A. Judul
dengan menerbitkan saham. Saham merupakan salah satu efek yang paling
saham tinggi, maka akan semakin tinggi juga likuiditas saham tersebut,
Gerianta, 2017). Hal ini dikarenakan, tidak semua investor tertarik untuk
membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi terutama bagi investor
perseorangan yang memiliki dana terbatas. Kondisi seperti ini dapat diatasi
1
Corporate action merupakan salah satu aktivitas yang dapat dilakukan
oleh emiten untuk mempengaruhi jumlah saham yang beredar dan harga
saham di pasar. Corporate action sebagai bentuk dari salah satu strategi
yang dilakukan oleh emiten dengan tujuan untuk menarik perhatian dari
pihak pasar modal terutama para pemegang saham. Salah satu bentuk dari
menjadikan harga saham mudah dijangkau oleh investor, akan tetapi tidak
harga saham tinggi dan dalam kondisi baik. Tindakan pemecahan saham ini
akan datang. Baik tidaknya perusahaan dapat dilihat melalui rasio harga
saham terhadap laba bersih atau Price Earning Ratio (PER) dan melalui
rasio harga saham terhadap nilai buku atau Price to Book Value (PBV).
2
Apabila nilai PER tinggi, maka akan mencerminkan tingginya nilai Earning
per Share (EPS). Apabila suatu perusahaan memiliki EPS yang tinggi, maka
mencerminkan nilai buku dan likuiditas saham yang tinggi. Semakin besar
semakin mahal harga saham di pasar, sehingga PER dan PBV ini dapat
perusahaan akan melakukan stock split dengan tujuan harga saham menjadi
menjadi lebih likuid. Hal ini juga sesuai dengan trading range theory, yaitu
perusahaan yang memiliki harga saham tinggi akan melakukan stock split,
sehingga investor akan tertarik untuk melakukan transaksi saham yang pada
peluang untuk mendapatkan capital gain semakin tinggi dan saham baru
pada pasar dan dapat membentuk harga saham di pasar. Selain harga saham
3
yang tinggi, likuiditas saham juga menjadi alasan lain sebuah perusahaan
daya beli investor yang pada akhirnya perusahaan akan terus meningkatkan
stock split inilah yang menjadi pertimbangan bagi emiten dalam mengambil
harga saham serta semakin rendahnya likuiditas saham, maka semakin besar
saham tersebut biasayanya memiliki nilai PER, PBV, dan harga saham yang
pemecahan saham, volume saham yang beredar menjadi lebih tinggi yang
dapat dijadikan sebagai salah satu indikasi bahwa nilai PER, PBV, dan
4
penelitian yang dilakukan oleh Harjanti Widiastuti dan Usmara (2005) yang
C. Perumusan Masalah
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
berikut:
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Universitas
sejenis.
3. Bagi Perusahaan
6
E. Tinjauan Pustaka
7
kebijakan memecah saham atau merubah nilai nominal saham yang
2008).
nilai nominal saham, nilai pasar saham, serta jumlah saham yang
8
harga saham dengan nilai yang rendah, sehingga dapat menarik lebih
pemecahan saham yaitu 1/n dari harga saham sebelumnya. Hal ini
9
memberatkan investor untuk membeli saham tersebut; (2)
the number of shares will be increases, but the market cap remains the
same and underlying value remains the same. When number of share
multiple, the total pre-split amounts, but the split is not add any real
value”.
10
Terdapat dua teori utama yang menjadi motivasi perusahaan
a. Signaling Theory
11
secara positif apabila pemberi sinyal kredibel karna perusahaan
Eka, 2009).
12
2. Price Earning Ratio
Bagi investor semakin kecil nilai dari PER, maka semakin bagus
Selain itu, nilai PER juga menunjukkan ukuran harga relatif dari
widely used stock evaluation measure and given by dividing the last
sale price by the average EPS (Earning Per Share) estimate for the
setiap lembar saham. PER ini dapat dijadikan sebagai ukuran murah
hubungan harga saham biasa saat ini dengan nilai buku yang tercatat
harga saham bagi investor. Semakin tinggi nilai PER, maka semakin
13
tinggi pula harga sahamnya. Definisi Price Earning Ratio juga
ratio (often shortened to the P/E ratio or the PER) is the ratio of
company’s stock price to the company’s earnings per share. The ratio
cukup besar berarti harga saham lebih tinggi dari nilai EPS, sehingga
akan naik sebesar 0,133 satuan nilai. Hal ini berarti semakin tinggi
14
H01 : Tidak terdapat pengaruh positif signifikan antara Price
Earning Ratio terhadap keputusan perusahaan melakukan
stock split
3. Price to Book Value
company’s book value to its current market price anda is a key metric
hubungan harga per lembar saham biasa saat ini dengan nilai buku
yang dapat diberikan emiten terhadap pemegang saham. PBV ini juga
compare a stock’s market value to its book value. PBV its calculated
15
by dividing the current closing price od the stock by the lafest
2017).
memiliki PBV tinggi juga memiliki harga saham yang tinggi (Djoni
dan Joshe, 2011). Perusahaan yang memiliki nilai PBV yang tinggi
0,540. Nilai signifikan yang diperoleh untuk PBV ini adalah 0,003
yang berarti lebih kecil dari 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa, PBV
16
H02 : Tidak terdapat pengaruh positif signifikan antara Price To
Book Value terhadap keputusan perusahaan melakukan
stock split
4. Likuiditas Perdagangan
saham diartikan sebagai seberapa cepat saham para investor dapat laku
about how big the trade-off is between the speed of the sale and the
selling quickly will not reduce the price much, while in a relatively
illiquid market, selling it quickly will require cutting its price by some
akan tetapi, sebuah perusahaan tetap saja melakukan stock split. Salah
17
satu alasannya yaitu karena likuiditas harga saham nantinya akan
faktor, salah satu faktor tersebut adalah tingkat likuiditas pada saham
18
yaitu reaksi pasar yang ditunjukkan dengan meningkatnya jual beli
sebesar -505,763 yang berarti likuiditas yang diukur dengan nilai TVA
19
F. Penelitian Terdahulu
sebagai berikut:
20
melakukan stock split.
(Jurica dan Pengaruh Tingkat 1. PBV berpengaruh positif
Ditya, 2011) Kemahalan Harga signifikan terhadap
Saham, Kinerja keputusan perusahaan
Keuangan Perusahaan, melakukan stock split.
dan Likuiditas 2. PER tidak berpengaruh
Perdagangan Saham terhadap keputusan
terhadap Keputusan perusahaan melakukan
Perusahaan Melakukan stock split.
Stock Split. 3. Likuiditas perdagangan
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
keputusan perusahaan
melakukan stock split.
Sumber: Penulis (2017)
G. Kerangka Berpikir
sebagai berikut:
21
Price Earning
Ratio
(X1) H
1
Price to Book H Stock Split
Value 2 (Y)
(X2) H
3
Likuiditas
Perdagangan
(X3)
H. Hipotesis
22
I. Metode Penelitian
23
a. Perusahaan yang terdaftar di BEI.
sampel dari penelitian ini dan diambil dari website resmi dari BEI.
rumus
EMV + D
Q=
EBV + D
24
Keterangan:
Q : Nilai Perusahaan
Harga Saham
PER=
EPS
rumus:
Harga Saham
PBV =
Nila Buku Saham
25
3. Likuiditas Perdagangan
1. Uji Normalitas
26
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
semestinya.
4. Uji Autokolerasi
t-1.
27
Keterangan:
Y : Stock Split
X3 : Likuiditas Perdagangan
β 1, β 2, β3 : Koefisien Regresi
a : Konstanta
e : Standart Eror
c. Uji Hipotesis
uji T. Uji T atau disebut sebagai uji parsial adalah uji hipotesis
d. R Square
28
DAFTAR PUSTAKA
Djoni dan Joshe. (2011). Pertumbungan Earning per Share, Price to Book Value, dan
Price Earning Ratio sebagai Dasar Keputusan Stock Split. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan.
Fransisca, W. d. (2000). Pengaruh Stock Split terhadap Likuidtas dan Return Saham Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Perusahaan.
Harjanti dan Usmara. (2005). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stock Split dan
Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Investasi.
Jurica dan Ditya. (2011). Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham, Kinerja Keuangan
Perusahaan, dan Likuiditas Perdagangan Saham terhadap Keputusan
Perusahaan Melakukan Stock Split.
Kristianiarso. (2014). Aanlisis Perbedaan Likuiditas Saham, Harga Saham, dan Return
Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split. Jurnal OE.
Lely, P. d. (2014). Reaksi Pasar Berupa Volume Perdagangan Saham Saat Stock Split pada
Perusahaan BEI Tahun 2011-2013. E-Jurnal Akuntansi.
29
Ni Putu dan Gerianta. (2017). Analisis Tingkat Kemahalan Harga, Return Saham, EPS, dan
Likuiditas Perdagangan Saham terhadap Keputusan Stock Split. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, M. A. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Riski, Y. d. (2015). Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham. Kinerja Keuangan¸dan Size
Perusahaan terhadap Keputusan Perusahaan Melakuka stock split.
Santoso, S. (2013). Statistika Ekonomi Plus Aplikasi SPSS. Ponorogo: UNMUH Ponorogo
Press.
Sawidji. (2005). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Shinta, K. d. (2010). Analisis Tingkat Kemahalan Harga Saham dan Kinerja Keuangan
Perusahaan sebagai Faktor Pembeda Keputusan Pemecahan Saham (Stock Split):
Pengujian terhadap Trading Range Hypothesis dan Signaling Hypothesis. Buletin
Ekonomi.
Sihombing. (2008). Kaya dan Pintar Jadi Trader dan Investor Saham. Jakarta: Indonesia
Cerdas.
Suproyogi. (2013). Analisis Perbedaan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah
Stock Split. Jurnal Administrasi Bisnis.
30
Triana, R. d. (2016). Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Trading Volume
Activity dan Average Abnormal Return pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Journal of Accounting.
Wayan, N. (2015). Dampak Stock Split terhadap Reaksi Pasar pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen.
Wikipedia. (2017). Price-earnings Ratio. Retrieved from The price/earnings ratio (often
shortened to the P/E ratio or the PER) is the ratio of a company's stock price to
the company's earnings per share. The ratio is used in valuing companies.
Zainal,Novita, dan Eka. (2009). Pengaruh Stock Split terhadap Harga dan Likuiditas
Saham. Jurnal Ekonomi.
31