OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS:
EKA 456 D3
DOSEN PENGAMPU:
Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si. CMA
UNIVERSITAS UDAYANA
MARET 2021
HASIL REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL 1
Reviewer Agus Tirta Santosa dan I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga
Tanggal 19 Maret 2021
A. Ringkasan Artikel
1. Fenomena
2. Gap Riset
3. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Standar Akuntansi Sektor Publik
Internasional (IPSAS) terhadap pengiriman informasi di Nigeria. Metode penelitian
yang digunakan adalah desain survei deskriptif karena membantu dalam memperoleh
informasi serupa dari berbagai kelompok orang melalui penggunaan kuesioner yang
diberikan. Metode analisis ini melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data
dengan memberikan perhatian yang ketat kepada responden. Populasi penelitian terdiri
dari staf Kementerian Keuangan Federal, FCT-Abuja dan Ekiti State Kementerian
Perencanaan Ekonomi dan Anggaran, Ado-Ekiti dengan kekuatan staf masing-masing
550 dan 249, sebagai perwakilan dari entitas sektor publik di Nigeria. Sampel dalam
penelitian ini adalah (266) responden yang dipilih dengan metode purposive sampling,
dengan 183 dan 83 responden dari Kementerian Keuangan Federal, FCT-Abuja dan
Kementerian Ekonomi Negara Bagian Ekiti Perencanaan dan Anggaran, Ado-Ekiti
masing-masing. Analisis data dialakukan dengan uji Cronbach’s Alpha.
4. Hasil Penelitian
Hasil uji Cronbach’s Alpha menunjukkan bahwa kuesioner berisi 30 item dapat
diandalkan dengan nilai signifikan 0,813 mewakili 81,3%. Hasil regresi OLS Pre dan
Pasca-IPSAS mengungkapkan bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,510
mewakili 51,0%, uji-F dengan a nilai 136,992 dan nilai P-nya 0,000 yang berarti
variabel penjelas bertanda positif signifikan kecuali Dapat dimengerti yang signifikan
secara negatif. Studi tersebut menyimpulkan bahwa adopsi IPSAS meningkatkan
kualitas penyampaian informasi sehingga meningkatkan tingkat akuntabilitas dan
transparansi Nigeria sektor publik.
B. Grand Theory
1. Teori Agensi
2. Teori Stakeholder
Teori stakeholder adalah teori manajemen organisasi dan etika bisnis yang
membahas moral dan nilai-nilai dalam mengelola sebuah organisasi. Ini awalnya dirinci
oleh Mitroff dalam bukunya 'Stakeholder of the Organizational Mind ', diterbitkan pada
tahun 1983 di San Francisco (Mitroff 1983). Signifikansi teori stakeholder adalah
mengakui bahwa organisasi tidak dikendalikan atau dipengaruhi sepenuhnya oleh
mereka yang menjalankan hak kepemilikan dalam organisasi. Dalam pengertian ini,
model korporasi konvensional, baik dalam bentuk hukum dan manajerial, telah gagal
untuk mendisiplinkan tingkah laku manajerial. Konsekuensi mendasar dari teori
stakeholder untuk tata kelola perusahaan, sangat diperlukan untuk struktur tata kelola
yang mempromosikan keselarasan tidak hanya antara agen dan prinsipal, tetapi antar
agen prinsipal, dan pihak yang memiliki kepentingan lebih luas, tetapi masuk akal
dalam organisasi.
C. Supporting Theory
1. Kelebihan
1) Isu praktis yang terdapat dalam artikel disajikan secara jelas dan manarik.
2. Kekurangan
1. Rekomendasi Perbaikan
Dikarenakan masaih sedikit penelitian dengan tema yang sama, sebaiknya penulis
dapat memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Sebelum menerapkan akuntansi berbasis akrual IPSASs secara penuh pada 1 Januari
2016, Nigeria menerapkan IPSAS cash basis untuk periode dua tahun (2014-2015).
Namun beberapa penulis masih menganjurkan akuntansi berbasis kas karena banyak
pemerintah telah mempertahankan basis akuntansi kas karena kesederhanaannya.
Untuk riset selanjutnya jika memungkinkan dilakukan penelitian, mengenai
perbedaan pengaruh penerapan IPSAS cash basis dan IPSASs akurual basis, dalam
mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan public di Nigeria.
HASIL REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL 2
A. Fenomena
Fenomena perkembangan sektor publik saat ini adalah semakin tingginya tuntutan
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik. Tugas utama pemerintah
sebagai organisasi sektor publik adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
itu, rakyat atau masyarakat harus dilayani oleh negara. Hubungan antara pemerintah dan
masyarakat merupakan hubungan pertanggungjawaban, dalam hal ini pemerintah sebagai
agen harus mempertanggungjawabkan kegiatan dan kinerjanya kepada masyarakat yang telah
memberikan dana (dana masyarakat) kepada pemerintah. Terkait dengan akuntabilitas kinerja
pada Pemerintah Daerah Kota Bengkulu, berdasarkan laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bengkulu tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016, memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian. Adapun permasalahan
yang perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota Bengkulu yaitu sistem pengendalian
intern serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Akuntabilitas kinerja
pemerintah merupakan wujud kewajiban pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan melalui pencapaian visi organisasi yang sesuai dengan keinginan
masyarakat melalui sistem akuntabilitas secara berkala. Akuntabilitas kinerja pemerintah
dapat terwujud jika ada target anggaran yang jelas, pengendalian akuntansi, sistem pelaporan
dan kepatuhan terhadap regulasi.
B. Gap Riset
Penelitian sebelumnya yang telah meneliti akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
seperti Darwanis & Chairunisa (2013) meneliti pengaruh akuntansi keuangan daerah,
pengawasan laporan keuangan instansi pemerintah, target anggaran yang jelas terhadap
akuntabilitas kinerja pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan penerapan akuntansi
keuangan daerah, pengawasan kualitas laporan keuangan dan kejelasan target anggaran
secara simultan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja seluruh organisasi perangkat
daerah di Aceh, namun target anggaran yang jelas tidak dapat meningkatkan akuntabilitas
kinerja semua perangkat perangkat daerah di Aceh. Aceh. Hasil penelitian Riantiarno &
Azlina (2011) menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah. namun penerapan akuntabilitas
keuangan tidak mempengaruhi akuntabilitas kinerja pemerintah. Arifin (2012) partisipasi
anggaran, kejelasan target anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem pelaporan
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah. Kaltsum & Rohman (2013)
menemukan target anggaran yang jelas berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja
pemerintah, sedangkan sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja pemerintah dan sistem pengendalian internal terbukti memediasi hubungan antara
kejelasan target anggaran dengan kinerja pemerintah. akuntabilitas. Lumenta, Morasa &
Mawikere (2016) sistem akuntansi pemerintah daerah dan kepatuhan regulasi secara simultan
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif,
dengan metode penelitian yang diterapkan adalah metode asosiatif dengan pendekatan survei
melalui kuisioner dan wawancara. Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan
variabel independen dimana variabel dependen yaitu akuntabilitas kinerja pemerintah
sedangkan variabel independennya meliputi kejelasan target anggaran, pengendalian
akuntansi, sistem pelaporan dan kepatuhan terhadap regulasi. Data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu data primer yang merupakan hasil dari penyebaran kuesioner dan
wawancara terhadap OPD (organisasi perangkat daerah). Responden penelitian ini terdiri dari
12 manajer perencanaan, 41 bendahara pengeluaran, dan 41 manajer keuangan yang dirata-
ratakan mewakili OPD. Jumlah responden sebanyak 94 orang, dengan karakteristik
responden berdasarkan karakteristik demografi yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan masa lalu dan masa depan sebagai pengelola keuangan.
D. Hasil Penelitian
2. Literature Review
a. Grand Theory
1. Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan yang ada antara prinsipal
(masyarakat) dan pelaku (pemerintah) untuk mengelola dana publik dengan
digunakan untuk kepentingan masyarakat. Dimana agar pengelolaan dana
tersebut dapat digunakan sesuai dengan kepentingan masyarakat maka perlu
ditetapkan suatu tujuan guna mencapai apa yang diharapkan.
b. Supporting Theory
3. Pengendalian Akuntansi
Sistem pengendalian akuntansi internal merupakan seperangkat kebijakan
dan prosedur yang membatasi dan memandu kegiatan dalam pengolahan data
keuangan dengan tujuan untuk mencegah atau mendeteksi kecurangan dan
tindakan kecurangan (Blocher et al., 2007: 126). Pengendalian akuntansi dapat
memastikan pencatatan yang akurat yang berlaku untuk setiap transaksi keuangan
secara akurat dan dapat meminimalkan kesalahan pencatatan.
Kekurangan
Adapun kekurangan dari riset ini adalah :
a. Kelemahan dari penelitian ini yaitu ruang lingkup penelitian hanya pada daerah
tertentu saja sehingga kurang dapat mewakili populasi dengan jumlah yang lebih
besar.
4. REKOMENDASI PERBAIKAN
Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk riset selanjutnya yaitu:
a. Dengan adanya ruang lingkup dari penelitian hanya pada daerah tertentu sehingga
kurang dapat mewakili populasi dengan jumlah yang lebih besar maka penelitian
selanjutnya diharapkan untuk memperluas ruang lingkup dari penelitian ini agar
mencakup beberapa wilayah sehingga datanya lebih banyak.
HASIL REVIEW ARTIKEL NASIONAL
Judul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada IPM
dengan Variabel Pemoderasi dana Alokasi Umum
Jurnal E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Volume & Halaman Vol. 19 No. 1
Tahun 2017
Halaman 536-564
Penulis Putu Milan Pradnyantari dan A.A.N.B. Dwirandra
Reviewer Agus Tirta Santosa dan I Kadek Cesin Dwi Murthi Prayoga
Tanggal 21 Maret 2021
A. Ringkasan Artikel
1. Fenomena
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah banyak dilakukan,
namun hasilnya tidak konsisten. Terjadinya perbedaan hasil penelitian sebelumnya
meingindikasikan adanya pengaruh variabel moderating dalam mengidentifikasi
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh dari variabel
moderating tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Digunakannya variabel
moderating ini yaitu untuk menyelesaikan perbedaan dari penelitian tersebut, yang
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontinjensi (Yukl, 2010:277). Pendekatan
ini secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan antara PAD dan Belanja Modal dengan IPM. Dalam
penelitian ini di gunakannya teori kontinjensi adalah untuk menganalisis variabel
moderating yang dapat memperkuat ataupun memperlemah hubungan antara PAD, dan
Belanja Modal dengan IPM.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PAD dan Belanja Modal
pada IPM, serta pengaruh PAD dan Belanja Modal dengan pemoderasi DAU pada IPM.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014:59). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah pendapatan asli daerah dan belanja modal. Variabel moderasi adalah variabel
yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) pengaruh variabel independen
pada variabel dependen (Sugiyono, 2014:60). Variabel moderasi dalam penelitian ini
adalah Dana Alokasi Umum. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif,
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Keuangan Provinsi Bali dan
Badan Pusat Statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data laporan
realisasi APBD dan data Indeks Pembangunan Manusia di kabupaten/kota Provinsi Bali
tahun 2010-2015. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah nonprobability
sampling dengan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik
pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal
juga dengan istilah sensus.. Teknik analisis data yang digunakan meliputi: uji asumsi
klasik, Moderated Regression Analysis, uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t.
4. Hasil Penelitian
1) Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan pada Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Semakin meningkatnya
PAD yang diperoleh oleh pemerintah daerah memungkinkan daerah untuk
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik, membiayai pembangunan
daerahnya yang akhirnya berimbas pada peningkatan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang diukur dengan IPM.
B. Grand Theory
1) Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang
atau lebih mempekerjakan orang lain untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen
dan Meckling, 1976). Negara demokrasi modern didasarkan pada serangkaian
hubungan prinsipal-agen. Antara prinsipal dan agen sering terjadi masalah keagenan
karena adanya konflik kepentingan yang dimiliki oleh principal dan agen (Halim dan
Abdullah, 2006). Teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi sektor publik.
Pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten/kota sering mempraktikkan agency
theory dalam penyusunan rancangan APBD (Adiwiyana, 2011).
2) Teori Kontinjensi
1. Kelebihan
1) Penelitian ini disajikan secara ringkas dengan hasil dan pembahasan lengkap,
dimana teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov, uji autokorelasi Durbin-Watson, uji multikoleniaritas, uji
heteroskedastisitas, uji Statistik Deskriptif, dan Analisis Regresi Linear
Berganda. Dengan beberapa pengujian tersebut keseimpulan yang dihasilkan
akan valid dan reliabel.
2. Kekurangan
Ruang lingkup penelitian hanya pada daerah tertentu sehingga belum bisa
dibandingkan dengan penelitian daerah lainnya.
1. Rekomendasi Perbaikan