Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.20, No.3 September 2016, hlm.

395–406
Terakreditasi SK. No. 040/P/2014
http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp

ANALISIS STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM


DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
INDEK LQ-45 PERIODE 2010 – 2016

Ibnu Khajar
Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)
Jl. Raya Kaligawe, Km4, Semarang – Indonesia.

Abstract
Stock split is not a new issue in Indonesia Stock exchange. There are many controversies are found in the
research results about the impact of the corporation action on the company value and stock trading volume.
This study aims to analyze the impact of stock split on stock price and stock trading volume. Four companies
incorporated in LQ-45 of Indonesia Stock Exchange become the sample of this research. One sample t-test and
paired sample t-test are used as the statistical analysis method. The result shows that corporation action of stock
split positively impact on stock price, but negatively impact on stock trading volume.
Key Words: Stock Split, Stock Reverse, One Sample T-Test, Paired Sample T-Test.

PENDAHULUAN emiten yang melakukan corporate action tersebut


hanya sekitar 18% yang melakukan penggabungan
Pemecahan saham bukan masalah yang
saham sisanya adalah melakukan pemecahan saham,
baru untuk Bursa Efek Indonesia, terbukti sejak
sebagaimana Tabel 1.
periode 2010 hingga saat ini tidak kurang dari 66
emiten telah melakukan pemecahan saham baik Tabel 1. Corporate Action Stock Split dan Reverse 2010 – 2016
stock split (pemecahan saham) ataupun stock reverse Corporate 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Action
(penggabungan saham). Banyak investor
Stock Split 6 11 16 11 5 14 3
memandang pemecahan saham merupakan sinyal Reverse 2 2 3 1 2 2 -
semakin baiknya kinerja perusahaan dan Stock
Sumber: PT Kustodion Sentral Efek Indonesia
sebaliknya penggabungan saham sinyal negatip
pertanda semakin buruknya kinerja perusahaan. Keyakinan investor bahwa pemecahan saham
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan dari 66 merupakan sinyal baik tidak sepenuhnya benar

Korespondensi dengan Penulis:


Ibnu Khajar, HP +6281326568880
e-mail: didijon58@yahoo.co.id

| 395 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 20, No.3, September 2016: 395– 406

beberapa hasil penelitian ada yang mendukung dan T.Nguyen (2012). Berdasarkan research gap
sekaligus ada yang kontra. Mishra (2006), Bechmann tersebut, maka urgen dan menarik untuk diteliti
dan Raaballe (2007) dan Cakraborty (2012) meng- bagaimana dampak aksi korporasi pemecahan
anggap bahwa Kebijakan pemecahan saham hanya- saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI)
lah pemercantik (lipstick) saja dan tidak mem- terhadap harga saham dan volume perdagangan
pengaruhi kekayaan pemegang saham, jumlah lem- saham.
bar saham menjadi semakin banyak akan tetapi de-
ngan harga saham yang lebih murah. Akan tetapi
Tujuan Penelitian
bagaimana harga saham pada beberapa periode
kedepan pasca aksi merupakan peristiwa yang Pemecahan saham merupakan corporate ac-
menarik untuk diteliti. Jika harga saham beberapa tion yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
periode kedepan pasca aksi korporasi berakibat yang telah go-publik baik di Indonsia maupun di
pada naiknya harga saham maka aksi tersebut men- Bursa – Bursa negara lain. Permasalahan dalam
datangkan manfaat pada para pemegang saham penelitian ini adalah bagaimana harga saham dan
karena kekayaan meningkat pasca aksi korporasi volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
tersebut, akan tetapi jika harga saham justru menu- pemecahan saham. Sehingga tujuan dalam peneli-
run maka aksi tersebut akan menurunkan kekayaan tian ini adalah ingin mengetahui dan menganalisis
dan menimbulkan kerugian. Kurniawati (2003) haraga saham dan volume perdagangan saham
melakukan riset terkait masalah pemecahan saham pada perusahaan-perusahaan yang melakukan cor-
mencatat mencatat bahwa terdapat abnormal porate action stock split. Hasil kahir dari penelitian
negatip disekitar pengumuman pemecahan saham, ini diharapkan bermanfaat untuk menambah refe-
artinya pasca aksi harga saham justru menurun. rensi maupun informasi bagi investor di pasar
Berbeda halnya dengan Waweru dan Mwendwa modal dalam pengambilan keputusan mereke da-
(2012) mencatat bahwa dari 10 perusahaan setelah lam investasi saham. Selain itu juga diharapkan
melakukan pemecahan saham di Nairobi Stock Ex- dapat menambah wawasan dan referensi bagi
change (NSE) 5 perusahaan harga sahamnya naik mahasiswa khususnya Mahasiswa Fakultas
dan 5 perusahaan pula harga sahamnya turun. Ekonomi mata kuliah Manajemen Keuangan pada
Metha, Yadav dan Jain (2011) hasil penelitiannya umumnya dan manajemen Investasi portfolio dan
mencatat bahwa mayoritas responden tidak pasar modal khususnya.
percaya pemecahan saham memberikan sinyal
positip tentang prospek kedepan perusahaan. Pooja HIPOTESIS
(2013) mencatat perusahaan yang melakukan
pemecahan saham di bursa efek India tidak ber- Pemecahan dan Penggabungan Saham
pengaruh terhadap harga saham. Ford, H. Nguyen Terdapat dua jenis pemecahan saham yaitu
dan T. Nguyen (2012) menyatakan bahwa pasca forward split dan reverse split (Yan dan Junbo,2012).
pemecahan saham harga saham justru mengalami Bechmann dan Raaball (2007) menyatakan forward
penurunan. split menjadikan satu lembar saham lama dipecah
Jika dilihat dari likuiditas pasca pemecahan kedalam sejumlah lembar saham baru dengan
saham banyak hasil penelitian mencatat adanya menurunkan nilai nominal saham, dan total modal
kenaikan secara signifikan, sebagaimana dalam saham tidak berubah. Terkait dengan forward split,
Mishra (2006), Cakraborty (2012), Kurniawati (2003), Jones (2007:41) menyatakan bahwa stock split
Waweru dan Mwendwa (2012), Metha, Yadav dan melibatkan penerbitan jumlah lembar saham yang
Jain (2011), Pooja (2013) serta Ford, H.Nguyen, lebih besar proporsional dengan lembar saham

| 396 |
Analisis Stock Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Indek LQ-45 Periode 2010 – 2016
Ibnu Khajar

yang beredar. Dengan stock split, nilai buku dan Di dalam banyak buku leteratur keuangan
nilai nominal (par) berubah, sebagai contoh masing- disebutkan bahwa perusahaan didirikan dalam
masing nilai akan dipotong setengah jika rasio split rangka mendapatkan laba (keuntungan) dan
adalah 1:2. Hwang et al (2012) menyatakan reverse meningkatkan kekayaan pemilik. Jika perusahaan
splits adalah peristiwa yang tidak biasa dimana beroperasional dengan untung maka secara kumu-
perusahaan mensubstitusi beberapa lembar saham latip semakin panjang periode waktu berjalannya
dengan satu lembar saham tanpa perubahan apa- perusahaan maka akan semakin besar pula keka-
pun dalam total kapitalisasi modal saham. yaan pemilik perusahaan. Berapa naiknya keka-
Beberapa alasan mengapa perusahaan mela- yaan pemilik dapat dihitung dari berapa besar ke-
kukan pemecahan saham diantaranya Forward split untungan yang diperoleh baik dalam bentuk uang
memecah satu lembar saham menjadi beberapa tunai maupun dalam bentuk asset lainnya. Khusus
lembar sehingga mengakibatkan lebih banyak untuk perusahaan yang sudah go public, berapa
lembar saham dibandingkan sebelumnya, tetapi besar kekayaan pemilik perusahaan analog dengan
harga perlembar saham menjadi lebih murah. berapa kekayaan para pemegang saham relatip
Sedangkan reverse split adalah menggabungkan/ mudah untuk dihitung. Karena perusahaan yang
mengkombinasi beberapa lembar saham menjadi sudah go public mempunyai harga pasar saham
satu lembar saham, akibatnya harga perlembar (pasar sekunder), berapa kekayaannya dengan
saham meningkat dan saham beredar menurun. sederhana tinggal dihitung berapa lembar saham
yang dimiliki dikalikan dengan harga per lembar
Harga Saham sahamnya di pasar. Bagaimana kekayaan mereka
bisa meningkat, hal ini akan pararel dengan kinerja
Saham merupakan bukti kepemelikan atas perusahaan, tingkat keuntungan perusahaan. Jika
suatu perusahaan. Siapapun yang memiliki lembar perusahaan di mana mereka memiliki sahamnya
saham dari suatu perusahaan yang telah go pub- memperoleh keuntungan maka harga pasar
lic, baik diperoleh melalui pembelian saham di
sahamnya juga akan meningkat. Meskipun jumlah
Bursa Efek ataupun diperoleh selain itu, misalnya
lembar saham yang dimiliki tetap akan tetapi
melalui bonus yang diterimanya dari perusahaan
harga pasar sahamnya naik maka kekayaan inves-
berupa lembar saham, maka orang tersebut meru-
tor pemegang saham tersebut juga meningkat.
pakan pemegang saham atau pemilik perusahaan
Meningkatnya kekayaan pemilik analog dengan
sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki.
telah tercapainya tujuan perusahaan. Sehingga khu-
Semakin banyak jumlah lembar saham yang
sus untuk perusahaan yang sudah go public baik
dimiliki semakin besar prosentase kepemilikan atas
buruknya kinerja perusahaan dapat diamati dari
perusahaan dimaksud.
pergerakan harga saham. Harga saham mengalami
Saham mempunyai beberapa jenis harga,
naik dan turun sesuai untung ruginya operasional
harga nominal dan harga pasar. Perusahaan yang
perusahaan.
sudah go public mempunyai harga nominal dan
harga di pasar baik di pasar perdana ataupun di Mengapa harga saham naik dan turun banyak
pasar sekunder. Terkecuali untuk harga saham di factor yang mempengaruhinya dan secara garis
pasar sekunder, harga nominal dan harga pasar besar dikelompokkan menjadi dua yaitu factor
perdana bersifat statis. Dalam perkembangannya internal (mikro) maupun eksternal (makro). Inter-
harga nominal juga akan berubah manakala per- nal tercermin dalam keadaan perusahaan, bagai-
usahaan (emiten) melakukan aksi korporasi misal- mana penjualan dan pertumbuhan penjualan, bagai-
nya pemecahan saham (stock split) atau sebaliknya mana efisiensi biaya operasional perusahaan baik
penggabungan saham (stock reverse). yang bersifat variable ataupun bersifat tetap apa-

| 397 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 20, No.3, September 2016: 395– 406

kah semakin efisien atau tidak, bagaimana tingkat beda (asimetri informasi), keadaan ini adalah
keuntungan perusahaan. Sedangkan eksternal per- sangat wajar karena pihak internal setiap hari ber-
usahaan biasanya tidak dapat dikendalikan per- hadapan langsung dengan keadaan fundamental
usahaan, seperti tingkat bunga perbankan, harga perusahaan dengan juga secara langsung menjalan-
BBM, listrik, keadaan social politik dan hokum. kan perusahaan. Oleh karena itu ketika perusahaan
Harga saham perusahaan akan berfluktuasi jika mengadakan aksi korporasi pemecahan saham
factor-faktor baik internal maupun eksternal meng- dapat dipandang sebagai sinyal bahwa perusahaan
alami perubahan. mempunyai kinerja yang lebih baik atau minimal
mempunyai potensi peningkatan kinerja perusa-
Volume Perdagangan Saham haan pada masa mendatang. Jika harga saham
perusahaan sudah relatip mahal, meskipun kinerja
Volume perdagangan saham dapat dijadikan perusahaan meningkat maka relatip tidak dapat
salah satu indicator kondisi bursa tersebut apakah mendongkrak harga saham meningkat secara signi-
ramai atau sepi, semakin besar volume perdagang- fikan, diantaranya karena investor tidak mampu
an semakin ramai bursa artinya semakin banyak membeli karena harga sudah mahal begitu juga
lembar saham yang ditransaksikan. Volume per-
akses investor tidak banyak karena yang mampu
dagangan saham tercatat baik dalam jumlah lembar
membeli saham dengan harga yang relatip tinggi
saham maupun nilai rupiah saham. Misalnya
tidak banyak khususnya pada kelompok investor
tanggal 27-01-2016 nilai perdagangan saham harian
menengah kebawah.
BEI mencapai 5,4 milyar lembar saham atau ana-
log dengan 5,3 Trilyun rupiah (Kontan, 27-01-2016). Menurut hipotesis signaling manajer dapat
Semakin banyak investor yang menjual atau menggunkan distribusi saham untuk sinyal berita
membeli saham maka akan semakin tinggi nilai baik (good news) atau ekspektasi optimistis untuk
perdagangan saham. para investor di pasar modal. Sebagai pihak inter-
Terdapat beberapa rasio yang digunakan nal (insider) perusahaan para manajer biasanya
untuk mengukur volume perdagangan saham yaitu mempunyai estimasi terkait prospek perusahaan
TVA (Trade Volume Activity) merupakan rasio yang lebih baik dibanding dengan pihak luar (out-
antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan sider). Oleh karena itu manajer dapat menyam-
jumlah saham beredar. Semakin besar nilai TVA paikan informasi internal mereka kepada investor
maka bisa dinterprestasikan semakin banyak vol- melalui keputusan keuangan (Powell, Phillips
ume saham yang diperdagangkan. Joshipura (2009) dan Baker, 1995).
menggunakan ratio volume dimana jika nilainya Pemecahan Saham, Nilai Perusahaan dan
satu atau mendakati satu maka dikatakan volume Volume Perdagngan Saham
perdagangan saham adalah normal, akan tetapi
jika nilai rasio tidak sama dengan satu dikatakan Aksi korporasi pemecahan saham dianggap
volume perdagangan saham tidak normal. Kaita- sebagi sinyal baik sehingga dapat mempengaruhi
nya dengan aksi korporasi dalam pemecahan harga saham dan akhirnya nilai perusahaan. Jadi
saham, nanti akan dikaji bagaimana rasio volume kalau perusahaan memecah saham berarti
perdagangan saham dengan adanya peristiwa dianggap perusahaan mempunyai kinerja yang
pemecahan saham. lebih baik sehingga pasca pemecahan saham harga
saham akan naik dan pada akhirnya nilai perusaha-
an juga akan naik. Lakonishok and Lev (1987)
Signalling Hypothesis menyatakan bahwa rata-rata pertumbuhan penda-
Informasi yang ada dipihak manajemen de- patan (earnings) periode sebelum pemecahan saham
ngan informasi yang diterima investor adalah ber- adalah lebih tinggi dibanding dengan perusahaan

| 398 |
Analisis Stock Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Indek LQ-45 Periode 2010 – 2016
Ibnu Khajar

yan tidak melakukan pemecahan saham, begitu juga digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu
pasca pemecahan saham tetap lebih tinggi. peristiwa terhadap harga suatu sekuritas. Peristiwa
Pasca pemecahan saham harga saham dengan bisa dalam bentuk pengumuman/ informasi yang
nilai nominal baru yang kecil dibandingkan sebe- dikeluarkan atau diterbitkan oleh perusahaan
lumnya secara langsung berpengaruh terhadap (emiten) yang Go-Publik, misalnya pengumuman
harga jual saham per lembar saham menjadi lebih laba, dividen, stock split dan right issue. Penelitian
murah. Konsekwensinya dengan harga saham yang ini akan mengkaji pengaruh stock split terhadap
lebih murah maka lebih banyak investor yang mam- harga dan volume perdagangan saham. Reaksi
pu membeli saham tersebut sehingga volume per- pasar dalam bentuk perubahan harga saham dapat
dagangan akan meningkat. diukur dengan menggunakan return atau abnormal
Terdapat beberapa research sebelumnya return yang terjadi di seputar hari pengumuman
terkait masalah aksi korporasi terhadap nilai stock split.
perusahaan baik yang mendukung ataupun yang
Secara umum metodologi dalam penelitian
bertentangan. Pooja (2013) menyebutkan bahwa
studi peristiwa mengikuti prosedur sebagai berikut:
aksi korporasi pemecahan saham tidak berpenga-
(1) mengumpulkan sampel perusahaan yang
ruh pada harga saham dan nilai perusahaan tetapi
berpengaruh terhadap volume perdagangan mempunyai suatu peritiwa yang ingin diteliti, (2)
saham. Cakrabroty (2012) menyebutkan dalam menentukan dengan tepat hari atau tanggal cum
penelitiannya bahwa aksi korporasi pemecahan date (tanggal terakhir saham diperdagangkan
saham mengahasilkan return positip pada hari dengan nilai nominal lama pengumuman dan dite-
pemecahan saham. Mishra (2006) dalam peneli- tapkan sebagai hari 0, (3) menentukan periode pe-
tiannya menyatakan bahwa aksi korporasi peme- nelitian atau event window sebanyak 11 hari, 5 hari
cahan saham berpengaruh negatip terhadap harga sebelum pengumuman corporate action dan 5 hari
saham tetapi berpengaruh positip terhadap vol- seseduah cum date, (4) untuk setiap sampel per-
ume perdagangan saham. Fama, Fisher, Jensen, and usahaan dihitung return saham dalam periode
Roll (1969) menemukan dalam penelitiannya harian (5) menghitung abnormal return (mean adjusted
bahwa dengan menggunakan sampel sebanyak 60 model) pada setiap periode di periode jendela untuk
perusahaan dan periode waktu 60 bulan ditemukan seluruh emiten yang menjadi sampel penelitian
bukti empiris sebelum pemecahan saham abnor- dari return yang sudah didapatkan untuk tiap per-
mal return positip tetapi pasca pemecahan saham usahaan, (6) menguji secara statistic abnormal re-
tidak terdapat abnormal return. Berdasarkan kajian turn signifikan atau tidak.
teoritis tersebut maka terdapat dua hipotesis pene-
litian:
1. Terdapat abnormal return di sekitar pengumum- Populasi dan Sampel
an pemecahan saham (stock split). Populasi yang digunakan dalam penelitian
2. Terdapat perbedaan volume perdagangan ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
saham sebelum dan sesudah pengumuman Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang masuk dalam daftar
pemecahan saham (stock split). saham Indek LQ45 dan telah melakukan stock split
pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2016. Sampel
METODE dipilih berdasarkan kriteria tertentu (purposive sam-
pling) sesuai dengan rencana penelitian. Kriteria
Jenis Penelitian pemilihan sampel adalah:
Penelitian ini menggunakan metodologi 1. Tanggal pengumuman peristiwa pemecahan
studi peristiwa (event study). Event study umumnya saham serta Cume Date dapat diketahui.

| 399 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 20, No.3, September 2016: 395– 406

2. Perusahaan yang dipilih tidak melakukan com- 4. Return saham, yaitu harga penutupan pada hari
pany action lain kecuali melakukan pemecahan tertentu dikurangi dengan harga penutupan
saham (stock split) pada event window disekitar hari sebelumnya, dibagi dengan harga penu-
hari pengumuman. Alasan penggunaan kriteria tupan hari sebelumnya.
tersebut adalah untuk menghindari bias pada 5. Abnormal return merupakan selisih antara re-
harga saham yang disebabkan oleh company turn riil pada pada periode jendela dikurangi de-
action tersebut. Setelah dilakukan seleksi, per- ngan return yang diharapkan/biasanya (mean-
usahaan yang memenuhi kriteria tersebut ber- adjusted model).
jumlah 8 perusahaan.
3. Harga saham disekitar pengumuman peristiwa
Model Analisis Data
dapat diperoleh
4. Volume perdagangan disekitar pengumuman 1. Model perhitungan return saham individu
peristiwa dapat diperoleh Pi..t Pi.t 1
Ri
Pi.t 1

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di Dimana:


atas, diperoleh sampel sebanyak 4 Emiten, yaitu
R i.t = return saham i pada hari ke-t (hari
PT Telkom (TLKM), PT Kalbe Farma (KLBF), PT
ini)
Astra Internasional Indonesia (ASII) dan PT Bank
Rakyat IndonesiaI). P i.t-1 = harga saham i pada hari ke t-l
(hari sebelumnya)
2. Model perhitungan abnormal return mean ad-
Data dan Sumber Data
justed model
Penelitian ini menggunakan data sekunder. RTNi,t = Ri,t – 6[Ri,t]
Daftar perusahaan yang melakukan stock split baik
Dimana:
tanggal pengumuman maupun cum date diperoleh
RTNi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada
dari Harian bisnis Indonesia dan PT Kustodion
periode peristiwa ke-t.
Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan harga
saham periode harian diperoleh dari Yahoo Finance. E[Ri,t] = 6 Ri,j / T, return ekspektasi sekuritas
ke-i pada periode peristiwa ke-t.
Ri,j = return realisasi sekuritas ke-I pada
Derinisi Operasional Variabel
periode estimasi ke-j
Untuk mengetahui pengaruh pengumuman T = lamanya periode estimasi
stock split terhadap kemakmuran pemegang saham
3. Model pengujian hipotesis
digunakan variabel sebagai berikut:
1. Paired Sampel t-test
1. Hari tanggal cum-date ditetapkan sebagai periode
nol (t=0) dalam periode jendela yaitu hari Alat uji statistic ini digunakan untuk
tanggal terakhir saham diperdagangkan dengan mengetahui ada tidaknya perbedaan
nilai nominal lama. Trade Volume Activity (TVA) sebelum
dan sesudah aksi korporasi dalam hal ini
2. Lima hari setelah peristiwa yaitu periode 5 hari
pemecahan saham (stock split). Rumusan
setelah periode t=0 (cum-date).
hipotesisi yang diajukan:
3. Lima hari sebelum peristiwa ditetapkan periode
lima hari sebelum tanggal pengumuman peristiwa.

| 400 |
Analisis Stock Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Indek LQ-45 Periode 2010 – 2016
Ibnu Khajar

H o : P1 P 2 , tidak terdapat perbedaan TVA emiten terkait dilihat dari ada tidaknya perubahan
sebelum dan sesudah aksi korporasi harga saham dan volume perdagangan saham dise-
H 1 : P1 z P 2 , ada perbedaan TVA sebelum kitar hari dan tanggal aksi korporasi stock split.
Indikator dari perubahan harga saham tercermin
dan sesudah aksi korporasi
pada ada tidaknya abnormal return dan volume
Pengambilan keputusan, Ho diterima jika perdagangan saham dari trade volume activity
tingkat signifikasi lebih besar dari 0.05 (TVA).
(alpha 5%) atau 0.10 (alpha 10%), dan seba- Abnormal return
liknya jika tingkat signifikasi kurang dari
Merupakan return yang tidak normal, yaitu
0,05 (alpha 5%) atau 0,10 (alpha 10%) maka
kelebihan return diatas atau dibawah return biasa-
H1 diterima.
nya (expected return). Penelitian ini mengidentifi-
2. One Sample t-test kasinya di periode jendela (window periode) yaitu
Alat uji statistic ini digunakan untuk lima hari setelah cum-date, satu hari bertepatan
mengetahui ada tidaknya abnormal return dengan cum-date dan lima hari sebelum peng-
disekitar pengumuman aksi korporasi umuman aksi korporasi tersebut. Abnormal return
pemecahan saham. Rumusan hipotesisi dari emiten yang dijadikan sampel disekitar peng-
yang diajukan: umuman stock split sebagaimana Tabel 4.
H o : P1 0, tidak terdapat abnormal return
H 1 : P1 z 0, terdapat abnormal return

Pengambilan keputusan, Ho diterima jika


tingkat signifikasi lebih besar dari 0.05
(alpha 5%) atau 0.10 (alpha 10%), dan
sebaliknya jika tingkat signifikasi kurang
dari 0,05 (alpha 5%) atau 0,10 (alpha 10%)
maka H1 diterima.
Gambar 1. Visual Grafis
HASIL Abnormal Return di Sekitar Periode Jendela
Sumber: data yang diolah
Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel utama dalam penelitian ini adalah Berdasarkan Tabel 4. dapat deskripsikan
harga saham dan volume perdagangan saham dise- bahwa abnormal return untuk setiap sampel pene-
kitar corporate action stock split. Pengaruh aksi litian pada tiap-tiap periode di periode jendala meng-
korporasi pemecahan saham terhdap harga saham alami perubahan-perubahan, hal ini menunjukkan

Tabel 4. Abnormal Return Di Sekitar Pengumuman Stock Split


No. -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
BBRI -.016 -0.006 0.028 -0.025 -0.055 0.031 0.040 0.019 0.008 -.021 -.011
TLKM -.014 0.016 0.003 -0.052 -0.067 -.053 0.063 0.034 -.013 -.024 0.022
KLBF 0.005 -0.001 0.005 0.092 -0.033 0.021 -.011 0.010 0.020 -.001 -.011
ASII -.015 -0.012 -.007 -0.003 -0.001 -.015 0.057 0.053 -.022 -.022 -.008
Sumber: data yang diolah

| 401 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 20, No.3, September 2016: 395– 406

bahwa aksi korporasi berupa pemecahan saham jendela sebelum t=0. Sedangkan TVA pada periode
mempengaruhi harga saham terbukti adanya naik setelah t=0 relatip stabil. Variasi perubahan Trade
dan turunnya abnormal return di periode jendela. Volume Activity untuk setiap periode jendela dan
Variasi perubahan abnormal return untuk setiap untuk masing-masing sampel penelitian akan lebih
periode jendela dan untuk masing-masing sampel jelas terlihat pada visual grafis sebagaimana
penelitian akan lebih jelas terlihat pada visual grafis Gambar 4.2.
sebagaimana Gambar 1.
PEMBAHASAN
Trade Volume Activity (TVA) Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham
TVA merupakan ukuran untuk melihat Penelitian ini focus pada pengaruh aksi kor-
adanya perubahan volume perdagangan disekitar porasi berupa pemecahan saham terhadap harga
aksi korporasi yaitu pemecahan saham. Rangkuman saham. Pengaruhnya tehadap harga saham akan
Trade Volume Activity (TVA) dari emiten yang dilihat dari ada tidaknya abnormal return di seki-
dijadikan sampel disekitar pengumuman stock split tar pengumuman stock split, sehingga hipotesis
sebagaimana Tabel 4.2. yang diajukan adalah terdapat abnormal return di
periode jendela. Berdasarkan analisis statistic de-
ngan metode One Sample t tes, hasil secara empiris
menunjukkan terdapat abnormal return baik sebelum
pengumuman aksi korporasi maupun pasca cum-
date aksi korporasi. Sehari sebelum diumukannya
aksi koporasi harga saham justru turun hal ini
terbukti adanya abnormal return negatip 3,89%
dan signifikan (tingkat signifikansi 7,5% < alpha
Gambar 4.1. 10%). Kemudian dua hari pasca cum-date harga
Visual Grafis Trade Volume Activity saham naik, hal ini terbukti adanya abnormal re-
turn positip 2,86% dan signifikan (tingkat signifi-
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat deskripsikan kasi 5,5% < alpha 10%) dan empat hari pasca cum-
bahwa TVA untuk setiap sampel penelitian pada date harga saham justru turun, hal ini terbukti ada-
tiap-tiap periode di periode jendala sebelum t=0 nya abnormal return negatip 1,70% dan signifikan
mengalami perubahan-perubahan, hal ini menun- (tingkat signifikasi 5,3% < alpha 10%). Dengan
jukkan bahwa aksi korporasi berupa pemecahan demikian bahwa hipotesis penelitian yang menya-
saham mempengaruhi volume perdagangan saham takan bahwa terdapat abnormal return yang signi-
terbukti adanya naik dan turunnya TVA di periode fikan di periode jendala dapat diterima.

Tabel 4.2. Trade Volume Activity (TVA) Sampel Penelitian di Sekitar Pengumuman Stock Split
No. -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
BBRI 0.001 0.002 0.002 0.002 0.005 0.002 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
TLKM 0.005 0.003 0.005 0.007 0.006 0.006 0.001 0.001 0.001 0.001 0.000
KLBF 0.004 0.004 0.005 0.007 0.011 0.005 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
ASII 0.008 0.008 0.011 0.012 0.013 0.011 0.001 0.001 0.001 0.000 0.001
Sumber: data yang diolah

| 402 |
Analisis Stock Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Indek LQ-45 Periode 2010 – 2016
Ibnu Khajar

Hasil analisis secara empiris membuktikan tidak banyak investor yang tertarik untuk membeli
bahwa pemecahan saham berpengaruh signinifikan saham tersebut meskipun emiten mempunyai
terhadap harga saham baik pada periode sebelum kinerja yang semakin baik. Sebagai contoh sebelum
pengumuman maupun pada periode pasca cum- emiten saham Multi Bintang (MLBI) melakukan
date aksi korporasi. Akan tetapi reaksi pasar justru pemecahan saham harga saham perlembar sangat
bervariasi terhadap aksi ini terbukti pada periode- mahal untuk ukuran saham-saham di Bursa Efek
periode tersebut terdapat abnormal return baik Indonesia (BEI) Rp.1500.000; per-lembar saham.
positip maupun negatip. Tepatnya sehari sebelum Pada harga tersebut tentunya sangat mahal bagi
pengumuman terdapat abnormal return negatip investor level menengah kebawah untuk membeli
dan dua hari pasca cum-date terdapat abnormal saham tersebut, karena pembelian unit saham
return positip. minimal di BEI adalah 1 lot maka investor mini-
Abnormal return negatip sebelum peng- mal harus mengeluarkan dana investasi sebesar
umuman mengindikasikan bahwa aksi korporasi 150 juta Rupiah dan buakn merupakan jumlah dana
ini tidak diketahui oleh investor, keputusan inves- yang kecil bagi investor menengah kebawah. Oleh
tor tidak memasukkan informasi terkait dengan karena itu harga saham relatip stagnan meskipun
pemecahan saham. Sehingga keputusan mereka kinerja emiten mengalami perbaikan-perbaikan.
diprediksi berdasarkan informasi pada umumnya Alasan kedua mengapa harga saham naik
yang ada dipasar saat itu, yaitu berdasarkan fac- (abnormal return positip) pasca eksekusi pemecah-
tor fundamental dan teknikal. Aksi korporasi ini an saham adalah harga saham menjadi semakin
dapat dimaknai tidak bocor sebelum diumumkan murah dimata investor. Semakin murahnya harga
kepublik terbukti tidak ada abnormal return posi- saham pasca aksi berakibat investor yang pada
tip sebelum periode tersebut, tetapi justru abnor- mulanya tidak mampu membeli saham tersebut,
mal return negatip. Hasil empiris ini mendukung pasca aksi investor menjadi mampu beli sehingga
Kurniawati (2013). semakin banyak investor yang tertarik pada saham
Berbeda halnya reaksi pasar atas aksi korpo- tersebut. Sesuai dengan hukum supply demand jika
rasi pasca eksekusi yaitu terdapat abnormal return sisi demand mengalami kenaikan maka harga akan
positip. Harga saham naik secara signifikan pasca naik. Sebagaimana halnya emiten yang melakukan
pemecahan saham, investor bereaksi secara positip. aksi korporasi, diprediksi sisi demand meningkat
Hasil empiris ini mendukung penelitian sebelum- selanjutnya mendorong harga saham naik dan ab-
nya sebagaimana Cakrabroty (2012), tetapi berten- normal return positip signifikan.
tangan dengan hasil penelitian Fama, Fisher,
Jensen, and Roll (1969), Mishra (2006) dan Pooja Pengaruh Stock Split Terhadap Volume
(2013). Minimal terdapat dua alasan mengapa
Perdagangan Saham
pemecahan saham bisa meningkatkan harga saham,
pertama investor menginterprestasikan kinerja Penelitian ini selain focus pada pengaruh aksi
emiten yang melakukan aksi meningkat atau korporasi berupa pemecahan saham terhadap
terdapat potensi kenaikan kinerja di masa yang harga saham juga pada volume perdagangan
akan datang. Terkait dengan pemecahan saham saham. Pengaruhnya tehadap volume perdagangan
mengapa dilakukan karena kalau harga saham saham akan dilihat dari ada tidaknya perbedaan
sadah mahal maka meskipun kinerja membaik antara Trade Volume Activity (TVA) sebelum dan
harga saham tidak bisa naik lagi secara signifikan, sesudah aksi korporasi pemecahan saham.
oleh karena itu emiten melakukan pemecahan sa- Berdasarkan analisis statistic dengan metode paired
ham. Harga saham yang mahal mengakibatkan Sample t tes, hasil empiris dapat dinterprestasikan

| 403 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 20, No.3, September 2016: 395– 406

bahwa TVA pasca aksi korporasi justru turun, dari dalam TVA yang menurun tersebut terkandung
0,6% sebelum aksi koporasi menjadi 0,1% pasca data kenaikan volume perdagangan saham dalam
aksi koporasi. dan signifikan dengan tingkat signi- arti kanaikan volume pembelian saham sehingga
fikasi 0,000 (tingkat signifikasi < 5%). Sehingga mengakibatkan naiknya harga saham.
hipotesis penelitian bahwa terdapat perbedaan Analisis lain mengapa TVA justru menurun
TVA yang signifikan sebelum dan sesudah aksi pasca aksi korporasi adalah periode pengamatan
korporasi pemecahan saham diterima. (window periode) yang terlalu pendek (penelitian ini
Secara empiris terbukti volume perdagangan menggunakan 11 hari sebelum dan sesudah)
saham justru menurun secara signifikan paska sehingga banyak investor banyak melakukan aksi
eksekusi aksi pemecahan saham. Terdapat beberapa beli dan sedikit yang melakukan aksi jual sehingga
logika berpikir positip dari investor dan hal ini secara keseluruhan TVA menurun. Investor akan
memperkuat temuan empiris pertama yaitu harga menjual saham-sahamnya jika sudah memperoleh
saham naik pasca aksi. Investor berkeyakinan gain yang signifikan dalam waktu yang relatip
bahwa emiten pelaku aksi mempunyai kinerja yang pendek belum bisa tercapai. Pada akhirnya hasil
semakin baik atau minimal ada potensi kenaikan penelitian ini bertentangan dengan rabroty (2012),
kinerja. Oleh karena itu pasca aksi yang banyak Fama, Fisher, Jensen, and Roll (1969), Mishra (2006)
terjadi adalah aksi beli, sisi demand naik meng- dan Pooja (2013).
akibatkan naiknya harga saham (memperkuat te- Bagi investor yang akan memutuskan aksi
muan empiris pertama yaitu abnormal return po- beli atau jual saham di pasar modal sudah selayak-
sitip signifikan) sedangkan aksi jual menurun se- nya memperhatikan aksi korporasi emiten dimana
hingga TVA menurun sesuai temuan empiris sahamnya akan dibeli. Sesuai hasil temuan empiris
kedua. Menurunnya aksi jual (perlu penelitian dalam penelitian ini bahwa aksi korporasi peme-
lebih lanjut) diakibatkan investor yang tidak ingin cahan saham berdampak pada kenaikan harga
menjual sahamnya saat ini mereka ingin meng-hold saham yang dimaknai kinerja emiten mengalami
saham tersebut dalam periode yang lebih lama lagi kenaikan atau minimal adanya potensi kenaikan
dengan harapan akan memperoleh gain yang lebih kinerja emiten. Oleh karena itu direkomendasikan
besar lagi atau mereka ingin mendapat dividen untuk membeli saham-saham dari emiten yang
yang besar lagi karena mereka yakin bahwa kinerja malakukan aksi korporasi pemecahan saham.
emiten pelaku aksi mempunyai kinerja yang sema-
Menurunnya volume perdagangan saham
kin baik.
(TVA) jangan diartikan saham semakin tidak di-
Analisis ini juga sebagai sinyal kurang sem- minati oleh investor, tetapi justru sebaliknya
purnanya variable TVA, yang mana hanya meng- diprediksi pasca akasi korporasi aksi jual saham
ukur jumlah volume perdagangan dimana dida- turun dan aksi beli saham naik karena investor ber-
lamnya mengandung volume penjualan dan pem- harap mendapatkan gain atau dividen yang lebih
belian saham. Sehingga jika terjadi TVA yang besar dari emiten-emiten yang melakukan aksi kor-
menurun sebagaimana ditemukan dalam penelitian porasi pemecahan saham pada periode pasca
ini, tidak diketahui yang turun adalah penjualan eksekusi aksi korporasi tersebut.
saham atau pembelian sahamnya. Naik dan
turunnya dua aspek tersebut mempunyai implikasi
besar pada emiten-emiten yang malakukan aksi KESIMPULAN
korporasi. Sesuai temuan pertama terkait adanya 1. Informasi aksi korporasi emiten yang ter-
abnormal return positip pasca aksi maka diprediksi gabung dalam Indeks LQ-45 tidak bocor kepu-

| 404 |
Analisis Stock Split terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Indek LQ-45 Periode 2010 – 2016
Ibnu Khajar

blik sebelum diumumkan terbutki secara empi- Bechmann and Raaballe (2007). Journal of Business Finance
ris tidak terdapat abnormal return positip & Accounting, 34(3) & (4), 574–604, April/May
2007, 0306-686Xdoi: 10.1111/j.1468-
pada periode sebelum pengumuman aksi kor-
5957.2007.02041.x, The Differences Between Stock
porasi pemecahan saham. Splits and Stock Dividends: Evidence on the Re-
2. Harga saham naik pasca aksi korporasi peme- tained Earnings Hypothesis, USA.
cahan saham, terbukti secara empiris terdapat Chhavi iVIehta, Surendra S. Yadav, and P.K. Jain (2011).
abnormal return positip signifikan. Temuan ini Managerial Motives for Stock Splits;Survey Based
dimaknai bahwa investor berkeyakinan kinerja Evidence from India. Journal Of Applied Finance-
emiten pelaku eksi mempunyai kinerja yang No. 1.
baik atau minimal mempunyai potensi kinerja Deborah A. Ford, Hoang H. Nguyen, and Van T. Nguyen
akan membaik sehingga mereka malakukan (2012). Analyst coverage and market reaction
aksi pembelian saham sehingga harga saham around stock split announcements, Applied Finan-
naik. cial Economics, 2012, 22, 135–145.
3. Volume perdagangan saham (TVA) pasca aksi Fama, Eugene F,, Lawrence Fisher, Michael C. Jensen,
korporasi menurun secara signifikan, hal ini and Richard Roll (1969). “The Adjustment of Stock
bukan berarti bertentangan dengan kesimpul- Prices to New Information, International Eco-
nomic Review 10:1 (February), 1-21.
an sebelumnya. TVA mencatat semua transaksi
saham baik aksi beli maupun jual, sehingga Hwang et al. (2012). International Atlantic Economic Soci-
dapat diinterprestasikan menurunnya TVA di- ety, Do Reverse Stock Splits Benefit Long-term
sebabkan aksi jual saham terkait aksi korporasi Shareholders?, Springer, DOI 10.1007/s11294-
012-9370-3.
pemecahan saham turun, sedangkan aksi beli
semakin meningkat sehingga harga saham Jones Charles P. (2007). Investments, John Wiley &
naik dan terdapat abnormal return positip sig- Sons(Asia) Pte. Ltd.
nifikan sebagaimana kesimpulan sebelumnya. Kurniawati, Indah. 2003. Analisis Kandungan Informasi
Stock Split dan Likuiditas Saham: Studi Empiris
pada Non-synchronus Trading. Jurnal Riset
SARAN Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 3. P. 264-275
1. Agar hasil penelitian lebih komprehensip maka Lakonishok, Josef and Baruch Lev, 1987, “Stock Splits
periode jendela bisa lebih diperpanjang misal- and Stock Dividends: Why, Who, and When,” Jour-
nya 61 hari, sehingga investor sudah mem- nal of Finance 42:4(September), 913-932.
punyai periode yang cukup untuk memahami
Madhumita Chakraborty (2012). The Equity Market
dampak aksi korporasi emiten. around the Ex-Split Date: Evidence from
2. Perlu penelitian lebih mendalam terkait IndiaVikalpa Volume 37 • NO 1 • January –
March.
dengan variable volume perdagangan saham
(TVA) sisi mana yang mengalami kenaikan Mishra (2006). International Journal of Theoretical and
atau penurunan, apakah pada sisi penjualan Applied Finance Vol. 10, No. 2 (2007) 251–
saham atau sisi pembelian saham akibat aksi 271c,World Scientific Publishing Company.
korporasi pemecahan saham. Mayank, Joshipura (2009). Indian Journal Of Finance,
Price and liquidity effects of stock split: An Em-
pirical evidence from Indian stock market, Vol-
DAFTAR PUSTAKA ume 3, Issue 10, October 2009.
Baker, Phillips & Powell (1995). Financial Practice and Nelson Maina Waweru and John Mwendwa (2012). Stock
Education, The Stock Distribution Puzzle: A Syn- Splits And Their Effect On Share Prices: A Study
thesis Of The Literature, Spring/Summer. Of Firms Listed On The Nairobi Stock Exchange

| 405 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 20, No.3, September 2016: 395– 406

(NSE), Academy of Accounting and Financial Studies Weihrich and Koontz (1990). Essentials of Management,
Journal, Volume 16, Number 2. Fifth Edition, McGraw-Hill Publishing Company,
Singapore.
Pooja (2013). Stock Split Announcement and Liquidity
Effect: Evidence from India,Vilakshan, XIMB Jour- Yan, Junbo (2012). Journal of Applied Finance, Stock Split
nal Vol.10 (1) ; March. Decisions: A Synthesis of Theory and Evidence,
United Stated.

| 406 |

Anda mungkin juga menyukai