Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REVIEW 2 ARTIKEL INTERNASIONAL DAN 1 ARTIKEL

NASIONAL

TOPIK FENOMENA RISET AKUNTANSI MANAJEMEN

RISET AKUNTANSI (EKA 456 D3)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. S.E., M.SI. CMA

OLEH KELOMPOK 5:

I Gede Agus Tirta Santosa (1807531042)

I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga (1807531044)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
HASIL REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL 1

Judul Management Accounting Innovations in A Time of Economic Crisis


Jurnal The Journal of Economic Asymmetries
Volume Volume 18
Halaman 1–12
Tahun 2018
Penulis Odysseas Pavlatos dan Hara Kostakis
Reviewer I Gede Agus Tirta Santosa dan I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga
Tanggal 7 Maret 2021

1. RINGKASAN ARTIKEL

a. Fenomena
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 menjadi ancaman serius bagi
perusahaan. Krisis tersebut menyebabkan beberapa masalah arus kas, mengurangi sumber
daya dan permintaan yang tersedia, serta menyebabkan kekacauan politik. Selain masalah
tersebut, krisis ekonomi juga menyebabkan manajemen menjadi lebih sulit dalam
pengendalian dan pengambilan keputusan. Krisis ekonomi akan berdampak pula pada
kegiatan operasional akuntansi manajemen perusahaan sehingga perlu dikaji lebih detail.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai Akuntansi Mananjemen tidak
memberikan pedomaan untuk mengatasi masalah krisis ekonomi dalam perusahaan, sehingga
diperlukan alat manajemen baru untuk mengatasi permasalahan tersebut. Zawawi dan Hoque
(2010), lingkungan ekonomi yang baru memaksa perusahaan untuk mengadopsi teknik
akuntansi manajemen yang inovatif (Management Accounting Innovations-MAI) dengan
memasukkan Inovasi Akuntansi Manajemen, agar dapat menangani ketidakpastian
lingkungan eksternal dan membuat sistem pengendalian manajemen lebih efektif.

b. Gap Riset
Penelitian ini telah melakukan beberapa perluasan dari penelitian sebelumnya yang
berupa :
1. Memeriksa dampak krisis ekonomi terhadap adopsi dan tingkat pengguaan MAI.
Survei sebelumnya meneliti tingkat kepentingan dan sejauh mana penggunaan
praktik akuntansi manajemen tradisional dan inovatif pada periode waktu yang

1
berbeda (yaitu sebelum dan selama krisis ekonomi) dan mengidentifikasi
perbedaan di antara mereka.
2. Menggunakan uji statistik yang lebih kuat, seperti teknik analisis data
multivariasi, dibandingkan dengan survei sebelumnya, yang menggunakan Uji T.
3. Hanya menggunakan satu sektor yaitu sektor manufaktur untuk menjamin
validitas internal dan memungkinkan untuk mengontrol efek industri,
dibandingkan dengan studi sebelumnya, yang dilakukan di antara sektor yang
berbeda.

c. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey
berbasis web. Populasi yang digunakan berasal dari database ICAP perusahaan sektor
manufaktur, yang berjumlah 454 perusahaan. Sampel dipilih secara purposive dengan kriteria
tertentu sehingga terdapat 111 perusahaan yang menjadi sampel. Variabel dependen dari
penelitian ini adalah adopsi tingkat pnggunaan MAI sedangkan variabel independen adalah
krisis ekonomi. Pengukuran variabel dengan menggunakan alat ukur akuntansi manajemen
yaitu BSC, ABC, EVA, Target Costing, dan Biaya Siklus Hidup. Selain variabel dependen
dan independen juga terdapat variabel kontrol yakni strategi organisasi dan tahap siklus hidup
organisasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu regresi logistik biner.

d. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Unit-unit bisnis yang paling terkena dampak krisis ekonomi cenderung lebih
banyak mengadopsi dan menggunakan MAI dibandingkan perusahaan yang
kurang terkena dampaknya
2. MAI atau inovasi akuntansi manajemen memberikan informasi yang lebih luas
dan lebih baik untuk menangani ketidakpastian yang ditimbulkan oleh krisis
ekonomi.

2. LITERATURE REVIEW

a. Grand Theory

1. Teori Kontingensi

Teori kontingensi pada prinsipnya bersumber dari teori organisasi yang

2
kemudian diimplementasikan dalam akuntansi manajemen. Menurut teori
kontingensi ini, faktor lingkungan akan memengaruhi desain sistem
pengendalian manajemen, yang dimana salah satu faktor tersebut adalah
ketidakpastian. Ketidakpastian disini merupakan perbedaan antara informasi
yang diperlukan untuk menjalankan operasi atau aktivitas dengan informasi yang
tersedia pada saat ini (Janke et al, 2014).

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RISET

Kelebihan
Kelebihan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Artikel ini sudah tersusun rapi serta mampu memberikan hasil dan membuktikan
hipotesis.
b. Cukup banyak perbedaan atau keterbaruan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian sebelumnya.

Kekurangan
Adapun kekurangan dari penelitian ini adalah :
a. Terdapat penulisan sitasi yang kurang tepat untuk satu sumber kutipan dengan
dua penulis yang terletak di awal kalimat, seperti “James, Wooten, and Dushek
(2011)” seharusnya dapat ditulis dengan “James et al. (20111).
b. Artikel ini belum berisi kesimpulan, sehingga pembaca maupun reviewer
harus membaca secara keseluruhan untuk memperoleh kesimpulan.

4. REKOMENDASI PERBAIKAN
Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk riset selanjutnya yaitu:
a. Menambahkan kesimpulan pada bagian sub terakhir dari artikel
b. Memeriksa dan memperbaiki kesalahan penulisan yang ada seperti pada
“James, Wooten, and Dushek (2011)” seharusnya dapat ditulis dengan “James et al.
(20111).
c. Untuk penelitian selanjutnya, populasi penelitian dapat diperluas dengan
menggunaan perusahaan selain sektor manufaktur, seperti sektor perbangkan,
pariwisata, dll.
d. Lokasi penelitian dapat diperluas dengan membandingkan penggunaan MAI
pada perusahaan manufaktur di beberapa negara yang terdampak krisis ekonomi.
3
HASIL REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL 2

Regulation and Adaptation of Management Accounting Innovations:


Judul
The Case of Economic Value Added in Thai State- Owned Enterprises
Jurnal Management Accounting Research
Volume YMARE-608
Halaman 1 – 19
Tahun 2017
Penulis Pimsiri Chiwamita, Sven Modell, Robert W. Scapens
Reviewer I Gede Agus Tirta Santosa dan I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga
Tanggal 7 Maret 2021

1. RINGKASAN ARTIKEL

a. Fenomena
Beberapa dekade terakhir ini, terjadi lonjakan inovasi dalam teknik dan juga praktik
akuntansi manajemen. Penelitian akademis tentang inovasi akuntansi manajemen atau
management accounting innovations (MAI), seperti activity-based costing dan balanced
scorecard juga telah berkembang dan menjadi literatur yang substansial. Sebagian besar
penelitian yang mengeksplorasi pengaruh berbagai faktor kontekstual pada adopsi,
implementasi, dan penggunaan MAI menggambarkan difusi sebagai proses adopsi inovasi
secara sukarela, didorong oleh pilihan rasional, atau imitasi dari organisasi lain. Tetapi,
hanya sedikit dari penelitian-penelitian tersebut yang mengeksplorasi bagaimana proses
difusi dapat dipicu oleh regulasi komparatif. Selain itu, pembahasan mengenai bagaimana
para pembuat peraturan dan pengatur secara kolektif bekerja untuk menanamkan MAI
dengan tingkat fleksibilitas yang diperlukan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi
penggunaan inovasi juga kurang diperhatikan.

b. Gap Riset

Berdasarkan fenomena yang ada, dapat disimpulkan bahwa sedikit yang diketahui
tentang bagaimana regulator memediasi adaptasi MAI dan bagaimana mediasi ini
memengaruhi pengembangan standar regulasi dan kemungkinan regulasi untuk
menyesuaikan inovasi dengan kebutuhan khusus organisasi mereka. Oleh karena itu,
peneliti ingin meningkatkan pemahaman para pembaca tentang bagaimana MAI terlibat

4
dalam proses regulasi dan bagaimana regulator mempengaruhi difusi melalui penelitian
difusi economic value added (EVA) pada badan usaha milik negara (BUMN) di Thailand.
EVA merupakan salah satu MAI terkemuka, dimana EVA ini adalah sistem manajemen
keuangan yang menjanjikan untuk memaksa manajer memaksimalkan keuntungan bagi
pemegang saham. Namun, difusi EVA merupakan subjek penelitian yang relatif terbatas
dibandingkan dengan MAI lainnya. Oleh karena itu, peneliti memilih EVA sebagai subjek
penelitiannya.
c. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian berbasis proses dan digabungkan dengan studi kasus komparatif, yang berupa
wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen. Pendekatan berorientasi proses
memetakan tindakan dari berbagai aktor yang relevan yang diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman kita tentang regulasi sebagai fenomena yang berkembang dan untuk
mengeksplorasi bagaimana adaptasi berkembang dari waktu ke waktu. Sementara studi kasus
komparatif dapat mengkompromikan beberapa kedalaman dan kekayaan yang terkait dengan
pertanyaan kualitatif. Wawancara dilakukan dengan berbagai aktor yang terlibat dalam
penyebaran dan adaptasi EVA di sektor BUMN Thailand. Wawancara ini sebagian besar
dilakukan secara tatap muka oleh peneliti dan informan kunci diwawancarai lebih dari satu
kali. Dokumen yang dikumpulkan bersifat publik dan juga bersifat kepemilikan. Dokumen-
dokumen tersebut terutama terdiri dari berbagai dokumen kebijakan (misalnya, studi
kelayakan, peraturan pemerintah, dan sebagainya), laporan dan presentasi konsultan,
dokumen khusus organisasi (seperti laporan tahunan, laporan evaluasi kinerja, dan dokumen
perencanaan), serta dokumen yang berkaitan dengan regulasi khusus industri. Untuk
mengatasi risiko bisa karena kehilangan memori diantara narasumber yang diwawancarai,
peneliti melakukan pemeriksaan silang sistematis data wawancara dan sumber data lain.

d. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa standar regulasi tidak perlu
berkembang sebagai bagian dari satu program reformasi. Meskipun penyebaran MAI dapat
dilihat sebagai bagian penting yang ditujukan untuk 'memodernisasi' sektor publik, penelitian
ini menunjukkan bahwa standar yang mengatur EVA muncul dalam menanggapi serangkaian
program yang berpusat pada inovasi yang beragam. Peran mediasi Kementerian Keuangan
terkait erat dengan proses di mana EVA harus diadaptasi ke inovasi 'global' lainnya, seperti
Balanced scorecard, untuk bertahan di BUMN Thailand. Hasil selanjutnya yaitu Perlu
5
adanya revisi konsepsi pemeran atau aktor negara yang terlibat dalam proses regulasi. Selain
itu hasil dari penelitian ini berupa konsultasi erat antara regulator dan regulatees selama
difusi EVA memungkinkan EVA untuk melakukan pengaruh yang cukup besar atas pilihan
dan batasan yang tertanam dalam standar regulasi yang berkembang.

2. Literature Review

a. Grand Theory

1. Pandangan Regulasi
Pandangan regulasi sebagai fenomena yang tersebar dan melibatkan
berbagai aktor negara serta non-negara, memperkuat kebutuhan untuk
mengkonsep ulang proses di mana inovasi manajemen diadaptasi saat mereka
menyebar ke seluruh organisasi. Pandangan mengenai regulasi ini
menggarisbawahi untuk memperhatikan bagaimana regulator memfasilitasi difusi
dengan bekerja sama dengan pemasok inovasi manajemen dan regulatees untuk
beradaptasi.

2. Perlakuan difusi inovasi manajemen


Perlakuan difusi inovasi manajemen sebagai proses adopsi sukarela atau
penegakan koersif harus dihindari. Saat proses difusi inovasi dimedia oleh
regulator uang memiliki kekuatan koersif, akan terjadi ancaman paksaan yang
eksplisit atau implisit. Meskipun dalam proses tersebut regulatees masih
menikmati keleluasaan yang signifikan dalam mematuhi regulasi. Hal ini dapat
mempertahankan tingkat keseragaman sekaligus memungkinkan peraturan untuk
menyesuaikan inovasi dengan keadaan khusus para regulatees.

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RISET

Kelebihan

Adapun kelebihan dari riset ini adalah :


a. Pemilihan subjek penelitian yang cukup bagus karena penelitian dengan subjek ini
masih jarang dilakukan
b. Penyusunan penulisan artikel yang sudah bagus bagi pembaca serta rapi.

Kekurangan

6
Adapun kekurangan dari riset ini adalah :
a. Penulisan artikel yang masih menggunakan bahasa yang kurang runtut karena
terdapat banyak pengulangan kata.
b. Penjelasan yang cukup panjang untuk mencari inti dari penjelasan tersebut.

4. REKOMENDASI PERBAIKAN
Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk riset selanjutnya yaitu:
a. Memperbaiki tata bahasa dalam penulisan agar lebih mengenai inti kata tanpa
perlu penggunakan kata kata berlebihan atau pemborosan kata
b. Mengecek hasil penulisan kembali sebelum artikel tersebut di publikasikan
untuk menilai apakah artikel tersebut masih memiliki kata yang bertele-tele atau
tidak.

7
HASIL REVIEW ARTIKEL NASIONAL 3

Judul Penilaian Kinerja Pada PT. Adhi Karya Dengan Pendekatan


Balanced scorecard
Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Volume Volume 5 Nomor 3
Halaman 516 – 529
Tahun 2013
Penulis Ni Putu Yessy Christina dan I Putu Sudana
Reviewer I Gede Agus Tirta Santosa dan I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga
Tanggal 7 Maret 2021

1. RINGKASAN ARTIKEL

a. Fenomena
Balanced scorecard merupakan alat bantu dalam penilaian kinerja dengan konsep
keseimbangan antara perspektif keuangan dan perspektif non-keuangan, sebagai bagian dari
strategi organisasi di masa mendatang. Penilaian kinerja sangatlah diperlukan dalam
perusahaan, tapi saat ini penilaian kinerja perusahaan masih didominasi oleh metode-metode
konvensional atau tradisional yang hanya berfokus pada perspektif keuangan semata tanpa
memperhitungkan perspektif-perspektif non-keuangan lainnya di dalam perusahaan.
Penilaian kinerja yang hanya memfokuskan pada sektor finansial juga kurang mampu
menjelaskan mengenai track record perusahaan serta kurang mampu membawa perusahaan
kearah perubahan demi masa depan perusahaan yang lebih baik. Entitas bisnis saat ini
memerlukan sebuah pengukuran komprehensif yang dapat merefleksikan kebutuhan masing-
masing pemangku kepentingan dan diperlukan dengan tujuan untuk melakukan pengelolaan
kinerja sehingga membantu mengintegrasikan tujuan perusahaan, individu maupun kelompok
kerja. Balanced scorecard untuk pertama kali dicetuskan oleh Kaplan dan Norton pada tahun
1997 sebagai salah satu alat pengukuran kinerja pengganti pengukuran kinerja secara
tradisional. balanced scorecard bisa diimplementasikan pada semua organisasi bisnis yang
menghasilkan produk maupun yang menghasilkan jasa karena semua entitas memerlukan
sebuah sistem pengukuran yang mampu menghitung ukuran-ukuran keuangan dan juga non-
keuangan.

b. Gap Riset
8
Berdasarkan data dari ICMD pada tahun 2010 dan 2011, PT Adhi Karya (Persero)
Tbk menempati posisi ketiga untuk sembilan besar perusahaan jasa konstruksi. Hal ini
direfleksikan dari total asset PT Adhi Karya (Persero) Tbk dari tahun 2010 adalah Rp
4,927,697 (dalam jutaan) menjadi Rp 6,112,954 (dalam jutaan) pada tahun 2011. Dari data
diatas dapat disimpulkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami peningkatan asset sebesar
Rp 1,185,257 (dalam jutaan) atau sebesar 24.1%. Tanpa mengadopsi konsep balanced
scorecard, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sudah dapat membukukan kenaikan pendapatan
usaha dari tahun 2010 ke tahun 2011. Sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
kinerja dari PT. Adhi Karya (Persero) Tbk apabila dinilai dengan pendekatan balanced
scorecard.

c. Metode Penelitian
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs www.adhi.co.id
dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009- 2011. Objek penelitian yaitu
kinerja dari PT. Adhi Karya (Persero) Tbk yang diukur dengan pendekatan balanced
scorecard yang ditinjau dengan empat kaedah minimal perspektif yaitu kinerja perspektif
keuangan, kinerja perspektif pelanggan, kinerja perspektif proses bisnis internal, dan kinerja
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

d. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diungkapkan dalam penelitian ini, yaitu ROE yang merupakan
tolak ukur dari kinerja perspektif keuangan mengalami peningkatan sebesar 8,39% yang
menunjukan peningkatan kinerja keuangan yang dimiliki perusahaan dan dapat menjadi tolok
ukur kepuasan bagi investor sebagai penanam modal. Kedua pada tahun 2010, PT Adhi
Karya (Persero) Tbk tetap mempertahankan penghargaan yang diraih dari tahun sebelumnya
dan berhasil memperoleh 5 (lima) penghargaan baru pada tahun 2011. Penghargaan yang
diterima oleh perusahaan ini merupakan cerminan kepuasan pelanggan yang selama ini
bekerja sama dengan perusahaan. Dengan demikian, penilaian kinerja perspektif pelanggan
yang dimiliki oleh perusahaan adalah semakin baik. Hasil ketiga PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk telah berhasil menerapkan sistem perkerasan jalan beton pracetak yang diberi gaya
pratekan (Adhi Concrete Pavement System) dan juga melakukan terobosan yaitu dengan
mendaftarkan paten atas inovasi baru yang diciptakan yaitu desain monorel. Hal tersebut
telah menjadi bukti bahwa PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah perusahaan kompetitif yang
siap bersaing dikancah industri jasa konstruksi. Oleh karena itu, kinerja perusahaan

9
dipandang dari perspektif bisnis internal adalah semakin baik.

Hasil Selanjutnya keseriusan perusahaan dalam hal pertumbuhan dan pembelajaran


ditunjukkan oleh bertambah banyaknya jumlah karyawan yang mengikuti sertifikasi, yaitu
pada tahun 2010 adalah 145 orang menjadi 161 orang pada tahun 2011. Selain itu, PT Adhi
Karya (Persero) Tbk juga mendapat penghargaan zero accident dalam melaksanakan
program K3. Oleh karena kemajuan dalam hal pembelajaran dan pertumbuhan yang
dialami oleh perusahaan pada tahun 2011, maka kinerja perusahaan dapat dikatakan semakin
baik. Serta kinerja dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk semakin baik dari tahun 2010 ke tahun
2011 dilihat dari 4 (empat) perspektif balanced scorecard. Apabila perusahaan menggunakan
pendekatan balanced scorecard sebagai alat ukur dalam pencapaian strategi perusahaan, hal
ini bisa membawa dampak baik di masa yang akan datang dari sisi finansial maupun non-
finansial

2. LITERATURE RIVIEW

a. Grand Theory

1. Balance Scorecard
Grand Theory dalam penelitian ini adalah balance scorecard. Balanced scorecard
merupakan alat bantu dalam melakukan penilaian kinerja yang konsepnya berupa
keseimbangan antara perspektif keuangan dan perspektif non keuangan sebagai bagian
strategi masa depan. Penerapannya dapat membantu para manajer untuk menilai
kesuksesan unit bisnis mereka dalam menciptakan value masa kini dengan memerhatikan
kepentingan periode selanjutnya (Budiarti, 2009; Wistawan, 2012). Terdapat 4 (empat)
kaedah minimal balanced scorecard yaitu kinerja perspektif keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu dalam kaitannya
dengan penampilan perusahaan dimata pemegang saham. Kinerja perspektif pelanggan
yang menggambarkan fokus terhadap kebutuhan kepuasan pelanggan dan pandangan
para pelanggan terhadap perusahaan. Kinerja perspektif proses bisnis internal yang
memfokuskan pada apa yang manajemen perusahaan harus lakukan di perusahaan.
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang mengidentifikasi sarana yang
seharusnya dibuat atau dibangun oleh perusahaan dengan tujuan pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan dalam jangka panjang (long term).

10
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RISET
Kelebihan
Kelebihan riset dalam penelitian ini adalah :
a. Artikel telah disusun secara rapi dan dapat memberikan hasil penelitian yang
mampu memenuhi tujuan penelitian.
b. Penjelasan dalam artikel sudah baik sehingga pembaca dapat mengerti apa yang
disampaikan oleh peneliti
Kekurangan
Adapun kekurangan dari riset ini adalah :
a. Masih minimnya indikator pengukuran dari masing-masing variabel yang diuji.

4. REKOMENDASI PERBAIKAN
Rekomendasi perbaikan yang dapat ditawarkan untuk riset selanjutnya yaitu :
a. Penelitian selanjutnya dapat mengadopsi indikator lain yang digunakan pada
masing-masing perspektif atau memperluas indikator sehingga bisa lebih
merepresentasikan keadaan perusahaan.
b. Penelitian selanjutnya dapat diperluas dengan menggunakan perusahaan sektor lain
dan juga rentang waktu yang lebih lama untuk melihat kinerja perusahaan tersebut.

11

Anda mungkin juga menyukai