Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi investor pasar modal, memilih sekian banyak saham yang tercatat dibursa efek bukanlah suatu hal
yang mudah. Diperlukan analisis yang cukup mendalam agar investor dapat meminimalisasikan resiko
yang dihadapi pada waktu memutuskan untuk membeli, menjual atau menahan efek yang tercatat
tersebut. Analisis portofolio merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh investor dalam memilih
sekelompok instrumen pasar modal agar memberikan hasil yang optimal. Memelihara suatu portofolio
relatif lebih kecil resikonya ketimbang apabila investor hanya menanamkan pada satu saham saja. Suatu
portofolio yang komposisinya tidak mengalami perubahan kemungkinan tidak akan bisa memberikan
nilai yang optimal dan bahkan dapat berkurang. Dalam mencapai hasilnya yang optimal dari suatu
investasi dibutuhkan keahlian serta ketajaman analisis atas suatu keadaan. Untuk itu diperlukan strategi
yang dapat dibedakan dalam dua sifat yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Strategi pasif adalah suatu
strategi yang menempatkan seorang investor tidak membuat pendapat atau analisis tentang surat-surat
berharga. Investor hanya mencoba mengikuti arus pasar atau dengan kata lain menunggu gelombang
pasar. Sedangkan strategi aktif adalah suatu strategi yang menempatkan seorang investor membuat
analisis secara aktif suatu kelompok surat-surat berharga. Oleh karena itu, strategi aktif bisa dilakukan
secara terus menerus. Pelaksanaan strategi aktif dapat dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa
analisa yaitu analisa pasar dan analisa fundamental yang terdiri atas analisa ekonomi makro, analisa
industri dan analisa perusahaan. Dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul “Analisis Sekuritas : Analisis
Ekonomi/Pasar” ini, penulis membatasi bahasan yakni hanya membahas mengenai aspek analisa
ekonomi/pasar dalam analisa sekuritas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Investasi

Saham Strategi investasi umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy) dan strategi
pasif (passive strategy). Seperti yang dijelaskan oleh Tandelilin (2001:199) ada dua strategi yang dapat
dilakukan investor dalam pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut.

1. Strategi pasif : merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dalam saham
dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Strategi pasif
mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modal tidak melakukan mispricing, dan (b) meskipun
terjadi mispricing, para pemodal berpendapat bahwa mereka tidak bisa mengidentifikasikan dan
memanfaatkannya. Tujuan dari strategi pasif ini adalah memperolehreturn portofolio sebesar return
indeks pasar dengan menekankan seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan.
Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut.

a. Strategi beli dan simpan Maksudnya adalah investor melakukan pembelian sejumlah saham dan
tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya strategi ini adalah
untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang biasanya terlalu tinggi.
b. Strategi mengikuti indeks Merupakan strategi yang digambarkan sebagai pembelian instrumen
reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dalam hal ini investor berharap bahwa kinerja
investasinya pada kumpulan saham dalam instrumen reksadana sudah merupakan duplikasi dari
kinerja indeks pasar. Dengan kata lain investor berharap memperolah return yang sebanding
dengan return pasar.

2. Strategi aktif : merupakan tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli
saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif
lainnya untuk mendapatkan return abnormal.Tujuan strategi aktif ini adalah mendapatkan return
portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh dari strategi pasif. Ada tiga
strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham.

a. Pemilihan saham maksudnya adalah para investor secara aktif melakukan analisis pemilihan
saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return dan risiko yang
terbaik dibandingkan dengan alternatif lainnya. Analisis ini mendasarkan pada pendekatan
analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut pada masa datang.
b. Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan dua cara, yaitu sebagai
berikut. • Melakukan investasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor tertentu untuk
mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. • Melakukan modifikasi atau
perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda. •
Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham
akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini
investor akan mencari waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa
memberikan tingkat keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.

B. Tiga pendekatan dalam investasi portofolio

a) Tactic asset allocation Taktis strategi alokasi aset adalah strategi manajemen portofolio, yang
meliputi penyesuaian investasi dengan format untuk tujuan jangka pendek. Walaupun ide dasar adalah
untuk diversifikasi investasi dan membatasi risiko, investasi preferensi diberikan kepada kelas aset yang
berbeda dengan format untuk jangka pendek hasil prediksi. taktis strategi aset alokasi mulai seperti yang
strategis aset alokasi dengan strategi diversifikasi dari portofolio dengan tujuan untuk jangka panjang
dalam pikiran. Investor / portofolio kemudian membutuhkannya investasi dengan aset kelas yang
berbeda. Jika Equities diduga untuk melakukan dengan baik dalam waktu dekat, ia mengalokasikan lebih
banyak modal untuk itu, dan jika obligasi yang diduga melakukan dengan baik, maka lebih investasi di
obligasi, dan sebagainya.. Setelah pilihan adalah hasil yang diperoleh, investor kembali ke asli alokasi
rasio dikehendaki untuk tujuan jangka panjang. Sukses dengan taktis aset alokasi membutuhkan uang
manajemen, dan kemampuan untuk mengartikan dan memprediksi tren jangka pendek. Investor
mempertimbangkan P / E dan P / B ratio Equities, indikator mendasar, berbagai momentum dan
sentimen sinyal, dan prediksi ekonomi dalam pengambilan keputusan. Investor / portofolio manajer
harus cukup tertarik untuk kembali ke rasio asli, setelah jangka pendek adalah keuntungan kesempatan
melorot. Taktis strategi alokasi aset, secara teori, dapat memberikan hasil yang lebih baik dari strategi
alokasi aset strategis; tetapi juga lebih memiliki risiko yang berkaitan dengan hal itu.

b) Strategic asset allocation Alokasi aset strategis adalah metode yang membentuk dan melekat pada
apa yang merupakan dasar kebijakan campuran. Hal ini merupakan kombinasi dari aset proporsional
berdasarkan tingkat diharapkan kembali untuk setiap kelas asset, Sebagai contoh Misalnya, jika saham
historis telah dikembalikan 10% per tahun dan obligasi telah kembali 5% per tahun, gabungan dari 50%
saham dan 50% obligasi diharapkan akan kembali 7,5% per tahun. Strategis aset alokasi umumnya
berarti membeli dan menunggu seperti perubahan nilai-nilai aset menyebabkan penyimpangan dari
kebijakan yang didirikan campuran. Dengan pendekatan ini, investor terus rebalance portofolio.
Misalnya, jika salah satu aset yang mengalami penurunan nilai, Anda akan membeli aset yang lebih, dan
jika nilai aset yang harus meningkatkan, Anda akan menjualnya. Tidak ada keras dan cepat aturan untuk
waktu portofolio rebalancing strategis di bawah atau bobot konstan-aset alokasi. Namun, yang umum
patokan adalah bahwa portofolio harus rebalanced ke aslinya campuran bila suatu kelas aset bergerak
lebih dari 5% dari nilai aslinya.

c) Dynamic asset alication Selain aktif aset adalah strategi alokasi aset alokasi dinamis, yang akan terus
menyesuaikan gabungan dari aset sebagai pasar kebangkitan dan kejatuhan ekonomi dan memperkuat
dan melemahkan. Dengan strategi ini investor akan menjual aset yang menurun dan melakukan
pembelian aset yang meningkat, membuat dinamis aset alokasi kutub yang berlawanan dari konstan-
bobot strategi. Sebagai contohmisalnya, jika pasar saham adalah menunjukkan kelemahan, investor
akan menjual saham dalam mengantisipasi penurunan lebih lanjut, dan jika pasar yang kuat, investor
akan melakukan pembelian saham di pasar terus mengantisipasi perkembangan. Konsep Dasar Analisis
Fundamental Analisis fundamental dapat didefenisikan sebagai suatu analisis untuk menghitung nilai
intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (Jogianto, 2003:89).
Sedangkan Menurut Bodie (2006:217) analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan
informasi seputar profitabilitas sekarang dan masa depan dari sebuah perusahaan untuk menentukan
nilai pasar wajarnya. Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk
rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham
dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan
analisis fundamental secarat top down untuk menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan
analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan,
kemudian dilanjutkan dengan analisis industri dan dilanjutkan tentang analisis terhadap perusahaan
yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkan
menguntungkan atau merugikan bagi investor (Tandelilin, 2001:209). Analisis fundamental memiliki dua
model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2003:89) yaitu : 1)
Pendekatan Present value, mencoba menaksir present value, dengan menggunakan tingkat bunga
tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham. 2) Pendekatan Price earning ratio, menaksir
nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertentu.

2.1 SEKURITAS DAN MACAM-MACAM EFEK

Secara teoritis, surat berharga (securities) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak investor
(yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan surat berharga tersebut dana berbagai kondisi yang memungkinkan
investor menjalankan haknya. Efek merupakan istilah baku yang digunakan Undang-undang Pasar Modal
Nomor 8 Tahun 1995 untuk menyatakan surat berharga atau sekuritas. Dalam praktik sehari-hari, surat
berharga juga sering disebut efek atau sekuritas. Efek penyertaan (equity securities) adalah efek yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan
efek tersebut. Efek yang termasuk kedalam efek penyertaan adalah saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preffered stock). Efek utang (debt securities) adalah efek dimana penerbitnya (issuer)
mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah
ditentukan berdasarkan kesepakatan di antara pihak-pihak yang bersangkutan. Besarnya bunga dan
periode pembayaran bunga atau kupon yang dibayarkan oleh penerbit sesuai dengan kesepakatan awal,
misalnya setiap tiga bulan atau enam bulam. Efek yang termasuk efek utang adalah obligasi (bond) dan
surat utang jangka menengah (medium term note). Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek
“utama”, baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung
dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya atau turunan kedua. Efek yang termasuk efek derivatif
adalah waran (warrant), right, opsi, futures, dan lain-lain. Efek lain-lain adalah efek yang tidak termasuk
dalam efek penyertaan, utang maupun derivatif. Termasuk dalam kelompok ini antara lain Reksa Dana,
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) yaitu efek semacam ADR (American Depository Receipt), dan
lain-lain.

2.2 CARA MELAKUKAN ANALISIS SEKURITAS


Dalam menentukan nilai saham, investor perlu memperhatikan deviden danearning yang diharapkan
dari perusahaan dimasa yang akan datang. Besarnya deviden danearning yang diharapkan dari suatu
perusahaan akan tergantung dari prospek keuntungan yang dimiliki perusahaan. Karena prospek
perusahaan sangat tergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan, maka analisis penilaian saham
yang dilakukan investor juga harus memperhitungkan beberapa variabel ekonomi makro yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dalam melakukan analisis penilaian
saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek
perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang
mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri dan pada
akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk
menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor. Pada
tahap analisis ekonomi dan pasar modal, investor melakukan analisis terhadap berbagai alternatif
keputusan tentang dimana alokasi investasi akan dilakukan (dalam negeri atau luar negeri), serta dalam
bentuk apa investasi tersebut dilakukan (saham, obligasi, kas, properti, dll). Proses analisis penilaian
secara “top-down” terdiri dari tiga tahapan, yakni: 1. Analisis Ekonomi dan Pasar Modal Analisis
ekonomi dan pasar modal bertujuan untuk membuat keputusan alokasi penginvestasian dana di
beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham, obligasi ataupun kas. 2. Analisis Industri
Selanjutnya setelah melakukan analisis ekonomi dan pasar, maka dalam analisis industri ini dilakukan
proses untuk menentukan jenis-jenis industri mana saja yang menguntungkan dan mana yang tidak
berprospek baik. 3. Analisis Perusahaan Setelah melakukan analisis industri, kemudian dilakukan analisis
perusahaan untuk menentukan perusahaan-perusahaan mana saja dalam industri terpilih yang
berprosepek baik.

2.3 ANALISIS EKONOMI DAN TUJUANNYA

Berbicara mengenai investasi di pasar modal sebenarnya tidak bisa terlepas dari membicarakan
ekonomi makro sebab musuh utama investor dalam melakukan investasi adalah tinggi rendahnya suku
bunga bank. Tinggi rendah nya suku bunga bank di tentukan oleh tingkat inflasi, yakni jika inflasi tinggi
maka suku bunga bank harus dinaikan. Analisis ekonomi makro salah satunya dilakukan untuk
mengetahui tinggi rendahnya inflasi. Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu
dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena
kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro
dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perkonomian makro
karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan
atas investasi tersebut. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi
pada berbagai variabel ekonomi makro. Sedangkan dari sisi lainnya, harga saham merupakan cerminan
dari ekspetasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan
investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro.

2.4 VARIABEL EKONOMI MAKRO

Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari.
Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan
sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Beberapa variabel
ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor, yaitu : 1. Produk Domestik Bruto (PDB). Produk
domestik bruto adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu Negara. Pertumbuhan PDB yang
cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi membaik,
maka daya beli masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-
perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. 2. Tingkat Pengangguran. Tingkat pengangguran ini
mencerminkan sejauh mana kapasitas operasi ekonomi suatu negara bisa dijalankan. Semakin besar
tingkat pengangguran suatu negara, berarti semakin besar kapasitas operasi ekonomi yang belum
dimanfaatkan secara penuh. 3. Inflasi. Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga
produk-produk secara keseluruhan. Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang
melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi
yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money).
Inflasi di indonesia memilki karakteristik tertentu, yaitu disebabkan kenaikan harga beberapa barang
tertentu. Beberapa barang yang kenaikannya sangat berpengaruh pada inflasi, yaitu : a) Harga beras
Beras merupakan makanan pokok masyarakat indonesia, karena dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat,
maka kenaikan sedikit saja pada barang ini akan memacu laju inflasi. Meskipun harga di tentukan oleh
pemerintah namun tetap saja terjadi gejolak harga di lapangan. b) Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) c)
Tarif listrik, Listrik di indonesia sebagian besar pembangkitnya menggunakan BBM, maka perubahan
harga BBM langsung berpengaruh pada kenaikan tarif listrik. d) Kenaikan gaji pegawai negeri Ketika
ekonomi indonesia masih kecil dan penggerak utamanya adalah pegawai negeri termasuk BUMN
sehingga setiap kali terjadi kenaikan gaji pegawai negeri, selalu memicu kenaikan harga harga mayoritas
barang di pasar. e) Melemahnya nilai tukar rupiah pada dolar AS. Pengaruh nilai tukar mata uang rupiah
terhadap suku bunga makin sering dan kuat sejak terjadi krisis moneter, sebab melemahnya rupiah yang
sebelum krisis biasanya bisa di tanggulangi dengan devaluasi, namun kini tidak cukup lagi. untuk
mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut, biasanya pemerintah menaikan suku bunga . Jadi sebenarnya
nilai tukar rupiah tidak ada hubungannya dengan inflasi, tetapi langsung berpengaruh pada suku bunga.
4. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengarui nilai sekarang (present value)
aliran kas ke perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi.
Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.

2.5 ANALISIS PASAR DAN BUSSINES CYCLE

Analisis pasar adalah suatu analisis yang melakukan pendekatan dimana para investor lebih
mengutamakan pengamatannya pada suasana pasar yang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor
dalam dan luar negeri, baik faktor ekonomi seperti tight money policy maupun faktor non ekonomi
seperti dampak perang teluk di Timur Tengah. Contoh-contoh tersebut tentunya berpengaruh terhadap
kegiatan dunia usaha yang pada gilirannya berpengaruh pula pada harga efek. Dalam hal faktor-faktor
tersebut berpengaruh negatif, maka para investor kemungkinan kurang tertarik menginvestasikan dalam
efek-efek dan leih tertarik untuk berinvestasi pada medi investasi lainnya. Indikitor ekonomi yang biasa
digunakan untuk analisa fundemental adalah indikator bussinescycle. Bussinescycle adalah tingkatan
tertinggi dari perubahan siklus kekuatan ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan kekuatan yang
sama ini bertanggung jawab akan perubahan fundemental yang mempengaruhi harga saham. Tidaklah
mengejutkan bahwa penelitian tentang penilaian ekuitas menemukan hubungan positif dan secara
statistik signifikan antara harga saham dan kondisi ekonomi. Indikator businesscycle diantaranya yaitu
suku bunga, variabel keuangan domestik dari narrow money (rangkaian nominal /nominal series dibagi
dengan indeks harga konsumen ), harga saham, dan tingkat suku bunga jangka panjang dan jangka
pendek untuk tiap negara. Investasi di pasar modal dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika. Indikasi ini tampak dari grafik pergerakan nilai tukar rupiah dan grafik
pergerakan indeks harga saham gabungan di bursa efek indonesia. Pergerakan yang terjadi secara grafis
menunjukan pergerakan yang simetris, dimana penguatan nilai tukar akan diikuti oleh penguatan indeks
harga saham. demikian pula sebaliknya. Pelemahan indeks harga saham akan diikuti dengan
melemahnya nilai tukar rupiah Seandainya perekonomian dimulai pada suatu gelombang dan itu hanya
mengenai pemulihan maka tahapan ini disebut tahapan pertama pada businesscycle. Ekspektasi untuk
pertumbuhan ekonomi yang positif dan earning di masa datang yang lebih tinggi, mempunyai dampak
positif pada harga saham. Pada periode ini, tingkat bunga biasanya rendah, yang secara positif
mempengaruhi harga saham melalui pengurangan cost of capital perusahaan. tingkat bunga yang
rendah juga menarilk investor untuk memindahkan kekayaan dari yield obligasi yang rendah menjadi
saham. Pada tahap kedua, perekonomian terus bertumbuh dan permintaan terhadap modal meningkat.
Ini menyebabkan tekanan inflasi dan tingkat bunga mulai naik secara bertahap. Ekspektasi earning
dimasa datang meningkat sejalan dengan menguatnya perekonomian. Siklus pada tahap ini berdampak
positif karena ekspektasi earning yang lebih tinggi mendominasi dampak negatif dari tingkat bunga yang
lebih tinggi. secara keseluruhan dampaknya terhadap pasar modal adalah positif dan harga saham tetap
naik, walaupun tidak secepat tahap awal pemulihan perekonomian. Tahap ketiga ditandai dengan
ekspansi ekonomi. Penawaran dana pinjaman tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan modal,
yang menimbulkan kenaikan tingkat bunga lebih cepat. Kondisi ini menimbulkan terjadinya inflasi. Pada
tahap keempat, ekspektasi ekonomi memburuk dan prospek pendapatan di masa datang menjadi suram
akan mempunyai dampak negatif terhadap harga saham. Penurunan permintaan kredit menyebabkan
bunga turun, harga saham akan terus turun sampai tingkat bunga jatuh secara substansial.
Kecenderungan turunnya tingkat bunga dan perbaikan ekspektaksi pendapatan tercermin pada harga
saham. Naik dan turunnya harga saham pada saat terjadinya perubahan businesscycle secara kuat
didukung dalam suatu pola terkait. Fenomena ini menunjukan bahwa harga saham mempengaruhi
ekspektasi aktivitas ekonomi di masa yang akan datang.

2.6 MERAMAL PERUBAHAN PADA PASAR MODAL

Investor berkepentingan untuk melakukan peramalan terhadap perubahan yang akan terjadi di pasar
modal. Satu hal yang perlu dicatat dalam melakukan peramalan perubahan pasar modal adalah bahwa
sulit untuk selalu berhasil dalam meramal perubahan pasar modal secara konsisten. Ada dua hal yang
bisa menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Pertama, konsep dasar modal yang efisien berarti bahwa tidak
mungkin untuk meramalkan pasar modal dan mengambil keuntungan dari perubahan tersebut. Kedua,
peramalan perubahan pasar modal yang akan terjadi di masa datang biasanya didasari atas data-data
perubahan masa lalu yang tersedia. Perubahan harga saham akan mereflesikan perubahan siklus
ekonomi yang akan terjadi. Salah satu yang mungkin dilakukan adalah menyadari sepenuhnya bahwa
meramalkan perubahan pasar dengan tepat adalah pekerjaan yang mustahil dan investor harus
mencoba belajar dari pola perubahan-perubahan yang pernah terjadi sebagai salah satu dasar
penentuan keputusan membeli atau menjual saham sesuai dengan harapan tentang perubahan siklus
ekonomi yang akan terjadi. Ketika ekonomi memasuki siklus yang cenderung menurun menuju titik
rendah (atau disebut resesi), maka harga saham biasanya akan ikut turun. Semakin kuat resesi, semakin
drastis penurunan harga saham. Pada situasi demikian, investor harus melakukan peramalan tentang
kapan saatnya siklus ekonomi menemui titik baliknya dan mulai memasuki siklus yang membaik.
Sebaliknya apa yang terjadi jika siklus ekonomi membaik terus sampai mendekati titik puncak. Pada
situasi seperti ini kecenderungannya adalah bahwa harga saham cenderung stabil sehingga return
saham yang abnormal sulit dicapai investor.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bagi investor pasar modal, memilih sekian banyak saham yang tercatat dibursa efek bukanlah suatu hal
yang mudah. Diperlukan analisis yang cukup mendalam agar investor dapat meminimalisasikan resiko
yang dihadapi pada waktu memutuskan untuk membeli, menjual atau menahan efek yang tercatat
tersebut. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara
apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal
mencerminkan apa yang terjadi pada perkonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran
kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut. Fluktuasi yang terjadi
di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro.

3.2 Saran

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam melakukan investasi terutama dalam sekuritas maka akan banyak
sekali resiko yang akan dihadapi. Perlu dicermati pula bahwa semakin besar keuntungan yang ingin
diperoleh dalam berinvestasi, maka semakin besar pula resiko yang akan di hadapi. Untuk itu, perlu
dilakukan analisis pasar dan analisis fundamental ketika akan berinvestasi jangka panjang seperti
sekuritas. Investor diharapkan dapat cermat dalam mengamati perubahan beberapa variabel atau
indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga ataupun nilai tukar mata uang. Kemampuan
untuk meramalkan perubahan variabel-variabel ekonomi makro tentunya akan sangat membantu
investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan. Kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini dikemudian hari dan semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadji,Tjiptono, Hendy M.Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab .
Jakarta : Salemba Empat. Pandia, Frianto. et.al. 2009. Lembaga Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi
Kodrat, David , Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi (Pendekatan Teknikal dan
Fundamental untuk Analisis Saham). Yogyakarta : Graha Ilmu Edisi Pertama. Tandelilin, Eduardus. 2001.
Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio : Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus. Bogor : Ghalia
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai