NIM : 15101237
Program Pendidikan : STRATA–1
Program Studi : Manajemen
Judul : Pengaruh dan Perkembangan Underpricing
Saham Setelah 1 Hari, 3 Bulan, dan 1 Tahun IPO
Tanggal Lulus :
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Manajemen
ii
Budi Suryowati, SE., MM.
Tanggal
ABSTRAK
underpricing saham setelah 1 hari, 3 bulan, dan 1 tahun melakukan IPO. Metode
analisis data yang digunakan adalah regresi berganda 3 titik waktu. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder dengan jumlah sampel sebanyak 125
saham yang ditawarkan ke publik, financial leverage, dan nilai penawaran saham
saham yang ditawarkan ke publik, maka semakin banyak investor yang membeli
berarti saham cenderung mengalami kondisi underpricing. Oleh karena itu, jika
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisian skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Peneliti menyadari bahwa tanpa doa, bimbingan, dan dukungan penuh dari semua
skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Suharjito dan Ibu Yuni Heri Astuti selaku kedua orang tua yang selalu
memberikan doa dan dukungan penuh yang peneliti butuhkan selama penulisan
2. Ibu Faizah Syihab, S.E., M.Sc. Fin. selaku dosen pembimbing yang telah
peneliti dalam penulisan dan pembahasan sehingga penelitian skripsi ini dapat
3. Ibu Dewi Kuntari S., S.E., M.M., M.BUS. selaku dosen penguji yang telah
iv
4. Ibu Ati Harianti, S.E., MBA. selaku dosen manajemen yang telah memberikan
waktu dan membantu memberikan masukan tentang penelitian dalam skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Trilogi yang telah membantu dengan
sabar dan melayani secara baik dalam segala hal selama perkuliahan.
6. Maria Callista, Jason, Dea Ivana, Dhea Rizky Aprilla, dan Fachri Fahmi selaku
9. Semua pihak internal ataupun eksternal yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Akhir kata peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan dari semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bukan hanya untuk peneliti tetapi
v
Peneliti
vi
BAB I
PENDAHULUAN
tambahan tersebut dari dua pihak yaitu internal perusahaan dan eksternal
perusahaan. Sumber dana internal biasanya didapatkan dari laba yang ditahan.
Sedangkan sumber dana eksternal yaitu hutang dan penjualan saham. Penjualan
saham merupakan opsi terakhir dikarenakan memiliki risiko yang besar dibanding
yang lainnya. Perusahaan yang akan menjual saham perdana harus melalui proses
1
2
tata cara yang diatur oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Dana yang
25
20
Persentase
15
10
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
perusahaan memiliki tiga hal dari hasil penawaran umum perdana yaitu ekspansi
usaha, membayar hutang, dan modal kerja. Dalam penjualan saham perdana yang
paling sulit adalah menetapkan harga yang tidak merugikan kedua pihak, baik
underwriter atau emiten. Dampak dari penetapan harga ini terkadang beberapa
secara fluktuatif. Kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan harga saat
penawaran saham dan penutupan. Perbedaan harga ini disebabkan oleh kondisi
2
3
investor yang akan membeli saham tersebut sehingga menyebabkan saham dengan
kondisi yang baik dan informasi perusahaan yang mudah untuk didapatkan
kurang baik dalam jangka panjang. Dengan kinerja perusahaan yang baik maka
akan memberikan sinyal positif yang nantinya dapat menarik minat investor
sehingga saham tersebut akan mengalami underpricing. Tetapi jika tidak diikuti
dilakukan Pahlevi (2014), financial leverage memiliki pengaruh yang positif dan
keputusan investor ketika ingin membeli saham. Calon investor relatif lebih
memilih jumlah saham yang ditawarkan cukup banyak. Kondisi tersebut membuat
minat beli investor akan naik terhadap saham tersebut dikarenakan semakin
yang dilakukan oleh Yustisia dan Roza (2012) tingkat persentase saham yang
perusahaan tersebut. Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurfauziah dan
3
4
Semakin baik underwriter yang dipilih maka sinyal yang diberikan oleh
emiten terhadap investor menjadi positif, nantinya sinyal ini akan mendorong
minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga saham dengan reputasi
underpricing saham.
perusahaan mampu menghasilkan laba secara baik sehingga dengan EPS yang
tinggi dapat menarik minat investor untuk membeli saham tersebut. Dengan minat
beli yang tinggi maka saham tersebut cenderung akan mengalami underpricing.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Emilia, Lucky, dan Roy
underpricing.
perusahaan. Kebutuhan dana yang besar dapat dijadikan sinyal positif bahwa
penawaran saham yang tinggi akan menarik minat investor sehingga saham
Emilia, Lucky, dan Roy (2008) dan didapatkan hasil hubungan nilai penawaran
4
5
akan IPO dengan ukuran perusahaan yang besar maka informasi yang didapatkan
investor akan semakin mudah dan semakin mudah informasi akan menarik minat
Dalam hal ini perusahaan sektor non keuangan sangat rawan untuk
Dikarenakan kurangnya kontrol yang ketat dari instansi pemerintah terkait, beda
halnya dengan sektor keuangan segalanya telah diatur dan diawasi oleh pihak
pengawas keuangan dalam hal ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
pertama biasanya terdampak setelah 1 hari IPO dilakukan yaitu penurunan harga
saham setelah saham IPO diperdagangkan di pasar modal. Fenomena inilah yang
karena harga IPO yang ditetapkan terlalu rendah, sebab harga yang terjadi di pasar
kedua adalah penurunan harga saham atau kinerja perusahaan yang telah
5
6
underperformance. Untuk anomali ketiga adalah hot and cold market. Menurut
Roy Sembel (1996), hot issue menjelaskan penawaran saham dengan initial return
diatas rata-rata. Penjelasan tentang fenomena hot IPO terjadi karena berdasarkan
teori signaling perusahaan akan mengalami hot market ketika terjadi ekspetasi
laba perusahaan yang meningkat. Dengan adanya ekspektasi laba meningkat ini,
maka akan menimbulkan tindakan irrational yang akan dilakukan oleh investor
yaitu terlalu optimis terhadap perusahaan IPO yang memiliki ekspektasi laba baik
dan nantinya akan menjadi penyebab terjadinya hot IPO dan mengalami
(2013), Pahlevi (2014), dan Eliezer dan Adityawarman (2017) penelitian tersebut
yang dilakukan oleh Emilia, Lucky, dan Roy (2008) meneliti variabel Nilai
titik waktu pengamatan yaitu 1 hari dan 1 bulan setelah perusahaan melakukan
IPO. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan variabel
laporan keuangan setelah IPO, maka penelitian ini diberikan judul “Pengaruh
Tahun IPO ”.
6
7
Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3. Titik waktu manakah yang paling terkena dampak dari anomali yang
terjadi setelah perusahaan melakukan IPO dalam 3 titik waktu yaitu 1 hari,
7
8
3. Untuk mengetahui titik waktu yang terkena dampak dari anomali yang
underpricing perusahaan.
8
9
keuangan perusahaan tersebut tetapi harus melihat informasi lainnya yang terkait
perusahaan.
9
10
kuantitatif sendiri yaitu fakta atau keterangan yang dinyatakan dalam bentuk
bilangan atau skala numerik (angka). Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang berbentuk data laporan keuangan perusahaan sektor
non keuangan yang baru melakukan IPO saham dari tahun 2006-2017.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data prospektus
dan data laporan keuangan yang telah tercatat di website resmi BEI www.idx.com
dan juga situs idnfinancial.co.id dan situs pendukung lainnya. Data tersebut
merupakan data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain,
serta diolah sedemikian rupa. Sehingga hasil akhirnya berupa prospektus dan
yang memulai IPO di tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013,
2014, 2015, 2016, dan 2017. Serta untuk laporan keuangan yang dipakai adalah
pada akhir pembukuan 31 Desember 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012,
2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017. Hal tersebut dikarenakan untuk akhir tahun
laporan keuangan sudah diaudit. Selain itu untuk data lainnya yang dibutuhkan
10
11
Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian ini adalah perusahaan yang baru terdaftar atau listing di Bursa Efek
Indonesia mulai tahun 2006 sampai tahun 2017 dari berbagai sektor.
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah sebagian saja dari seluruh
jumlah populasi, yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian rupa
dengan kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini. Kriteria yang harus dipenuhi
2. Perusahaan yang masih tetap berada di Bursa Efek Indonesia dalam jangka
2006-2017.
11
12
regresi berganda dengan 3 titik waktu pengamatan, yaitu: 1 hari, 3 bulan, dan 1
tahun setelah perusahaan melakukan IPO. Adapun sebelum melakukan uji regresi
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk menghindar dari masalah
Financial Leverage
(FL_X1)
Presentase Saham
Ditawarkan ke
Publik (FFL_X2)
Reputasi
Underwriter
(RUDW_X3) Kondisi
Underpricing
Earning Per Share/ Saham (UND_Y)
Harga IPO
(EPSP_X4)
Nilai Penawaran
Saham (NPS_X5)
Ukuran
Perusahaan
(SIZE_X6)
12
13
digunakan, maka dalam penelitian ini dapat diperoleh hipotesa penelitian sebagai
berikut :
underpricing saham.
underpricing saham
H4: Variabel Earning per Share/ harga IPO secara parsial berpengaruh terhadap
H5: Variabel Nilai Penawaran Saham secara parsial berpengaruh terhadap kondisi
underpricing saham.
underpricing saham.
13
14
Untuk memberikan gambaran secara garis besar dari penelitian ini dan
disusun secara sistematis, maka dalam sistematika penulisan ini akan diuraikan
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini seperti
IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran Perusahaan serta penelitian terdahulu
Bab ini menjelaskan objek penelitian, jenis dan sumber data, sampel,
identifikasi dan pengukuran variabel, pengujian asumsi klasik (uji normalitas dan
14
15
deskriptif, prosedur pengolahan data, uji asumsi klasik (uji normalitas dan uji
Bab ini memaparkan kesimpulan, dan saran untuk penelitian yang akan
15
BAB II
LANDASAN TEORI
mempengaruhi initial return dalam 1 hari, 1 bulan, dan 1 tahun setelah IPO.
Metode penelitian ini menggunakan uji regresi berganda dengan sampel sebanyak
saham saja yang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap initial return satu
hari dan return satu bulan. Kemudian untuk model regresi return 1 tahun hanya
return satu bulan berpengaruh signifikan dan positif terhadap return satu tahun
sesudah IPO.
15
16
Persentase Saham yang ditawarkan ke Publik, dan Jenis Industri tidak mempunyai
penelitian ini menggunakan uji regresi berganda dengan sampel perusahaan yang
variabel independen yaitu: umur perusahaan, ukuran perusahaan, EPS, NPM dan
Efek Indonesia.
16
17
ada pengaruh reputasi underwriter dan reputasi auditor baik secara individual
maupun bersama sama terhadap underpricing dan dari variabel kontrol yang
Dana dan Persentase Saham Pemilik Lama dengan variabel dependen yaitu
reputasi underwriter, reputasi KAP, persentase saham pemilik lama serta tujuan
17
18
memengaruhi underpricing.
variabel reputasi auditor yang memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap
18
19
Reputasi Auditor, dan Presentase Free Float dengan variabel dependen yaitu
variabel reputasi auditor, variabel reputasi underwriter, dan persentase free float
Dalam suatu perusahaan baik perusahaan besar atau kecil yang akan
antara manajer perusahaan dan calon investor. Manajer perusahaan dalam hal ini
dari laporan keuangan apakah perusahaan tersebut baik atau tidak. Tetapi, manajer
lebih mengetahui secara mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
kondisi perusahaan.
Menurut Scott (2000) terdapat dua macam jenis asimetris informasi yang
biasa terjadi antara investor dan manajer perusahaan, yaitu : Adverse Selection
19
20
perusahaan dibandingkan investor atau pihak luar. Dalam hal ini, fakta perusahaan
kepada investor atau pihak luar. Sedangkan jenis asimetris informasi yang lainnya
adalah Moral Hazard yaitu kondisi ketika manajer dapat melakukan hal yang sulit
diketahui oleh investor, hal ini biasanya terjadi dalam perusahaan skala besar dan
informasi yaitu semakin besar skala perusahaan akan menyebabkan semakin besar
akan memberikan sinyal positif atau baik kepada investor. Hal tersebut merupakan
perusahaan. Apabila sinyal yang diberikan positif, manajer berharap terjadi reaksi
diketahui oleh pihak internal perusahaan itu sendiri. Dengan adanya asimetris
informasi antar manajer dengan investor, maka perusahaan dalam hal ini manajer
akan berupaya untuk memberikan sinyal baik kepada pihak luar. Informasi
20
21
kewajiban yang dimilikinya dengan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan.
total kewajiban yang merupakan total dari kewajiban jangka pendek ditambah
kewajiban jangka panjang dibagi dengan total modal sendiri yang dimilik
Total Hutang
FL = …………………………………………………………
Total Modal Sendiri
(1.1)
21
22
perusahaan yang ditawarkan kepada publik pada saat penawaran umum perdana
dilaksanakan adalah gambaran dari jumlah saham yang ditawarkan dan akan
diperoleh publik dari total saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan kata
lain saham yang ditawarkan ke publik adalah saham pemilik lama yang dilepas
untuk mendapatkan dana tambahan dari pihak luar perusahaan. Informasi ini
mendeskripsikan seberapa besar bagian dari modal ditempatkan dan disetor yang
akan dimiliki oleh investor. Menurut Dita (2013), proporsi saham yang
utama dan calon investor. Dalam kondisi asimetris informasi antar investor, calon
publik dalam prospektus yang diterbitkan untuk memberikan sinyal positif dan
potensi untuk likuid ketika diperdagangkan di bursa efek. Semakin likuid saham,
lebih dipercaya oleh calon investor. Calon investor relatif lebih memiliki
preferensi terhadap saham yang diterbitkan dengan nilai cukup besar dan jumlah
saham yang ditawarkan kepada publik cukup banyak, sehingga diharapkan saham
tersebut akan aktif diperdagangkan di pasar sekunder. Tahun 2016 pihak BEI
sebesar 7,5% sehingga akan meningkatkan nilai likuiditas dari saham tersebut.
22
23
` Hal ini akan mengurangi nilai pasar perusahaan yang tidak pasti sekaligus
juga dapat meningkatkan minat calon investor untuk membeli saham perusahaan
tersebut yang ditawarkan di pasar sekunder. Calon investor yang berminat akan
merespon dengan menyatakan minat beli (bid) di harga batas atas saat book
building berlangsung. Banyaknya minat beli di harga batas atas akan membawa
perdana yang cukup tinggi. Dengan demikian, tingkat underpricing diduga akan
menjadi lebih rendah. Untuk menentukan presentase saham yang akan ditawarkan
ke publik dalam Nurfauziah dan Safitri (2013), dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
…………………………….(1.2)
Underwriter adalah pihak yang pertama kali dihubungi oleh pihak emiten
menawarkan saham yang dimiliki oleh emiten di pasar perdana. Dalam perjanjian
antar emiten dan underwriter terdapat dua jenis yaitu kontrak penjaminan
bertanggung jawab menanggung sisa saham yang tidak terjual. Sedangkan untuk
23
24
pertimbangan oleh investor ketika akan memutuskan untuk membeli saham baru.
tinggi rendahnya harga saham yang akan dijual. Menurut (Jogiyanto, 2015), pada
umumnya underwriter memiliki tiga fungsi yaitu sebagai pemberi saran kepada
perdana dan bersedia membeli sisa sekuritas yang tidak terjual, dan sebagai
saham yang akan dijual oleh perusahaan tersebut. Menurut Eliezer dan
digunakan variable dummy yaitu pemberian nilai “1” untuk underwriter yang
underwriter didapatkan dari laporan ringkasan keuangan bulanan pada bagian “20
24
25
Variabel earning per share merupakan hasil dari laba per lembar saham
bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan
memiliki suatu saham. Hasil empiris menunjukan bahwa semakin tinggi EPS,
semakin tinggi pula harga saham. Menurut Emilia, Lucky, dan Roy (2008)
dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa yang akan datang yang pada
dalam penelitian Emilia, Lucky, dan Roy (2008) nilai laba bersih dibagi dengan
jumlah saham yang beredar dan dibagi kembali dengan harga IPO saham, rumus
Laba Bersih
EPSP = Saham yang Beredar ……………………………………….(1.3)
Harga IPO
Nilai Penawaran Saham atau yang biasa dikenal sebagai proceed adalah
skala penawaran saham pada saat IPO atau hasil yang diterima dari penawaran
saham. Menurut Sarah dan Nadia (2014) dalam penelitian Ardiansyah (2004) nilai
perusahaan yang terjadi karena ekspansi atau investasi yang akan dilakukan atas
hasil IPO.
Nilai Penawaran Saham dapat dihitung dengan rumus yang terdapat dalam
Emilia dkk (2008) dan Ardiansyah (2004) yaitu harga penawaran (offer price)
25
26
dikali dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan (shares) kemudian di log
agar nilainya tidak terlalu bias atau terlalu besar. Untuk rumusnya dapat dituliskan
sebagai berikut:
(1.4)
Ukuran Perusahaan dapat dianalisis melalui laporan keuangan, tolak ukur yang
digunakan adalah total aktiva. Investor dapat berasumsi bahwa total aktiva
investasi.
oleh perusahaan sebelum melakukan IPO yaitu berupa total aktiva yang kemudian
26
27
dilakukan logaritma natural (Ln). Hal tersebut digunakan untuk menghindari bias
dari angka yang dihasilkan dari total aktiva tersebut. Untuk rumusnya dapat
(1.5)
menjaga stabilitas keuangan perusahaan tetapi terbentur oleh modal yang dimiliki
perusahaan tersebut. Penjualan saham di pasar modal merupakan salah satu cara
adalah selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham di
diperoleh dari penjualan saham tidak maksimum. Selain dana yang diperoleh
tidak maksimum alasan lainnya emiten dirugikan jika terjadi kondisi underpricing
27
28
saham karena perusahaan dinilai lebih rendah dari nilai yang sesungguhnya
berikut :
P t− P
UDP = o
……………………………………..………………………..........
Po
(1.6)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu bagian dalam penelitian ini yang berisi
tentang jenis data, sumber data, metode yang digunakan dalam penelitian ini, dan
analisis data yang dapat menunjukkan hubungan antar variabel dependen dengan
variabel independen.
Objek penelitian terdiri dari tujuh variabel yaitu variabel dependen dan
dependen, dalam penelitian ini terdiri dari Financial Leverage, Persentase Saham
Per Share/Harga IPO, dan Ukuran Perusahaan. Subjek penelitian ini adalah
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data prospektus
dan data laporan keuangan yang telah tercatat di website resmi BEI
Data tersebut merupakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh
pihak lain serta diolah sedemikian rupa. Data tersebut adalah data berupa laporan
keuangan dan prospektus dari perusahaan sektor non keuangan yang mengalami
28
29
3.3 Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah sebagian saja
dari seluruh jumlah populasi, yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian
sampel pada penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling, yaitu
dengan kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini. Kriteria yang harus dipenuhi
2. Perusahaan yang masih tetap berada di Bursa Efek Indonesia dalam jangka
2006-2017.
ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan sebanyak 125 sampel perusahaan
29
30
sesuatu yang berbentuk data apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,
a. Variabel Dependen
b. Variabel Independen
30
31
31
32
Jenis
Definisi Rumus
Variabel
IPO antara laba bersih dan
(EPSP_X4) jumlah saham yang
beredar dibandingkan lagi
dengan harga penawaran
(offering price). EPS
menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh
untuk setiap lembar saham
biasa.
Nilai Menurut Emilia, Lucky,
Penawaran dan Roy (2008) Nilai
Saham penawaran saham yaitu
(NPS_X5) hasil perkalian antara
jumlah lembar saham
yang ditawarkan pada saat
IPO dengan harga log (Offer Price x Shares)
penawaran. Nilai
Penawaran Saham sering
disebut proceeds
menunjukkan besarnya
skala penawaran saham
pada saat IPO.
Ukuran Menurut Pahlevi (2014)
Perusahaan Ukuran perusahaan
(SIZE_X6) menggambarkan besar
kecilnya suatu
perusahaan. Besar
kecilnya perusahaan dapat
Ln (Total Aktiva)
ditinjau dari lapangan
usaha yang dijalankan.
Penentuan besar kecilnya
skala perusahaan dapat
ditentukan berdasarkan
total aktiva.
Kondisi Menurut Aini (2013)
Underpricin Underpricing terjadi
g (UND) karena harga saham IPO
yang ditetapkan terlalu P t− P o
32
33
Jenis
Definisi Rumus
Variabel
harga saham perdana yang
rendah diakibatkan karena
adanya kepentingan yang
berbeda antara emiten dan
underwriter dalam
mengadakan kesepakatan
dalam menentukan harga
perdana saham.
independen dan variabel dependen yang terdapat dalam suatu penelitian. Adapun
dalam penelitian ini digunakan 3 model regresi yang nantinya akan menunjukkan
hubungan antar variabel independen dan variabel dependen dari 3 kurun waktu
perdana saham (IPO). Persamaan regresi berganda yang terbentuk adalah sebagai
berikut
……………………………………………………………………(1.7)
……………………………………………………………………(1.8)
……………………………………………………………………(1.9)
33
34
Keterangan :
a : konstanta
FL : Financial Leverage
ε : residu
Uji Asumsi Klasik adalah suatu uji yang harus dilakukan terlebih dahulu
sebelum variabel yang terdapat dalam penelitian ini diuji regresi linier berganda.
Masalah asumsi klasik yang dimiliki oleh variabel yang akan diteliti nantinya
dapat mempengaruhi hasil yang akan diteliti. Dalam penelitian ini digunakan uji
Sebelum dilanjutkan uji regresi, perlu untuk diketahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian sudah terdistribusi secara normal atau belum. Dengan
berdasarkan Teorema Nilai Pusat (The Central Limit Theorem), jika banyaknya
34
35
data lebih dari 30 (n >30), maka data yang digunakan sudah terdistribusi secara
normal. Dalam teorema nilai pusat diasumsikan jika data yang digunakan dalam
penelitian lebih besar dari 30 maka sudah dianggap data berdistribusi normal.
berkorelasi. Hal ini bisa menyebabkan model yang digunakan tidak tepat.
terjadi pada data yang bersifat time series. Menurut Gujarati (2003), jika korelasi
maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian (Ghozali, 2001).
Koefisien determinasi juga sering disebut R-Squared atau R2. Hasil koefisien
determinasi dapat dilihat dalam table model summary. Nilai R2 yang baik
digunakan untuk penelitian adalah lebih besar dari 80%. Jika angka R2 tidak
variabel penelitian. Nilai R2 yang dikecil juga dapat diperoleh jika variabel diluar
35
36
Uji Global adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
mempengaruhi variabel dependen (Y). Dalam uji Global ini digunakan uji-F
untuk menentukan hubungan variabel X dan Y. Adapun hipotesa dari uji Global
sebagai berikut;
Earning Per Share/ Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran
Underpricing saham.
Earning Per Share/ Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran
36
37
terpisah. Adapun aturan penolakan untuk uji Parsial adalah sebagai berikut
Sedangkan untuk hipotesa yang akan diuji dalam uji parsial ini adalah
sebagai berikut:
saham.
saham.
37
38
Underpricing saham.
H14: Variabel Earning Per Share/ Harga IPO berpengaruh terhadap Underpricing
saham.
saham.
saham.
38
39
39
BAB IV
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang hubungan antara variabel
yang diamati dengan 3 titik waktu yaitu; 1 hari, 3 bulan, dan 1 tahun dalam
underpricing. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 125 perusahaan
purposive sampling yaitu cara pemilihan sampel yang didasarkan atas tujuan dan
39
40
40
Berdasarkan gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat underpricing
underpricing. Kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan harga saat penawaran
saham dan penutupan. Perbedaan harga ini disebabkan oleh kondisi perusahaan,
membeli saham tersebut sehingga menyebabkan saham dengan kondisi yang baik
Dalam hal ini perusahaan sektor non keuangan sangat rawan untuk
Dikarenakan kurangnya kontrol yang ketat dari instansi pemerintah terkait, beda
halnya dengan sektor keuangan segalanya telah diatur dan diawasi oleh pihak
pengawas keuangan dalam hal ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
Prosedur pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
periode penelitian, yaitu sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2017.
41
42
pengujian regresi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengujian regresi
dengan 3 titik waktu berbeda. Pengulangan uji regresi tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk melihat pengaruh dan perkembangan saham yang melakukan IPO
yaitu 1 hari setelah IPO, 3 bulan setelah IPO, dan 1 tahun setelah IPO dilakukan.
Dalam penelitian ini digunakan 3 titik waktu dengan alasan terdapat tiga
pertama biasanya terdampak setelah 1 hari IPO dilakukan yaitu penurunan harga
saham setelah saham IPO diperdagangkan di pasar modal. Anomali yang kedua
adalah penurunan harga saham atau kinerja perusahaan yang telah menerbitkan
Untuk anomali ketiga adalah hot and cold market. Menurut Roy Sembel (1996),
hot issue menjelaskan penawaran saham dengan initial return diatas rata-rata.
Penjelasan tentang fenomena hot IPO salah satunya terjadi berdasarkan teori
signaling dimana perusahaan akan mengalami hot market ketika terjadi ekspetasi
42
43
laba perusahaan yang meningkat. Dengan adanya ekspektasi laba meningkat ini
maka akan menimbulkan tindakan irrational yang akan dilakukan oleh investor
yaitu terlalu optimis terhadap perusahaan IPO yang memiliki ekspektasi laba baik
dan nantinya akan menjadi penyebab terjadinya hot IPO dan mengalami
Uji Asumsi Klasik adalah suatu uji yang harus dilakukan terlebih dahulu
sebelum variabel yang terdapat dalam penelitian ini diuji secara regresi linier
berganda. Masalah asumsi klasik yang dimiliki oleh variabel yang akan diteliti
nantinya dapat mempengaruhi dari hasil regresi yang akan diteliti. Dalam
Sebelum dilanjutkan uji regresi, perlu untuk diketahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian sudah terdistribusi secara normal atau belum. Dengan
berdasarkan Teorema Nilai Pusat (The Central Limit Theorem), jika banyaknya
data lebih dari 30 (n >30), maka data yang digunakan sudah terdistribusi secara
normal. Dalam teorema nilai pusat diasumsikan jika data yang digunakan dalam
penelitian lebih besar dari 30 maka sudah dianggap data berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini digunakan sampel berjumlah 125 perusahaan maka dapat
diasumsikan data berdistribusi normal. Hal tersebut berarti dalam penelitian ini
data yang digunakan sebagai sampel penelitian telah mewakili populasi atau
penyebarannya merata.
43
44
FF -.1 1 -.140 -.42 .03 -.33 -.1 1 -.1 -.42 .03 -.33
RD .00 -.14 1 -.00 .24 .27 .08 -.14 1 -.06 .24 .30
EP .04 -.42 -.006 1 -.25 .16 .16 -.42 -.0 1 -.25 .15
NP .01 .03 .243* -.25 1 .00 -.0 .03 .24 -.25 1 .59
SZ .10 -.33 .279* .16 .00 1 .23 -.33 .30 .15 .59 1
U -.1 .19 -.209 .02 -.37 -.30 -.0 -.03 -.1 .10 -.25 -.12
44
45
biasanya memiliki hubungan korelasi yang sempurna atau kuat antar variabel
multikolinearitas dari persamaan titik waktu 1 hari, 3 bulan, dan 1 hari diperoleh
bawah 0,80, dengan demikian data dalam penelitian titik waktu 1 hari, 3 bulan,
dan 1 tahun tidak mengalami masalah multikolinearitas. Dalam hal ini artinya
multikolinearitas.
Dalam uji regresi berganda ini, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu
Koefisien Determinasi, Uji Global (Uji F), dan Uji Stimultan (Uji t). Dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini akan difokuskan uji regresi berganda dengan
45
46
menggunakan 3 titik waktu, yaitu: 1 hari, 3 bulan, dan 1 tahun setelah IPO
dilakukan.
……………………..….(1.10)
Koefisien determinasi juga sering disebut R-Squared atau R2. Hasil koefisien
determinasi dapat dilihat dalam table model summary. Nilai R2 yang baik
digunakan untuk penelitian adalah lebih besar dari 80%. Jika angka R2 tidak
46
47
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikasi (R-Square) 1 Hari, 3 Bulan, dan 1 Tahun
Titik Waktu 1 Titik Waktu 3 Titik Waktu 1 Tahun
Hari Bulan
R-Square 0.203 0.074 0.222
Nilai R-square dari model regresi titik waktu 1 hari diperoleh angka
Earning per Share/Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran Perusahaan)
79,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang berada diluar model pengujian ini.
Dalam pengujian yang sama didapatkan nilai R-square untuk titik waktu 3 bulan
sebesar 7,4% sedangkan untuk titik waktu 1 tahun sebesar 22,2%. Perbedaan nilai
R-square ini disebabkan oleh tepatnya variabel independen yang digunakan untuk
dapat menjelaskan variabel dependen atau dengan kata lain variabel yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Emilia, Lucky, dan Roy (2008), Pahlevi (2014),
dan Eliezer dan Adityawarman (2017) didapatkan bahwa R-Square yang terdapat
dalam penelitian tersebut menunjukkan angka dibawah 50%. Nilai R Square yang
kecil dikarenakan adanya faktor faktor lain yang ikut mempengaruhi variabel
saham. Hasil dari variabel dalam penelitian ini yang tidak signifikan juga dapat
47
48
Adapun hipotesa dari uji Global (Uji-F) untuk titik waktu 1 hari, 3 bulan,
Earning Per Share/ Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran
Underpricing Saham.
Earning Per Share/ Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran
Underpricing Saham.
Adapun aturan penolakan untuk uji Global (uji F) adalah sebagai berikut:
Berikut merupakan tabel hasil uji global untuk titik waktu 1 hari, 3 bulan,
Tabel 4.6 Hasil Uji Global (Uji-F) 1 Hari, 3 Bulan, dan 1 Tahun
Titik Waktu 1 Hari Titik Waktu 3 Bulan Titik Waktu 1 Tahun
F Sig. F Sig. F Sig.
5.021 **
.000 1.565 .163 5.597 **
.000
Sumber: data diolah dengan SPSS
48
49
Hasil yang diperoleh dari data diatas, didapatkan angka p-value pada sig.
menunjukkan angka 0.000 sedangkan nilai α yang digunakan adalah 0.10 atau
10%. Artinya dalam penelitian 1 hari setelah IPO menunjukkan nilai sig. < α,
Earning per Share/Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran Perusahaan)
hari setelah melakukan IPO. Berbeda halnya dengan penelitian titik waktu 3 bulan
dependen dalam penelitian titik waktu 1 hari, 3 bulan, dan 1 tahun ini disebabkan
setelah IPO. Untuk jangka pendek 1 hari kondisi underpricing saham lebih
oleh perusahaan sebelum melakukan IPO. Dalam penelitian ini terdapat variabel
49
50
FFL dan logNPS yang berasal dari informasi prospektus. Sedangkan untuk jangka
perbandingan kinerja perusahaan setelah melakukan IPO dan ditambah dengan isu
penelitian tidak memiliki pengaruh secara bersama-sama, hal ini dapat disebabkan
oleh kinerja perusahaan belum terlihat dan terlalu menyebabkan dampak dari
terpisah. Adapun aturan penolakan untuk uji Parsial adalah sebagai berikut
Tabel hasil uji parsial dari 3 titik waktu adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial (Uji t) 1 Hari, 3 Bulan, dan 1 Tahun
Titik Waktu 1 Hari Titik Waktu 3 Bulan Titik Waktu 1
Uji T Tahun
t Sig. t Sig. t Sig.
(Constant) 3.439 **
.001 1.691 **
.093 1.939 **
.055
FL_X1 -1.392 .166 -.276 .783 2.424** .017
FFL_X2 2.077 **
.040 -.075 .940 .353 .725
RUDW_X3 -1.149 .253 -.988 .325 1.058 .292
EPSP_X4 .186 .853 .183 .855 1.357 .177
NPS_X5 -2.958 **
.004 -2.076 **
.040 -2.785 **
.006
SIZE_X6 .289 .773 .488 .626 .829 .409
Sumber: data diolah dengan SPSS
50
51
underpricing:
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.001 untuk titik
waktu 1 hari, 0.093 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.055 untuk titik waktu 1 tahun
yang berarti lebih kecil dari α yang digunakan yaitu 0.1 maka dapat disimpulkan
Berikut ini adalah hipotesa dari hubungan antara financial leverage dengan
underpricing:
saham.
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.166 untuk titik
waktu 1 hari, 0.783 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.017 untuk titik waktu 1 tahun
dengan α yang digunakan yaitu 0.1 maka dapat disimpulkan hanya titik waktu 1
51
52
tahun yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif antara
terhadap Underpricing
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.040 untuk titik
waktu 1 hari, 0.940 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.725 untuk titik waktu 1 tahun
artinya hanya titik waktu 1 hari < α. Berdasarkan angka tersebut menunjukkan
Underpricing
dengan underpricing:
52
53
saham.
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.253 untuk titik
waktu 1 hari, 0.325 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.292 yang berarti lebih besar
dari α yang digunakan yaitu 0.1 maka dapat disimpulkan H 0 diterima untuk semua
saham.
4.5.3.5 Uji Parsial Pengaruh Earning Per Share/Harga IPO (EPSP_X4) terhadap
Underpricing
Berikut ini adalah hipotesa dari hubungan antara earning per share/harga
Underpricing saham.
H15: Variabel Earning Per Share/ Harga IPO berpengaruh terhadap Underpricing
saham.
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.853 untuk titik
waktu 1 hari, 0.855 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.177 untuk titik waktu 1 tahun
yang berarti lebih besar dari α yang digunakan yaitu 0.1 maka dapat disimpulkan
H0 diterima untuk semua titik waktu yang digunakan. Berdasarkan angka tersebut
53
54
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel earning per share/ harga IPO tidak
penelitian ini.
Underpricing
Berikut ini adalah hipotesa dari hubungan antara nilai penawaran saham
dengan underpricing:
saham.
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.004 untuk titik
waktu 1 hari, 0.040 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.006 untuk titik waktu 1 tahun
yang berarti lebih kecil dari α yang digunakan yaitu 0,1 maka dapat disimpulkan
H0 ditolak untuk semua titik waktu dalam penelitian ini. Berdasarkan angka
Underpricing
dengan underpricing:
54
55
saham.
Dengan melihat angka sig. pada tabel diatas sebesar 0.773 untuk titik
waktu 1 hari, 0.626 untuk titik waktu 3 bulan, dan 0.409 untuk titik waktu 1 tahun
yang berarti lebih besar dari α yang digunakan yaitu 0,1 maka dapat disimpulkan
H0 diterima untuk semua titik waktu dalam penelitian ini. Artinya variabel ukuran
adakah hubungan yang terjadi atau tidak. Berikut adalah tabel yang digunakan
55
56
titik waktu yaitu 1 hari, 3 bulan, dan 1 tahun dan pengaruh yang ditimbulkan dari
melakukan IPO.
Underpricing
melakukan IPO. Dengan nilai koefisien sebesar 0.539 artinya jika persentase
Jika kondisi perusahaan yang akan melakukan IPO tergolong baik, maka
pemilik saham lama akan menyetujui persentase saham yang ditawarkan ke publik
besar. Hal tersebut dikarenakan pemilik saham lama percaya dengan kondisi
perusahaan yang baik sahamnya akan mudah terjual dan semakin banyak saham
yang ditawarkan akan membuat modal yang didapatkan perusahaan tersebut juga
semakin banyak. Sinyal positif kondisi perusahaan yang nantinya akan ditangkap
56
57
yang tergolong kondisinya baik menawarkan persentase jumlah saham yang besar,
maka investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga dengan minat
underpricing.
meningkatkan risiko kerugian yang akan ditanggung oleh underwriter jika saham
tidak habis terjual. Untuk mengurangi risiko tersebut maka underwriter akan
menetapkan harga yang rendah. Dengan harga yang rendah dan kondisi
perusahaan baik serta persentase saham yang ditawarkan banyak, maka investor
akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan saham akan cenderung
terjadi perubahan harga saham setelah 1 hari pelaksanaan IPO. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurfauziah dan Safitri (2013) bahwa
waktu yang digunakan yaitu: 1 hari, 3 bulan, dan 1 tahun setelah IPO. Pengaruh
yang ditimbulkan bersifat negatif artinya jika nilai penawaran saham meningkat
57
58
1% maka underpricing akan turun sebesar 0.141% setelah 1 hari, 1.546% untuk 3
perusahaan tersebut karena dengan kebutuhan dana yang besar artinya perusahaan
memiliki ekspektasi kinerja yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Investor
akan tertarik membeli saham dengan nilai penawaran saham yang tinggi karena
informasi yaitu investor tidak mudah percaya bahwa nilai penawaran saham yang
besar akan menghasilkan prospek yang baik ke depannya jika tidak diikuti dengan
perkembangan kinerja perusahaan dari tiap titik waktu. Dengan kata lain anomali
variabel nilai penawaran saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Emilia, Lucky, dan Roy (2008) yang menyatakan bahwa nilai
58
59
underpricing saham.
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kondisi underpricing pada titik waktu
1 tahun. Dengan nilai koefisien sebesar 0.227 artinya jika financial leverage
perusahaan yang baik dan dapat memperoleh laba secara optimal. Kondisi
perusahaan yang baik ini menarik minat underwriter untuk menjual saham
dimiliki perusahaan jika dalam hal ini perusahaan dapat meningkatkan persentase
EPS yang dihasilkan, maka semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli
underpricing.
59
60
ini financial leverage berpengaruh signifikan dan positif dalam titik waktu 1 tahun
artinya investor dalam penelitian ini akan mengamati kinerja dan kondisi
leverage yang cukup tinggi tetapi kinerjanya terus membaik dengan ditandai oleh
peningkatan EPS maka cenderung saham tersebut akan diminati oleh investor
underwriter yang kurang baik dapat memberikan harga penawaran saham yang
yang kurang baik jika digunakan oleh perusahaan yang baru melakukan IPO akan
membuat saham yang dijual menjadi tidak menarik terkhusus untuk investor yang
tersebut akan menurunkan minat beli dan membuat saham cenderung mengalami
overpricing.
60
61
reputasi underwriter baik akan membuat harga saham perusahaan yang ditetapkan
oleh underwriter sesuai dengan nilai pasar perusahaan saat ini. Akan tetapi,
reputasi underwriter yang baik bukan berarti menunjukkan sinyal positif bagi
investor untuk memutuskan dalam membeli saham tersebut. Dalam penelitian ini
baik sedangkan sisanya bereputasi baik, tetapi reputasi underwriter tidak terbukti
Pahlevi (2014) serta Nurfauziah dan Safitri (2013) yang juga menggunakan
earning per share yang semakin tinggi dari tahun ke tahun dengan jumlah saham
keuntungan yang lebih baik tiap titik waktunya mengartikan bahwa perusahaan
dalam kondisi baik. Kondisi tersebut yang membuat underwriter berminat untuk
menjual saham perusahaan dikarenakan dengan tingkat earnings per share yang
tinggi maka saham akan lebih mudah dijual kepada investor. Menurut investor
jika semakin besar earning per share yang dihasilkan oleh perusahaan maka
61
62
meningkatkan minat beli saham tersebut. Karena minat beli investor tinggi maka
penurunan harga saham setelah IPO yang disebabkan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang atau long-term underperformance artinya investor dalam hal ini
pendek atau dengan tujuan untuk ingin memperoleh initial return akan tetapi lebih
mengelola dana hasil penjualan saham secara efisien yang nantinya dapat menjadi
laba bagi perusahaan dan selanjutnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor.
Dengan demikian nilai earning per share/harga IPO yang tinggi atau rendah tidak
dijadikan faktor utama bagi investor untuk menanamkan modalnya tetapi ada
faktor kinerja yang menjadi perhatian lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Emilia, Lucky, dan Roy (2008) dan Ridho Purba (2013) menunjukkan hal yang
sesuai dengan penelitian ini bahwa earning per share/harga IPO tidak
dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut memiliki total aset yang besar dan
dapat dipergunakan untuk menutupi kewajibannya jika terjadi risiko gagal bayar
62
63
dan dengan aset yang besar artinya tingkat produktivitas yang akan dihasilkan
juga dapat semakin banyak. Dengan ukuran perusahaan yang semakin besar
tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan yang stabil
dan baik. Underwriter akan tertarik untuk menjual saham yang memiliki ukuran
perusahaan besar dikarenakan mudah untuk menjualnya dan sudah dikenal secara
luas kinerja perusahaan tersebut. Investor juga tertarik dengan ukuran perusahaan
dibutuhkan akan mudah untuk dicari sehingga minat investor akan jauh lebih
perusahaan kecil yang informasi dan perusahaannya belum terlalu dikenal secara
investor positif. Tetapi dalam penelitian ini ukuran perusahaan tidak berpengaruh
melakukan IPO tidak harus memiliki aset yang tinggi. Proses IPO ini sebenarnya
IPO dilakukan total aset yang dimilikinya akan bertambah. Ukuran perusahaan
yang besar tanpa diikuti kinerja yang baik setelah IPO, akan membuat perusahaan
kurang diminati oleh investor dalam jangka panjang sehingga untuk ukuran
sesuai dengan Yustisia dan Roza (2012) yang menunjukkan bahwa tidak ada
63
64
64
BAB V
5.1 Kesimpulan
pengamatan dalam penelitian ini, ternyata hanya ada 3 variabel independen yang
1.Variabel yang berpengaruh secara parsial dalam titik waktu 1 hari adalah
penawaran saham (NPS_X5). Hal tersebut dikarenakan pada titik waktu 1 hari
investor yang akan membeli saham hanya melihat dari informasi yang terdapat
dalam prospektus untuk memutuskan membeli suatu saham. Dalam hal ini kedua
titik waktu 3 bulan variabel yang berpengaruh secara parsial adalah nilai
penawaran saham (NPS_X5). Hal ini dikarenakan dalam titik waktu 3 bulan
setelah IPO investor yang akan membeli saham suatu perusahaan sudah melihat
kinerja yang dihasilkan selama 3 bulan pertama. Tetapi belum terlalu berpengaruh
65
66
perusahaan suatu mulai terlihat oleh investor, sehingga semakin baik kinerja yang
banyak investor yang membeli saham tersebut sehingga saham tersebut cenderung
terhadap kondisi underpricing didapatkan hasil bahwa untuk semua titik waktu 1
hari, 3 bulan, dan 1 tahun setelah IPO memiliki pengaruh secara simultan variabel
Underwriter, Earning per Share/Harga IPO, Nilai Penawaran Saham, dan Ukuran
3. Titik waktu yang paling terkena dampak dari anomali yang muncul setelah
perusahaan melakukan IPO adalah titik waktu 1 hari dan 1 tahun. Hal ini
dikarenakan dalam titik waktu 1 hari semakin baik kondisi perusahaan sebelum
IPO dan semakin banyak informasi yang didapatkan dari prospektus, maka
semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut
dalam titik waktu ini perusahaan sudah mulai terlihat kinerjanya baik atau
tidaknya. Semakin baik kondisi perusahaan dan kinerja yang dihasilkan akan
membuat semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan
66
67
5.2 Saran
underpricing ini:
1. Bagi Perusahaan
mendapatkan laba yang optimal. Untuk perusahaan yang akan melakukan IPO
pada perusahaan tersebut atau tidak. Sehingga jika semakin baik informasi yang
diberikan dan semakin banyak investor yang membeli saham, maka semakin
2. Bagi Investor
EPS, bahkan kondisi perusahaan itu sendiri sebelum melakukan IPO apakah
tergolong perusahaan dengan kondisi baik atau tidak. Informasi yang terdapat
67
68
dalam laporan keuangan dan prospektus yang diterbitkan diharapkan juga menjadi
perusahaan tersebut.
3. Bagi Penulis
lainnya, karena dianggap masih banyak variabel non keuangan dan keuangan
titik waktu 6 bulan dimana kinerja perusahaan lebih terlihat dibandingkan 3 bulan
68
69
Kode
No Perusahaan Nama Perusahaan
1 BTEL Bakrie Telecom Tbk
2 RUIS Radiant Utama Intersinco Tbk
3 TOTL Total Bangun Persada Tbk
4 CPRO Central Proteinaprima Tbk
5 SGRO Sampoerna Agro Tbk
6 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
7 DEWA Darma Henwa Tbk
8 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
9 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk
10 PTSN Sat Nusapersada Tbk
11 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
12 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
13 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
14 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
15 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
16 COWL Cowell Development Tbk
17 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
18 TRIL Triwira Insanlestari Tbk
19 ELSA Elnusa Tbk
20 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk
21 INDY Indika Energy Tbk
22 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk
23 ADRO Adaro Energy Tbk
24 HOME Hotel Mandarine Regency Tbk
25 TRAM Trade Maritime Tbk
26 TRIO Trikomsel Oke Tbk
27 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
28 BWPT BW Plantation Tbk
29 DSSA Dian Swastika Sentosa Tbk
30 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
31 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk
32 PTPP PP (Persero) Tbk
33 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk
34 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
35 GOLD Golden Retaillindo Tbk
36 SKYB Skybee Tbk
69
70
Kode
No Perusahaan Nama Perusahaan
37 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
38 BUVA Bukit Uluwatu Villa Tbk
39 HRUM Harum Energy Tbk
40 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
41 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk
42 KRAS Krakatau Steel Tbk
43 APLN Agung Podomoro Land Tbk
44 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk
45 MFMI Multifilling Mitra Indonesia Tbk
46 ABMM ABM Investama Tbk
47 BAJA Sarana Central Bajatama Tbk
48 VIVA Visi Media Asia Tbk
49 ARII Atlas Resources Tbk
50 SUPR Solusi Tunas Pratama Tbk
51 STAR Star Petrochem Tbk
52 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk
53 ALDO Alkindo Naratama Tbk
54 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk
55 SRAJ Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk
56 MBSS Mitrabahtera Segara Sejati Tbk
57 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk
58 TRIS Trisula International Tbk
59 RANC Supra Boga Lestari Tbk
60 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
61 GAMA Gading Development Tbk
62 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk
63 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
64 ASSA Adi Sarana Armada Tbk
65 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
66 HOTL PT Saraswati Griya Lestari Tbk
67 SAME PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk
68 ACST PT Acset Indonesia Tbk
69 NRCA PT Nusa Raya Cipta Tbk
70 SMBR PT Semen Baturaja Tbk
71 MLPT PT Multipolar Technology Tbk
72 APII PT Arita Prima Indonesia Tbk
73 KRAH PT Grand Kartech Tbk
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
74 SIDO Tbk
75 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk
76 BIRD Blue Bird Tbk
70
71
Kode
No Perusahaan Nama Perusahaan
77 BLTZ Graha Layar Prima Tbk
78 CINT Chitose Internasional Tbk
79 GOLL Golden Plantation Tbk
80 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk
81 MDIA Intermedia Capital Indonesia Tbk
82 SOCI Soechi Lines Tbk
83 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
84 DMAS Puradelta Lestari Tbk
85 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk
86 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk
87 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
88 MMLP Mega Manunggal Property Tbk
89 PPRO PP Properti Tbk
90 KINO Kino Indonesia Tbk
91 MTRA Mitra Pemuda Tbk
92 AGII Aneka Gas Industri Tbk
93 BOGA Bintang Oto Global Tbk
94 DAYA Duta Intidaya Tbk
95 JGLE Graha Andrasentra Propertindo Tbk
96 OASA Protech Mitra Perkasa Tbk
97 PBSA Paramita Bangun Sarana Tbk
98 POWR Cikarang Listrindo Tbk
99 PRDA Prodia Widyahusada Tbk
100 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk
101 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
102 MARI Mahaka Radio Integra Tbk
103 BELL Trisula Textile Industries Tbk
104 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
105 CSIS Cahayasakti Investindo Sukses Tbk
106 DWGL Dwi Guna Laksana Tbk
107 FIRE Alfa Energi Investama Tbk
108 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk
109 KIOS Kioson Komersial Indonesia Tbk
110 KMTR Kirana Megantara Tbk
111 MABA Marga Abhinaya Abadi Tbk
112 MAPB MAP Boga Adiperkasa Tbk
113 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk
114 MCAS M Cash Integrasi Tbk
115 MINA Sanurhasta Mitra Tbk
116 MPOW Megapower Makmur Tbk
117 NASA Ayana Land International Tbk
71
72
Kode
No Perusahaan Nama Perusahaan
118 PBID Panca Budi Idaman Tbk
119 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
120 PSSI Pelita Samudera Shipping Tbk
121 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk
122 TGRA Terregra Asia Energy Tbk
123 TOPS Totalindo Eka Persada Tbk
124 WOOD Integra Indocabinet Tbk
125 ZINC Kapuas Prima Coal Tbk
Lampiran 2: Data FFL, EPSP, RUDW Titik Waktu 1 Hari, 3 Bulan, 1 Tahun
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
BTEL
11.78 11.78 11.78 0.36 0.58 1.29
1
2 RUIS 10.63 10.63 10.63 0.50 0.90 1.00
85
86
TOTL
10.92 10.92 10.92 0.07 0.45 1.90
3
CPRO
11.52 11.52 11.52 0.68 0.62 2.91
4
SGRO
12.03 12.03 12.03 0.08 0.06 0.15
5
MNCN
12.57 12.57 12.57 0.04 0.06 0.44
6
DEWA
12.02 12.02 12.02 0.53 0.89 0.42
7
WIKA
11.89 11.89 11.89 0.33 0.18 0.60
8
ACES
10.63 10.63 10.63 0.20 0.09 0.04
9
PTSN
11.49 11.49 11.49 0.10 0.16 0.27
10
JSMR
12.54 12.54 12.54 0.21 0.01 0.52
11
JKON
10.64 10.64 10.64 0.31 0.61 0.07
12
CSAP
11.08 11.08 11.08 0.10 0.31 0.24
13
ASRI
11.52 11.52 11.52 0.70 0.35 0.52
14
ITMG
12.50 12.50 12.50 0.40 0.45 0.14
15
COWL
10.51 10.51 10.51 0.77 2.32 2.28
16
BAPA
10.35 10.35 10.35 0.70 0.23 0.03
17
TRIL
11.08 11.08 11.08 0.70 2.53 0.13
18
ELSA
11.77 11.77 11.77 0.29 0.20 0.70
19
KOIN
10.63 10.63 10.63 0.16 0.49 0.75
20
INDY
12.44 12.44 12.44 0.16 0.25 0.04
21
PDES
10.63 10.63 10.63 0.70 0.15 0.46
22
ADRO
13.09 13.09 13.09 0.57 0.33 0.05
23
HOME
10.52 10.52 10.52 0.43 0.64 0.03
24
TRAM
11.70 11.70 11.70 0.27 0.43 1.08
25
11.02 11.02 11.02 0.02 0.06 0.11
26 TRIO
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96