Anda di halaman 1dari 5

REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL

Judul The Effect of Stock Split Announcement on the Trading Volume


Activity, Abnormal Return, and Bid Ask Spread (Study on
Companies Listed on the IDX for the Period of 2015-2019)
Jurnal Dinasti International Journal of Economics, Finance & Accounting
Volume & Halaman 1 (4)
Tahun 2020
Penulis Rimada Diamanta Putri & Pardomuan Sihombing
Reviewer Ni Wayan Ariestiani & Ni Putu Shanti Millawati
Tanggal 21 Februari 2021

A. Ringkasan Artikel

1. Fenomena

Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan likuiditas


sahamnya adalah dengan melakukan aksi korporasi. Aksi korporasi adalah suatu
aktivitas yang dapat menyebabkan jumlah saham beredar dan harga saham berubah.
Umumnya, aksi korporasi akan disetujui setelah melakukan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Salah
satu aksi korporasi yang biasa dilakukan secara perlahan adalah stock split. Stock split
merupakan pemecahan jumlah lembar saham menjadi lebih banyak lembar, dimana
salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan likuiditas perdagangan saham
perusahaan (Jogiyanto, 2013). Biasanya penyebab dilakukannya stock split adalah
karena harga saham yang terlalu tinggi, sehingga menurunkan kemampuan investor
untuk membeli saham tersebut. Dengan melakukan stock split volumeper dagangan
saham juga dapat meningkat. Investor akan tertarik berinvestasi ketika mereka telah
mendapat informasi yang pasti, dimana hal ini dapat terlihat dari adanya abnormal
return disekitar peristiwa. Selain itu, parameter yang dapat digunakan untuk melihat
likuiditas saham adalah bid-ask spread. Semakin rendah spread menunjukkan saham
tersebut semakin likuid. Hal tersebut kemudian mengindikasikan bahwa kesempatan
untuk membeli dan menjual saham menjadi lebih besar. Selama 1 tahun terakhir yaitu
2019, terdapat 12 emiten di Indonesia yang melakukan aksi korporasi stock split. Data
rata-rata Stock Trading Volume, Abnormal Return dan Bid Ask Spread selama 5 hari
sebelum dan 5 hari setelah stock split menunjukkan penurunan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada keuntungan ekonomi yang diperoleh setelah melakukan
stock split. Sehingga penelitian mengenai fenomena stock split masih menarik untuk
diteliti karena adanya inkonsistensi dari teori dan juga praktiknya dimana secara teori
stock split hanya menambah jumlah saham beredar dan tidak memengaruhi secara
langsung arus kas perusahaan tetapi hasil empiris menunjukkan bahwa pasar
bereaksi atas pengumuman stock split.

2. Gap Riset

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2018) memeroleh hasil bahwa stock split
tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock
splits. Penelitian Sanusi (2018) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan dari likuiditas saham yang diukur dengan volume perdagangan saham
sebelum dan sesudah penerapan stock split. Sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan Safira (2016) dan Merthadiyanti (2019) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2019) menunjukkan bahwa stock split
berpengeruh terhadap abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman.
Penelitian yang dilakukan Yustisia (2018) menunjukkan hasil yang berbeda dimana
tidak terdapat perubahan abnormal return sebelum pengumuman stock split.
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017) menunjukkan bahwa pengumuman
stock split tidak berpengaruh terhadap bid-ask spread disekitar peristiwa. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Adisetiawan (2018) dan Widasari (2018) memeroleh hasil
yang berbeda yaitu terdapat perubahan bid-ask spread disekitar pengumuman stock
split.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian event study. Jendela peristiwa yang digunakan
yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setelah pengumuman stock split. Populasi dalam
penelitian ini yaitu perusahaan yang berada di Bursa Efek Indonesia periode 2015-
2019. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan
hasil total sampel sebanyak 66 perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistik parametrik uji beda. Tes yang berbeda dilakukan untuk membuktikan apakah
sebelumnya terdapat pengaruh yang signifikan stock split terhadap likuiditas saham dan
setelah stock split. Penelitian ini menggunakan metode analisis Paired Sample t-Test
apabila data berdistribusi normal sedangkan jika tidak maka akan menggunakan
Wilcoxon Signed Ranks Test. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
test.
4. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tersebut, yaitu:

1. Volume perdagangan memiliki nilai signifikasi 0.585 > 0.05 yang berarti H1
ditolak yang berarti menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah stock split.
2. Abnormal return memiliki nilai signifikasi 0.005 < 0.05 yang berarti H1 diterima
yang mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return
antara sebelum dan sesudah stock split.

3. Bid-ask spread memiliki nilai signifikasi 0.412 > 0.05 yang berarti H1 ditolak
yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan bid-ask spread
sebelum dan sesudah stock split.
B. Literature Review

1. Grand Theory

Grand theory dalam penelitian ini yaitu teori pasar efisiensi, teori sinyal dan trading
range theory. Teori pasar efisiensi menekankan bahwa pasar keuangan memiliki
peran yang penting dalam mempertemukan antara penyedia dana dengan yang
membutuhkan dana. Selain itu, pasar keuangan memiliki peran dalam mendorong
pembentukan modal dan menciptakan harga pasar wajar. Terdapat tiga jenis pasar
efisiensi, yaitu pasar efisiensi bentuk lemah, bentuk setengah kuat dan efisiensi
pasar kuat. Teori sinyal membahas mengenai para pemiliki informasi dalam hal ini
perusahaan akan berusaha menyediakan informasi yang relevan yang dapat
bermanfaat bagi para pengguna dimana informasi akan dikatakan bermanfaat
apabila terjadi perubahan perilaku yang dimana investor menggunakan informasi
tersebut untuk membantu mengambil suatu keputusan yang dapat terlihat dari reaksi
investor dalam membeli dan menjual saham. tranding range theory membahas
mengenai pemecaham saham (stock split) digunakan sebagai alat untuk membuat
harga saham menjadi lebih rendah yang memungkinkan investor untuk membeli
dalam jumlah lebih banyak.
2. Supporting Theory

Supporting theory dalam penelitian ini yaitu aksi korporasi, stock split, volume
perdagangan, abnormal return dan bid-ask spread. Aksi korporasi adalah suatu
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat memengaruhi jumlah saham
yang beredar dan harga saham di pasar. Informasi aksi korporasi umumnya menarik
perhatian para pelaku pasar, khususnya pemegang saham. Stock split adalah kebijakan
pemecaham lembar saham yang dilakukan perusahaan ketika harga sahamnya dinilai
sudah terlalu tinggi. Dengan melakukan stock split diharapkan akan lebih banyak
investor yang dapat menjangkau harga saham perusahaan. Volumeperdagangan
saham merupakan tingkat permintaan dan penawaran saham suatu perusahaan.
Volume perdagangan dapat digunakan sebagai instrument untuk melihat reaksi pasar
terhadap suatu informasi. Volume perdagangan saham dihitung dengan cara
membandingkan jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada suatu periode
dengan jumlah saham yang beredar pada periode tertentu. Abnormal return
merupakan selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Bid-ask

spread merupakan instrument yang digunakan untuk melihat likuiditas suatu saham
perusahaan.
C. Rekomendasi Perbaikan dan Kemungkinan Riset Berikutnya
1. Perusahaan yang dijadikan sampel masih terbatas pada perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
penelitian dengan sampel berbeda dan waktu pengamatan yang lebih lama sehingga
hasil yang diperoleh diperoleh dapat digeneralisasikan.
2. Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan 3 periode tahun
penelitian yaitu 2015-2019.
Kemungkinan riset berikutnya, yaitu:
1) Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang mungkin berpengaruh
terhadap peristiwa stock split dan menggunakan variabel yang lebih luas.

2) Melakukan penelitian berikutnya untuk melihat apakah penelitian selanjutnya


masih sama dengan penelitian ini dan penelitian sebelumnya atau memeroleh
hasil yang berbeda.

3) Menambah sampel untuk memperoleh data yang lebih akurat.

4) Memperpanjang periode penelitian.

D. Kelebihan Riset

Topik yang dibawakan dalam penelitian ini sangat menarik untuk diteliti dan penggunaan
tatanan bahasa yang baik serta mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai