BAB I
PENDAHULUAN
baik hutang (seperti obligasi) maupun modal sendiri (seperti saham biasa dan
saham preferen) diperdagangkan. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu
Exchange (Harjito dan Martono, 2011). Pasar modal merupakan salah satu
dari masyarakat umum, ke perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek atau
mengenai kondisi perusahaannya saat ini. Keterbukaan ini bertujuan agar para
pasar modal yang akan tercermin dalam indikator dan karakteristik pasar
Dalam pasar modal yang efisien semua informasi baru dengan cepat
menjadi lebih besar ketika earnings diumumkan pada saat waktu lain selama
tahun tersebut.
pengumuman stock split. Stock split merupakan salah satu Corporate Action
sadikit atau disebut split-down atau reverse split (Samsul, 2006). Pemecahan
saham memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai
alasan mengapa menejer perusahaan melakukan Stock Split antara lain: (1)
Menurut Asquith et al. (1989) ada dua jenis informasi laba yang
disampaikan oleh pemecahan saham adalah informasi laba yang akan datang
earnings).
saham dan bagi perusahaan yang mengalami tingkat pertumbuhan laba yang
yang melakukan pemecahan saham (Stock Split) pada tahun 2010 sampai
Tabel 1.1
Rata rata Harga dan Volume Perdagangan Saham perusahaan yang
melakukan Stock Split pada tahun 2010 sampai 2016
Jumlah Rata-rata Volume
Rata-rata
Tahun peristiwa Perdagangan
Harga saham
Stock Split saham
2010 6 1.344 14.763.708
2011 11 1.800 16.994.122
2012 16 2.245 14.686.028
2013 11 1.049 6.577.055
2014 5 3.333 201.887
2015 14 1.573 921.476
2016 26 949 62.808.108
Sumber : Yahoo finance, Broker forex dan saham ok (Data diolah)
Stock split, tahun 2014 merupakan tahun dimana perusahaan yang melakukan
Stock Split jumlahnya paling sedikit sedangkan tahun 2016 merupakan tahun
dimana jumlah perusahaan yang melakukan Stock split terbanyak. Jika dilihat
dari rata-rata harga saham, tahun 2014-lah yang tertinggi rata-rata harga
sahamnya dimana pada tahun ini ada perusahaan yang cukup tinggi Close
Price-nya yaitu PT Surya Toto Indonesia Tbk sebesar Rp.3.975, dan PT Multi
harga sahamnya terendah dimana pada tahun ini jumlah perusahaan yang
dilihat dari rata-rata Volume Perdagangan saham, tahun 2016-lah yang rata-
berlaku, dan sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan
rentang perdagangan yang optimal / optimal trading range, sehingga daya beli
stock split mempunyai dampak terhadap pasar. Reaksi pasar terhadap stock
abnormal.
sinyal positif yang dibawa kepada pasar telah beberapa kali diteliti. Michael
Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969) yang menemukan adanya perbedaan
stock split.
tidak terdapat perbedaan harga saham, TVA dan abnormal return sebelum
fenomena gap dalam penelitian ini karena adanya hasil penelitian yang tidak
konsisten dengan teori-teori yang ada yakni trading range theory dan
signalling theory. Ditemukan pula hasil yang tidak konsisten pada trading
range theory dalam penelitian Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1999) dan
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh stock split dengan judul
berikut :
sesudah stock split pada Industri Non Manufaktur yang terdaftar di BEI?
dan sesudah stock split pada Industri Manufaktur yang terdaftar di BEI?
dan sesudah stock split pada Industri Non Manufaktur yang terdaftar di
BEI?
return yang signifikan sebelum dan sesudah stock split yang dilakukan
return yang signifikan sebelum dan sesudah stock split yang dilakukan
perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split yang
perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split yang
Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Investor
akan dipilihnya.
BAB I PENDAHULUAN
serta Hipotesis
10
penelitian.
penelitian.
BAB VI PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut adalah :
terhadap harga saham, dimana harga saham naik pasca aksi korporasi
signifikan pada periode sebelum dan sesudah stock split. Hasil tersebut
saham, harga saham berubah secara signifikan, yaitu berada pada optimal
pemecahan saham.
signifikan pada harga saham dan tidak ditemukan adanya perbedaan yang
signifikan, yaitu berada pada optimal trading range dan juga bahwa peristiwa
(stock split). Hal ini berarti pemecahan saham (stock split) memberikan
perdagangan saham.
perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split dan tidak ada perbedaan
return saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang
Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969) menguji 940 stock split pada
New York Stock Exchange (NYSE) yang terjadi antara Januari 1927 sampai
dengan Desember 1959. Perilaku harga saham yang diuji adalah pada periode
return. Sedangkan pada saat pengumuman stock split dan hari-hari setelah
stock split tidak terdapat abnormal return. Hal ini menujukkan bahwa pasar
13
Tabel 2.1
Daftar Hasil Penelitian Terdahulu
Persamaan Perbedaan
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1 Ibnu Khajar (2016) Stock split Variabel X Objek
“Analisis stock split berpengaruh positif yaitu Stock penelitian
terhadap harga terhadap harga saham, Split. Industri
saham dan volume tetapi volume Variabel Y manufaktur
perdagangan saham perdagangan saham yaitu Harga dan non
Indekx LQ-45 Saham dan manufaktur
periode 2010-2016” Volume yang yang
perdagangan melakukan
Saham stock split di
Periode BEI
penelitian
yaitu 2010
sampai 2016
2 Iin Indarti dan Ada perbedaan antara Variabel X Periode
Desti Mulyani BR. harga saham dan yaitu Stock penelitian
Purba (2011) volume perdagangan Split. yang
“Analisis saham sebelum dan Variabel Y digunakan
perbandingan harga sesudah stock split. yaitu Harga peneliti yaitu
saham dan volume Saham dan pada tahun
perdagangan saham Volume 2010 sampai
sebelum dan perdagangan 2016
sesudah stock split” Saham
Objek
penelitian
seluruh
perusahaan
yang
terdaftar di
BEI yang
melakukan
stock split
tahun 2007
14
Persamaan Perbedaan
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
3 Inayatus Shofa, Sri Terdapat perbedaan Variabel X Periode
Utiyati (2016) yang signifikan pada yaitu Stock penelitian
“Analisis harga saham dan tidak Split. yang
perbandingan harga ditemukan adanya Variabel Y digunakan
dan volume perbedaan yang yaitu Harga peneliti yaitu
perdagangan saham signifikan pada Saham dan pada tahun
sebelum dan volume perdagangan Volume 2010 sampai
sesudah stock split” saham sebelum dan perdagangan 2016
sesudah peristiwa Saham
pemecahan saham Objek
penelitian
seluruh
perusahaan
yang
terdaftar di
BEI yang
melakukan
stock
splittahun
2011-2014
Persamaan Perbedaan
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
“Analisis ada perbedaan return yaitu Harga peneliti yaitu
perbedaan volume saham sebelum dan Saham dan pada tahun
perdagangan saham sesudah stock split Volume 2010 sampai
dan return saham perdagangan 2016
sebelum dan Saham
sesudah stock split” Objek
penelitian
perusahaan
yang
terdaftar di
BEI yang
melakukan
stock split
tahun 2010-
2013
6 Fama et al (1969) Hasil penelitian Meneliti Objek
“The Adjustment of tersebut menunjukkan tentang penelitian
Stock Prices to bahwa 30 bulan pengaruh perusahaan
New Information” sebelum pengumuman stock split yang
stock split terdapat terhadap terdaftar di
abnormal return. abnormal BEI yang
Sedangkan pada saat return melakukan
pengumuman stock stock split
split dan hari-hari Periode
setelah stock split penelitian
tidak terdapat yang
abnormal return. Hal digunakan
ini menujukkan bahwa peneliti yaitu
pasar tidak melakukan pada tahun
reaksi terhadap 1927 sampai
pengumuman stock 1959
split.
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
terdiri dari saham biasa, saham preferen, bukti right, dan waran.Sedangkan
sekuritas di pasar obligasi terdiri dari obligasi dan obligasi konversi. Lalu
opsi. Salah satu sekuritas yang paling sering diperjualbelikan adalah saham
maupun harga yang bergerak di pasar (Basir dan Fakrudin, 2005). Aksi
(RUPS) atau dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
17
karena aksi ini akan berdampak pada investor serta nilai perusahaan maka
akan dilakukan investor tersebut pada perusahaan itu. Dalam hal ini
reverse split, pembagian dividen baik secara tunai maupun saham, emisi
obligasi konversi, waran, right issue dan emisi efek tanpa hak memesan
efek terlebih dahulu (HMETD). Dari aksi perusahaan tersebut yang dapat
mempengaruhi indeks harga saham rill adalah right issue, waran, obligasi
konversi, dividen saham, stock split, reverse split, dan saham bonus karena
mengandung nilai ekonomis. Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa
18
informasi tersebut (Robbert Ang, 1997). Jika pasar efisien, maka suatu
menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien (efficient market
hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak form of the efficient market
hypothesis), (2) hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat (semi strong
form of the efficient market hypothesis), (3) hipotesis pasar efisien bentuk
bentuk pasar efisien tersebut terkait erat dengan sejauh mana penyerapan
informasi yang tersedia bagi publik. Dalam pasar modal efisien setengah
kuat, harga saham bereaksi secara cepat dengan munculnya informasi baru
information.
saham di masa datang (Tandelilin, 2010). Pertanda baik dan optimisme ini
dengan nilai perusahaan yang tergambar dari harga saham yang relatif
tinggi.
Hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat
untuk menata kembali harga per lembar saham pada batas-batas harga
yang lebih rendah yang berada pada kisaran perdagangan yang optimal
apabila harga saham perusahaan tersebut sudah cukup tinggi atau tidak
maka dari itu saham tersebut menjadi lebih likuid. Menurut Marwata
sahamnya akan menjadi two round lots saham ini dapat di jual kepada
dua orang lainnya. Saham hasil pemecahan saham yang dijual jepada
sahamnya dipecah dengan split factor1 : 10, jumlah saham yang beredar
lembar saham. Maka setelah pemecahan saham nilai nominal saham akan
menjadi Rp 2.000,00 per lembar saham dan jumlah saham yang beredar
nilai tambah bagi investor karena total nilai nominal yang dimiliki oleh
(http://www.idx.co.id).
tersebut
jika harga saham terlalu mahal, dana yang dimiliki investor kecil
perlu memahami alasan dilakukannya stock split ini dari pendapat lain,
perusahaan. Harga teoritis saham hasil stock split adalah harga saham
25
suatu perusahaan setelah stock split. Harga pasar saham sebelum dan
sesudah stock split akan berbeda. Karena perbedaan harga sebelum dan
hc
HT =
n
HT = Harga pasar teoritis
hc = Harga Cum (harga terakhir saham dengan nominal
lama sebelum stock split)
n = split factor
relative adalah closing price harian. Harga pasar saham sebelum stock
split adalah perbandingan antara closing price harian dibagi dengan nilai
relative sesudah stock split adalah harga yang terbentuk dari interaksi
para pembeli dan penjual saham sesudah stock split (Fortuna, 2010).
P
HR =
Nt
Nt + 1
26
Keterangan:
HR : Harga pasar saham relative sebelum stock split
P : Harga sebelum pemecahan saham (closing price harian)
Nt : Nilai nominal saham sebelum pemecahan saham (t)
Nt + 1 : Nilai nominal saham setelah pemecahan saham (t+1)
Dimana dalam http://www.idx.co.iddisebutkan :
Nt
n=
Nt + 1
Keterangan :
n :Split Factor
Nt : Nilai nominal saham sebelum pemecahan saham (t)
Nt + 1 : Nilai nominal saham setelah pemecahan saham (t+1)
Maka rumus harga pasar saham relative sebelum stock split dapat
disederhanakan menjadi :
P
HR=
n
dimana :
ARi,t = abnormal return saham i pada periode t
Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i periode t
E(Ri,t) = return ekspektasi yang terjadi untuk saham i periode t
P t−P¿
R¿ =
P¿
Keterangan :
Pt = harga saham ke-i pada bulan ke-t
Pt-1 = harga saham ke-i pada bulan t-1
Menghitung return pasar. Return pasar yang digunakan dalam
IHSG t −IHSG ¿
Rmt =
IHSG¿
Keterangan :
Rmt = Return pasar pada bulan ke-t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke t-1
Penelitian Brown dan Warner (1985) menyatakan bahwa return
1. Mean-Adjusted Model
estimasi.
E ( R¿ ) =
∑ R¿
t
dimana:
E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada waktu t
Rit = actual return sekuritas ke-i pada waktu t
t = periode estimasi
2. Market Model
dimana:
Rit = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
αi = intercept untuk sekuritas ke-i
β i = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-I
Rmt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
εit = kesalahan residu sekuritas i pada peride estimasi ke t
29
runtut waktu (time series) antara return saham (Rit) dengan return pasar
(Rmt). Dari koefisien α dan β tersebut dapat dihitung expected return tiap-
untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada
dengan rumus :
CAR = ∑ ARit
bulan ke-t :
AAR=
∑ AR¿
n
Keterangan :
AAR = rata-rata abnormal return saham
n = jumlah saham yang diteliti
waktu tertentu.
Keterangan :
TVAit : Aktivitas perdagangan saham i pada hari ke t
∑saham i ditransaksikan pada hari ke-t : jumlah saham i yang
ditransaksikan pada hari ke-t
∑ saham i yang beredar : jumlah saham i yang beredar pada hari ke-t
baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa
pada saat terjadinya peristiwa karena harga saham tersedia pada saat
peristiwa terjadi (Hartono, 2015). Selain itu, data yang akan digunakan
pasar.Selain itu untuk menguji respon pasar apakah pasar merespon suatu
arah respon pasar apakah pasar merespon positif untuk kabar baik dan
aliran kas di masa depan sehingga menyebabkan return tak normal (return
a. Periode Jendela
suatu peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tertentu terhadap obyek
penelitian ini.
dan tidak terlalu pendek bertujuan agar hasil dari pengamatan benar-
harian berkisar antara 3-250 hari, sedangkan untuk data bulanan berkisar
antara 3-121 bulan. Periode jendela yang dipilihjuga tergantung dari jenis
peristiwa yang akan diteliti. Jika nilai ekonomis dari peristiwa yang
terjadi dapat dengan mudah ditentukan oleh investor maka investor dapat
jika peristiwa yang terjadi sulit dirasa oleh investor untuk menentukan
semakin lama.
(Astuti, 2012) :
Event Date
5 0 5
Event Window
Gambar 2.1 Gambar jendela peristiwa (Event
Window),& tanggal pengumuman (Event Date) Stock
split
3. Menentukan Kriteria tertentu yang diperlukan dalam event study
34
semakin baik.
sampel penelitian,
perusahaan yang nilai sahamnya tinggi dan berkinerja baik yang dapat
melakukan stock split. Publik yang mengetahui sinyal positif dari stock
Dengan melakukan stock split, harga saham suatu perusahaan menjadi lebih
terjangkau dan lebih menarik bagi investor sehingga saham menjadi lebih
bahwa ada perbedaan antara harga saham dan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah stock split, hal ini berarti stock split berpengaruh
Informasi
Stock Split
Reaksi Pasar
Event Study
Event Date
30 0 30
Event Window
Volume
Harga Saham Perdagangan
36
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
2.4. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
dan sesudah event terjadi (Hartono, 2010). Peristiwa yang diuji dalam
penelitian ini adalah peristiwa Stock Split. Informasi dari peristiwa stock split
3.2.1. Populasi
waktu generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai
melakukan Stock Split pada periode 2010 sampai 2016 yaitu sebanyak 89
perusahaan.
3.2.2. Sampel
berikut:
2010-2016
Tabel 3.1
Proses Pemilihan Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang melakukan stock split periode 2010-2016 89
2 Dikurang perusahaan yang sahamnya tidak aktif 0
diperdagangkan selama event window
3 Dikurangi perusahaan yang melakukan corporate action 21
lain selain stock split pada periode jendela
4 Total sampel yang digunakan dalam peneitian (Manufaktur 68
30 perusahaan dan Non Manufaktur 37 perusahaan)
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan Yang di jadikan
sampel penelitian
Manufaktur Non Manufaktur
No No
CODE NAMA PERUSAHAAN CODE NAMA PERUSAHAAN
1 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 1 ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk
4 BATA PT Sepatu Bata Tbk 4 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
6 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk 6 CMPP PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk
8 CNTB PT Saham Seri B Centex Tbk 8 DSNG PT Dharma Satya Nusantara Tbk
40
12 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 12 JKON PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
15 ICBP PT Indofood CBP Sukses Tbk 15 KREN PT Kresna Graha Investama Tbk
17 IMPC PT Impack Pratama Industri Tbk 17 LSIP PT PP London Sumatera Indonesia Tbk
24 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 24 PADI PT Minna Padi Investama Tbk
25 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 25 PNSE PT Pudjiadi and Sons Tbk
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 26 PSAB PT J Resource Asia Pasifik Tbk
30 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk 30 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk
saham emiten, harga saham emiten selama periode jendela sebelum maupun
sesudah stock split, data perdagangan harian dan situs Bursa Efek Indonesia
perdagangan saham.
42
Tabel 3.3
Operasional variabel penelitian
No Variabel Dimensi Definisi pengukuran
Rata-rata Cumulative abnormal
1
Abnormal Rata-rata
return dibagi dengan jumlah AAR=
∑ AR¿
return abnormal return n
saham yang diteliti
Rata-rata
Volume Rata-rata Total Volume Activity
2 Perdagangan
Volume
dibagi dengan jumlah saham ATVA=
∑ TVA
perdagangan n
Saham yang diteliti
saham
data terdistribusi normal dan model uji analisis Wilcoxon Signed Rank apabila
atau tidak normal. Apabila data berdistribusi normal, maka uji statistik yang
tidak normal maka yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test.
a. Jika probabilitas Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Jika probabilitas Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
stock split.
∑ AR before
t =−5
AAR before=
t
t =+1
∑ AR after
t =+5
AAR after =
t
Keterangan :
AARbefore = rata-rata abnormal return sebelum peristiwa
AARafter = rata-rata abnormal return sesudah peristiwa
t = periode waktu
2. Menghitung standar deviasi sebelum dan sesudah peristiwa
σ before= √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
σ after =√∑ ¿ ¿ ¿¿ ¿
Keterangan :
σ before = deviasi standard abnormal return sebelum peristiwa
σ after = deviasi standard abnormal return sesudah peristiwa
t = periode waktu
3. Analisis uji signifikansi t (pada α = 5%)
45
❑
AAR after − AAR before
t=
√
2 2
σ¿ σ¿
after
+ before
n n
Keterangan :
AARbefore = rata-rata abnormal return sebelum peristiwa
AARafter = rata-rata abnormal return sesudah peristiwa
σ before = deviasi standard abnormal return sebelum peristiwa
σ after = deviasi standard abnormal return sesudah peristiwa
n = jumlah sampel
a) Perumusan hipotesis
Hipotesis 1
manufaktur.
manufaktur.
Hipotesis 2
manufaktur.
manufaktur.
46
c) Penentuan thitung
❑
AAR after − AAR before
t=
√
2 2
σ¿ σ¿
after
+ before
n n
Jika :
saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan Manufaktur dan
TVA ¿ =
∑ saham iditransaksikan pada harike−t
∑ saham i yang beredar
2. Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan saham
47
ATVA ¿ =
∑ TVA ¿ before
before
n
ATVA ¿ =
∑ TVA ¿ after
after
n
perdagangan saham
σ before= √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
σ after =√∑ ¿ ¿ ¿¿ ¿
❑
TVA after −TVA before
t=
√
2 2
σ¿ σ¿
+
after before
n n
Keterangan :
ATVAbefore = rata-rata volume perdagangan sebelum peristiwa
ATVAafter = rata-rata volume perdagangan sesudah peristiwa
σ before = deviasi standard volume perdagangan sebelum peristiwa
σ after = deviasi standard volume perdagangan sesudah peristiwa
n = jumlah sampel
a) Perumusan hipotesis
Hipotesis 3
perusahaan manufaktur.
48
perusahaan manufaktur.
Hipotesis 4
c) Penentuan thitung
❑
TVA after − ATV before
t=
√
2 2
σ¿ σ¿
+
after before
n n
Jika :
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft, Jakarta
Asquit, P., P. Healy and K. Palepu.“Earnings and Stock Split”.The Accounting
Review 3 (July, 1989): 387-403
Astuti, An Ras Try. 2012. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham
Perusaahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Astuti, Destry Widi. 2015. “ DampakStock split terhadap Likuiditas
Saham’’.Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Basri, Saleh dan Farakhrudin, Hendry M. 2005.Aksi Korporasi Stategi Untuk
Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi. Jakarta: Salemba Empat.
Brennan, M. J., and P. J. Hughes, 1991, stock price and the supply of information,
Journal of financial 46, 1665-1691.
Copeland, Thomas E. 1979. “Liquidity Changes Following Stock Split”.The
Journal of Finance , Vol. 34, No. 1. American Finance Association
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Investasi Edisi 2: Teori dan Soal Jawab. Jakarta:
Salemba Empat.
Fama, Eugene F. (May 1970), “Efficient market: A review of theory and
empirical work”, Journal of Finance, 25 (2): 383-417.
Fama, Eugene, Lawrence Fisher, Michael Jensesn and Richard Roll, 1969, The
adjustment of stock price to new information, International Economic Review
10, 1-21.
Farinha, Jorge and Nuno Filipe Basilio, 2006, “ Stock Splits : Real Effects or Just
a Question of Maths? An Empirical Analysis of the Portuguese Case “,
Centro de Estudos de Economia Industrial, do Trabalho e da Empresa,
pp. 1 – 61.
Fortuna, Chotyahani Hasna Rizka. 2010. “Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi.Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Castellan, John. 2002, Statistik Nonparametrik Dan Aplikasi
Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Grinblatt, Mark S., Ronald W. Masulis, and Sheridan Titman, 1984, The valuation
effects of stock splits and stock dividend, Journal of Financial Economics 13,
461-490.
50
Indarti, Iin Dan Desti Mulyani BR. Purba. 2011. “Analisis Perbandingan Harga
Saham Dan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split”.
Jurnal Ilmu Ekonomi ASET Vol. 13 No. 1.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Manggala.
Khajar, Ibnu. 2016. “Analisis Stock Split Terhadap Harga Saham Dan Volume
Perdagangan Saham Indekx LQ-45 Periode 2010-2016”. Jurnal Keuangan
Dan Perbankan Vol. 20 No. 3.Universitas Islam Sultan Agung.
Keown, Arthur J., David F. Scott, Jr., John D. Martin, dan J. William Petty. 2010.
Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan Jilid 1 (Edisi Kesepuluh).
Jakarta: PT. Indeks.
Hendrawijaya, Michael.2009.” Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah
Pemecahan Saham ( Studi Pada Perusahaan Go Public Yang Melakukan
Pemecahan Saham Antara Tahun 2005 – 2008 Di Bei )”. Tesis. Program
Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
http:www.telkom.co.id
http://www.idx.co.id
http://www.yahoofinance.co.id
Lakonishok J., & B. Lev. “Stock Split and Stock Dividends: Why, Who, and
When”. Journal of Finance 42 (1987): 913-932.
Larasanti, Ni Nyoman Ayu. 2017.”Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock
Split) Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2015”.
Skripsi.Program Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Lestari, S., E. Arif Sudaryono (2008). Pengaruh Stock Split: Analisis Likuiditas
Saham Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Dengan
Memperhatikan Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan. Jurnal Bisnis
danAkuntansi, 10, No.3.Hlm.139-148.
Leung, Tak Yan, et al, 2005, “ Do Stock Splits Really Signal ? “, pp. 1 – 33.
Manggala, Budi. 2012. Efektivitas Trading Range Theory Saham dari Emiten
Bursa Efek Indonesia sebagai Masukan atas Rencana Penerapan Aturan Stock
Split oleh Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Keuangan. Jakarta: Universitas
Tarumanegara.
Manson, Robert D. Dan Lind , Douglas A. 1999.”Teknik Statistika Untuk Bisnis
dan Ekonomi Ed. 9 Jilid 2”. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Menendez, Susana and Silvia Gomez – Anson, 2003, “ Stock Splits : Motivations
and Valuation Effects In The Spanish Market “, Investigaciones
Economicas, pp. 459 – 490.
51
Mila, I Gusti Ayu. 2010. “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)
Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009”. Skripsi. Program
Sarjana Universitas Diponegoro.
Pramana, A., Mawardi, W. (2012). Analisis Perbandingan Trading Volume
Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan
Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2011).Diponegoro Journal Management, 1, No.1. Hlm 1-9.
Prasetyo, Hendrik. 2016. “Stock Split Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Riset Mahasiswa Vol. 4 No.
1.Universitas Kanjuruhan Malang.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.Jakarta : Erlangga
Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS.Jakarta : Elex Media Komputindo.
Shofa, Inayatus Dan Sri Utiyati. 2016. “Analisis Perbandingan Harga Dan
Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split”. Jurnal Ilmu
Dan Riset Manajemen Vol. 5 No. 7.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999, ” Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas
Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid – Ask Spread di Bursa Efek Jakarta
”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. XIV, No. 4 Hal 93 – 110.
Sugiarto, Siagian Dergibson. 2000. Metode Statistika : untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi Edisi
Pertama. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Tanjung, Abdul Hafiz 2007.”Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan
Trading Range pada Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia.Vol.4 No.1.
Tobing, Togi Lumban dan Wahyu Ario Pratomo.“Analisis stock split terhadap
harga saham dan volume perdagangan pada perusahaan yang terdaftar di BEI
(sector manufaktur, pertambangan, financial, dan agrikultur dari tahun 2010-
2013)”.Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 2 No. 7.
Wafiyah, Ana. 2005. “Reaksi pasar pada pengumuman stock split dan reverse
split (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ)”. Tesis. Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro.
Wang Sutrisno, et al, 2000, “ Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan
Return Saham di Bursa Efek Jakarta “, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol II, No.2, Hal 1 – 13.
Widyahari, Putu Sri Et Al. 2014. “Analisis Perbedaan Volume Perdagangan
Saham Dan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split”. e-Jurnal
52