Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

TUGAS UAS
MANAJEMEN KEUANGAN II

Disusun Oleh :
Farah Fauziyah 2101026109

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
“SAHAM”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saham adalah salah satu instrumen investasi yang paling populer di dunia. Saham
merupakan tanda kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak kepada pemilik
saham untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan yang dihasilkan. Saham juga
dapat diperjualbelikan di pasar saham, di mana harga saham ditentukan oleh permintaan dan
penawaran dari para investor. Saham secara sederhana merupakan bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan. Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di Bursa Efek Indonesia disebut
Perusahaan Tercatat atau disebut dengan emiten. Dengan membeli saham suatu perusahaan,
maka Sobat sudah menjadi bagian dari salah satu pemilik perusahaan tersebut. Saham
merupakan salah satu produk pasar modal yang dapat menjadi alternatif pilihan sebagai
instrumen investasi untuk jangka panjang. Saham dibeli dalam satuan yang disebut dengan
lot. Satu lot saham sama dengan 100 lembar saham. Ini berarti, saat Sobat membeli 1 lot
saham, Sobat sudah memiliki 100 lembar saham. Selain itu, Sobat juga bisa menjual saham
yang Sobat miliki jika sewaktu-waktu membutuhkan dana atau ingin membeli saham yang
lainnya.
Berinvestasi pada saham tentunya memiliki potensi untuk memberikan keuntungan bagi para
investor. Terdapat dua sumber keuntungan yang bisa didapatkan oleh para investor saat
berinvestasi saham, yaitu capital gain dan dividen.

Meskipun saham merupakan instrumen investasi yang populer, namun terdapat


beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di
saham, antara lain: (1) Risiko investasi yang tinggi: Saham memiliki risiko investasi yang
tinggi karena nilai saham dapat berfluktuasi secara signifikan dalam waktu singkat. Hal ini
dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi investor. (2) Tidak ada jaminan keuntungan:
Meskipun saham dapat memberikan keuntungan yang besar, namun tidak ada jaminan bahwa
investasi saham akan menghasilkan keuntungan. (3) Ketergantungan pada kinerja
perusahaan: Harga saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Jika kinerja
perusahaan buruk, maka harga saham juga akan turun. (4) Tidak cocok untuk investor
konservatif: Saham tidak cocok untuk investor konservatif yang menginginkan investasi
dengan risiko rendah dan return stabil. (5) Memerlukan pengetahuan dan pengalaman:
Investasi saham memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup agar dapat membuat
keputusan investasi yang tepat. Jika tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
cukup, maka investor dapat mengalami kerugian yang besar.
BAB II
ISI

A. Teori

Pengertian saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu


perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas keuntungan dan aktiva
perusahaan.
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian dari kepemilikan perusahaan,
jika para investor berinvestasi dengan membeli saham berarti investor tersebut membeli
sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut, dan investor tersebut berhak atas keuntungan
yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen. Menurut Dermawan Sjahrial, saham adalah
surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
atau yang disebut emiten. Saham dinyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik
sebagian dari sebagian perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka dia juga menjadi pemilik/ pemegang saham perusahaan.

Pengertian Harga Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan.Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran.
Harga suatu saham akan cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan
permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Menurut Maurice Kendall,
harga saham tidak bisa diprediksi atau mempunyai pola tidak tentu. Ia bergerak mengikuti
random walk, sehingga pemodal harus puas dengan normal return dengan tingkat keuntungan
yang diberikan oleh mekanisme pasar. Abnormal return hanya mungkin terjadi apabila ada
sesuatu yang salah dalam efisiensi pasar, keuntungan abnormal hanya bisa diperoleh dari
permainan yang tidak fair.

Analisis Harga Saham Ada dua macam analisis untuk menentukan harga saham, yaitu
(1) Analisis Teknikal (Technical Analysis) Analisis teknikal atau analisis grafis adalah
sebuah pendekatan yang sifatnya mengamati atau menganalisis dengan mengacu pada chart/
grafik dan segala alat bantu (indicator teknikal) yang ada di dalamnya dan bertujuan untuk
memprediksi harga di masa yang akan datang. Biasanya trader yang digunakan analisis ini
disebut trader teknikal, teknikalis, chartist atau bisa pula teknisi. (2) Analisis Fundamental
(Fundamental Analysis) atau Analisis Perusahaan (Company Analysis) Analisis Fundamental
adalah analisis yang berkaitan dengan kondisi perusahaan secara mendalam. Analisis
fundamental memperhitungkan semua aspek perusahaan yang biasanya diperoleh dari
laporan keuangan.Analisis ini meliputi produk, market, managemen dan keuangan.

Earning Per Share (EPS) atau rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manjemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. EPS
yang mengalami kenaikan setiap tahunnya menandakan bahwa perusahaan terus tumbuh dan
berkembang. Price Earning Ratio (PER) umumnya dikaitkan dengan kecepatan
pengembalian investasi. Menurut Filbert & Prasetya (2017) PER adalah salah satu rasio
dalam menghitung nilai valuasi atas harga saham. Price Book Value (PBV) adalah rasio
pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.
Return On Equity (ROE) Menurut Anwaar (2016) Return On Equity adalah indikasi
seberapa menguntungkan perusahaan dengan membandingkan laba bersihnya dengan ekuitas
rata-rata pemegang saham. Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Hartono (2018) DER
adalah rasio yang menunjukan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini
juga dianggap sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan.
Melalui rasio ini dapat diketahui seberapa besar utang digunakan untuk mengangkat nilai
asset.

Beberapa teori yang terkait dengan saham antara lain: (1)Teori Efisiensi Pasar: Teori
ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia di pasar.
Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengalahkan pasar dalam jangka panjang. (2) Teori
Portofolio: Teori ini menyatakan bahwa investor harus memilih portofolio investasi yang
terdiversifikasi untuk mengurangi risiko. Dengan memiliki portofolio yang beragam, investor
dapat meminimalkan risiko yang terkait dengan investasi saham.
(3) Teori Dividen: Teori ini menyatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan. Semakin besar dividen yang dibayarkan, maka semakin tinggi
juga harga saham. (4) Teori Perilaku: Teori ini menganggap bahwa perilaku manusia
mempengaruhi harga saham. Faktor seperti kepanikan, euforia, dan keserakahan dapat
mempengaruhi harga saham. (5) Teori Valuasi: Teori ini menyatakan bahwa harga saham
harus mencerminkan nilai intrinsik perusahaan. Oleh karena itu, investor harus melakukan
analisis fundamental untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan sebelum memutuskan
untuk membeli sahamnya.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor fundamental yang
dilihat dari unsur EPS, PER, PBV, ROE, DER dan DPR terhadap Return Saham. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

EPS berpengaruh negative secara signifikan terhadap return saham, hipotesis pertama
ditolak. Hasil penelitian didukung hasil penelitian terdahulu diantaranya Novitasari (2013)
dan Anwaar (2016), dengan hasil EPS berpengaruh negatif terhadap return saham. Artinya
jika EPS naik maka return saham akan turun. Hal ini disebabkan jumlah saham yang beredar
akan berpengaruh besar terhadap laba per lembar saham. Karena keuntungan perusahaan
akan dibagikan ke seluruh lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Sehingga investor
akan beranggapan tingginya laba per lembar saham pada suatu perusahaan tidak selalu
menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain.

PER berpengaruh positif terhadap return saham, hipotesis kedua ditolak. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni’mah (2017),
Siregar (2018) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh positif terhadap return saham.
Artinya semakin besar PER maka harga saham terhadap pendapatan per lembar saham juga
akan meningkat hal ini membuat return yang akan di dapatkan investor pun meningkat.
Sehingga, semakin tinggi nilai PER dari suatu perusahaan, investor semakin optimis dalam
memandang prospek return saham yang akan di peroleh. Dan sebaliknya, semakin rendah
nilai PER maka pasar semakin merasa cemas dan pesimis mengenai return saham yang akan
di dapatkan.

PBV berpengaruh positif terhadap return saham, hipotesis ketiga diterima. Hasil
penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnamaningsih &
Wirawati (2014) menyatakan, PBV berpengaruh positif terhadap return saham. Semakin
tinggi PBV semakin besar kepercayaan pasar terhadap perusahaan, sehingga permintaan
saham perusahaan akan meningkat dan akan mendorong harga saham, return saham yang
diperoleh pun meningkat.

ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, hipotesis keempat di tolak. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novitasari, dkk
(2013), menunjukan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap return saham. Rendahnya ROE
tidak akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Karena tidak
semua perusahaan dengan modal menurun akan berpengaruh pada return saham, seperti
perusahaan kecil yang lebih cenderung memiliki ROE yang terus meningkat sejalan dengan
penambahan laba bersih.

DER tidak berpengaruh terhadap return saham, hipotesis kelima ditolak. Hasil
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyastuti &
Andamari (2013), DER tidak berpengaruh terhadap return saham. Artinya hutang tidak
menjadi tolak ukur investor, karena investor akan lebih mempertimbangkan pihak
manajemen dalam mengelola dana tersebut.

BAB III
KESIMPULAN

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di pasar modal. Ada
berbagai teori yang terkait dengan saham, seperti teori efisiensi pasar, teori portofolio, teori
dividen, teori perilaku, dan teori valuasi. Setiap teori memiliki pandangan dan pendekatan
yang berbeda dalam memahami pergerakan harga saham. Oleh karena itu, investor harus
memahami berbagai teori tersebut untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Selain itu,
investor juga harus memperhatikan faktor-faktor ekonomi dan fundamental perusahaan
sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

Berdasarkan analisis hasil penelitian terdahulu bahwa EPS berpengaruh negatif


signifikan terhadap return saham, PER dan PBV berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham, ROE dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham dan DPR berpengaruh
negatif terhadap return saham.
DAFTAR PUSTAKA

Barianta Kami Barus, B. K. B. (2022). Pengaruh debt to asset ratio debt to equity ratio dan
ukuran perusahaan terhadap return saham pada subsektor otomotif dan komponen
di bursa efek indonesia periode 2016-2020 (Doctoral dissertation, Universitas
Batanghari).
Dwialesi, J. B. & Darmayanti, N. P. A. (2016). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental
Terhadap Return Saham Indeks Kompas 100. E-Jurnal Manajemen, 5(4).
Hermawan, W. A. (2016). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham
pada Perusahaan Properti dan real Estate di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen Bisnis Indonesia (JMBI). 5(6), 641-647.
Himmatussuhra, Mardani, R. M., & ABS, M. K. (2018). Pengaruh EPS, ROE, DER dan
TATO terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.
Jurnal Ilmiah Riset MAnajemen, 7 (14)
Mayuni, I. A. I & Suarjaya, G. (2018). Pengaruh ROA, Firm Size, EPS dan PER Terhadap
Return Saham Pada Sektor Manufaktur di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 7
No. 8
Novitasari, R. (2013). Analisis Pengaruh Fundamental Terhadap Return Saham (Pada
Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012).
Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro : Semarang.
Nelia, I. A. & Widyawati, N. (2014). Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sitematis
Terhadap Return Saham Manufaktur. Jurnal dan Ilmu Riset Manajemen, 3(4).
Wardhani, D. A. (2012). Reaksi Return Saham Terhadap Informasi Debt To Equity Ratio,
Devidend Payout Ratio, Return On Asset dan Corporate Governance Perception
Index Di Bursa Efek Indonesia 2006-2009. Jurnal Akuntansi Akutual, 1 (3), 186-
194.
Permata, B. C. (2015). Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Dengan
Struktur Modal Sebagai Varibel Mediasi. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Pandaya, Julianti, P.D., Suprapta, I. 2020 Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return
Saham. Jurnal Akuntansi, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai