Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PROFITABILITAS (X1), LIKUIDITAS (X2),

ARUS KAS BEBAS (X3) DAN SET KESEMPATAN INVESTASI


(X4) TERHADAP DIVIDEND (Y) PADA PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA)

DAN DAMPAKNYA TERHADAP ABNORMAL RETURN


(Z) (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari beberapa sub bab yang akan menjelaskan secara umum,

ringkas dan padat tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan hasil penelitian baik bagi

praktisi maupun bagi akademisi. Adapun uraian dari masing-masing sub bab

tersebut adalah sebagai berikut:

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia bisnis dewasa ini, setiap perusahaan memiliki

persaingan yang kompetitif, baik itu dari sektor perdagangan, jasa, perindustrian

dan juga pertambangan. Setiap perusahaan berusaha untuk bertahan demi

kelangsungan operasionalnya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber

dana dan juga memanfaatkan sumber-sumber produksi lainnya yang mendukung

untuk keberlangsungan operasi perusahaan. Pemanfaatan sumber-sumber

kekayaan perusahaan haruslah dilakukan secara efektif serta efisien sehingga

1
dapat meningkatkan nilai serta kinerja perusahaan. Masalah pendanaan dalam

perusahaan adalah salah satu masalah penting yang selalu dihadapi oleh setiap

perusahaan, mulai dari penarikan dana sampai pada pengalokasian dana tersebut

secara efektif dan efisien (Mutia dan Arfan, 2010).

Sumber-sumber pendanaan perusahaan antara lain bersumber dari para

investor selain pemilik (owner) perusahaan. Para investor biasanya akan

menanamkan modalnya pada perusahaan yang telah masuk dalam pasar modal

dan memiliki kinerja keuangan yang baik. Pasar modal adalah salah satu lembaga

yang berperan penting dalam suatu perekonomian dan merupakan solusi bagi

investor untuk memilih berinvestasi (Machfiro dan Sukoharsono, 2011). Menurut

Hatta dan Dwiyanto (2012), aktivitas utama pasar modal adalah mempertemukan

pihak yang mengalami kekurangan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan

dana dengan perantara sekuritas (lender to borrower). Tujuan utama seorang

investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh pendapatan

(return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).

Salah satu sektor yang akan dibahas oleh peneliti adalah perusahaan

pertambangan yang ada di Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

(BEI). Perusahaan pertambangan juga banyak dilirik oleh investor, baik dalam

negeri maupun luar negeri disebabkan perusahaan pertambangan salah satu

perusahaan yang memiliki return atau tingkat laba yang tinggi.

2
Di Indonesia perusahaan pertambangan memiliki peringkat enam besar

dunia dalam hal kepemilikan bahan-bahan tambang. Tetapi dalam hal iklim

investasi, Indonesia menduduki peringkat terakhir. Potensi bahan galian untuk

batubara, Indonesia mencapai peringkat ke-3 untuk ekspor batubara, peringkat ke-

2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk produksi tembaga, peringkat ke-6

untuk produksi emas. Kondisi excellent tectonic dan geologi ini yang membawa

Indonesia menjadi salah satu produsen terbesar emas, tembaga, timah dan nikel.

Indonesia mampu memberikan sumbangsih cadangan emas terbesar di kawasan

South East Asia, yaitu sebesar 39%. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara

yang menjanjikan bagi pelaku industri bisnis pertambangan. Posisi strategis ini

membuat perusahaan sektor pertambangan harus mampu membuat strategi yang

lebih baik lagi agar perusahaan pertambangan Indonesia terus dapat berkembang

dan menjadi minat bagi investor yang akan menginvestasikan modalnya.

Investor dalam menginvestasikan modalnya pasti menginginkan

keuntungan dalam hal ini berupa dividen. Dividen merupakan salah satu informasi

yang menarik perhatian investor. Investor pada umumnya menginginkan

pembagian dividen relatif stabil sebagai dasar peningkatan kepercayaan investor

terhadap perusahaan. Pembayaran dalam bentuk kas lebih diminati investor

dibandingkan pembayaran dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu pembayaran

dividen kas membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas

investasinya pada suatu perusahaan (Susanti, Islahuddin, dan Arfan, 2010).

Stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dan

profitabilitas perusahaan (Heri dan Lekok, 2011). Hal ini senada dengan teori

3
“signaling hypothesis” yang menyatakan bahwa ada bukti empiris jika ada

kenaikan dividen, yang sering diikuti dengan kenaikan harga saham, dan

sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun

(Atmadja, 2008:287).

Dividen dipengaruhi oleh return yang dihasilkan oleh perusahaan dalam

melakukan aktivitasnya. Investor dalam menginvestasikan modalnya, selain

berdasarkan infomasi trend pergerakan saham yang dikeluarkan secara resmi oleh

BEI, investor juga akan melihat profil perusahaan, terutama faktor-faktor yang

dapat diukur dalam menghasilkan return terhadap saham. Return normal

merupakan hal yang sangat diharapkan oleh semua investor dalam menanamkan

modalnya pada sebuah perusahaan. Tetapi dalam pasar modal bisa saja kejadian

sebaliknya terjadi, bahwa return normal yang diharapkan tidak terjadi. Hal ini

disebut dengan abnormal return atau pengembalian yang tidak normal dalam

waktu yang cukup lama. Abnormal return ini bisa di atas rata-rata dan juga bisa

di bawah rata-rata yang biasanya terjadi di pasar modal. Tony (2012) dalam Ida

(2002), rasionalitas investor dapat diukur dari sejauh mana mereka berhasil

memilih saham yang memberikan hasil maksimum dengan resiko tertentu atau

hasil tertentu dengan resiko minimum.

Abnormal return merupakan hasil pengurangan dari nilai keuntungan yang

murni didapatkan oleh investor dan keuntungan yang diharapkan diperoleh dari

investasi. Return dapat berubah sesuai dengan peristiwa perekonomian yang

terjadi, ataupun karena harga saham yang terus berubah-ubah (Andreani dan

Christina, 2014).

4
Abnormal return diartikan sebagai tingkat pengembalian yang dihasilkan

oleh saham atau portofolio selama periode tertentu, dimana tingkat pengembalian

ini berbeda dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected Rate of

Return). Expected Rate of Return sendiri diartikan sebagai tingkat pengembalian

yang diperkirakan dengan beberapa metode penilaian seperti asset pricing model

yang menggunakan data historis dalam jangka panjang agar hasilnya lebih akurat

(Listyo, 2009). Studi peristiwa menganalisis abnormal return sekuritas yang

mungkin terjadi di sekitar pengumuman suatu peristiwa (Jogiyanto, 2005).

Umumnya Abnormal return merupakan return yang nilainya melebihi angka nilai

return normal sehingga semua investor ingin mendapatkan saham yang abnormal

return. Adhe dan Bandi (2015) dalam Ardiawan (2015) menyatakan bahwa reaksi

pasar dapat diukur dengan melihat abnormal return saham yang diterima investor.

Abnormal return merupakan perbedaan antara pengembalian yang

diharapkan keamanan dan kembali aktual. Abnormal return terkadang dipicu oleh

beberapa peristiwa, antara lain merger, pengumuman dividen, pengumuman

perusahaan produktif, peningkatan suku bunga, tuntutan hukum, dan semua yang

dapat berkontribusi kepada abnormal return. Mila (2010) menambahkan, hanya

perusahaan yang berkinerja baik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang

dipercaya oleh investor, terdapatnya perubahan abnormal return sebelum dan

sesudah pengumuman pemecahan saham dapat menjadi salah satu indikator dari

sinyal positif pada pasar yang berguna untuk investor.

5
Untuk melihat tingkat abnormal return perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 - 2015 disajikan pada Tabel

1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1
Tabel Perhitungan Abnormal Return Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2015

Total Abnormal Return Saham


No Perusahaan
2011 2012 2013 2014 2015
1. Adro Energy Tbk. 17.26 116.50 88.70 69.17 65.74
2. Bayan Resources Tbk. 71.32 164.21 (133.66) (516.26) (283.18)
3. Golden Energy Mines Tbk. 54.19 493.25 504.73 22.68 5.03
4. Harum Energy Tbk. 74.26 455.80 189.92 1.89 (104.33)
5. Resource Alam Indonesia Tbk. 50.56 228.13 211.88 100.43 83.80
6. Samindo Resources Tbk. 99.38 19.28 78.62 121.37 163.99
7. Golden Eagle Energy Tbk. 97.56 15.89 18.69 (1.04) (15.93)
8. Cita Mineral Investindo Tbk. 56.00 57.77 186.49 (114.05) (101.17)
9. Timah (Persero) Tbk. 178 85.75 102.34 85.66 13.64
10. Radiant Utama Interinsco Tbk. 4.22 37.65 38.48 72.34 53.61
Sumber: IDX Statistics 2016

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa perhitungan abnormal return untuk

masing-masing klasifikasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 berfluktuasi ini menunjukkan bahwa

abnormal return tidak stabil yang dihasilkan oleh perusahaan. Mengingat hasil-

hasil pertambangan masuk dalam peringkat kelima besar di Asia Tenggara, tetapi

mengapa abnormal return yang dihasilkan berfluktuatif dan terkadang

menggambarkan unexpected return.

6
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa terdapat beberapa indikasi yang

menyebabkan abnormal return mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun, dan

salah satu penyebabnya adalah adanya pengumuman corporate action dan salah

satu pengumuman corporate action adalah dividen kas. Dan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi abnormal return seperti dividen, profitabilitas, likuiditas,

arus kas bebas dan set kesempatan investasi. Pada penelitian ini menggunakan

variabel dividen, profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan

investasi karena faktor-faktor tersebut diduga dapat menjelaskan tentang

abnormal return.

Faktor yang pertama yang diperkirakan mempengaruhi abnormal return

adalah dividen. Dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham

berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki dan merupakan salah satu informasi

yang menarik perhatian investor. Pembayaran ini akan mengurangi laba ditahan

dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para

pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis. Penelitian Nugroho (2014)

dalam Adhe dan Bandi (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat reaksi pasar

sebelum dan sesudah pengumuman dividen tetap dengan indikator abnormal

return Penelitian mengenai dividen sebelumnya telah dilakukan oleh Ghulam

(2012), Pratita (2013), Anggi et.al, (2015) Adhe dan Bandi (2015) dan Risha

(2015).

Faktor kedua yang diperkirakan mempengaruhi abnormal return adalah

profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan

laba. Indikator yang digunakan adalah ROA (return on assets). Menurut

7
Partington (1989), rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam

menghasilkan laba meningkat maka hal ini akan menunjukkan daya tarik bagi

investor dan calon investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan. Jika

permintaan saham meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat, hal

ini akan berakibat naiknya return saham yang artinya profitabilitas berpengaruh

positif signifikan terhadap return perusahaan diatas return yang diharapkan.

Penelitian mengenai profitabilitas sebelumnya telah dilakukan oleh Islam, et.al,

(2012), Ida dan Sudiarta (2013), Yudhanto dan Aisjah (2013), Salvatore dan Putu

(2014), berpengaruh positif terhadap dividen serta Brian dan Suarjaya (2013).

Faktor ketiga yang diperkirakan mempengaruhi abnormal return adalah

likuiditas. Likuiditas merupakan indikator dalam mengukur kemampuan atau

kesehatan perusahaan dalam memenuhi kewajiban, baik jangka pendek (debt

short term) maupun hutang jangka panjang (debt long term). Menurut Usman

(1990:155), rasio keuangan yang dapat mempengaruhi return saham adalah rasio

likuiditas, karena sebuah perusahaan yang memiliki utang yang besar, dapat

mengurangi dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, sehingga investor

tidak ingin berinvestasi di perusahaan tersebut yang menyebabkan harga saham

menurun. Perusahaan akan melakukan pembagian laba kepada pemegang

sahamnya apabila memiliki likuiditas yang baik sehingga kemungkinan return

yang dibagikan akan semakin besar. Semakin liquid sebuah perusahaan maka

kemungkinan besar perusahaan akan membayar dividen semakin besar juga.

8
Penelitian tentang likuiditas dilakukan oleh Suharli (2007), Idawati dan Sudiartha

(2013), Brian dan Suarjaya (2013), dan Tony (2012).

Faktor keempat yang diperkirakan mempengaruhi Abnormal return adalah

arus kas bebas (Free Cash Flow). Arus kas bebas merupakan kas yang berlebih di

perusahaan yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk

dividen (Bringham dan Daves, 2003). Pembagian tersebut dapaat dilakukan

setelah perusahaan melakukan pembelanjaan modal (capital expenditure),

misalnya pembelian aset tetap secara tunai. Menurut Ross et al (2000) dalam

Susilawati (2010) bahwa ada perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan

manajer dalam mengelola arus kas bebas. Pemegang saham menginginkan

pendanaan operasi perusahaan dibiayai dengan utang agar sisa dana arus kas

bebas dapat dibagikan kepada pemegang saham, sebaliknya manajer perusahaan

berkeinginan dana yang ada digunakan untuk investasi proyek-proyek ke depan

yang menguntungkan dan akan menambah insentif bagi manajer. Penelitian

pengaruh aliran kas bebas ini dilakukan oleh Metha dan Barbara (2011), Ferry

(2011), Trilas dan Arfan (2013), Sindhu (2014), dan Salvatore dan Sugiartha

(2014).

Faktor kelima yang dianggap dapat mempengaruhi abnormal return

adalah set kesempatan investasi (Investment Opportunity Set/IOS). Banyak para

peneliti beranggapan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi di masa

depan biasanya diikuti oleh adanya penurunan dividen tunai. Perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan sering juga dikatakan memiliki set kesempatan investasi

yang tinggi (Subekti dan Kusuma, 2001). Hal tersebut sangat memotivasi bagi

9
manajerial untuk melakukan re-investasi dalam jumlah yang besar. Dengan

meningkatnya perumbuhan, maka perusahaan lebih memilih menggunakan

sumber dana lebih yang berasal dari internal perusahaan dibandingkan dengan

sumber dana eksternal (penerbitan saham atau obligasi). Risiko dan biaya dari

dana yang bersumber dari internal lebih disukai dan lebih rendah serta

menyebabkan penurunan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham

(Myers dan Majluf, 1984).

Penelitian Dewi dan Suaryana (2013) berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan perusahaan yang berimplikasi terhadap return perusahaan.

Penelitian ini juga dilakukan oleh Ferry (2011), Dewi dan Suaryana (2013),

Salvatore dan Sugiartha (2014). Dan Adi dan Gerianta (2016).

Uraian diatas sebelumnya telah menjelaskan hubungan profitabilitas,

likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan investasi terhadap dividen dan

terhadap abnormal return. Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dan

penelitian terdahulu.

Perbedaan terdapat pada variabel independen yang digunakan oleh

penelitian terdahulu. Dimana variabel independen penelitian terdahulu yaitu Ferry

(2011) menggunakan variabel independen yaitu aliran kas bebas dan kebijakan

dividen, set kesempatan invetasi sebagai variabel pemoderasi. Metha dan Barbara

(2011) menggunakan variabel independen aliran kas bebas dan keputusan pendaan

terhadap nilai pemegang saham dengan set kesempatan investasi, Tony (2012)

menggunakan variabel independen yaitu likuiditas, earnings growth, leverage,

10
ukuran perusahaan. Dewi dan Suaryana (2013) menggunakan variabel yaitu

profitabilitas, investment opportunity set. Idawati dan Sudiartha (2013)

menggunakan variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, ukuran

perusahaan.

Arfan dan Trilas (2013) menggunakan variabel independen yaitu arus kas

bebas, collateralizable assets, kebijakan utang. Brian dan Suarjaya (2013)

meggunakan variable independen profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan.

Salvatore dan Sugiartha (2014) menggunakan variabel independen yaitu

profitabilitas, free cash flow, investment opportunity set. Sindhu (2014)

menggunakan variabel independen yaitu free cash flow, dividend. Adhe dan Bandi

(2015) menggunakan variabel independen yaitu perubahan dividen, abnormal

return. Anggie et.al, (2015) menggunakan variabel independen kebijakan dividen,

kebijakan hutang dan nilai perusahaan. Dan Risha (2015) menggunakan variabel

independen yaitu dividen tunai, arus kas bebas, ukuran perusahaan. Adi dan

Gerinta (2016) menggunakan variabel independen investment opportunity set dan

free cash flow.

Perbedaaan selanjutnya adalah periode pengamatan, Ferry (2011)

menggunakan periode pengamatan tahun 2006-2010. Metha dan Barbara (2011)

menggunakan periode pengamatan tahun 2005-2009. Dewi dan Suaryana tahun

(2013) menggunakan periode pengamatan tahun 2009-2011. Idawati dan

Sudiartha (2013) menggunakan periode pengamatan tahun 2009-2011. Arfan dan

Trilas (2013) menggunakan periode pengamatan tahun 2007-2010. Brian dan

Suarjaya (2013) menggunakan periode pengamatan tahun 2008-2011. Salvatore

11
dan Sugiartha (2014) menggunakan periode pengamatan tahun 2009-2012. Adhe

dan Bandi (2015) menggunakan periode pengamatan tahun 1998-2015. Anggie

et.al. (2015) menggunakan periode pengamatan tahun 2009-2013. Dan Risha

(2015) menggunakan periode pengamatan tahun 2008-2011. Adi dan Gerianta

(2016) menggunakan periode pengamatan tahun 2011-2013.

Selanjutnya terdapat pada objek penelitian. Objek penelitian Tony (2011)

menggunakan objek penelitian pada Saham Indek LQ 45. Dewi dan Suaryana

(2013) menggunakan objek penelitian pada industri makanan dan minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Idawati dan Sudiartha (2013) menggunakan

objek penelitian pada perusahaan manufaktur di BEI. Arfan dan Trilas (2013)

menggunakan objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index. Brian dan Suarjaya (2013) menggunakan objek penelitian pada perusahaan

F&B. Salvatore dan Sugiartha (2014) menggunakan objek penelitian pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Adhe dan Bandi (2015)

menggunakan objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada sektor

property, real estate, dan konstruksi. Adi dan Gerianta (2016) menggunakan

objek penelitian pada 25 perusahan manufaktur.

Selain perbedaan diatas, terdapat juga persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya. Metha dan Barbara menggunakan dividen sebagai

intervening. Tony (2012), Adhe dan Bandi (2015) meggunakan variabel

dependen yang sama yaitu abnormal return. Selain itu Anggie et.al. (2015) dan

Risha (2015) menggunakan objek penelitian pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di BEI.

12
Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015.

Perusahaan pertambangan dipilih karena perusahaan pertambangan banyak

diminati oleh investor dalam dan luar negeri karena Indonesia menjadi salah satu

produsen terbesar emas, tembaga, timah dan nikel. Indonesia mampu memberikan

sumbangsih cadangan emas terbesar di kawasan South East Asia.

Namun permasalahan juga muncul dan jadi pertanyaan peneliti tentang

reaksi pasar terhadap tingkat abnormal return yang fluktuatif akan mempengaruhi

investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Arus Kas Bebas dan Set

Kesempatan Investasi Terhadap Dividend dan Dampaknya Terhadap

Abnormal Return (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan di Bursa

Efek Indonesia)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan

investasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap dividen.

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap dividen.

3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap dividen.

4. Apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap dividen.

13
5. Apakah set kesempatan investasi berpengaruh terhadap dividen.

6. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap abnormal return.

7. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap abnormal return.

8. Apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap abnormal return.

9. Apakah set kesempatan investasi berpengaruh terhadap abnormal return.

10. Apakah dividen berpengaruh terhadap abnormal return.

11. Apakah profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan

investasi, dan dividen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

abnormal return.

12. Apakah dividen memediasi pengaruh profitabilitas terhadap abnormal

return.

13. Apakah dividen memediasi pengaruh likuiditas terhadap abnormal return.

14. Apakah dividen memediasi pengaruh arus kas bebas terhadap abnormal

return.

15. Apakah dividen memediasi pengaruh set kesempatan investasi terhadap

abnormal return.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk menguji:

1. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan

investasi secara bersama-sama (simultan) terhadap dividen.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap dividen.

14
3. Pengaruh likuiditas terhadap dividen.

4. Pengaruh arus kas bebas terhadap dividen.

5. Pengaruh set kesempatan investasi terhadap dividen.

6. Pengaruh profitabilitas terhadap abnormal return.

7. Pengaruh likuiditas terhadap abnormal return.

8. Pengaruh arus kas bebas terhadap abnormal return.

9. Pengaruh set kesempatan terhadap abnormal return.

10. Pengaruh dividen terhadap abnormal return.

11. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan

investasi, dan dividen secara bersama-sama terhadap abnormal return.

12. Pengaruh dividen memediasi profitabilitas terhadap abnormal return.

13. Pengaruh dividen memediasi likuiditas terhadap abnormal return.

14. Pengaruh dividen memediasi arus kas bebas terhadap abnormal return.

15. Pengaruh dividen memediasi set kesempatan investasi terhadap abnormal

return.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktisi

1. Investor

15
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada

para praktisi, seperti investor atau calon investor. Khususnya, hasil penelitian

ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan untuk membuat

keputusan investasi dan juga sebagai bahan pertimbangan apakah kehadiran

para investor selama ini cukup efektif dalam melakukan monitoring terhadap

pihak manajemen. Hasil penelitian ini mampu memberikan penjelasan kepada

investor terkait dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan

dalam menentukan dividen yang mempengaruhi kemakmuran para pemegang

saham.

2. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

manajer mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set

kesempatan investasi terhadap dividen dan dampaknya terhadap abnormal

return.

1.4.2 Kegunaan Akademis (Teoritis)

Penelitian ini dapat menambah literatur bagi peneliti selanjutnya dan

akademisi, penelitian ini diharapkan juga akan melengkapi temua-temuan empiris

yang telah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah di

masa yang akan datang.

Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan

investasi terhadap dividen dan dampaknya terhadap abnormal return.

16
17

Anda mungkin juga menyukai