Anda di halaman 1dari 4

A.

Teori Efficient Market


Teori ini menjadi teori dasar yang menggambarkan perilaku pasar sempurna. Secara khusus,
Efficient Market menyatakan bahwa sekuritas berada dalam ekuilibrium, yang berarti harganya
cukup murah dan tingkat pengembalian yang diharapkan sama dengan tingkat pengembalian
yang diminta. Pada saat tertentu, harga yang terbentuk sepenuhnya mencerminkan semua
informasi yang tersedia tentang perusahaan dan sekuritasnya, dan harga ini bereaksi cepat
terhadap informasi baru. Dapat disimpulkan bahwa efisiensi pasar atau hypothesis pasar efisien
merupakan pasar persaingan sempurna, dimana harga sekuritas yang terbentuk telah
mencerminkan semua informasi yang ada. Harga akan selalu berubah dan menyesuaikan
setiap kali ada informasi yang relevan yang masuk pada pasar. Berikut ini adalah penelitian
yang mendukung teori efisiensi:
1. Judul : Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Pada Pasar Modal Indonesia, Malaysia dan
Korea
Selatan Periode Krisis Ekonomi Global 2008
Penulis : Alia Tri Utami
Publikasi : Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 2, (2), 2018, 101-116
Penjelasan : Penelitian pada jurnal ini menggunakan Efficient Market Hypotesis (EMH)
Theory sebagai grand teori, dimana pada literature atau kajian pustaka
dijelaskan bahwa EMH ini terdiri dari tiga jenis yakni efisiensi bentuk lemah,
efisiensi bentuk setengah kuat, dan efisiensi bentuk kuat. Pada hasil penelitian,
dijelaskan bahwa pasar modal Indonesia, Malaysia dan Korea Selatan pada
periode sebelum, saat, dan sesudah krisis ekonomi global 2008 memperoleh mix
evidence dalam efisiensi pasar. Karena hasil penelitian menunjukkan hasil yang
berbeda yakni efisien dan tidak efisien pada sebelum, saat, dan sesudah krisis
ekonomi. Pada saat hasil menunjukkan tidak efisien, hal ini terjadi karena
kekacauan yang terjadi pada situasi krisis membuat informasi dan rumor
meningkat setiap harinya membuat para investor abai informasi sehingga
investor cenderung menggunakan motif psikologi (behavioral finance) dalam
pengambilan keputusan investasiya.
2. Judul : Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Emisi Saham
Perdana
Penulis : Santi Octaviani
Publikasi : Jurnal Akuntansi. Vol. 3 No. 2. Juli 2016, ISSN 2339-2436
Penjelasan: Penelitian ini menggunakan Efficient Market Theory sebagai grand teori. Dari
fenomena yang ada, dijelaskan kebutuhan tambahan modal semakin bertambah
sejalan dengan perkembangan perusahaan. Manajemen perusahaan perlu
memilih dengan cara apa tambahan modal tersebut akan dilakukan. Salah satu
cara yang dipilih adalah dengan menawarkan saham kepada public (IPO). Pada
saat IPO perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.
Sehingga teori pasar efisien dapat menjadi acuan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel - variabel yang
terdiri dari laba per lembar saham, umur perusahaan dan proporsi penjaminan
berpengaruh terhadap return saham dengan adanya IPO. Variabel yang paling
dominan dalam mempengaruhi return saham adalah laba per lembar saham.
Sehingga dapat disimpulkan variable tersebut termasuk kategori efisien sangat
kuat.

B. Teori Sinyal
Teori sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori
sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi
laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak
luar (investor dan kreditor). Berikut ini adalah penelitian yang mendukung teori sinyal:
1. Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Mediasi
Penulis : Iron Bakti Sadewo, Irianing Suparlinah, Rini Widianingsih
Publikasi : Seminar Nasional dan The 4th Call for Syariah Paper, ISSN 2460-0784
Penjelasan: Penelitian ini menggunakan teori sinyal sebagai grand teori. Pada latar
belakang dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi perhatian pihak
perusahaan untuk dapat memberikan sinyal kepada pihak eksternal terkait
dengan nilai perusahaan. Hal tersebut adalah ukuran perusahaan, keputusan
pendanaan, dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan
pendanaan yakni penggunaan hutang yang sesuai proporsi akan menaikan nilai
perusahaan itu sendiri. Hal itu sejalan dengan pengertian teori sinyal dimana
dengan penggunaan proporsi hutang yang baik sehingga dapat menaikan laba
maka keputusan pendanaan sendiri memberikan akan sinyal positif bagi para
investor. Profitabilitas juga memberikan keyakinan kepada investor tentang
kematangan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dan memberikan
keyakinan tentang prospek perusahaan kedepan sehingga investor yakin untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga meningkatkan nilai
perusahaan. Sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan suatu tindakan yang
diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
2. Judul : Profitabilitas, Rasio Solvabilitas dan Harga Saham; Studi Empirik Pada
Perusahaan Subsektor Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014
Penulis : Akhmadi
Publikasi : Jurnal Riset Akuntansi Terpadu Vol.11 No.1, April 2018
Penjelasan: Penelitian ini menggunakan teori sinyal sebagai grand teori, yang menjelaskan
bahwa pengungkapan laporan tahunan perusahaan merupakan informasi yang
penting dan dapat mempengaruhi investor dalam proses pengambilan
keputusan. Suatu pengungkapan dikatakan mengandung informasi apabila dapat
memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa kenaikan harga saham. Jika
pengungkapan tersebut memberikan dampak positif, maka pengungkapan
tersebut merupakan sinyal positif. Namun apabila pengungkapan tersebut
memberikan dampak negatif, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal
negatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Asset
berpengaruh positif terhadap harga saham yang artinya semakin besar
profitabilitas perusahaan menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu
memberikan keuntungan bagi perusahaan yang dapat berdampak pada
meningkatnya kepercayaan para investor. Hal ini akan meningkatkan ekspektasi
investor sehingga memandang sebagai signal bahwa dimasa akan datang
perusahaan memiliki prospek yang baik dan diharapkan meningkat
performancenya. Berdasarkan keyakinan itu, maka Investor akan memburu
saham-saham perusahaaan subsektor batubara sehingga permintaan saham
oleh investor semakin tinggi sehingga mengakibatkan harga saham subsektor
batubara mengalami kenaikan.
3. Judul : The Influence of Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Earnings per Share,
and
Company Size on Share Return in Property and Real Estate Companies
Penulis : Agung Tri Atidhira, Andi Ina Yustina
Publikasi : Journal of Applied Accounting and Finance. Vol. 1. No. 2 Tahun 2017
Penjelasan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Laba per Saham (EPS)
memberikan hubungan nyata dengan pengembalian saham. Teori pensinyalan
menjelaskan bahwa informasi tentang laporan keuangan perusahaan digunakan
oleh investor sebagai sinyal perusahaan di masa depan. Perubahan sinyal dalam
Earnings per Share (EPS) dapat dilihat dari reaksi harga saham. Penelitian ini
menunjukkan bahwa Peningkatan Laba per Saham (EPS) akan membuat pasar
bereaksi positif (mendukung) teori pensinyalan) ketika pasar cenderung
menafsirkan bahwa peningkatan Earnings per Share (EPS) adalah dianggap
sebagai sinyal tentang prospek cerah di masa depan dan sebaliknya, pasar akan
bereaksi negatif jika ada penurunan Earnings per Share (EPS), yang dianggap
sinyal kurang baik tentang prospek perusahaan di masa depan

Anda mungkin juga menyukai