Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“SAHAM”

Disusun Oleh :

Muhammad Agiansyah Fathurohman (119040283)

Akuntansi (Reguler Sore)

FAKULTAS EKONOMI
UNSWAGATI
2019/2020
Apa itu Saham?
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu
perusahaan. Membeli saham berarti anda telah memiliki hak kepemilikan atas perusahaan
tersebut. Maka dari itu, Anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, pada
akhir tahun periode pembukuan perusahaan. Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan
modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan
perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Di pasar sekunder (bursa) atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga
saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham
terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. 

Permintaan dan penawaran atas suatu dipengaruhi banyak faktor, baik yang sifatnya
spesifik berhubungan saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan
tersebut berada) maupun faktor yang sifatnya makro atau eksternal, seperti perkembangan
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan
politik. berikut ini ada dua kategori saham :

1. Saham biasa adalah surat berharga yang berfungsi sebagai bukti pemilikan suatu
perusahaan. Pemilik saham ini berhak menerima sebagian pendapatan (deviden) dari
perusahaan serta bersedia menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan.
Mereka yang memiliki saham perusahaan punya hak ambil bagian terhadap
pengelolaan perusahaan. Besaran porsi hak pengelolaan ini tergantung dengan jumlah
saham yang dimiliki.Ketika perusahaan untung, maka mereka yang punya persentase
saham yang besar akan menerima porsi keuntungan yang besar. Sebaliknya, mereka
juga bersiap menderita kerugian jika perusahaan itu gagal memperoleh pendapatan.

2. Saham preferen adalah surat berharga yang membuktikan pemiliknya memiliki hak
lebih dari pemegang saham biasa. Pemegang saham ini berhak didahului saat
pembagian keuntungan perusahaan (deviden). Terus juga jadi yang pertama dalam hal
pembayaran kembali modal yang disetorkan jika perusahaan dilikuidasi. Terakhir, dia
berhak pula menukar dengan saham biasa. Terkesan saham preferen lebih baik
daripada saham biasa. Padahal tidaklah demikian. Saham preferen tidaklah lebih baik,
tetapi hanya berbeda dari saham biasa. Dalam kenyataanya, cara terbaik memandang
saham preferen itu adalah dengan melepaskan hak memiliki perusahaan demi dapat
perlindungan layaknya kreditur.
Naik Turunnya Harga Saham
Naik turunnya harga saham lumrah terjadi. Adanya permintaan dan ketersediaan menjadi
salah satu faktor yang memengaruhi. Harga saham sekalipun saham tersebut masuk kategori blue
chips juga bisa mengalami penurunan. Sebaliknya, saham yang dikategorikan Lapis Tiga tanpa
diduga-duga harganya bisa naik secara signifikan. Ada sejumlah faktor mendasar yang dapat
mengakibatkan harga saham naik ataupun turun. Secara umum, faktor-faktor tersebut
diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
timbul dari dalam perusahaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar
perusahaan.

Berikut ini yang beberapa factor yang menyebabkan saham bisa naik turun :
1. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksud di sini berbentuk kebijakan yang diambil jajaran
manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental
dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right
issue, atau divestasi. Kebijakan-kebijakan fundamental tersebut secara otomatis akan
memengaruhi harga saham di bursa.

2. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang


Perkiraan terhadap performa/kinerja perusahaan juga jadi salah satu yang turut
memengaruhi fluktuasi harga saham. Sebab performa perusahaan dijadikan acuan bagi
para investor maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian terhadap saham
perusahaan. Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat
dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings
per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaann. Perusahaan yang
menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai investor
karena bisa memberikan imbal balik yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berdampak
pada harga saham. Selain itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS
yang tinggi mendorong para investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan
harga saham makin tinggi. Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan
terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi
biasanya adalah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan
gencar dalam mencari pendanaan dari para investor. Meskipun demikian, perusahaan
seperti ini biasanya juga diminati banyak investor. Sebab jika hasil analisisnya bagus,
saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya
kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.

3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah juga dapat memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu
masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan
Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor,
kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), dan
lain sebagainya.
4. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing sering kali menjadi
penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Secara logika, ini sangat masuk akal.
Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi
perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.
Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan
dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya
biaya operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang
ditawarkan.

5. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro


Kondisi fundamental ekonomi makro juga memiliki dampak langsung terhadap naik dan
turunnya harga saham, misalnya:
 Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank sentral Amerika
(Federal Reserve).
 Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor
yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
 Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.
 Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik
juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.
Selain faktor itu, hubungan antara tingkat suku bunga perbankan dan pergerakan harga
saham juga sangat jelas. Ketika suku bunga perbankan melejit, harga saham yang
diperdagangkan di bursa akan cenderung turun tajam.

6. Rumor dan Sentimen Pasar


Pasar saham ini sangat rawan akan info-info manipulatif, berita, ataupun rumor. Sekadar
isu saja yang entah darimana sumbernya bisa saja berpengaruh terhadap kenaikan atau
penurunan harga saham. Misalnya, seorang CEO atau direksi perusahaan tertentu
membuat pernyataan yang negatif atau positif. Secara otomatis, harga saham perusahaan
yang bersangkutan akan dapat terkoreksi, baik naik maupun turun secara tiba-tiba. Oleh
karena itu, para analis sering kali menjadikan faktor ini menjadi pertimbangan tertentu
sebelum memutuskan untuk mengambil saham tersebut.

7. Faktor Manipulasi Pasar


Manipulasi pasar saham juga kerap terjadi dan bisa secara langsung berdampak
pada naik atau turunnya harga saham. Bagaimana ini bisa terjadi? Manipulasi pasar
biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan
memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka,
baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham. Namun, manipulasi pasar ini
biasanya tidak bertahan lama. Karena perusahaan masih memiliki aspek-aspek
fundamental yang terekam di dalam laporan keuangannya yang bisa digunakan untuk
mengembalikan harga saham ke kondisi sebelumnya.
Kapan Saham dijual dan dibeli ?
Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan
antara perkiraan nilai intristik dengan harga pasarnya, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intristiknya, maka saham tersebut
sebaiknya dibeli & ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika
kemudian harganya kembali naik
b. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intristiknya, maka jangan melakukan transaksi.
Karena saham tersebut dalam keadaan keseimbangan, sehingga tidak ada keuntungan
yang diperoleh dari transaksi pe,mbelian atau penjualan saham tersebut.
c. .Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intristiknya, maka saham tersebut
sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan
turun menyesuaikan dengan nilainya
d. Pergeseran penawaran dan permintaan dapat dideteksi dengan mempelajari diagram dari
perilaku pasar
e. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa mendatang.

Dimana Saham diperjual belikan ?

Saham adalah surat berharga (berbentuk selembar kertas) yang menunjukkan bahwa
pemilik surat atau kertas tersebut adalah pemilik sebuah perusahaan. Karena sifatnya yang
berharga maka saham dapat diperjualbelikan. Perdagangan saham di pasar modal Indonesia
saat ini diakomodir oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas sebagai
perantara atas transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual.  Sejak diberlakukannya
JATS (Jakarta Automatic Trading System) pada 22 Mei 1995, saham yang sebelumnya masih
berbentuk kertas kini sudah didigitalisasi dalam bentuk scriptless (tanpa kertas) dan dapat
ditransaksikan secara online.
Mekanisme perdagangan saham di pasar modal Indonesia sama seperti pasar
konvensional pada umumnya.  “Barang” yang ditransaksikan adalah saham sebuah perusahaan,
sedangkan “Pasar” dimana barang tersebut diperdagangkan adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Penjual” adalah investor yang sudah memiliki saham tersebut sebelumnya dan berniat untuk
menjualnya, “Pembeli” adalah investor yang belum memiliki atau telah memiliki, namun ingin
menambah kepemilikannya, dan ada “Kurir” yaitu perusahaan sekuritas yang bertugas
melakukan penyelesaian pembayaran atas transaksi yang dilakukan dan penyerahan saham
kepada pihak yang berhak menerima. Terbentuknya harga saham di pasar modal Indonesia
sama seperti mekanisme terbentuknya harga barang dan jasa di pasar konvensional pada
umumnya, yaitu disebabkan oleh permintaan dan penawaran.
Bid merupakan urutan berbagai macam harga dimana pembeli bersedia membeli sebuah
saham, sedangkan Offer merupakan urutan berbagai macam harga dimana penjual bersedia
menjual sahamnya. Semakin tinggi permintaan yang dilakukan pembeli dengan terus membeli
saham dikarenakan kualitas perusahaan yang baik dan memiliki potensi untuk terus semakin
baik ke depannya maka harga cenderung akan naik. Sebaliknya, jika kualitas perusahaan
tersebut buruk dan memiliki bisnis yang berisiko besar maka harganya cenderung akan turun
karena sedikitnya pembeli yang berminat membeli saham tersebut.

Bagaimana Saham memberi keuntungan?


Analogi sederhananya adalah pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Maka jika
perusahaan itu untung pastinya keuntungan akan jatuh kepada pemiliknya. Laba bersih yang
diraup perusahaan ketika kinerjanya bagus akan disisihkan kepada pemilik saham.

1. Capital gain Keuntungannya didapat dari pertumbuhan nilai aset dan modal. Bingung?
Begini, anggap saja saham itu seperti sertfikat tanah dan tanah itu adalah perusahaan.
Kemudian tanah itu harganya naik dan Anda menjualnya. Nah selisih harga beli tanah
dan harga jualnya itu yang disebut capital gain. Selisih itulah yang disebut keuntungan
capital gain.
2. Deviden adalah laba yang diperoleh dari kinerja perusahaan. Kembali ke analogi tanah
tadi. Misalnya tanah itu dijadikan lokasi parkir maka pemasukan dari sewa parkir itu
sebagian masuk ke pemilik tanah.Biasanya pemilik saham lebih suka mencari
keuntungan capital gain karena sifatnya lebih cepat. Beli di saat harga murah dan jual di
saat harga tinggi. Beda dengan deviden yang nilainya lebih kecil karena tergantung dari
kinerja perusahaan.

Alasan Memilih Saham :


Karena,

1. Modal relatif kecil karena punya uang sebesar Rp 5 juta sudah cukup untuk bermain
saham.
2. Dapat dilakukan di mana saja, dan sekarang sudah banyak aplikasi atau platform untuk
bermain saham.
3. Waktunya pun lebih fleksibel karena perdagangan tak terbatas di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
4. Risikonyapun mungkin bisa minim sepanjang modalnya yang disertakan juga minim.
5. Dan terakhir Keuntungannya tak terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
https://lifepal.co.id/media/ini-pengertian-saham-dan-jenisnya-yang-dibuat-sesimpel-mungkin-
untuk-pemula/
https://www.coursehero.com/file/p7rg77rb/
https://www.kompasiana.com/kelasinvestasi/587f2786f77e61c0132809a8/apa-itu-saham?
page=all
https://www.kompasiana.com/kelasinvestasi/587f2786f77e61c0132809a8/apa-itu-saham?
page=all

Anda mungkin juga menyukai