Anda di halaman 1dari 4

TEORI PASAR MODAL DAN INVESTASI

REVIEW ARTIKEL

Oleh:
Kelompok 4

Ida Bagus Agung Haridharma Purba (1881611008 / 08)


Dewa Ayu Eny Wulandari (1881611013 / 13)
Made Opyandari Dharsini Kori (1881611014 / 14)
Pande Putu Ditha Purnamasari (1881611025 / 24)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
Judul Artikel : ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN BID-ASK SPREAD
SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Pada
Perusahaan Go Public Di Bei Tahun 2013-2017)
Penulis : Yuliana Prasiska dan Nila Firdausi Nuzula
Penerbit : Jurnal Administrasi Bisnis
Edisi : Volume 59, No. 1, 2018
Tahun : 2018

A. Pendahuluan
A.1 Latar Belakang Penelitian
Invetasi pada salah satu produk pasar modal dapat dilakukan pada perusahaan
yang sudah melakukan Go Public. Perusahaan yang sudah Go Public adalah
perusahaan yang menawarkan efek/ surat berharga kepaada masyarakat umum.
Seiring meningkatnya jumlah perusahaan yang go public di pasar modal diikuti
dengan pertumbuhan pasar modal dengan peningkatan para calon investor. KSEI
(2017) mencatatkan peningkatan.jumlah Single Investor Identification (SID)
yang merupakan investor perorangan yang telah terdaftar meningkat sebesar
14,7% dari 894.116 per tahun 2016 menjadi 1.025.414 per Juli tahun 2017. Para
calon investor tersebut melakukan transaksi jual beli berupa saham, obligasi dan
lainlain pada bursa efek untuk investasi dan perusahaan mendapatkan
penambahan modal untuk pembiayaan perusahaan. Harga saham yang tinggi
akan cenderung menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru
(Ewijaya dan Nur Indrianto, 1999:58). Perusahaan perlu mengambil suatu
kebijakan agar harga saham dapat mencapai titik ekuilibrium yang baru. Salah
satu kebijakan tersebut adalah dengan melakukan stock split. Stock split
merupakan peningkatan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai
nominal saham (Fahmi, 2014:357). Aktivitas stock split dilakukan pada saat
harga dinilai terlalu tinggi yang berdampak pada kurangnya kemampuan
investor untuk membelinya saham tersebut. Pengumuman stock split dianggap
sebagai informasi yang berarti oleh investor untuk melakukan keputusan.
Pengumuman stock split akan membuat harga saham menjadi lebih rendah
sehingga lebih mudah dijangkau oleh investor kecil. Hal ini akan menimbulkan
permintaan saham meningkat dan saham akan menjadi lebih likuid. Stock split
memberikan sinyal positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan

1
tujuan di masa depan yang baik dari perusahaan ke publik yang belum
mengetahuinya.Keputusan stock split dilakukan untuk menurunkan harga saham
yang dinilai terlalu tinggi. Investor dapat memperoleh abnormal return dalam
waktu lama apabila dalam keadaan pasar tidak efisien.

A.2 Pokok Permasalahan Penelitian


Pokok permasalahan penelitian ini adalah inkonsisten hasil ada tidaknya
abnormal return dan bid ask spread sebelum dan sesudah stock split.

A.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah stock split
dilihat dari abnormal return dan bid ask spread.

B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian


Kajian Pustaka
1. Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan
return yang diharapkan.
2. Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid
price merupakan harga tertinggi yang dibayarkan oleh seorang pembeli sekuritas
tertentu. Ask price adalah harga terendah yang bersedia ditawarkan oleh penjual
kepada pembeli.
3. Stock Split adalah peningkatan jumlah saham yang beredar dengan
mengurangi nilai nominal saham.
Hipotesis
H1 : Tidak terdapat perbedaan signifikan Abnormal return sebelum dan sesudah
stock split.
H2 : Tidak terdapat perbedaan signifikan bid-ask spread sebelum dan sesudah
stock split.

C. Metode Penelitian
C.1 Desain Penelitian
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian studi peristiwa (event study) dеngan
pеndеkatan kuantitatif
C.2 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan
stock split periode 2013-2017. Sampel dari penelitian ini merupakan perusahaan yang

2
melakukan stock split periode 2013-2017. Sampel yang diambil adalah dengan
menggunakan teknik nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling dalam
penelitian ini dilakukan dengan Purposive Sampling. Didapat sampеl 63 pеrusahaan
C.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam
penelitian ini bersumber dari data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi, yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

D. Hasil Penelitian
D.1 Hasil Pengujian Statistik
1) Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis 1 diterima Hasil pengujian statistik abnormal return menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan abnormal return sebelum dan sesudah stock split
disekitaran periode pengamatan yaitu 5 hari sebelum dan lima hari sesudah stock split.
Hal tersebut menunjukkan harga saham masa sekarang sudah mencerminkan informasi
di masa lalu ditambah dengan informasi yang dipublikasikan. Investor bereaksi cepat
terhadap abnormal return pada saat pengumuman stock split di seputaran periode
pengamatan. Berdasarkan efisiensi pasar, jika pasar dalam keadaan setengah kuat maka
investor tidak akan menerima abnormal return dalam waktu yang lama hanya dengan
informasi yang telah dipublikasikan (Tandelilin, 2010:223).
2. Hipotesis 2 ditolak. Hasil pengujian statistik bid-ask spread menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan signifikan bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split
disekitaran periode pengamatan yaitu 5 hari sebelum dan lima hari sesudah stock split.
Penelitian ini sejalan dengan Purbaya (2012) dan Rokhman (2009) yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split. Hal
tersebut menunjukkan informasi yang dimiliki broker/dealer tentang adanya stock split
tidak cukup untuk mempengaruhi besarnya kecilnya spread suatu saham.
E. Kritik dan Saran
Berdasarkan review yang dilakukan, maka dapat diberikan kritik dan saran
kepada peneliti sebagai berikut.
1) Peneliti tidak mengkaitkan penelitian ini dengan grand theory yang digunakan,
hendaknya peneliti menggunakan grand theory yang relevan dengan penelitian
tersebut agar hipotesis yang dibangun dapat merefleksikan pada grand theory
serta mendukung atau menolak teori yang diajukan berdasarkan hasil penelitian;
grand theory yang cocok untuk penelitian ini adalah teori sinyaling.

Anda mungkin juga menyukai