Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUGAS ANALISIS INVESTASI & PORTOFOLIO

NILAI SAHAM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MUHAMMAD SUKRI MARSUDI

MUHAMMAD TATA MUSTHAJID

MUHAMMAD VIKRY SYAIFULLAH

MULYADI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI

2018
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai nilai saham ini dengan baik.
Dan tak lupa Salawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad saw yang mana
beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti pada saat ini.

Makalah mengenai nilai saham ini disusun berdasarkan ilmu pengetahuan, sumber
referensi buku, dan memanfaatkan teknologi yang ada berupa media internet untuk
memperoleh data dan bahan-bahan yang sesuai dengan apa yang menjadi pembahasan pada
makalah. Besar harapan penulis agar makalah mengenai jurnal ini dapat sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh dosen mata kuliah AIFO

Penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari para pembaca khususnya dari Dosen
Pembimbing Mata Kuliah AIFO dan umumnya dari mahasiswa yang membaca rangkuman
ini sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat pada rangkuman ini dapat dijadikan
sebagai pembelajaran di kemudian hari.Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Pekanbaru, 6 Oktober 2018


PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai nilai buku (book value), nilai pasar (market
vanue) dan nilai intrinsik (intrinsic vanue). Nilai buku merupakan nilai saham menurut
pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham dipasar dan nilai intrinsik
merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Dengan memahami ketiga konsep diatas dapat digunakan untuk mengetahui saham-
saham mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued). Dengan mengetahui
nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan
perusahaan (growth) menujukkan invesment opportunity set (IOS) atau set kesempatan
investasi dimasa datang. Smith dan watts (1992) juga gaver dan gaver (1993) menggunakan
rasio nilai pasar dibagi dengan nila buku sebagai proksi darI IOS yang merupakan pengukur
pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai
satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai
bukunya.

Mengetahui nilai pasar dan nilai interisik dapat digunakan untuk mengetahui saham-
saham nama yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil dari intrinsiknya menujukan bahwa
saham tersebut terjual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar
saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih
besar dari nilai intrinsiknya menujukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang
pasar (overvalued).
PEMBAHASAN

SAHAM

Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui
bahwa tujuan pemodai membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut.
Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah
masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan
deviden dan capitat gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat
yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling
menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam
penghasilan yaitu deviden dan capital gain.

Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai buku-
buku teks, antara lain:

a) Menurut Gitman:

Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan.
(Gitman:2000, 7)

b) Menurut Bernstein

Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan.
(Bernstein:1995, 197)

c) Menurut Mishkin:

Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah
perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan
seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut
instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4).
Jenis Saham :

Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan
instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan
cara atas nama atau atas iinjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa
(common stoks) dan saham preferen (preffered stocks).

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta daiam
pembagian laba daiam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.
Menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

o Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

o Memiliki hak suara (one share one vote).

o Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah


semua kewajiban perusahaan dilunasi.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.

Adapun ciri - eiri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385)adalah:

o Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.

o Tidak memiliki hak suara,

o Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

o Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah
kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
NILAI BUKU DAN NILAI-NILAI LAINNYA YANG BERUHUBUNGAN

Dalam menhitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan seperti nilai
nominal (per value). Agio saham (additional paid-in capital atau excess of par value), nilai
modal yang disetor (paid-in capital) dan laba yang ditahan (retained earnings)

A. Nilai Nominal

Nilai nominal adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. nilai
nominal ini bermanfaat untuk hal yang berkaitan dengan hukum. Nilai nominalini merupakan
modal perlembar yang secara hukum harus ditahan diperusahaan untuk proteksi kepada
kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. ketika suatu saham tidak memiliki
nilai saham maka dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri (stated value) per
lembarnya dan jika tidak ada yang ditetapkan maka yang dianggap sebagai modal secara
hukum adalah semua penerimaan bersih (peoceed) yang diterima ole emiten pada waktu
mengeluarkan saham bersangkutan.

B. Agio saham

Agio saham (additional paid-in capital atau excess of par value) merupakan selisih yang
dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.

C. Nilai modal disetor

nilai modal yang disetor (paid-in capital) merupakan total yang disetor oleh pemegang saham
kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa.
Niai modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nimonal ditambah dengan agio saham,
jika perusahaan mengeluarkan dua kelas saham yaitu saham preferen dan saham biasa, saham
preferen disajikan terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa dineraca untuk menunjukkan
haknya.

D. Laba ditahan

Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang
saham. laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana
internal. Laba ditahan dalam penyajiannya dineraca menambah total laba disetor. Karena laba
ditahan ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan tidak dibagikan, maka nilai ini
juga akan menambah ekuitas pemilik saham dineraca.

E. Nilai buku

Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih
sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah

Nilai buku per lembar = Total Ekuitas .

Jumlah Saham Beredar

Jika perusahaan memiliki 2 macam kelas saham yaitu saham preferen dan saham biasa, maka
perhitungan nilai buku per lembar untuk masing-masing kelas saham ini lebih rumit.

1. Hitung nilai ekuitas saham preferen

Nilai ekuitas dihitung dengan mengalihkan nilai tebus (call price) ditambah dengan deviden
yang diarrears dengan lambar preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka
nilai nominal yang digunakan. Di dalam perhitungan ini, agio saham untuk saham preferen
tidak dimasukkan, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak untuk agio ini
walaupun berasal dari saham mempunyai hak untuk agio ini walaupun berasal dari saham
preferen, sehingga nilai agio ini dimasukkan sebagai tambahan nilai ekuitas saham biasa.

2. Hitung nilai ekuitas saham biasa

Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas dengan nilai ekuitas
saham preferen.

3. Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai entitas saham biasa dengan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
NILAI PASAR

Nilai pasar (market value) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar.

NILAI INTRINSIK

Nilai fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik (intrinsic value). Dua macam
analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah
analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan
(company analysis) dan analisis teknis (technical analysis). Analisis fundamental
menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya
laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedangkan analisis teknis
menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk
menentukan nilai dari saham.

Telah diketahui bahwa analisis fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik dari
suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (sehingga disebut juga dengan
analisis perusahaan). Untuk analisis fundamental, ada dua pendekatan untuk menghitung nilai
intrinsik saham, yaitu dengan pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan
pendekatan PER (P/E Ratio approach).

Pendekatan Nilai Sekarang

Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba


(capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa
depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Maka nilai perusahaan tersebut dapat
ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi
nilai sekarang sebagai berikut :
Notasi :

PO* = nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm)

t = periode waktu ke t=1 sampai dengan ∞

k = suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian


yang diinginkan (required rate of return)

Arus kas merupakan komponen didalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas
merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Sebagai alternatif dari arus kas, laba
perusahaan (earnings) juga dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Earnings
yang diperoleh oleh perusahaan dapat ditahan sebagai sumber dana internal (retained
earnings) atau dibagikan dalam bentuk deviden. Arus deviden dapat dianggap sebagai arus
kas yang diterima oleh investor.

Model diskonto dividen (dividend discount model) untuk menghitung nilai intrinsik
saham adalah sebagai berikut :

Notasi :

Dt = dividen yang dibayarkan untuk periode ke-t.2

Rumus juga dapat ditulis sebagai berikut :

Pembayaran Dividen Tidak Teratur

Kenyataan beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen
tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu
tidak membayar dividen sama sekali (misalnya dalam periode masa rugi atau dalam periode
kesulitan likuiditas).
Dividen Konstan Tidak Bertumbuh

Hal yang paling banyak ditemui adalah perusahaan membayar dividen yang konstan
dari waktu ke waktu untuk menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil.
Jika perusahaan membayar dividen konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu
sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham di rumus kan menjadi :

Dan dapat disederhanakan menjadi :

Pertumbuhan Dividen yang Konstan

Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah untuk kasus dividen yang bertumbuh
secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Untuk kasus pembayaran dividen yang
bertumbuh secara konstan ini, rumus nilai intrinsik saham menjadi :

Rumus ini dapat disederhanakan menjadi :

Untuk D1 = D0(1+g) maka menjadi:

Rumus di atas disebut dengan model pertumbuhan kostan (constant-growth model ). Rumus
ini juga dikenal dengan model Gordon karena Myron J.Gordon merupakan orang yang
mengembangkan dan mengenalkan model ini. Asumsi dasar dari model ini adalah k (suku
bunga diskonto) harus lebih besar dari g (tingkat pertumbuhan dividen). Rumus-rumus yang
telah dikembangkan menunjukkan hubungan antara harga saham seharusnya (nilai instrinsik)
dengan dividen per lembar (D1), tingkat bunga diskonto atau tingkat pengembalian yang
diinginkan (k) dan pertumbuhan dividen (g) sebagai berikut ini.

1. Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan dividen per lembar
adalah positif, yaitu semakin besar dividen yang dibayar, semakin besar harga dari saham.

2. Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan pertumbuhan dividen
(g) adalah positif, yaitu semakin besar pertumbuhan dividen, semakin besar harga dari saham.

3. Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan tingkat bunga
diskonto (k) adalah negatif, yaitu semakin besar tingkat bunga diskonto, semakin kecil harga
dari saham.
HARGA JUAL AKHIR

Model diskonto dividen yang telah dijelaskan sebelumnya mengasumsikan bahwa arus
dividen sifatnya adalah infiniti, yaitu dividen dibayar terus sampai periode ke-∞ (tak
terhingga). Investor yang menyukai dividen dan tidak akan menjual sahamnya akan
menerima arus dividen. Akan tetapi tidak semua investor menyukai dividen dan akan
memegang saham selamanya. Investor seperti ini biasanya mementingkan capital gain
dibandingkan dividen. Keuntungan modal (capital gain) adalah keuntungan penjualan saham
akibat selisih dari harga jual saham dengan harga belinya. Untuk investor seperti ini harga
jual akhir yang diterima perlu mempertimbangkan sebagai arus kas yang harus masuk ke
dalam rumus model dividen diskonto sebelumnya. Jika investor menjual sahamnya pada
periode ke-n sebesar Pn, maka rumus nilai intrinsik saham dapat dituliskan sebagai berikut :

Nilai Pn merupakan nilai harga jual dari saham atau disebut dengan nilai terminal, yaitu nilai
akhir yang diterima oleh investor.

Yang merupakan rumus yang sama dengan model diskonto dividen yang telah dijelaskan
sebelumnya. Dengan demikian hasil dari nilai intrinsik adalah sama baik untuk arus dividen
infiniti atau arus dividen selama periode tertentu ditambah dengan nilai jual saham
bersangkutan. Nilai pasar

Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang
dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang
terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang di tentukan pleh pelaku pasar. Nilai pasar ini di
tentukan olehh permintaan dan penawaran saham bersangkutan dipasar bursa.
PENDEKATAN PER

Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai
frudamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan
(earnings). Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earnings untuk
mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER ( price earning ratio) atau disebut juga
dengan pendekatan earnings multiplier. PER ( price earning reatio) menunjukan rasio dari
harga saham terhadap earning. Misal nya PER adalah 5, maka ini menunjukan bahwa harga
saham merupakan kelipatan 5 kali earnings perusahaan. Misalnya earnings yang digunakan
dalam bentuk dividen, maka nilai PER sebesar 5 juga menunjukan lama investasi pembelian
saham akan kembali selama 5 tahun.

Contoh 5.13:

Harga pasar dari suatu saham adalah sebesar rp. 20.000,- laba bersih yang diperoleh
perusahaan diperkirakan konstan dari tahum ke tahun sebesar rp.5000,- perlembar nya
pertahun. Besarnya PER adalah :

PER =

= 4 x.

Contoh 5.14:

Laba bersih per saham yang diestimasi untuk periode selanjutnya ( ) adalah sebesar rp.2.500,-
harga pasar saham perusahaan ini adalah rp.20.000,- investor memperkirakan PER untuk
saham ini adalah 10. Nilai intrinsik saham ini dapat dihitung sebesar:

= 10.000 ∙ Rp2.500

= rp.2.500,-

Karena harga pasar saham ini adalah sebesar rp.20.000,- sedang nilai intrinsiknya adalah
sebesar Rp.25.000,-, maka saham ini dijual dengan harga yang murah (undervalued).
Rumus PER dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menderevasinya menggunakan
medel diskonto dividen. Dengan menggunakan model pertumbuhan dividen yang konstan di
persamaan (5-8) sebagai berikut:

Po =

Rumus PER dapat diderivasi dengan membagi kedua sisi persamaan di atas dengan nilai ,
sehingga didapatkan:

Rumus ini menunjukan faktor-faktor yang menentukan besarnya PER, yaitu:

1. PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings ( ).

2. PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan (k).

3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g).


PENUTUP

Kesimpulan
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek. Suatu

perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan

perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa

(common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin saja

mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferent (preferred

stock) atau saham treasuri (treasure stock).

Pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis

fundamental yaitu:

1. Pendekatan nilai sekarang (present value)

a) Model Pertumbuhan Nol

d) Model Pertumbuhan Konstan

e) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)

2. Pendekatan Price Earning Ratio

3. Pendekatan Penilaian Saham Lainnya

a) Rasio Harga/Nilai Buku

b) Rasio Harga/Aliran Kas

c) Economic Value Added (EVA)

Saran
Kami selaku penyusun makalah sangat menyadari masih jauh dari sempurnaan dan
tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini bermanfaat untuk kami
khususnya bagi mahasiswa UIR.

Anda mungkin juga menyukai