Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

ANALISIS RETURN SEKTOR PERTAMBANGAN PADA BURSA EFEK


INDONESIA USULAN PENELITIAN

Ditujukan sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah metodologi penelitian bisnis

Disusun Oleh:
1. Puteri Rafika N.A. 19012010089
2. Eni Tri I. 19012010203
3. Fadhel Husien 19012010236
4. Ilham Fajar P. 19012010336
5. Bagas Andhika S.P. 19012010361
6. Rachma Nur F. 19012010363

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 3

1. Latar Belakang .................................................................................................................... 3

2. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 8

3. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 8

4. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 9

1. Penelitian Terdahulu .......................................................................................................... 9

2. Landasan Teori ................................................................................................................. 10

3. Hubungan Kasualitas ....................................................................................................... 16

4. Kerangka Konseptual ....................................................................................................... 16

5. Hipotesis Penelitian ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sektor pertambangan adalah salah satu penompang pembangunan perekonomian suatu


negara, termasuk Indonesia. Sektor pertambangan dibagi menjadi beberapa sektor diantaranya
adalah industri pertambangan batu bara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan
logas dan mineral lainnya, dan pertambangan bebatuan. Potensi sumber daya pertambangan ini
menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan untuk melakukan eksplorasi sumber daya
tersebut. Perusahaan dalam industri pertambangan dapat berbentuk usaha terpadu yaitu seperti
memiliki usaha eksplorasi, pengembangan kontruksi, produksi, dan pengolahan. Untuk
menumbuhkan modal dalam mengembangkan pertambangan, perusahaan pertambangan banyak
yang masuk dalam pasar modal. Pasar modal menurut Undang-undang No.8 Tahun 1995 Pasal 1
Ayat 12 merupakan suatu aktifitas yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik dan ketertarikannya dengan efek yag diperdagangkan, dan juga lembaga
dan profesi yang memiliki kaitan dengan efek (Andri, 2017:108). Pasar modal mempunyai dua
peran dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai tempat pendanaan usaha atau dimana
perusahaan mendapatkan modal dari investor dan sebagai tempat berinvestasi dalam bentuk
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan surat berharga lainnya (Zulfikar,
2016:5). Saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, dimana pemilik saham tersebut juga
pemilik sebagian dari perusahaan tersebut (Tandeilin, 2017:18). Saham merupakan salah satu
instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi. Risiko yang tinggi ini yang menimbulkan ketidakpastian dalam
menerima return saham di masa depan (Isnaini, 2013:5).

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Menurut (Fahmi,
2015:152) return saham merupakan profit atau keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu
dan institusi dari hasil kegiatan investasi yang dilakukan. Semakin tinggi harga jual saham diatas
harga belinya, semakin tinggi pula return sahamnya. Tandelilin (2017:113) menyatakan bahwa

3
return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dan juga sebuah imbalan
atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang telah dilakukannya. Pada umumnya,
perusahaan yang dapat memberikan return saham tinggi dapat menarik perhatian calon investor
untuk menanamkan modalnya. Perhitungan return saham adala selisih antara harga jual atau
harga saat ini dengan harga pembelian atau awal periode. Return saham dapat bernilai positif
maupun negatif. Angka positif pada return saham menunjukkan bahwa harga saham saat ini
lebih tinggi dari harga saham sebelumnya yang berarti investor mendapat keuntungan (capital
gain). Begitupun sebaliknya, angka negatif pada return saham menunjukkan bahwa harga saham
saat ini lebih rendah dari harga saham sebelumnya yang berarti investor akan mendapat kerugian
(capital loss). Dengan demikian dapat disimpulkan dari pengertian return saham merupakan
timbal balik dari investasi yang telah dilakukan oleh investor atau pemegang saham berupa
keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal (Hartono, 2014:263). Untuk
meminimalkan risiko dan meningkatkan return saham, investor dapat menganalisis kinerja
keuangan perusahaan. Namun pada kenyataannya, return saham perusahaan pertambangan
mengalami tingkat pertumbuhan yang tidak menentu dan tidak stabil. Dibuktikan dengan data
return saham perusahaan sektor pertambangan pada periode 2017-2019.

Tabel rata-rata Return Saham perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI periode
2017-2019
No KODE NAMA PERUSAHAAN RETURN SAHAM
2017 2018 2019
1 ADRO Adaro Energy Tbk. 0.70 0.07 -0.29
2 ANTM Aneka Tambang Tbk. 0.01 0.18 0.08
3 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk. 0 -0.01 -0.59
4 BUMI Bumi Resources tbk. 1.09 -0.09 -0.50
5 BYAN Bayan Resources Tbk. 0.05 1.02 0.023
6 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 0.61 0.92 -0.60
7 HRUM Harum Energy Tbk. 0.87 0.14 -0.44
8 INCO Vale Indonesia Tbk. 0.10 0.41 -0.04
9 INDY Indika Energy Tbk. 1.69 1.08 -0.48

4
11 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 0.52 0.73 -0.36
12 PTRO Petrosea Tbk. 1.25 0.68 -0.17
Radiant Utama Interinsco
13 RUIS -0.02 0.09 -0.01
Tbk.
14 SURE Super Energy Tbk. 0.00 11.28 3.67
Total Return Saham 6.87 16.05 0.30
Rata-Rata Return Saham 0.50 1.18 0.02
Pertumbuhan Return Saham 0.68 -1.16

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata return saham pada perusahaan sektor
pertambangan yang mengalami tingkat fluktuatif bahkan dapat mengalami penurunan. Pada
tahun 2017 rata-rata return saham berada pada persentase 0,50% dan mengalami kenaikan 0,68%
di tahun 2018 yang artinya rata-rata return saham pada tahun 2018 naik menjadi 1,18%.
Kemudian pada tahun 2019 rata-rata return saham turun menjadi 0,02% dimana artinya rata-rata
return saham pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar -1,16%.
Untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi, investor perlu informasi yang
akurat supaya tidak merugikan dikemudian hari. Laporan keuangan perusahaan dapat
memberikan informasi kinerja perusahaan kepada investor yang akan menjadi dasar pengambilan
keputusan investasi. tingkat return dipengaruhi oleh kinerja keuangan pada suatu perusahaan.
Bila kinerja keuangan itu baik maka tingkat return akan tinggi begitu sebaliknya jika kinerja
keuangan buruk makan tingkat return yang didapatkan rendah. Semakin baik kinerja sebuah
perusahaan, akan meningkatkan harga saham dan akan mempengaruhi peningkatan return saham.
Investor dapat menganalisis hal tersebut dengan beberapa indikator yang digunakan dalam
menganalisis kinerja perusahaan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan dalam analisis
fundamental seperti likuiditas, leverage dan profitabilitas.
Menurut Irham (2015:121) likuiditas adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan
dengan tujuan untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar utang atau
kewajiban pendeknya secara tepat waktu dan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membiayai aktivitas operasi perusahaan. Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Current Ratio. Current Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

5
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

6
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2014;134). Current Ratio dapat
meningkatkan Return Saham, Current Ratio yang meningkat menunjukkan Return Saham juga
turut meningkat, begitu juga dengan pendapat Ulupui dalam Erari (2014; 177) Current Ratio
memiliki pengaruh terhadap nilai Return Saham. Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham
yaitu jika Current Ratio rendah akan menyebabkan terjadinya penurunan pada Return Saham,
dan jika Current Ratio terlalu tinggi juga dianggap kurang baik sebab pada kondisi tertentu hal
tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan menganggur (aktivitas sedikit) yang akhirnya
dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mempertahankan
Current ratio yang optimal yaitu Current Ratio yang menunjukkan besarnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat
penting untuk menjaga performa kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi
performa Return Saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan Return Saham.
Leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancar maupun
hutang jangka panjang atau rasio yang digunakan untuk menilai seauh mana suatu perusahaan
dibiayai dengan menggunakan hutang . Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio adalah rasio keuangan yang menunjukan proporsi
relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan (Kasmir,
2014; 155). Semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin menurun Return Saham dan
begitupun sebaliknya, semakin rendah nilai Debt to Equity Ratio maka tingkat Return Saham
akan semakin tinggi.
Profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam penjualan atau
investasi (Fahmi, 2012:135). Kasmir (2015:196) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan berjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset. Return On Asset digunakan
untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset
yang dimiliki (Kasmirr, 2014;199). Return On Asset yang meningkat akan meningkatkan Return
Saham. Begitu pula dengan pendapat Machfoedz dalam Erari (2014; 17) perusahaan dengan
Return On Asset yang besar akan menarik minat para investor untuk menanamkan dananya. Hal

7
ini disebabkan karena Return On Asset yang besar akan akan menunjukkan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba semakin baik, begitu pula sebaliknya jika perusahaan mempunyai
Return On Asset yang kecil maka kinerja saham perusahaan akan buruk.
Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka
penulis bermaksud untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam penelitiannya dengan judul
“Analisis Return Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor
Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

c. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor


Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap return saham pada perusahaan
sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham pada
perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset terhadap return saham pada perusahaan
sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan
pertimbangan agar mengetahui dan dapat menganalisis pengaruh variabel Current Asset,
Debt to Equity Ratio, dan Return On Asset terhadap return saham pada perusahaan
sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum mengambil
tindakan untuk berinvestasi.

8
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai acuan atau masukan
dalam menentukan kebaikan manajemen yang bermanfaat untuk peningkatan kinerja
perusahaan.
3. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan serta dapat
mempertajam daya pikir ilmiah dalam disiplin ilmu manajemen keuangan khususnya
mengenai teori-teori yang telah dipelajari selama studi di perguruan tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi
return saham. Berikut uraian singkat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai
referensi untuk menunjang penelitian ini, yaitu:
1. Putu Sri, Ni Made Sunarsih dan Ida Ayu (2020)
Dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang teerdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini
meliputi seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018 yang berjumlah 168 perusahaan. Penentuan sampel dengan metode purposive
sampling, maka diperoleh sampel penelitian sejumlah 114 perusahaan dengan 342 amatan.
Teknik analisis data yang digunakan adala analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil
analisis data, menunjukkan bahwa CR, ROE dan EPS berpengaruh positif terhadap return
saham. DER berpengaruh negatif terhadap return saham. TAT (Total Assets Turnover) dan
PER tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
2. Ihsan, Sri Murni dan Jacky S.B. (2017)

Dengan judul “Pengaruh Current Ratio, DER dan ROA Terdahap Return Saham Pada
Perusahaan Automotif dan Komponen Periode 2013-2015”. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to Ratio dan Return on Asset terhadap return
9
saham secara simultan dan parsial. Objek penelitian adalah perusahaan automotif dan
komponen di Bursa Efek Indonesia. Data analisis adalah laporan keuangan (Neraca dan
Laba Rugi) tahun 2013-2015, menggunakan teknik analisis dan regresi berganda.
Disimpulkan dari analisis data bahwa; variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Return On Asset Ratio secara simultan berpengaruh terhadap return saham dengan nilai F
hitung sebesar 5.973 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05. Dan secara parsial
Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return Saham, sedangkan Debt to Equity Ratio
dan Return on Asset mempunyai pengaruh terhadap return saham.
3. Ni Luh Putu dan I Gede Mertha (2019)

Dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Ukuran Perusahaan


Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food and Beverage”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran
perusahaan terhadap return saham pada perusahaan food and beverage di BEI. Dalam
penelitian ini variabel independen yang digunakan yaitu profitabilitas diukur dengan
menggunakan Return On Asset (ROA), Likuiditas diukur dengan menggunakan Current
Ratio, Leverage diukur dengan menggunakan Ln(Size). Return saham dalam penelitian ini
digunakan sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor food
and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Jumlah sampel yang diambil sebanyak
14 perusahaan, dengan metode purposive sampling. Sehingga didapatkan data pengamatan
sebanyak 56. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengauh negatif signifikan
pada return saham, sedangkan profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap return saham.

2. Landasan Teori
1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Suganda (2018:15) menjelaskan bahwa teori sinyal digunakan untuk


memahami suatu tindakan oleh pihak manajemen dalam menyampaikan informasi kepada
investor yang pada akhirnya dapat mengubah keputusan investor dalam melihat kondisi
perusahaan. Teori sinyal secara umum dapat diartikan sebagai isyarat yang dilakukan oleh
perusahaan kepada investor, bentuk sinyal yang disampaikan berupa sinyal positif maupun
10
negatif. Informasi yang dimiliki perusahaan sangat penting bagi pihak eksternal karena
informasi tersebut digunakan untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Pihak eksternal
membutuhkan informasi yang lengkap dan akurat. Teori sinyal dijelaskan sebagai dorongan
untuk perusahaan dalam memberikan informasi secara tepat waktu agar asimetri informasi
antara manajer perusahaan dengan pihak luar tidak terjadi.
2. Investasi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Investasi merupakan penanaman modal atau uang
pada suatu perusahaan atau proyek untuk memperoleh keuntungan. Menurut Rico Nur Ilham,
dkk (2020:18): “Investasi bisa didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya
lainnya yang dilakukan saat ini (Present Time) dengan harapan memperoleh manfaat (Benefit)
di kemudian hari (In Future)”. Investasi yang digunakan untuk mencapai suatu efektivitas dan
efisiensi dalam keputusan, maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan, begitu pula
halnya dalam bidang investasi perlu menetapkan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan investasi menurut Irham Fahmi (2018:3) antara lain, tercapainya keberlanjutan
(continuity) dalam investasi tersebut, tercapainya profit yang maksimum atas keuntungan yang
diharapkan (profit actual), tercapainya kemakmuran bagi para pemegang saham dan turut
memberikan andil bagi pembangunan bangsa. Dan Dewi dan Vijaya (2018:3) menyatakan
investasi terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1. Investasi kekayaan rill, investasi pada aset nampak atau nyata misalnya tanah, gedung,
bangunan.
2. Investasi kekayaan pribadi yang tampak, investasi pada benda pribadi misalnya emas,
berlian, barang antik.
3. Investasi keuangan, investasi surat berharga seperti deposito, saham, obligasi.
4. Investasi komoditas, investasi pada komoditas barang seperti kopi, kelapa sawit.
3. Saham

Menurut Fahmi (2018:12) “Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan


modal atau dana pada suatu perusahaan atau saham merupakan kertas yang tercantum dengan
jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban dijelaskan kepada
setiap pemegang saham”. Di dalam IDX menyebutkan bahwa saham merupakan suatu tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki hak atas

11
pendapatan perusahaan, hak atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Secara umum, terdapat dua keuntungan bagi investor dengan membeli atau memiliki

saham yaitu (IDX:2018) antara lain dividen, yaitu keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan

yang dibagikan kepada pemegang saham dengan ketentuan memegang saham tersebut telah

berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan

dividen, dan capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Selain memiliki

keuntungan, saham juga memiliki risiko antara lain capital loss, yaitu suatu kondisi dimana

investor menjual saham lebih rendah dari harga beli, dan risiko likuidasi yaitu risiko ketika

perusahaan mengalami bangkrut atau pailit. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan

kekayaan perusahaan tersebut, maka sisanya dibagi secara proporsional kepada seluruh

pemegang saham. Namun apabila tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang

saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.

Terdapat dua jenis saham, antara lain saham biasa yaitu saham yang tidak mempunyai
hak istimewa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan perusahaan bila
perusahaan dilikuidasi. Hak deviden saham biasa tidak didasarkan pada persen yang tetap dari
nominal saham, tetapi berdasarkan ada tidaknya bagian dari keuntungan yang dapat dibagikan
sebagai deviden setelah memenuhi kewajiban kepada kreditor dan pemegang saham prioritas.
Selanjutnya yaitu saham prioritas, saham yang mempunyai hak istimewa untuk didahulukan
dalam hal pembagian deviden atau kekayaan perusahaan bila perusahaan dilikuidasi dan hak-
hak istimewa lainnya bila ditentukan lain.
4. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham dapat berupa return
realisasi atau sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi dimasa mendatang.
Pengukuran return realisasi/historikal adalah hal yang penting bagi investor untuk menentukan
seberapa baik kinerja aktiva finansial yang dipilih sekaligus digunakan untuk mengestimasi
return di masa yang akan datang (Mayuni , 2018:64). Menurut Jogiyanto (2017: 283), return
dapat didefinisikan sebagai hasil yang akan diperoleh dari kegiatan investasi. Dalam setiap
12
kegiatan investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu
untuk memperoleh keuntungan. Return dapat diperoleh dari dua bentuk, yaitu dividen dan
capital gain seorang investor tentunya akan memilih saham perusahaan yang akan memberikan
return yang tinggi. Jika terjadi kenaikan pada return saham, maka perusahaan tersebut dinilai
menjalankan usahanya dengan baik oleh investor. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya return saham yaitu seperti kinerja keuangan, resiko, deviden,
tingkat suku bunga, ukuran perusahaan, penawaran, permintaan, laju inflasi, dan kondisi
perekonomian.
5. Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut Rasio keuangan menurut James C. Van Horne dalam
Kasmir (2018:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Sedangkan ada pendapat lain bahwa rasio
keuangan merupakan kumpulan angka – angka yang menunjukkan adanya hubungan antara
unsur – unsur dalam laporan keuangan dan dapat membantu investor untuk menentukan
pilihannya. Sehingga ditarik kesimpulan, rasio keuangan merupakan indeks pembanding yang
menghubungkan antara angka – angka yang ada dalam sebuah laporan keuangan dan akan
dibandingkan dengan angka dari satu periode periode lain.
Adapun jenis – jenis rasio keuangan menurut Sulasmiyati, dkk (2017:156) terdapat
empat rasio yang umum digunakan yaitu ;
1. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
2. Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efesiensi perusahaan
dalam menggunakan asset yang mereka miliki.
3. Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek atau jangka panjang yang mereka miliki.
4. Ratio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
mendapatkan laba, baik dalam hubungan dengan penjualan, asset ataupun modal
sendiri.
6. Likuiditas
Manajemen likuiditas sangat penting bagi setiap perusahaan untuk memenuhi
kewajiban pembayaran yang mencakup biaya operasional dan keuangan jangka pendek
yang dapat menyebabkan hutang di masa depan (Sundas dan Butt, 2021). Oleh karena itu,
13
likuiditas bisa disebut sebagai alat pengukur untuk mengevaluasi kinerja perusahaan untuk
membayar hutang jangka pendeknya. Perusahaan harus mengerti cara mengatur keuangannya
untuk mempertahankan jumlah aset lancar yang akan digunakan untuk memastikan bahwa
perusahan telah memenuhi kebutuhan operasional tertentu dan membayar kewajibannya
pada tanggal yang telah ditentukan (Shakatreh, 2021). Menurut (Yameen al., 2019)
mengelola tingkat likuiditas yang efisien dapat menghindari perusahaan dari kegiatan
berinvestasi secara berlebihan dari aset yang dimilikinya. Menyeimbangkan tingkat
likuiditas perusahaan dan memaksimalkan laba sangat penting karena banyak perusahaan
yang pada akhirnya kehilangan kesempatan dalam memperoleh tingkat kinerja yang baik
dalam memperoleh laba yang diakibatkan oleh perusahaan yang secara terus-menerus
mempertahankan tingkat likuiditas yang tinggi (Shakatreh, 2021). Apabila perusahaan
hanya memperhatikan tingkat likuiditas dan tidak memperhatikan kinerjanya dalam
menghasilkan laba maka mereka akan menghadapi masalah yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan kemajuan perusahaannya. Oleh karena itu, likuiditas dianggap penting
oleh perusahaan dikarenakan sebagai salah satu faktor yang memberi pengaruh tingkat
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan (Yameen et al, 2019).
7. Leverage

Menurut Kasmir (2019), leverage diartikan sebagai rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini menunjukkan besarnya
aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan hutang. Semakin tinggi
nilai leverage maka risiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor
akan meminta keuntungan yang semakin besar. Dan juga menurut Setianti (2019), leverage
merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur sejauhmana perusahaan membiayai
investasi menggunakan hutang. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa, leverage merupakan suatu
rasio keuangan yang digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk mengukur seberapa
banyak proporsi utang digunakan untuk membiayai aset perusahaan.
Menurut Prawiro (2019), tujuan dari perhitungan rasio leverage, yaitu : 1. Mengetahui
posisi kewajiban perusahaan kepada kreditor, 2. Supaya perusahaan mampu menilai
kemampuannya dalam meenuhi kewajibannya yang bersifat tetap. 3. Mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menilai keseimbangan nilai asetnya dengan modal. 4. Mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menilai pengaruh tingkat hutang terhadap pengelolaan aset. 5.

14
Supaya perusahaan mampu menilai besarnya aset perusahaaan yang dibiayai oleh hutang.
8. Profitabilitas

Menurut Kasmir (2019), profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam suatu periode tertentu. Dan Tujuan rasio
profitabilitas adalah sebagai berikut:
1. Digunakan dalam rangka untuk mengukur laba perusahaan dalam satu periode.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan
ldalam mengahsilakan laba, yang nantinya kan digunakan untu pertimbangan dalam
pembuatan keputusan.
2. Digunakan untuk menilai bagaimana posisi laba perusahaan dengan tahun
sebelumnya. Pengukuran ini dilakukan untuk membandingkan laba tahun sekarang
degan tahun sebelumnya, sehingga bisa dijakadikan bahan evaluasi.
3. Digunakan untuk menilai bagaimana perkembangan laba dari waktu ke waktu.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui apakah dari tahun ke tahun kinerja
perusahaan terus meningkat atau malah sebaliknya.
4. Digunakan untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih dengan modal sendiri.
5. Digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat produktivitas seluruh dana
perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan
laba menggunakan keseluruhan sumberdana yang dimiliki baik dengan modal
sendiri maupun modal pinjaman.

15
3. Hubungan Kasualitas
Sugiyono (2016 : 55), hubungan kausal adalah berguna untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Umumnya, hubungan kausal adalah hubungan yang sifatnya
sebab – akibat, salah satu variable independen mempengaruhi variabel dependen yang lainnya.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua
(akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang
pertama. Hubungan kausalitas adalah untuk mengetahui hubungan satu variabel (sebab)
dengan variabel (akibat) yang lain. Menurut KBBI kausalitas adalah perihal kausal atau
perihal sebab akibat. Secara etimologi, kausalitas adalah berasal dari kata causa yang artinya
sebab.

4. Kerangka Konseptual
Dengan berbagai teori yang sudah dijelaskan oleh penulis diatas, terdapat tiga variable
bebas dan satu variabel terikat. Dimana variable bebas diisi oleh likuiditas, profitabilias dan
leverage, untuk variable terikat diisi oleh variable return saham, Untuk memudahkan
penjelasan yang sudah ada, berikut merupakan kerangka pikiran atau konseptual dari
hubungan antar variabel.
Berikut adalah kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini;

Current Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (X2) Return Saham (Y)

Return On Asset (X3)

5. Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2017:63) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh memalui
pengumpulan data atau kuesioner. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang
dikembangkan oleh para ahli dan peneliti terdahulu di atas, maka hipotesis yang diambil oleh
16
penulis dari penelitian ini adalah seperti berikut ini :
H1 = Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham Perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di BEI.
H2 = Debt to Equity Ratio berpengaruh negaitf terhadap return saham Perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di BEI.
H3 = Return On Asset berpengaruh positif terhadap return saham Perusahaan Sektor
Pertambangan yang terdaftar di BEI.

17
DAFTAR PUSTAKA

Endah Dewi & Leriza Desitama. 2021. Analisis Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Pada Masa Pandemic Covid-19. Jurnal akun nabelo. No. 1 Vol 4
Felmawati, Erik. 2017. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Return Saham. Vol. 6 No. 12. ISSN: 2460-0585
Fatmawati, Manik. 2017. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vol. 3 No.
2. ISSn: 2502-4574
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Prenada Media, 2017), 108
Zulfikar, Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika, 1st edn (Yogyakarta:
DEEPUBLISH, 2016), 5.
Tandelilin, Eduardus. 2017. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Nor Isnaini. 2013. Analisis Risiko Investasi Saham Pada Perusahaan yang Go Publik di Jakarta
Islamic Index (JII). Vol 28 no. 2 Juli 2013. ISSN: 0854-1442
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta.
Hartono, J. 2014. Metode Penelitian Bisnis (Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman) Vol. 6.
Yogyakarta:BPFE
Kasmir.2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama. Cetakan ke tujuh. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

18

Anda mungkin juga menyukai