Anda di halaman 1dari 103

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP

PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PT. INDOFOOD SUKSES


MAKMUR TBK.

SKRIPSI
MANAJEMEN KEUANGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian Sarjana (SI)


Pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten

Oleh :

Nama : ADE JANUARI IKHLAS

NIM :

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2006
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana.

Dana diperoleh dari pemilik perusahaan atau dari hutang. Dana yang diterima oleh

perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang

atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk

piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga

yang sering disebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun

untuk menjaga likuiditas perusahaan.

Dengan demikian maka untuk melakukan bisnis setiap perusahaan selalu

memerlukan aktiva riil (real asset), baik yang berujud (tangible assets) seperti

mesin, pabrik, kantor, kendaraan, maupun yang tidak berujud (intangible assets)

seperti keahlian teknis (tehnical expertise), merek dagang (trade-Mark) dan patent.

Untuk memperoleh aktiva riil tersebut, perusahaan harus mencari uang untuk

membayarnya antara lain dengan menjual saham, obligasi bagi perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas (PT) maupun sekuritas lain atau mencari kredit dari

bank. Sekuritas tersebut yang berupa sepotong kertas itu disebut aktiva keuangan

(Financial assets). Kertas-kertas yang merupakan aktiva keuangan itu mempunyai

nilai sehingga dapat diperjual belikan karena kertas-kertas tersebut mempunyai


2

tuntutan atau hak (claims) atas aktiva riil dari perusahaan yang menerbitkan

sekuritas tersebut.

Perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar modal, kinerja

keuangannya akan selalu di pantau oleh masyarakat luas terutama investor.

Investor akan melihat performa perusahaan dari laporan keuangan tahunan dan

tengah tahunan perusahaan, serta deviden sebagai acuan memprediksi

perkembangan perusahaan. Saham-saham yang menjanjikan tingkat pengembalian

investasi yang tinggi akan lebih diminati oleh investor. Karena investor yang

rasional akan memilih saham yang memberikan return maksimum dengan resiko

tertentu atau return tertentu dengan resiko minimum.

Harga saham di pasar modal itu sendiri selalu mengalami fluktasi, naik dan

turun dari satu waktu ke waktu lainnya. Seperti komoniti pada umumnya, fluktasi

harga tersebut tergantung pada harga permintaan dan penawaran. Faktor-faktor

yang menjadikan harga saham dapat berubah setiap saat antara lain: komoditi

pasar, kondisi fundamental perusahaan termasuk kondisi financial perusahaan

(internal perusahaan) dan kondisi non fundamental perusahaan termasuk tingkat

bunga, pergerakan harga, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang

berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal.

Return on nvestment (ROI) adalah merupakan salah satu bentuk rasio

Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk

operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.


3

Keuntungan yang diperoleh dari investasi tidak terlepas dari fluktuasi harga

saham. Fluktuasi harga saham di bursa sangat berkaitan erat dengan permintaan

dan penawaran saham, dengan kata lain berkaitan dengan keputusan investasi

yang sehat memerlukan serangkaian kegiatan yang sistematis dari mulai

mengidentifikasi informasi, memilah-milah informasi yang relevan, menggunakan

informasi tersebut untuk memprediksi suatu trend, memperhitungkan resiko dan

lain-lain sebelum menentukan pilihan yang dianggap sesuai.

Disini penulis mencoba untuk meneliti pengaruh Return on Investment

(ROI) terhadap perubahan harga saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dimana perusahaan ini merupakan produsen atau penghasil mie instant, yang

meliputi pembuatan mie dan pembuatan bumbu mie instant. Bersama-sama

dengan anak perusahaan. Indofood Group merupakan produsen mkanan olahan

terkemuka di indonesia. Perusahaan ini memperoduksi berbagai jenis produk mie,

termasuk mie instant (Instant noodles) dan mie segar (Fresh noodles). Indofood

Group juga menghasilkan berbagai produk makanan olahan lainnya, seperti

penyedap makanan (Food Seasonings), mkanan ringan (snack foods), makanan

bayi (baby foods) dan kopi.

Berdasarkan data-data laporan keuangan yang penulis dapatkan melalui

bursa efek jakarta (BEJ), dilihat bahwa laporan keuangan pada PT. Indofood

sukses Makmur Tbk. Periode tahun 2001 sampai dengan 2005 berkaitan dengan

perhitungan Return on investment perusahaan, yang meliputi laba bersih

perusahaan dan total aktiva perusahaan. bahwa laba bersih (Net profit) perusahaan

pada tahun 2001 sebesar Rp. 746.329.723.584 kemudian sampai dengan tahun
4

2005 laba bersih (Net profit) perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp.

124.017.962.994 dan Pada tahun 2001 total aktiva (Total assets) perusahaan

sebesar Rp. 12.979.101.584.102 kemudian sampai dengan tahun 2005 total aktiva

(total assets) perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 14.786.084.242.855

setelah penulis lihat data-data laporan keuangan perusahaan tersebut secara garis

besar, bahwa diperkirakan ada indikasi akan terjadinya pergerakan harga saham

atau berubahnya harga saham PT. Indofood Sukses makmur Tbk. yang

diperkirakan cenderung mengalami penurunan terhadap harga sahamnya, karena

dipengaruhi oleh berubahya Return on Investment (ROI) Perusahaan. Dimana

ROI perusahaan tersebut diperkirakan cenderung mengalami penurunan

berdasarkan dari data-data laporan keuangan yang telah dilihat dari tahun 2001

sampai dengan tahun 2005 yang meliputi laba bersih dan total aktiva perusahaan

yang mengalami trend penurunan.

Data laporan keuangan PT. Indofoood Sukses Makmur Tbk. Diatas dapat

menjadi bahan informasi dan pertimbangan bagi seorang investor yang ingin

menanamkan modalnya di PT. indofoood Sukses Makmur Tbk karena dalam

melakukan investasi yang sehat, pertama seorang investor dan calon investor

sebelumnya harus mempertimbangkan berbagai faktor yaitu faktor internal

eksternal emiten. Informasi kedua adalah faktor-faktor teknis yang harus diketahui

oleh para pelaku bursa berupa fluktuasi kurs, volume transaksi, kondisi bursa dan

lain-lain. Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup

kondisi ekonomi, sosial politik dan stabilitas nasional suatu negara. Informasi

yang terakhir ini tidak kalah pentingnya adalah prospek perusahaan dan
5

perdagangan efek. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, penulis meneliti dan

membahas masalah tersebut dalam bentuk skripsi, dengan judul

“Pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap Perubahan Harga

Saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telai diuraikan diatas,

maka dapat diidentifikasikan masalah yang akan diteliti yaitu:

1) Seberapa besar perkembangan Return on Investment (ROI) pada PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk. Selama Lima tahun terakhir yaitu terhitung dari tahun

2001 sampai dengan tahun 2005?

2) Seberapa besar perkembangan harga saham pada PT.Indofood Sukses

Makmur Tbk. Selama lima tahun terakhir yaitu terhitung dari tahun 2001

sampai dengan tahun 2005?

3) Seberapa besar pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap perubahan

harga saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?

1.3 Pembatasan Masalah

Penalitian ini dibatasi hanya pada pengaruh Return on Investment (ROI)

terhadap perubahan harga saham selama lima tahun terakhir pada PT. Indofood

Sukses makmur Tbk. yang berkedudukan di Jakarta.


6

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui perkembangan Return on Investment (ROI) selama lima

tahun terakhir terakhir terhitung dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005

pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?

2) Untuk mengetahui perkembangan harga saham Pada PT. Indofood Sukses

makmur Tbk. selama lima tahun terakhir terhitung dari tahun 2001 sampai

dengan tahun 2005?

3) Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap perubahan

harga Saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1) Bagi perusahaan, dengan penelitian ini dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan PT. Indofood Sukses makmur Tbk. Untuk meningkatkan

efektifitas pengelolaan perusahaan yang baik sehingga dapat memberikan

keuntungan yang maksimum.

2) Bagi penulis sendiri dapat menambah pengetahuan mengenai Pengembalian

Investasi (Return on Investment) dan pengetahuan mengenai saham-saham,

dimana materi tersebut dipergunakan dalam penelitian ini.

3) Bagi pihak lain, dengan penelitian ini dapat memberikan referensi bagi

peneliti lainnya yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut.


7

1.6 Kerangka Pemikiran

Anlisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti

yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat

menyeluruh (Komprehensif). Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa

yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahan untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan. Return on investment (ROI) itu sendiri adalah

salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat

mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan

dalam aktiva yang digunankan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang

diperoleh dari operasinya perusahaan (Net operating income) dengan jumlah

investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi

tersebut (Net operating assets). Sebutan lain dari rasio ini adalah “Net operating

profit rate of return” atau “Operating earning power”.

Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor pertama, yaitu turnover dari

operating assets merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam

operasi (Oprating assets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama

periode tersebut. Rasio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva

ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau atau menunjukkan

berapa kali operating assets berputar dalam satu periode tertentu, biasanya satu

tahun. Dalam menganalisa dengan rasio ini sebaliknya diperbandingkan selama

beberapa tahun sehingga di ketahui trend dari pada penggunaan operating assets.

Suatu trend angka rasio yang cenderung naik memberiakan gambaran bahwa
8

perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. yang kedua merupakan

Profit margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam

prosentase dan jumlah penjualan bersih setelah dipotong biaya-biaya dan pajak.

Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh

perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin asssets

turnover, Baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian maka

pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam

rangka usaha memperbesar ROI. Usaha memprediksi ROI dengan memperbesar

profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di

sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertinggi ROI dengan

memperbesar assets turnover adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai

aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

Besar kecilnya Return on Investment (ROI) pun diperkirakan berpengaruhi

terhadap berubahnya harga saham perusahaan. karena jika Return on Investment

(ROI) suatu perusahaan naik maka diperkirakan harga saham perusahaan itu pun

akan cenderung naik akan tetapi sebaliknya jika Return on Invesatment (ROI)

suatu perusahaan menurun maka diperkirakan ada indikasi bahwa harga saham

perusahaan itu pun akan cenderung menurun pula.

Harga saham di pasar modal itu sendiri selalu mengalami fluktuasi, naik dan

turun dari satu waktu ke waktu lainnya. Seperti komoniti pada umumnya, fluktasi

harga tersebut tergantung pada harga permintaan dan penawaran. Faktor-faktor

yang menjadikan harga saham dapat berubah setiap saat antara lain: komoditi
9

pasar, kondisi fundamental perusahaan (Internal perusahaan) termasuk kondisi

financial perusahaan dan kondisi non fundamental perusahaan termasuk tingkat

bunga, pergerakan harga, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang

berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal. Sehingga diperkirakan akan

berpengaruh terhadap Return on Investment (ROI) Perusahaan pula.

Gambar I.I Kerangka Pemikiran

Pengaruh Return on Investmen Tehadap Perubahan Harga Saham

Return on Investment Perubahan harga saham


(ROI)

Net Profit/ ‰ Kondisi fundamental


Asset turnover perusahaan
Profit margin ‰ Kondisi non
fundamental perusahaan

‰ Volume ‰ Penjualan
penjualan ‰ Total asset
‰ Cost
‰ Pajak
10

1.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangkan pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

dari penelitian ini yaitu,” ada pengaruh yang signifikan antara Return on

Investment (ROI) terhadap perubahan harga saham pada PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk.”
1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Keuangan

Individu mungkin dihadapkan pada masalah bagaimana kelebihan

penghasilan mereka akan disimpan. Tersedia berbagai alternatif yang mungkin

dipilih. karena mereka dihadapkan akan pada berbagai pilihan, mereka harus

mengambil keputusan. Keputusan yang mereka ambil merupakan keputusan

keuangan. Sebagian besar mungkin memilih untuk mrenyimpannya dalam bentuk

deposito rupiah, yang lain menyimpannya dalam bentuk deposito dollar,

sedangkan lainnya lagi menggunakannya untuk membeli sebidang tanah.

Mengapa mereka memilih jenis penggunanaan dana tertentu? Pertimbangannya

tentu saja adalah penggunaan dana tersebut diharapkan akan paling

menguntungkan.

Bagi perusahaan, masalah yang sama juga dihadapi. Perusahaan

memerlukan berbagai kekayaan (mesin, gedung, kendaraan bermotor, persediaan

bahan baku , dan sebagainya) untuk menjalankan opersinya. Untuk itu perusahaan

perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan untuk operasi tersebut

dalam suatu organisasi, pengaturan kegiatan keuangan sering disebut sebagai

Manajemen Keuangan.

Untuk melaksankan manajemen keuangan tersebut perlu dipahami teori

keuangan. Teori keuangan menjelaskan mengapa suatu phenomena dibidang


2

keuangan terjadi, dan mengapa keputusan keuangan tertentu perlu diambil dalam

menghadapi persoalan keuangan tertentu. dengan kata lain, teori keuangan

mencoba menjelaskan alasan pengambilan keputusan di bidang keuangan dan

pemahaman mengenai teori manajemen keuangan akan memudahkan bagi kita

untuk memahami berbagai masalah keuangan yang mungkin kita hadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Tujuan Perusahaan yaitu, memaksimalisasi keuntungan perusahaan

perusahaan dan memaksimalisasi kesejahteraan para pemegang sahamnya. Hal

ini mengharuskan terjadinya sinkronisasi atas kinerja manajemen terutama

manajemen keuangan, agar setiap keputusan yang diambil oleh manajer

keuangan selaras dengan pencapaian tujuan perusahaan. Karena linkup

keuangan demikian luas dan dinamis. Keuangan berpengaruh langsung

terhadap kehidupan organisasi baik yang bersifat keuangan maupun non

keuangan, umum maupun pribadi, besar atau kecil, mencari laba atau tidak

mencari laba.

Berikut ini disajikan beberapa pendapat mengenai definisi keuangan.

Menurut Riyanto manajemen keuangan adalah:

Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk


mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana
tersebut disebut pembelanjaan perusahaan dalam arti yang luas
(Business finance) atau manajemen keuangan (Financial management).
(Riyanto, 2001 : 4)
3

Kemudian menurut Sartono manajemen keuangan adalah:

Dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai

bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk

membiayai investasi atau pembelanjaan secara efisien. (Sartono, 2001 :

6)

Pengertian manajemen keuangan juga di kemukakan oleh Van Horne

dan Wachowicz. JR. yang mengatakan bahwa Segala aktivitas berhubungan

dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan

menyeluruh. (Van Horne dan Wachowicz. JR, 1997 : 2)

Pendapat lain dikemukakan oleh Sundjaja dan Barlian:

Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan


keputusan. Keputusan yang dibuat berkaitan dengan keuangan yaitu
berapa besar asset yang dibutuhkan oleh suatu usaha, bagaimana
sebaiknya komposisi dari masing-masing asset tersebut, serta darimana
sumber pembiayaan atas Investasitersebut. (Sundjaja dan Barlian,
2002 : 34)

Selanjutnya menurut Tampubolon manajemen keuangan yaitu suatu ilmu

yang tidak dapat dilepaskan dari bagian proses pengambilan keputusan oleh

hampir semua korporasi atau perusahaan. (Tampubolon, 2005 : 1)

Sedangkan menurut Atmaja Manajemen keuangan adalah Suatu disiplin

ilmu yang memperhatikan dan mempelajari dua hal yakni penilaian dan

pengambilan keputusan. (Atmaja, 2002 : 1)

Dan menurut Husnan manajemen keuangan yaitu menyangkut kegiatan

perencanaan, analisis dan pengendalian keuangan. (Husnan, 1997 : 4)

Dari pengertian-pengertian yang telah di dijelaskan, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas


4

yang ada dalam perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk

mendapatkan sumber pembiayaan perusahaan, menetapkan komposisi sumber

pembiayaan yang dibutuhkan serta mengalokasikan sumber pembiayaan

tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalisasi

keuntungan perusahaan dan memeksimalisasi keuntungan pemegang saham.

2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Husnan dan Pudjiastuti Fungsi manajemen keuangan yaitu:

menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian ,

kegiatan keuangan. Sehingga dapat di kelompokkan menjadi dua

kegiatan yaitu kegiatan menggunkan dana dan mencari pendanaan.

(Husnan dan Pudjiastuti, 2004 : 4)

Pendapat lain dikemukakan oleh Weston dan E. Copeland bahwa fungsi

pokok manajemen keuangan adalah Menyangkut keputusan tentang

pendanaan, modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden pada

suatu perusahaan. (Weston dan E. Copeland ; 1999 : 3)

Sedangkan pendapat lain juga dikemukakan oleh Van Horne dan

Wachowicz bahwa Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga

area utama (Van Horne dan Wachowicz. JR, 2000 : 2) :


5

1. Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting yang dibuat dalam

perusahaan. Langkah awal adalah menentukan jumlah keseluruhan aktiva

yang dibutuhkan perusahaan. Bayangkan neraca perusahaan di benak anda.

Kewajiban dan kelayakan modal di sisi kanan neraca, sedangkan aktiva di

sisi kiri. Manajer keuangan harus menentukan jumlah uang muncul diatas

dua garis pada bagian kiri dari neraca, yang menunjukkan ukuran

perusahaan. Walaupun jumlah tersebut telah berhasil ditentukan apakah

suatu investasi perlu dikurangi. Aktiva yang secara ekonomis sudah tidak

dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.

2. Keputusan Pendanaan

Keputusan utama yang kedua adalah keputusan pendanaan. Disini manajer

keuangan berhubungan dengan pembuatan sisi kanan neraca. Jika kita

melihat pendanaan gabungan untuk perusahaan-perusahaan dari berbagai

macam industri, akan terlihat perbedaan yang jelas. Beberapa perusahaan

memiliki utang yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan lain.

3. Keputusan Investasi

Keputusan ketiga dalam perusahaan adalah keputusan manajemen aktiva.

Jika aktiva telah diperoleh dan pendanaan yang tepat telah tersedia,

aktiva-aktiva yang ada tetap memerlukan pengelolaan yang efisien.

Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam

tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva


6

yang ada. Tanggung jawab ini menurut manajer keuangan untuk lebih

memperhatikan manajemen aktiva lancar dari pada aktiva tetap.

2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan

Sundjaja dan Barlian mengemukakan bahwa aktiva yang umumnya

dilakukan oleh manajer keuangan adalah sebagai berikut (Sundjaja dan

Barlian, 2003 : 67) :

1. Membuat perencanaan dan analisis keuangan

2. Membuat keputusan investasi yang berhubungan dengan pengelolaan asset.

3. Membuat keputusan pembiyayaan investasi melalui pengelolaan

kewajiban dan pengelolaan kekayaan/modal.

Aktivitas yang dilakukan oleh menajemen keuangan itu tidak boleh

bertentangan dengan tujuan perusahaan artinya aktivitas yang dilakukan oleh

manajer keuangan harus selaras dengan tujuan perrusahaan. Untuk bisa

mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan

perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Secara normatif tijian

manajemen keuangan adalah identik dengan pencapaian tujuan perusahaan

yaitu memeksimalkan laba serta memaksimalkan kekayaan pemegan saham.

Sedangkan menurut Sartono tujuan manajemen keuangan adalah

(Sartono, 2001 : 6) :

1. Maksimisasi Profit

Sangat mudah untuk menjelaskan bahwa tujuan pokok yang ingin dicapai

manajer keuangan adalah memaksimumkan profit. Namun demikian perlu


7

disadari bahwa tujuan ini mengandung banyak kelemahan. Pertama,

standar ekonomi dengan memaksimumkan profit adalah bersifat statis.

Kedua, pengertian profit itu sendiri bisa menyesatkan. Ketiga, adalah

menyangkut resiko yang berkaitan dengan setiap alternatif keputusan.

2. Memaksimumkan Kemakmuran Pemegang Saham

Melihat kelemahan-kelemahan tersebut, maka seharusnya tujuan yang

harus dicapai oleh manajer keuangan adalah bukan memaksimumkan

profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

2.2 Return On Investment (ROI)

Rasio tingkat pengembalian investasi atau ROI adalah rasio yang digunakan

untuk membandingkan banyaknya laba bersih yang di peroleh dari kekayaan

perusahaan. Dimana Rasio itu sendiri menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Anlisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti

yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat

menyeluruh (Komprehensif). Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa

yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahan untuk mengukur efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan.


8

Pengertian Return on Investment (ROI)

Menurut Muawir Return on Investment (ROI) adalah:

salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk


dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunankan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. (Muawir, 2002 : 89)

Pengerian Return on Investment (ROI) Juga dikemukakan oleh Sartono

bahwa Return on Investment (ROI) adalah Rasio antara laba setelah pajak

(EAT) dengan total aktiva dimana rasio ini mengukur tingkat keuntungan

yang dihasilkan dari investasi total. (Sartono, 2000 : 65-69)

Sedangkan menurut Husnan Return on Investment (ROI) yaitu:

Menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari

seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan

angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.

(Husnan,1998 : 74)

Dari pengertian- pengertian tersebut yang telah dijelaskan maka dapat

disimpulkan bahwa Return on Investment merupakan teknik analisa keuangan

yang digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi

perusahaan dengan menghubungkan keuntungan atau laba bersih yang

diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva

yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.


9

Kegunaan dari analisa Return on Investment (ROI)

Menurut Munawir terdapat lima kegunanan dari analisa ROI diantaranya

adalah sebagai berikut (Munawir, 2002 : 91-92) :

1) Sebagai salah satu kegunaanya yang prinsipil ialah sifatnya yang

menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi

yang baik maka management dengan menggunakan teknik analisa ROI

dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja , efisiensi

produksi dan efisiensi bagian penjualan.

2) Apabila perusasahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat

diperoleh rasio industri, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan

efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain

yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada

dibawah, sama, diatas rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat diketahui

diman kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut

ibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

3) Analisa ROI-pun dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan

semua biaya dan modal kedalam bagian yang bersangkutan.

4) Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari

masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

5) ROI selain berguna untuk keperluan Kontrol, juga berguna untuk

keperluan perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar


10

untuk pengambilan keputusan apabila perusahaan akan mengadakan

expansi.

Indikator-indikator yang mempengaruhi besarnya Return on Investment

(ROI)

Menurut Munawir besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

(Munawir, 2002 : 88-89) :

1) Trnover dari operating assets merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digunakan dalam operasi (Oprating assets) terhadap jumlah penjualan

yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio ini merupakan ukuran

tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalam

kegiatan perusahaan atau atau menunjukkan berapa kali operating assets

berputar dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dalam

menganalisa dengan rasio ini sebaliknya diperbandingkan selama beberapa

tahun sehingga di ketahui trend dari pada penggunaan operating assets.

Suatu trend angka rasio yang cenderung naik memberiakan gambaran

bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva.

2) Profit margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam

prosentase dan jumlah penjualan bersih setelah dipotong biaya-biaya dan

pajak. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai

oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin asssets

turnover, Baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian maka


11

pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam

rangka usaha memperbesar ROI. Usaha memprediksi ROI dengan

memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk

mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha

mempertinggi ROI dengan memperbesar assets turnover adalah kebijaksanaan

investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap

agar mencapai apa yang menjadi tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh

laba sebesar-besarnya. dimana hasil dari laba itu akan menjadi salah satu tolak

ukur untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi perusahaan.

Tujuan perusahaan juga di jelaskan oleh Brigham dan Houston bahwa

tujuan utama perusahaan adalah:

memaksimalkan kekayaan pemegang saham, atau dapat diartikan


memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Disamping itu
perusahaan juga memiliki tujuan lain yaitu: Kepuasan Pribadi
Manajemen perusahaan, kesejahteraan karyawan, lingkungan dan
masyarakat yang baik. (Brigham dan Houston, 2001 : 16)

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sukarno bahwa yang dimaksud

dengan tujuan perusahaan yaitu:

merupakan pernyataan bermakna keinginan yang dijadikan pedoman

manajemen puncak perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas

kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu. (Sukarno,

2002 : 28)

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan perusahaan adalah

memaksimalisasi kesejahteraan pemilik perusahaan. Banyaknya saham yang

dimiliki menunjukkan bukti kepemilikan dalam perusahaan. yang juga


12

merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan aktivitas

manajemen.

2.3 Saham

Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT). pemilik saham suatu perusahaan, disebut

sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab

pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada modal yang disetorkan.

2.3.1 Pengertian Saham

Menurut Widoatmodjo saham secara sederhana dapat didefinisikan

sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan. (Widoatmodjo, 1996 : 43)

Kemudian menurut Dahlan Saham adalah surat bukti atau tanda

kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbats. (Dahlan, 2001 : 268)

Sedangkan menurut Alwi Saham adalah Surat Bukti kepemilikan perusahaan.

(Alwi, 2003 : 33)

Dari pengertian-pengertian mengenai saham yang telah di jelaskan

tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan saham

adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan

kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.
13

2.3.2 Penggolongan Saham

Apabila ditinjau dari segi manfaat pada dasarnya saham dapat

digolongkan menjadi saham biasa dan saham istimewa. Saham biasa adalah

kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Para investor berharap memperoleh

deviden sebagai bagian dari keuntungan dan berharap harga saham naik

sehingga investasi mereka akan bertambah nilainya. sedangkan saham

istimewa adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham

biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi).

2.3.3 Jenis-jenis Saham

Saham terdiri dari saham biasa (Common Stock) dan saham istimewa

(Preferred Stock). Saham biasa adalah saham kepemilikan dalam sebuah

perusahaan. Sedangkan saham istimewa adalah saham yang berbentuk

gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan

pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Widoatmodjo membedakan Saham

biasa kedalam lima jenis diantaranya adalah (Widoatmodjo,1996 : 55-58) :

¾ Blue-chip Stocks, yaitu saham biasa perusahaan yang memiliki pendapatan

stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

¾ Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten dimana emiten yang

bersangkutan dapat dibayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden

yang di bayar pada tahun sebelumnya.


14

¾ Growth Stocks (well-known), yaitu suatu saham jika emitennya merupakan

pimpinan didalam industrinya, dan beberapa tahun berturut-turut mampu

mendapatkan hasil diatas rata-rata.

¾ Grow Stocks (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang menjadi

pimpinan dalam industinya akan tetadi emiten saham ini umumnya tidak

menjadi pimpinan dalam ndustrinya, namun demikian saham ini tetap

mempunyai cirri-ciri seperti Growth Stocks (well-known) yaitu mampu

mendapatkan hasil yang lebih dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.

¾ Speculative Stocks, yaitu saham yang emiten tidak bisa secara konsisten

memperoleh penghasilan dari tahun ketahun akan tetapi mempunyai

kemampuan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum

pasti.

¾ Cyclical Stocks, yaitu saham yang mengikuti pergerakan situasi ekonomi

makro atau kondisi bisnis secara umum,

¾ Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi

ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.3.4 Harga Saham

Menurut Jogiyanto harga saham dapat didefinisikan:

harga yang terjadi di pasar modal pada saat tertentu yang ditentukan oleh

pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaransaham yang

bersangkutan di pasar bursa. (Jugiyanto, 2003 :8)


15

Saham yang biasanya di perdagangkan di lantai bursa dengan harga

pasar (market value), juga mempunyai nilai-nilai lainnya.menurut Subardi

terdapat berbagai jenis nilai saham yaitu (Subardi,1994 : 76) :

a. Nilai pari atau nialai nomianal (par value/face value) adalah nilai yang

tercantum dalam sertifikat saham itu. Jadi nilai nominal adalah ditentukan

pada waktu saham itu diterbitkan.

b. Nilai buku (book value)

Menurut Weston dan copeland Mengemukakan bahwa Nilai buku per

saham menunjukkan sumber daya dalam perusahaan per saham dari

investasi pemegang saham. (Weston dan Copeland, 1989 : 275)

c. Nilai Intrinsik/niali riil (fair value/reasonable value)

Niali intrinsik adalah harga yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa jika

faktor-faktor utama dari nilai perusahaan dipertimbangkan.

d. Nilai pasar (market value)

Nilai pasar merupakan nilai suatau saham berdasarkan harga yang terjadi

di pasar modal yang terbentuk oleh penjual dan pembeli ketika mereka

melakukan transakksi.

Saham yang diperjualbelikan di pasar yaitu di Bursa Efek, adalah harga

ketiga yaitu harga pasar atau harga bursa. Harga ini sering disebut kurs harga

saham.

Pengertian nilai (value) dan harga (price) dalam proses penilaian saham

perlu dibedakan. Nilai adalah nilai intrinsik (Intrinsic value), yaitu yang

mengandung unsur kekayaan perusahaan pada masa sekarang dan unsur


16

potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang. Harga

diartikan sebagai harga pasar (market value).

Clark mengemukakan bahwa nilai (value) sebuah saham akan

mempengaruhi harganya. (Clark ; 1991 : 208) :

Clark memberi pedoman dalam memberi pedoman dalam membeli atau

menjual saham di pasar karena nilai saham mempengaruhi harganya, sebagai

berikut:

a. Apabila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, sebaiknya

dilakukan penjualan saham, sebab kondisi seperti ini pada masa yang akan

dating besar kemungkinan terjadi koreksi pasar.

b. Apabila sama denga nilai intrinsiknya maka transaksi pembelian atau

penjualan tidak dilaksanakan.

c. Apabila harga saham lebih rendah dalam nilai intrinsiknya maka

sebaiknya dilakukan transaksi pembelian, sebab besar kemungkinan

dimasa yang akan datang terjadi kenaikan harga. Dengan demikian akan

terbuka kesempatan untuk memperoleh capital gain.

Penjelasan diatas mengisyaratkan bahwa faktor penting yang selalu

mendapat perhatian dalam harga saham adalah faktor nilai intrinsik saham itu

sendiri.

Resiko saham juga turut mempengaruhi harga sahamnya. Resiko

investasi daham menggambarkan variabilitas pendapatan yang diterima.

Semakin besar resiko, semakin bervariasi arus pendapatan yang diharapakan

akan diterima.
17

Proses perubahan (fluktuasi) harga secara teoritis berawal dari aktivitas

revaluasi para pemodal. Proses revaluasi dilaksanakan dengan jalan

mengestimasi harapan perolehan pendapatan dan resikonya guna menentukan

nilai intrinsik saham menggunkan data yang paling akhir. Hasil yang

diperoleh dibandingkan dengan harga pasar yang terjadi untuk mengetahui

wajar atau tidaknya harga saham tersebut. Dari penilaian kewajaran tersebut

diambil keputusan membeli atau menjual saham.

Kondisi tersebut menyebabkan adanya dua pihak yang memiliki tujuan

yang bertentangan, yaitu membeli saham yang menghendaki kenaikan harga

saham setelah proses pembelian dan penjual saham yang menghendaki

penurunan setelah proses penjual saham. Tujuan yang bertentangan ini melatar

belakangi revaluasi yang pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan atau

fluktuasi harga saham.

Clark dalam Random Walk Theory mengemukakan bahwa harga saham

akan berubah-ubah mendekati nilai intrinsiknya karena adanya informasi yang

baru setiap hari, dimana informasi tersebut menyebabkan para analisis selalu

mengestimasi kembali nilai saham akibat adanya informasi baru tersebut.

2.3.5 Teknik Analisis Harga Saham

Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor harus benar-benar

menyadari bahwa disamping memperoleh keuntungan ia juga mungkin

mengalami kerugian. Tidak ada jaminan bila ia bermain di pasar modal bahwa

ia kan mendapat capital gain, yaitu selisis lebih dari harga beli saham dengan
18

harga jual saham. Sehubungan dengan hal tersebut investor harus secara

cermat menganalisis harga suatu saham dimasa yang akan datang

Keberhasilan dan ketepatan memprediksi perkembangan harga saham

merupakan tujuan yang diharapkan oleh para investor yang bermain di pasar

modal terutama investor yang merupakan spekulan.

yulianti, Prasetyo dan Tjipto mengemukakan bahwa ada dua pendekatan

analisis yang sering digunakan dalam analisis sekururitas, yaitu (yulianti,

Prasetyo dan Tjipto (1996 : 130) :

1) Analisis Fundamental

Dasar dari pendekatan fundamental adalah bahwa harga sekuritas akan

dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan itu sendiri

akan dipengaruhi oleh keadaan keseluruhan industri yang berhubungan

dengan perusahaan tersebut dan juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi

secara menyeluruh. Analisis fundamental akan bergerak dari keadaan yang

umum ke keadaan yang lebih khusus. Analisis akan dimulai dari keadaan

perekonomian secara luas yang kemudian bergerak kedalam keadaan

perusahaan yang akan dianalisis. Analisis fundamental juga bermula dari

anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan

investasi saham dari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu

proses analisis terhadap variabel yang secara fundamental diperkirakan

akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi dasarnya jelas yaitu

bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik

pada suatu saat, bahkan lebih penting lagi harapan akan kemampauan
19

perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari. Husnan

menerangkan bahwa:

analisis fundamental merupakan model yang mencoba


memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan
mengestimasai nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham dimasa yang akan datang , menerapkan hubungan
variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
(Husnan, 1994 : 285)

Model-model analisis fundamental diatas diarahkan untuk menjawab

pertanyaan dasar, apakah harga suatu saham undervalued atau overvalued.

2) Analisis Teknikal

Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknikal bermula dari

anggapan bahwa investor ialah makhluk irasional. Bursa mencerminkan

mass behavior (tingkah laku bersama). Sekarang yang bergabung dalam

suatu masa, bukan hanya kehidupan rasionalitasnya, tetapi sering kali

melebur identitas kolektif. Harga selalu ditentukan oleh penawaran dan

permintaan di pasar dan analisis memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu

perkiraan trend naik atau trend turun. Harga saham sebagai komoditas

perdagangan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang merupakan

manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.

Satu perbedaan utama diperingkat analisis finasial adalah antara

mereka yang menggunakan analisis fundamental (fundamentalis) dan

mereka yang menggunakan analisis teknikal (teknikalis). Fundamentalis

cenderung melihat kedepan sedangkan teknikalis cenderung melihat masa

lalu.
20

Menurut Sharpe, Alexander dan Bialey mengemukakan bahwa

analisis teknis adalah:

Studi mengenai informasi internal pasar saham. Kata teknis


berimplikasi suatu studi pasar. Semua faktor yang relevan, apapun
faktor itu dapat dikurangkan kevolume transaksi bursa saham dan
tingkat harga saham atau secara lebih umum jumlah informasi
stastik yang dihasilkan oleh pasar. (Sharpe, Alexander dan Bialey,
1997 : 410)

Berdasarkan keterangan diatas seorang investor harus dapat

menggunakan kedua analisis tersebut karena harga saham selalu mengalami

fluktuasi, sehingga tidak mengalami kerugian seketika atau lepasnya

kesempatan meraih keuntungan.

2.3.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham dari waktu ke waktu dapat naik turun, atau juga tetap. Ini

merupakan satu hal yang harus diperhatikan oleh pemodal yang terlibat dalam

kegiatan pasar modal, karena indikasi harga saham dapat pula dijadikan

ukuran nilai perusahaan.

Harga saham di bursa juga dipengaruhi oleh banyak faktir baik yang

berifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh perdagangan saham,

ketat atau tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi

pemodal secara massal yang berubah-rubah dan pesimis dan optimis dan

sebaliknya.

Harga pasar akan terbentuk melalui jumlah penawaran dan permintaan

terhadap suatu efek. Jumlah penawaran dan permintaan akan mencerminkan

kekuatan pasar. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan,
21

maka kurs harga saham akan turun. Sebaliknya, jika jumlah permintaan lebih

besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek, maka harga cenderung naik.

Disamping itu kondisi fundamental atau kondisi internal perusahaan termasuk

kondisi financial perusahaan didalamnya dan kondisi non fundamental

perusahaan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya

suatu harga saham.

Dalam penentuan harga saham mengacu pada beberapa pendekatan teori

penilaian, diman dalam perkembangannya dengan persepsi pemodal yang

menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Pemodal akan memperhatikan

apakah perusahaan penerbit saham (emiten) dalam keadaan kontinu usaha,

baru didirikan, atau dalam keadaan menghadapi resiko likuiditas. Pemodal

yang bijaksana akan memperhatikan resiko usaha dari perusahaan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Bapepam,

yaitu (Bapepam, 1997 : 50) :

1. Permintaan dan Penawaran

Saham sebagai salah satu surat berharga yang ditransaksikan di pasar

modal,harga saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu

waktu ke waktu yang lain. Seperti komoditi pada umumnya fluktuasi

harga saham tersebut tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan.

Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga akan

cenderung mengalami kenaikan. Hukum peramintaan dan penawaran

berlaku sepenuhnya untuk perdagangan saham di bursa.


22

2. Perilaku Investor

pemodal yang masuk ke pasar modal berasal dari bermacam-macam

kalangan masyarakat dan dengan berbagai tujuan dari pemodal tersebut.

menurut Usman ditinjau dari segi tujuannya maka pemodal dapat di

kelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (Usman, 1990 : 33-34):

a. Pemodal yang bertujuan memperoleh deviden

Kelompok ini mengincar perusahaan-perusahaan yang sudah stabil.

Keadaan perusahaan yang demikian, menjamin kepastian adanya

keuntungan yang relatif stabil. Harapan utama kelompok ini adalah

untuk memperoleh deviden yang cukup dan terjamin setiap tahun.

Pembagian deviden lebih penting dari pada keinginan untuk

memperoleh capital gain.

b. Pemodal yang bertujuan berdagang

Harga saham di bursa tidak tetap, dapat bergerak naik maupun turun,

tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan terhadap saham

tersebut. Perubahan harga itu menarik bagi kalangan pemodal yang

bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli

dengan harga jual. Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual

beli saham tersebut.

c. Kelompok yang berkepentingan dalam kepemilikan saham perusahaan

Bagi kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai

pemilik perusahaan yang punya nama baik. Pemodal ini cenderung

memilih saham perusahaan yang punya nama baik. Perubahan-


23

perubahan harga saham yang kurang berarti tidak membuat mereka

gelisah untuk menjualnya, kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan

bursa.

d. Kelompok spekulator

Kelompok ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang belum

berkembang, tetapi diyakini akan brkembang dengan baik. Pada

umumnya pada setiap kegiatan pasar modal spekulator mempunyai

peranan meningkatkan aktivitas pasar sekaligus meningkatkan

likuiditas saham.

3. Tingkat Efisiensi Pasar Modal

Pasar modal dikatakan efisien jika informasi dapat diperoleh dengan

mudah dan murah oleh para pemodal, sehingga semua informasi yang

relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga saham. Sahan sebagian

besar dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan

normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam kelompok resiko

tertentu. Karena penyampaina informasi begitu sempurna, tidak mungkin

bagi para pemodalmaupun untuk memperoleh laba ekonomi (imbalan

abnormal) dengan memanipulasi informasi yang teredia khususnya bagi

dirinya. Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk)

dari harga pasar sahamkarena pasar modal efisien, maka harga pasar

secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga,

sehingga gerakannya pun tidak dapat diduga, kejadian itu sudah tercermin

pada harga saham.


24

Pasar modal akan semakin memiliki efisiensi internal apabila biaya

transaksi dalam perdagangan sekuritas (transaction cost) semakin rendah.

Jadi efisiensi ini dikaitkan dengan besarnya biaya untuk melakukan

pembelian atau penjualan sekuritas. Sementara itu derajat efisiensi

eksternal akan ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga sekuritas di

psar modal terhadap informasi baru. Dengan kata lain, apabila harga

sekuritas-sekuritas di pasar modalmencerminkan semua informasi yang

ada (dan berhubungan dengan sekuritas-sekuritas tersebut), maka pasar

modal akan memiliki efisiensi eksternal semakin tinggi.

2.4 Hubungan Return on Investment (ROI) Dengan Harga Saham

Menurut Fabozzi dalam bukunya Manajemen Investasi menjelaskan bahwa:

Terdapat hubungan antara Return on Investment (ROI) dengan Harga


Saham dimana ROI atau tingkat pengembalian atas investasi juga dapat
diartikan sama dengan pengembalian atas total aktiva yang merupakan
penentu utama juga untuk pengembalian atas ekuitas pemilik.
Dua penentu dasar laba per lembar saham adalah pengambilan atas
ekuitas pemegang saham dan nilai buku saham, diamana dua penentu atas
ekuitas pemegang saham adalah pengembalian atas total aktiva dan
proporsi aktiva yang didanai. dimana perhitungan laba per lembar
saham di peroleh dari membagi keseluruhan keuntungan dari harga saham
yang di jual dengan jumlah saham yang beredar dengan demikian akan
diketahui jumlah keuntungan untuk setiap harga per lembar saham.
Pengembalian atas total akiva atau tingkat pengembalian atas investasi dan
perilaku dari komponen, menawarkan statistik yang mungkin paling
bermanfaat dalam mempelajari efisiensi operasi perusahaan dengan
demikian perusahaan akan dapat memperoleh laba atau keuntungan yang
lebih besar. (Fabozzi, 2000 : 885)

Dari penjelasan yang telah di kemukakan oleh Fabozzi mengenai hubungan

Return on Investment (ROI) dengan harga saham, maka dapat penulis simpulkan
25

bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara Return on Investment (ROI)

dengan Harga Saham dimana Return on Investment (ROI) adalah penentu dasar

laba per lembar saham dimana laba per lembar saham diperoleh dari membagi

keseluruhan keuntungan dari harga saham yang di jual dengan jumlah saham yang

beredar, dengan demikian akan dapat diketahui jumlah keuntungan untuk setiap

harga per lembar sahamnya.


1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan

pada bagian sebelumnya, maka objek penelitian yang akan di analisis asalah

mengenai Return on Investment (ROI) dan perubahan Harga Saham pada PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. Selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun

2005.

3.2 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM)

yang berlokasi di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) tower II lantai 1 jalan

Sudirman Kav.52-53, Jakarta Selatan.

3.3 Metode Pelitian

3.3.1 Disain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

asosiatif yaitu berbentuk hubungan kausal atau hubungan sebab akibat.

Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui variabel X terhadap

variabel Y. Dimana Return on Investment (ROI) adalah sebagai variabel X

dan perubahan harga saham sebagai variabel Y. Secara ringkas hubungan


2

kausal atau sebab akibat, bila X dan Y dalam metode penelitian berbentuk

asosiatif dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2004 : 12)

Gambar 3.1

Penelitian asosiatif yang berbentuk hubungan

kausal atau sebab akibat X mempengaruhi Y

X Y

3.3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu

data yang didapat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ). Data-data yang digunakan

dalam proses perhitungan ini merupakan data kuatitatif, yaitu data berupa

laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang terdiri dari

laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan periode 2001-2005.

3.3.3 Operasionalisasi Variabel

Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Return on Investment

(ROI) terhadap perubahan harga saham (Studi kasus pada PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk.), maka permasalahan yang akan diteliti ada dua (2)

variabel yang meliputi:


3

Variabel Independent : X : Return on Investment (ROI)

Variabel Dependent : Y : Perubahan Harga Saha

Tabel 3.1

Operasinalisasi Variabel

Varibel Konsep Variabel Inikator Variabel Skala


Return on Salah satu bentuk dari ratio ¾ Laba bersih (Net profit)
Investment profitabilitas yang ¾ Total aktiva (Total
(ROI) dimaksudkan untuk dapat assets)
mengukur kemampuan
perusahaan dengan
keseluruhan dana yang Rasio
ditanamkan dalam aktiva
yang digunankan untuk
operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan.
Perubahan Besarnya selisih perubahan ¾ Jumlah permintaan
Harga Saham harga saham yang diperoleh saham
dari harga saham rata-rata ¾ Jumlah penawaran Rasio
per tahun saham
4

3.3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini diupayakan untuk memperoleh data dan

informasi yang cukup memadai sesuai dengan permasalahan yang ada.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Riset Kepustakaan (Library Research)

Riset kepustakaan adalah salah satu jenis riset yang dilakukan untuk

memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian

dengan bantuan buku-buku, majalah-majalah, artikel, dokumen-dokumen dan

bahan-bahan dari kepustakaan maupun perkuliahan yang merupakan dasar

teori yang dapat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

2. Riset Lapangan (Field Research)

Metode riset lapangan yang diterapkan adalah melalui pengamatan

diluar kegiatan objek yang diteliti dimana data yang diperlukan yaitu

prospektus perusahaan seperti profil perusahaan, struktur organisasi,

kebijaksanaan perusahaan dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang

dalam hal ini berakaitan dengan objek penelitian skripsi ini yaitu Return on

Investment (ROI) dan perubahan harga saham yang di diperoleh dari Pusat

Referensi Pasar Modal (PRPM) PT. Bursa Efek Jakarta.


5

3.3.5 Metode Analisis Data

Setelah data yang diperlukan diolah maka dilakukan analisis sehingga data

tersebut menjadi lebih berarti. Teknik perhitungan dan analisis data yang

digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah:

1. Analisis Financial

A. Analisis Return on Investment (ROI) PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk.

Analisisis Return on Investment (ROI) digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Net Profit)

yang diperoleh dari selururuh kekayaan yang dimiliki perusahaan dimana

perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus (Munawir, 2002 :

105):

Laba bersih
ROI = x 100%
Jumlah aktiva

B. Analisis Perubahan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk.

Analisis perubahan harga saham digunakan untuk mengetahui perubahan

harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. selama periode 2001-

2005 dimana perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus

(Jogiyanto, 2003 : 110) :

Pt − Pt −1
Capital Gain atau Capital Loss =
Pt
6

Jika diprosentasekan maka:

Pt − Pt −1
Capital Gain atau Capital Loss = x 100%
Pt
Dimana:

Capital Gain (Loss) Merupakan selisih untung (Rugi) dari harga ivestasi

sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. (Jogiyanto, 2003 : 110)

Pt = Harga saham rata-rata sekarang (saat ini) dan,

Pt = Harga saham rata-rata periode yang lalu.

Atau:

h arg a saham rata − rata tahun (n + 1) − h arg a saham rata − rata tahun (n)
X 100%
h arg a saham rata − rata tahun (n)

2. Analisis statistik

A. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

koefisien regresi linier sederhana dimana analisis koefisien regresi linier

sederhana menurut Sugiyono adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen

dengan satu variabel dependen.(Sugoyono, 2005 : 243)

dimana variabel X yaitu Return on Investment (ROI) dan variabel Y yaitu

perubahan harga saham.

Bentuk umum persamaan regresi adalah : Y = a + bx


7

Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

(Sugiyono, 2005: 245)

a=
∑ Y − b.∑ X
n

n∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
b=
n∑ X 2 − (∑ X )
2

Dimana:

X = Variabel bebas yaitu Return on Investment (ROI)

Y = Variabel tidak bebas yaitu perubahan harga saham

a = Y bila X = 0 (Harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angaka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen (Perubahan harga

saham) yang didasarakan pada variabel independen (Return on

Investment). Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan

n = Jumlah data
8

B. Rancangan Uji Hipotesis

1) Perumusan Hipotesis

a. Perumusan variabel konstanta (Supranto, 2001 : 188)

Ho : A = 0, (Variabel konstanta tidak berpengaruh terhadap

perubahan harga saham)

Ha : A ≠ 0, (Variabel konstanta berpengaruh terhadap perubahan

harga saham.

b. Perumusan variabel Return on Investment (Supranto, 2001: 188)

Ho : B = 0, (Return on Investment tidak berpengaruh terhadap

perubahan harga saham)

Ha : B ≠ 0, (Return on Investment berpengaruh terhadap

perubahan harga saham)

2) Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk menguji

hipotesis, maka terlebih dahulu mencari nilai baku atau standar error (Se),

kesalahan baku dari b (Sb) dan kesalahan baku dari a (Sa).

Adapun rumus daripada kesalahan-kesalahan baku tersebut adalah

(Supranto, 2001 : 184,185 dan 187):


9

Catatan: perlu diingat perbedaan antara x dan X. (huruf x kecil mewakili

X besar). X besar langsung mewakuli nilai observasi, sedangkan

x kecil mewakili x -X. Begitu juga untuk y kecil dan Y besar.

(Supranto, 2001 : 185)

Rumus mencari nilai baku atau standar error (Se):

Se2 =
∑y 2
− b2 ∑ x2
n−2

atau:

Se2 =
(∑Y − (∑ Y )
2 2
)
n − b2 (∑ X − (∑ X )
2 2
n )
n−2

Rumus mencari kesalahan baku dari b (Sb):

Sb2 = Se2
Σx2
atau:

Se
Sb 2 =
∑X 2
− (∑ X ) 2 n

Jadi:

2
Sb = Sb

Rumus mencari kesalahan baku dari a (Sa):

Sa2 = Se2
∑X 2

n∑ x 2

atau:

Sa2 = Se2
∑X 2

n∑ X 2 − (∑ X ) 2
n
10

Jadi:

2
Sa = S a

Sehingga dari rumus kesalahan-kesalahan baku tersebut, maka dapat di

peroleh (Supranto, 2001 : 188) :

a. Uji variabel konstanta:

a
t0 =
Sa

atau:

a − A0 (a − A0 ) n∑ X 2
t0 = =
Sa Se ∑ X 2

b. Uji Return on Investment (ROI):

b
to =
Sb

atau:

b − B0
to =
Sb

3) Kriteria Pengujian Hipotesis

Kriteria ini digunakan untuk menguji atau menetukan ditrima atau

tidaknya hipotesis yang dalam hal ini dinyatakan bahwa ROI berpengaruh

terhadap Perubahan harga saham.

Kriteria pengujian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kriteria uji dua

belah pihak yang mengacu kepada tingkat keyakinan 5% dan derajat

kebebasan (dk = n – 2). Pengujian ini dilakukan dengan cara


11

membandingkan nilai t hitung yang diperoleh dari perhitungan uji

hipotesis dengan nilai t tabel yang terdapat dalam abel –t dengan tingkat

keyakina atau level of confident sebesar 5% atau 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) senilai 5-1 = 4

Adapun kriteria pengujian tersebut adalah (Supranto, 2001 :188) :

Jika to < −tα /2 (n-2) atau to > tα/2 (n-2)

berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara Return On

Investment (ROI) terhadap perubhan harga saham, sedangkan

jika to ≤ tα/2 (n-2) atau to ≥ −tα/2 (n-2) berarti Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak ada pengaruh antara Return on Investment (ROI) terhadap

perubahan harga saham

Gambar 3.2

Kurva uji t dua pihak

daerah Ho ditolak daerah Ho ditolak

-tα/2 Daerah Ho t α/2


diterima
12

C. Analisis Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan

variabel X atau Return on Investment (ROI) terhadap variabel Y atau

perubahan harga saham. Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan

variabel Y disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel

penelitian ini. Analisis ini dinyatakan dengan koefisien determinasi (Kd).

(Supranto, 2001 : 205):

Kd = r2 x 100%

Dimana untuk mengetahui koefisien determinasi mka diperlukan nilai

koefisien korelasi (r). Adpun bentuk rumus daripada koefisien korelasi

tersebut adalah (Supranto, 2001 : 201):

r=
n∑ XY − ∑ X( )(∑Y )
n∑ X 2 − (∑ X ) n∑ Y 2 −(∑ Y )
2 2

Sedangkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya korelasi antara

variabel X dan variabel Y, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
13

Tabel 3.2

Pedoman untuk memberikan Interprestasi terhadap koefisien korelasi

Besarnya Nilai r Tingkat Hubungan

Antara 0,00 – 0,199 Sangat rendah

Antara 0,20 – 0,399 Rendah

Antara 0,40 – 0,599 Sedang

Antara 0,60 – 0,799 Kuat

Antara 0,80 – 0,1000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono, 2005:216


1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perseroan ini berkedudukan di jakarta dan didirikan pada tanggal 14

Agustus 1990, dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma, berdasarkan akta

pendirian No. 228, tanggal 14 Agustus 1990. selanjutnya diubah dengan akta

No. 249, tanggal 15 November 1990 dan akta No. 171, tanggal 20 juni 1991,

yang kesemuanya dibuat dihadapadan Benny Kristianto, SH, notaris dijakarta,

dan telah disetujui oleh menteri kehakiman Republik indonesia berdasarkan

surat keputusan No. C2-2915 HT.01.01. Tahun 1991. tanggal 12 Juli 1991

diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 12, tanggal 11

Februari 1992, tambahan No. 611. Anggaran dasar perseroan selanjutnya

kembali diubah dengan Akta No. 395, tanggal 30 Mei 1992 yang dibuat oleh

indrawila Parmata, SH pengganti Benny Kristianto, notaris di jakarta yang telah

disetujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat

keputusan No. C2-7284 HT. 01.04 Tahun 1993 tanggal 19 Agustus 1993

Pada tanggal 5 Februari, perseroan mengubah namanya dari PT.

Panganjaya Intikusuma menjadi PT. Indofoood Sukses Makmur dan

meningkatkan modal dasar perseroan menjadi Rp. 11.651.000.000,00,- dengan


2

modal ditempatkan sebesar RP. 2.400.000.000,00,- dan modal disetor sebesar

Rp. 1.200.000.000,00,- Perubahan nama dan peningkatan modal perseroan

dilakukan berdasarkan Akta No. 51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh

Benny Kristianto, SH notaris di jakartadan telah disetujui oleh menteri

kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2048.

HT.01.04. Tahun 1994 tanggal 9 Februari 1994 didaftarkan di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan No. 360/A/NOT/HKM/1994 tanggal 22 Februari 1994.

Pada tanggal 12 Februari 1994, perseroan melakukan penggabungan usaha

(merger) dengan 18 perusahaan lain yang juga bergerak dalam bidang usaha

industri makanan olahan dan merupakan perusahaan-perusahaan anak dan

afiliasi dari perseroan.

Sebelum penggabungan usaha, perseroan terutama bergerak dalam bidang

usaha industri, disamping menjadi salah asatu perusahaan induk Indofood

Group.

Setelah penggabungan usaha perseroan mengelola secara langsung seluruh

kegiatan yang berhubungan dengan industri mie instan ternasuk penelitian dan

pengembangan. Disamping itu perseroan juga mempunyai kepemilikan saham

secara langsung pada perusahaan anak yang memproduksi berbagai produk

indofoof group lainnya.

Pada tanggal 7 Maret 1994 perseroan telah mendapatkan peretujuan untuk

mengubah statusnya dari Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri menjadi

Perusahaan Penanam Modal Asing berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun


3

1976 jungto Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 tentang penanam Modal

Asing. Perseujuan ini diperoleh berdasarkan surat Persetujuan dari Badan

Koordinasi Penanam Modal No. 08/V/PMA/1994 tanggal 7 Maret 1994 tentang

Surat Pemberitahuan tentang persetujuan presiden atas pengalihan Status

PMDN menjadi PMA.

Perseroan selanjutnya berdasarkan Akta No. 85 tanggal 7 Maret 1994,

yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH. Notarios di jakarta kembali mengubah

anggaran dasarnya guna mengubah status Perseroan menjadi suatu Perseroan

yang didirikan sesuai UU PMA UU No. 1 Tahun 1967 sebagaimana telah

diubah dengan UU No. 11 Tahun 1970 dan meningkatkan modal dasar

perseroan menjadi Rp. 1.000.000.000.000,00,- dengan modal disetor sebasar

Rp. 433.651.000.000,00,-. Akta ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-4416. HT.

01. 04. Tahun 1994 tanggal 10 Maret 1994.

Pada tahun 1995 perseroan mengakuisisi semua aktiva, pasiva dan usaha

Divisi Bogasari milik PT. Indocement Tunggal Perkasa. Sehubungan dengan

akuisisi tersebut , maka berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat

UmumLuar Biasa Para Pemegang No. 1 tanggal 1 Juli 1995, yang dibuat oleh

notaris Benny Kristianto, SH. Disetujui perubahan-perubahan Pasal 2, Pasal 9

Ayat (2) dan Ayat (3) dan Pasal 12 Ayat (1) dan Ayat (2) dari Anggaran Dasar

Perseroan. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5144. HT. 01. 04.
4

Tahun 1996 pada tanggal 6 Maret 1996 diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 65 tanggal 13 Agustus 1996, Tambahan No. 7062.

Pada tahun 1996, Perseroan kemudian mengubah nilai nominal saham dari

Rp. 1.000,00,- menjadi Rp. 500,00,- sebagaimana ternyata dalam Akta

Pernyataan Keputusan Rapat No. 170 tanggal 27 Juni 1996 yang dibuat oleh

notaris Benny Kristianto, SH. Dan diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 61, tanggal 30 Juli 1996, Tambahan No. 2

Perseroan telah mendapatkan persetujuan untuk mengubah statusnya dari

perusahaan PMA menjadi PMDN berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun

1968, Jungto No. 12 Tahun 1970, tentang PMDN berdasarkan Surat Persetujuan

dari BKPM No. 01/V/PMDN/1997, Tanggal 6 Januari 1997.

4.1.2 Profil Perusahaan

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Merupakan produsen mie instant,

yang meliputi pembuatan mie dan pembuatan mie instant. Bersama-sama

dengan anak perusahaan, Indofood group merupakan produsen makanan

olahan terkemuka di indonesia. Perseroan memproduksi berbagai jenis produk

mie, termasuk mie instant (instant noodles), mie segar (fresh noodles) dan mie

snack (snack noodles), dan perkirakan menguasai 90% pangsa pasar produk

mie instant di Indonesia, angka ini merupakan hasil survey SRI Retail Audit.

Selain itu , Indofood Group juga menghasilkan berbagai produk makanan

olahan lainnya, seperti penyedap makanan (food seasonings), makanan ringan


5

(snack foods), makanan bayi (baby foods), dan kopi. Menurut laporan

keuangan konsolodasi secara performa untuk tahun 1993, kontribusi

penjualan bersih masing-masing produk terhadap total penjualan bersih

seluruhnya adalah sebaai berikut: mie instant 82,91%, makanan ringan 4,17%,

penyedap makanan 2,08% dan makanan bayi 3,60%.

Indofood Group beroperasi di seluruh Indonesia dan saat ini

mengoperasikan 22 (dua puluh dua) pabik yang tersebar di pulau Jawa,

Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Empat pabrik tambahan telah

diselesaikan pada tahun 1994. jumlah karyawan saat inisekitar 14.862 orang

dan produk-produknya didistribusikan ke lebih dari 150.000 pengecer.

• Produk

Perseroan menghasilkan berbagai macam produk mie instant, dengan

harga jual yang mencakup seluruh segmen konsumen pasar yang ada.

Perseroan juga memiliki sepuluh dari dua puluh merek yang beredar di

Indonesia, termasuk Indomie, Sarimi dan Supermi nama yang cukup dikenal

di kalangan rumah tangga di Indonesia. Perseroan menjual produk mie

instant pada tiga segmen pasar yang berbeda; (i) segmen bawah, yaitu

dengan harga dibawah Rp. 200 per bungkus, (ii) segmen menengah, yaitu

dengan harga antara Rp. 200 hingga Rp. 300 per bungkus, dan (iii) segmen

atas, yaitu denganharga diatas Rp. 300 per bungkus. Selain itu perseroan

juga memproduksi mie segar (fresh noodles) dan mie snack (snack noodles).
6

Melalui anak perusahaan juga dihasilkan produk-produk lainnya yaitu:

penyedap makanan, makanan ringan, makanan bayi dan kopi bubuk. Produk

penyedap makanana berupa kecap dipasarkan dengan merek Piring Lombok

dari indofood dimana merek piring lombok mempunyai pasar yang cukup

besar di Jawa Tengah. Produk-produk lainya seperti saos sambal dan saos

tomat, di pasarkan dengan merek Indofood. Pemasaran produk-produk ini

dilakukan oleh PT. Indosentra Pelangi, yaitu perusahaan anak yang 70%

modal sahamnya dimiliki perseroan.

Produk-produk makanan ringan dijual dalam berbagai merek

diantaranya Chiki, Jetz, Chitato, dan Chetos yang di produksi oleh PT.

Indofood Frito-lay Corporation, yaitu perusahaan anak yang 51% modal

sahamnya dimiliki perseroan, dan merupakan sebuah perusahaan patungan

yang bekerjasama dengan seven-up, Nederland BV, salah satuanak

perusahaan dari Pepsico. Inc

Untuk produk makanan bayi, Indofood Group adalah salah satu

produsen pertama yang memproduksi makanan bayi dengan memakai bahan

baku tradisional yamg berselera Indonesia. Produk ini, yangmenggunakan

merek Proina dan SUN, dihasilkan oleh PT Gizindo Prima Nusantara, yaitu

perusahaan anak yang seluruh sahamnya dimiliki perseroan produk

Indofood Group lainnya adalah kopi bubuk yang dipasarkan dengan merek

tugu luwak dan Cafela. Produk kopi bubuk merupakan hasil produksi PT
7

Artahnugrah Mandiri, yaitu perusahaan anak yang 51% modal sahamnya

dimiliki perseroan.

Pada tabel berikut dapat dirinci produk makanan olahan Indofood

Group menerurut nama-nama perusahaan pemilik/pembuatnya.

Tabel 4.1

Produk-produk olahan Indofood Group

No Nama Perusahaan Divisi Merek yang


dikenal

1. PT. Indofood Sukses Makmur Mie Instant Indomie,


Supermie, Sarimi,
Pop Mie, dll
2. PT. Indosentra Pelangi Penyedap makanan Bumbu penyedap
Indofood, Kecap
Indofood, Kecap
Piring Lombok, dll
3. PT. Indofood Frito-lay Corp Makanan Ringan Chiki, Chitato,
Cheetos, jetz, dll
4. PT. Gizindo Prima Nusantara Makanan Bayi Promina, SUN, dll
5. PT Artahnugraha Mandiri Kopi Tugulawak,
Cafela, dll
6. PT. Prima Intipangan Sejati Perdangan Ekspor -
7. PT. SuryaPangan Indonesia Nie Instant (Kontrak) -
Kemasan Fleksibel
8. PT. Cipta Kemas Abadi Distribusi -
9. PT. Intranusa Citra Distribusi -
10. PT. Tristara makmur Distribusi -
11. PT. Cemako Mandiri Corporation Distribusi -
12. PT. Cereko Reksa Corporation Distribusi -
13. PT. Putri Daya Usaha
Sumber: Prospektus Indofood Group (1997)
8

• Prospek Usaha

a. Mie Instant

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi mie instant nomor

dua terbesar di dunia, setelah jepang. Berdasarkan penelitian majalah

Far Eastern Economic Review, 6 januari 1994, dan hasil riset sendiri

yang telah dipublikasikan. Manajemen Indofood Group pada tahun 1993

telah berhasil mencapai angka total konsumsi mie instant di Indonesia

kira-kira 5,6 miliar bungkus atau mencangkup kira-kira 25% dari total

konsumsi dunia. Jepang pada tahun yang sama diperkirakan

mengkonsumsi sebanyak 6,2 miliar bungkus atau kira-kira 28% dari

total konsumsi dunia.

Laju pertumbuhan konsumsi mie insant di Indonesia cukup pesat.

Selama sepuluh tahun terakhir,diperkirakan laju pertumbuhan konsumsi

mie instant adalah rata-rata20% per tahun, sedangkan dalam lima tahun

terakhir laju pertumbuhan konsumsi bahkan lebih tinggi yaitu sebesar

27% per tahun. Tingginya laju pertumbuhan tersebut merupakan hasil

positif dari pertumbuhan ekonomi domestik dalam 10 tahun terakhir

mski sempat terganggu dengan krisis moneter di tahun 1996.

Dari analisa kecendrungan tersebut, Indofood Group melihat

adanya peluang pasaran mie instant jenis khusus segmen pasar tertentu

di dalam negeri. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan mie instant


9

jenis khusus itu, Indofood Group merencanakan membuka sebuah

perusahaan patungan baru di Indonesia dengan salah satu produsen mie

instant dari jepang. Pada saat ini bentuk kerja sama itu sedang dalam

proses negoisasi. Indofood Group berharap dalam waktu dekat

kerjasama itu dapat diiplementasikan.

b. Penyedap Makanan

Produk-produk ini termasuk kecap, saos sambal dan saos tomat.

Merupakan produk makanan yang paling banyak di jual di Indonesia.

Manajemen Indofood Group telah mengamati paar produk-produk

penyedap makanan di Indonesia pada tahun 1993 adalah lebih dari Rp.

400 miliar. Kehadiran Indofood Group untuk pasar ini masih kecil,

dengan nilai penjualan kira-kira diatas Rp. 20 miliar tahun lalu, atau

meningkat sekitar 52,12% dibandingkan dengan tahun 1998.

Tingginya laju pertumbukhan ini disebabkan peningkatan

penjualan kecap manis yang merupakan salah satu penyedap makanan

yang populer di Indonesia. Karena itu, untuk mengantisipasi

meningkatnya pangsa pasar, Indofood Group merencanakan untuk

menambah kapasitas produksi kecap dengan selesainya pembanguna

sebuah pabrik baru pada bulan April 1994. produksi ecap ini juga

digunakan dalam produksi bumbu mie instant oleh perseroan.

Pasar produk makanan cukup terpecah pecah dan karenanya

mudah mengundang kompetisis dari pesaing baru. Manajemen berharap


10

dapat mencapai penetrasi pasar yang cukup besar. Selain menaruh

perhatian yang besar terhadap rasa, kemasan dan harga jual yang

merupakan tiga faktor utamakeberhasilan dalam pasar ini. Manajemen

yakin dapat memanfaatkan kekuatannya dalam bidang distribusi untuk

mencapai pangsa pasar yangdiinginkan.

c. Makanan Ringan

Pasar untuk makanan ringan di indonesia saat ini masih didominasi

oleh makanan ringan tradisonal, seperti kerupik udang, emping melinjo

dan lain-lain. Dan diperkirakan jenis makanan ringan tradisional ini

mencakup sekitar 70% dari seluruh pasar makanan ringan di Indonesia.

Manajemen memperkirakan bahwa penjualan makanan ringan modern

diroduksi secara massal dengan teknik produksi dan pembukusan yang

mutakhir, akan meningkat dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan makanan ringan tradisionil.

d. Makanan Bayi

Dengan masih stabilnya pendapatan per kapita masyarakat di

Indonesia, kesadaran akan pentingnya makanan yang bergizi akan

meningkat konsumsi makanan bayi dimasa yang akan datang. Indofood

Group telah memperkenalkan produk-produk makanan bayi lanjutan,

baik berupa bubur maupun biskuit, yang mempunyai prospek

pertumbuhan yang cukup baik. Untuk memenuhi permintaan pasar di

tahun-tahun yang akan datang. Divisi makanan bayi Indofood Group


11

akan meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun sebuah

pabrik baru di Bandung.


12

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Rapat Umum Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direksi

Divisi-divisi Penunjang Divisi-Divisi Operasi Usaha

Kepala Divisi Kepala Divisi Mie Instant


Keuanagan

Kepala Divisi Makanan


Kepala Divisi Personalia Ringan

Kepala Divisi Makanan


Kepala Divisi Pelayanan Bayi
Pemasaran
Kepala Divisi Penyedap
Kepala Divisi Penelitian Makanan
dan Pengembanagan
Kepala Divisi Kemasan
Kepala Divisi Fleksibel
Pengembangan Usaha
Kepala Divisi Minuman

Kepala Divisi Distribusi

Kepala Divisi Internasional


13

Anggota dewan komisaris dan direksi perusahaan pada tanggal 30 september

2005 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Manuel V. Pangilinan

Komisaris : - Benny Setiawan Santoso

- Edward A. Tortorici

- Ibrahim Risjad

- Albert del Rosario

- Robert Charles Nicholsosn

- Graham L. Pickles

Komisaris (Independen) : - Utomo Josodirjo

- Torstein Stephansen

- Wahjudi Prakarsa
14

Dewan direksi

Direktur Utama : - Anthoni Salim

Wakil Direktur Utama : - Cesar M. dela Cruz

- Franciscus Welirang

- Darmawan Sarsito

Direktur : - Aswan Tukiaty

- Tjhie Tje Fie

- Taufik Wiraatmaja

- Philip Suwardi purnama

- C. M. Djoko Wibowo

- M. P. Sibarani

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 24 Juni 2005,

penunjukkan Graham L. Pickles untuk menggantikan Juan Bernal Santos Sebagai

salah satu anggota Dewan Komisaris Perusahaan disetujui oleh para Pemegang

Saham

Pda tanggal 30 September 2005, perusahaan dan anak perusahaan memiliki 46.290

karyawan tetap.
15

4.2 Kondisi Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Kondisi keuangan perusahaan dapat menggambarkan baik atau buruknya suatu

perusahaan didalam menjalankan usahanya, kondisai keuangan yang baik dapat

berwujud apabila ada kerjasama dari berbagai pihak baik antara pihak intern sendiri

maupun pihak

Laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada dasarnya terdapat

tiga macam laporan kaeuangan yaitu diantranya laporan neraca konsolidasi, laporan

laba rugi dan laporan perubahan odal. Namun dari laporan yang ada hanya dua

laporan keuangan saja yang dapat dipakai dalam penelitian ini yaitu neraca

konsolidasi dan laporan laba (rugi) yang digunakan sebagai data untuk mengetahui

informasi terutama yang ada kaitannya dengan Return on Investment (ROI) dan

perubahan harga saham. Dari neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Maka kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan jumlah aktiva, jumlah

kewajiban dan modal yang terjadi yaitu selama 5 (lima) tahun berturut-turut antara

tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. sedangkan dari laporan laba (rugi) dapat

mengetahui perkembangan jumlah laba (rugi) usaha, laba (rugi) sebelum pajak dan

laba (rugi) bersih yang dihasilkan setiap tahunnya yaitu salama 5 (lima) tahun dari

tahun 2001 samapai dengan 2005. apakah setiap tahunnya mengalami perubahan atau

tidak.
16

4.2.1 Perkembangan Neraca Konsolidasi PT. Indofood Sukses Makur Tbk.

a. Perkembangan Jumlah Aktiva PT. Indofood Sukses Makur Tbk.

Berikut ini akan disajikan perkembangan dari jumlah aktiva, jumlah

kewajiban dan jumlah modal perusahaan yang kesemuanya itu dapat kita

ketahui dari neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dari tahun

2001 sampai dengan tahun 2005.

Tabel 4.2.1.1

Perkembangan jumlah aktiva

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Periode 2001-2005

(Dalam rupiah)

Tahun Aktiva Lancar Aktiva Tidak Jumlah Aktiva Varians

Lancar

2001 5.246.996.500.510 7.732.105.083.592 12.979.101.584.102 -

2002 7.147.003.162.168 8.104.512.791.095 15.251.515.953.263 17.51%

2003 6.994.333.662.106 8.314.520.797.805 15.308.854.459.911 0,38%

2004 6.415059.882.481 9.253.947.747.271 15.669.007.629.752 2,35%

2005 6.471.590.183.301 8.314.494.059.554 14.786.084.242.855 -5,63%

Sumber: Neraca Konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bagaimana perkembangan jumlah

ativa pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dari tahun ketahun yaitu dari
17

tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Jumlah aktiva pada tahun 2001 yaitu

sebesar Rp. 12.979.101.584.102 diamana pada tahun ini jumlah aktiva lancar

sebesar Rp. 5.246.996.500.510 ini menunjukkan lebih besar dari pada jumlah

aktiva tidak lancarnya yaitu sebesar Rp. 7.732.105.083.592.

Pada tahun 2002 jumlah aktiva perusahaan berubah yaitu menjadi Rp.

15.251.515.953.263 ini berarti jumlah aktiva perusahaan mengalami kenaikan

sebesar 17, 51% di bandingkan dengan tahun 2001 hal ini disebabkan karena

jumlah aktiva lancar dan aktiva tidak lancar mengalami kenaikan dengan

demikian perusahaan mengalami perubahan jumlah aktiva yang baik sehingga

jumlah aktiva di tahun ini mengalami penungkatan yang cukup signifikan

Pada tahun 2003 jumlah aktiva yang dihasilkan perusahaan mengalami

kenaikan yang tidak terlalu tinggi yaitu sebesar Rp. 15.308.854.459.911 ini

berarti perusahaan mengalami kenaikan jumlah aktiva sebesar 0,38%. hal ini

disebabkan jumlah aktiva lancar mengalami penurunan sehingga berpengaruh

terhadap jumlah aktiva perusahaan akan tetapi aktiva tidak lancar perusahaan

mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2002.

Pada tahun 2004 jumlah aktiva yang dihasilkan perusahaan sebesar

Rp. 15.669.007.629.752 di lihat dari jumlahnya perusahaan mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,35%. Hal ini di sebsbkan

jumlah aktiva tidak lancar mengalami kenaikan walupun jumlah aktiva lancar

perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2003.


18

Sedangkan pada taun 2005 jumlah aktiva yang dihasilkan perusahaan

hanya sebesar Rp. 14.786.084.242.855 dengan demikian pada tahun ini

perusahaan mengalami penurunan jumlah aktiva sebesar 5,63% dibandingkan

pada tahun 2004. Hali ini disebabkan terjadinya penururnan jumlah aktiva

lancar dan aktiva tidak lancar dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami

kenaikan pada jumlah aktivanya.

b. Perkembangan Jumlah Kewajiban PT. Indofood Sukses Makur Tbk.

Tabel 4.2.1.2

Perkembangan Jumlah kewajiban

PT. Indofood Sukses Makur Tbk.

Periode 2001-2005

(Dalam rupiah)

Tahun Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Jumlah Kewajban Varians

Lancar

2001 6.055.345.891.414 2.603.358.937.792 8.658.704.829.206 -

2002 4.341.302.234.186 6.371.837.761.256 10.713.139.995.442 23,73%

2003 3.664.192.739.756 6.888.137.600.978 10.552.330.340.734 -1,50%

2004 4.364.101.872.262 6.289.648.884.750 10.653.750.757.012 0,96%

2005 4.412.546.510.662 5.630.036.052.339 10.042.582.563.001 -5,74%

Sumber: Neraca Konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk


19

Dari tabel diatas maka kita dapat melihat bagaiman perkembangan jumlah

kewajiban atu hutang setiap tahunnya pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dari tahun ketahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. dan untuk

lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:

Pada tahun 2001 jumlah Kewajiban atau hutang yang harus dibayar PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. Yaitu sebesar Rp. 8.658.704.829.206 dimana

jumlah kewajiban lancar lebih lebih besar dibandingkan kewajiban tidak lancar.

Pada tahun 2002 jumlah kewajiban yang harus dibayar atau ditanggung

oleh perusahaan yaitu sebesar Rp. 10.713.139.995.442 hal ini berarti jumlah

kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan sebesar 23,73%. Bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah kewajiban lancar lebih kecil

dari tahun sebelumnya akan tetapi sebaliknya jumlah kewajiban tidak lancar

lebih besar dibandingkan jumlah mewajiban tidak lancar pada tahun

sebelumnya yaitu di tahun 2001.

Di tahun 2003 jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan yaitu

sebesar Rp. 10.552.330.340.734 dan ini berarti jumlah kewajiban yang harus

dibayar oleh perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,50% hal ini

dikarenakan jumlah kewajiban lancar lebih kecil dibandingkan jumlah

kewajiban tidak lancarnya, dimana pada tahun ini jumlah kewajiban tidak

lancarnya lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu.

Kemudian pada tahun 2004 jumlah kewajiban atau hutang yang harus

dibayar perusahaan mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan yaitu


20

sebesar Rp. 10.653.750.757.012 dengan demikian perusahaan mengalami

kenaikan jumlah kewajiban sebesar 0,96% hal ini di karenakan jumlah

kewajiban lancar lebih besar dari pada tahun sebelumnya walaupun jumlah

kewajiban tidak lancar mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya

namun hal tersebut masih belum cukup dapat mengurangi jumlah kewajiban

atau hutang yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Sedangkan pada tahun 2005 jumlah kewajiban yang harus dibayar

perusahaan mengalami penurunan yang cukup berarti bagi perusahaan.

Diamana jumlah kewajiban yang harus dibayar perusahaan yaitu sebesar Rp.

10.042.582.563.001 hal ini berarti terjadi penurunan sebesar 5,74%

dibandingkan pada tahun 2004. hal ini dikarenakan jumlah kewajiban lancar

dan jumlah kewajiban tidak lancar perusahaan kedua-duanya mengalami

penurunan sehingga jumlah kewajiban yang harus dibayar atau ditanggung

perusahaan tidak terlalu tinggi dibandingkan pada tahun 2004.


21

c. Perkembangan jumlah Modal (ekuitas) PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk.

Tabel 4.2.1.3

Perkembangan Jumlah Modal

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Periode 2001-2005

(Dalam rupiah)

Tahun Jumlah Modal Varians

2001 3.561.580.555.072 -

2002 3.662.697.503.150 2,84%

2003 4.093.880.900.390 11,77%

2004 4.256.053.153.009 3,96%

2005 4.308.448.464.683 1,23%

Sumber: Neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dari tabel diatas maka kita dapat mengetahui perkembangan jumlah

modal atau ekuitas yang dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dari tahun

2001 sampai dengan tahun 2005, apakah mengalami perubahan atau tidak.

Berikut akan di jelaskan perkembangan tiap tahunnya jumlah modal atau

ekuitas yang dimikliki PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Di tahun 2001 jumlah modal yang dimiliki PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk yaitu sebesar Rp. 3.561.580.555.072. pada tahun 2002 jumlah
22

modal yang dimiliki perusahaan sedikit bertambah sebesar Rp.

3.662.697.503.150 hal ini berarti jumlah modal yang dimiliki perusahaan

mengalami kenaikan sebesar 2,84%. Dan pada tahun 2003 jumlah modal yang

dimiliki perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.093.880.900.390 atau

mengalami kenaikan sebesar 11,77%. Kemudian jumlah modal yang dimiliki

perusahaan mengalami kenaikan kembali yaitu sebesar Rp. 4.256.053.153.009

hal ini berarti perusahaan mengalami kenaikan jumlah modal sebesar 3,96%.

Hal ini sangat baik sekali bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dan

terakhir pada tahun 2005 untuk sekali lagi perusahaan mengalami kenaikan

jumlah modal sebesar Rp. 4.308.448.464.683 atau mengalami kenaikan jumlah

modal sebesar 1,23%. walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi namun hal

tersebut dapat setidaknya membantu perusahaan dalam menjalankan operasi

perusahaan dengan jumlah modal yang dimilki perusahaan.


23

4.2.2 Perkembangan laporan Laba Rugi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Tabel 4.2.2.1

Perkenbangan Laporan Laba Rugi

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Periode 2001-2005

(Dalam rupiah)

Tahun Jumlah Laba Jumlah Laba Jumlah Laba Varians

(rugi) Usaha (Rugi) Sebelum (Rugi) Bersih

Pajak

2001 2.034.459.662.892 1.276.339.853.937 746.329.723.584 -

2002 1.880.135.685.451 1.418.083.913.906 802.632.827.816 7,54%

2003 2.008.794.942.339 1.031.135.171.786 603.481.302.847 -24,81%

2004 2.087.390.883.835 852.380.462.805 378.056.338.230 -37,35%

2005 1.662.497.192.466 425.761.094.142 124.017.962.994 -67,20%

Sumber: Neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dari laporan Laba (Rugi) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang telah di

uraikan dalam tabel diatas maka kita dapat melihat perkembangan laporan laba (rugi)

yang dialami oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Selama periode tahun 2001

sampai dengan tahun 2005.

Dapat kita lihat pada tahun 2001 jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan

yaitu sebesar Rp. 746.329.723.584 dengan jumlah laba usaha yang diperoleh sebesar
24

Rp. 2.034.459.662.892 dan jumlah laba sebelum pajak sebesar Rp. 1.276.339.853.937

pada tahun 2001. Ditahun 2002 jumlah laba bersih yang diperoleh poerusahaan

sebesar Rp. 802.632.827.816 hal ini berarti perusahaan mengalami peningkatan

dalam perolehan laba bersih sebesar 7,54%. Pada tahun 2003 jumlah laba bersih

perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 603.481.302.847 ini berarti perusahaan

mengalami penurunan laba bersih sebesar 24,81% hal ini di pengaruhi oleh jumlah

laba sebelum pajak yag diperoleh perusahaan mengalami penurunan walaupun jumlah

laba usaha mengalami peningkatan. Kemudian pada tahun 2004 jumlah laba bersih

yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan kembali yaitu sebesar Rp.

378.056.338.230 hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan laba bersih sebesar

37,35%. Hal tersebut dikarenakan perusahaan memperoleh laba sebelum pajak yang

tidak begitu besar walupun laba usaha yang diperoleh perusahaan mengalami

kenaikan yang relatif sedikit. Dan terakhir pda tahun 2005 sekali lagi perusahaan

mengalami penurunan laba bersih yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya yaitu

sebesar Rp. 124.017.962.994 bisa dikatakan untuk tahun 2005 ini penururnan jumlah

laba bersih lebih dari setengahnya perolehan laba bersih yang dihasilkan perusahaan

pada tahun 2004 atau penurunannya sebesar 67,20%.


25

4.3 Analisis Return on Investment (ROI) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis Return on Investment (ROI)

dimana analisis Return on Investment (ROI) bertujuan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Net Profit) yang diperoleh dari

selururuh kekayaan yang dimiliki perusahaan.

Laba bersih
ROI = x 100%
Jumlah aktiva

Tahun 2001

746.329.723.584
ROI = x 100%
12.979.101.584.102

= 0,0575 x 100%

= 5.75%

Tahun 2002

802.632.827.816
ROI = x 100%
15.251.515.953.263

= 0,0526 x 100%

= 5,26%

Tahun 2003

603.481.302.847
ROI = x 100%
15.308.854.459.911

= 0,0394 x 100%

= 3,94%
26

Tahun 2004

378.056.338.230
ROI = x 100%
15.669.007.629.752

= 0,0241 x 100%

= 2,41%

Tahun 2005

124.017.962.994
ROI = x 100%
14.786.084.242.855

= 0,0083 x 100%

= 0,83%

Tabel 4.3.1

Hasil perhitungan Return on Investment (ROI)

Periode 2001-2005

No. Periode Return on Investment

1. 2001 5,75%

2. 2002 5,26%

3. 2003 3,94%

4. 2004 2.41%

5. 2005 0.83%
27

ROI selama periode 2001 sampai dengan 2005 mengalami penurunan yang

cukup banyak dimana pada atahun 2001 kondisi ROI perusahaan sebesar 5,75% yang

berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1000, jumlah aktiva, laba bersih setelah

pajak yang dihasilkan sebesar Rp. 575. Pada tahun 2002 perushaan mengalami

penurunan ROI sebesar 5,26% yang artinya bahwa dari Rp. 526 laba bersih setelah

pajak dihasilkan dari Rp.1000 jumlah aktiva. Pada tahun 2003 kondisi ROI

perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar 3,94% yang berarti bahwa dengan

menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba bersih setelah pajak yang dihasilkan

sebesar Rp. 394. kemudian pada tahun 2004 kembali kondisi ROI perusahaan

mengalami penurunan sebesar 2,41% ini berarti bahwa Rp. 241 laba bersih setelah

pajak diperoleh dari Rp. 1000 jumlah aktiva. Dan terakhir pada tahun 2005

perusahaan mengalami penurunan ROI yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,83% yang

artinya dengan menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba bersih setelah pajak yang

dihasilkan adalah Rp 83.

4.4 Analisis Perubahan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk.

Analisis perubahan harga saham digunakan untuk mengetahui perubahan harga

saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. selama periode 2001-2005 dimana

perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus

Pt − Pt −1
Capital Gain atau Capital Loss =
Pt
28

Jika diprosentasekan maka:

Pt − Pt −1
Capital Gain atau Capital Loss = x 100%
Pt

Tahun 2001
550 − 1275
Capital Gain/Loss = x 100 %
1275
= -56,86%

Tahun 2002

475 − 1250
Capital Gain/loss = x 100%
1250

= -62%

Tahun 2003

550 − 950
Capital Gain/loss = x 100%
950

= -42,10%

Tahun 2004

600 − 925
Capital Gain/loss = x 100%
925

= -35.14%

670 − 1360
Capital Gain/loss = x 100%
1360

= -50,74%
29

Tabel 4.4.1

Analisis perubahan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

No Periode Harga saham

1. 2001 -56,86%

2. 2002 -62%

3. 2003 -42,10%

4. 2004 -35,14%

5. 2005 -50,74%

Harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami penurunan

perubahan dari tahun ketahun dimana pada tahun 2001 perubahan harga saham

perusahaan sebesar -56,86% hal ini disebabkan permintaan investor terhadap saham

perusahaan yang menurun, pada tahun 2002 perubahan harga saham menurun sebesar

-62% hal ini disebabkan oleh menurunnya permintann inverstor terhadap saham

perusahaan. Selanjutmya pada tahun 2003 perubahan harga saham menurun sebesar -

42,10% hal ini disebabkan menurunnya permintaan investor terhadap saham

perusahaan. Kemudian pada tahun 2004 perubahan harga saham menurun kembali

sebesar -35,14% namun penurunan pada tahun ini tidak sebesar pada tahun 2003, hal

ini kembali disebabkan menurunnya permintaan investor terhadap saham perusahaan.

Dan terakhir pada tahun 2005 perubahan harga saham mengalami penurunan kembali
30

sebesar -50,74% hal ini disebabkan menurunnya permintaan akan saham perusahaan

tersebut.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun harga saham PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami perubahan yang cenderung menurun dari

tahun ketahunnya hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya informasi yang

menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar terutama

kepada pihak investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

4.5 Pengaruh Return on Investment (ROI) Terhadap Perubahan Harga Saham

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis statistik yang terdiri dari

Analisis Regresi Linier Sederhana yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen dengan satu variabel

dependen. Dalam analisis Riegresi bertujuan untuk meneliti pengaruh perubahan

harga saham akibat perubahan Return on Investment (ROI) pada PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk. Kemudian setelah ditentukan persamaan regresi dari Return on

Investment (ROI) dan perubahan harga saham, selanjutnya dilakukan analisis

koefisien deteminasi untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan variabel X atau

Return on Investment (ROI) terhadap variabel Y atau perubahan harga saham.

Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan variabel Y disebabkan oleh faktor lain

yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Dan terakhir adalah Uji Hipootesis

yaitu merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
31

telah dirumuskan sebelumnya. Untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu

mencari nilai baku atau standar error (Se), kesalahan baku dari b (Sb) dan kesalahan

baku dari a (Sa).

4.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Proses ini dimulai dengan menggunakan penyususnan data berupa Return

on Investment (ROI) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dinyatakan dengan

variabel X dan Perubahan Harga Saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dinyatakan sebagai variabel Y, kemudian disusun dalam tabel untuk mencari

persamaan garis regresi yang sesuai secara statistik

Tabel 4.4.1.1

Worksheet untuk perhitungan analisis regresi

Tahun X Y X2 Y2 XY

2001 5,75 -56,86 33,06 3233,03 -326,94

2002 5,26 -62 27,67 3844 -326,12

2003 3,94 -42,10 15,52 1772,41 -165,87

2004 2,41 -35,14 5,81 1234,82 -84,69

2005 0,83 -50,74 0,69 254,55 -42,11

∑ 18,19 -246,84 82,75 12658,84 -945,73


32

Berdasarkan hasil pada tabel tersebut, maka dapat diukur besarnya nilai

parameter persamaan regresinya. Adapun parameter koefisien regresi tersebut

dihitung berdasarkan persamaan:

a=
∑ Y − b.∑ X
n

− 246,84 − (2,88) (18,19)


=
5

− 246,84 − (−52,3872)
=
5

− 194,4528
=
5

= -38,89056

= -39 (dibulatkan)

n∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
b=
n∑ X 2 − (∑ X )
2

5 (−945,73) − (18,19) (−246,84)


=
5 (82,75) (18,19) 2

− 4728,65 − (−4490,02)
=
413,75 − 330,88

− 238,63
=
82,87

= 2,879570411

= -2,88 (dibvulatkan)
33

Sehingga a dan b diperoleh

a = --39

b = -2,88

dan persamaan regresinya menjadi

Y = a + bx

Y = -39 -2,88x

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa untuk a = -39

berarti nilai tersebut merupakan nilai pada perubahan harga saham apabila ROI

= 0 sedangkan b = -2,88 apabila Return on Investmet (ROI) meningkat sebesar

1% maka perubahan harga saham akan turun sebesar -2,88%

4.5.2 Analisis Koefisien Determinasi Return on Investment (ROI) dan

Perubahan Harga Saham

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan nilai koefisien determinasi

dimana Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan

variabel X atau Return on Investment (ROI) terhadap variabel Y atau perubahan

harga saham. Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan variabel Y

disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.

Analisis ini dinyatakan dengan koefisien determinasi (Kd).

Kd = r2 x 100%
34

Dimana untuk mengetahui koefisien determinasi maka diperlukan nilai

koefisien korelasi (r). Adpun bentuk rumus daripada koefisien korelasi tersebut

adalah:

r=
n∑ XY − ∑ X( )(∑Y )
n∑ X 2 − (∑ X ) n∑ Y 2 −(∑ Y )
2 2

5 (−945,73) − (18,19) (246,84)


r =
5 (82,75) − (18,19) 2 . 5 (12658,84) − (−246,84) 2

− 4728,65 − (−4490,02)
=
(82,87) (2364,21)

− 238,63
=
195922,08

− 238,63
=
442,63

r = -0,539

maka dapat disimpulkan sementara bahwa terdapat korelasi negatif

antara variabel X yaitu Return on Investment (ROI) dan variabel Y Perubahan

Harga Saham. Dengan nilai r sebesar = -0,539 Jadi, koefisien korelasi antara

Return on Investment (ROI) dengan perubahan harga saham mempunyai

hubunngan negatif atau hubungan berbanding terbalik.


35

Dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Return on Investment

(ROI) terhadap perubahan harga saham, maka digunakan uji koefisien

determinasi (Kd) dengan rumus:

Kd = r2 x 100%

= (-0,539)2 x 100%

= 0,290521 x 100%

= 29, 0521%

= 29,1% (dibulatkan)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh hasil koefisien

determinasi sebesar 29,1% Ini berarti bahwa Return on Investment (ROI)

memberikan kontribusi terhadap perubahan harga saham sebesar 29,1%

Sedangkan 70,9% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

4.5.3 Analisis Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hipotesis pengaruh Return on Investment (ROI)

terhadap perubahan harga saham, maka terlebih dahulu mencari nilai baku atau

standar error (Se), kesalahan baku dari a (Sa) dan kesalahan baku dari b (Sb).

Rumus mencari nilai baku atau standar error (Se):


36

Se2 =
(∑ Y − (∑ Y )
2 2
)
n − b2 (∑ X − (∑ X )
2 2
n )
n−2

(12658,84) − (−246,84) 2 / 5) − ( −2,88) 2 (82,75 − (18,19) 2 / 5)


=
n−2

472,84 − 8,29 (16,57)


=
3

472,84 − 137,37
=
3

335,47
=
3

Se2 = 111,82

Se = 111,82

Se = 10,57

Jadi, kesalahan baku atau satndar error (Se) adalah sebesar 10,57%

Rumus mencari kesalahan baku dari a (Sa):

2
Sa = Se 2 ∑X 2

n∑ X 2 − (∑ X ) 2
n

82,75
= x 111,82
5 (82,75) − (18,19) 2 / 5

82,75
= x 111,82
413,75 − 66,18

82,75
= x111,82
347,57

Sa2 = 26,62
37

Sa = 26,62

Sa = 5.16%

Jadi, kesalahan baku dari a (Sa) sebagai penduga A adalah sebesar 5,16%

Rumus mencari kesalahan baku dari b (Sb):

Se
Sb2 =
∑X 2
− (∑ X ) 2 n

111,82
Sb2 =
(82,75 − (18,19) 2 5

111,82
=
16,57

Sb2 = 6,75

Sb = 6,75

= 2,598076211

Sb = 2,6 (dibulatkan)

Jadi, kesalahan baku dari b (Sb) sebagai penduga B adalah sebesar 2,6%

a. Uji Variabel Konstanta

Ho : A = 0, (Variabel konstanta tidak berpengaruh terhadap perubahan harga

saham)

Ha : A ≠ 0, (Variabel konstanta berpengaruh terhadap perubahan harga

saham).
38

Dengan uji dua (2) pihak, pada taraf nyata 0,05 (α = 5%) atau tingkat

kemungkinan 95% dan derajat kebebasan sebesar (dk=n-2) maka dapat

diperoleh t tabel atau to 0,025 (3)= 3,182

Jika to < −tα /2 (n-2) atau to > tα/2 (n-2) : berarti Ho ditolak

jika to ≤ tα/2 (n-2) atau to ≥ −tα/2 (n-2) : berarti Ho diterima

atau

jika thitung < ttabel maka Ho diterima

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak

a
t =
Sa

− 39
=
5.16

= -7,56

Jadi, to = -7,56 < -t 0,025 (3) = -3,182 dan juga to = -7,56 < t 0,025 (3) =

3,182 sehingga Ho Diterima, artinya variabel konstanta tidak berpengaruh

terhadap perubahan harga saham.

Atau

t = -7,56 < 3,182 maka Ho diterima.


39

daerah Ho ditolak daerah Ho ditolak

Ho
Diterima

-7,56 -3,182 0 3,182

b.Uji Variabel Return on Investment (ROI)

Ho : B = 0, (Return on Investment tidak berpengaruh terhadap perubahan

arga saham)

Ha : B ≠ 0, (Return on Investment berpengaruh terhadap perubahan harga

saham)

Dengan uji dua pihak, pada taraf nyata 0,05 (α = 5%) atau tingkat

keyakinan 95% dan derajat kebebasan sebesar (dk= n-2) maka dapat

diperoleh t tabel atau to 0,025 (3) = 3,182

Jika to < −tα /2 (n-2) atau to > tα/2 (n-2) : berarti Ho ditolak

jika to ≤ tα/2 (n-2) atau to ≥ −tα/2 (n-2) : berarti Ho diterima


40

atau

jika thitung < ttabel maka Ho diterima

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak

b
to =
Sb

− 2,88
=
2,6

= -1,107692308

= -1,11 (dibulatkan)

jadi, Jadi, to = -1,11 > -t 0,025 (3) = -3,182 dan juga to = -1,11 < t 0,025 (3)

= 3,182 sehingga Ho Diterima, artinya Return on Investment tidak

berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

Atau

t = -1,11 < 3,182 maka Ho diterima. Sb2


41

daerah Ho ditolak daerah Ho ditolak

Ho
Diterima

-3,182 -1,11 0 3,182


1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu prestasi yang harus dicapai

oleh suatu perusahaan guna memperoleh kepercayaan dari masyarakat, investor

dan pemerintah. Kepercayaan tersebut biasanya diperoleh dari laba yang didapat

dari perusahaan.

Dari analisis dan pembahasan tentang Return on Investment (ROI) Terhadap

Perubahan Harga Saham (Studi kasus pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.)

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. ROI selama periode 2001 sampai dengan 2005 mengalami penurunan yang

cukup banyak dimana pada atahun 2001 kondisi ROI perusahaan sebesar

5,75% yang berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1000, jumlah aktiva, laba

bersih setelah pajak yang dihasilkan sebesar Rp. 575. Pada tahun 2002

perushaan mengalami penurunan ROI sebesar 5,26% yang artinya bahwa dari

Rp. 526 laba bersih setelah pajak dihasilkan dari Rp.1000 jumlah aktiva. Pada

tahun 2003 kondisi ROI perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar

3,94% yang berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba

bersih setelah pajak yang dihasilkan sebesar Rp. 394. kemudian pada tahun

2004 kembali kondisi ROI perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,41%

ini berarti bahwa Rp. 241 laba bersih setelah pajak diperoleh dari Rp. 1000
2

jumlah aktiva. Dan terakhir pada tahun 2005 perusahaan mengalami

penurunan ROI yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,83% yang artinya dengan

menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba bersih setelah pajak yang

dihasilkan adalah Rp 83.

2. Harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami penurunan

perubahan dari tahun ketahun dimana pada tahun 2001 perubahan harga

saham sebesar -56,86% hal ini disebabkan permintaan investor terhadap

saham perusahaan menurun, pada tahun 2002 perubahan harga saham

menerun sebesar -62% hal ini disebabkan oleh menurunnya permintann

inverstor terhadap saham perusahaan. Pada tahun 2003 perubahan harga

saham menurun sebesar -42,10% hal ini disebabkan menurunnya permintaan

investor terhadap saham perusahaan. Kemudian pada tahun 2004 perubahan

harga saham menurun sebesar -35,14% namun pada tahun ini penurunan tidak

sebesar pada tahun 2003, hal ini disebabkan menurunnya permintaan investor

terhadap saham perusahaan. Dan terakhir pada tahun 2005 perubahan harga

saham mengalami penurunan kembali sebesar -50,74%.

Dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun harga saham PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk.. Mengalami perubahan yang cenderung menurun dari tahun

ketahunnya hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya informasi yang

menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar

terutama kepada pihak investor yang ingin menanamkan modalnya di

perusahaan tersebut.
3

3. Pada perhitungan regresi tersebut, diperoleh hasil untuk a sebesar -39 berarti

nilai tersebut merupakan nilai pada perubahan harga saham apabila ROI = 0

sedangkan untuk b diperoleh hasil sebesar -2,88 ini berarti apabila Return on

Investmet (ROI) meningkat sebesar 1% maka perubahan harga saham akan

turun sebesar -2,88%. kemudian pada perhitungan Koefisien korelasi antara

Return on Investment (ROI) dengan perubahan harga saham diperoleh nilai r

sebesar = -0,539 ini berarti terdapat hubungan negatif atau hubungan

berbanding terbalik.

sedangkan pada perhitungan koefisien determinasi diperoleh hasil sebesar

29,1% Ini berarti bahwa Return on Investment (ROI) memberikan kontribusi

terhadap perubahan harga saham sebesar 29,1% Sedangkan 70,9% lagi

dipengaruhi oleh faktor lain.

Kemudian pada Uji Variabel Konstanta Dengan uji dua (2) pihak, pada taraf

nyata 0,05 (α = 5%) atau tingkat kemungkinan 95% dan derajat kebebasan

sebesar (dk=n-2) maka dapat diperoleh t tabel atau to 0,025 (3)= 3,182 dengan

hasil to = -7,56 < t 0,025 (3) = 3,182 sehingga Ho Diterima, artinya variable

konstanta tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham atau t= -7,56 <

3,182 sehingga Ho diterima. Dan terakhir pada uji variabel ROI didapat hasil to

= -1,11 < t 0,025 (3) = 3,182 sehingga Ho Diterima, artinya Return on

Investment tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham atau t = -1,11

< 3,182 sehingga Ho diterima.


4

Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian, pembahasan dan analisis terhadap

pengaruh Return on Investment terhadap Perubahan Harga Saham pada PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. Maka penulis mencoba memberikan saran yang

mungkin dapat digunakan sebagai masukan dalam mempertimbangkan untuk

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Adapun saran-saran tersebut adalah

1. dalam menjalankan kinerja keuangan diharapkan perusahaan lebih berorientasi

pada tujuan untuk memaksimumkan kekayaan pemilik saham yang akan

tercermin dalam harga pasar sahamnya.

2. perusahaan diharapkan melandasi kebijakannya dengan teori-teori yang ada

sebagai pemandu sehingga dampak-dampak yang tidak diharapkan seperti

menurunnya harga saham dapat dihindari.

3. bagaimanapun kondisi perusahaan diharapkan dapat terus tumbuh dan

berkembang. Akan tetapi tumbuhnya perusahaan disatu pihak tidak harus

berdampak merosotnya kekayaan pemilik saham yang tercermin dengan

jatuhnya harga pasar sahamnya. Dengan demkian diperlukan cara yang lebih

bijak yang akan memberikan keuntungan bagi semua pihak dengan cara

mempertahankan harga saham yang stabil, karena menurunnya harga saham

akan direaksi secara negatif oleh pasar dan masyarakat dalam hal ini para

pemodal yang akan beranggapan bahwa menurunnya harga saham merupakan

pertanda bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan keuntungannya

akibatnya laba perlembar saham akan turun. Oleh karena itu apabila
5

perusahaan sangat memerlukan dana untuk investasi demi pertumbuhan usaha

maka perlu dipertimbangkan sumber lain pendanaan sehingga perusahaan

dapat meningkatkan keuntungannya dan didukung pula oleh informasi

mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar dalam hal ini para

investor dengan demikian pasar akan beranggapan positif terhadap

perusahaan tersebut sehingga permintaan akan saham perusahaan akan naik.

4. adanya penelitian lanjutan dengan periode waktu yang lebih lama dan

tambahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham sehingga dapat

menjelaskan lebih rinci faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.

Anda mungkin juga menyukai