Anda di halaman 1dari 16

1

“Pengaruh Stock Split Perusahaan PT Mayora Indah Tbk Terhadap


Abnormal Return Saham Perusahaan ”

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham

yang dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi. Menurut Fatmawati dan

Asri (1999) informasi mengenai stock split akan memiliki makna atau nilai jika

keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di

pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan harga, volume perdagangan

dan indikator atau karakteristik pasar lainnya. Tingginya harga saham akan

mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Stock split

diharapkan agar saham tersebut lebih menarik bagi investor sehingga menjadi

likuid. Likuiditas menjadi sangat penting karena emiten menginginkan sahamnya

dapat diperdagangkan dengan mudah dan menghindari sahamnya menjadi saham

tidur.

Studi tentang stock split dilakukan terhadap pasar modal di Indonesia antara

lain dilakukan oleh Fatmawati dan Asri (1999) dengan mengambil sampel 30

perusahaan yang melakukan pemecahan saham periode Juli 1995 – Juni 1997

menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara harga saham dan

persentase spread serta menemukan adanya perbedaan yang signifikan untuk

volume perdagangan antara sebelum dan sesudah dilakukan stock split. Sriwulan

(2007) yang menganalisis tentang pengaruh stock split terhadap likuiditas saham

menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan rata-rata harga saham, volume

perdagangan dan persentase spread sebelum dan sesudah stock split, sehingga

dapat disimpulkan bahwa stock split mempengaruhi likuiditas. Hal serupa juga

dinyatakan oleh Rusliati dan Farida (2010) yang menganalisis pemecahan saham
2

terhadap likuiditas saham dan return saham , hasilnya rata-rata Bid Ask Spread

dan Abnormal Return mengalami penurunan setelah dilakukan Stock Split.

Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dari beberapa peneliti yang lain seperti

Sutrisno ( 2000) yang menganalisis pengaruh stock split terhadap likuiditas dan

return saham yakni tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk abnormal

return, berarti tidak ada perubahan pada return saham , dengan demikian

disimpulkan bahwa aktivitas split tidak berpengaruh pada return saham baik

individu maupun portofolio. Ayu W (2010) yang menganalisis pengaruh

pemecahan saham (stock split) terhadap volume perdagangan saham dan

abnormal return saham menyatakan tidak ada perbedaan signifikan rata-rata

volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham serta tidak terdapat

perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah

pemecahan saham. Serta Sadikin ( 2011) yang menganalisis abnormal return

saham dan pedagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham

menyatakan tidak ada perbedaan signifikan terhadap volume perdagangan saham

dan return saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan perbedaan

pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti tersebut, terdapat

pendapat ambigu yakni ada peneliti yang menyatakan adanya perbedaan

signifikan volume perdagangan dan abnormal return setelah dilakukan stock split

tetapi ada pula yang menyatakan bahwa stock split tidak memberikan perubahan

terhadap volume perdagangan dan abnormal return. Penulis tertarik melakukan

penelitian serupa untuk mendapatkan jawaban atas keambiguan hasil beberapa

penelitian tersebut, karena seharusnya diperoleh satu jawaban yang sama.

Adapun saya mencoba untuk menganalisis peristiwa stock split yang di lakukan

oleh perusahaan PT. Mayora Indah Tbk apakah peristiwa stock split yang dilakukan

oleh PT. Mayora Indah Tbk memberikan perubahaan terhadap volume perdagangan

dan abnormal return Perusahaan.


3

Berdasarkan perbedaan pendapat pada penelitian terdahulu, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Stock Split Perusahaan PT

Mayora Indah Tbk Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan”

1.2 Perumusan Masalah

Hasil penelitian terhadap stock split, ada yang menunjukkan bahwa stock split

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel yang diteliti. Penelitian

yang mendukung stock split berkeyakinan bahwa dengan harga saham yang lebih

terjangkau setelah stock split, diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah

pemegang saham tersebut dan dapat meningkatkan harga pasar saham emiten

yang melakukan stock split, sehingga membuat pasar lebih likuid. Dilain pihak

peneliti stock split berkeyakinan bahwa tingkat harga saham setelah stock split

akan menempatkan perusahaan pada kelompok perusahaan yang memiliki nilai

saham rendah sehingga berakibat semakin menurunnya kepercayaan investor

terhadap saham tersebut karena itu stock split merupakan fenomena yang

membingungkan bagi analisis keuangan. Perbedaan pendapat ini sering

menimbulkan kontroversi mengenai fenomena pengaruh pengumuman stock split

ini maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Berangkat dari beberapa perbedaan

pendapat yang ada, maka penelitian ini akan menguji lebih lanjut mengenai:

1. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum stock split

dan volume perdagangan saham sesudah stock split ?

2. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum stock split dan

abnormal return sesudah stock split ?


4

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan antara volume

perdagangan saham sebelum stock split dan volume perdagangan saham

sesudah stock split.

b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan antara abnormal return saham

sebelum stock split dan abnormal return saham sesudah stock split.

BAB II
Landasan Teori

2.1 Stock Split

Pemecahan saham atau stock split adalah memecah selembar saham

menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru setelah stock split

adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya (Hartono, 2009). Pemecahan saham juga

diartikan sebagai tindakan memecah nilai nominal saham menjadi pecahan yang

lebih kecil dan jumlah lembar saham yang beredar menjadi banyak sesuai dengan

faktor pemecahan (split factor). Jika sebelum pemecahan saham harga saham di

pasar Rp 1.000 per lembar, maka setelah adanya pemecahan saham harga saham

baru yang berlaku di pasar menjadi Rp 500 per lembar (Novita, 2005).

Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi

sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan

demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau

dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.


Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split

hanyalah mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham

sedangkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyaknya

peristiwa stock split di pasar modal memberikan indikasi bahwa stock split

merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal karena stock split menjadi

salah satu alat manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam

praktik di pasar modal apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus

maka harga akan meningkat lebih cepat.

Secara umum, stock split akan cenderung meningkatkan kinerja pasar.

Pada hari pencatatatan terakhir, kecenderungan harga saham akan naik dibandingkan

dengan harga sekarang. Seberapa besar kenaikannya tergantung target harga stock

split-nya. Bila target harga saham baru sesudah stock split Rp 4000 maka harga saham

sebelum stock split akan cenderung naik setara Rp 8000. Namun demikian hari- hari

menuju target tersebut akan terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan harga saham

yang dipengaruhi oleh faktor lain baik peristiwa dalam negeri maupun global.

Menuju hari pencatatan terakhir, harga saham yang terbentuk merupakan harga

penyesuaian. Para investor yang sudah berpengalaman dalam membeli saham

dengan tujuan mendapatkan dividen akan mencari waktu dan harga yang tepat pada

kurun waktu tersebut. Kombinasi antara peristiwa pembagian dividen dengan

peristiwa stock split nampaknya merupakan upaya memberikan sinyal yang positif.

Dengan pemilihan waktu dan harga yang tepat dalam kurun waktu tersebut,

maka investor akan mendapat dividen tanpa atau dengan penurunan nilai pada

harga sahamnya. Dapat dipastikan hal tersebut akan terwujud dengan prasyarat tidak

terjadi peristiwa politik yang dapat mengejutkan pasar. Dengan adanya stock split,

saham emiten di pasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak.
Dengan kondisi deperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split

diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dana untuk

perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut,

kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi.

Beberapa penelitian dan pendapat mengenai alasan perusahaan melakukan

stock split diantaranya oleh Grinblatt et al (1984) dalam Indah (2003). Peneliti

berpendapat bahwa pengumuman stock split di pasar merupakan sinyal yang positif

terhadap aliran kas perusahaan di masa yang akan datang. Sinyal positif dari

pengumuman stock split menginterpretasikan bahwa manajer perusahaan akan

menyampaikan prospek yang baik sehingga dianggap dapat meningkatkan

kesejahteraan investor, selain itu stock split juga menunjukkan sinyal yang valid

karena tidak semua perusahaan dapat melakukannya.

Hanya perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik yang dapat melakukan

stock split, karena untuk melakukan stock split, perusahaan harus menanggung semua

biaya yang ditimbulkan oleh stock split tersebut.

Salah satu studi tentang stock split telah dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen,

dan Roll (1969) dalam Hartono (2009). Peneliti mempelajari 940 stock split yang

terjadi diantara Januari 1927 sampai dengan Desember 1959. Peneliti menghitung

cumulative abnormal return mulai bulan -30 sampai dengan bulan +30. Peneliti

menemukan adanya abnormal return 30 bulan sebelum pengumuman stock split

dilakukan. Pada waktu stock split diumumkan, abnormal return tidak terjadi pada hari

pengumuman dan hari-hari setelah hari pengumuman. Hasil ini mendukung pasar

NYSE yang efisien bentuk setengah kuat, karena tidak adanya reaksi pasar dari stock

split.
Hasil dari studi peneliti tersebut yang menemukan abnormal return mulai dari

bulan -30 sulit untuk dipercaya bahwa investor sudah mengantisipasi stock split jauh

30 bulan sebelum diumumkan. Abnormal return yang positif ini kemungkinan terjadi

karena perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang sebelumnya

sudah mempunyai kinerja yang baik. Hasil berbeda ditemukan dalam penelitian

Laksmi Pertiwi (2006). Penelitian ini berjudul tentang analisis dampak stock split

terhadap risiko sistematis dan abnormal return. Data yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain adalah; data harian harga saham penutupan (closing price),

IHSG, Alpha Koreksi (α) dan Beta Koreksi (β) selama periode tahun 2003-2004. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata risiko sistematis sebelum stock split

lebih besar dibanding rata-rata risiko sistematis setelah peristiwa stock split. Rata-

rata abnormal return setelah pengumuman stock split lebih besar dari rata-rata

abnormal return sebelum pengumuman stock split.

2.2 Signalling Theory

Prinsip dari signalling theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung

informasi karena adanya asymetric information. Asymetric information adalah

kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak

lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih

banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Informasi yang

diterima tersebut dapat direspon secara berbeda oleh investor. Disini perusahaan

yang memiliki kondisi fundamental yang terpercaya dapat dibedakan dari perusahaan

yang memiliki kondisi fundamental kurang terpercaya dengan mengirimkan sinyal ke

pasar modal. Sinyal dari perusahaan yang kondisi fundamentalnya terpercaya tentu

akan direspon oleh investor, sehingga sinyal tersebut menjadi berkualitas, sedangkan

sinyal yang dikirim oleh tentu tidak akan dapat menyamai yang dikirim oleh

perusahaan yang kondisi fundamentalnya terpercaya.


Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang

baik mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat luas karena melalui

penyampaian informasi tersebut dapat meyakinkan masyarakat untuk menanamkan

modalnya di perusahaan tersebut. Pihak luar tentunya hanya memiliki informasi yang

minimal mengenai kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer

dapat memberikan sinyal yang meyakinkan kepada publik (tentunya harus

didukung oleh data-data yang mendasarinya), maka publik juga akan merespon

secara positif. Peristiwa pemecahan saham merupakan contoh penyampaian informasi

melalui signalling.

Berdasarkan signalling theory, manajer melakukan pemecahan saham untuk

memberikan sinyal yang baik atau ekspektasi optimis kepada publik. Sinyal

positif ini menginterpretasikan bahwa manajer perusahaan akan menyampaikan

prospek yang baik sehingga dapat dianggap mampu untuk meningkatkan

kesejahteraan investor. Pemecahan saham seharusnya menunjukkan sinyal yang valid

karena tidak semua perusahaan dapat melakukannya.

Hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat

melakukannya, karena untuk melakukan pemecahan saham perusahaan harus

menanggung semua biaya yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut, padahal

pemecahan saham tidak memengaruhi modal dan cash flow perusahaan.


3. Trading Range Theory

Menurut trading range theory, pemecahan saham digunakan sebagai alat untuk

mengatur kembali harga saham pada kisaran harga yang diinginkan sehingga semakin

memungkinkan bagi investor untuk membeli dalam jumlah yang banyak. Jika harga pada

pre – split tinggi, maka pemecahan saham semakin menguatkan kebenaran akan motif

tersebut (Leung, et al, 2005 dalam Michael 2009). Copeland (1979) dalam Khomsiyah, et

al (2001) menyatakan bahwa alasan dilakukannya pemecahan saham adalah untuk

mencapai “ optimal range ” harga saham Dengan demikian berdasarkan teori ini,

harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya perdagangan saham

sehingga mendorong peusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Dengan melakukan

pemecahan saham, diharapkan semakin banyak investor yang melakukan transaksi,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kemahalan saham merupakan motivasi

untuk melakukan pemecahan saham.


BAB III
METODE PENELITIAN

Event study digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa. Menurut

jogiyanto (2000), event study merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu

peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman dan dapat juga

digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan yang

melakukan pemecahan saham yaitu perushaan PT. Mayora Indah Tbk. Data data tersebut

diantaranya :

1. Tanggal pengumuman stock split yang digunakan sebagai event date (t0). Dimana
perusahaan PT. Mayora Indah Tbk melakukan stock split pada tanggal 09 agustus 206.

2. Harga saham penutupan harian perusahaan yang melakukan stock split dalam periode

pengamatan, yaitu sepuluh hari sebelum pengumuman stock split dan sepuluh hari

sesudah pengumuman stock split dan juga selama periode estimasi yaitu selama 40 hari.

Data diperoleh dari www.finance.yahoo.com, www.duniainvestasi.com dan


www.idx.co.id.

3.1 ABNORMAL RETURN


Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya (actual return) dengan

return yang diharapkan (expected return). Menurut Jogiyanto, abnormal return dapat

dirumuskan sebagai berikut :

RTN it = R it – E[r it]


Dimana :
RTN it = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode ke-t
R it = return sesungguhnya (actual return) yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t
E[R it] = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
(Jogiyanto, 2003:433)

Actual Return dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


Pit – Pit-1
Rit =
Pit-1

Dimana:
Rit = return saham i pada hari t
Pn = harga saham i pada hari t
Pit-1 = harga saham i pada hari t-1
Sedangkan untuk mendapatkan Expected Return, Brown dan Warner (1985) dalam

Jogiyanto (2003:434) mengestimasi Expected Return dengan menggunakan 3 (tiga) model

estimasi, yaitu: mean adjusted model, market model dan market adjusted model.

3.1.1 Mean Adjusted Model


Model Mean Adjusted ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan

yang sama dengan rata-rata realisasi sebelumnya selama periode estimasi.

Model ini dirumuskan dengan rumus sebagai berikut :


12

 R i- j
E[R it] = j t 1T
Keterangan:
E[R it] =return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
R i-j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

3.1.2 Menentukan Expected Return Dengan Periode Estimasi


Hari Ke – T Return Saham
1 3.53
2 1.53
3 -1.30
4 0
5 0
6 0
7 0.7732
8 0
9 0
10 0.512
11 0
12 -0.515
13 1.7722
14 -0.381
15 0
16 0.3797
17 -0.254
18 -0.2338
19 0
20 0.2591
21 -0.26
22 -0.785
23 0
24 3.7783
25 -0.01795
26 -0.128
27 0
28 -0.1169
29 -0.78534
30 0.520833
31 -0.52356
32 0
33 2.051282
34 -1.03627
35 0.898588
36 1.827347
37 0
38 -1.0828
39 1.38191
40 -1.01523
E [Ri.t] :
return 0.26949
ekspetasian
3.1.3 Hasil return tak normal perusahaan PT. Mayora Indah Tbk menggunakan model sesuian rata-
rata (mean-adjusted model).
Hari ke – t Sekuirtas PT Mayora Indah Tbk.
Ri,t E[Ri,t] RTNi,t
-10 1.005025 0.26949 0.735535
-9 -0.12579 0.26949 -0.3952
-8 -0.12594 0.26949 -0.39528
-7 0.501253 0.26949 0.231763
-6 -1.158536585 0.26949 -1.428026585
-5 1.145268234 0.26949 0.875778234
-4 2.682926829 0.26949 2.413436829
-3 -0.914634146 0.26949 -1.184124146
-2 0.906344411 0.26949 0.636854411
-1 -1.547987616 0.26949 -1.817477616
0 -0.9375 0.26949 -1.20699
1 -0.313479624 0.26949 -0.582969624
2 -1.916932907 0.26949 -2.186422907
3 -0.967741935 0.26949 -1.237231935
4 0 0.26949 -0.26949
5 -0.977198697 0.26949 -1.246688697
6 -0.655737705 0.26949 -0.925227705
7 0 0.26949 -0.26949
8 -1.328903654 0.26949 -1.598393654
9 -1.006711409 0.26949 -1.276201409
10 0.996677741 0.26949 0.727187741
Rata-rata RTNi.t -0.495185193
Keterangan : Ri,t = return sesungguhnya
E[Ri,t] = return ekspetasian
RTNi,t = return tak normal (abnormal return)
BAB IV
Hasil Penelitian

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman stock

split, apakah ada perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum tanggal

pengumuman stock split dengan abnormal return setelah pengumuman. Berdasarkan data

yang telah diperoleh dari volume dan harga saham perusahan PT. Mayora Indah Tbk.

Bedasarkan metodelogi penelitian yang sudah kami perhitungkan di atas dengan

menggunakan metode mean adjusted model, dengan periode jendela nya sebanyak 21 hari,

dimana -10 (sebelum pengumuman stock split), 0 (hari pengumuman stock split), dan +10

(setelah pengumuman stock split) diketahui hasil dari rata-rata return tak normal(abnormal

return) dari PT. Mayora Indah Tbk adalah sebesar -0.495185. Sedangkan untuk Expected return

nya adalah sebesar 0,26949. Hasil tersebut di dapatkan dari expected return sebelum periode

jendela atau biasa di sebut periode estimasi, peneliti menggunakan periode estimasi sebanyak 40

hari.
BAB V
Kesimpulan

Berdasarkan analisis pada bab III maka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split

menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

Dengan menggunakan metode mean adjusted model, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat

perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman

stock split. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormal return bergerak dari arah

positif ke arah negatif. Hal ini berarti pasar menerima sinyal negatif dari peristiwa stock

split, sehingga tidak memberikan abnormal return kepada investor. Selain itu, hasil yang

diperoleh pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia efisien dalam

bentuk setengah kuat (semi strong) karena informasi yang dipublikasikan tidak

menghasilkan abnormal return secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai