Anda di halaman 1dari 27

Bagaimana kau mengenal Allah ?

1. (Kutipan Kitab Sirrul Asrar, Bab 1 Kembali ke Sumber Azali, hal 36, oleh Sultanul Auliya’
- Al-Ghautsul A’zham Syekh Abdul Qodir al-Jailani)

“Allah meninggikan orang yang beriman dan


orang berilmu di antara kalian beberapa derajat”,
(al - Mujadilah (58):11)

“Apakah sama orang yang mengetahui dengan


orang yang tidak mengetahui ? ”,
(az - Zumar (39):9)

Tafakur mengenai Makrifat, yang disertai tekat kuat untuk mengenal


Allah Swt, dianggap lebih utama daripada Seribu Tahun ibadah.
Sebab, tafakur seperti itu adalah pengetahuan yang sejati.
Pengetahuan sejati adalah maqam Tauhid.

Rasulullah Saw memuji tingkatan ini dalam sabdanya,


“Ada satu tingkatan yang didalamnya Semua dan Segala Sesuatu dihimpun,
yaitu Makrifat – ilmu”.

Allah Swt dalam sebuah hadis Qudsi, berfirman,


“AKU adalah Harta tersembunyi.
AKU ingin dikenal. Karena itulah KU-ciptakan makhluk”.

Jadi manusia diciptakan oleh Allah


agar ia berusaha memperoleh Pengetahuan dan mengenal Penciptanya.

Rasulullah Saw bersabda :


“Menuntut ilmu Wajib atas setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan”

Ilmu itu adalah tingkatan ilmu yang tertinggi, Makrifat, yang akan membawa seseorang
menuju sumbernya, yaitu Hakikat (Hakikat adalah substansi atau esensi). Mempelajari ilmu
Makrifat merupakan Fardhu Ain (Kewajiban Individu).
Ilmu lainnya hanya diperlukan sesuai dengan kegunaannya. Misalnya, untuk kepentingan nafsu,
manusia memerlukan ilmu duniawi.

Ya Allah, karuniakanlah ilmu dan keikhlasan kepada kami.


Ya Allah, anugerahkanlah kami kemudahan dan mudahkanlah segala urusan kami. amin.

Manusia takkan bisa mencapai Hakikat (Makrifat) kecuali dengan menyucikan dirinya. Itulah
Kebenaran dan Kebaikan Sejati. Ketika ia mencapai ilmu tentang Hakikat Allah, semua
kebodohannya sirna. Tingkatan ini takkan bisa dicapai melalui pembelajaran, hanya Allah yang
dapat mengajarkannya, tanpa perantara. DIA-lah satu-satunya Guru yang memberikan suatu
pengetahuan seperti yang diberikan kepada Khidir.

1
Orang yang dianugerahi pengetahuan ini akan meraih tingkatan Makrifat sehingga ia
mengenal Tuhannya dan menyembah-NYA.

Karena itu, Rasulullah Saw, panutan kita dan orang yang suci dari dosa, mengajari kita cara
memohon ampunan atas dosa-dosa tersembunyi yang selama ini kita anggap sebagai amal saleh.
Bahkan beliau sendiri memohon ampunan sebanyak 100x (seratus kali) dalam sehari.
Allah Swt memerintahkan Rasulullah "untuk memohon ampunan atas dosa-dosamu dan untuk
orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan" (Q.S. Muhammad (47):19).

Beliau adalah Nabi yang menjadi teladan bagi kita dalam pertobatan. Beliau mengajari kita
untuk memohon kepada Allah agar DIA menghapuskan hawa nafsu, keegoan, dan semua sifat
buruk kita. Inilah Tobat Sejati. Seorang alim mengetahui bahwa kesucian lahir tidaklah memadai,
karena Allah melihat jauh ke dalam lubuk hati seseorang. Karena itu, kita harus menyucikan hati
dengan tobat.

Nabi bersabda :
“Barang siapa menyembah Allah berdasarkan kebodohan, maka yang ia dapatkan akan
lebih banyak merusak, daripada memperbaiki”.

Dalam Hadis yang lain, Nabi bersabda :


Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu. Beliau memilih ilmu,
akhirnya beliau diberi pula kerajaan dan harta benda (HR. Ad Dailami).

Ya Allah, Janganlah ENGKAU uji kami.


Ya Allah karuniakanlah kepada kami kedekatan dengan-MU tanpa ujian.
Ya Allah, Karuniakanlah kedekatan dan kelembutan-MU kepada kami.
Ya Allah, dekatkanlah kami kepada-MU dan jangan jauhkan kami dari-MU.
Sebab kami tidak kuat jauh dari-MU dan tidak mampu bertahan menghadapi cobaan-MU.
Anugerahilah kami kedekatan dengan-MU tanpa disertai api cobaan.
Jika memang harus disertai dengan api cobaan, Jadikanlah kami seperti salamander (binatang
sejenis ikan) yang bisa bertelur dan mengerami telurnya di api tanpa api itu membahayakan dan
membakarnya.
Jadikan api itu bagi kami seperti api yang membakar Nabi Ibrahim, Kekasih-MU.
Tumbuhkan rerumputan di sekitar kami, sebagaimana ENGKAU menumbuhkannya di sekitar Nabi
Ibrahim.
Jadikan kami tidak bergantung pada segala hal, sebagaimana ENGKAU membuatnya tidak bergantung
pada sesuatu pun. Kasihi dan kendalikanlah kami sebagaimana ENGKAU mengendalikannya, dan
lindungilah kami sebagaimana ENGKAU melindunginya. Amin.

Majulah kalian dan pungutlah buah hikmah, maka Allah akan merahmati kalian. Aku tidak
menginginkan kedatangan kalian kepadaku, tapi yang aku inginkan adalah DIA mendatangi
kalian.

“Katakanlah, aku tidak meminta sesuatu pun kepadamu atas seruanku


kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. (al - Syura (42):23)
2
1b. (Kutipan Kitab Sirrul Asrar, Bab 11 Kebahagian dan Penderitaan, hal 107, oleh Sultanul
Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham Syekh Abdul Qodir al-Jailani)

Suatu hari, seorang bertanya kepada Syekh Yahya ibn Muaz al - Razi,
“Bagaimana kau mengenal Allah ?”.
Beliau menjawab, “Dengan menyatukan hal-hal yang berlawanan”.

SEGALA HAL yang berlawanan berkaitan dengan (dalil dalam Al Qur’an dan Hadis),
bahkan menjadi syarat untuk memahami, sifat-sifat Allah.
Manusia merupakan cermin yang memantulkan kebenaran Ilahi.
Dalam wujudnya, manusia meliputi seluruh semesta. Karena itulah ia disebut penyatu
yang majemuk-makrokosmos. Allah telah menciptakannya dengan tangan-NYA sendiri,
tangan kasih sayang-NYA, dan tangan kekuatan serta amarah-NYA. Karena itu, manusia
merupakan cermin yang menampilkan baik sisi yang kasar dan keras maupun sisi yang
halus dan indah.

Semua nama Ilahi diejawantahkan dalam diri manusia, sedangkan semua makhluk
lainnya hanya bersisi tunggal. Allah menciptakan iblis dan keturunannya dari sifat amarah-
NYA. DIA menciptakan malaikat dari sifat rahmat-NYA. Sifat kewalian dan ketekunan
beribadah ada pada para malaikat, sedangkan iblis dan para pengikutnya, yang diciptakan
Allah dari sifat amarah-NYA, memiliki sifat zalim. Karena itulah Iblis bersikap sombong dan
enggan ketika diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Adam.

Karena manusia memiliki sifat yang mulia sekaligus tercela, dan karena Allah telah
memilih para rasul dan wali-NYA dari kalangan manusia maka para utusan-NYA pun tidak
terlepas dari kesalahan. Sebagai penerima risalah, para nabi terpelihara dari dosa-dosa
besar. Namun, mereka tidak luput dari dosa-dosa kecil. Berbeda dengan para nabi, para wali
tidak suci dari dosa. Namun, jika mereka telah mencapai kesempurnaan dalam pendekatan
diri kepada Allah maka mereka akan terpelihara dari dosa.

Syekh Syaqiq al-Balkhi, semoga Alah menyucikan ruhnya, berkata, “Ada lima tanda
Kesalehan” :
1. Sifat yang baik dan hati yang lembut
2. Sering menangis karena tobat
3. Kesederhanaan dan mengabaikan dunia
4. Tidak serakah
5. Memiliki kesadaran diri.

Tanda seorang Pendosa pun ada lima,


1. Berhati keras
2. Memiliki mata yang tak pernah menangis
3. Cinta dunia dan segala urusan duniawi
4. Serakah
5. Tidak memiliki kesadaran atau rasa malu

3
Rasulullah Saw menisbatkan empat sifat kepada orang yang Saleh, yaitu :
1. Dapat dipercaya dan menjaga serta menunaikan amanat yang disampaikan
kepadanya
2. Selalu menepati janji
3. Jujur dan tak pernah berdusta
4. Tidak kasar dan tidak melukai hati orang lain

Rasulullah Saw juga menyebutkan empat ciri Pendosa, yaitu :


1. Khianat, tak dapat dipercaya dan tidak menunaikan amanat
2. ia tidak menepati janji
3. ia suka berdusta
4. Ketika berbicara, ia suka menyerang dan mengutuk sehingga ia sering melukai
hati orang lain.

Disamping itu, orang yang berdosa enggan memaafkan kesalahan orang lain. Inilah tanda
orang yang tidak beriman, karena memaafkan merupakan ciri utama seorang Mukmin.
Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw :
“Jadilah Pemaaf, suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang
yang bodoh”. (al-A’raf (7) : 199).

Perintah, “Jadilah pemaaf” tidak hanya berlaku atas Rasulullah Saw. Perintah itu
berlaku atas setiap orang yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw. Jika seorang
raja menitahkan kepada gubernur untuk melakukan sesuatu maka perintah itu pun berlaku
atas masyarakat yang ada di bawah pimpinan sang gubernur, meskipun raja itu mengatakan
hanya kepada sang gubernur.

Ungkapan “Jadilah pemaaf”, sama saja dengan ucapan “Biasakanlah memaafkan dan
jadikan pemaaf sebagai sifatmu, bagian dirimu sendiri”. Rasulullah juga bersabda, “Siapa
saja yang bersifat pemaaf, ia akan menerima salah satu nama Allah, yakni Yang Maha
Pengampun”.
Allah berjanji, … Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas
(tanggungan) Allah… (al-Syura (42):40).

Ketahuilah, kebaikan dapat berubah menjadi kemaksiatan, dan kemaksiatan menjadi


kebaikan tidak dengan sendirinya, tetapi karena usaha dan perbuatan manusia. Rasulullah
Saw bersabda, “semua anak dilahirkan sebagai muslim. Orangtuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Setiap manusia punya potensi untuk menjadi
orang baik atau jahat. Karena itu, kita tak patut menghakimi seseorang atau sesuatu
sepenuhnya baik atau sepenuhnya jahat.

Pandangan yang benar adalah bahwa jika kebaikan seseorang lebih banyak
daripada keburukannya, berarti ia orang baik, dan jika keburukannya lebih banyak
daripada kebaikannya, berarti ia orang jahat.

4
“Ya Allah, Kendalikanlah urusan kami di dunia dan akhirat, janganlah ENGKAU
menyerahkan diri kami kepada jiwa kami maupun kepada salah satu makhluk-MU.”

Dan tidak berarti bahwa seseorang akan masuk surga tanpa melakukan amal baik sedikit
pun, atau bahwa ia dimasukkan ke neraka tanpa melakukan kejahatan sedikit juga.
Pandangan seperti itu bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Allah telah menjanjikan
surga kepada hamba-NYA yang beriman dan beramal saleh, dan DIA mengancam pelaku
maksiat, tidak beriman, dan menyekutukan Allah dengan azab neraka.

Allah berfirman :
Barang siapa mengerjakan amal saleh maka itu untuk dirinya sendiri, dan barang siapa
mengerjakan kejahatan, itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah
kamu dikembalikan. (al-Jatsiyah (45) : 15).

Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan atas perbuatannya. Tidak ada yang dirugikan pada
hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-NYA. (al-Gafir (40):17)

Dan bahwa seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
(al-Najm (53):39)

Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah. (al-Baqarah (2):110).

2. (Kutipan Buku Logika Agama, hal 220, oleh Prof Dr. M. Quraih Shihab)

2a. Berkonsentrasi beribadah kepada Allah tidak bertentangan dengan kesungguhan mencari
rezeki karena bekerja dengan halal mencarinya merupakan bagian dari ibadah. Bahkan bisa
jadi, mencari rezeki dengan tujuan membantu keluarga dan fakir miskin lebih utama
daripada aneka ibadah sunnah.
Dikisahkan sahabat Nabi memuji seseorang yang menghabiskan waktunya beribadah di
mesjid.
Mendengar pujian itu, Rasul Saw bertanya : “Siapa yang menanggung hidupnya ?”.
Mereka menjawab : “Saudaranya yang di pasar”.
Rasul Saw berkomentar : “Saudaranya itu lebih baik daripadanya “.

2b. Perintah dalam Al-Quran untuk Bekerja mencari Rezeki.


”Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu
beruntung.”
(QS. Al-Jum’ah (62) : 10)

2c. Nabi Saw mengingatkan kepada seseorang yang tidak menambat untanya dengan dalih
bertawakkal dengan berkata bahwa :
“Ikatlah dahulu baru bertawakkal”.
Karena itu, tawakkal pada hakikatnya adalah berusaha sekuat tenaga dan dalam batas
yang halal baru menyerahkan kepada Allah untuk menetapkan hasilnya dan menerima
dengan baik terhadap hasil yang ditetapkan-NYA itu.

5
Tapi Tawakkal menurut Imam Al-Ghazaly mempunyai 3 (tiga) tingkat :
1. Serupa dengan perlakuan seseorang kepada wakilnya yang ia percaya kejujurannya,
kemampuannya, serta keinginannya untuk memberi yang terbaik kepada yang
diwakilinya.
2. Seperti layaknya bayi kepada ibunya.
3. Seperti seorang mati terhadap yang memandikannya.

3. (Kutipan Kitab Bekal yang Cukup, hal 370, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham
Syekh Abdul Qodir al-Jailani).
3a. Shalat Tahajjud
Ada banyak hadis yang tercantum dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta
kitab-kitab lainnya, yang berisi tentang anjuran untuk mengerjakan shalat tahajjud malam
hari. Diantara hadis-hadis tersebut adalah :

Abdullah berkata : Seorang laki-laki datang mengadu kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, si
fulan tidur malam hari sampai shubuh dan ia tidak shalat”.
Nabi berkata, “Telinga orang itu telah dikencingi setan”.

Dalam hadis lain Nabi bersabda, “Saat seseorang tidur, setan mengikat kepalanya dengan
tiga ikatan. Ketika ia terbangun dan menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan.
Ketika ia berwudhu, terlepaslah satu ikatan lagi. Dan ketika ia shalat dua rakaat, terlepaslah
semua ikatan yang menjeratnya sehingga jadilah ia orang yang bersemangat dan berjiwa
baik. Sebaliknya jika ia tetap terikat oleh ikatan setan, ia akan menjadi malas dan berjiwa
buruk”.

Disunnahkan untuk memanjangkan shalat malam, terutama saat berdiri. Shalat malam
dilakukan dua rakaat dua rakaat. Jika ia hendak melaksanakan shalat malam empat rakaat
dengan satu salam, maka itu juga dibolehkan. Bagi Rasulullah, shalat malam adalah suatu
kewajiban, bentuk qurbah (pendekatan diri pada Allah), dan karramah (kemuliaan).
Sedangkan bagi umatnya, shalat malam adalah penyempurna dan pelengkap bagi shalat
fardhu.

Abu Muslim bertanya kepada Abu Dzar, “Shalat malam apakah yang paling utama ?”.
Abu Dzar menjawab, “Aku telah menanyakan hal ini kepada Rasulullah dan beliau
menjawab, “Shalat yang dilakukan pada sepertiga yang terakhir dari waktu malam, (dalam
redaksi lain : pada pertengahan malam). Hanya saja, sedikit sekali orang yang
melakukannya.

Abu Hurairah berkata, Nabi bersabda, “Ketika tiba sepertiga penghujung malam, Allah
turun ke langit dunia. DIA berkata,
Siapa yang berdoa kepada-KU, AKU akan mengabulkannya,
Siapa yang memohon ampun kepada-KU, AKU akan mengampuninya,
Siapa yang memohon rezeki kepada-KU, AKU akan memberikan rezeki kepadanya,
Siapa yang memohon agar dihindarkan dari mara bahaya, AKU akan menghindarkannya
dari bahaya”. Allah berkata demikian hingga matahari terbit.
6
Penjelasan mengenai turunnya Allah setiap malam ke langit dunia sesuai dengan cara
dan kehendak-NYA, lalu mengampuni dosa-dosa orang yang dikehendaki-NYA. Turunnya
Allah ini adalah memang benar-benar turun, tidak bisa diartikan dengan turunnya
pahala dan rahmat-NYA, seperti yang diyakini kaum Mu’tazilah dan Asy’ariyah.

Sebagaimana tersirat dalam hadis yang diriwayatkan Ubbadah bin ash-Shamit bahwa
Nabi bersabda, “Allah turun setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam yang
terakhir. Siapa pun yang meminta sesuatu kepada-NYA pasti dikabulkan permintaannya,
siapa pun yang memohon ampun kepada-NYA pasti diampuni, dan siapa pun yang
mengalami kesulitan hidup, lalu meminta tolong kepada-NYA pasti dibebaskan dari
kesulitannya. Ini berlangsung hingga waktu shubuh, kemudian DIA kembali lagi ke langit”.

3b. Rakaat Shalat Tahajud Rasulullah


Urwah berkata : Aisyah menceritakan kepadaku bahwa Nabi biasa mengerjakan shalat
malam sebanyak tiga belas rakaat dan dua rakaat shalat fajar”.
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi mengerjakan shalat malam sebanyak dua belas
rakaat, kemudian shalat witir satu rakaat. Ada pula yang mengatakan bahwa beliau
mengerjakan shalat malam sebanyak sepuluh rakaat, lalu ditutup dengan witir satu rakaat.

Tentang tatacara shalat malam Nabi, Aisyah bercerita,


“ Aku tidak pernah melihat Nabi shalat malam dengan posisi duduk kecuali saat beliau
sudah memasuki usia senja. Ketika itu beliau melaksanakan shalat malam dengan posisi
duduk. Ketika ayat yang tersisa dari surah yang beliau baca tinggal tiga puluh atau empat
puluh ayat, beliau membacanya dalam keadaan berdiri, kemudian beliau ruku’ “.

Nabi bersabda, “Shalatlah pada malam hari meskipun waktunya hanya selama memerah air
susu kambing”. Dan waktu selama itu, terkadang hanya bisa untuk mengerjakan shalat
empat atau dua rakaat.

Dari Siti Aisyah, Nabi pernah ditanya, “Amal apakah yang paling utama ?
Nabi menjawab, “Amal yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit”.

3c. Tips mudah Bangun Malam


Ada beberapa cara yang patut dipraktekkan untuk mempermudah bangun malam :
1. Mengkomsumsi makanan yang halal.
2. Istiqamah dalam bertobat yang disertai rasa takut akan ancaman azab Allah dan rindu
akan janji-NYA.
3. Menjauhi makanan syubhat dan menghindarkan diri dari terus-menerus berbuat dosa,
mengikis keinginan-keinginan duniawi, menghindari kecintaan hati terhadap harta
dengan mengingat kematian, dan banyak memikirkan setiap fase yang akan ditemui
setelah kematian.

7
Seorang laki-laki bertanya kepada al-Hasan, “Wahai Abu Said, aku ingin sekali dapat
bangun malam, bahkan aku telah mempersiapkan air untuk bersuci, namun mengapa
aku tidak dapat bangun ?”
Al-Hasan menjawab, “Itu karena dosa-dosamu telah membelenggumu”.
4. Sedikit makan dan minum dan terbiasa mengosongkan lambung dari dua hal itu.
Aun bin Abdullah berkata, “Di kalangan Bani Israil ada sekelompok orang yang giat
beribadah. Ketika mereka menghadiri perjamuan, seorang dari mereka berdiri seraya
berkata, “Janganlah kalian banyak makan. Sebab banyak makan akan menyebabkan
kalian banyak tidur, dan jika kalian banyak tidur, maka kalian akan sedikit beribadah”.
5. Senantiasa merasa sedih, susah, gelisah, dan menyandarkan hati secara terus-menerus.
Cara ini dapat menghidupkan hati dan berpikir terus-menerus tentang alam malakut
dan akhirat.
6. Jangan terlalu membebani anggota tubuh dengan urusan dunia karena akan membuat
anggota tubuh menjadi lelah. Namun jika dalam kondisi lelah, hendaknya ia memilih
shalat pada awal malam (sebelum tidur) sehingga dia tetap dapat melakukan shalat
malam.
Walaupun lebih utama melakukan shalat malam pada sepertiga akhir malam
setelah bangun tidur. Amalam semacam ini tentunya merupakan amal yang sangat
memberatkan, dan itu biasanya hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang sangat
dekat dengan Allah, ahli dzikir, ahli tafakur, dan orang-orang yang hatinya selalu hidup.

3d. Diantara tipu daya iblis yaitu kepada sekelompok orang yang ahli ibadah qiyamullail
(Tahajud) semalam suntuk, akan tetapi setelah menjelang tiba waktu Subuh mereka
tidur, hingga terlewatkan sholat subuh, atau bangun masih dalam waktu subuh akan tetapi
ketinggalan berjama’ah, dan bermalas-malasan karena masih ngantuk dan tidak mampu
mencari kasab (nafkah) untuk keluarga karena mengantuk.

(dikutip dari Kitab Talbisul iblis, hal 158)


3e. Cara Menepis Perasaan Malas untuk Shalat Tahajjud
Jika seseorang telah diliputi oleh rasa malas, dikepung oleh banyak kesalahan, terhalang
dari mengerjakan shalat tahajjud, padahal ia ingin masuk ke dalam golongan orang-orang
yang patuh dan senantiasa memohon ampunan kepada-NYA pada waktu malam, maka
langkah-langkah berikut ini bisa dilakukannya agar ia bisa mengerjakan shalat Tahajjud :
A. Pertama
1. Beristighfar kepada Allah, tiga kali sebelum tidur.

8
Astaghfirullah al azhim alladzi la ilaha illa huwa al-hay al-qayyum, mimma qaddamtu
wa ma akhartu wa ma a’lantu wa ma asrartu wa ma asraftu wa ma anta a’lamu bihi
minni. Anta al-muqaddimu wa anta al-mu-akhkhiru wa anta ala kulli syay’in qadir.
Artinya :
hamba memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Hidup, Maha Mandiri dan Maha
Agung, tidak ada Tuhan kecuali DIA. hamba memohon ampunan dari setiap dosa di
masa lalu dan masa mendatang, dosa yang hamba lakukan secara terang-terangan atau
tersembunyi dan umur hamba yang telah hamba habiskan dalam dosa. ENGKAU lebih
mengetahui dari diri hamba. ENGKAU Yang Terdahulu dan Yang Terkemudian, dan
ENGKAU Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. Lalu membaca Basmallah.


3. Lalu membaca sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat dari akhir surat al-Kahfi.
4. Dilanjutkan dengan membaca ayat ke-285 dari surat al-Baqarah.
5. Lalu membaca surat al-Kafirun.
Dengan bacaan-bacaan ini, Allah akan membangunkannya, menjadikannya orang yang
terbiasa shalat malam dengan kenikmatan-NYA yang luas, ampunan-NYA yang menyeluruh,
dan penjagaan-NYA bagi segenap Mukmin.

B. Kedua, selain bacaan diatas, bacalah doa berikut :

Ya Allah, bangunkan hamba pada waktu yang paling ENGKAU sukai


dan jadikanlah hamba mampu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang paling disukai disisi-MU,
dimana perbuatan tersebut dapat mendekatkan hamba kepada-MU sedekat-dekatnya
dan menjauhkan hamba dari kebencian-MU sejauh-jauhnya,
di waktu yg paling ENGKAU sukai itu
saat hamba memohon kepada-MU, ENGKAU memperkenan permohonan hamba
saat hamba memohon ampun kepada-MU, ENGKAU mengampuni hamba
dan saat hamba berdoa kepada-MU, ENGKAU mengabulkan doa hamba.

Ya Allah, janganlah ENGKAU membuat hamba merasa aman dari kemarahan-MU.


Janganlah ENGKAU kuasakan diri hamba kepada selain-MU.
Janganlah ENGKAU singkap tirai-MU dari diri hamba
Janganlah ENGKAU membuat hamba lupa dari mengingat-MU
dan janganlah ENGKAU menjadikan hamba kedalam golongan orang yang lalai.

Dikatakan bahwa orang yang membaca doa ini sebelum tidur, maka Allah akan
menurunkan tiga malaikat yang akan membangunkannya untuk shalat. Saat ia shalat dan
berdo’a, ketiga malaikat itu turut mengamini doanya. Namun jika setelah bangun, ia tidak
mengerjakan shalat, maka para malaikat tersebut akan beribadah di udara dan pahala
ibadah mereka akan dicatatkan baginya.

9
C. Ketiga, bacalah doa berikut :

Ya Allah, bangunkan hamba dari tempat tidur hamba


untuk dapat mengingat-MU, bersyukur kepada-MU,
Mendirikan Shalat untuk-MU,
Beristighfar kepada-MU, membaca kitab-MU
dan memperindah ibadah hamba kepada-MU.

D. Keempat, bacalah juga doa berikut :

Ya Allah, Pencipta dan Pemelihara Tujuh Langit dan Arasy yang Agung
Rabb hamba dan Rabb segala makhluk
Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al - Furqan
Yang membelah biji-bijian
dan menumbuhkan tanaman dari biji tersebut
hamba berlindung kepada-MU dari kejahatan setiap orang yang hendak berbuat kejahatan
dan dari kejahatan semua makhluk Yang ENGKAU-lah sebagai pengendali mereka

Ya Allah, ENGKAU Maha Awal Tiada sesuatu pun Yang mendahului-MU


ENGKAU Maha Akhir Tiada sesuatu pun setelah diri-MU
ENGKAU Maha Dhahir Tiada sesuatu pun Yang melebihi-MU
ENGKAU Maha Batin Tiada sesuatu pun Yang lebih tersembunyi dari-MU
Lunasilah hutang-hutang hamba dan bebaskanlah hamba dari kefakiran

Doa terakhir ini adalah kalimat terakhir yang diucapkan Nabi saat akan tidur.

3f. (Kutipan Kitab Fathur Rabbani, hal 420, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham
Syekh Abdul Qodir al-Jailani).
Saat bermunajat kepada Allah Nabi Musa A.s. berkata, “Ya Rabb, berwasiatlah
kepadaku”,
lalu DIA berkata kepadanya, “AKU berwasiat kepadamu dengan diri-KU dan dengan
permintaan-KU”.
Nabi Musa mengulang pernyataannya sebanyak empat kali, dan jawaban yang diterimanya
tetap sama dengan jawaban yang pertama.
Disini, DIA tidak berkata kepadanya, “mintalah dunia” atau “mintalah akhirat”.

Seakan-akan DIA berkata,


“AKU berwasiat kepadamu untuk menaati-KU dan tidak bermaksiat kepada-KU. AKU
berwasiat kepadamu untuk memohon agar bisa dekat dengan-KU. AKU berwasiat
kepadamu untuk meng-ESA-kan AKU dan beramal karena diri-KU. AKU berwasiat
kepadamu untuk berpaling dari selain diri-KU”.

10
Jika hati sudah benar dan mengenal-NYA, ia akan mengingkari selain diri-NYA, merasa
rindu kepada-NYA, merasa asing dengan selain diri-NYA, merasa nyaman bersama-NYA, dan
merasa letih bersama selain-NYA.
Ya Allah, Hidupkanlah kami dalam keadaan Taat kepada-MU dan bangkitkanlah kami
bersama orang-orang yang Taat kepada-MU. Amin
Wahai kaum, serahkanlah semua urusan kalian kepada Allah. Sebab DIA lebih tahu
tentang diri kalian daripada kalian sendiri. Tunggulah kelapangan-NYA. Sebab dari waktu ke
waktu, kelapangan pasti akan datang. Jadilah kalian pelayan-NYA dan berusahalah untuk
membuka pintu-NYA dan menutup pintu makhluk, maka DIA akan memperlihatkan kepada
kalian berbagai keajaiban yang belum pernah kalian perkirakan sebelumnya.

Wahai saudaraku, kembalilah kepada Allah dengan Hatimu. Orang yang bertobat
adalah orang yang kembali kepada-NYA.

DIA berfiman :
“Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu”. (QS. az-Zumar (39) : 54)

Tobat , adalah langkah pertama menuju kesempurnaan.


Tobat adalah inti suatu keadaan. Orang yang mengaku sudah bertobat tapi belum
mengubah sesuatu yang ada dalam hatinya sebelum pertobatan, berarti ia telah berdusta
dalam pertobatannya. Jika kamu sudah mengubah Hatimu, maka DIA akan mengubah
dirimu.
DIA berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” . (QS . ar - Ra’d (13) : 11)

Wahai kaum, kalian harus mengerjakan amalan hati dengan penuh keikhlasan.
Keikhlasan yang sempurna adalah bersih dari segala sesuatu selain Allah yang
sumbernya adalah Mengenal diri-NYA.

“Ya Allah, karuniakanlah kepada kami Cinta-MU bersama ampunan dan kesehatan.”

Semua amal yang dilakukan untuk selain diri-NYA adalah Batil. Karena itu, beramallah,
cintailah, bertemanlah dan mintalah kepada Zat Yang ;

“tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan DIA, dan DIA-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat”. (QS. Asy-Syura (42) : 11)

Tak ada yang pantas diharapkan, tak ada tujuan lain dan tak ada kekasih di
dunia ini dan di akhirat, kecuali Allah. Puasa ruhani batal jika cinta kepada selain Allah,
meski sebesar atom, memasuki hati. Jika itu terjadi kita harus memulainya lagi,
membangkitkan tekat dan niat untuk kembali kepada Cinta-NYA di dunia ini dan di akhirat.

Sebab Allah berfirman,


“Puasa adalah untuk-KU,
dan AKU-lah yang akan membalasnya”.
11
3g. (Kutipan Kitab Sirrul Asrar, hal 240, Bab 21 Shalat dan Wirid, oleh Sultanul Auliya’ - Al-
Ghautsul A’zham Syekh Abdul Qodir al-Jailani).

Setiap tengah malam, bangunlah untuk shalat Tahajud – yang berarti bangun dari tidur.
Tahajud adalah kebangkitan setelah kematian. Ketika seseorang bangun untuk tahajud, ia
akan memiliki hati dan pikiran yang jernih. Agar kekhusyukanmu tidak rusak, jangan
terlibat dalam berbagai kegiatan yang lazim seperti makan dan minum.

Segera setelah bangun tidur, dengan kesadaran akan hari kebangkitan, bacalah :

1.
Al-hamdu lillah al-ladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilyahi al-nusyur

Artinya :
Segala Puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan
kepada-NYA kami akan dibangkitkan.

2. Kemudian, bacalah sepuluh ayat terakhir surat Ali-Imran (QS. 3, Ayat 190-200)

3. Setelah itu berwudu dan berdoalah :

Mahasuci Allah – segala puji bagi-MU. Hanya kepada-MU hamba berdo’a.


hamba memohon ampunan-MU atas dosa-dosa hamba. Ampunilah dosa-dosa hamba,
ampunilah seluruh diri hamba. Terimalah tobat hamba. ENGKAU Maha Penyayang,
ENGKAU Maha mengampuni.
Ya Allah, masukkanlah hamba ke golongan orang yang menginsafi kesalahan mereka
dan masukkanlah hamba ke golongan hamba-MU yang suci, yang bersabar, yang
bersyukur, yang mengingat-MU dan yang memuji-MU siang dan malam.

4. Lalu, seraya menengadahkan tangan ke langit, katakanlah :

hamba bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Esa, tak bersekutu dan
hamba bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-NYA.
hamba berlindung kepada kasih sayang-MU dari azab-MU.
hamba berlindung kepada keridhaan dan cinta-MU dari murka-MU.
hamba berlindung kepada-MU dari-MU.
hamba tidak mengenal-MU seperti ENGKAU mengenal diri-MU sendiri.
hamba tidak dapat memuji-MU sepenuhnya.
hamba adalah hamba-MU dan anak hamba-MU.
Dahi hamba, yang padanya ENGKAU tuliskan nasib hamba, berada di tangan-MU.
Takdir-MU berlaku atas diri hamba.
Apa pun yang ENGKAU tetapkan atas diri hamba pantas untuk hamba.
hamba bentangkan kedua tangan hamba di hadapan-MU dan karunia yang ENGKAU
berikan kepada keduanya.
12
hamba bersimpuh di hadapan-MU, seraya hamba ungkapkan semua dosa hamba.
Tak ada Tuhan selain ENGKAU, ENGKAU Maha Pengasih dan hamba adalah orang yang
zalim.
hamba adalah pelaku maksiat. hamba telah menganiaya diri hamba sendiri. Karena
hamba adalah hamba-MU, ampunilah dosa-dosa hamba yang besar.
ENGKAU adalah Tuhan hamba dan hanya ENGKAU yang dapat memberikan ampunan.

5. Lalu menghadap kiblat, ucapkanlah,

“Allah Maha Besar. Segala Puji bagi-NYA. hamba mengingat dan menyucikan-NYA siang
dan malam”.

6. Kemudian membaca masing-masing 10 (sepuluh) kali :

Maha Suci Allah

Segala puji dan syukur bagi Allah

Tidak ada Tuhan selain Allah

7. Kemudian dirikanlah shalat dua belas rakaat, dengan mengucapkan salam setiap dua
rakaat.

Karena Rasulullah Saw bersabda, “Shalat malam dilaksanakan dua rakaat, dua rakaat”.

Allah Swt memuji orang-orang yang melaksanakan shalat di tengah malam :

“dan pada sebagian malam, Shalat tahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu.
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”. (al-Isra’ (17) : 79)

“lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya
dengan takut dan harap, dan mereka menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan
kepada mereka. Maka tidak Seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan”. (al-Sajdah (32) : 16-17)

13
8. Di ujung malam, bangunlah untuk shalat witir tiga rakaat sebagai penutup rangkaian
shalat pada hari itu. Pada rakaat ketiga, setelah membaca surat al-Fatehah dan satu
surat dari Al-Qur’an, angkatlah tangan seperti di awal shalat seraya mengucapkan :

Allahu Akbar – Allah Mahabesar,

lalu bacalah doa Qunut :

Ya Allah, hamba memohon pertolongan-MU dan hamba memohon ampunan serta


petunjuk-MU. hamba beriman kepada-MU, hamba berpaling kepada-MU, hamba
berserah diri kepada-MU dan hamba memuji-MU atas semua kebaikan. hamba
bersyukur kepada-MU dan hamba tidak ingkar kepada-MU. hamba mencela dan
menjauhkan diri dari orang-orang yang berbuat maksiat kepada-MU.

Ya Allah, kepada-MU hamba mengabdi, kepada-MU hamba berdo’a dan sujud, kepada-
MU hamba memohon pertolongan. hamba memohon kasih sayang-MU dan takut akan
azab-MU. Sesungguhnya azab-MU akan menimpa orang-orang yang tidak beriman
kepada-MU.

Selain Shalat dan Zikir yang telah disebutkan diatas, orang yang berkhalwat juga harus
membaca surat Al – Ikhlas sebanyak seratus kali setiap hari, seratus kali shalawat kepada
Nabi Muhammad Saw, yaitu “Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa ala ali
Muhammad wa shahbihi wa sallim - Ya Allah limpahkan rahmat-MU atas pemimpin kami
Muhammad dan atas keluarga Muhammad serta para sahabat dan selamatkanlah, dan
seratus kali doa berikut ini :

Astaghfirullah al azhim alladzi la ilaha illa huwa al-hay al-qayyum, mimma qaddamtu wa ma
akhartu wa ma a’lantu wa ma asrartu wa ma asraftu wa ma anta a’lamu bihi minni. Anta al-
muqaddimu wa anta al-mu-akhkhiru wa anta ala kulli syay’in qadir.
Artinya :
hamba memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Hidup, Maha Mandiri dan Maha Agung,
tidak ada Tuhan kecuali DIA. hamba memohon ampunan dari setiap dosa di masa lalu dan
masa mendatang, dosa yang hamba lakukan secara terang-terangan atau tersembunyi dan
umur hamba yang telah hamba habiskan dalam dosa. ENGKAU lebih mengetahui dari diri
hamba. ENGKAU Yang Terdahulu dan Yang Terkemudian, dan ENGKAU Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
14
3h. (Kutipan BUKU Setan dalam Al-Qur’an, hal 30, oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab)

Konon, makhluk yang kemudian bernama iblis ini, pada mulanya bernama Azzazil
dalam arti Ketua Para Malaikat. Ia sangat taat beribadah dan karena itu, ketika Allah
memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam, perintah ini diarahkan juga kepadanya,
tetapi karena ia enggan, ia mendapat murka.

Allah : “(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat : ‘Sujudlah kamu kepada
Adam,’ maka sujudlah mereka tetapi iblis (enggan sujud). Ia adalah dari golongan jin, maka
ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil ia dan turunan-turunannya
sebagai pemimpin selain dari pada-KU, sedangkan mereka adalah musuhmu ? Amat
buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim” (QS. Al-Kahf (18)
: 50).

Kedurhakaan pertama yang dikisahkan oleh al-Qur’an adalah kedurhakaan iblis, dan
rayuan pertama yang ditujukan kepada manusia guna mendurhakai Allah Swt adalah yang
dilakukan oleh iblis.

Iblis enggan sujud kepada Adam, padahal ia termasuk yang diperintah Allah untuk
sujud. Sujud kepada Adam bukan berarti menyembahnya, tetapi sujud penghormatan atas
kelebihan yang dianugerahkan Allah kepada manusia pertama itu : “Sesungguhnya, Kami
telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan
kepada para Malaikat : ‘Bersujudlah kamu kepada Adam,’ mereka pun bersujud tetapi iblis
(enggan bersujud). ia tidak termasuk mereka yang bersujud” (QS. Al-A’raf (7) : 11).

Allah Yang Maha Mengetahui bertanya kepada iblis : “Apakah yang menghalangimu untuk
bersujud (kepada Adam) saat AKU menyuruhmu ?
Iblis menjawab : aku lebih baik daripadanya, ENGKAU ciptakan aku dari api, sedangkan ia
ENGKAU ciptakan dari tanah “ (QS. Al-A’raf (7) : 12).

Kita berhenti sejenak mendengar pendapat ulama tentang pertanyaan Allah dan
jawaban iblis di atas. Pertama mengapa iblis sedemikian berani menolak perintah Allah ini..?
bukankah iblis mengaku, sebagaimana ia tegaskan dan dibenarkan oleh al-Qur’an bahwa :
“Sesungguhnya, aku takut kepada Allah dan Allah sangat pedih siksa-NYA” (QS. Al-Anfal (8)
: 48).

Kalau demikian, apa yang menjadikan ketakutannya itu sirna, sampai-sampai bukan
saja menolak sujud, tetapi tetap bertekad dan membangkang ?
bahkan, iblis dan anak cucunya bersikeras untuk terus-menerus durhaka kepada Allah.
Apakah ia meremehkan siksa Allah ? jelas tidak !
bukankah iblis sendiri telah mengakui : “Allah sangat pedih siksa-NYA” (QS. Al-Anfal (8) :
48).

Agaknya, yang menjadikan iblis demikian berani adalah keangkuhannya. Seorang yang
angkuh akan terdorong untuk melakukan dosa pada saat ia diminta melakukan kebaikan.
Ada saja makhluk yang nekat, walau telah mengetahui bahaya yang menantinya. Kenekatan
itu dilahirkan oleh keangkuhan : “Apabila dikatakan kepadanya : ‘Bertakwalah kepada
15
Allah ! bangkitlah keangkuhannya yang menyebabkan ia berbuat dosa. Maka, cukuplah
(balasannya) neraka jahanam. Dan sungguh, neraka jahanam itu tempat tinggal yang
seburuk-buruknya” (QS. Al-Baqarah (2) : 206).

Jadi, iblis memilih berbuat dosa dan menolak sujud kepada Adam karena
kesombongannya, walaupun sebenarnya ia mengenal dan takut kepada Tuhan. Selanjutnya,
ia melawan dan melawan walaupun ia sadar bahwa ia akan celaka, juga karena
kesombongannya.
Iblis yang jiwanya dipenuhi oleh keangkuhan itu lupa diri ketika membangkang dan lupa
diri pula ketika bersikeras dalam kedurhakaan. Ia tidak peduli apa pun yang terjadi. Kalau ia
harus celaka, biarlah ia celaka dan akan sangat puas hatinya kalau kecelakaan yang sama
menimpa pula musuhnya. Itulah logika iblis dan setan, dan dari sini dapat dipahami
mengapa ia terus-menerus berusaha untuk menjerumuskan manusia.

Selanjutnya, iblis menolak perintah sujud dengan menggunakan Nalarnya untuk


membangkang perintah Allah Swt. Di sana, ia menilai Allah keliru dengan perintah-NYA
itu. Sesungguhnya, iblis telah menempuh jalan yang sesat karena nalar tidak dapat
digunakan untuk mengubah atau membatalkan perintah Allah yang jelas lagi terperinci :
“Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui” (QS. Al –Baqarah (2) : 216)

3i. Dari kutipan pada poin no. 3f dan no. 3g diatas, dapatlah dipetik pemahaman yaitu :

3i1. Bahwa bergantung kepada Nalar akan membawa Mudharat dan Kesialan seperti yang
terjadi pada Iblis, yaitu Kedudukannya yang Mulia sebagai Azzazil dalam arti Ketua
Para Malaikat dicopot dan ia mendapat laknat Allah sehingga terusir dari Surga.

3i2. Tentang Pentingnya berdo’a untuk memohon agar bisa dekat dengan Allah
dengan redaksi kalimat do’a seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw yaitu
seperti pada kutipan poin no. 3e diatas, dan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam
Kitab karyanya yaitu Fathur Rabbani, sbb :

Ya Allah, kami memohon kepada-MU dapat berdekatan dengan-MU tanpa cobaan.


Perlakukan kami dengan lembut dalam qadha dan qadar-MU. Jagalah kami dari
keburukan orang-orang yang buruk dan tipu daya orang-orang yang berbuat
maksiat. Lindungi kami dengan cara yang ENGKAU kehendaki.
Kami memohon kepada-MU karunia dan kekuatan dalam Agama, Dunia dan
Akhirat. Kami memohon kepada-MU diberikan petunjuk untuk melakukan amal
saleh dan keikhlasan dalam beramal.

16
4. DO’A

(Kutipan ceramah oleh Prof Dr. M. Quraih Shihab, Youtube : Prof. Dr. M. Quraish Shihab – Doa)

4a. Kutipan ceramah menit ke 5:57 yaitu agar kita berdoa dengan bahasa yang mudah kita
Pahami (bahasa Indonesia).

4b. Kutipan ceramah menit ke 25:40 yaitu agar kita mendoakan Kebaikan untuk orang lain,
maka kita akan mendapat doa Kebaikan yang sama oleh para Malaikat. Dan doa para
Malaikat tidak ditolak oleh Allah.

4c. (Kutipan Buku Logika Agama, hal 76, oleh Prof Dr. M. Quraih Shihab)

Keinginan sementara orang untuk menerjemahkan al-Fatihah dalam shalat, sekalipun


boleh jadi motivasinya baik, tetap tidak dibenarkan karena shalat adalah ibadah murni
yang diperintahkan kepada kita untuk mengikuti tatacara Nabi Saw dalam melaksanakan
shalat.
Beliau dan sahabat-sahabat beliau pun yang berkunjung ke daerah-daerah yang
berpenduduk tidak berbahasa Arab, tidak pernah menganjurkan atau mengajarkan agar
bacaan-bacaan shalat diterjemahkan.
Di sisi lain, untuk memahami maknanya, dapat saja mempelajarinya di luar shalat. Di
samping itu, untuk mewujudkan khusyu’ tidak harus dengan memahami makna. Jika Anda
membayangkan bahwa shalat yang dilakukan adalah shalat terakhir dan segera sesudahnya
maut akan merenggut nyawa Anda, pasti shalat Anda akan khusyu’.

Karena itu sering kali mendengar anjuran sebelum shalat yang mengatakan, “Shalatlah
shalatnya orang yang segera akan berpisah dengan kehidupan duniawi.

17
5. KESIMPULAN
Salah satu cara untuk mengenal Allah adalah seperti dijelaskan pada poin no. 1b, yaitu :
Suatu hari, seorang bertanya kepada Syekh Yahya ibn Muaz al - Razi,
“Bagaimana kau mengenal Allah ?”.
Beliau menjawab, “Dengan menyatukan hal-hal yang berlawanan”.

Dengan menggunakan metoda seperti yang dijelaskan oleh Syekh Yahya ibn Muaz al–Razi,
maka beberapa dalil dari Al-Quran dan Hadis yang berlawanan disatukan pada alinea berikut
supaya untuk memudahkan mengkajinya dan mendapat pemahaman yang utuh.

5a. Dalil dari ayat Al-qur’an dan hadis pada poin no. 2 diatas, diantaranya yaitu :
Dikisahkan sahabat Nabi memuji seseorang yang menghabiskan waktunya beribadah di
mesjid.
Mendengar pujian itu, Rasul Saw bertanya : “Siapa yang menanggung hidupnya ?”.
Mereka menjawab : “Saudaranya yang di pasar”.
Rasul Saw berkomentar : “Saudaranya itu lebih baik daripadanya “.

Dari kutipan-kutipan tersebut memotivasi dan memerintahkan kita agar bekerja keras
mencari penghasilan untuk kehidupan kita.

5b. Kutipan dari Kitab Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq Azza wa Jalla (Bekal yang Cukup
menuju Allah Azza wa Jalla) pada poin no. 3 diatas, diantaranya yaitu :

Hadis yang berbunyi, yaitu:


Abu Muslim bertanya kepada Abu Dzar, “Shalat malam apakah yang paling utama ?”.
Abu Dzar menjawab, “Aku telah menanyakan hal ini kepada Rasulullah dan beliau
menjawab, “Shalat yang dilakukan pada sepertiga yang terakhir dari waktu malam, (dalam
redaksi lain : pada pertengahan malam). Hanya saja, sedikit sekali orang yang
melakukannya.

Penjelasan oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham Syekh Abdul Qodir al–Jailani,
yaitu :

Jangan terlalu membebani anggota tubuh dengan urusan dunia karena akan
membuat anggota tubuh menjadi lelah. Namun jika dalam kondisi lelah, hendaknya ia
memilih shalat pada awal malam (sebelum tidur) sehingga dia tetap dapat melakukan shalat
malam.

Firman Allah Swt, yaitu :


“Dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-KU”
(al-Dzariyat (51) : 56)

Dari dalil-dalil di atas, dapatlah dipetik pemahaman bahwa hendaknya kita lebih
memprioritaskan Sholat Tahajud, dan agar supaya kita kuat dan bisa istiqomah untuk
melaksanakan sholat tahajud hendaknya kita berdo’a memohon pertolongan Allah Swt.

18
6. (Kutipan Kitab Fathur Rabbani; hal 42, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham Syekh
Abdul Qodir al-Jailani).

Rasulullah Saw bersabda,


“Sedekah yang paling Utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian mengajarkan
kepada muslim lainnya”, (HR. Ibnu Majah).

“Sedekah yang paling Utama ialah kamu memberi makan Hati yang lapar”,
(HR. Al- Baihaqi).

Ilmumu memanggilmu, akan tetapi kamu tidak mendengarkan panggilannya karena kamu
tidak memiliki kepekaan hati. Dengarkanlah panggilannya dengan izin dari hati dan batinmu.
Terimalah perkataannya karena kamu dapat memanfaatkannya.

Mengamalkan ilmu dapat mendekatkan dirimu kepada Sang Mahatahu yang telah menurunkan
ilmu. Jika kamu mengamalkan ketetapan ini yang merupakan ilmu yang pertama, maka kami
akan menjelaskan kepadamu esensi ilmu yang kedua sehingga kamu memiliki dua esensi ilmu
yang mengalir serta mengisi hatimu dengan hikmah juga dengan ilmu Zhahir dan Batin.

Dalam kondisi ini, kamu harus menyedekahkannya untuk membantu saudara dan kerabat
sesama Muslim. Cara menyedekahkan ilmu tersebut adalah dengan jalan
menyebarkannya serta mengajak orang lain untuk kembali kepada Allah.

Wahai saudaraku, barangsiapa yang bersabar akan mendapat penghargaan.


Allah berfirman :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa
batas”. (QS. Az-zumar (39):10)

Makanlah dari hasil Usahamu, namun Jangan makan dari hasil Agamamu.
Berusahalah dan makanlah, lalu bantulah orang lain dengan
harta dari hasil usahamu.

Nabi bersabda :
“Manusia adalah keluarga Allah dan manusia yang paling dicintai-NYA adalah yang paling
bermanfaat bagi keluarga-NYA”.

Bantulah orang lain sekarang ini sehingga DIA pun akan membantumu besok, pada hari
kiamat, dengan rahmat-NYA.
Sayangilah penghuni Bumi sehingga penghuni Langit pun akan menyayangimu.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru R.a., bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah Saw, “Bagaimana Islam yang paling baik ?”
Beliau menjawab, “Kau berikan makanan dan kau baca salam terhadap orang yang kau
kenal dan tidak kau kenal”.
(Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Bukhari, nomor hadis 12)

“Ya Allah, Jadikanlah kami berperilaku baik di sisi-MU dalam semua situasi dan kondisi, dan
berperilaku baik pula bersama orang-orang saleh diantara hamba-hamba-MU.”
19
7. (Kutipan Kitab Fathur Rabbani; hal 458, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham
Syekh Abdul Qodir al-Jailani).
Ada 2 (dua) macam bentuk sampainya seseorang kepada Allah, berbentuk Umum dan
Khusus.
1. Pertama yang dimaksud Umum disini adalah sampainya seseorang kepada-NYA setelah ia
meninggal dunia.

2. Kedua yang dimaksud Khusus disini adalah sampainya Hati seseorang kepada-NYA sebelum
ia meninggal dunia.

Kondisi yang kedua ini, dialami oleh orang-orang yang berusaha keras menentang keinginan
jiwanya dan melepaskan diri dari makhluk dalam hal yang berkaitan bahaya dan manfaaat.
Jika ia terus dalam kondisi seperti ini, ia akan sampai kepada-NYA seperti sampainya
orang awam kepada-NYA setelah meninggal dunia.

“Ya Allah, Lindungilah kami dari diri rendah kami sendiri, dari hawa nafsu kami dan
setan-setan kami. Masukkanlah kami ke dalam kelompok-MU, dan kecualikanlah kami
dari hukuman-MU yang tiba-tiba. Dekatkanlah Hati kami kepada-MU sebelum kami
mati, dan anugerahilah kami Pertemuan Khusus sebelum Pertemuan Umum. Amin.”

8. (Kutipan Kitab Sirrul Asrar; hal 91, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham Syekh
Abdul Qodir al-Jailani).

Melihat Allah mengandung dua pengertian :

1. Melihat langsung manifestasi (perwujudan) sifat-sifat Allah Yang Maha Indah di Akhirat.
2. Melihat manifestasi sifat-sifat Ilahi di Dunia ini yang tercermin pada Hati yang Suci.
pada konteks ini, penglihatan itu adalah manifestasi cahaya** yang memancar dari
Keindahan Mutlak Allah dan dilihat oleh mata Hati.

(Penjelasan makna kata Cahaya** dalam konteks diatas, yaitu dalam istilah Sufi
rangkaian kalimat Do’a disebut sebagai Cahaya, terkadang disebut sebagai Pakaian atau
Makanan. Sedangkan untuk Dzikir sering disebut sebagai Minuman).

Mengenai realitas yang dilihat mata hati, Allah menjelaskan bahwa,


Hati tidaklah mendustakan apa yang dilihatnya. (Al-Najm (53) : 11).

Perihal melihat manifestasi Ilahi melalui perantara, Rasulullah Saw bersabda,


“Mukmin adalah cermin bagi Mukmin lainnya”.
Kata “Mukmin” yang pertama mempunyai makna yaitu, Hati Suci seorang Mukmin adalah
Cermin, sedangkan kata “Mukmin” yang kedua mengacu kepada DIA (ALLAH) yang memberi
manifestasi-NYA pada cermin itu. DIA-lah Allah Swt.

20
Siapa saja yang telah sampai pada maqam penyaksian manifestasi sifat-sifat Allah di dunia ini
niscaya akan melihat Zat Allah di hari kiamat tanpa bentuk atau rupa.

Hakikat ini telah ditegaskan oleh banyak Kekasih dan para Pecinta.

Hadhrah Umar Ra berkata, “Hatiku melihat Tuhanku dengan Cahaya Tuhanku”.

Hadhrah Ali Ra berkata, “Tidaklah aku berdoa kepada Allah kecuali aku melihat-NYA”.

Mereka berdua tentu melihat Cahaya Terang manifestasi sifat-sifat Ilahi.


Jika seseorang melihat Cahaya Matahari yang menyelinap melalui Jendela dan berkata,
“Aku melihat Matahari”, maka ucapannya itu benar.

“Ya Allah, Jadikanlah kami mengetahui diri-MU sehingga kami pun mengenal-MU.
Amin.”

9. (Kutipan Kitab Fathur Rabbani; hal 290, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham
Syekh Abdul Qodir al-Jailani).
Rasulullah Saw bersabda,
“Orang yang tidak peduli darimana sumber makanan dan minumannya, Allah tidak peduli dari
pintu mana DIA memasukkannya ke dalam neraka”.

(Penjelasan makna kata “makanan” dalam konteks hadis diatas yaitu dalam istilah Sufi
rangkaian kalimat do’a diistilahkan dengan makanan dan kalimat dzikir diistilahkan sebagai
minuman.)

Wahai saudaraku, memakan makanan haram dapat mematikan hatimu, sedangkan


memakan makanan yang halal dapat menghidupkannya. Sesuap makanan dapat menyinari
hatimu dan dapat pula menggelapkannya. Sesuap makanan dapat membuatmu sibuk dengan
dunia dan dapat pula membuatmu sibuk dengan akhirat. Sesuap makanan dapat membuatmu
menjauhkan diri dari keduanya (dunia dan akhirat) dan dapat pula membuatmu menginginkan
Pencipta keduanya. Makanan haram dapat membuatmu sibuk dengan dunia dan menjadikanmu
mencintai maksiat, sedangkan makanan yang mubah dapat membuatmu sibuk dengan akhirat
dan menjadikanmu mencintai berbagai bentuk ketaatan.

Makanan halal dapat mendekatkan hatimu kepada Allah. Makanan ini tidak dapat diketahui
kecuali dengan mengenal-NYA, dan cara mengenal-NYA adalah dengan melalui Hati, bukan
tulisan (seperti sekedar membaca ribuan buku).

Dari Hatilah DIA dapat dikenal, bukan dari makhluk-NYA. Mengenal-NYA hanya dapat
diperoleh setelah mengamalkan hukum-NYA, membenarkan-NYA, mengesakan-NYA dan
mempercayai-NYA dan setelah keluar dari makhluk (makhluk adalah segala sesuatu selain
Allah). Kamu harus mendatangkan hakikat Islam yang berupa berserah diri kepada Allah
(artinya kita mohon semua kebutuhan kita kepada Allah dan kemudian berserah diri kepada-
NYA). Keluarkanlah jiwa dan makhluk dari Hatimu dan penuhilah hatimu dengan Pencipta
keduanya (yakni Allah) sampai DIA mengembalikan penciptaan kepadamu. Semua ini tidak
akan datang dengan puasa di siang hari dan shalat di malam hari, namun dengan
penyucian Hati dan pembersihan Sirr (Sirr adalah wujud terdalam diri kita/inti Hati).

21
Untuk kemudahan diri kita dalam mendapatkan makanan dan minuman yang Terbaik bagi
Hati kita, gunakanlah referensi dari Kitab-kitab Karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang sangat
populer dan teruji keshahihannya serta sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
diantaranya yaitu Kitab Sirrul Asrar, Kitab Fathur Rabbani, dll.

Ya Allah, kami memohon kepada-MU untuk bisa bersabar bersama-MU. kami memohon
kepada-MU ketakwaan, perasaan cukup, terbebas dari segala hal, menyibukkan diri dengan-
MU dan hilangnya hijab antara kami dengan-MU.

10. (Kutipan Kitab Fathur Rabbani; hal 402, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham
Syekh Abdul Qodir al-Jailani).
Nabi Isa A.s. berkata, “Amal Shaleh adalah amal yang dalam melakukannya tidak
seharusnya menimbulkan beban pada pelakunya”.

Berusahalah untuk memperoleh Makrifat Allah, karena Makrifat itu adalah menghilang
bersama-NYA, berada bersama Takdir, Kekuasaaan dan Ilmu-NYA.
Makrifat tersebut secara umum bersifat Fana dalam semua perbuatan dan ketentuan-NYA.

Perkataanmu menunjukkan isi hatimu. Lisan adalah terjemahan hati. Jika hati rusak,
perkataan yang keluar darinya terkadang benar dan terkadang salah. Kamu tidak akan dapat
mengubah sesuatu yang ada pada lisan jika yang dalam hati terus berubah-ubah.
jika kerusakan hati telah hilang, maka yang diucapkan lisan adalah Kebenaran. Begitu pula saat
kemusyrikan telah hilang dari hati, yang diucapkan lisan adalah Kebenaran.

Namun ketika hati berlaku syirik dan mengikuti jejak makhluk, lisan pun akan berubah-ubah,
tergelincir, dan berdusta. Ada sebagian manusia yang sumber perkataannya berasal dari hatinya,
ada yang berasal dari sirr-nya, dan ada pula yang berasal dari jiwa, hawa nafsu, setan, dan
kebiasaannya.

“Ya Allah, Jadikanlah kami sebagai orang-orang Mukmin dan jangan jadikan kami sebagai orang-
orang munafik”.

11. (Kutipan Kitab Bekal Yang Cukup; hal 155, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham
Syekh Abdul Qodir al-Jailani).

UMAT TERBAIK

Berbahagialah menjadi umat Muhammad, dari Seluruh umat para Nabi dan Rasul, Umat
Nabi adalah umat yang Terbaik. Dan orang-orang Terbaik dari umat beliau adalah para Sahabat
yang semasa dengannya, hidup bersamanya, berdampingan, dan bergaul dengannya. Mereka
beriman kepadanya, membenarkannya, menyatakan janji setia padanya, mengikuti jejaknya, ikut
berperang bersamanya, mengorbankan jiwa dan harta, membela dan mendukungnya.

Dalam menyikapi perselisihan yang pernah terjadi di antara mereka, umat Islam harus
menahan diri tidak mengorek-ngorek perpecahan itu. Sebaliknya, alangkah lebih baiknya jika
yang dibicarakan Keutamaan dan Kemuliaan mereka. Jadi serahkan masalah yang pernah
terjadi di antara mereka kepada Allah yang lebih mengetahui atas segala sesuatu.

22
Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang datang sesudah kaum Muhajirin dan Anshar mereka berdoa,
Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu
dari kami, dan janganlah ENGKAU biarkan kedengkian (bersemi) dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman,
Ya Tuhan kami, sesungguhnya ENGKAU Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” .
(QS. al-Hasyr (59) : 10).

“Itulah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu
usahakan; dan kamu tidak diminta pertanggungan jawab tentang apa yang mereka kerjakan
(QS. Al-Baqarah (2) : 141).

Nabi bersabda,
“Jika sahabat-sahabatku dibicarakan, maka tahanlah pembicaraan itu !”.

Dalam hadis lain beliau bersabda,


“Jauhilah oleh kalian dari membicarakan perselisihan yang terjadi di antara sahabat-sahabatku.
Sebab, seandainya salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, maka
tetap tidak akan menandingi satu mud pun dari yang mereka infakkan, atau setengahnya”.

Beliau juga bersabda,


“Berbahagialah orang-orang yang pernah melihatku, dan orang yang pernah melihat orang-
orang yang pernah melihatku”.

Dalam sabdanya yang lain


“Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Barangsiapa yang mencela mereka, maka laknat
Allah-lah yang akan didapatinya”.

Dari Anas, Nabi bersabda,


“Allah telah memilihku dan memilih sahabat-sahabat untukku. DIA menjadikan mereka sebagai
penolong saudaraku. Sungguh, di akhir zaman nanti akan datang suatu kaum yang merendahkan
sahabat-sahabatku. Karena itu, janganlah kalian makan, minum, mengadakan pernikahan, shalat,
maupun menshalati mereka ketika mereka mati. Sebab, mereka akan mendapat laknat dari
Allah.”

Beliau juga bersabda,


“Sahabat-sahabatku itu bagaikan Bintang-bintang. Dari sahabat mana pun kalian mengambil
ucapannya, kalian akan mendapat petunjuk”.

Ya Allah, Jadikanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang dapat melihat-MU di dunia
dengan kedua mata hatinya, dan di akhirat dengan kedua mata kepalanya.

Ya Allah, semoga do’a kami menjadi do’a yang layak ditujukan kepada-MU,
dan “berilah kami kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat
dan lindungilah kami dari siksa neraka.” (QS. Al – Baqarah (2) : 201)

Ya Allah, wahai Tuhan kami, terimalah daripada amalan kami,


sesungguhnya ENGKAU-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
23
12. (Kutipan Kitab Sirrul Asrar; hal 146, oleh Sultanul Auliya’ - Al-Ghautsul A’zham Syekh
Abdul Qodir al-Jailani).

Wahai manusia, bangunlah dan bertobatlah agar mendapatkan ilmu dari Tuhanmu.
Berjuanglah ! Allah memerintahkanmu :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang yang bertakwa. (yaitu) orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan yang menahan amarahnya, dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”. (Ali Imran
(3):133-134)

Pilihlah jalan itu dan bergabunglah dengan kafilah ruhani yang menempuh jalan kembali
kepada Allah. Sebentar lagi jalan itu akan ditutup, dan takkan kaudapati seorang pun teman
seperjalanan. Kita tidak diturunkan ke dunia yang buas dan rusak ini untuk bersantai, kita tidak
diutus ke sini hanya untuk makan, minum, dan buang hajat.

Nabi kita, Muhammad Saw, selalu mengamatimu. Beliau prihatin melihat keadaanmu. Beliau
tahu apa yang akan terjadi saat beliau bersabda,
“Rasa sakitku disebabkan oleh umatku di akhir zaman”.

Ahli ilmu lahir memungut dari permukaan, sedangkan para Arif mereguknya dari
kedalaman samudra. Ilmu seorang Arif merupakan Rahasia hakiki Allah Swt. Tak seorang pun
mengetahui apa yang diketahui-NYA selain DIA.

“Ya Allah, anugerahilah kami ilmu dan ketulusan dalam semua tindakan kami.
Anugerahilah kami tilikan yang tajam ke dalam ilmu-MU dan kemantapan dalam tilikan
kami.”

Allah berfirman :
“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-NYA.
Kursi Allah seluas langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya”.
(al - Baqarah (2) : 255)

Orang beruntung yang dikarunia ilmu-NYA adalah para Nabi dan Kekasih-NYA yang
senantiasa berjuang mendekatkan diri kepada-NYA.

“Sesungguhnya DIA mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”.


“Allah, tidak ada Tuhan selain DIA.
DIA memiliki nama-nama yang indah”.
(Thaha (20): 7-8)

Allah Maha Mengetahui.

Segala Puji bagi Allah, yang dengan anugerah rahmat-NYA amal-amal yang baik bisa
diselesaikan.

24
DAFTAR PUSTAKA
Bagaimana kau mengenal Allah ?

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Sirrul Asrar (Hakikat Segala Rahasia Kehidupan), Jakarta,
Penerbit Zaman, 2011.
2. Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq Azza wa Jalla (Bekal
yang Cukup menuju Allah Azza wa Jalla), Bekasi, Penerbit Sahara, 2016.
3. Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Fathur Rabbani (Buku Petunjuk bagi orang-orang yang
menginginkan Pertolongan & Rahmat Allah), Bekasi, Penerbit Sahara, 2010
4. Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Logika Agama, Tangerang, Penerbit Lentera Hati, 2017.
5. Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Setan dalam Al – Qur’an, Tangerang, Penerbit Lentera Hati,
2017

Ya Allah, Curahkan dan limpahkanlah bau Harum Keridhaan-MU kepada


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Ra
dan anugerahkan kepada kami Rahasia Kewalian
Yang ENGKAU titipkan kepadanya. Amin

25
DO’A DAN WIRID SETIAP HARI
1. BACA SHALAWAT 100X
Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Muhammad wa shahbihi wa sallim.
Artinya : Ya Allah limpahkan rahmat-MU atas pemimpin kami Muhammad dan atas keluarga Muhammad
serta para sahabat dan selamatkanlah.

2. BACA ISTIGHFAR 100X

Astaghfirullah al azhim alladzi la ilaha illa huwa al-hay al-qayyum, mimma qaddamtu wa ma akhartu
wa ma a’lantu wa ma asrartu wa ma asraftu wa ma anta a’lamu bihi minni.
Anta al-muqaddimu wa anta al-mu-akhkhiru wa anta ala kulli syay’in qadir.
Artinya :
hamba memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Hidup, Maha Mandiri dan Maha Agung, tidak ada
Tuhan kecuali DIA. hamba memohon ampunan dari setiap dosa di masa lalu dan masa mendatang, dosa
yang hamba lakukan secara terang-terangan atau tersembunyi dan umur hamba yang telah hamba
habiskan dalam dosa. ENGKAU lebih mengetahui dari diri hamba. ENGKAU Yang Terdahulu dan Yang
Terkemudian, dan ENGKAU Maha Kuasa atas segala sesuatu.

3. Baca Surat Al – Ikhlas 100X

4. Baca Do’a berikut ini dalam Hati dengan menengadahkan tangan ke langit

Bismillahirrahmanirrahim

Mahasuci Allah – segala puji bagi-MU. Hanya kepada-MU hamba berdo’a.


hamba memohon ampunan-MU atas dosa-dosa hamba. Ampunilah dosa-dosa hamba, ampunilah
seluruh diri hamba. Terimalah tobat hamba. ENGKAU Maha Penyayang, ENGKAU Maha mengampuni.

Ya Allah, karuniakanlah ilmu dan keikhlasan kepada hamba.


Ya Allah, ajarkan yang bermanfaat buat hamba dan jadikanlah hamba mampu memanfaatkan apa yang
ENGKAU ajarkan
Ya Allah, karuniakanlah kepada hamba Cinta-MU bersama ampunan dan kesehatan.
Ya Allah, anugerahkanlah hamba kemudahan dan mudahkanlah segala urusan hamba.
ya Allah, anugerahkanlah hamba Kesehatan, Umur Panjang dan Barokah.
Ya Allah, Jadikanlah hamba mengetahui diri-MU sehingga hamba pun mengenal-MU.
Ya Allah, semoga do’a hamba menjadi do’a yang layak ditujukan kepada-MU, dan berilah hamba
kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat dan lindungilah hamba dari siksa Neraka.
Ya Allah, wahai Tuhan-ku, terimalah daripada amalan hamba, sesungguhnya ENGKAU-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. aamiin.

Shalawat + Al - Fatehah

Anda mungkin juga menyukai