Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Analisis Aktif vs Pasif Saham Indonesia

Oleh Kelompok:

ANDI PRATAMA (17.01.032.006)

ANJANINTA ZAIN (17.01.032.006)

RAHMAWAN (17.01.032.051)

NASRA (18.01.032.059)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Investasi dan Portofolio judul “ANALISIS AKTIF VS
PASIF SAHAM INDONESIA”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sumbawa, 25 Maret 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bab ini akan dibahas tentang strategi yang bisa dilakukan investor dalam
pembentukan portofolio saham. Ada dua strategi yang akan dibahas, yaitu strategi pasif dan
strategi aktif. Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam
berinvestasi pada saham dan hanya berdasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks
pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual beli
saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Investor dalam hal ini hanya akan mengikuti
indeks pasar. Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor
secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti
waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan
return abnormal. Tentunya investor harus berhati-hati dalam memilih strategi apa yang tepat
baginya, apakah strategi aktif, pasif ataupun penggabungan kedua strategi tersebut secara
bersamaan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apa itu Passive Investing/Investor Pasif?


2. Apa itu Active Investing/Investor Aktif?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari pelaksanaan penelitian ini antara lain:

1. Untuk Mengetahui Passive Investing/Investor Pasif.


2. Untuk Mengetahui Active Investing/Investor Aktif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Strategi Portofolio Saham

Ada dua strategi yang dapat di lakukan investor dalam pembentukan portofolio saham
yaitu :

2.1.1 Strategi Pasif

Dalam konsep pasar modal yang efisien di katakan bahwa jika pasar benar-benar
efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas
return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Dalam
strategi pasif ini investor percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga yang
mencerminkan nilai intrinsic saham tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan
berusaha untul secara aktif melakukan tindakan perdagangan saham yang bisa
memberikan return abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor
dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar.
Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar
sedekat mungkin.

Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli
dan simpan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy).
Berikut ini dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi pasif portofolio saham.[1]

a. Strategi beli dan simpan

Strategi ini pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam portofolio
obligasi. Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya
untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukanya strategi ini adalah untuk menghindari
biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor
percaya bahwa return yang akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh
berbeda dengan return yang diperoleh jika investor secara aktif membeli dan menjual
saham. Dalam strategi ini investor sangat mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya
dalam melakukan portofolio saham. Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor
dalam komposisi yang terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham.
Meskipun demikian investor tetap harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham
tertentu yang akan dimasukkan dalam portofolionya. Hal terpenting disini adalah bahwa
komposisi tersebut akan bisa diterima sepanjang komposisi saham-saham tersebut
mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan investor.
Jika ternyata komposisi yang telah dibentuk mengalami perubahan kinerja, dimana
misalnya risiko dari komposisi tersebut meningkat sedangkan return yang di harapkan
tetap sama, investor tentu perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti mengubah
komposisi awal menjadi komposisi baru sehingga sesuai dengan preferensi investor
terhadap risiko. Kesimpulan yang bisa di tarik dari strategi beli dan simpan ini adalah
bahwa investor bukan berarti tidak melakukan apa-apa dan hanya sekedar membeli lalu
menyimpan saham yang telah di belinya tersebut, tapi investor juga harus melakukan
tindakan rasional dalam berinvestasi. Investor harus pintar-pintar memilih saham yang
akan dimasukkan dalam investasinya, lalu melakukan penyesuaian jika diperlukan. di
samping itu, hasil yang di peroleh dari strategi beli dan simpan ini tentunya harus
diinvestasikan kembali untuk meningkatkkan kemakmuran investor.

b. Strategi mengikuti indeks

Strategi ini alam praktiknya bisa di gambarkan sebagai pembeli instrument


reksadana atau dana pension oleh investor. Strategi investor seperti ini bisa dikategorikan
strategi pasif. Dengan membeli instrument reksadana, investor berharap bahwa kinerja
investasinya pada kumpulan saham-saham dalam instrument reksadana sudah merupakan
duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan memperoleh
return yang sebanding dengan return pasar. Membeli reksadana juga akan memberikan
keuntungan bagi investor karena biaya transaksi, biaya pencarian informasi, dan komisi
konsultasi analis menjadi lebih rendah. Dalam hal ini investor hanya membeli instrument
reksadana, dan tinggal menunggu return dari reksadana yang telah dibelinya.
2..1.2 Strategi Aktif

Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang seringgi-tingginya dari


suatu investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan selalu mencari jalan agar
memperoleh keuntungan yang lebih tinggi di banding biaya yang harus di tanggungnya.
Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan
investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar.

Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi
return portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain investor
akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh
sesame investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari informasi tambahan,
meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis informasi-informasi yang
mempengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang ada yang berani membayar mahal
untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik. Semuanya dilakukan untuk
meningkatkan return yang di harapkan investor. Berikut ini tiga strategi yang biasanya di
pakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham.

a. Pemilihan saham

Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan paling rasional.
Dalam hal ini investor secara aktif melakukan anlisis dan pemilihan saham-saham terbaik
yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-resiko yang terbaik disbanding
alternative lainnya. Pemilihan tersebut dilakukan dengan berdasar pada analisis
fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut di masa datang. Dalam hal ini
mereka percaya bahwa tindakan aktif yang mereka lakukan akan memberikan return yang
lebih besar dibanding investor lainnya yang hanya mengandalkan strategi investasinya
pasa strategi pasif.

Seberapa pentingkah pemilihan saham bagi investor? Investor bisa melakukan


diversifikasi dengan dua cara yaitu random (naif), maupun dengan cara Markowitz.
Artinya, investor bisa saja memilih secara acak tanpa dianalisis terlebih dahulu, akan
tetapi manfaat pengurangan risiko dari cara acak ini tidak akan seoptimal jika pemilihan
dilakukan dengan model Markowitz. Dengan memilih saham-saham terbaik dan
memasukkan saham tersebut dalam portofolio, berarti investor akan memperoleh manfaat
pengurangan resiko dari tindakan diversifikasi saham. Tindakan ini juga diharapkan bisa
meningkatkan return yang diharapkan investor.

Dalam memilih saham-saham terbaik (superior), investor bisa melakukan analisis


secara individual ataupun dengan memanfaatkan jasa konsultasi analis saham. Jika
investor mempunyai akses informasi yang baik dan kemampuan yang baik untuk
menganalisis saham dan memilih saham, investor bisa melakukan pemilihan saham
secara individual. Tetapi adakalanya investor lebih menyukai menggunakan jasa analis
saham professional untuk memperoleh nasihat dan rekomendasi keputusan terbaik
tentang saham apa saja yang harus di pilih dan tindakan apa yang harus dilakukan
terhadap saham tersebut. Konsekuensinya adalah investor harus mengeluarkan sejumlah
biaya seperti komisi jasa konsultasi atau biaya atas informasi tertentu. Tentu saja investor
akan mengharapkan return yang lebih besar sebagai kompensasi yang setimpal atas biaya
yang telah dikeluarkanya.

b. Rotasi sektor

Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham
di dalam negri saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara :

1. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor


tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini
dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan memberikan
return yang lebih tinggi disbanding return pasar.

2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham


pada sektor industry yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi,
pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. Investor akan meningkatkan bobot
portofolionya pada saham-saham sektor industry yang berprospek cerah di masa datang
dan akan mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industry yang berprospek
kurang baik.
Reilly dan brown (1997), mengkategorikan saham-saham per sektor industry menjadi lima,
yaitu:

1. Saham-saham sektor financial (financial stocks excel)

2. Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables excel)

3. Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel)

4. Saham-saham sektor industry dasar (basic industries excel)

5. Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples excel)

Dalam strategi rotasi sektor, investor biasanya membeli saham-saham pada suatu sektor
atau industry tertentu yang diperkirakan akan mengalami peingkatan nilai melebihi return pasar.
Dalam hal ini, investor melakukan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan peningkatan harga
saham-saham pada sektor industry tertentu akibat dampak siklis ekonomi.

Sebagai contoh, misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli saham-saham


sektor financial. Salah satu karakteristik saham sektor finansial adalah kepekaanya terhadap
perubahan suku bunga, dimana harga saham sektor financial akan berhubungan terbalik dengan
tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini
justru akan turun. Kondisi ini dalam gambaran siklis ekonomi biasanya terjadi pada
perekonomian yang mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga
biasanya akan meningkat dan berakibat pada menurunya harga saham sektor financial. Dengan
demikian investor yang cerdik akan membeli saham sektor tersebut, karena harganya relative
rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan jika tingkat suku bunga sudah mulai menurun, maka
perusahaan sektor financial (misalnya bank, perusahaan simpam pinjam atau perusahaan
sekuritas) akan mengalami peningkatan earning dan hal ini akan mengakibatkan harga
sehamnya meningkat.

Keberhasilan penerapan strategi rotasi ini sangat tergantung dari kemampuan investor
untuk memahami kondisi ekonomi yang sedang terjadi dan juga kemampuan untuk meramalkan
kondisi yang akan terjadi. Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi akan
sangat membantu efektivitas penerapan strategi ini, karena kunci strategi ini adalah bagaimana
investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dan mengambil manfaat
dari perubahan tersebut. [4]

c. Strategi momentum harga

Ide dasar dari strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-waktu
tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan
perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat,
pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor
melalui tindakan menjual atau membeli saham.

Berbagai tekhnik untuk mencari momentum yang tepat dalam portofolio saham
bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta (charf) pergerakan harga
saham selama beberapa waktu untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada harga
saham tersebut di kemudian hari. Jika harga-harga saham diperkirakan akan meningkat,
maka investor akan meningkat bobot portofolionnya pada investasi portofolio saham.
Investor akan menginvestasikan uang yang dimilikinya pada portofolio saham karena
lebih menguntungkan disbanding alternative lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika
diperkirakan harga saham akan menurun maka invesitor akan memindahkan investasinya
dari portfolio saham ke alternative investasi lainnya.

Berbagai tekhnik kuantitatif yang lebih canggih dengan penggunaan teknologi


computer sudah mulai dipergunakan untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk
membeli dan menjual saham. Data-data yang telah terjadi (ex-post data) dipakai untuk
mencari pola pergerakan saham dan mencari hubungan sebab akibat antara satu peristiwa
dengan peristiwa lainnya. Tetapi, penggunaan teknologi computer ini pun sebenarnya
masih mengandung kelemahan sehubungan dengan penggunaan data-data historis.
Menggunakan data-data historis yang telah terjadi untuk meramalkan kejadian dimasa
datang secara implisit menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan sama
dengan yang akan terjadi dimasa datang.

Dalam kenyataannya, strategi penentuan momentum harga saham merupakan isu


yang masih kontroversial. Strategi ini memang popular digunakan oleh para praktisi,
tetapi pertanyaanya adalah seberapa akurat metode ini mampu meramalkan apa yang
akan terjadi di kemudian hari. Bagi kalangan akademisi, fenomena seperti ini sangat
menarik untuk dipelajari dan sangat perlu dilakukan penelitian empiris tentang subyek
ini, untuk membuktikan apakah strategi tersebut merupakan strategi yang layak ataukah
hanya suatu kebetulan belaka.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ada dua strategi yang dilakukan investor dalam pembentukan saham yaitu Strategi aktif dan
strategi pasif. Strategi pasif bisa diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio
saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif
adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. Strategi yang dipakai dalam
strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan simpan (buy and hold strategy) dan
strategi mengikuti indeks (indexing strategy). Strategi pasif meliputi : Beli dan Simpan,
mengikuti indeks. Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi
return portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain investor akan
berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesame investor
lainnya. Strategi aktif meliputi : Pemilihan saham, Rotasi sektor, Momentum harga.

Anda mungkin juga menyukai