah tidak terus bagi jawaban.

‫ا ًﺮ‬ ْ‫ذﻛ‬ ‫ﻋﻠَ ﻴﻜُﻢ‬ ‫ﺳ‬


‫ْ ﻣ ْﻨﻪ‬ ‫ﺎ ْﺗ ُﻠﻮ‬
‫ْ‬ ‫ﻋﻦ‬
‫َ‬ ‫و ﺎ ُﻟﻮ‬
‫ﻧ ﻞ‬ ‫ذي ا‬ ‫َﻳ َﻧﻚ‬
‫ْﻴ ﻗ‬ ‫ْﻟ‬ ‫ﺴ‬
‫ﻦ‬
‫ﻘ‬
‫ْﺮ‬
Dan mereka bertanya kepadamu (wahai
Muhammad), mengenai Zulkarnain.
Katakanlah: "Aku akan bacakan kepada
kamu (wahyu dari Allah yang
menerangkan) sedikit tentang
perihalnya." (QS Al Kahfi:83)

d‫ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬d‫ﻋﻦ أﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ ا‬


‫ إﻧﻤﺎ أﻫﻠﻚ ﻣﻦ‬:‫ "دﻋﻮﻧﻲ ﻣﺎﺗﺮﻛﺘﻜﻢ‬:‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
‫ﻛﺎن‬
‫ ﻓﺈذا‬،‫ واﺧﺘﻼﻓﻬﻢ ﻋﻠﻰ أﻧﺒﻴﺎﺋﻬﻢ‬، ‫ﻗﺒﻠﻜﻢ ﻛﺜﺮة ﺳﺆاﻟﻬﻢ‬
‫ وإذا أﻣﺮﺗﻜﻢ ﺑﺄﻣﺮ ﻓﺄﺗﻮا‬،‫ﻧﻬﻴﺘﻜﻢ ﻋﻦ ﺷﻲء ﻓﺎﺟﺘﻨﺒﻮه‬
((.‫ﻣﻨﻪ ﻣﺎ اﺳﺘﻄﻌﺘﻢ" ))ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬

Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda, "Jangan bertanya


kepadaku yang tidak perlu tentang hal-
hal yang tidak aku sebutkan kepadamu.
Sesungguhnya, orang-orang sebelum
kamu akan dihukum karena mereka
terbiasa mengajukan banyak pertanyaan
kepada para nabi mereka dan memiliki
perbedaan pendapat tentang hal itu
dengan nabi-nabi mereka. Jauhi apa
yang saya larang bagimu dan lakukan
apa yang saya perintahkan kepadamu
dengan kemampuan dan kapasitas
terbaikmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

fitnah akan terangkat apabila kita


sibukkan rakan seusaha dengan amal,
sehingga mereka tiada masa pun nak
fikirkan tentang perkara2 fitnah.

Buat usaha umumi


Hubungkan diri kita dengan masjid
Keluar jalan Allah

apabila orang lama hanya keluar secara


khusus, tidak buat usaha secara umumi,
maka kita akan terjebak dalam fitnah.

Apa yang kita makan adalah lautan dan


fikiran yang keluar daripadanya adalah
seumpama mutiara.

Jika lautannya baik maka hasil


mutiaranya juga adalah baik.

Satu-satunya cara untuk umat ini selamat


daripada fitnah harta dan lain-lain
melainkan dengan bantu agama Allah.
Inilah satu-satunya cara untuk bantu
umat ini yang disebutkan dalam al-Quran
dan Hadis, Allah akan bagi kekuatan
padanya dan pelihara dia untuk
terselamat daripada semua fitnah.

Sunnah Nabi saw telah hilang dalam


dakwah dan ta'lim kita.

Pemkikiran orang yang hilang akal


mengatakan kita boleh buat dakwah dan
buat ta'lim dengan bukan cara Nabi saw.

Buat dakwah tanpa naqlu harkat adalah


pemikiran orang yang tidak betul.

Kita kena gunakan jasad kita sendiri


untuk buat dakwah.

Sebagaimana solat, kita tidak boleh


gunakan orang lain atau alat lain untuk
tunaikan solat.
Begitu juga dakwah, kita kena gunakan
tulang empat kerat kita buat dakwah.
Kita kena buat mujahadah, kena
bergerak, kena buat gash dan ziarah
untuk buat dakwah.

Anda mungkin juga menyukai