Anda di halaman 1dari 15

MATRIKS PROPOSAL

Endiaryoko (20130420241)

1 Judul ANALISIS HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH


PENGUMUMAN STOCK SPLIT
(Studi Pada Perusahaan Terdaftar Yang Melakukan Stock
Split di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014)
2 Jurnal Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1 Agustus 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3 Penulis Fifi Lailatul Mahala, Zahroh Z.A, Dwiatmanto
4 Variabel A. Variabel Dependen : Harga Saham
B. Variabel Independen : Stock Split
5 Hipotesis A. Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga
saham sebelum pengumuman stock split dan sesudah
pengumuman stock split.
B. Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga
saham sebelum pengumuman stock split dan sesudah
pengumuman stock split.
6 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian studi peristiwa (event study) dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan
sebagai pendekatan yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu,
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel, pengumpulan
data dan analisisdata bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono. 2010). Lokasi
penelitian berada di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia serta melakukan stock split
periode tahun 2012-2014 serta saham-sahamnya masih aktif
diperdagangkan di bursa. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam penetapan kriteria pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
A. Perusahaan mempublikasikan stock split di BEI pada tahun
2012-2014.
B. b. Perusahaan yang data transaksi tersedia lengkap untuk
kebutuhan analisis selama periode penelitian.
C. Selama periode pengamatan yaitu 7 hari sebelum hingga 7
hari sesudah stock split, tidak ada peristiwa lain yang
terjadi seperti pembagian deviden, right issue, dan lain
lain.
D. Saham aktif diperdagangkan di BEI.
7 Hasil Penelitian Rata-rata harga saham selama 7 hari sebelum dilakukannya
kebijakan stock split sebesar 1.764,81 dan rata-rata harga sahsm
selama 7 hari sesudah dilakukannya kebijakan stock split
sebesar 1.913,48. Selisih rata- rata harga saham sebelum
dengan sesudah hanya sebesar 8.42% sehingga ketika diuji
secara statistik
menghasilkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Kebijakan stock split dilakukan perusahaan untuk
memberikan signal bahwa perusahaan berada pada kondisi
yang baik di masa yang akan datang menurut signaling theory
sehingga harga pasar saham meningkat karena kebijakan
tersebut ditanggapi positif oleh pelaku pasar. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kebijakan stock split yang dilakukan
perusahaan tidak ditanggapi secara positif oleh pelaku pasar
karena harga saham sesudah kebijakan stock split memiliki
perbedaan yang tidak signifikan dengan harga saham sebelum
kebijakan stock split.

8 Saran Dan A. Bagi pelaku pasar atau investor atau calon investor
Keterbatasan Pelaku pasar atau investor dan calon investor seharusnya
memperhatikan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan seperti
pengumuman stock split karena dengan adanya informasi stock
split tersebut, calon investor dapat menggunakannya sebagai
acuan untuk proses pengambilan keputusan investasi terhadap
saham tertentu sehingga dapat mengurangi risiko dan
memperhitungkan keuntungan. Selain itu investor sebaiknya
mempertimbangkan faktor selain kebijakan stock split seperti
faktor ekonomi dan politik, keadaan pasar secara terkini karena
hal ini akan mempengaruhi harga saham.
B. Bagi emiten Penelitian ini memberikan kontribusi bagi emiten
bahwa aktifitas stock split tidak serta merta mengakibatkan
harga saham akan meningkat sesuai dengan tujuannya.
Sehingga emiten perlu mempertimbangkan faktor yang
melatarbelakangi keputusan melakukan stock split seperti
ketidakstabilan politik dan ekonomi Indonesia daripada faktor
internal yang berimbas pada sentimen pasar.
C. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan yang melakukan penelitian
sejenis agar menggunakan sampel yang lebih besar, serta
peneliti dapat menguji variabel-variabel lain selain harga
saham seperti laba perusahaan, dividen dengan
memperpanjang atau bahkan memperpendek periode
pengamatan yang akan lebih mencerminkan reaksi serta
menggunakan metode yang berbeda.

1 Judul PENGARUH STOCK SPLIT ANNOUNCEMENT


. TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN
2 Jurnal Management Analysis Journal /MAJ 2 (1) (2013)
3 Penulis Muhammad Ade Hernoyo
.
4 Variabel 1. Variabel Dependen : Volume Perdagangan & Return
. 2. Variabel Independen : Stock Split
5 Hipotesis A. H1 : Terdapat Perbedaan yang significant antara volume
. perdagangan sebelum dan setelah pengumuman stock split
B. Terdapat Perbedaan yang significant antara volume
perdagangan sebelum dan setelah pengumuman stock split
6 Metode Penelitian Teknik analisis yang digunakan adalah uji t abnormal return
. dan uji analisis MannWhitney, dimana sebelumnya
menggunakan ujinormalitas. Uji t abnormal return dan uji
MannWhitney digunakan untuk mengetahuiperbedaan rata-rata
return saham dan volumeperdagangan sebelum dan sesudah
stock split announcement.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode 2005-
2011 yang berjumlah 36. Hasil pengambilan sampel
berdasarkan metode purposive sampling yaitu sebanyak 30
perusahaan, dengan periode penelitian selama tujuh tahun.
7 Hasil Stock split announcement berpengaruh terhadap return saham
. pada perusahaan dilihat dari abnormal returnnya. Stock split
announcement tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan
saham pada perusahaan dilihat dari trading volume activitynya
yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan di sekitar
stock split announcement. Bagi investor dan calon investor
walaupun adanya pengaruh signifikan stock split announcement
terhadap return saham, investor hendaknya lebih berhati-hati
dalam pengambilan keputusan investasi, dikarenakan tidak
adanya pengaruh yang signifikan antara stock split
announcement terhadap volume perdagangan.
8 Saran & Keterbatasan Bagi investor dan calon investor walaupun adanya pengaruh
. signifikan stock split announcement terhadap return saham,
investor hendaknya lebih berhati-hati dalam pengambilan
keputusan investasi, dikarenakan tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara stock split announcement terhadap volume
perdagangan. Investor hendaknya memperhitungkan adanya
penurunan aktivitas volume perdagangan karena penurunan
aktivitas volume perdagangan tersebut bisa jadi merupakan
indikasi bahwa perusahaan mempunyai prospek yang kurang
baik. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya periode event
window dapat diperpanjang. Dengan event window yang lebih
panjang, dapat dilihat dengan lebih jelas bagaimana reaksi pasar
setelah adanya pengumuman stock split. Selain itu peneliti
selanjutnya diharapkan menghitung abnormal return dengan
menggunakan model lain yaitu Market Model atau Market
Adjusted Model pada penelitian selanjutnya.

1 Judul ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME


. PERDAGANGAN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN
VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM
SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
2 Jurnal Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Oktober 2013: 36-47
.
3 Penulis Al Azhar A, Emrinaldi Nur DP & M Alwi Montazeri
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Abnormal Return, Volume, Likuiditas
. & Variabilitas Saham
B. Variabel Independent : Stock Split
5 Hipotesis A. H1 : Terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum
. dan sesudah peristiwa pemecahan saham (stock split).
B. H2 : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham (stock split).
C. H3 : Terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan
sesudah peristiwa pemecahan saham (stock split).
D. H4 : Terdapat perbedaan variabilitas tingkat keuntungan
saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham (stock
split).
6 Metode Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
. sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan maksud
untuk tujuan tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan
sampel adalah :
A. Perusahaan harus tetap listing di BEI dan melakukan stock
split dari tahun 2006 sampai dengan 2010.
B. Perusahaan harus memiliki data harga saham harian yang
lengkap yaitu dari periode estimasi (estimation period) 100
hari dan pada periode peristiwa (event period) atau disebut
sebagai periode pengamatan atau periode jendela (event
window) 11 hari yaitu 5 hari sebelum pengumuman, 1 hari
saat pengumuman, dan 5 hari setelah pengumuman stock
split. Hal ini diharapkan agar data yang diperoleh
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
C. Periode Estimasi dan Periode Jendela Tidak melakukan
pembayaran dividen kas dan tidak menggunakan kebijakan
lainnya seperti right issue, bonus ataupun corporate event
lainnya selama 11 hari hari periode window (event
window) pengumuman pemecahan saham.
D. Perusahaan harus dalam keadaan laba positif / tidak berada
dalam keadaan laba negatif.
7 Hasil Penelitian A. Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return
. saham antara periode sebelum dan sesudah stock split. Hal ini
disebabkan harga saham menjadi murah setelah stock split
dilakukan sehingga pihak investor tertarik membeli saham dan
kembali aktif dalam perdagangan saham, sehingga semakin
meningkatnya jumlah transaksi perdagangan saham semakin
tinggi harga saham yang terbentuk dan pihak investor dapat
memperoleh abnormal return yang optimal.
B. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas
volume perdagangan saham antara periode sebelum dan
sesudah stock split. Ini dikarenakan investor merespon
informasi stock split cenderung berhati-hati, dengan
dilakukannya stock split oleh pihak emiten harga saham yang
dianggap telalu mahal akan menjadi lebih murah. Pihak
investor tidak mau membeli saham dengan harga murah begitu
saja tetapi juga melihat aspek keuntungan dan prospek
perusahaan kedepan seperti nilai pasar dan laba perusahaan
mengalami peningkatan dimasa mendatang. Dengan
memperhatikan aspek keuntungan dan prospek perusahaan
kedepan inilah pihak investor kurang aktif melakukan
perdagangan saham setelah pemecahan saham dilakukan.
C. Terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham
yang diukur dengan menggunakan indikator bid-ask spread
antara periode sebelum dan sesudah stock split. Ini dikarenakan
setelah stock split dilakukan harga saham menjadi lebih murah
sehingga minat investor dalam transaksi saham meningkat
sehingga likuiditas saham menjadi tinggi setelah pemecahan
saham dilakukan.
D. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabilitas
tingkat keuntungan saham antara periode sebelum dan sesudah
stock split. Ini dikarenakan pihak investor kurang berrminat
membeli saham yang menyebabkan kas tidak masuk ke
perusahaan karena volume perdagangan saham yang tidak
meningkat. Volume perdagangan saham yang tidak meningkat
mengakibatkan modal kerja perusahaan menurun yang
mengakibatkan omset perusahaan juga mengalami penurunan
dan variabilitas tingkat keuntungan saham tidak diperoleh
dengan maksimal setelah stock split dilakukan

1 Judul PERUBAHAN LIKUIDITAS AKIBAT PEMECAHAN


. SAHAM:
STUDI DI PASAR MODAL INDONESIA
2 Jurnal Jurnal Economia, Volume 10, Nomor 1, April 2014
.
3 Penulis Muniya Alteza, Lina Nur Hidayati, & Arum Darmawati
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : likuiditas Saham
. B. Variabel Indipendent : pengelompokan periode waktu
dari pengaruh pemecahan saham
5 Hipotesis A. Ha1 : menyatakan pemecahan saham berpengaruh positif
. terhadap likuiditas saham dalam jangka pendek. Sedangkan
hipotesis kedua
B. Ha2: merupakan uji model pengaruh pemecahan saham,
ukuran perusahaan dan return saham secara simultan terhadap
likuiditas dalam jangka pendek
C. Ha3: menyatakan pemecahan saham berpengaruh positif
terhadap likuiditas saham dalam jangka panjang.
D. Ha4: merupakan uji model pengaruh pemecahan saham,
ukuran perusahaan dan return saham secara simultan terhadap
likuiditas dalam jangka panjang
6 Metode Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
. melakukan pengumuman pemecahan saham di Bursa Efek
Indonesia selama periode Januari 2003-Desember 2007. Teknik
pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, dengan kriteria: Perusahaan yang
melakukan pemecahan saham dengan jenis split up, perusahaan
masih terdaftar di bursa selama satu tahun setelah peristiwa
pemecahan saham, dan perusahaan yang memiliki kelengkapan
data yang diperlukan dalam penelitian. Jumlah populasi yaitu
perusahaan yang melakukan pemecahan saham di Bursa Efek
Indonesia periode 20032007 adalah 50 perusahaan dan
diperoleh 36 perusahaan yang memenuhi kriteria kelengkapan
data.
7 Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemecahan saham
. tidak berpengaruh terhadap likuiditas saham jangka pendek.
Pemecahan saham, ukuran perusahaan dan return secara
simultan berpengaruh terhadap likuiditas jangka pendek. Hasil
ini ditunjukkan dengan angka F hitung sebesar 13,977. Angka
ini memiliki signifikansi 0,000, yang berarti lebih kecil
dibandingkan tingkat signifikansi yang diharapkan
(0,000<0,050).
Sementara nilai Adjusted R2 sebesar 0,108 bermakna bahwa
variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebas sebesar 10,80% dan sisanya sebesar 89,20% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Pengujian pengaruh pemecahan saham terhadap likuiditas
jangka panjang menunjukkan bahwa metode regresi terbaik
adalah model ketiga. Menurut model ketiga, dummy_3
mempunyai koefisien regresi sebesar 0,726 dengan t-hitung
-3,952 dan signifikansi 0,000. Variabel dummy_4 memiliki
koefisien sebesar -0,435 dengan t-hitung -2,366 dan
signifikansi 0,018. Sementara variabel independen terakhir
yaitu dummy_5 memiliki koefisien -0,504 dengan t-hitung
-2,748 dan signifikansi 0,006. Dengan demikian pemec ahan
saham berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham jangka
panjang.
Hasil analisis regresi pengujian pengaruh pemecahan saham
terhadap likuiditas jangka panjang menunjukkan angka F
hitung
sebesar 27,553 dan signifikansi 0,000. Dengan demikian maka
pemecahan saham, ukuran perusahaan dan return secara
simultan berpengaruh terhadap likuiditas saham jangka
panjang. Sementara nilai Adjusted R sebesar 0,093 bermakna
bahwa variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
variabel bebas sebesar 9,30% dan sisanya sebesar 90,70%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini.
8 Saran & Keterbatasan Dari penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa keterbatasan.
. Pertama, penelitian ini hanya melakukan pengujian terhadap
likuiditas saham menggunakan proksi tunggal berupa trading
volume activity. Kedua, penelitian ini tidak memperhatikan
faktor komposisi kepemilikan sebagai dasar pengambilan
sampel.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
Dalam melakukan keputusan investasinya, para investor
sebaiknya memperhatikan pengumuman pemecahan saham
karena terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap
likuiditas jangka panjang. Dengan adanya informasi pemecahan
saham tersebut investor dapat menggunakannya sebagai acuan
untuk mengambil strategi perdagangan jangka panjang yang
tepat guna memperoleh keuntungan. Bagi penelitian
selanjutnya dapat melakukan pengujian dengan berbagai proksi
likuiditas dan membandingkan hasilnya sebagai robustness
check seperti frekuensi perdagangan, price impact dan
sebagainya. Hal ini dikarenakan sampai sekarang belum ada
kesepakatan mengenai
proksi likuiditas terbaik di pasar modal Indonesia (Ekaputra,
2004). Selain itu dapat pula memasukkan variabel kepemilikan
institusional sebagai basis kriteria sampel yang digunakan
sebagaimana penelitian Dennis dan Strickland (2003) yang
menemukan bahwa likuiditas saham akan berubah akibat
pemecahan saham untuk perusahaan yang kepemilikan
insitusinya rendah.

1 Judul PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS


. PERDAGANGAN SAHAM DI BEI 2007-2012
2 Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2 (2013): 258-
. 276
3 Penulis A.A. Sagung Intan Purnamasari
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Likuiditas Saham
. B. Variabel Independent : Stock Split
5 Hipotesis A. H0 = tidak terdapat kecenderungan stock split yang tidak
. disertai dengan kebijakan lanjutan berpengaruh signifikan pada
meningkatnya likuiditas perdagangan saham yang tercatat di
BEI tahun 2007- 2011.
B. Hi= terdapat kecenderungan stock split yang tidak disertai
dengan kebijakan lanjutan berpengaruh signifikan pada
peningkatan likuiditas perdagangan saham yang tercatat di BEI
tahun 2007- 2011.
6 Metode Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
. terdata pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 dan pernah
melakukan stock split sampai dengan akhir tahun 2011 adalah 172
perusahaan. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang melakukan stock split pada tahun
2007 sampai dengan 2011. Penentuan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling, kriteria penarikan sampel
pada populasi adalah sebagai berikut:
A. Perusahaan yang tergolong melakukan stock split pada
periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
B. Perusahan tersebut dibagi menjadi 2 katagori : perusahaan
tersebut tidak mengeluarkan kebijakan lanjutan seperti
pembagian deviden tunai maupun deviden saham, saham
bonus, right ssue dan warrant.
perusahaan yang tergolong melakukan stock split disertai
dengan kebijakan tambahan di tahun yang sama.
C. Data-data perusahaan harus lengkap terutama data-data
yang berisi informasi likuiditas saham.
D. Perusahaan yang diteliti hanya melakukan pemecahan naik
(split up).
E. Tanggal pengumuman stock split tersedia.
7 Hasil Pengukuran tingkat likuiditas perdagangan saham
. menggunakan indikator TVA mendapatkan hasil thitung (2,346)
> ttabel (1,685). Hal ini berarti terdapat kecenderungan stock
split yang tidak disertai dengan kebijakan lanjutan akan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya
likuiditas perdagangan saham yang tercatat di BEI tahun 2007-
2011. Hasil penelitian ini berarti mendukung trading range
theory yang menyatakan bahwa stock split yang dilakukan
karena perusahaan ingin agar saham tetap dalam rentang
optimal penjualan. Walaupun memang terdapat kecenderungan
stock split yang tidak disertai dengan kebijakan lanjutan akan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya
likuiditas perdagangan saham, hasil penelitian ini juga
menunjukan bahwa stock split yang disertai dengan kebijakan
lanjutan cenderung akan lebih mudah meningkatkan likuiditas
saham dibandingakan dengan kebijakan stock split yang
dilakukan murni tanpa disertai dengan kebijakan lanjutan, hal
tersebut bisa jadi dikarenakan investor yang belum terlalu
tertarik dengan kebijakan stock split walaupun mungkin sudah
mengetahui prospek perusahaan tersebut.
1 Judul ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS
. SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
PERIODE 2008-2012
2 Jurnal Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015
.
3 Penulis Wening Asriningsih
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Return & Likuiditas Saham
. B. Variabel Independent : Stock Split
5 Hipotesis A. H1 : Terdapat Perbedaan yang significant antara return
. perdagangan sebelum dan setelah pengumuman stock split
B. Terdapat Perbedaan yang significant antara likuiditas
perdagangan sebelum dan setelah pengumuman stock split
6 Metode Penelitian ini menggunakan desain event study yaitu penelitian
. yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event)
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
(Jogiyanto, 2010: 561). Penelitian ini dilakukan selama 20 hari
perdagangan terdiri dari 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah
stock split. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan
mengeluarkan kebijakan stock split. Penentuan sampel
dilakukan secara purposive sampling di mana sampel dipilih
dengan kriteria perusahaan yang melakukan stock split tahun
2008-2012 dan Saham biasa yang aktif diperdagangkan.
Sampel yang diambil adalah perusahaanyang hanya melakukan
peristiwa stock split dan tidak melakukan kebijakan lainv
selama periode peristiwa.
7 Hasil Pengujian hipotesis pertama menggunakan Uji Paired t-test,
. ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split,
sehingga dapat dikatakan bahwa stock split tidak meningkatkan
abnormal return saham. Abnormal return yang diperoleh
sebagian besar bernilai negatif yang berarti bahwa kandungan
informasi dalam peristiwa tersebut merupakan berita buruk
(bad news).
Pengujian hipotesis kedua menggunakan Uji Wilcoxon Signed
Rank Test, ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split. Rata-
rata volume perdagangan saham yang dihasilkan sesudah stock
split menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan
dengan rata-rata volume perdagangan saham sebelum stock
split. Hal ini menunjukkan bahwa stock split membuat harga
saham menjadi lebih terjangkau sehingga mampu menjadikan
saham menjadi lebih likuid.

1 Judul ANALISIS PERBEDAAN BID-ASK SPREAD DAN


. ABNORMAL RETURN SAHAM SEBAGAI DAMPAK
DARI PENGUMUMAN STOCK SPLIT
2 Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014): 267-282
.
3 Penulis I Gusti Ayu Janiantari & I Dewa Nyoman Badera
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Bid-ask Spread & Abnormal Return
. B. Variabel Indipendent : Stock Split
5 Hipotesis A. H1: Terdapat perbedaan antara bid-ask spread sebelum dan
. sesudah pengumuman stock split.
B. H2: Terdapat perbedaan antara abnormal return saham
sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
6 Metode Penelitian ini menggunakan periode jendela yaitu 5 hari
. sebelum dan sesudah hari H dengan total 11 hari pengamatan
termasuk hari H. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang
melakukan stock split up dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Pendekatan yang
digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitaif
(positivism) yang berbentuk komparatif. Obyek dari penelitian
ini adalah perusahaan yang melakukan pemecahan saham naik
(stock split up) dan memperoleh abnormal return di seputar
pengumuman stock split.
7 Hasil Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, terdapat
. perbedaan antara bid-ask spread dan abnormal return saham
sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
8 Saran & Keterbatasan Saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
. agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi yaitu untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji variabel-
variabel lain yang dipengaruhi pemecahan saham dan juga
mencantumkan variabel kontrol seperti pertumbuhan
perusahaan, ukuran perusahaan, dan variabel kontrol lainnya.

1 Judul REAKSI PASAR BERUPA VOLUME PERDAGANGAN


SAHAM SAAT STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN BEI
TAHUN 2011-2013
2 Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 106-
.
3 Penulis I Putu Niko Budatama & Ni Kt. Lely Aryani Merkusiwati
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Volume Perdagangan
. B. Variabel Independen : Stock Split
5 Hipotesis H1 : Terdapat perbedaan significant volume perdagangan
. saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split
6 Metode Penelitian ini dilakukan karena pada periode 2011-2013 di
. Indonesia terjadi beberapa peristiwa ekonomi yang dapat
mempengaruhi perekonomian Indonesia, diantaranya terjadinya
pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang terus
menerus dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada
tanggal 22 Juni 2013 yang pasti akan berdampak terhadap
perusahaan termasuk perusahaan yang go public. Indikator
yang digunakan untuk menggambarkan reaksi pasar terhadap
suatu informasi yang terkait dengan suatu saham dihitung
dengan menggunakan Trading Volume Activity (TVA). Volume
perdagangan saham merupakan proksi TVA.
7 Hasil Terdapat Perbedaan volume perdagangan saham sebelum dn
. sesudah sstock split berupa penurunan setelah dilakukannya
pengumuman stock split atas rata-rata volume perdagangan
saham.
8 Saran Dan Dalam melakukan keputusan investasi sebaiknya para investor
. Keterbatasan melakukan analisa terhadap suatu informasi yang telah
dipublikasikan perusahaan, dimana nantinya informasi tersebut
akan dijadikan suatu alasan dalam melakukan investasi, salah
satunya adalah stock split. Stock split menjadi suatu informasi
yang tidak selalu memberi sinyal baik (good news), dimana
hasilnya yaitu terjadinya penurunan volume perdagangan
saham setelah stock split. Bagi peneliti selanjutnya, yang akan
meneliti mengenai stock split disarankan untuk menambah
rentang waktu pengamatan dan jumlah sampel perusahaan yang
dipergunakan,
agar hasil yang diperoleh menjadi lebih akurrat dan dapat
mencerminkan gambaran sesungguhnya dari stock split itu
sendiri.

1. Judul Abnormal Returns and Stock Splits: The Decimalized vs.


Fractional System of Stock Price Quotes
2 Jurnal International Journal of Business and Management
. Vol. 5, No. 12; December 2010
3 Penulis Carroll Howard Griffin, Ph.D.
.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Abnormal Return
. B. Variabel Independen : Stock Split
5 Hipotesis H11: Stock Split have positive impact to abnormal returns
.
6 Metode This paper investigates whether or not the change in pricing
. regime (from fractional to decimalized) has had an effect on
the abnormal return experienced through the splitting of a
companys stock. An event study methodology with 80
observations (i.e. companies) will be used, with several trading
windows from 10 days to 250 days post-split (i.e. up to one full
year of post-split trading.) All trading windows will begin 10
days before the split in order to determine if there are any
abnormal returns stemming from the mere expectation of the
split and what it could signal for the firm. CRSP daily stock
return data will be used to analyze abnormal returns with data
observations taken from the list of 2007 Fortune 500
companies. To qualify as an observation, the company had to
have declared a stock split under the 1/8 dollar fractional
system (up to 1998) as well as under the decimalized system
(between 2001 and 2005, in order to obtain a full year of post-
split trading data). All returns will be Cumulative Adjusted
Returns (Market Adjusted). The objective will be to investigate
if the presence of long-term price effects of stock splits has
been more persistent and/or positive under the 1/8 dollar (i.e.
fractional) system or decimalization system.
7 Hasil According to the Positive Signaling Hypothesis, investors
. have normally seen stock splits as being a sign by company
insiders of good things to come. Company executives foresee
the stock price continuing to rise in the near future and feel the
stock should be split. This leads to the second major theory of
why stocks split, the Optimal Trading Range Hypothesis. This
states that psychologically, investors feel more comfortable
buying a stock that is trading within a certain range. If it gets
beyond this range, investors feel it is too expensive.
Therefore, in order to keep the stock price within that
comfortable investor range, company managers will split the
stock, thereby reducing the stock price by that amount.
Under the fractional system, the transaction costs after a
stock split became greater as a percentage of the stock price.
According to the Broker Promotion Hypothesis, brokers would
actively promote splitting stocks to the average investor due to
the increase in bid-ask spread. However, under the
decimalization system, the bid-ask spread adjusts in exact
proportion to the reduction in stock price, thus eliminating any
undue transaction costs as well as any undue incentive for the
broker to recommend the stock to clients. The results of this
study tend to confirm this- under the decimalized system,
abnormal returns tend to hover closer to zero throughout the
period in question, while under the fractional system as a
whole, abnormal returns tended to be more positive in the
period around the announcement, but then diminished
substantially over the rest of the study period. Additionally,
there does appear to be an optimal stock split size depending on
the pricing regime in place at the time and the size of the
company.

1 Judul The effect of stock split announcements on abnormal


. returns during a financial crisis
2. Jurnal Journal of Finance and Accountancy

3 Penulis Ajeet Jain & Mohammad G. Robbani


.
4 Variabel A. Variabel Dependen : Abnormal returns
. B. Variabel Indipenden : stock split
5 Hipotesis H1; Announcement Stock Split have reaction positive to
. cumulative average abnormal returns for the period
investigated.
6 Metode In this paper, the authors analyze the effect of stock splits of
. NYSE-listed stocks with a declaration date between January
2004 and December 2011. All stock splits that were announced
during this period are included in the study. There were 416
stock splits during the entire period of this study. The number
of stock splits by year as indicated in Table 1. The number of
stock splits per year varies significantly from a high of 105 in
2005 to a low of 5 in 2009. The authors divided the whole
sample into two sub-samples: 1) 2004 to 2007 (pre-crisis
period) with 336 splits and 2) 2008 to 2011 (financial crisis
period) with 80 splits. Of all the splits, 2-for-1 splits account for
about 90% during 2004-2007 and 71% during 2008-2011. As it
is seen from the sample, the number of splits dropped
significantly during the financial crisis period compared to pre-
crisis period, i.e., the number of splits during 2008-2011 was
less than one-fourth of the number of splits during 2004-2007.
7 Hasil The purpose of the paper is to investigate how market reacts to
. stock split announcement during the financial crisis, when the
market sentiment is negative and bearish as compared to
normal economic condition. As expected, the number of stock
splits dropped from 336 during 2004-2007 to just 80 during
2008-2011. The authors find that market reaction is positive to
stock split announcements even during the financial crisis
(2008 -2011). This is evident from the positive market adjusted
cumulative average abnormal returns for the period
investigated. However, positive abnormal returns during the
financial crisis diminish within a shorter period as compared to
pre-crisis period when abnormal returns were observed over a
longer period.

Anda mungkin juga menyukai