PENDAHULUAN
obligasi. Untuk menarik pembeli dan penjual agar berpartisiapasi, pasar modal
harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual
dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat berharga dengan cepat. Pasar
modal dikatakan efisien jika harga dari surat berharga mencerminkan nilai dari
Pasar dikatakan efisien jika harga saham dengan cepat dapat merefleksikan
yang tersedia di pasar mampu memengaruhi naik turunnya harga suatu saham
bentuk corporate action yang dilakukan perusahaan adalah right issue, stock
1
split, saham bonus, pembagian dividen, initial public offering, konversi saham
(return) baik berupa pendapatan dividen (dividen yield) maupun pendapatan dari
selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dividen adalah
proposi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham
dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah` lembar saham yang dimilikinya.
harga saham maka akan ada beberapa pihak tertentu yang menggunakan
menjadi dua yaitu abnormal return positif dan abnormal return negatif. Investor
dapat diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, antara lain dividen
tunai, dividen properti, dividen likuidasi, dan dividen saham. Namun yang lebih
sering dibagikan kepada pemegang saham adalah dividen tunai dan dividen
saham (investor) dalam bentuk tunai atau kas. Pada tahun ini BEI mencatat dana
asing masih datang cukup deras. Ada 5 saham yang paling banyak diminati
2
investor asing yaitu BRI, Mandiri, Indofood, Telkomsel, dan Unilever. Hal ini
dibuat dengan hati hati. Ketika pihak perusahaan memutuskan untuk menaikkan
mendukung pembayaran dividen yang lebih tinggi tersebut. Kenaikan dividen ini
akan di tangkap oleh pasar sebagai sinyal positif atau good news (Spence, 1973)
Penelitian Pathirawasam (2009), Akbar dan Baig (2010), Yulia dan Artini
dan Sukartha (2013) Putra dan Sujana (2014) menguji reaksi pasar yang diukur
bahwa tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan sesudah
3
return, yang berarti terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman.
tertarik dan membeli saham tersebut maka volume perdagangan saham akan
modal dalam suatu periode tertentu. Jadi semakin likuid saham maka frekuensi
transaksi semakin tinggi. Hal tersebut menunjukkan minat investor untuk memiliki
saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang
Suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut tidak mengalami kesulitan
dalam membeli atau menjual kembali. Jika suatu saham likuid, bagi pihak
Saham likuid adalah saham yang mudah untuk dijadikan atau ditukarkan
4
penting yang harus diperhatikan Investor sebelum melakukan analisa (teknikal
jika memilih saham dengan likuiditas tinggi adalah lebih mudah ditransaksikan
dan lebih berpeluang dalam memperoleh return (Capital Gain), sehingga peneliti
ingin melihat pengaruh dari tinggi rendahnya likuiditas suatu saham terhadap
abnormal return yang akan diperoleh investor. Selain itu dari bebarapa penelitian
sebelumnya menunjukan likuiditas saham belum konsisten, sehingga hal ini lah
yang mendasari peneliti untuk menggunakan likuiditas saham sebagai salah satu
variabel independen.
Pada tahun ini Bursa Efek Indonesia mencatatkan rekor dari sisi
kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 24 persen per hari dan
(dalam hal ini adalah saham) memiliki permintaan yang tinggi dipasar maka
tingkat permintaannya. Jadi suatu saham yang likuid akan memiliki harga jual
yang tinggi, sehingga apabila harga suatu saham tinggi maka bila dijual kembali
akan memberikan return yang tinggi pula (Martiana, 2016). Hal ini menunjukan
5
likuiditas saham tinggi merupakan sinyal yang baik yang meramalkan bahwa
return yang akan diperoleh akan tinggi. Begitu pula sebaliknya (Spence, 1973)
terhadap abnormal return saham. Kemudian hasil pengujian secara simultan juga
dimasa yang akan datang. Besar kecilnya laba yang diumumkan akan
(Anwar, 2015).
Earnings adalah laba yang terdapat dalam laporan rugi laba, yaitu laba
bersih setelah dikurangi biaya operasional perusahaan. Informasi laba juga dapat
digunakan untuk membantu memprediksi laba di masa yang akan datang, serta
dapat menaksir risiko dalam investasi dan kredit. (Triyono, 2007). Menurut
Aharony dan Swary (1980) yang menyatakan bahwa terdapat dua alat untuk
semakin banyak, dan dimasa yang akan datang perusahaan akan semakin baik.
6
Sebanyak 405 atau sekitar 78% perusahan yang tercatat di bursa efek
Indonesia membukukan laba bersih dan 301 perusahaan atau sekitar 58%
investor. Karena menurut signaling theory, apabila laba yang dilaporkan oleh
apabila laba yang dilaporkan menurun maka perusahaan berada dalam kondisi
tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang buruk (Spence, 1973)
bentuk saham berharap untuk memperoleh return, baik dalam bentuk capital
gain maupun dividen. Jika earnings yang dihasillkan perusahaan tersebut besar
maka return yang akan diperoleh akan tinggi dan sebaliknya jika earnings yang
dihasilkan perusahaan kecil maka return yang akan diperoleh pun kecil.
Penelitian Sarwoko (2005), Hidayat dan Kholisoh (2010), Agustina dan Kianto
pemakai laporan keuangan dan para investor yang digunakan untuk mengambil
7
Penelitian ini merupakan replikasi dari Yulia dan Artini (2015) Dampak
latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
yang sudah sering digunakan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian
abnormal return
abnormal return
8
3. Untuk mengetahui apakah pengumuman earnings mempengaruhi hubungan
mengumumkan dividen
moderasi
9
BAB II
KERANGKA TEORITIK
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih
10
dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen pada
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu
informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor
dividen yang lebih tinggi daripada yang diharapkan adalah suatu “sinyal”
yang baik. Sebaliknya pengurangan dividen atau peningkatan yang lebih kecil
meramalkan laba yang buruk dimasa depan. Dalam hal ini maka dapat
informasi atau isyarat yang positif bagi para investor. Terjadinya perubahan
harga saham dapat dipengaruhi dari akibat terjadinya kenaikan atau penurunan
11
dividen didalam perusahaan. Apabila dividen mangalami kenaikan maka harga
pemegang saham.
akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar
dengan likuiditas saham pada pelepasan sejumlah saham dan harga saham,
yang dilakukan investor luar dengan volume dan harganya (Brigham & Houston,
2004)
dan interaksi
12
dalam persamaan (3) yaitu jika koefisien b2 dinyatakan tidak signifikan tetapi
variabel dependen.
13
moderasi ini hanya berperanan sebagai variabel independen dalam model
2.1.3 Dividen
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
Income After Tax atau Earnings After Tax. Dividen ini dibagikan kepada para
mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan
pertumbuhan perusahaan, akan tetapi dividen merupakan arus kas yang harus
dinyatakan dalam ukuran payout ratio yang merupakan rasio antara dividen dan
laba ditahan. Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting dalam
jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar
laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran
14
Menurut Weston and Brigham (1998) pembagian dividen merupakan
satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Pembagian dividen dapat
dimulai pada saat tanggal pengumuman (Declaration Date) yaitu tanggal pada
adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar
berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan, setelah itu tanggal
pengumuman dividen adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode
dividen.
akan datang
15
yang menyatakan bahwa terdapat dua alat untuk mengirim informasi
dipasar modal atau bursa efek dalam satu periode tertentu. saham yang likuid
akan lebih mmudah ditransaksikan, baik dijual maupun dibeli, serta lebih mudah
Semakin likuid maka semakin baik, karena investor akan lebih tertarik pada
saham yang likuid. Oleh karena itu, likuiditas saham diartikan sebagai tingkat
kecepatan sebuah sarana investasi untuk dicairkan menjadi dana cash atau
ditukar dengan suatu nilai. Jadi suatu saham dikatakan likuid jika investor dapat
saham tersebut menjadi kas tanpa adanya penurunan nilai terhadap saham
menerbitkan saham baru akan cepat terserap pasar, selain itu memungkinkan
mendapatkan keuntungan (gain). Jadi semakin likuid saham berarti jumlah atau
untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Pada penelitian ini tingkat likuiditas
16
saham akan diukur dengan data perdagangan pasar yaitu data bid price dan
ask price. Ask spread merupakan harga penawaran terendah, sedangkan bid
ini akan menyebabkan reaksi dari para investor. Informasi yang cepat juga
tepat dari emiten akan dicerminkan pada harga saham di pasar modal, dan
rugi laba, yaitu laba bersih dikurangi biaya operasional perusahaan. Jika terjadi
earnings perusahaan emiten ini. Earnings kerap dijadikan sebagai tolak ukur
perusahaan selama satu tahun berjalan (Munawir, 2004) Salah satu komponen
dilakukan oleh emiten. Earning kerap dijadikan sebagai tolak ukur perusahaan
17
oleh investor, karena earning mencerminkan kinerja keuangan perusahaan
selama satu tahun berjalan. Maka, semakin besar earning akan semakin besar
dari para investor. Informasi yang cepat juga tepat dari emiten akan
dicerminkan pada harga saham di pasar modal, dan semakin tinggi kecepatan
dan ketepatan informasi ini menandakan semakin tinggi tingkat efisiensi pasar
tersebut
yaitu antara actual return dan expected return. Berkaitan dengan peristiwa
tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati return yang
tidak normal dalam jangka waktu yang cukup lama (Ang, 1997). Abnormal
libur nasional, awal bulan, suasana politik yang tidak menentu, kejadiankejadian
yang luar biasa, pembagian dividen, stock split, right issue, penawaran perdana
18
yang menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return
berikut:
di Bursa Efek Jakarta mendapat reaksi dari pasar. Reaksi pasar ini ditunjukkan
dengan adanya abnormal return yang diperoleh oleh para pelaku pasar modal
abnormal return yang diperoleh oleh para pelaku pasar bernilai positif.
Abnormal Return dan Likuiditas Saham menunjukan hasil bahwa sebelum dan
disebabkan informasi yang akan dipublikasikan sudah bocor dan pasar bereaksi
19
lama mencapai untuk mencapai keseimbangan yang baru. oleh karena itu
Announcements: Evidence from Sri Lanka. Penelitian ini meneliti reaksi pasar
terhadap dividen saham dan menunjukan hasil bahwa abnormal return dan
dibagikan.
pengaruh antara laba akuntansi, yaitu laba bersih dengan abnormal return
terhadap abnormal return saham. Kemudian hasil pengujian secara simultan juga
return saham.
sampai ke pasar dan memiliki kandungan informasi. Hal ini ditunjukkan dengan
20
Wahyuni dan Sukartha (2013) tentang reaksi pasar terhadap
pembagian dividen yang dapat diukur dengan abnormal return dan volume
perdagangan saham. Hasil yang diperoleh yaitu tidak terdapat perbedaan reaksi
pasar dan informasi tersebut merupakan good news yang kemungkinan besar
laporan keuangan tidak memiliki kandungan informasi pada periode penelitian ini
dan semua variabel terbukti tidak berpengaruh pada abnormal return saham.
21
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti
dan likuiditas saham sebagai variabel independ dan abnormal return sebagai
Pengumuman
Dividen (X1)
H1
H3 Abnormal
Return (Y)
H2
Likuiditas Saham
(X2) H4
Pengumuman
Earnings (Z)
dimasa yang akan datang. Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih yang
pengumuman dividen akan direaksi dengan cepat oleh investor. Minat investor
dividen merupakan salah satu sinyal yang baik. Hal ini dianggap sebagai sinyal
22
yang baik karena berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan yang
investor menganggap kenaikan ini akan terus berlanjut dimasa depan. Dengan
informasi yang penting bagi investor untuk mendapatkan abnormal return (Setjo,
2016). Ini juga sejalan dengan signaling theory yang mengemukakan tentang
meningkatkan dividen jika terdapat tingkat laba yang tinggi dimasa depan dan
menurunkan dividen jika manajemen yakin bahwa tidak terdapat cash flows yang
23
antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman, sedangkan dividen
penelitian yang dilakukan oleh Pathirawasam (2009), Akbar dan Baig (2010),
Yulia dan Artini (2015) menunjukan pada saat pengumuman, abnormal return
jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi
frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas saham, ini berarti saham
tersebut semakin diminati oleh para investor. Faktor penentu dari likuiditas
perdagangan pasar dan faktor yang terpenting dari likuiditas itu adalah jumlah
volume transaksi perdagangan saham semakin tinggi. Hal tersebut juga akan
menunjukan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang
kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan return yang lebih tinggi
oleh signaling theory, karena perusahaan yang mempunyai saham yang likuid
24
Menurut hukum permintaan dan penawaran apabila suatu barang (dalam
hal ini adalah saham) memiliki permintaan yang tinggi dipasar maka barang
permintaannya. Jadi suatu saham yang likuid akan memiliki harga jual yang
tinggi, sehingga apabila harga suatu saham tinggi maka bila dijual kembali akan
memberikan return yang tinggi pula (Martiana, 2016). Hal ini menunjukan bahwa
saham tinggi merupakan sinyal yang baik yang meramalkan bahwa return yang
akan diperoleh akan tinggi. Begitu pula sebaliknya (Spence, 1973). Penelitian
Elly dan Leng (2002) menunjukan bahwa likuiditas saham tidak berpengaruh
dalam melakukan analisis untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan
datang. (Hartono, 2016). Pada kondisi pasar yang efisien, pengumuman dividen
akan direaksi dengan cepat oleh investor. Minat investor untuk membeli saham
meningkat. Hal ini dianggap sebagai sinyal yang baik karena berkaitan dengan
25
perusahaan ini pun meningkat, karena investor menganggap kenaikan ini akan
akan mengharapkan return yang tinggi. Hal ini akan menimbulkan adanya
mendapatkan abnormal return (Setjo, 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian
Yulia dan Artini (2015) yang menunjukan pada saat pengumuman, abnormal
tergantung dari laba yang diperoleh. Jika laba yang diperoleh perusahaan
tersebut besar maka dividen yang akan dibagikan akan tinggi dan sebaliknya jika
laba yang diperoleh perusahaan kecil maka dividen yang akan dibagikan pun
kecil. Jika melihat pentingnya informasi laba akuntansi bagi pengguna laporan
keuangan, maka pelaporan laba rugi diharapkan akan direaksi oleh pasar.
perusahaan tertentu yang cukup mencolok pada saat pengumuman laba, yang
dimaksud mencolok adalah terdapat perbedaan yang cukup besar return yang
terjadi (actual return) dengan return harapan (expected return). Dengan kata lain,
Ratih (2002) dan Wibisono (2009), menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
abnormal return saham pada sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan.
26
mendukung teori mengenai bahwa ada pengaruh antara publikasi laporan
penelitian ini merupakan jenis moderasi murni, karena variabel moderasi murni
barang (dalam hal ini adalah saham) memiliki permintaan yang tinggi dipasar
semakin likuid suatu saham berarti jumlah volume transaksi perdagangan saham
semakin tinggi. Hal tersebut juga akan menunjukan minat investor untuk memiliki
saham tersebut juga meningkat. Hal ini disebabkan karena saham yang
terhadap abnormal return saham. Kemudian hasil pengujian secara simultan juga
return saham.
27
pasar modal melalui mekanisme permintaan dan penawaran sekuritas.
pelaku pasar dapat mengambil keputusan investasi secara efektif pada tingkat
harga yang wajar. Hal ini menyebabkan naiknya likuiditas suatu saham.
yang mempunyai laba yang tinggi merupakan sinyal yang baik yang meramalkan
menjadi variabel independen. Penelitian Heflin, Shaw dan Wild (2005) Bardos
likuiditas saham dan menemukan bahwa semakin tinggi kualitas informasi yang
peristiwa.
28
H4: Pengumuman earning sebagai variabel moderasi mempengaruhi likuiditas
BAB III
METODE PENELITIAN
29
Data yang digunakan yaitu data laporan keuangan yang diambil Bursa Efek
yang sudah go public dan terdaftar di BEI yaitu populasi penelitian sebanyak 45
perusahaan, LQ45 Hal ini didasarkan pada beberapa alasan yang menyangkut
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
30
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
laporan keuangan tahunan perusahaan LQ45 yang diperoleh dari bursa efek
Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan
Keterangan :
31
𝑅𝑖𝑡 = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t
merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga
sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus:
untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat
periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang
32
perbedaan jenis kelamin. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk
membeli dan menjual efek pada harga yang wajar. Jadi saat ingin membeli atau
menjual sejumlah saham investor harus menunggu atau jika spread antara
penawaran dan penerimaan relatif besar atau jika penjualan saham dalam jumlah
bahwa saham tersebut tidak likuid. Dalam penelitian ini likuiditas ditunjukan
dengan nilai bid-ask spread dari suatu saham (Hartono, 2016). Menurut Wira
(2012) bid-ask spread adalah selisih dari harga ask dengan harga bid
dibandingkan dengan harga ask. Bid adalah harga dimana pembeli bersedia
membayar untuk suatu saham, sedangkan ask adalah harga dimana penjual
bersedia menerima untuk suatu saham. Selisih dari harga jual dan harga beli
lebih besar, namun bid-ask spread yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
saham tersebut menjadi kurang aktif diperdagangkan. Bid ask spread yang
terlalu rendah akan menghasilkan potensi keuntungan yang lebih rendah, namun
bid-ask spread yang rendah akan mengakibatkan saham tersebut menjadi lebih
aktif diperdagangkan. Artinya, semakin kecil selisih antara harga jual dan harga
beli akan semakin likuid suatu saham, sebaliknya jika selisih antara harga jual
dan harga beli besar maka semakin tidak likuid suatu saham. Oleh karena itu,
investor lebih menyukai saham dengan selisih harga jual dan harga beli
(Perdana, 2014)
33
(Ask Price – Bid Price)
bid-ask spread =
(Ask Price)
laba akuntansi. EPS menunjukkan kinerja perusahaan, bila EPS naik, investor
diperoleh investor akan meningkat. Oleh karena itu, investor cenderung membeli
saham naik atau turun. Perubahan harga saham mengakibatkan return aktual
yang diterima oleh investor akan berbeda dari return yang mereka harapkan.
pengumuman earnings. Informasi EPS terdapat dalam laporan laba rugi yang
34
Data Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebas semuanya memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang
data normal atau tidak, dilakukan dengan cara memperhatikan penyebaran data
(titik) pada grafik normal P-plot of regression standardizzed residual dari variabel
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
normalitas.
atau tidak menggunakan dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan uji statistic
melihat signifikansi data tersebut. Apabila signifikansi lebih dari 5 % atau 0,05
3.6.1.2. Multikoliniaritas
Uji Multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk
dilihat dari:
35
2. Variance Inflation Factor (VIF)
variance inflaton factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas 10 atau
tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi apabila nilai VIF
3.6.1.3. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
mengetahui adanya korelasi dalam suatu regresi dapat dilakukan uji Durbin-
36
3.6.1.4. Heteroskadastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
37
rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
digunakan untuk menguji Hipotesis 1, dan hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
Y = α + β1LS + β2PD + e
Keterangan :
Y = Abnormal Return
α = Konstansta
β = Koefisien Regresi
LS = Likuiditas Saham
PD = Pengumuman Dividen
Keterangan
Y = Abnormal Return
α = Konstansta
38
β = Koefisien Regresi
e = eror
LS = Likuiditas Saham
PD = Pengumuman Dividen
PE = Pengumuman Earnings
Earnings
terhadap variabel dependen maka dapat dilihat dari taraf signifikansinya dengan
standar signifikansi 5%. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh dari hasil lebih
dari 5% maka hipotesis ditolak, sebaliknya jika hasil uji hipotesis berada diantara
koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
39
model regresi terbaik digunakan nilai adjusted R². Data dalam penelitian ini akan
(SPSS).
3.6.3.2 Uji F
3.6.3.3 Uji t
dengan satu cara yaitu dengan melihat nilai probabilitas signifikansi sebagai
berikut:
40
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., & Kianto, F. (2012). Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Terhadap
Abnormal Return Pada Perusahaan Yang Tergabung dalam Indeks LQ 45
. Jurnal Akuntansi.
Aharony, J., & Swary, I. (1980). Quarter Dividend and Earnings Annaoncement
and Stockholders Returns : An Empirical Analysis. The Journal Of
Finance .
Akbar, M., & Baig, H. (2010). Reaction of Stock Prices to Dividend
Announcement and Market Efficiency in Pakistan . The Lahore Journal of
Economics. Vol 15 No. 1, 103 - 125.
Anam, M. (2009). Analisis Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return dan
Likuiditas Saham. Skripsi.
Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Anwar, K. (2015). Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Tunai Terhadap
Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date. Skripsi.
Baker, H., & Powell, G. (1999). How Corporate Managers View Dividend Policy.
Quarterly Journal of Business and Economics, Vol. 38, No. 2, 17-35.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2004). Fundamentals of Financial Management
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Edisi 10. Buku 2. Salemba
4.
Brown, S., & J.B, W. (1985). Using Daily Stock Return : The Cast of Event
Studies. Journal Of Financial Economics. No 14.
Cahyani, L., Simanjuntak , A., & Hutadjulu, L. (2016). Analisis Pengaruh
Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Return Saham . Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Daerah Vol. 11 No. 1.
Davesta, R. (2013). Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Saham Terhadap
Abnormal Return pada Industri Pertambangan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012. Jurnal Ekonomi.
Desfarina, S. (2016). Pengaruh Likuiditas Saham Terhadap Return Saham (Studi
Pada Perusahan BUMN Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014). Skripsi.
Dewi, A. T., & Henny, R. (2014). Studi Empiris Abnormal Return Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right Issue Pada Perusahaan Go Public di Bursa
Efek Indonesia . Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.
41
Elly, & Leng, P. (2002). Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Saham
Terhadap Abnormal Return pada Badan Usaha yang Go Public di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Universitas Kristen Petra.
Fakhruddin, H. (2008). Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan .
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, F. (2005). Analisis Kebijakan Dividen Kas dan Likuiditas Saham
Perushaan Perusahaan Manufaktur Yang Going Public di Bursa Efek
Indonesia Ditinjau Dari Dividend Signaling Theory. Jurnal Akuntansi. Vol.
4 No. 1.
Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE-YOGYAKARTA.
Hidayat, N., & Kholisoh , L. (2010). Analisis Pengaruh Pengumuman Laba
Tahunan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi.
Kurniawati, I. (2005). Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap
Abnormal Return dan Tingkat Likuiditas Saham. Jurnal Akuntansi.
Martiana, E. (2016). Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Saham Terhadap
Return Saham Pada index LQ45 Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011 - 2014. Bandung.
Mulyana, D. (2011). Analisis Likuiditas Saham Serta Pengaruhnya Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Yang Berada Pada Index LQ45 di Bursa
Efek . Jurnal Magister Manajemen Vol 4 No 1, 77-96.
Mulyana, D. (2011). Analisis Likuiditas Saham Serta Pengaruhnya Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Yang Berada Pada Index LQ45 di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Magister Managemen Vol. 4 No. 1 , 77-96.
Nasih, M. (2014). Kualitas Laba dan Likuiditas Saham Studi di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Octasoni, B. (2009). Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan
Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI Tahun 2007. SKripsi.
Pathirawasam, C. (2009). The Information Content of Stock Dividend
Announcements : Evidence from Sri Lanka . Economicka Review of
Economic Issue. Vol 12 , 103 - 114.
Perdana, M. (2014). Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, Likuiditas
dan Leverage Terhadap Bid-Ask Spread (Studi Pada Perusahaan Index
JII Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013). Accounting
Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang.
Permanda, R., Yuhelmi, & Husna, N. (2013). Pengaruh pengumuman Earnings
Terhadap Abnormal Return dan Tingkat Likuiditas Saham Pada
Perusahaan Perbankan dan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ekonomi.
42
Prakash, P., & Rappaport, A. (1975). Information interdependencies:System
structure induced by accounting. Accounting Review.
Putra , I., & Sujana, I. (2014). Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman
Dividen Tunai Pada Perushaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
E-Journal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 8. No 2, 118-136.
Ratih. (2002). Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Abnormal
Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta . Jurnal
Ekonomi.
Rusliati, E., & Farida, E. (2010). Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan
Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 161-174.
Sambodo , S. (2015). Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Abnormal
Return dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Faculty of Economy, Riau University, Pekanbaru,
Indonesia.
Sarwoko, E. (2005). Pengaruh Informasi Laba AKuntansi (Earnings) Terhadap
Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham. Journal Ekonomi.
Setjo, E. J. (2016). Pengaruh Pengumuman Dividen Saham Terhadap Abnormal
Return dan Trading Volume Activity Saham di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal Of Economics,
Vol 87, No 3, pp. 355-374.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Triyono. (2007). Kegunaan Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas operasi :
Pengaruh Faktor Faktor Kontekstual. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol. 6 No. 1.
Virginia, S., Manurung, E. T., & Muliawati. (2013). Pengaruh Pengumuman
Earnings Terhadap Abnormal Return Saham. Journal Economic.
Wibisono, D. (2009). Pengaruh Publikasi Right Issue Terhadap Kinerja
Perusahaan dan Abnormal Return Serta Volume Perdagangan Saham.
Jurnal Ekonomi.
Wira, V. (2012). Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Likuiditas Saham
Menggunakan Trading Turnover (Studi Kasus Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Vol 3 No 2, Pliteknik Universitas Andalas.
Yulia, I., & Artini, L. (2015). Dampak Pengumuman Dividen Terhadap Abnormal
Return Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Managemen, 4449-4476.
Yuliani. (2008). Analisis Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap
Abnormal Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Ekonomi.
43
44