Anda di halaman 1dari 7

MAJ 2 (1) (2013)

Management Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj

PENGARUH STOCK SPLIT ANNOUNCEMENT TERHADAP VOLUME


PERDAGANGAN DAN RETURN

Muhammad Ade Hernoyo

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stock split announcement terhadap volume
Diterima Januari 2013 perdagangan dan return saham pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek
Disetujui Maret 2013 Indonesia periode 2005-2011. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan
Dipublikasikan Juni 2013 kebijakan stock split di Bursa Efek Indonesia, yang berjumlah 30 perusahaan selama tujuh tahun.
________________ Penelitian ini menggunakan analisis uji t abnormal return dan uji Mann Whitney dengan periode
Keywords: pengamatan (event window) adalah 10 hari yaitu t = -5 (5 hari sebelum pengumuman stock split)
Role of Women, Herbal dan t = +5 (5 hari sesudah pengumuman stock split). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Sellers, Socio-Economic terdapat pengaruh signifikan stock split announcement terhadap return saham dan tidak ada
____________________ pengaruh yang signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split
announcement.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to determine the influence of stock split announcements against trade volume and stock return
in the companies which practice stock split policy on Indonesia Stock Exchange 2005-2011 period.. The sample
in this study are the companies which practice stock split policy on Indonesia Stock Exchange, amounting to 30
companies for seven years. This research applies abnormal return t test and Mann Whitney test analysis with
the 10 days observatory period (event window), t = -5 (five days before stock split announcement) and t = +5
(five days after stock split announcement). From the analysis it could be seen that there are a significant rate of
stock split announcements against stock return and there are no significant impact of the rate of trade volume
before and after stock split announcement.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamatkorespondensi: ISSN 2252-6552
Gedung C6 Lantai 1 Kampus Sekaran, Semarang, 50229
Telp / Fax 024 8508015
E-mail: ekonomi@unnes.ac.id

110
Muhamad Ade Hernoyo/ Management Analysis Journal 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN return saham, namun yang terjadi tidak sesuai


dengan teori tersebut.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah Pada periode 2005 sampai dengan 2011
ingin memperoleh return yang maksimal, tanpa rata-rata return saham perusahaan yang
melupakan faktor risiko investasi yang harus melakukan stock split pada periode setelah stock
dihadapinya. Return saham merupakan imbalan split justru mengalami penurunan, hanya pada
keberanian investor menanggung risiko atas tahun 2011 saja yang mengalami kenaikan dari
investasi yang dilakukannya (Tandelilin sebelum periode sebelum stock split. Penelitian
2003:47). Return merupakan hasil yang mengenai stock split telah dilakukan sebelumnya
diperoleh dari investasi, dapat berupa return oleh Farinha (2006), hasil penelitiannya
realisasi yang sudah terjadi atau return menunjukkan bahwa terdapat abnormal return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan yang signifikan pada saat pengumuman dan
akan terjadi di masa mendatang. periode setelah pengumuman. Sedangkan
Para investor memerlukan informasi yang Sutrisno (2000) dalam penelitiannya
tepat untuk bertransaksi di lantai bursa sehingga menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
dapat memilih investasi yang akan abnormal return yang signifikan antara periode
memaksimalkan keuntungannya. Informasi sebelum dan sesudah split. Penelitian tentang
tersebut dapat berupa pengumuman emiten tujuan stock split untuk meningkatkan volume
tentang kebijakan yang diberlakukan seperti perdagangan saham juga telah dilakukan oleh
publikasi laporan keuangan, pembagian dividen, beberapa peneliti dan menghasilkan kesimpulan
dan lain – lain. (Rusliati, 2010:162). Salah satu yang berbeda – beda. Penelitian yang dilakukan
informasi yang penting untuk diperhatikan oleh oleh Farinha (2006) pada Portuguese Stock
investor adalah peristiwa pemecahan saham Exchange membuktikan bahwa volume
(stock split). Stock split adalah suatu aktivitas perdagangan saham mengalami perubahan yang
yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk tidak signifikan sebelum dan sesudah stock split
meningkatkan jumlah saham yang beredar. announcement. Kesimpulan yang berbeda
Stock split dilakukan oleh perusahaan diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh
dengan tujuan untuk menjaga agar harga saham Pujiharjanto (2001) dan Sutrisno (2000) Hasil
tidak terlalu tinggi sehingga akan meningkatkan penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat
likuiditas perdagangannya (Jogiyanto, perbedaaan yang signifikan terhadap volume
2003:416). Likuiditas suatu sekuritas merupakan perdagangan saham pada saat sebelum
cepat lambatnya sekuritas tersebut dapat pemecahan saham dan sesudah stock split
diperjualbelikan. Sehingga sekuritas yang likuid announcement. Berdasarkan pada beberapa
berarti sekuritas tersebut cepat laku terjual. penelitian yang sudah ada dan fenomena
Likuiditas tersebut dapat dilihat melalui aktivitas empiris yang ditunjukkan pada tabel 1.1 di atas
volume perdagangan atau trading volume menunjukkan terdapat research gap dan
activities (TVA). fenomna gap, maka perlu diadakan penelitian
Pada umumnya rata-rata harga saham lanjutan mengenai pengaruh struktur modal
sebuah perusahaan akan naik tidak berapa lama terhadap kinerja perusahaan.
setelah perusahaan mengumumkan stock split. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Dalam penelitian Fatmawati dan Asri (1999) mengetahui pengaruh stock split announcement
ditemukan bahwa sesudah terjadi stock split terhadap volume perdagangan saham dan return
harga saham cenderung turun untuk kemudian saham pada perusahaan.
naik kembali, sehingga saham yang Pemecahan saham (stock split)
diperdagangkanpun akan semakin likuid dan merupakan suatu aksi emiten dimana emiten
diminati oleh para investor. Kenaikan harga melakukan pemecahan nilai nominal saham
saham tersebut akan diikuti dengan kenaikan menjadi nilai nominal yang lebih kecil
(Sunariyah, 2006: 131). Pendapat lain yang
111
Muhamad Ade Hernoyo/ Management Analysis Journal 2 (1) (2013)

menyatakan bahwa stock split atau pemecahan diinginkan sehingga semakin memungkinkan
saham adalah memecah selembar saham bagi investor untuk membeli dalam jumlah yang
menjadi n lembar. Harga perlembar saham baru banyak. Jika harga pada pre – split tinggi, maka
setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga pemecahan saham semakin menguatkan
sebelumnya. Proses split saham (stock split) ini kebenaran akan motif tersebut (Leung, et al,
dengan cara menukarkan saham dengan nilai 2005:24). Trading range theory menyatakan
nominal lama yang dimiliki pemodal dengan bahwa perusahaan melakukan stock split
saham baru dengan nilai nominal baru. didorong oleh perilaku praktisi pasar yang
Beberapa teori mengenai stock split telah konsisten dengan anggapan bahwa dengan
diungkapkan oleh berbagai peneliti, antara lain : melakukan stock split dapat menjaga harga
1. Signaling Theory, Prinsip dari signalling saham tidak terlalu mahal, dimana saham
theory adalah bahwa setiap tindakan dipecah karena ada batas harga yang optimal
mengandung informasi karena adanya asymetric untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli
information. Asymetric information adalah investor sehingga tetap banyak orang yang mau
kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi memperjual-belikannya yang pada akhirnya
yang lebih banyak daripada pihak lain. akan meningkatkan likuiditas perdagangan
Misalnya, pihak manajemen perusahaan saham (Khoirul H, Shinta HS 2010:24)
memiliki informasi yang lebih banyak Dengan demikian berdasarkan teori ini,
dibandingkan dengan pihak investor di pasar harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan
modal. Peristiwa pemecahan saham merupakan kurang aktifnya perdagangan saham sehingga
contoh penyampaian informasi melalui mendorong perusahaan untuk melakukan
signalling. Berdasarkan signalling theory, pemecahan saham. Dengan melakukan
manajer melakukan stock split untuk pemecahan saham,diharapkan semakin banyak
memberikan sinyal yang baik atau ekspektasi investor yang melakukan transaksi, sehingga
optimis kepada publik. Sinyal positif ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kemahalan
menginterpretasikan bahwa manajer perusahaan saham merupakan motivasi untuk melakukan
akan menyampaikan prospek yang baik pemecahan saham.
sehingga dapat dianggap mampu untuk Berkaitan dengan peristiwa stock split,
meningkatkan kesejahteraan investor. apabila terjadi abnormal return yang positif
Pemecahan saham seharusnya menunjukkan dapat memberikan keuntungan di atas normal
sinyal yang valid karena tidak semua pada investor dan sebaliknya jika terdapat
perusahaan dapat melakukannya. Hanya abnormal reutnr yang ngatif mnunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja keuntungan yang diperolh dibawah normal.
yang dapat melakukannya, karena untuk Abnormal return adalah selisih antara return
melakukan pemecahan saham perusahaan harus yang sesungguhnya dengan return ekspektasi
menanggung semua biaya yang ditimbulkan dari (Jogiyanto, 2000), yang dapat dirumuskan
peristiwa tersebut, padahal pemecahan saham sebagai berikut :
tidak mempengaruhi modal dan cash flow
perusahaan (Winarso, 2005). Brennan & Volume perdagagan saham adalah tingkat
Hughes, 1991 dalam Winarso, 2005 menyatakan permintaan dan penawaran terhadap saham
bahwa pemecahan saham mengandung biaya suatu perusahaan. Dalam kondisi normal, jika
yang harus ditanggung oleh perusahaan yang return saham mengalami peningkatan, maka
melakukannya, misalnya: biaya penerbitan volume perdagangan juga akan meningkat
saham, biaya percetakan saham, biaya perijinan, karena dengan adanya peningkatan return akan
dan lain sebagainya. 2. Trading Range Theory, meningkatkan daya tarik investor untuk
Menurut trading range theory, pemecahan berinvestasi (Indriastuti, 2007: 141).
saham digunakan sebagai alat untuk mengatur Dapat diketahui bahwa volume
kembali harga saham pada kisaran harga yang perdagangan saham berubah-ubah mengikuti
112
Muhamad Ade Hernoyo/ Management Analysis Journal 2 (1) (2013)

perubahan pengharapan investor, dan Selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney untuk
perubahan volume perdagangan saham di pasar menguji perbedaan rata-rata volume
modal ini dapat menunjukkan aktivitas perdagangan sebelum dan sesudah stock split
perdagangan saham dan mencerminkan announcement dengan rumus sebagai berikut
keputusan investasi investor. Aktivitas volume
perdagangan saham dapat diukur dengan 𝑛2
𝑛2 (𝑛2 + 1)
melihat indikator Trading Volume Activity. 𝑈 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅𝑖
Volume perdagangan saham dapat diukur 2
𝑖=𝑛 1 +
dengan aktivitas perdagangan (Trading Volume
Activity) yang dirumuskan sebagai berikut: Dimana:
U = Nilai uji Mann Whitney
𝑆𝑖.𝑡 N1 = sampel 1
𝑇𝑉𝐴𝑖.𝑡 =
𝑄𝑖.𝑡 N2 = sampel 2
Ri = ranking ukurn sampel
Setelah TVA masing-masing saham tersebut
diketahui, kemudian menghitung rata-rata TVA HASIL DAN PEMBAHASAN
saham sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Rata-rata TVA dapat dihitung dengan cara Populasi dalam penelitian ini adalah
membagi jumlah TVA dengan banyaknya perusahaan yang melakukan stock split di Bursa
periode (n). Formulasi perhitungan TVA adalah Efek Indonesia periode 2005-2011 yang
sebagai berikut: berjumlah 36. Hasil pengambilan sampel
berdasarkan metode purposive sampling yaitu
𝑇𝑉𝐴𝑖.𝑡 sebanyak 30 perusahaan, dengan periode
𝐴𝑇𝑉𝐴𝑖.𝑡 = penelitian selama tujuh tahun.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Uji normalitas dari return saham realisasi
dan return saham ekpektasi dengan nilai
signifikansi masing-masing sebesar 0.077 dan
0.121. Hal ini artinya bahwa nilai tersebut
METODE PENELITIAN
signifikan karena lebih besar dari nilai
signifikansi sebesar 0.05, hal ini menunjukkan
Teknik analisis yang digunakan adalah uji
bahwa nilai residual dari variabel return saham
t abnormal return dan uji analisis Mann
telah terdistribusi secara normal. 2) Uji
Whitney, dimana sebelumnya menggunakan uji
normalitas dari volume perdagangan saham
normalitas. Uji t abnormal return dan uji Mann
sebelum dan sesudah stock split announcement
Whitney digunakan untuk mengetahui
dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar
perbedaan rata-rata return saham dan volume
0.003 dan 0.004. Hal ini artinya bahwa nilai
perdagangan sebelum dan sesudah stock split
tersebut tidak signifikan karena tidak lebih besar
announcement. Adapun untuk menguji
dari nilai signifikansi sebesar 0.05, hal ini
perbedaan rata-rata return saham sebelum dan
menunjukkan bahwa nilai residual dari variabel
sesudah stock split announcement menggunakan
volume perdagangan saham tidak terdistribusi
rumus dari uji t abnormal return sebagai berikut:
secara normal.
𝐴𝐴𝑅 𝑖𝑡
𝑡 = Kesalahan Standar Estimasi Dari hasil penelitian rata-rata abnormal
return hari ke -1 sebesar 0,008 dengan nilai-t
Dimana: sebesar 1,722 merupakan nilai yang signifikan
t = t-hitung pada tingkat 5% atau lebih (nilai t-nya lebih
AARit = average abnormal retur besar dari 1,282). Demikian juga untuk rata-rata
abnormal return hari ke 0, +1, +2, +3, +4
113
Muhamad Ade Hernoyo/ Management Analysis Journal 2 (1) (2013)

adalah signifikan berturut-turut sebesar 1%, 1%, pergeseran ke kisaran harga yang lebih likuid.
1%, 5% dan 10%, sedangkan untuk rata-rata Namun diduga telah terjadi kebocoran informasi
abnormal return di hari ke -5 sampai dengan sebelumnya, dimana hal ini dapat terlihat
hari ke -2 secara statistik dinyatakan tidak dengan adanya nilai abnormal return yang
signifikan yaitu sebesar -0,006 ; 0,005 ; -0,0002 signifikan sebelum peristiwa stock split yaitu
dan 0,002. hari -1 sebelum peristiwa stock split.
Dari hasil penelitian t > 1,282. Hal ini Adanya abnormal yang signifikan di
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau sekitar pengumuman stock split disebabkan
terdapat perbedaan abnormal return yang karena informasi stock split cukup bermakna
signifikan pada periode peristiwa dan periode bagi pasar dan mendapatkan reaksi dari pasar,
estimasi, dengan demikian hipotesis pertama sehingga pasar bereaksi secara signifikan.
diterima. Munculnya abnormal return negatif yang
Output ranks pada kolom group TVA 1 signifikan sebelum pengumuman
menunjukkan trading volume activity sebelum mengindikasikan adanya kebocoran informasi,
stock split announcement dengan jumlah data dimana investor sudah mengetahui terlebih
sejumlah 30 dengan rata-rata rangking 31,98 dan dahulu adanya rumor tentang pengumuman
jumlah rangking sebesar 959,50. Sedangkan stock split tersebut, sehingga menyebabkan
pada kolom group TVA 2 menunjukkan TVA harga saham turun. Sedangkan menurunnya
sesudah stock split announcement dengan abnormal return yang signifikan setelah
jumlah data sejumlah 30 dengan rata-rata pengumuman mengindikasikan bahwa
rangking sebesar 29,02 dan jumlah rangking informasi yang terdapat pada pengumuman
sebesar 870,50 stock split mengandung berita buruk, oleh
Dari output rank, kita lihat bahwa nilai karena itu investor merespon pengumuman split
mean TVA sebelum stock split announcement ini sebagai informasi negatif dan menjual
lebih besar dari pada nilai mean TVA setelah sahamnya, sehingga mengakibatkan harga
adanya stock split announcement (31,98>29,02). saham turun dan pada akhirnya menurunkan
Dari nilai uji Mann-Whitney, dapat kita lihat return saham. ( Wafiyah : 2005)
pada output Test Statistik dimana nilai statistik Sedangkan dari pengujian terhadap
uji Z yang kecil yaitu -0,658 dan nilai sig.2-tailed hipotesis dua, secara statistik diperoleh
adalah 0,511 > 0,05. Karena itu hasil uji tidak kesimpulan bahwa perbedaan nilai trading
signifikan secara statistik, dengan demikian kita volume activity adalah tidak signifikan. Karena
dapat menolak hipotesis yang menyatakan itu hasil uji tidak signifikan secara statistik,
terdapat perbedaan trading volume activity dengan demikian kita menolak hipotesis 2
sebelum dan sesudah stock split announcement, menyatakan terdapat perbedaan rata- rata TVA
dimana tidak ada perbedaan trading volume sebelum dan sesudah pemecahan saham
activity sebelum dan sesudah adanya stock split dikarenakan tidak ada perbedaan trading
announcement. volume activity sebelum dan sesudah adanya
Berdasarkan hasil penelitian dapat peristiwa stock split maka dapat disimpulkan
diketahui bahwa stock split announcement bahwa terjadi penurunan trading volume activity
berpengaruh terhadap return saham dilihat dari setelah terjadinya stock split.
adanya perbedaan signifikan antara return Trading volume activity yang tidak
saham pada periode peristiwa dan periode signifikan pada periode sebelum sesudah
estimasi dihitung lewat abnormal returnnya. pengumuman pemecahan saham, menunjukkan
Terdapatnya perbedaan yang signifikan antara bahwa investor di Indonesia tidak memberikan
return saham pada periode peristiwa dan feedback yang cepat terhadap informasi yang
periode estimasi dihitung lewat abnormal diterimanya. atau investor menganggap bahwa
returnnya menunjukkan bahwa peristiwa stock peristiwa pemecahan saham bukanlah good
split membuat harga saham mengalami news, sehingga tidak terjadi perbedaan yang
114
Muhamad Ade Hernoyo/ Management Analysis Journal 2 (1) (2013)

signifikan pada periode sebelum dan sesudah Copeland, Thomas E. 1979, Liquidity Change
pemecahan saham (Hendrawijaya ; 2009) Following Stock Split. Journal of Finance. 1
(march) p.115-141

SIMPULAN
Farinha, Jorge. 2006, Stock Split: Real Effects or Just
a Question of Maths? An Empirical Analysis
Stock split announcement berpengaruh of The Portuguese Case. Journal of Financial
terhadap return saham pada perusahaan dilihat Economics.
dari abnormal returnnya. Stock split Fatmawati dan Asri. 1999. Pengaruh Stock Split
announcement tidak berpengaruh terhadap terhadap Likuiditas Saham yang Diukur
volume perdagangan saham pada perusahaan dengan Besarnya Bid-Ask Spread. Jurnal
dilihat dari trading volume activitynya yang Ekonomi dan Bisnis. Vol. 14. No. 4: 93-110.
Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate
tidak mengalami peningkatan yang signifikan di
Dengan Program SPSS”. Semarang :
sekitar stock split announcement.
Lembaga penerbit UNDIP.
Bagi investor dan calon investor
Hendrawijaya, Michael, 2009. Analisis Perbandingan
walaupun adanya pengaruh signifikan stock split Harga Saham, Volume Perdagangan Saham,
announcement terhadap return saham, investor dan Abnormal Return Saham Sebelum dan
hendaknya lebih berhati-hati dalam Sesudah Pemecahan Saham. Tesis. Program
pengambilan keputusan investasi, dikarenakan Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
tidak adanya pengaruh yang signifikan antara Semarang.
stock split announcement terhadap volume Hendrawati, Ernie. 2007, Pengujian Efisiensi Pasar
Modal atas Peristiwa Pengumuman Stock
perdagangan. Investor hendaknya
Split Periode Tahun 2005 – 2006 di Bursa Efek
memperhitungkan adanya penurunan aktivitas
Jakarta, Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. III,
volume perdagangan karena penurunan aktivitas
No. 2, Hal 205 – 223.
volume perdagangan tersebut bisa jadi Indriastuti, Maya. 2007. Analisis Pengaruh Stock
merupakan indikasi bahwa perusahaan Split terhadap Perubahan Harga Saham dan
mempunyai prospek yang kurang baik. Bagi Volume Perdagangan Saham pada
peneliti selanjutnya hendaknya periode event Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
window dapat diperpanjang. Dengan event Jakarta. Jurnal Akuntansi Indonesia, Volume
window yang lebih panjang, dapat dilihat 3 No. 2. Hal 137-145. Semarang: Universitas
Islam Sultan Agung.
dengan lebih jelas bagaimana reaksi pasar
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis
setelah adanya pengumuman stock split. Selain
Investasi. BPFE, Yogyakarta.
itu peneliti selanjutnya diharapkan menghitung
Khoirul H, Shinta HS. 2010, Analisis Tingkat
abnormal return dengan menggunakan model Kemahalan Harga Saham dan Kinerja
lain yaitu Market Model atau Market Adjusted Keuangan Perusahaan sebagai Faktor
Model pada penelitian selanjutnya. Pembeda Keputusan Pemecahan Saham (
Stock Split) : Pengujian Terhadap Trading
DAFTAR PUSTAKA Range Hypothesis dan Signaling Hypothesis.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Leuang, Tak Yan, et al, 2005, Do Stock Splits Really
Indonesia. Mediasoft Indonesia. Signal ? , Journal of Finance. pp 1 – 33.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Pujiharjanto, C. Ambar. 2001, Pengaruh Stock Split
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Terhadap Likuiditas Saham yang Diukur
Bhattacharya, Upal and Amy Dittmar, 2001. Costless dengan Besarnya Bid Ask Spread di Bursa
Versus Costly Signalling : Theory and Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Evidence from Share Repurchases. Journal of Rusliati, Ellen. 2010, Pemecahan Saham terhadap
Finance. Likuiditas dan Return Saham. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi.

115
Muhamad Ade Hernoyo/ Management Analysis Journal 2 (1) (2013)

Tandelilin, Eduardus. 2003. Analisis Investasi dan Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE. Diponegoro Semarang.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal. Yogyakarta: UPP APP YKPN. Winarso, Beni Suhendra. 2005, Analisis Empiris
Sutrisno, Wang. 2000, Pengaruh Stock Split terhadap Perbedaan Kinerja Keuangan Antara
Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Perusahaan yang Melakukan Stock Split
Jakarta. Jurnal Manajemen dan dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan
Kewirausahaan. Stock Split : Pengujian The Signalling
Wafiyah, Ana. 2005. Reaksi Pasar pada Hypotesis, Jurnal Akuntansi dan Manajemen,
Pengumuman Stock Split dan Reverse Split. Vol. XVI, No. 3, Hal 209-218

116

Anda mungkin juga menyukai