Anda di halaman 1dari 16

Diskusi Kelompok 7 Perekonomian Indonesia CP2

Sang Ayu Kompiang Intan Sri Rahayu (1807531029)_Teknologi dan industri disebut dapat
meningkatkan pengangguran tapi jga berpotensi menambah lapangan pekerjaan. Sebenernya hal-
hal apa saya yg dapat mengarahkan perkembangan teknologi dan industri sehingga bisa
memperluas lapangan kerja dan tidak menyebabkan angka pengangguran menjadi lebih tinggi?

Jawaban: Setiap negara di era Revolusi industri 4.0 harus mengutamakan investasinya pada
Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan cerminan suatu yang merefleksikan
berkembang atau terhambatnya perekonomian suatu negara. Menurut Bank Dunia, investasi pada
SDM sangat penting dan harus dilakukan sejak dini dikarenakan pekerjaan pada masa sekarang
tentu akan sangat berbeda di masa mendatang. Pendidikan menjadi fokus utama dalam
pengembangan SDM serta usaha untuk meningkatkan keterampilan khusus, pemikiran kritis,
pemecahan masalah,dan kemampuan interpersonal. Selain itu, menurut ADB (Asian
Development Bank) dalam Asian Development Outlook : How Technology Affects Jobs
menyatakan bahwa teknologi dapat bersinergi dengan peningkatan lapangan pekerjaan.
Permasalahan utama yang dihadapi adalah penggunaan A.I. (Artificial Intelligence) dan mesin
produksi yang menyingkirkan tenaga kerja dengan pendidikan yang rendah serta menghambat
upah mereka. A.I. harus dikoordinasikan dengan pengembangan keterampilan SDM di samping
membuat regulasi yang mengatur mengenai perlindungan sosial bagi tenaga kerja oleh
pemerintah dan upaya untuk mengurangi kesenjangan pendapatan. Dengan demikian, SDM
merupakan kunci utama bagi lapangan pekerjaan dikarenakan semakin berkualitasnya SDM
maka SDM tersebut semakin dibutuhkan sejalan dengan perkembangan teknologi. Mesin-mesin
produksi yang digunakan hanyalah benda mati yang membutuhkan tenaga kerja sebagai “otak”
dalam operasionalisasi kegiatan produksi sehingga pengembangan SDM melalui pelatihan dan
pendidikan sangat diperlukan di era sekarang ini dalam menghadapi ketidakpastian pekerjaan.

I Gusti Ayu Agung Damayanti_1807531004_Ijin bertanya kepada kelompok 7, di jelaskan


bahwa strategi pendorong ekspor ada 3 yaitu nilai tukar harus realistis, adanya insentif untuk
peningkatan ekspor, dan tingkat proteksi impor harus rendah. Nah terkait hal tersebut, bagaimana
cara dalam menentukan nilai tukar tersebut sudah realistis? Dan apa upaya yg dilakukan untuk
membuat tingkat proteksi dari impor tersebut rendah?
Jawaban: Nilai tukar (Term of trade) barang ekspor Negara sedang berkembang yang umumnya
berwujud barang produksi primer, nilai tukar barang ini selalu mengalami penurunan dalam
menghadapi barang-barang produksi, terutama barang yang dihasilkan oleh Negara maju. Jadi
untuk mengetahui nilai tukar barang secara realistis, dapat dilihat dari aspek nilai tukar mata
uang (kurs) di negara berkwmbang dengan negara maju.

Untuk mengetahui nilai tukar realistis pada sisi kurs dapat menggunakan teori paritas daya beli.
Teori Paritas Daya beli adalah sebuah cara untuk meramalkan kurs keseimbangan, saat suatu
negara mengalami ketidakseimbangan neraca pembayaran. Kurs keseimbangan adalah kurs yang
akan menyeimbangkan nilai impor dan ekspor suatu negara (Salvatore, 1997:43).

Jadi jika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspornya (defisit) maka mata uang negara
tersebut akan mengalami depresiasi atau kursnya melemah. teori paritas daya beli juga
menjelaskan bahwa pergerakan kurs antara mata uang dua negara disebabkan oleh tingkat harga
masing-masing negara.

Dalam jangka panjang, tingkat harga domestik akan mempengaruhi pembentukan suatu kurs.
Teori paritas daya beli memprediksikan bahwa kenaikan tingkat harga domestik mencerminkan
adanya penurunan daya beli mata uang domestik. Penurunan daya beli mata uang tersebut akan
diikuti dengan depresiasi mata uangnya. Demikian pula sebaliknya, kenaikan daya beli mata
uang domestik mencerminkan terjadinya apresiasi mata uang tersebut secara proporsional dalam
pasar valuta asing. Adanya depresiasi ataupun apresiasi mata uang yang proporsional ini
menyebabkan terjadinya keseimbangan dalam perdagangan internasional.

Jadi, suatu negara tidak akan mengalami kelebihan impor atau ekspor. Dan juga Menhitung kurs
realitis melalui teori paritas daya beli harus menggunakan versi relatif, karena menyatakan
bahwa perubahan kurs dalam jangka waktu tertentu akan bersifat proporsional atau sebanding
besarannya terhadap perubahan tingkat-tingkat harga yang berlaku di kedua negara selama
periode yang sama.

Justru dalam hal mendongkrak untuk mendorong ekspor harus dilakukan peningkatan proteksi
impor dan ekspor. Dimana pada ekspor, proteksi dilakukan pada biaya produksi agar dapat lebih
rendah dan pada impor dilakukan proteksi pada tariff impor. Proteksi ini dilakukan untuk
menandingi harga barang impor
Cesin Dwi Murthi Prayoga_1807531044_Mengapa substitusi impir dikatakan dpt menghemat
devisa negara? Mengapa negara tidak memfokuskan untuk mengembangkan sda yg ada d
indonesia untuk memenuhi kebutuham dlm negeri dri pda melakukan substitusi impor yang
notabena justru menggunakan devisa negara?

Jawaban: Berdasarkan pengertiannya, substitusi impor dapat diartikan sebagai kebijakan


perdagangan dan ekonomi yang berupaya untuk mengganti barang impor dari negara lain dengan
menciptakan dan memenuhi sendiri kebutuhan dalam negeri. Tentu substitusi impor dapat
menghemat penggunaan devisa suatu negara karena negara tidak mengeluarkan dana dalam
membeli barang-barang impor yang dihasilkan negara lain. Selain itu, substitusi impor
menunjukkan kemandirian suatu negara dengan tidak bergantung pada negara lain dalam
pemenuhan kebutuhan dalam negeri, keinginan membangun perekonomian dengan nasionalisasi,
serta melakukan substitusi pada industri yang penting bagi suatu negara. Berbeda halnya dengan
kegiatan impor yang membeli barang atau jasa dari luar negeri dengan menggunakan devisa
negara, substitusi impor tidak mengeluarkan atau menggunakan dana dari devisa negara.
Substitusi impor justru memberikan manfaat yang meliputi berkurangnya ketergantungan impor
terutama terhadap barang kebutuhan pokok, memperkuat sektor industri yang didukung oleh
pemerintah dengan pemberian fasilitas guna memperbesar minat dan kemampuan pihak swasta
untuk berinvestasi, meningkatkan ekspor serta memperluas kesempatan kerja dengan
berkembangnya sektor industri.

Ni Kadek Astri Winanti_1807531001_Salah satu masalah berkembang menghasilkan barang


substitusi barang impor adalah wiraswasta dan teknologi. Bagaimana solusi yang tepat agar
wiraswasta di negara berkembang mampu menghasilkan temuan-temuan baru agar dapat
bersinergi lurus dengan teknologi agar dapat menyempurnakan temuan tersebut ? Khusus di
Indonesia padahal tidak sedikit anak bangsa yang berprestasi hingga diakui di negara lain bahkan
menjadi tenaga ahli di negara lain. Lalu mengapa sampai usia Negara Indonesia yang ke 75
Tahun, belum juga negara kita khususnya sektor swasta melakukan inovasi temua baru yang
mampu mengurangi ketergantungan teknologi dan tenaga kerja ahli dengan negara maju ?
Solusi dari kelompok kami agar wiraswasta mampu menyempurnakan bahkan menciptakan
penemuan baru untuk mendorong kegiatan industrilisasi, khususnya pada bidang ekspor, yaitu
perlu peningkatan kesadaran wiraswasta itu sendiri dalam memajukan bangsa Indonesia.
Contohnya, Khoirul Anwar merupakan seseorang yang mencentuskan
konsep Fast Fourier Transform (FFT) sebagai cikal bakan teknologi 4G LTE. Khoirul anwar
memiliki konstibusi dalam pengembangan teknologi 4G LTE pada tahun 2010 dan pemenang
best paper di Institute of Electrical and Electronic Engineer Technology Conference pada bulan
Mei 2010 lalu di Taiwan. Namun Khoirul lebih memilih jepang untuk mengembangkan
produksinya dengan alasan Indonesia kurang alat

Kemudian kesadaran pemerintah untuk menghargai dan semangat berkontribusi untuk


penyempurnaan penemuan anak bangsa sendiri perlu ditingkatkan lagi. Seperti misalnya pada
tahun 2013 Ricky Elson berhasil membuat rancangan dan menciptakan Sebuah mobil listrik
bernama SELO. Mobil listrik karya Ricky ini berhasil dipamerkan di KTT OPEC 2013 di Nusa
Dua, Bali. Namun, perkembangan SELO di Indonesia tidak berjalan mulus karena dinyatakan
tidak lulus emisi. Ketika Indonesia menyerah, kesempatan ini diambil oleh malasya dengan
membeli SELO ini.

Kemudian ada Alat terapi kanker Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) temuan Warsito


Purwo pemenang BJ Habibie Award, Achmad Backrie Award, 100 Tokoh Kebangkitan
Indonesia versi majalah Gatra tahun 2008 dan penghargaan dari American Institute
of Chemist Foundation Outstanding Post–doctoral Award tahun 2002 namu tidak dapat produksi
maal krena terhambat ijin lembaga kesehatan, akhirnya aat ini dikembangkan di jepang

Namun seiring erjalannya waktu kami yakin Indonesia dapat mewadahi penemuan anak bangsa
dari segala sisi agar penemuan anak bangsa tidak menjadi harta di negara lain. Seperti Pesawat
CN-235 yang telah diakui dan bahkan digunakan oleh beberapa negara di dunia. Meskipun
dalam pembuatannya masih bekerja sama dengan pihak asing, yakni CASA Spanyol, namun
kerjasama yang dibuat hanya sebatas perancangan mesin turboprop yang digunakan di pesawat
CN-235 ini.

Dan diera Covid19 ini pemerintah sedang gencarnya memproduksi hasil karya anak bangsa yaitu
Ventilator berbasis ambu bag dan cam dikembangkan BPPT bersama PT LEN. BPPT3S-LEN
telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan
sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

Jadi intinya perlunya kesadaran dan semangat dari keduabelah pihak untuk memproduksi dan
megembangkan temuan produk mereka agar mampu saling bersinergi membanggakan naama
Indonesia dan mendorong ekonomi Indonesia.

Ni Made Yastini_1807531003_Sebagai negara berkembang untuk menekan jumlah impor agar


neraca pembayaran tidak mengalami defisit harus mampu menghasilkan barang substansi. Dalam
ppt juga sudah dijelaskan dalam menghasilkan barang substansi terdapat banyak sekali kendala
yg ada. Pertanyaan saya bagaimana peran dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan para
pelaku ekonomi untuk mendorong keberhasilan dalam menghasilkan barang substansi ?

Peran pemerintah yang sedang berjalan saat ini dalam kontribusinya untuk menghasilkan barang
substitusi impor adalah Kemenperin Pacu Industri Refraktori digunakan sebagai pelapis untuk
tungku, kiln, insinerator, dan reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca dan
pengecoran logam.

Kemenperin proaktif mendorong peningkatan investasi di sektor industri pengolahan bahan


galian nonlogam. Langkah strategis ini untuk memperkuat struktur manufaktur nasional dan
menghasilkan produk substitusi impor.

Saat ini, kebutuhan nasional terhadap produk refraktori mencapai 150.000-200.000 ton per
tahun. Sementara itu, industri dalam negeri memasok kebutuhan tersebut sebesar 50.000 ton per
tahun. Industri refraktori merupakan industri padat modal yang membutuhkan bahan baku dari
sumberdaya alam, Dengan terbentuknya Asosiasi Industri Refraktori dan Isolasi Indonesia
(ASRINDO), Kemenperin berharap ASRINDO menjadi mitra terdepan pemerintah untuk
bersama-sama dapat menekan nilai impor. Selain itu, memperkuat kerja sama antar anggota
industri refraktori di dalam negeri khususnya dalam memperkuat rantai pasok.

Peran yang dapat dilakukan pemerintah yaitu melakukan beberapa intervensi kecil terhadap
kekakuan harga, penetapan harga minimum dan maksimum, penetapan pajak dan pemberian
subsidi kepada pelaku ekonomi sebagai penggerak industrilisasi
Selain itu Pemerintah juga harus mengurangi ketergantungan bahan bahan dari luar negeri dan
memulai untk memnafaatkan potensi sumber daya alam dan manusia langsng dari Indonesia,
seperti Di bidang industri besi dan baja misalnya, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di
Bandung telah menguasai teknologi litbang yang bisa membantu industri nasional dengan
membuat komponen alat berat dari baja cor untuk pengganti produk impor seperti bracket, boss,
dan sprocket.

BBLM Bandung telah menjalin kerja sama dengan PT Barata Indonesia dalam pembuatan
prototipe roda kereta api. BBLM Bandung juga berkerja sama dengan  PT Dirgantara Indonesia
dalam pengelasan prototype landing gear pesawat N-219 dan mampu memproduksi tapak rantai
untuk kendaraan lapis baja (track link tank) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Candrika Mahadewi_1807531017_izin bertanya kepada kelompok penyaji. Dalam presentasi


dijelaskan bahwa ada beberapa masalah dari negara berkembang dalam menghasilkan barang
substitusi impor. Dari 6 masalah tersebut, manakah yang menjadi akar permasalahan suatu
negara berkembang dalam menghasilkan barang substitusi impor dan apa alasannya ?
Terimakasih🙏

Jawab: Dari ke 6 permasalahan yang berkontibusi besar menghambat negara berkembang dalam
menghasilkan barang-barang subtitusi impor guna menghadapi persaingan barang import negara
maju, yaitu dari sector tenaga kerja, wiraswasta dan teknologi atau peralatan

Hal ini disbabkan karena masih rendahnya pengetahuan tenaga kerja di Indonesia walaupun
tersedianya banyak tenaga kerja di Indonesia. dimana untuk meningkatkan kemampuan tenaga
kerja yang tersedia menjadi tenaga kerja terdidik dibutuhkan modal yang cukup besar sehingga
akan membuat pengeluaran devisa semakin bertambah

Kemudian permasalahan kedua pelaku ekonomi atau wiraaswasta serta bantuan dari teknologi
yang merupakan alat untuk menghasilkan barang substitusi. Ini kareena wiraswasta di negara
berkembangseperti Indonesia kurang dalam perilakunya untuk menemukan sesuatu yang baru
untuk membantu produksi barang substitusi dan hanya cenderung meniru penemuan dari negara
maju. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya inovasi dalam mengebangkan teknologi atau alat
sehingga akan berdampak pada dana untuk mendatangkan alat atau teknologi yang membantu
produksi barang. Bila wiraswasta mampu untuk mengembangkan alat sendiri maka dipastikan
akan menghemat devisa dan mendorong produksi barang substitusi guna peningkatan devisa.

Dwi Trisnadewi_1807531037_Dalam mengembangkan industri substitusi impor di Indonesia,


sektor industri apakah yang memiliki potensi untuk dikembangkan? Karena sepertinya tidak
semua sektor bisa berpotensi untuk dilakukannya substitusi impor akibat keterbatasan SDM
maupun SDA. Dan bagaimanakah langkah yang bisa diambil agar produk industri substitusi
impor Indonesia dapat bersaing dengan produk impor dari luar negeri?

Jawaban: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. SDA tersebut dapat
dimanfaatkan dalam pengembangan sektor industri, yaitu :
a. Industri kemaritiman karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan yang
menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Industri kemaritiman yang dapat
dikembangkan yaitu galangan kapal, teknologi perkapalan, desain kapal, perbaikan kapal,
dan manufaktur komponen kapal lainnya.
b. Agroindustri yaitu kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,
merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri
meliputi :
 Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut :
1) IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah
bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.
2) IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa
sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.
3) IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu
seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.
4) IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan
hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.
5) IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil
samping lainnya.
 Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan sebagai
berikut :
1) IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan,
seperti cangkul, bajak, traktor, dan lain sebagainya.
2) IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai
komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi,
mesin pengering dan lain sebagainya.
 Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai berikut :
1) IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta
penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri
pengolahan pertanian.
2) IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu
serta evaluasi dan penilaian proyek.
3) IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan
penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.
c. Industri pariwisata yaitu bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang
dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. Bentuk dari industry
pariwisata yaitu :
1) Agen travel yaitu usaha yang melakukan perencanaan kegiatan perjalanan dari
awal hingga pulang kembali.
2) Agen tiket yaitu usaha yang melakukan penjualan tiket yang dilakukan secara
online.
3) Sewa kendaraan yaitu usaha yang melakukan penyewaan terhadap penyewaan
kendaraan dalam rangka melakukan kegiatan pariwisata.
4) Produksi kerajinan yaitu usaha yang membuat kerajinan tangan khas daerah yang
melakukan penjualan produknya pada lokasi pariwisata.
5) Tour guide yaitu usaha yang menemani wisatawan untuk melakukan perjalanan di
wilayah wisata.
6) Hotel yaitu usaha yang menawarkan lokasi untuk tinggal dalam waktu tertentu.

d. Industri energi yaitu industri yang memproduksi dan menjual energi, termasuk proses
ekstraksi, manufaktur, pemurnian, dan distribusi. Industri energi terdiri dari :
1) industri perminyakan, termasuk perusahaan minyak, penyulingan minyak,
pengangkutan bahan bakar, dan penjualan di pompa bensin
2) industri gas, termasuk ekstraksi gas alam, dan pembuatan gas batubara, serta
distribusi dan penjualannya
3) industri tenaga listrik, termasuk pembangkit listrik, distribusi dan
penjualan tenaga listrik
4) industri batubara
5) industri energi terbarukan, yang terdiri dari perusahaan energi
alternatif dan energi berkelanjutan, termasuk pembangkit listrik tenaga air, tenaga
angin, dan tenaga surya, serta pembuatan, distribusi dan penjualan bahan bakar
alternatif

Upaya yang dapat dilakukan agar produk substitusi impor dapat bersaing dengan produk luar
negeri, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas SDM dalam melakukan proses produksi dengan memberikan


pelatihan, pendidikan, serta pembentukan karakter.
2. Meningkatkan kualitas produksi dengan bantuan penggunaan teknologi dan menetapkan
standar yang layak dalam proses produksi sesuai dengan standar internasional.
3. Meningkatkan hasil produksi terutama bagi produksi skala besar.
4. Memberikan ciri khas yang membedakan dengan produk lainnya.

Dian Purnami Putri_1807531005_Dalam motif" substitusi impor , salah satunya terdapan


mengembangkan kegiatan ekonomi di dalam negeri, yang dapat dilakukan dengan adanya
dorongan dari industri" pokok. Bagaimana bentuk dorongan yang dapat dilakukan oleh industri
pokok tersebut? Dan contoh nyatanya seperti apa?

Jawaban: Pemerintah melalui Kementrian Keuangan berupaya untuk meningkatkan daya saing
industri nasional terlebih hambatan yang sering dihadapi oleh industri di Indonesia yaitu  inovasi
yang rendah, ketergantungan pada impor barang intermediate (barang setengah jadi), skill gap,
volatilitas nilai tukar mendorong pada biaya impor mahal, pasar keuangan yang diangkat dan
tingginya cost of fund, infrastructure gap, lahirnya pasar frontier baru di Asia (Vietnam,
Kamboja, Laos, dan Myanmar) dan berakhirnya era tenaga kerja murah. Berdasarkan hambatan
tersebut industri nasional semakin kompetitif dalam mencapai keunggulan bersaing. Pemerintah
telah memberikan insentif fiskal bagi industri nasional yang berupa:

a. Pajak Penghasilan berupa tax holiday dan tax allowance. Tax holiday merupakan fasilitas
pajak yang diberikan pada perusahaan atau industry yang baru berdiri dengan
membebaskan pebayaran pajak penghasilan badan selama periode tertentu. Sedangkan,
tax allowance adalah pengurangan pajak yang dihitung berdasarkan besarnya jumlah
investasi yang ditanamkan.

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dibebaskan bagi impor dan penyerahan barang strategis
yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian seperti mesin dan peralatan pabrik dan
PPN tidak dipungut atas impor dan penyerahan alat angkut tertentu serta penyerahan jasa
terkait alat angkut tertentu.

c. Pembebasan bea masuk atas impor mesin serta barang dan bahan bagi industri
pembangkit listrik untuk kepentingan umum untuk penanaman modal migas. Bea masuk
masing-masing ditanggung pemerintah untuk impor dan bahan oleh perusahaan pada
sektor industri.
d. Penciptaan kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang salah satu kebijakannya adalah tarif
bea masuk 0% apabila barang jadi yang menggunakan bahan baku barang impor terkait
produksi menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar
40%.

Bentuk dukungan pemerintah terhadap industri nasional selama pandemi Covid-19, yaitu :

a. Dukungan insentif listrik untuk industri, bisnis dan sosial. Dalam rangka meringankan
beban listrik, serta untuk mendukung proses pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah
akan memberikan insentif listrik yang ditujukan untuk meringankan beban listrik bagi
pelanggan Industri, Bisnis dan Sosial.Pemberian insentif listrik berupa Relaksasi Tarif
Minimum, Untuk Industri, Bisnis dan Sosial melalui relaksasi penerapan aturan rekening
minimum (RM), yaitu Pelanggan hanya membayar sejumlah jam pemakaian, dan
selisihnya akan dibayarkan oleh Pemerintah. Target penerima yaitu pelanggan yang
pemakaian kWh nya di bawah Energi Minimum 40 jam, dan direncanakan akan diberikan
selama 6 bulan (Juli - Desember 2020).

b. Program penjaminan pemerintah kepada korporasi padat karya. Penjaminan pemerintah


kepada korporasi padat karya dilakukan melalui penyediaan fasilitas penjaminan,
sehingga perbankan dapat menambah (exposure) kredit modal kerja kepada pelaku usaha.
Program ini bertujuan untuk menunjang kebutuhan korporasi padat karya atas tambahan
kredit modal kerja agar dapat kembali melakukan aktivitas secara maksimal selama masa
pandemi. Diharapkan melalui program ini pelaku usaha dapat menghindari aksi
pengurangan tenaga kerja. Sesuai dengan PP No.43 Tahun 2019 tentang Kebijakan Dasar
Pembiayaan Ekspor Nasional dan/atau Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.16 Tahun
2020 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Penghasilan Neto Atas Penanaman Modal
Baru Atau Perluasan Usaha Pada Bidang Usaha Tertentu yang Merupakan Industri Padar
Karya, fasilitas penjaminan kredit modal kerja korporasi ditujukan kepada pelaku usaha
korporasi yang memiliki usaha berorientasi ekspor dan/atau padat karya yang memiliki
minimal 300 karyawan.Pelaku usaha korporasi yang dijamin tidak termasuk kategori
BUMN dan UMKM, serta tidak termasuk dalam daftar kasus hukum dan/atau tuntutan
kepailitan serta memiliki performing loan lancar sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
Besaran tambahan kredit modal kerja yang dijamin bernilai antara Rp10 miliar sampai
dengan Rp1 triliun.

Ni Putu Nadia Putri Febrianti_1807531023_Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara
berkembang dalam menghasilkan barang substitusi impor adalah sumber daya alam. Seperti yang
kita ketahui Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Bagaimana
langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan barang substitusi
impor dalam hal memaksimalkan potensi SDA yang kita miliki?

Jawaban: Adapun langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan barang


substitusi impor, yaitu:
a. Mempelajari secara lebih mendalam struktur industri dalam negeri sehingga dapat
mengetahui model dan bidang industri seperti apa yang akan dijalankan terutama terkait
penggunaan Sumber Daya Alam
b. Memenuhi sendiri kebutuhan bahan baku dan produksi. SDA Indonesia yang melimpah
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pengganti produk impor dalam upaya untuk
meminimalisir impor
c. Regulasi dan pemberian insentif
d. Menerapkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan barang substitusi impor merupakan
bagian dari rangkaian Roadmap Making Indonesia 4.0 dimana mampu mencapai sasaran
substitusi impor sebesar 35%. Lima sektor utama dalam substitusi impor meliputi industri
makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri logam, industri kendaraan
bermotor, serta industri elektronik. Dengan adanya substitusi impor ini mampu memberikan
kontribusi sebesar 70% bagi PDB industri di Indonesia, 60% bagi ekspor industri, dan 60% bagi
penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Mila Cahya Sari_1807531027_Apa saja bentuk peran pemerintah dalam mengatasi masalah
terkait efisiensi alokasi faktor produksi di negara berkembang untuk menghasilkan subtitusi
barang impor? Bisakah dijelaskan contohnya?

Jawab: Peranan pemerintah dalam sisi alokasi adalah untuk mengusahakan agar alokasi sumber-
sumber ekonomi dilaksanakan secara efisien. Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor
produksi baik itu barang-barang dan atau jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau
pada kasus ini menyediakan barang substitusi impor yang dihasilkan lansgungdi negara
berkembang. Sumber daya yang dialokasikan sedemikian rupa untuk memaksimalkan laba bersih
sehingga dapat menyediakan dana untuk perkembangan wiraswasta dan teknologi.

Sebagai contoh untuk menggambarkan efisiensi alokasi faktor produksi barang substitusi impor.
dimana negara berkembang membutuhkan padi dan negara maju membutuhkan gandum. Jadi
pera alokasi pemerintah disini harus dapat menyediakan barang substitusi padi impor berupa
gandum untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dimana dlam kondisi ini bila pemerintah
berhasil memenuhi kebutuhan gandum masyarakat sebagai pengganti padi maka pemerintah
dapat menjadikan peluang ini sebagai penghemat atau bahkan peningkatan devisa dengan
mengeskpor gandum tersebut ke negara lain.

Ni Putu Indah Berliana_1807531014_Izin bertanya kepada kelompok penyaji, dalam video


sudah dijelaskan mengenai strategi substitusi impor dan diversifikasi ekspor untuk peningkatan
perekonomian negara berkembang. Nah apakah di Indonesia sendiri sudah menerapkan kedua
strategi tersebut untuk menjaga cadangan devisanya? Jika iya, bagaimanakah implementasi dan
contoh nyata penerapan substitusi impor dan diversifikasi ekspor di Indonesia? Terimakasih

Jawab: Di bidang industri besi dan baja misalnya, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di
Bandung telah menguasai teknologi litbangyasa yang bisa membantu industri nasional membuat
komponen alat berat dari baja cor untuk pengganti produk impor seperti bracket, boss, dan
sprocket.

Bahkan, BBLM Bandung telah menjalin kerja sama dengan PT Barata Indonesia dalam
pembuatan prototipe roda kereta api. Di samping itu, BBLM Bandung melakukan kerja sama
litbangyasa dengan industri strategis nasional seperti PT Dirgantara Indonesia dalam
pengelasam prototype landing gear pesawat N-219 dan mampu memproduksi tapak rantai untuk
kendaraan lapis baja (track link tank) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kemudian, BBLM Bandung juga terlibat dalam pembuatan mobil pedesaan yang merupakan
hasil kerja sama dengan Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Politeknik Manufakturing
(POLMAN), dan Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta,
Unit lain, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung juga telah menciptakan inovasi
substitusi pasir ottawa yang selama ini diimpor dengan pasir silika lokal sebagai bahan bantu
dalam pengujian mutu semen. B4T juga berhasil membuat Insulated Rail Joint (IRJ) rel kereta
api dari bahan komposit serat gelas dan epoksi resin bertulang baja yang selama ini masih
diimpor.

Sementara Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) mampu menghasilkan inovasi litbang daur ulang
kertas dan karton kemasan aseptik. Hasil daur ulang berupa serat panjang telah digunakan untuk
bahan baku pembuatan kertas dan karton, komposit polyfoil (dari polyethilene dan aluminium
foil) telah dimanfaatkan untuk atap gelombang, papan partisi, dan luggage cover kendaraan roda
empat. Komposit polyfoil juga dapat digunakan untuk komponen interior kendaraan roda empat.

Pemanfaatan tandan kosong sawit (TKS) secara mekanis berpotensi untuk mensubstitusi impor
recovered paper sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton (paperboard). Selain itu,
pemanfaatan reject hydropulper (plastik) sebagai sumber energi pengganti batubara.

Ni Kadek Darmiti_1807531019_Dijelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi negara


berkembang dalam menghasilkan barang substitusi barang impor adalah dari segi efisiensi
alokasi faktor produksinya, di mana dikatakan bahwa masalah pada efisiensi faktor produksi
yang sering terjadi adalah masalah pada faktor produksi kapital. Nah, apakah masalah efisiensi
alokasi faktor produksi kapital ibi bisa dikatakan sebagai masalah yang fundamental? Lalu,
bagaimana dengan efisiensi alokasi faktor produksi yang lain seperti faktor tenaga kerja, faktor
SDA, faktor wirausaha serta faktor teknologinya? Apakah relatif tidak ada masalah ketika negara
berkembang menghasikan barang substitusi barang impor? Kemudian, apa solusi dari masalah
efisiensi alokasi faktor produksi tersebut?

Jawab: Masalah efisiensi alokasi dari faktor produksi kapital menjadi akar permasalahan
lemahnya Indonesia dalam menghasilkan barang substitusi impor dan mendorong kegiatan
ekspor. Faktor produksi capital ini dapat dipandang dari 2 sisi, yaitu dari sisi capital atau modal
dan sisi capital atau produk kebutuhan pokok masyarakat.

Bila faktor capital ini tidak mampu dipenuhi oleh pemerintah maka semua kegiatan tidak bisa
dijalankan. Modal disni berperan penting dalam semua hal, seperti misalnya menjadikan tenaga
kerja terampil, fasilitas atau teknologi dalam memproduksi barang untuk ekspor dan kebutuhan
masyarakat, pengolahan sumber daya yang efisien, medorong sector wiraswasta untuk
berproduksi. Jadi dapat dikatakan bahwa pengalokasian faktor capital pada sisi modal ini sangat
fundamental. Lalu pada sisi produksi capital atau kebuttuhan pokok masyarakat jika tidak dapat
dikelola dengan efisien maka negara akan terus mennggerus devisa untuk mendatangkan
keutuhan pokok bagi masyarakatnya sehingga alokasi yang seharusnya dapat diberikan pada
bidang ekspor akan teralihkan dan berdampak pada berkurangnya kinerja Indonesia pada sisi
ekspor

Loh Justru negara berkembang itu harus melakukan substitusi impor dengan catatan negaara
berkembang tersbut harus dapat setidaknya menghasilkan kualitas barang substtusi impor yang
setidaknya mendekati kualitas barang impor agar bisa diterima masyarakat untuk pemenuhan
kebutuhan masyaarakat. karena bila negara berkembang sudah dapat menghasilkan produk
substitusi impor maka negara berkembang dpat menurukan pendanaan pada sector impor dan
lebih focus untuk mendorong kegiatan ekspor

Solusinya adalah disarankan pemerintah untuk lebih menggenjot lagi sector ekspor untuk dapat
melaukan pemenuhan kebutuhan masyarakat, bertindak tegas atas tindakan melawan hokum dari
sktor – sector tersebut, misalnya korupsi, menyediakan fasilitass yang memadai untuk pelaku
ekonomi agar dapat berproduksi dengan baik

Anak Agung Sagung Dewi Laksmi_1807531028_Dikatakan rekomendasi agar strategi industri


pendorong ekspor dapat berhasil adalah salah satunya nilai tukar harus realistis. Jadi, apa
karakteristik dari realistis yang dimaksud tersebut ? Dan apa upaya agar dapat mempertahankan
keadaan nilai tukar yang realistis ?

Karakteristik nilai tukar yang berubah-ubah membuat pertukaran nilai tukar dari sisi kurs
ataupun barang kebutuhan dari luar negeri berubah-ubah sehingga disinilah diperlukannya
pemerintah dalam mengusahakan agar terciptanya karakteristik mata uang dan nilai tukar barang
yang realisitis. Karakter yang realistis disni dimaksudkan dengan keadaan mata uang negara
berkembang yang bisa diprediksi secara pasti dengan melihat kondisi perekonomian suatu negara
berkembang. Bila kondisi ekonomi negara berkembang sedang baik maka dapat dipastikan nilai
tukar atas mata uang maupun barang terapresiasi begitu pulaa sebaliknya.
Usaha peemerintah dalam memperhitungkan margin terkecil atas perubahan nilai tukar sangatlah
penting karena dari hal tersebut pelaku ekonomi dapat memperkirakan harga yang setidaknya
menguntungkan sebagai dasar nilai ekspor. Usaha pemerintah dalam memperhitungkan nilai
tukar yang realistis sendiri dapat dimulai dengan memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga
akan menghemat devisa utuk mengimpor kebutuhan masyarakat, dan menciptakan barang
berkualitass untuk dpat bersaing sebagai barang ekspor sehingga permintaan barang ekspor ini
tinggi pada negara tujuan dan mengangkat nilai tukar dalam negeri.

Ni Nengah Loriyani_1807531006

Mohon izin bertanya terkait pinjaman luar negeri, bahwa dikatakan pinjaman luar negeri dapat
membantu suatu negara dalam mencapai tujuannnya yaitu dalam melakukan penbangunan
ekonomi di negara tersebut. Dimana salah satu cara yang digunakan untuk membayar pinjaman
luar negeri ini adalah menggunakan dana pajak yang malah memberikan dampak lain seperti
meningkatnya suku bunga, turunnya konsumsi dan investasi. Pertanyaan saya adakah cara lain
yang bisa dilakukan suatu negara berkaitan dengan pelunasan pinjaman luar negeri agar tidak
memberikan dampak negatif lainnya bagi suatu negara?

Jawaban :

Pelunasan pinjaman luar negeri dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk dimulai dengan
kesadaran pemerintah dan warga negara itu sendiri, seperti :

a. Warga negara menggalang dana untuk membantu meringankan utang negara. Hal ini
pernah terjadi di Malaysia dimana warga negaranya melakukan penggalangan dana
melalui kampanye “Please Help Malaysia!” di ditus GoGetFunding. Pada saat itu utang
Malaysia mencapai RM 1 triliun atau Rp. 3,595 triliun.
b. Memotong gaji kabinet dalam upaya untuk memfokuskan anggaran pada pelunasan utang
luar negeri yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
c. Memupuk kesadaran sejak dini sebagai warga negara untuk rajin membayar pajak yang
merupakan tanggungan pribadi.
d. Menggalakan kampanye gemar menabung karena dengan menabung dana yang tersimpan
dapat digunakan untuk melakukan pembangunan infrastruktur di suatu negara tanpa harus
melakukan pinjaman luar negeri yang pada akhirnya meningkatkan utang negara.
e. Menjalin kerja sama dengan negara lain dalam mengelola utang luar negeri. Bentuk nyata
dalam kesepakatan kerja sama ini yaitu antara Sri Lanka dengan China. China diberikan
wewenang untuk mengendalikan dan mengembangkan pelabuhan Hambantota dengan
nilai kesepakatan mencapai US$ 1,1 miliar yang ditandatangani pada 29 Juli 2017.
f. Mencari donator yang mampu melunasi utang luar negeri negara.
Ni Kadek Melina Pebriyanti_1807531015

Terdapat permasalahan tenaga kerja yang dihadapi oleh negara berkembang dalam menghasilkan
barang substitusi barang impor, lalu apakah tepat jika sebuah negara memilih untuk
menggunakan tenaga kerja dari luar negeri (asing) untuk mengatasi permasalahan tersebut?
dengan maksud untuk memperoleh tenaga kerja yang lebih mumpuni. lalu, apakah nantinya tidak
menimbulkan permasalahan baru, seperti pengeluaran biaya gaji yang besar atas kualitas dr
tenaga kerja asing tersebut? dan selain program wajib belajar dan pemberian sosialisasi serta
pelatihan kerja, langkah apa yang tepat dilakukan oleh negara berkembang untuk mengatasi
permasalahan tenaga kerja ini?

Jawaban :

Penggunaan tenaga kerja asing dalam melakukan produksi dibenarkan karena memang tidak
semua negara mempunyai SDM dengan kualitas yang sama terlebih negara-negara berkembang.
Selain itu, masing-masing negara mempunyai spesialisasinya masing-masing sehingga
memerlukan bantuan negara lain dalam melakukan produksi yang bukan menjadi keahliannya.
Namun penggunaan tenaga kerja asing bukan hanya sekedar menggunakannya saja, melainkan
diharapkan adanya transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kerja asing kepada
tenaga kerja dalam negeri sehingga mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja nasional, mampu
meningkatkan investasi, memicu produktivitas tenaga kerja lokal, serta pengembangan di suatu
bidang lebih cepat. Pengeluaran gaji yang besar tidak menjadi masalah bagi perusahaan atau
pemerintah tetapi harus diimbangi dengan kualitas dari tenaga kerja asing yang digunakan.
Sebelum menggunakan tenaga kerja asing, pemerintah atau perusahaan yang bersangkutan harus
mengestimasi penggunaan TKA dan mengalokasikan dana untuk biaya yang terkait dengan TKA
sehingga sesuai dengan rencana awal dan tidak menimbulkan permasalahan. Adapun masalah
utama yang sering dihadapi yaitu penyelewengan atau pelanggaran ketentuan yang ditetapkan
pemerintah oleh TKA. Solusi atas permasalahan tersebut yaitu dibentuknya Timpora (Tim
Pengawas Orang Asing) yang melibatkan melibatkan pemerintah daerah dan petugas imigrasi
yang memberikan sanksi-sanksi pada tindakan pelanggaran termasuk deportasi TKA. Selain itu,
juga terdapat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2018 tentang penggunaan
TKA sehingga sesuai dengan konstitusi yang berlaku. Pemerintah juga dapat mengirim tenaga
kerja ke luar negeri untuk memperoleh pengalaman bekerja secara langsung di negara lain sesuai
dengan bidang yang diminati. Selain menambah pengalaman, pengiriman tenaga kerja ke luar
negeri juga dapat mengasah kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai