PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia investasi di Indonesia saat ini bukanlah merupakan satu dunia yang
asing. Banyak masyarakat yang telah mengenal dunia ini dan bahkan telah mulai
terjun ke dalamnya. Sebagian dari masyarakat sudah mulai sadar bahwa dana
lebih yang mereka miliki dan tidak terpakai bisa saja mengalami penambahan
yang mereka miliki saat ini untuk ditukar dengan aset-aset investasi . Kerelaan
yang diberikan para investor ini berimbal hasil pada kemungkinan akan satu atau
kepemilikan atas perusahaan) dan capital gain (bagi investor yang lebih
pembayaran tunai yang diberikan oleh perusahaan emiten kepada para pemegang
didapat investor dari hasil selisih harga pembelian saham dengan harga ketika
1
Investor yang mengharapkan capital gain memiliki prediksi serta
pengharapan akan adanya kenaikan harga pada saham yang ingin dibelinya pada
saat melakukan pembelian. Kenaikan terhadap harga saham inilah yang nantinya
akan memberikan return positif bagi investor ketika ia menjual kembali saham
yang dimilikinya tersebut. Return positif hanya didapat jika harga jual saham
akan mengalami kenaikan harga dapat diketahui melalui sebuah proses analisa.
saham atau setidaknya investor harus mengetahui variabel-variabel apa saja yang
dapat mempengaruhi return sebuah saham agar ekspektasi mereka akan return di
masa datang dapat diperoleh sehingga usaha dalam mencari return positif bisa
diwujudkan.
resiko dalam investasi mengandung dua komponen utama yaitu resiko tidak
sistematis dan risiko sistematis. Risiko tidak sistematis dapat dikurangi dan
kerugian di satu sektor bisa ditutupi dengan keuntungan di sektor bisa ditutupi
dengan diversifikasi, oleh karena itu risiko sistematis (beta) merupakan risiko
2
yang relevan dalam mengestimasikan pendapatan yang akan diperoleh. Beta
saham dapat mengukur sampai sejauh mana tingkat pengembalian saham bergerak
secara relatif terhadap pasar. Semakin tinggi beta saham maka semakin tinggi pula
French.1992).
emiten yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai apakah saham yang
diterbitkan oleh perusahaan tersebut layak untuk dibeli atau dijual. Informasi
tersebut berkaitan dengan firm size, book-to-market ratio dan growth options yang
tersebut. Perusahaan kecil memiliki rasio yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan besar. Menurut Hirschey (2001:566) serta Reilly dan brown (2003 :
kurang bisa diprediksi dengan baik. Besarnya risiko yang ditanggung oleh
Perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil cenderung memiliki stock return
3
Book-to-market equity merupakan rasio yang menilai kinerja suatu
perusahaan. Rasio ini membandingkan nilai buku ekuitas dengan nilai pasar
memiliki kinerja yang kurang baik sehingga pasar menilai rendah terhadap saham
perusahan tersebut. Pada periode mendatang harga saham akan terkoreksi dan
ratio tinggi dengan harapan akan memperoleh keuntungan pada saat harga
meningkat. Banyaknya investor yang melakukan aksi beli membuat harga saham
perusahaan tersebut menjadi meningkat dan stock return yang didapat oleh
investor meningkat.
Growth options merupakan salah satau pilihan riil yang melekat dalam
investasi. Dimana pilihan tersebut merupakan suatu pilihan yang bertumbuh bagi
lebih dari satu tahun. (Moyer, et al. 2006:298). Peningkatan dalam pengeluaran
investasi, baik investasi dalam property, plant, dan equipment yang baru atau pun
4
Pilihan-pilihan yang diambil perusahaan untuk melakukan peningkatan
reaksi yang kurang baik terhadap perusahaan tersebut. Investor akan melakukan
modal yang terlalu tinggi sehingga harga saham akan menurun dan stock return
perusahaan tersebut juga akan menurun. Sebaliknya investor akan lebih tertarik
untuk melakukan aksi beli saham pada perusahaan yang memiliki pengeluaran
modal yang tidak terlalu besar karena hal tersebut dianggap sebagai informasi
yang baik dan dapat menghasilkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.
Harga saham perusahaan tersebut akan meningkat dan stock return yang akan
perubahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 perkembangan sektor manufaktur
periode 2005-2007.
5
Tabel 1.1
Periode 2005-2007
makroekonomi pun boleh dikata berada dalam posisi aman dan terkendali. Rata-
rata pertumbuhan ekonomi mencapai 5.7%. inflasi, 10%, bunga SBI 9.9%, dan
krus Rp9.343/ US$. Pasar modal pun diwarnai oleh rekor-rekor baru Indeks Harga
Saham Gabungan (ISHG), Surat Utang Negara (SUN) yang terus diminati oleh
investor domestik.
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan diteliti adalah : Apakah terdapat pengaruh antara beta,
firm size, book-to-market ratio dan growth options terhadap stock return baik
C. Tujuan Penelitian
6
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
pengaruh antara beta, firm size, book-to-market ratio, dan growth options
D. Manfaat Penelitian
BAB II
7
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Sharpe (1964), Lintner (1992), dan Black ( 1972) dalam Fama dan French
(1992) menunjukkan bahwa expected return dari sekuritas memiliki fungsi linier
yang positif dengan beta dan beta dapat menjelaskan expected return. Semakin
tinggi beta suatu saham maka semakin besar pendapatan yang diharapkan dari
saham tersebut.
NASDAQ. Fama dan French meneliti pengaruh beta, size, leverage, book-to-
market equity, dan erning price ratio terhadap expected stock return. Berdasarkan
expected stock return. Size dapat menjelaskan pengaruh negatif tersebuk baik
secara univariate atau multivariate. Selama tahun 1980, Fama dan French
menemukan bahwa perusahaan kecil memiliki laba yang rendah dalam jangka
waktu yang panjang. Hal ini menyebabkan pendapatan saham yang dihasilkan
juga rendah. Penelitian selama tahun 1980 tersebut tidak mendukung pernyataan
bahwa perusahaan kecil memiliki stock retun yang tinggi pula. Pada periode
1963-1990, variabel beta tidak dapat menjelaskan expected stock return dengan
baik. Secara univariate, beta memiliki pengaruh positif tidak signifikan dengan
8
expected stock return dengan nilai t-statistik 0,46. Fama dan French melakukan
peneliatian dengan membentuk sampel berdasarkan beta dan size. Hasil yang
memiliki koefisien negatif tidak signifikan dengan niali t-statistik sebesar -1,21.
ratio, dan growth option terhadap averagae stock return. Penelitian ini dilakukan
pada tahuan 1976 hingga 1999. penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa
beta tidak signifikan, baik dihitung secara sendiri atau denga variabel lainnya.
Secara univariate, beta hanya memiliki t-statistik sebesar 0,05 dan saat variabel
lainnya dimasukkan kedalam model, nilai beta menjadi negatif tidak signifikan
dengan t-statistik sebesar -0.93. sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fama
dan French (1992), variabel size dan book-to-market ratio memiliki pengaruh
yang signifikan dan mampu menjelaskan average stock retun selama paeriode
9
negatif growth options terhadap stock return juga didukung penelitian yang
2.2.Tinjauan Teori
2.2.1 Investasi
Seorang investor atau perusahaan yang memiliki dana akan melakukan investasi
atau membelanjakan uangnya untuk membeli suatu aset pada saat ini dengan
harapan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa mendatang dari
apa yang dihasilkan oleh aset tersebut. Menurut Jones (2004:3), “an investment
can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held
over some future time periode”. Investasi yang dilakukan oleh investor memiliki
pendapatan yang dihasilkan aset dari investasi yang dilakukan serta risiko yang
Pendapatan yang dihasilkan dari investasi sebaiknya lebih besar dari apa
yang diharapkan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa investor bisa saja
mendapatkan pendapatan yang sama atau bahkan lebih dari yang diharapkan.
10
Pendapat tersebut merupakan suatu kompensasi yang diterima oleh investor
dananya. Selain risiko, ada beberapa faktor yang menjadi alasan investor
menerima suatu kompensasi yang layak. Menurut Reilly dan Norton (2003:3),
“an investment is the current commitment of resources for a period of time in the
expectation of receiving future resources that will compensate the investor for (1)
the time the resources are committed, (2) the expected rate of inflation, and (3)
the risk – that is, uncertainty of the future payment”. Ketiga faktor tersebut harus
umumya investor lebih memilih investasi di pasar modal dalam bentuk saham
karena saham lebih likuid jika dibandingkan dengan sekuritas lainnya. Investasi di
pasar uang kurang berisiko jika dibandingkan dengan investasi di pasar modal, hal
ini disebabkan karena sekuritas yang diperdagangkan dalam pasar uang memiliki
maturitas (jatuh tempo) kurang dari satu tahun sedangkan maturitas pada pasar
modal lebih dari satu tahun. Semakin lama maturitas suatu sekuritas di pasar
modal maka semakin banyak ketidakpastian yang akan dihadapi oleh investor,
11
baik dilihat dari pendapatan yang diterima maupun risiko kerugian yang akan
risiko yang ditanggung oleh investor dan semakin tinggi pula tingkat pendapatan
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mengenal risiko, mengukur tingkat
2.2.2. Risiko
Layaknya sebuah koin dengan dua mata sisi, ketika kita berbicara return
maka kita juga akan berbicara mengenai resiko. Investasi meskipun menjanjikan
suatu bentuk manfaat finansial atau return, juga membawa serta suatu bentuk
resiko. Resiko ini muncul sebagai akibat dari ketidakpastian akan return yang
mungkin terjadi di masa datang dan karena kehadiran resiko inilah muncul suatu
bentuk return bagi siapa saja yang mau menanggung resiko yang dimaksud.
Begitu pula sebaliknya, tidak ada aset investasi yang secara cuma-cuma memberi
12
Risiko merupakan peluang terjadinya suatu peristiwa yang tidak
mengenai actual return yang akan didapat dalam sebuah investasi. Menurut Reilly
dan Brown (2003:10), “risk is uncertainty that investment will earn its expected
rate of return”. Sekuritas atau saham yang semakin berisiko memiliki peluang
yang semakin besar untuk gagal dalam mencapai kinerja yang diharapkan, oleh
karena itu semakin besar risiko suatu aktiva maka semakin besar pula tingkat
Ada berbagai risiko pada aset keuangan. Menurut Jones (2004;142) risiko
yang timbul pada aset keuangan dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
preferen tergantung pada tingkat suku bunga saat ini sehingga adanya
13
2. Risiko Pasar
3. Risiko Inflasi
daya beli yang ditujukan melalui harga. Jika harga barang dan jasa
meningkat, maka daya beli terhadap aset investor dan pendapatan yang
4. Risiko Bisnis
tertentu. Risiko ini muncul akibat adanya ketidak pastian dalam arus
ppendapatan yang disebabkan oleh sifat dasar bisnis itu sendiri. Tidak
14
menjadi tidak pasti. Ketidak pastian pendapatan yang diterima
5. Risiko Keuangan
6. Risiko Likuiditas
dikonversikan ke dalam bentuk kas untuk tujuan konsumsi saat ini atau
sekuritas tersebut.
15
Risiko nilai tukar timbul akibat adanya fluktuasi mata uang yang tidak
8. Risiko Negara
risiko ini akan hilang jika investor melakukan investasi dalam berbagai
jenis saham diberbagai sektor. Kerugian pada salah satu jenis saham
16
tidak sistematis dapat timbul karena adanya peristiwa-peristiwa seperti
spesifik perusahaan
2. Risiko Sistematis
17
2.2.3. Risiko Sistematis
Risiko sistematis merupakan bagian dari risiko sekuritas yang tidak dapat
systematic market risk faktor”. Kedua pendapat itu didukung juga oleh Jones
(2004:2007), yang menyatakan bahwa beta saham merupakan faktor yang penting
sensitifitas saham terhadap pergerakan pasar, yaitu mengukur sampai sejauh mana
tertentu sehingga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih sekuritas.
index model, beta merupakan koefisien regresi dari pendapatan pasar yang dapat
βiRmt = Rit – αi - εi
Keterangan :
18
αi = bagian dari pendapatan saham perusahaan i yng bersifat independent
IHSG t-1
Keterangan :
19
2.2.4. Firm Size
timbul dalam perusahaan tersebut. Perusahaan kecil cenderung lebih berisiko jika
bahwa perusahaan kecil memiliki rasio yang lebih besar dibandingkan perusahaan
jarang memiliki feature product lines yang luas, hanya melakukan penyebaran
produk di wilayah geografi yang terbatas, dan memiliki managerial dan sumber
menit pada setiap hari perdagangan. Harga saham berubah sangat cepat
perusahaan besar lebih bisa diprediksi dan diukur dibandingkan volatilitas saham
perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya memiliki pasar yang likuid untuk
risiko yang lebih kecil dibandingkan berinvestasi pada perusahaan kecil. Keown et
20
dibandingkan perusahaan besar karena perusahaan kecil cenderung menggunakan
firm size berdasarkan berbagai jenis perhitungan, yaitu market value of equit,
book value of total asset, book value of gross fixed asset, annual sales, dan
dalam penelitian ini, firm size yang digunakan adalah berdasarkan nilai pasar
capitalisation of common stock, or market cap for short, is the best available
firm”.
(2006), firm size dapat menghitung melalui logaritma natural market value of
equity yaitu logaritma natural perkalian antara harga penutupan saham pada akhir
tahun t dengan jumlah saham yang beredar pada periode tersebut. Perhitungan
SIZEit = Ln ( MVEit )
21
Keterangan :
i = perusahaan sampel
t = tahun penelitian
suatu perusahaana. Rasio ini membandingkan nilai buku ekuitas yang dimiliki
perusahaan dengan nilai ekuitas yang terjadi di pasar bursa. Rasio nilai buku
valaue of the equity as show on the books ( i,e,, balance sheet ). It is sum common
stock out standing, capital in excess of par value, and retained earnings”.
Penelitian ini menggunakan nilai total ekuitas yang tercantum dalam neraca
perusahaan sebagai nilai buku ekuitas. Nilai ini mencerminkan harga perolehan
Nilai pasar ekuitas merupakan total nilai perusahaan, nilai ini dapat dari
perkalian jumlah saham yang beredar dan harga saham yang terjadi di pasar bursa.
22
Harga saham pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham. Kenaikan
harga saham akan meningkatkan nilai pasar saham dan hal ini dapat menunjukkan
nilai bukunya (B/M ratio rendah ) maka pasar memandang baik kinerja
melebihi nilai pasarnya ( B/M ratio tinggi ) maka ini menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan tersebut kurang baik. B/M ratio yang tinggi menunjukkan bahwa pasar
perusahaan yang memiliki B/M ratio yang rendah. Sebuah perusahaaan yang
dijalankan dengan baik dengan manajemen yang kuat dan sebuah organisasi yang
bekerja secara efisien harus mempunyai nilai pasar yang lebih tinggi daripada
nilai bukunya.
BVEit
B/Mit = ..............................(2.4)
MVEit
Keterangan :
23
B/Mit = rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan i pada
tahun t
BVEit = book value equity ( niali buku ekuitas ) perusahaan i pada tahun t
MVEit = market value equity ( nilai pasar ekuitas ) perusahaan i pada tahun t
pilihan (option) yaitu sebuah hak dan bukannya kewajiban untuk mengambil
suatu proyek pada peluang perusahan atau nilai pilihannya, kemungkinan tidak
tradisional untuk menghitung NPV, dimana arus kas suatu proyek yang
diharapkan akan terjadi di masa depan, didiskontokan pada biaya modal yang
relevan (mencerminkan tingkat risiko dari ekspektasi arus kas masa depan).
24
Apabila NPV positif maka sebaiknya proyek itu diterima dan juga sebaliknya,
apabila NPV negatif maka sebaiknya proyek itu ditolak. Namun teori tersebut
kas, dan tidak mempertimbangkan adanya nilai real options yang mungkin
melekat pada proyek. Real options melibatkan aktiva-aktiva yang riil, bukannya
keuangan. Pilihan ini muncul ketika manager dapat menpengaruhi besaran dan
tingkat risiko dari arus kas suatu proyek dengan mengambil tindakan-tindakan
kondisi dalam menentukan pilihan yang melekat pada proyek yang akan
25
dilaksanakan karena hal tersebut akan mempengaruhi arus kas perusahaan di masa
depan.
perusahaan jika arus kas operasinya ternyata lebih kecil dari sebelumnya yang
diperkirakan. Pilihan yang diambil sebelum akhir usia aktiva ini dapat
menunda suatu keputusan untuk memulai suatu proyek hingga terdapat lebih
potensi menguntungkan yang tidak mungkin ada jika investasi awal tidak
proyek, khususnya jenis output yang diproduksi atau input yang digunakan.
Pilihan ini dapat menutupi kerugian yang timbul akibat adanya perubahan
26
dengan permintaan pasar, walaupun pada awalnya perusahaan mengeluarkan
bertujuan untuk mengurangi tingkat kerugian yang mungkin akan timbul dan
perusahaan adalah growth options (Anderson and Feijoo,2006: Berk et al., 1999;
Xing,2002).
Growth options merupakan salah satu pilih riil yang melekat dalam
investasi, dimana pilihan tersebut merupakan suatu pilihan yang bertumbuh bagi
masa mendatang. Menurut Berk et al. (1999), growth options merupakan suatu
pilihan untuk membuat suatu NPV investasi yang positif di masa mendatang.
dalam pengeluaran modal (growth in capital expenditures). Hal ini sesuai dengan
27
penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Feijoo (2006). Peningkatan dalam
peningkatan dalam investasi, baik investasi dalam property, plant, dan equipment
CEGHTit = Ln (CEit-CEi(t-1))..........................(2.5)
Keterangan :
mendatang lebih dari satu tahun (Moyer, et al. 2006:298). Menurut Copeland, et
28
al. (2005:511), “capital expenditures can be calculated as the increas ian net
property, plant, and equipment oan the balance sheet plus depreciation expense
(take from the income statement) for period”. Dari pengertian tersebut, capital
Keterangan :
I = perusahaan sampel
t = tahun penelitian
pengembalian di masa yang akan datang atas dana yang telah dinvestasikan pada
saat ini. Salah satu alternatif investasi yang dapat dilakukan di pasar modal adalah
dalam bentuk saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
29
seseorang atau pihak ( badan usaha ) dalam suatu perusahaan atau perseroan
adanya stock return yang tinggi meskipun untuk mendapatkan hal tersebut ada
diterima oleh investor karena telah membeli saham yang telah diterbitkan oleh
perusahan emiten.
return untuk menilai bagaimana kinerja manager investasi dalam maengelola dana
yang diharapkan akan didapatkan di masa mendatang dan ketika periode investasi
( realized return ).
30
Seorang investor yang menginvestasikan dananya dalam bentuk saham
dapat memperoleh dua macam pendapatan, yaitu capital gain ( loss) dan dividen
“ an investor can obtain two kinds of income from owning a share of stock
: (1) income from price appreciation of stock ( or loss ) from price depreciation,
which is sometimes called capitai gains ( or loss ), and ( 2) income from cash,
dividend payment, which most corporation pay to common stock holder every
year they can affort to do so. The sum of these two sources of income ( or loss )
equals the total change in invested wealth from the common stock investment
Capital gain ( loss ) berasal dari perubahan harga pasar. Perubahan harga
saham di pasar dapat bernilai positif, yang berarti terjadi peningkatan harga saham
pada periode berikutnya ( capital gain ), dapat juga bernilai negatif, yang berarti
terjadi penurunan harga saham ( capital loss ), atau juga bernilai nol, dimana tidak
dividen kas diterima karena kepemilikan atas sejumlah saham. Pendapatan ini
31
dapat bernilai nol atau positif, dimana nol ini berarti dividend kas tidak dibagikan
kepada para pemegang saham dan positif berarti dividend kas dibagikan.
over some periode is simply any cash payment received due to ownership, plus
the change in market price, dividend by the beginning price”. Dari pendapat
Keterangan :
Rata-rata stock return pada tahun t dapat dihitung melalui persamaan berikut :
1 12
Rit = Σ Rin............................................(2.8)
n=1
12
Keterangan :
32
Rit = rata-rata stock return perusahaan i pada tahaun t
Risiko sistematis atau beta sebuah saham merupakan suatu alat ukur yang
pendapatan pasar (market return). Kecenderungan stock return bergerak naik dan
turun mengikuti pasar akan tercermin dalam koefisien betanya. Risiko pasar atau
beta pasar selalu maemiliki nilai satu (1), karena digunakan sebagai acuan beta
saham. Beta saham yang memiliki nilai lebih dari 1 menunjukkan bahwa saham
tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan risiko pasar dan
saham dengan nilai 1 menunjukkan bahwa risiko yang terkandung dalam saham
tersebut sama dengan risiko pasar. Pendapatan saham yang bergerak naik dan
turun seiring dengan pendapatan pasar. Saham yang memiliki beta kurang dari 1
33
sahamnya akan bergerak lebih kecil dibandingkan dengan pergerakan pendapatan
pasar.
Sebuah saham dapat memiliki nilai beta yang positif atau negatif. Nilai
beta yang paositif menggambarkan bahwa tingkat pengembalian saham akan naik
pengembalian sahama. Jika sebuah saham memiliki nilai beta yang negatif, maka
lain naik. Tingkat pengembalian saham yang menurun saat pengembalian pasar
memiliki nilai yang positif, dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang spesifik dari
setiap perusahaan.
Semakin tinggi beta suatu saham maka semakin tinggi risiko yang
dihadapi oleh investor dan semakin tinggi pula stock return yang diharapkan dari
saham tersebut. oleh sebab itu beta mempunyai hubungan positif dengan stock
return. Hal ini didukung oleh Hanafi (2004:219) yang menyatakan bahwa “dalam
pasar keuangan yang efisien jika investor tidak suka resiko, maka kenaikan resiko
ini harus dikompensasikan oleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Pernyataan
34
ini sesuai dengan pendapat Brealey dan Myres (1991:145) “semakin tinggi resiko
bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara market value of equity terhadap
average returns. Firm size yang dihitung melalui nilai pasar ekuitas
mempengaruhi average stock return secara negatif. Semakin kecil (besar) ukuran
suatu perusahaan maka semakin besar (kecil) average stock returns yang
yang telah dilakukan oleh Fama dan French ( 1992) bahwa size memiliki
Semakin besarnya average stock returns yang diterima oleh investor pada
kompensasi atas besarnya risiko yang mereka tanggung. Hal ini sesuai dengan
Beechey et al. (2000) dalam bukunya Watson dan head (2004:39), yang
35
compensate for greater risk associated with them, such as the risk of financial
distress”. Perusahaan kecil memiliki risiko kesulitan keuangan yang lebih besar
atas perusahaan lebih besar, sebagai kompensasi atas risiko yang ditanggung.
dengan perusahaan kecil karena harga saham perusahaan besar cenderung lebih
stabil. Harga saham yang cenderung stabil menunjukkan adanya perubahan harga
saham yang relatif kecil dan hal ini yang menyebabkn stock return yang
didapatkan oleh investor perusahaan besar juga lebih kecil dibandingkan dengan
risiko perusahaan. Semakin kecil ukuran suatu perusahaan maka semakin besar
risiko yang ditanggung oleh perusahaan tersebut sehingga stock return yang
36
2.2.10. Pengaruh Book-to-Market Ratio terhadap Stock Return
( 1992) menunjukkan bahwa rasio nilai buku ekuitas perusahaan terhadap nilai
market ratio dapat mempengaruhi stock return yang akan didapatkan oleh
investor.
rendah berarti memiliki nilai pasar ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai buku ekuitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasar memandang baik kinerja
perusahaan tersebut. investor banyak yang maelakukan aksi beli terhadap saham
yang tinggi berarti memiliki nilai pasar ekuitas yang rendah dari nilai bukau
tersebut kurang baik. Investor banyak yang melakukan aksai jual terhadap saham
underpriced. Pendapat Fama dan Frenach didukung oleh Lakonishok et al. (1994)
dalam Daniel dan Titman (1997) yang maenyatakan bahwa investor terlalu
37
optimis terhadap perusahaan yang memiliki kinerja baik dan terlalu pesimis
akan terkoreksi dan turun mendekati nilai sebenarnya. Perusahaan dengan book-
to-market ratio tinggi, harga sahamnya underpriced juga akan terkoreksi dan akan
naik maendekatai nilai sebenarnya. Atas dasar inilah investor banyak membeli
sehingga stock return yang didapatkan oleh investor akan meningkat. Sebaliknya
investor juga banyak melakukan aksi jual terhadap saham-saham yang memiliki
kerugian akibat adanya penurunan harga. Hal ini dapat amenyebabkan harga
saham akan menurun dan stock return yang didapatkan investor juga akan
menurun.
Growth options merupakan salah satu pilihan riil yang melekat dalam
investasi, dimana pilihan tersebut merupakan suatu pilihan untuk bertumbuh bagi
38
perusahaan dengan melakukan investasi yang dapat memberikan keuntungan di
sehingga saham akan menurun dan stock return perusahan tersebuat juga akan
menurun. Sebaliknya, investor akan lebih tertarik untuk melakukan aksi beli
tidak terlalu besar karena hal tersebut dianggap sebagai informasi yang baik dan
39
perusahaan tersebut akan meningkat dan stock return yang akan didapatkan oleh
perusahaan maka semakin rendah stock return yang akann diterima oleh investor,
sebaliknya, semakin rendah growth options yang dimiliki oleh perusahaan maka
semakin tinggi stock return yang akan diterima oleh investor. Penelitian yang
40
2.3. Kerangka Konseptual
Investasi
Menghubungkan
Beta
Firm size Book-to-market Growth
option
41
berpengaruh terhadap
Stock return
2.4. hipotesis
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
terdapat pengaruh antara beta, firm size, book-to-market ratio dan growth options
42
43