Teori signal atau signaling theory didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diterima
oleh masing-masing pihak tidak sama. Teori ini berkaitan dengan asimetri informasi yang
mana menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-
pihak- uang berkepentingan dengan informasi. Untuk itu manajer perlu memberikan
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui pernerbitan laporan keuangan.
Teori signal ini pertama kali dikembangkan oleh Ross tahun 1977. Dalam membangun
teori signal berdasarkan adanya inforamasi assimetris anatara informasi dari manajemen
(well- informed) dan informasi dari pemegang saham (poo informed). Teori ini berdasarkan
pemikiran bawah manajemen akan memberikan informasi kepada investor atau pemegang
saham ketika mendapatkan informasi yang baik yang berkaitan dengan perusahaan seperti
peningkatan nilai perusahaan. Akan tetapi investor tidak mempercayai informasi tersebut
karena para manajener merupakan interest parti. Sehingga perusahaan yang memiliki nilai
tinggi akan melakukan signaling pada kebijakan keuangan perusahaan sehingga tidak sama
dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah. Signal adalah proses yang memakan biaya
berupa deadweight costing yang bertujuan untuk menyakinkan investor tentang nilai
perusahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain yang
memiliki nilai rendah karena faktor biaya.
Menurut para ahli teori signal (signalling theory) adalah sebagai berikut:
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori sinyal (signaling theory) membahas
bagaimana seharusnya sinyal-sinyal (informasi) keberhasilan dan kegagalan manajemen
disampaikan kepada pemilik. Sinyal-sinyal (informasi) tersebut dapat diberikan melalui
laporan keuangan perusahaan. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan
bahwa mereka menerpakan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang
berkualitas. Kebijakan akuntansi tersebut merupkan prinsip yang mencegah perusahaan
melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan
dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Informasi yang diterima oleh investor dapat berupas sinyal yang baik (good news) atau
sinyal yang jelek (bad news). Sinyal yang baik, apabila laba yang dilaporkan perusahaan
meningkat dan sebaliknya apabila laba yang dilaporkan oleh perusahaan mengalami
penurunan maka termasuk sinyal yang jelek bagi investor. Sehingga informasi merupakan
unsur penting bagi investor atau pelaku bisnis, karena informasi tersebut menyaikan
keterangan, catatan atau gambaran perusahaan baik untuk keadaan masa lalu, saat ini dan
keadaan yang akan datang bagi kelangsungan usaha perusahaan tersebut. Informasi yang
lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal
sebagai alat analisi untuk pengambil keputusan investasi.
Teori sinyal ini dapat digunakan dalam membahas naik turunnya harga saham dipasar
modal sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. Tanggapan para investor
terhadap sinyal positif dan negative akan mempengaruhi kondisi pasar. Investor akan
berekasi dengan berbagai cara seperti lihat dan tunggu perkembangan yang ada baru
mengambil keputusan.
Teori sinyal ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan anatara
perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah dengan
cara mengobeservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta menandai valuasi tinggi untuk
perusahaan yang hightly level dan equilibrium stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak
dapat meniru perusahaan yang lebih tinggi.
Selain contoh diatas, teori sinyal ini juga dapat membantu dalam melakukan stock split.
Perusahaan yang melakukan stock split adalah untuk menambahkan jumlah saham yang
beredar dengan menjadikan harga saham lebih murah sehingga dapat menarik investor dan
saham perusahaan menjadi lebih likuid diperdagangan di pasar modal (bursa saham). Stock
split ini dapat dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nilai nominal
yang lebih kecil sesuai dengan tingkat resiko yang ditentukan.
Signaling theory menyatakan bahwa stock split dianggap perusahaan memberikan sinyal
yang baik kepada publik berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus dimasa yang akan
datang, karena perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang
memiliki saham dengan harga tinggi. Stock split hanya dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki prospek kinerja lebih baik dimana perusahaan yakin bahwa harga saham setelah
dipecah akan naik sesuai dengan kenaikan kinerja perusahaan dimasa akan datang.
Perusahaan yang melakukan stock split, perusahaan harus menanggung semua biaya yang
ditimbulkan dari peristiwa tersebut padahal pemecahan saham tidak mempengaruhi modal
dan cash flow perusahaan.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan teori sinyal memilik kelebihan yaitu dapat
menjelaskan mengapa terjadinya peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap
peningkatan financial leverage sedangkan kelemahan teori ini adalah teori ini tidak dapat
menjelaskan hubungan kebalikan anatara profitabilitas dan laverage dan tidak dapat
menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangible
aset tinggi harus menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang tangible aset
tinggi yang tidak menggunakan hutan. Akan tetapi didalam teori ini diperlukan untuk
mengurangi efek dari ketidak simetrisan informasi.
Portofolio adalah sekumpulan investasi atau gabungan dari dua atau lebih surat berharga.
Teori portofolio merupakan teori yang mempelajari bagaimana investasi pada surat-surat
berharga. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa umumnya para investor dalam surat-
surat berhaga tidak menginvestasikan seluruh dana mereka pada satu jenis saham, tetapi
membagi-bagikannya ke dalam berbagai jenis saham atau melakukan diversifikasi untuk
mengurangi resiko yang ditangguhkan. Jika suatu saham nilainya jatuh, sedangkan saham lain
naik, maka kerugian dan keuntungan ini akan saling mengkompensir. Harga pasar suatu surat
berharga mencermikan penaksiran consensus pasar akan nilai surat berharga.
Teori portofolio Markowitz ini didasarkan atas pendekatan mean dan variance, dimana
mean merupaka pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko.
Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari Mean –Varian Model
yang berusahan untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio.
Teori porotofolio ini dapat diimplementasikan dalam investasi reksa dana di BEI.
Investasi tersebut berisi saham-saham LQ 45 yang diperdagangkan di BEI. Portofolio optimal
yang dibentuk, kinerjanya akan diperbandingkan dengan kinerja dua puluh reksadana saham
yang telah dipasarkan oleh perusahaan sekuritas di Indonesia.
Sehinga teori ini memiliki kelebihan yaitu kajian yang dilakukan Markowitz merupakan
titik awal dalam pemilihan portofolio yang mempergunakan analisis alamiah dan modern,
memberikan suaru kemudahan dalam memahami kedekatan hubungan anatar imbal hasi yang
diharapkan dari risiko portofolio serta tidak mengesampingkan analisi dari segi portofolio
efisien dan riset serta publikasi tulisan dan penjelas lisan telah meletakkan asas dasar
pengkajian teori portofolio seperti CAPM, APT, risiko, imbal hasil dan nilai saham dan
obligasi.
Kelemahan dalam menggunakan model ini adalah permasalahan klasik dar sudut pandang
manajemen keuangan yang selalu muncul pada saat data yang digunakan dalam kajian masa
lalu, tidak menjelaskan berapa lama waktu yang tepat untuk memperhitungkan deversifikasi
tersebut dan data yang diambil menggunakan varians dan berbagai alat lainnya sulit untuk
dipahami dan diprediksi karena merupakan data masa lalu.
Teori legitimasi berasal dari konsep legitimasi organisasi yang diungkapkan oleh Dowling
& Pfeffer (1975) dalam Ghozali & Chariri (2007) yang mengungkapkan bahwa legitimasi
adalah sebuah kondisi atau status yang ada ketika sistem nilai entitas kongruen dengan sistem
nilai masyarakat yang lebih luas ditempat entitas tesebut berada. Ketika terjadi suatu
perbedaan, baik yang nyata atau berpotensi muncul diantara kedua sistem nilai tersebut, maka
akan muncul ancaman terhadap legitimasi entitas.
Degan (2004) menyatakan bahwa teori legitimasi adalah teori yang menyatakan bahwa
organisasi secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam
batas dan norma yang berlaku dimasyarakat. Suatu perusahaan akan sukarela melaporkan
aktivitasnya jika manajemen manganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas.
Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori legitimasi adalah
kontrak social antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan
menggunakan sumber ekonomi. Kontrak social adalah semua institusi sosial tidak terkecuali
perusahaan beroperasi dimasyarakat melalui kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit,
dimana kelangsungan hidup pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial
dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaa ekonomi, sosial atau politik
kepada kelompok sosial sesuai dengan power yang dimiliki.
Dapat disimpulkan teori legitimasi berfokus pada interaksi antara perusahaan dengan
masyarakat yang menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari masyarakat sehingga harus
memperhatikan norma-norma sosial masyarakat karena kesesuaian dengan norma sosial dapat
membuat perusahaan semakin legitimate. Sehingga teori legitimasi menjadi landasan bagi
perusahaan untuk memperhatikan apa yang menjadi harapan masyarakat dan mampu
menyelaraskan nilai-nilai perusahaannya dengan norma-norma sosial yang berlaku di tempat
perusahaan tersebut melangsungkan kegiatannya. Perusahaan menggunakan laporan tahunan
mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga perusahaan
diterima oleh masyrakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan
dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan yang
menodorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.
Konsep legitimasi berhubungan dengan bagaimana peran legitimasi dalam kehidupan sosial,
dan teori ini dapat menjelaskan motif dari perusahaan melakukan pelaporan secara sukarela.
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. Awal perkembangan
teori akuntansi menghasilkan teori normative yang didefinisikan sebagai teori yang
mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang mengandung
minimum sebuah premis, yang mengatakan jalan atau cara yang seharusnya ditempuh.
Akuntansi normative adalah praktik akuntansi yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan, yang dikenala Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP). Salah satu bagian dari PABU yaitu Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Teori normative sering dinamakan teori apriori yaitu dari sebab
ke akibat atau bersifat deduktif. Karena teori ini bukan dihasilkan dari penelitian empiris
tetapi dihasilkan dari kegiatan semi- research. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis
tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut.
Contoh dalam penerapan teori akuntansi normative adalah ketika kita ingin mengetahui
kapan sewa guna usaha harus dikapitalisasi, sehingga penyataan tersebut menghasilkan
berbagai alternative jawaban. Dengan menggunakan teori akuntansi normative kita akan
memilih yang paling tepat dalam menggunakan penalaran logis. Di Indonesia, teori akuntansi
normative dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU), salah satu
bagian kecilnya yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Sehingga, hubungan anatara teori akuntansi normative dan teori akuntansi positif adalah:
Perbedaaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi tersebut yang menyebabkan
dua taksonomi akuntansi. pendekatan teori akuntansi normative menghasilkan
akuntansi sebagai art. Sedangkan teori akuntansi positif menghasilkan taksonomi
akuntansi sains. Dimana kedua-duanya diakui sebagai sarana pendekatan teori
akuntansi.
Teori akuntansi normative berbentuk Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU)
merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk meramalkan berbagai
fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar variabel
akuntansi dalam dunia nyata yang merupakan fungsi pendekatan teori akuntansi
positif.
Teori pemilik ini muncul sejak abad kedelapan belas saat beberapa penulis mencoba
memperkenalkan logika akuntansi berdasarkan pada tujuan sebuah perusahaan, sifat modal,
dan pengertian akun dari sudut pandang pemilik usaha. Seluruh konsep-konsep, prosedur-
prosedur, dan pedoman-pedoman dalam akuntansi disusun berdasarkan kepentingan pemilik.
Sama halnya dengan sebuah perusahaan sebagai sebuah alat yang digunakan pemilik, para
pemegang saham, untuk mencapai tujuan mereka yaitu meningkatkan kekayaan.
A–L=P
A = Asset (aset)
L = Liability (kewajiban)
P = proprietorship (kepemilikan) yang mencerminkan kekayaan bersih pemilik bisnis
Charles Sprague menyimpulkan bahwa seluruh tujuan dari kegiatan bisnis adalah untuk
meningkatkan kekayaan, yaitu meningkatkan kepemilikan. Aset merupakan hak pemilik dan
kewajiban menjadi beban pemilik. Sehingga, tujuan akuntansi adalah menentukan kekayaan
bersih pemilik bisnis. Kesimpulan tersebut menyebabkan beberapa akuntan meyakini bahwa
nilai saat ini lebih relevan daripada biaya historis.
Keuntungan (Profit)
Prinsip kepemilikan (proprietorship) mencakup pendapatan (income) dan biaya (expense).
Pendapatan merupakan kenaikan dalam kepemilikan dan biaya merupakan penurunan dalam
kepemilikan. Sehingga, keuntungan merupakan peningkatan kekayaan pemilik yang berasal
dari operasi bisnis selama periode tertentu. Jika keuntungan ditunjukkan dengan penjelasan
tersebut, maka seluruh aspek yang mempengaruhi perubahan kekayaan pemilik dimasukkan
sebagai keuntungan. Pertanyaan yang muncul dalam konsep keuntungan adalah apakah
seluruh peningkatan nilai tetap dicatat walaupun tidak ada transaksi eksternal yang terjadi?
Saat Teori Pemilik diterapkan, maka peningkatan tersebut harus dicatat. Contohnya adalah
saat aset disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka akan ada kenaikan nilainya
walaupun belum terealisasi (dijual). Argumentasinya adalah kenaikan kekayaan bersih
pemilik harus diperhitungkan, walaupun kenaikan ini masih belum pasti sampai aset tersebut
dijual kepada pihak lain.
Pembatasan-pembatasan (Limitations)
Sudut pandang teori pemilik dikembangkan saat bisnis masih sederhana, kebanyakan
masih berbentuk perusahaan perorangan dan persekutuan komanditer (partnership). Tetapi,
dalam perkembangan lebih lanjut terbukti bahwa teori ini tidak memadai sebagai basis untuk
menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum, perusahaan merupakan entitas yang
berbeda dari pemilik, baik hak maupun kewajibannya. Perusahaanlah yang menguasai aset
dan terbebani utang-utang, bukannya pemilik/pemegang saham.
G. Fund Theory
Fund theory diusulkan oleh William Vatter karena dia menganggap teori pemilik dan
entitas tidak relevan karena mengambil pandangan pribadi orang sehingga bisa menjadi bias.
Teori Dana berupaya meninggalkan hubungan pribadi yang dianjurkan oleh Teori Pemilik
dan personalisasi entitas yang dianjurkan Teori Entitas.
Konsep teori ini menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana
kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap pengguna aset. Menurut
konsep teori ini, persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
Aktiva = Pembatasan
Konsep teori ini berorientasi pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu
laporan yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa saja dana
dikeluarkan.
Dalam Teori Dana, neraca dianggap sebagai 'inventory statement' dari aset dan batasan-
batasan yang berlaku untuk aset. Penyusunan informasi dan metode penilaian akan bervariasi
tergantung pada tujuan digunakannya neraca. Sebagai contoh, sebuah neraca untuk tujuan
kredit akan berbeda dari yang disajikan kepada pemegang saham. Pendapatan merupakan
kenaikan aset pada dana yang benar-benar bebas dari pembatasan ekuitas selain pembatasan
akhir yang dikenakan oleh ekuitas residual. Beban adalah pemberian layanan untuk tujuan
tertentu yang ditentukan dalam tujuan dana. Definisi ini mencakup konsep 'biaya yang
menghasilkan pendapatan', dalam pengertian yang lebih luas juga berlaku bagi organisasi
nirlaba juga.
Arus Kas
Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa:
Arus kas kurang berkorelasi dengan laba yang dilaporkan daripada dana dari operasi
Arus kas lebih baik dalam memprediksikan arus kas yang sebenarnya daripada yang
melaporkan laba atau dana dari operasi
Sebagai bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa meskipun merupakan argumen Vatter
benar, konsep dana yang paling tepat adalah konsep kas. Prinsip utama yang ditetapkan untuk
penyusunan laporan arus kas adalah sebagai berikut:
Aktifitas Operasi (Operating Activities)
Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (yang biasa disebut
operasional perusahaan), yang tercermin dari Laporan Laba/Rugi perusahaan.
Aktifitas Investasi (Investing Activities)
Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari aktivitas-aktivitas investasi. Kegiatan yang
digolongkan ke dalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait dengan aktifitas
pembelian/penjualan aset perusahaan
Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)
Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa
penambahan maupun pelunasan utang. Arus kas yang berasal dari penerbitan saham atau
instrument sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam kelompok ini.
H. Commander Theory
Goldbert berpendapat bahwa baik Teori Pemilik dan Teori Entitas yang didasarkan pada
kepemilikan, merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan dan dianalisis. Dalam konsep
teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi bukan pada pemilik
maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk
melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan. Penekanan
informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada pertanggungjawaban atau
stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang telah diberikan kepercayaan
(commander) mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan tersebut.
Pada dasarnya pemilik tunggal perusahaan adalah commander, sedangkan dalam sebuah
perusahaan besar, pemegang saham adalah bagian pemilik perusahaan, tapi dia tidak
menguasai sumber daya perusahaan. Komando atas sumber daya perusahaan hirarkinya ada
di tangan komandan, yang disebut 'commander' oleh Goldberg.
Neraca lebih ke pernyataan pertanggungjawaban daripada kepemilikan (pernyataan
akuntabilitas). Neraca merupakan laporan yang menunjukan sumber daya yang dipercayakan
kepada commander dibawah kendalinya, tetapi ia tidak memilikinya. Sedangkan, laporan
laba rugi adalah penjelasan dari hasil kegiatan-kegiatan dalam periode tertentu oleh
Commander dan timnya, sesuai dengan sudut pandang mereka.
I. Teori Pasar Modal (Capital Market Theory)
Capital Market Theory (Teori Pasar Modal) menjelaskan penetapan harga aset modal di
pasar keuangan. Model Harga aset modal (CAPM) berkaitan dengan tingkat pengembalian
untuk setiap saham dengan risiko saham yang diukur dengan beta. Keseimbangan pasar ada
ketika harga berada pada tingkat yang memberikan insentif untuk perdagangan spekulatif.
Portofolio pasar portofolio dari semua aset berisiko, dengan masing-masing aset tertimbang
oleh rasio nilai pasar terhadap nilai pasar dari semua aset berisiko. Garis Pasar Modal (CML)
Trade off antara return yang diharapkan dan risiko portofolio yang efisien.
Garis Pasar Saham /garis pasar modal menggambarkan risk-return trade-off di pasar
keuangan dalam kesetimbangan. Keamanan market line (SML) penggambaran grafis dari
CAPM.
Beta adalah ukuran risiko sistematis keamanan yang tidak dapat dihindari melalui
diversifikasi. Jika kembali sekuritas bergerak lebih (kurang) daripada kembali pasar sebagai
perubahan kedua, mengembalikan keamanan yang memiliki lebih (kurang) volatilitas
(fluktuasi harga) dibandingkan dengan pasar. Hubungan antara CAPM yang diharapkan
dengan beta. Aset modal model harga resmi berkaitan dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan untuk setiap keamanan atau portofolio dengan ukuran risiko yang relevan. Beta
adalah ukuran yang relevan dari risiko yang tidak dapat didiversifikasi dalam portofolio surat
berharga dan, dengan demikian, adalah ukuran bahwa investor harus mempertimbangkan
dalam proses manajemen portofolio keputusan mereka. Over-dan-undervalued sekuritas SML
memiliki implikasi penting bagi harga saham. Dalam keseimbangan, saham masing-masing
harus berbaring di SML karena hasil yang diharapkan keamanan harus yang diperlukan untuk
mengkompensasi investor untuk risiko sistematis. Arbitrage pricing teori (APT) teori
ekuilibrium pengembalian yang diharapkan untuk sekuritas yang melibatkan beberapa asumsi
tentang preferensi investor.
Tidak seperti CAPM, APT tidak menganggap:
1. Sebuah horizon investasi periode-tunggal
2. Tidak adanya pajak
3. Pinjam-meminjam pada tingkat RF
4. Investor memilih portofolio atas dasar keuntungan yang diharapkan dan varians APT,
seperti CAPM, tidak mengasumsikan:
1. Investor memiliki keyakinan homogeny
2. Investor menghindari risiko maximizers utilitas
3. Pasar yang sempurna
4. Pengembalian dihasilkan oleh model factor
Sebuah model faktor ini didasarkan pada pandangan bahwa ada faktor-faktor risiko
yang mendasari yang mempengaruhi keamanan pengembalian terealisasi dan diharapkan.
Faktor-faktor harus memiliki 3 karakteristik:
1. Setiap faktor risiko harus memiliki pengaruh luas terhadap return saham
2. Faktor-faktor risiko harus mempengaruhi pengembalian yang diharapkan
3. Pada awal setiap periode, faktor risiko harus diprediksi ke pasar secara
keseluruhan
. Studi lain telah menyarankan bahwa model APT yang menggabungkan perubahan tak
terduga dalam lima variabel makroekonomi lebih unggul CAPM. Kelima variabel tersebut
adalah:
1. Bawaan risiko
2. Struktur Istilah suku bunga
3. Inflasi atau deflasi
4. Jangka panjang diharapkan laju pertumbuhan keuntungan bagi perekonomian
5. Sisa risiko pasar
Agency theory mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agent) akan
selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (principal), sehingga diperlukan
monitoring dari pemegang saham. Shareholder atau principal mempekerjakan agent untuk
melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam lingkungan yang
tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. Agent sebagai seorang
manajer akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai strategi guna
mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Disisi lain agent merupakan pihak yang
diberikan kewenangan oleh principal berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang
telah diamanahkan kepadanya.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan
pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut diatas. Pemilik
perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen
kepada pihak perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan
legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga
mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Disisi lain, kreditor membutuhkan
auditor untuk memastikan bahwa uang yang mereka kucurkan untuk membiayai kegiatan
perusahaan, benar-benar digunakan sesuai dengan persetujuan yang ada, sehingga kreditor
bisa menerima bunga atas pinjaman yang diberikan.
Uraian tersebut diatas memberi makna bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap
dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer
(agent) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk menilai kelayakan strategi
manajemen dalam upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan.
Auditor independen melakukan fungsi pengawasan atau monitoring atas pekerjaan
manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan keuangan, sehingga auditor akan melakukan
proses audit terhadap kewajaran laporan keuangan yang kemudian akan memberikan
pendapat atas pekerjaan auditnya dalam bentuk opini audit. Auditor independen melakukan
pengawasan atau monitoring karena manajer berkeinginan untuk menyajikan laporan
keuangan agar tampak lebih baik dari kondisi senyatanya.
Contoh implementasi agency theory adalah masalah yang terjadi pada perusahaan
ENRON. ENRON adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energi.
Dengan cakupan bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp, kertas, komunikasi, dan
lain-lain. Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. Dalam kasus Enron
diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan
mencatat keuntungan 600 juta dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.
Kajian agency theory :
1. Pihak stockholder (principal)
Menurut Socrates bahwa yang dimaksud dengan tindakan etis adalah tindakan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Benar dari sisi cara, teknik, prosedur, maupun dari sisi
tujuan yang akan dicapai.
1. Pendekatan Deontological
2. Pendekatan Teleological
Prinsip bahwa auditor harus menjaga, menjunjung, dan menjalankan nilai-nilai
kebenaran dan moralitas, seperti bertanggungjawab (responsibilities), berintegritas
(integrity), bertindak objektif (objectivity) dan menjaga independensinya terhadap
kepentingan berbagai pihak (independence), dan hati-hati dalam menjalankan profesi (due
care), tidaklah berjalan sebagaimana mestinya.
Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset dan
terdiri dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah
pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, kontrol
risiko, dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas hingga
didistribusikan sebagai deviden kepada pemegang saham. Karena unit bisnis bertanggung
jawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut sebagai "berpusat pada
income" dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi. Akuntabilitas kepada
pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan keuangan perusahaan. Dengan
demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham setelah klaim
pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman jangka panjang dan pajak
penghasilan) telah terpenuhi.
Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan sebagai income bagi
pemegang saham hanya jika deviden telah diumumkan. Demikian halnya, laba yang tidak
dibagi (undistributed profit) tetap menjadi milik entitas karena mereka menunjukkan
"corporation's proprietary equity in itself". Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada
teori entitas mendikte bahwa pajak penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai
distribusi income dan bukan expenses. Akan tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori
entitas, adalah bahwa bunga dan pajak penghasilan adalah expenses. Teori entitas merupakan
teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah dan
berbeda dari pemiliknya.
Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen. Namun
demikian pada kasus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan tersebut bangkrut,
ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang
obligasi menjadi pemegang ekuitas residual.
Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik
kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Karena
biasanya pemegang saham umumnya dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba
perusahaan dan didalam aktiva bersih pada saat likuidasi.
Oleh karena laporan keuangan umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka
informasi yang disajikan dalam kaitannya dengan ekuitas residual harus berguna untuk
memprediksi dividen masa datang bagi pemegang saham biasa. Laporan laba rugi dan
laporan laba ditahan harus menunjukkan laba yang tersedia bagi pemegang ekuitas residual
setelah semua kewajiban dipenuhi, termasuk deviden kepada pemegang saham preferen.
REFERANSI
Ahmad Shodiqin. Teori Manajemen Portofolio Investasi Harry Markowitz. Diakses pada
tanggal 11 Agustus 2016 pukul 20.00 dari http://www.ilmuekonomi.net/2016/02/teori-
manajemen-portofolio-investasi-Harry-Makowitz.html
Chalimatus Sya’diyah. Return dan Risiko Portofolio. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016
pukul 20.00 dari http://chalimatussyd.blogspot.co.id/2013/06/return-dan-resiko-
portofolio.html
Dini. Teori Akuntansi. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul 20.00 dari
http://teoriakuntansii.blogspot.co.id/.
Dyah Ayu Khumairo, Syukriyah. Elemen dan Struktur Teori Akuntansi. Diakses pada tanggal
09 Agustus 2016 pukul 20.00 dari http://chumsyuk.blogspot.co.id/2014/09/elemen-
dan-struktur-teori-akuntansi.html
Emrinaldi Nur DP. Teori Entitas “Entity Theory”. diakses pada tanggal 10 Agustus 2016
pukul 09.00 dari http://kolibri4info.blogspot.co.id/2009/05/teori-entitas-entity-theory-
teori.html
Errie Kusriadie, Harun Al-Rasyid, Rinaldy Resinanda, Renni Ekaputri. Agency Theory.
Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul 20.00 dari
http://www.manajementelekomunikasi.org/2013/04/agency-theory.html
Illeh Satria. Ekuitas. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 09.00 dari
http://satriaileh.blogspot.co.id/2013/10/ekuitas.html
Musdalifah Aziz. Filsafat Teori Portofolio Modern. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2016
pukul 20.00 dari http://artikelku99.blogspot.co.id/2013/03/filsafat-teori-portofolio-
modern.html
Nur Fadhila Amri. Teori Legitimasi. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2016 pukul 20.00 dari
http://www.potretakuntansi.xyz/2015/09/teori-legitimasi.html
Rey Naldy. Signalling Theory & Ageny Theory. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul
20.00 dari http://muhammadrinaldi01.blogspot.co.id/2015/04/signalling-theory-
ageny-theory.html
Shanty Tindaon. Konsep – konsep Teoritis Akuntansi. Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016
pukul 20.00 dari http://shantycr7.blogspot.co.id/2013/05/konsep-konsep-teoritis-
akuntansi.html
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPEE
. Definisi Teori Signal. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 20.00 dari
http://ioaddakhil.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-teori-sinyal.html
. Hubungan Antara Teori Akuntansi Positif dan Normatif. Diakses pada tanggal 10
Agustus 2016 pukul 20.00 dari http://dhar321.blogspot.co.id/2010/07/hubungan-
antara-teori-akuntansi.html
. Legitimasi (legitimacy Theory). Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 20.00
dari http://akuntansi-undip.blogspot.co.id/2014/10/teori-legitimasi-legitimacy-
theory.html
. Teori Akuntansi Positif dan Normatif. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul
20.00 dari http://badruzafni.blogspot.co.id/2009/06/teori-akuntansi-positif-dan-
normatif.html
. Perspektif Akuntansi. Diakses pada tanggal 09 Agustus 2016 pukul 20.00 dari
http://kodomogasuki.blogspot.co.id/2015/05/perspektif-akuntansi.html