BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari beberapa sub bab yang akan menjelaskan secara umum,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan hasil penelitian baik bagi
praktisi maupun bagi akademisi. Adapun uraian dari masing-masing sub bab
persaingan yang kompetitif, baik itu dari sektor perdagangan, jasa, perindustrian
1
dapat meningkatkan nilai serta kinerja perusahaan. Masalah pendanaan dalam
perusahaan adalah salah satu masalah penting yang selalu dihadapi oleh setiap
perusahaan, mulai dari penarikan dana sampai pada pengalokasian dana tersebut
menanamkan modalnya pada perusahaan yang telah masuk dalam pasar modal
dan memiliki kinerja keuangan yang baik. Pasar modal adalah salah satu lembaga
yang berperan penting dalam suatu perekonomian dan merupakan solusi bagi
Hatta dan Dwiyanto (2012), aktivitas utama pasar modal adalah mempertemukan
pihak yang mengalami kekurangan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan
(return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari
Salah satu sektor yang akan dibahas oleh peneliti adalah perusahaan
pertambangan yang ada di Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI). Perusahaan pertambangan juga banyak dilirik oleh investor, baik dalam
2
Di Indonesia perusahaan pertambangan memiliki peringkat enam besar
dunia dalam hal kepemilikan bahan-bahan tambang. Tetapi dalam hal iklim
batubara, Indonesia mencapai peringkat ke-3 untuk ekspor batubara, peringkat ke-
2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk produksi tembaga, peringkat ke-6
untuk produksi emas. Kondisi excellent tectonic dan geologi ini yang membawa
Indonesia menjadi salah satu produsen terbesar emas, tembaga, timah dan nikel.
South East Asia, yaitu sebesar 39%. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara
yang menjanjikan bagi pelaku industri bisnis pertambangan. Posisi strategis ini
lebih baik lagi agar perusahaan pertambangan Indonesia terus dapat berkembang
keuntungan dalam hal ini berupa dividen. Dividen merupakan salah satu informasi
profitabilitas perusahaan (Heri dan Lekok, 2011). Hal ini senada dengan teori
3
“signaling hypothesis” yang menyatakan bahwa ada bukti empiris jika ada
kenaikan dividen, yang sering diikuti dengan kenaikan harga saham, dan
(Atmadja, 2008:287).
berdasarkan infomasi trend pergerakan saham yang dikeluarkan secara resmi oleh
BEI, investor juga akan melihat profil perusahaan, terutama faktor-faktor yang
merupakan hal yang sangat diharapkan oleh semua investor dalam menanamkan
modalnya pada sebuah perusahaan. Tetapi dalam pasar modal bisa saja kejadian
sebaliknya terjadi, bahwa return normal yang diharapkan tidak terjadi. Hal ini
disebut dengan abnormal return atau pengembalian yang tidak normal dalam
waktu yang cukup lama. Abnormal return ini bisa di atas rata-rata dan juga bisa
di bawah rata-rata yang biasanya terjadi di pasar modal. Tony (2012) dalam Ida
(2002), rasionalitas investor dapat diukur dari sejauh mana mereka berhasil
memilih saham yang memberikan hasil maksimum dengan resiko tertentu atau
murni didapatkan oleh investor dan keuntungan yang diharapkan diperoleh dari
terjadi, ataupun karena harga saham yang terus berubah-ubah (Andreani dan
Christina, 2014).
4
Abnormal return diartikan sebagai tingkat pengembalian yang dihasilkan
oleh saham atau portofolio selama periode tertentu, dimana tingkat pengembalian
yang diperkirakan dengan beberapa metode penilaian seperti asset pricing model
yang menggunakan data historis dalam jangka panjang agar hasilnya lebih akurat
Umumnya Abnormal return merupakan return yang nilainya melebihi angka nilai
return normal sehingga semua investor ingin mendapatkan saham yang abnormal
return. Adhe dan Bandi (2015) dalam Ardiawan (2015) menyatakan bahwa reaksi
pasar dapat diukur dengan melihat abnormal return saham yang diterima investor.
diharapkan keamanan dan kembali aktual. Abnormal return terkadang dipicu oleh
perusahaan produktif, peningkatan suku bunga, tuntutan hukum, dan semua yang
perusahaan yang berkinerja baik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang
sesudah pengumuman pemecahan saham dapat menjadi salah satu indikator dari
5
Untuk melihat tingkat abnormal return perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 - 2015 disajikan pada Tabel
Tabel 1.1
Tabel Perhitungan Abnormal Return Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2015
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 berfluktuasi ini menunjukkan bahwa
abnormal return tidak stabil yang dihasilkan oleh perusahaan. Mengingat hasil-
hasil pertambangan masuk dalam peringkat kelima besar di Asia Tenggara, tetapi
6
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa terdapat beberapa indikasi yang
salah satu penyebabnya adalah adanya pengumuman corporate action dan salah
satu pengumuman corporate action adalah dividen kas. Dan ada beberapa faktor
arus kas bebas dan set kesempatan investasi. Pada penelitian ini menggunakan
variabel dividen, profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan
abnormal return.
berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki dan merupakan salah satu informasi
yang menarik perhatian investor. Pembayaran ini akan mengurangi laba ditahan
dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para
pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis. Penelitian Nugroho (2014)
dalam Adhe dan Bandi (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat reaksi pasar
(2012), Pratita (2013), Anggi et.al, (2015) Adhe dan Bandi (2015) dan Risha
(2015).
7
Partington (1989), rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan
menghasilkan laba meningkat maka hal ini akan menunjukkan daya tarik bagi
permintaan saham meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat, hal
ini akan berakibat naiknya return saham yang artinya profitabilitas berpengaruh
(2012), Ida dan Sudiarta (2013), Yudhanto dan Aisjah (2013), Salvatore dan Putu
(2014), berpengaruh positif terhadap dividen serta Brian dan Suarjaya (2013).
short term) maupun hutang jangka panjang (debt long term). Menurut Usman
(1990:155), rasio keuangan yang dapat mempengaruhi return saham adalah rasio
likuiditas, karena sebuah perusahaan yang memiliki utang yang besar, dapat
yang dibagikan akan semakin besar. Semakin liquid sebuah perusahaan maka
8
Penelitian tentang likuiditas dilakukan oleh Suharli (2007), Idawati dan Sudiartha
arus kas bebas (Free Cash Flow). Arus kas bebas merupakan kas yang berlebih di
perusahaan yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
misalnya pembelian aset tetap secara tunai. Menurut Ross et al (2000) dalam
Susilawati (2010) bahwa ada perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan
pendanaan operasi perusahaan dibiayai dengan utang agar sisa dana arus kas
pengaruh aliran kas bebas ini dilakukan oleh Metha dan Barbara (2011), Ferry
(2011), Trilas dan Arfan (2013), Sindhu (2014), dan Salvatore dan Sugiartha
(2014).
depan biasanya diikuti oleh adanya penurunan dividen tunai. Perusahaan dengan
yang tinggi (Subekti dan Kusuma, 2001). Hal tersebut sangat memotivasi bagi
9
manajerial untuk melakukan re-investasi dalam jumlah yang besar. Dengan
sumber dana lebih yang berasal dari internal perusahaan dibandingkan dengan
sumber dana eksternal (penerbitan saham atau obligasi). Risiko dan biaya dari
dana yang bersumber dari internal lebih disukai dan lebih rendah serta
Penelitian ini juga dilakukan oleh Ferry (2011), Dewi dan Suaryana (2013),
likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan investasi terhadap dividen dan
terhadap abnormal return. Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dan
penelitian terdahulu.
(2011) menggunakan variabel independen yaitu aliran kas bebas dan kebijakan
dividen, set kesempatan invetasi sebagai variabel pemoderasi. Metha dan Barbara
(2011) menggunakan variabel independen aliran kas bebas dan keputusan pendaan
terhadap nilai pemegang saham dengan set kesempatan investasi, Tony (2012)
10
ukuran perusahaan. Dewi dan Suaryana (2013) menggunakan variabel yaitu
perusahaan.
Arfan dan Trilas (2013) menggunakan variabel independen yaitu arus kas
menggunakan variabel independen yaitu free cash flow, dividend. Adhe dan Bandi
kebijakan hutang dan nilai perusahaan. Dan Risha (2015) menggunakan variabel
independen yaitu dividen tunai, arus kas bebas, ukuran perusahaan. Adi dan
11
dan Sugiartha (2014) menggunakan periode pengamatan tahun 2009-2012. Adhe
menggunakan objek penelitian pada Saham Indek LQ 45. Dewi dan Suaryana
(2013) menggunakan objek penelitian pada industri makanan dan minuman yang
objek penelitian pada perusahaan manufaktur di BEI. Arfan dan Trilas (2013)
Index. Brian dan Suarjaya (2013) menggunakan objek penelitian pada perusahaan
menggunakan objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada sektor
property, real estate, dan konstruksi. Adi dan Gerianta (2016) menggunakan
dependen yang sama yaitu abnormal return. Selain itu Anggie et.al. (2015) dan
terdaftar di BEI.
12
Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan
diminati oleh investor dalam dan luar negeri karena Indonesia menjadi salah satu
produsen terbesar emas, tembaga, timah dan nikel. Indonesia mampu memberikan
reaksi pasar terhadap tingkat abnormal return yang fluktuatif akan mempengaruhi
dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Arus Kas Bebas dan Set
Efek Indonesia)”.
13
5. Apakah set kesempatan investasi berpengaruh terhadap dividen.
11. Apakah profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan
abnormal return.
return.
14. Apakah dividen memediasi pengaruh arus kas bebas terhadap abnormal
return.
abnormal return.
14
3. Pengaruh likuiditas terhadap dividen.
11. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan
14. Pengaruh dividen memediasi arus kas bebas terhadap abnormal return.
return.
1. Investor
15
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada
para praktisi, seperti investor atau calon investor. Khususnya, hasil penelitian
para investor selama ini cukup efektif dalam melakukan monitoring terhadap
saham.
2. Perusahaan
manajer mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set
return.
yang telah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah di
mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, arus kas bebas dan set kesempatan
16
17