A. Ringkasan Artikel
1. Fenomena
2. Gap Riset
Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2018) memeroleh hasil bahwa stock split
tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock
splits. Penelitian Sanusi (2018) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan dari likuiditas saham yang diukur dengan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah penerapan stock split. Sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan Safira (2016) dan Merthadiyanti (2019) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2019) menunjukkan bahwa stock split
berpengeruh terhadap abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman.
Penelitian yang dilakukan Yustisia (2018) menunjukkan hasil yang berbeda dimana
tidak terdapat perubahan abnormal return sebelum pengumuman stock split.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017) menunjukkan bahwa pengumuman
stock split tidak berpengaruh terhadap bid-ask spread disekitar peristiwa. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Adisetiawan (2018) dan Widasari (2018) memeroleh hasil
yang berbeda yaitu terdapat perubahan bid-ask spread disekitar pengumuman stock
split.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian event study. Jendela peristiwa yang digunakan
yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setelah pengumuman stock split. Populasi dalam
penelitian ini yaitu perusahaan yang berada di Bursa Efek Indonesia periode 2015-
2019. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan
hasil total sampel sebanyak 66 perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistik parametrik uji beda. Tes yang berbeda dilakukan untuk membuktikan apakah
sebelumnya terdapat pengaruh yang signifikan stock split terhadap likuiditas saham dan
setelah stock split. Penelitian ini menggunakan metode analisis Paired Sample t-Test
apabila data berdistribusi normal sedangkan jika tidak maka akan menggunakan
Wilcoxon Signed Ranks Test. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
test.
4. Hasil Penelitian
1. Volume perdagangan memiliki nilai signifikasi 0.585 > 0.05 yang berarti H1
ditolak yang berarti menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah stock split.
2. Abnormal return memiliki nilai signifikasi 0.005 < 0.05 yang berarti H1 diterima
yang mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return
antara sebelum dan sesudah stock split.
3. Bid-ask spread memiliki nilai signifikasi 0.412 > 0.05 yang berarti H1 ditolak
yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan bid-ask spread
sebelum dan sesudah stock split.
B. Literature Review
1. Grand Theory
Grand theory dalam penelitian ini yaitu teori pasar efisiensi, teori sinyal dan trading
range theory. Teori pasar efisiensi menekankan bahwa pasar keuangan memiliki
peran yang penting dalam mempertemukan antara penyedia dana dengan yang
membutuhkan dana. Selain itu, pasar keuangan memiliki peran dalam mendorong
pembentukan modal dan menciptakan harga pasar wajar. Terdapat tiga jenis pasar
efisiensi, yaitu pasar efisiensi bentuk lemah, bentuk setengah kuat dan efisiensi
pasar kuat. Teori sinyal membahas mengenai para pemiliki informasi dalam hal ini
perusahaan akan berusaha menyediakan informasi yang relevan yang dapat
bermanfaat bagi para pengguna dimana informasi akan dikatakan bermanfaat
apabila terjadi perubahan perilaku yang dimana investor menggunakan informasi
tersebut untuk membantu mengambil suatu keputusan yang dapat terlihat dari reaksi
investor dalam membeli dan menjual saham. tranding range theory membahas
mengenai pemecaham saham (stock split) digunakan sebagai alat untuk membuat
harga saham menjadi lebih rendah yang memungkinkan investor untuk membeli
dalam jumlah lebih banyak.
2. Supporting Theory
Supporting theory dalam penelitian ini yaitu aksi korporasi, stock split, volume
perdagangan, abnormal return dan bid-ask spread. Aksi korporasi adalah suatu
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat memengaruhi jumlah saham
yang beredar dan harga saham di pasar. Informasi aksi korporasi umumnya menarik
perhatian para pelaku pasar, khususnya pemegang saham. Stock split adalah kebijakan
pemecaham lembar saham yang dilakukan perusahaan ketika harga sahamnya dinilai
sudah terlalu tinggi. Dengan melakukan stock split diharapkan akan lebih banyak
investor yang dapat menjangkau harga saham perusahaan. Volumeperdagangan
saham merupakan tingkat permintaan dan penawaran saham suatu perusahaan.
Volume perdagangan dapat digunakan sebagai instrument untuk melihat reaksi pasar
terhadap suatu informasi. Volume perdagangan saham dihitung dengan cara
membandingkan jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada suatu periode
dengan jumlah saham yang beredar pada periode tertentu. Abnormal return
merupakan selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Bid-ask
spread merupakan instrument yang digunakan untuk melihat likuiditas suatu saham
perusahaan.
C. Rekomendasi Perbaikan dan Kemungkinan Riset Berikutnya
1. Perusahaan yang dijadikan sampel masih terbatas pada perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
penelitian dengan sampel berbeda dan waktu pengamatan yang lebih lama sehingga
hasil yang diperoleh diperoleh dapat digeneralisasikan.
2. Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan 3 periode tahun
penelitian yaitu 2015-2019.
Kemungkinan riset berikutnya, yaitu:
1) Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang mungkin berpengaruh
terhadap peristiwa stock split dan menggunakan variabel yang lebih luas.
D. Kelebihan Riset
Topik yang dibawakan dalam penelitian ini sangat menarik untuk diteliti dan penggunaan
tatanan bahasa yang baik serta mudah dipahami.