Anda di halaman 1dari 67

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

“Metode Kuantitatif dengan judul Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,


dan Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun Periode 2019-2020 (Studi Kasus pada Perusahaan Kabel
yang telah Go Public)”.

Oleh :
Jihan Faradhilah Ramadhani (1901021043)

Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu: Ronaldmanto, ST.,M.Ars.

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN
LAMONGAN
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, ridho dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan kemudahan dan ketepatan waktu. Dalam makalah ini, penulis menjelaskan
materi mengenai METODOLOGI PENELITIAN “Metode Kuantitatif dengan
judul Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
Periode 2019-2020 (Studi Kasus pada Perusahaan Kabel yang telah Go Public)”.
Makalah yang dibuat penulis bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
metodologi penelitian. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan wawasan
pengetahuan teoritis dan konteks empiris yang penulis miliki. Oleh karena,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini termasuk dosen
pengampu mata metodologi penelitian. Selain itu, penulis berharap semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Terima kasih.

Lamongan, 08 juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................11
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................11
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................15
2.1 Landasan Teori...........................................................................................15
2.1.1 Rasio Likuiditas................................................................................15
2.1.2 Rasio Profitabilitas............................................................................18
2.1.3 Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage 21
2.1.4 Nilai Perusahaan...............................................................................24
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................30
2.3 Kerangka Fikir Penelitian..........................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................41
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................41
3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................42
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................................42
3.3.1 Populasi.............................................................................................42
3.3.2 Sampel..............................................................................................43
3.4 Variabel Penelitian.....................................................................................44
3.4.1 Variabel independen/Variabel Bebas (X).........................................44
3.4.2 Variabel dependen/Variabel Terikat (Y)..........................................47
3.5 Sumber data................................................................................................48
3.6 Metode pengumpulan data.........................................................................49

ii
3.6.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research).....................................49
3.6.2 Riset Internet (Online Research)......................................................50
3.7 Teknik analisis data....................................................................................50
3.7.1 Uji Asumsi Klasik.............................................................................51
3.7.2 Rancangan Analisis..........................................................................53
3.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana....................................................53
3.7.4 Analisis Regresi Berganda................................................................54
3.8 Uji Hipotesis...............................................................................................55
3.8.1 Uji Parsial (t-Test..............................................................................55
3.8.2 Uji F (Pengujian Secara Simultan)...................................................56

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan usaha maupun bisnis yang semakin ketat dan global saat ini,

maka perusahaan perlu memperhatikan nilai perusahaan. Secara umum nilai suatu

perusahaan adalah gambaran kondisi perusahaan, apakah dalam keadaan baik atau

tidak. Salah satu perusahaan yang telah go public yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT) adalah perusahaan kabel, yang merupakan wadah untuk melakukan

kegiatan usaha, yang membatasi tanggung jawab pemilik modal, yaitu sebesar

jumlah saham yang dimiliki sehingga bentuk usaha seperti ini banyak dinikmati,

terutama bagi perusahaan dengan jumlah modal yang besar. Kemudahan untuk

menarik dana dari masyarakat dengan jalan penjualan saham yang juga

merupakan satu dorongan untuk mendirikan suatu badan usaha berbentuk

perseroan terbatas.

Pertambahan produksi kabel disebabkan oleh banyaknya proyek

pembangunan oleh swasta maupun pemerintah. Salah satu proyek besar

pemerintah pada tahun 2014 adalah proyek palapa ring yang merupakan proyek

vital untuk mewujudkan Indonesia Connected pada 2014. Proyek palapa ring

adalah proyek pembangunan jaringan fiber optic skala nasional yang menjangkau

33 provinsi dan 440 kota di Indonesia. Pembangunan infrastuktur ini meliputi

penggunaan kabel laut sepanjang 35.280 kilometer.dan kabel didaratan sepanjang

21.807 kilometer. Total kebutuhan kabel untuk proyek pemerintah tersebut adalah

57.087 kilometer (harian ekonomi neraca : www.kemenperin.go.id).

1
Dengan permintaan kabel di Indonesia membuat industri kabel Indonesia

semakin menggeliat dan dapat bersaing dengan produk kabel impor. Hal ini

semakin meningkatkan rentabilitas perusahaan kabel di Indonesia.yang semakin

meningkat baik dari pemerintah ataupun swasta, maka secara tidak langsung akan

berpengaruh terhadap rentabilitas yang di dapat oleh perusahaan kabel di

Indonesia. Ditambah dengan adanya peraturan pemerintah yang menerapkan

Standar Nasional Indonesia untuk produk kabel yang beredar di pasar Indonesia.

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon

pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran yang maksimal bagi pemegang saham secara maksimum apabila

harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka

semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham.

Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang

tidak menentu membuat perusahaan harus mampu bertahan. Oleh karena itu, yang

dapat dilakukan ialah dengan menerapkan berbagai kebijakan strategis untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Tentunya ini membutuhkan

dana perusahaan yang cukup besar, termasuk upaya untuk memperoleh dana

tersebut dan melakukan alokasi yang terbaik.

Dalam pendirian perusahaan, tujuan perusahaan adalah nilai investor. Nilai

investor akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan

tingkat pengembalian investasi yang tinggi pada investor. Setiap perusahaan

mempunyai manajemen keuangan dan tujuan manajemen keuangan itu sendiri

untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin lancar suatu perusahaan

2
tersebut maka semakin tinggi nilai saham. Dan begitu sebaliknya semakin banyak

hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah nilai saham.

Apabila investor menangkap dan merespon baik akan informasi yang

diberikan maka investor dapat menjadi tertarik untuk membeli saham perusahaan

dan hal tersebut dapat berdampak pada kenaikan harga saham dan nilai

perusahaan. Sebaliknya apabila investor menafsirkan dan merespon dengan tidak

baik maka hal itu juga akan berdampak pada penurunan harga saham dan juga

nilai perusahaan ikut turun.

Profitabilitas adalah cerminan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan

laba selama suatu periode tertentu. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka

semakin banyak juga laba yang bisa didapat. Semakin banyak laba perusahaan

maka semakin banyak juga jatah laba yang dibagikan pada pemegang saham.

Perusahaan yang mengadakan dan pembayaran return besar pasti memiliki citra

yang baik di mata publik. Masyarakat menjadi ingin berinvestasi di perusahaan.

semakin banyak investor yang melakukan investasi di perusahaan, hal itu akan

memberi dampak positif berupa kenaikan nilai perusahaan.

Likuiditas diukur menggunakan Current Ratio. Hasil hitung CR yang

tinggi menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang baik karena perusahaan

mempunyai asset lancar yang lebih banyak daripada utangnya. Sehingga tingkat

resiko utang lancar yang tidak terbayar menjadi berkurang karena memiliki aset

lancar yang banyak yang dapat digunakan saat dibutuhkan.

Tingginya aset perusahaan juga menarik bagi investor karena mereka bisa

mendapatkan return. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik simpulan bahwa

CR atau likuiditas berpengaruh juga terhadap nilai perusahaan.

3
Suatu perusahaan disebut perusahaan yang solvable apabila total ekuitas

yang dimiliki lebih besar jumlahnya daripada total utang. Jika perusahaan

mempunyai total utang dengan jumlah besar maka hal itu kurang baik karena

dananya sebagian besar diperoleh dari utang pada kreditor. Hal itu dapat

menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadi resiko utang gagal bayar.

Investor yang melihat hal itu akan berpikir ulang jika ingin berinvestasi di

perusahaan dengan kondisi seperti itu.

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di Dunia. Hal ini

dibuktikan dengan keberadaan dan perkembangan segala bidang, termasuk

pembangunan sektor ekonomi. Membaiknya perekonomian Indonesia telah

mendorong para pengusaha untuk mengelola perusahaan-perusahaan Indonesia.

Salah satu manajemen yang harus diperhatikan ialah permasalahan keuangan yang

sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Sumber dan tujuan dana

berkaitan dengan pemrosesan keuangan perusahaan. Semakin baik dana

perusahaan yang dikelola, maka akan semakin baik pula perusahaannya.

Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong

perusahaan-perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja masing-masing.

Salah satu meningkatkan kinerja adalah untuk memaksimalkan kemakmuran

pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Nilai

perusahaan mencerminkan keadaan perusahaan saat ini serta dapat

menggambarkan prospek perusahaan di masa mendatang. Sehinggga nilai

perusahaan mampu mempengaruhi penilaian para investor terhadap perusahaan.

Nilai perusahaan dapat berupa nilai aset dan keahlian manajemen dalam

mengelolah perusahaan. Salah satu aset perusahaan yaitu saham yang merupakan

4
surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh modal jangka

panjang. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan dapat ditentukan

oleh harga saham yang tercantum di Bursa Efek Indonesia. Semakin tinggi harga

saham sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan.

Semakin tinggi nilai perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu

meningkatkan kinerjanya secara baik. Pembentukan harga saham disebabkan

adanya permintaan dan penawaran atas saham yang disebabkan banyak faktor

(Wulandari, 2013:456).

Menurut Agus Sartono (2010:487), nilai perusahaan adalah nilai jual

sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi. Karena ketika

berdiri sebuah perusahaan pastilah dia sudah memiliki tujuan yang jelas. Ada hal-

hal yang dikemukakan yang menjadi tujuan berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan

yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Tujuan yang

kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemegang

saham. Dan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai

perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan

tersebut sebenarnya secara substansial tidaklah berbeda, hanya saja penekanan

yang ingin dicapai oleh masing – masing perusahaan berbeda antara satu

denganyang lainnya.

Menurut Fahmi (2012:2), suatu baik kualitas laporan keuangan yang

disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja

keuangan perusahaan tersebut, yang otomatis tentunya pihak-pihak yang

berhubungan dengan perusahaan akan merasa puas dalam berbagai urusan dengan

perusahaan.

5
Menurut Eduardus Tandelilin (2017:73), Bursa Efek Indonesia (BEI)

merupakan sistem atau sarana untuk mempertemukan order jual dan order beli

anggota bursa atas efek yang tercatat di bursa. Pelaksanaan order-order tersebut

dilakukan oleh anggota bursa dengan tujuan memperdagangkan efek tersebut baik

untuk kepentingan nasabahnya maupun untuk kepentingan dirinya sendiri.

Sedangkan yang dimaksud dengan anggota bursa efek adalah perusahaan efek

yang telah memiliki izin usaha dari sebagai perantara pedagang efek dan telah

memperoleh persetujuan keanggotaan bursa untuk melakukan kegiatan

perdagangan efek di bursa. Hingga saat ini, sekuritas yang diperdagangkan di BEI

adalah saham biasa, saham preferen, bukti right, waran, obligasi perusahaan,

obligasi konversi, Kontrak Opsi Saham (KOS), obligasi negara, serta kontrak

berjangka. Sistem pedagangan di BEI menggunakan komputer yang membantu

dalam mempertemukan pesanan jual dan pesanan beli oleh para investor melalui

anggota bursa. Dalam implementasinya, BEI memiliki wewenang untuk

menyusun regulasi sendiri (Self Regulator Organizations).

Untuk menilai suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan.

Kinerja suatu perusahaan diukur dengan rasio – rasio keuangan. Rasio – rasio

keuangan tersebut adalah likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR),

profitabilitas yang diukur dengan Profit Margin (PM), serta solvabilitas yang

diukur dengan Debt to Assets Ratio (DAR). Dari pernyataan diatas yang dapat

menentukan nilai perusahaan, diantaranya adalah antara lain tingkat likuiditas,

profitabilitas, serta solvabilitas.

Menurut Syafrida Hani (2015:121), likuiditas merupakan kemampuan

suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan yang segera

6
dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas

mencerminkan ketersediaan dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi

semua hutang yang akan jatuh tempo.

Pemilihan rasio profitabilitas didasarkan pada alasan bahwa rasio

profitabilitas menunjukan efektifitas atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan

tingkat keuntungan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Profitabilitas

memberikan nilai yang objektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan.

Oleh karena itu profit sebuah perusahaan merupakan harapan bagi investor, tetapi

investor juga harus berhati-hati dalam menentukan keputusan investasi karena jika

tidak tepat, investor tidak hanya kehilangan return tetapi semua modal awal yang

diinvestasikannya juga akan hilang. Oleh karena itu, investor juga perlu

mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan yang akan

di pilih sebagai tempat investasinya.

Menurut Agus Sartono (2010:122), yang menyatakan bahwa profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Menurut Kasmir (2014:196), yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan.

Menurut Kasmir (2014:150), rasio solvabilitas atau leverage merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

7
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Menurut Kariyoto (2017:41), solvabilitas perusahaan menggambarkan

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Rasio yang dimanfaatkan untuk measuring ability ini adalah debt to equity ratio,

dan time interest earned.

Ketiga faktor tersebut secara periodik dapat dijadikan informasi yang

sangat penting bagi perusahaan serta manajemen keuangan terkait dengan

kebijakan untuk melakukan hutang jangka panjang maupun hutang jangka

pendek. Sebaliknya pengadaan hutang tersebut diharapkan dapat meningkatkan

likuiditas, profitabilitas, serta solvabilitas sehingga dapat mempengaruhi nilai

perusahaan.

Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya, harga pasar dari

saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat transaksi

disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari

nilai aset perusahaan yang sesungguhnya.

Rata – rata harga saham pada tahun 2019 sebesar Rp.5299, tahun 2020

sebesar Rp.5082. hal ini menunjukan bahwa terjadi fluktuasi yang diakibatkan

oleh beberapa faktor antara lain permintaan dan penawaran saham di BEI,

perubahan perekonomian suatu negara, dan faktor intern perusahaan yang dapat

mempengaruhi nilai perusahaan dapat berupa kinerja keuangan seperti aspek

profitabilitas, likuiditas, solvabilitas. Menurut Sucipto (2003) kinerja keuangan

adalah penentuan ukuran – ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan

suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba.

8
Penelitian dengan topik nilai perusahaan (firm value) sudah banyak

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian menurut (Dasuha, 2016)

menemukan bahwa Variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap variabel

nilai perusahaan, variabel profitabilitas (ROA) memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel nilai perusahaan, variabel solvabilitas (DER) tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel nilai perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan

(Permana & Rahyuda, 2018) yang mendapatkan hasil solvabilitas (DER) dan

likuiditas (CR) berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut

penelitian (Moniaga, 2013) profitabilitias (ROA) berpengaruh tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. Disamping itu fenomena perusahaan manufaktur masih

menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian nasional.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu likuiditas,

profitabilitas, dan solvabilitas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai

perusahaan. Penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi nilai

perusahaan telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun, terdapat

juga penelitian sebelumnya yaitu penelitian (Agatha Santania dan Jonnardi 2020),

(Andita Novia Harfani dan Dian Hakip Nurdiansyah 2021), (Ahmad Abrori dan

Suwitho 2019), (Faldy G. Lumentut dan Marjam Mangantar 2018), (A.A.Ngr Bgs

Aditya Permana dan Henny Rahyuda 2019) yang menghasilkan hasil penelitian

yang berbeda-beda. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti ulang agar

dapat membuktikan apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah rasio likuiditas,

profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

9
perusahaan manufaktur, sektor aneka industri, sub sektor kabel yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti ingin meneliti

masalah tersebut dengan judul: “Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,

dan Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2019-2020 (Studi Kasus pada

Perusahaan Kabel yang telah Go Public)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah rasio likuiditas mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2019-2020?

2. Apakah rasio profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2019-2020?

3. Apakah rasio solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 2019-2020?

4. Apakah rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas mempunyai pengaruh

terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun periode 2019-2020?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk mengetahui apakah rasiosolvabilitas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

10
4. Untuk mengetahui apakah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio

solvabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini semoga bermanfaat bagi peneliti, calon investor, dan bagi

pihak akademik. Manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini menyediakan informasi yang berkaitan dengan

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan yang dapat digunakan bagi para praktisi atau akademisi

dibidang akuntansi dalam melakukan penelitian di masa

mendatang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, informasi dari hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan mengenai prospek

perusahaan sebelum investor menginvestasikan modalnya pada

perusahaan serta diharapkan dapat memberikan informasi dalam

menilai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Khususnya bagi

investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan manufaktur.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi peneliti mengenai pengaruh likuiditas,

profitabilitas, dan solvabilitas terhadap nilai perusahaan dalam

praktik yang dihubungkan dengan pengetahuan teoritis. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berguna

bagi pemikiran, dan menambah wawasan bagi pembaca.

11
ASPEK

JUDUL NAMA/TAHUN TUJUAN VARIABEL I VARIABEL II


KONTEKS SUBYEK
(Independen) (Dependen)

PENGARUH
mengetahui pengaruh profitabilitas (Return
PROFITABILITAS,
on Asset), likuiditas (Current Ratio), dan 1. Likuiditas Perusahaan manufaktur
LIKUIDITAS, DAN AGATHA SANTANIA
solvabilitas (Debt to Equity Ratio) pada nilai 2. Solvabilitas Nilai Perusahaan Indonesia yang terdaftar di Bursa
SOLVABILITAS TERHADAP DAN JONNARDI/2020
perusahaan manufaktur yang terdaftar di 3. Profitabilitas Efek Indonesia
NILAI PERUSAHAAN
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018

PENGARUH LIKUIDITAS, mengetahui dan menganalisis apakah


ANDITA NOVIA Perusahaan
SOLVABILITAS, DAN Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas 1. Likuiditas
HARFANI DAN DIAN pertambangan yang
PROFITABILITAS dapat mempengaruhi baik secara sendiri- 2. Solvabilitas Nilai Perusahaan Indonesia
HAKIP terdaftar di bursa efek
TERHADAP NILAI sendiri atau secara bersamaan terhadap Nilai 3. Profitabilitas
NURDIANSYAH /2021 Indonesia
PERUSAHAAN perusahaan.

Menguji pengaruh profitabilitas yang diukur


ANALISIS
dengan return on asset, likuiditas yang
PROFITABILITAS,
diukur dengan current ratio, dan solvabilitas 1. Profitabilitas Perusahaan Food and
LIKUIDITAS, DAN AHMAD ABRORI dan
yang diukur dengan debt to equity ratio 2. Likuiditas Nilai Perusahaan Indonesia Beverage yang terdaftar
SOLVABILITAS, SUWITHO /2019
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan 3. Solvabilitas di Bursa Efek Indonesia
TERHADAP NILAI
Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
PERUSAHAAN
Efek Indonesia.

12
PENGARUH LIKUIDITAS,

PROFITABILITAS,

SOLVABILITAS, DAN Mengetahui adanya pengaruh likuiditas,


FALDY G. 1. Likuiditas
AKTIVITAS TERHADAP profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas Perusahaan Manufaktur
LUMENTUT dan 2. Profitabilitas
NILAI PERUSAHAAN terhadap nilai perusahaan manufaktur yang Nilai Perusahaan Indonesia Yang Terdaftar di Indeks
MARJAM 3. Solvabilitas
MANUFAKTUR YANG terdaftar di Indeks Kompas100 periode Kompas 100
MANGANTAR /2018 4. Aktivitas
TERDAFTAR DI INDEKS 2012-2016.

KOMPAS100 PERIODE 2012-

2016

PENGARUH mengetahui signifikansi pengaruh

PROFITABILITAS, A.A.NGURAH BAGUS profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan 1. Profitabilitas Perusahaan Manufaktur

SOLVABILITAS,LIKUIDITA ADITYA PERMANA inflasi terhadap nilai perusahaanPenelitian 2. Solvabilitas Sektor Logam yang
Nilai Perusahaan Indonesia
S, DAN INFLASI dan HENNY ini dilakukan di perusahaanManufaktur 3. Likuiditas terdaftar di Bursa Efek

TERHADAP NILAI RAHYUDA/2019 Sektor Logam yang terdaftar di Bursa Efek 4. Inflasi Indonesia

PERUSAHAAN Indonesia (BEI) periode 2014 -2016.

1. Likuiditas ( x 1)
ANALISIS PENGARUH Mengetahui pengaruh Rasio Likuiditas
Perusahaan manufaktur,
LIKUIDITAS, (Current Ratio), Solvabilitas (Debt to Equity 2. Solvabilitas ( x 2 sektor aneka industri, sub
JIHAN FARADHILAH
PROFITABILITAS, DAN Ratio), dan Profitabilitas (Return On Asset) ) Nilai Perusahaan Indonesia sektor kabel yang
RAMADHANI /2022
SOLVABILITAS TERHADAP terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book
3. Profitabilitas ( terdaftar di Bursa Efek
NILAI PERUSAHAAN Value) pada Perusahaan Kabel yang telah
Indonesia
MANUFAKTUR YANG Go Publi yang terdaftar di Bursa Efek x 3)

13
TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN


Indonesia (BEI) pada tahun 2019-2020, baik
PERIODE 2019-2020 (Studi
pengaruh secara parsial maupun simultan
Kasus pada Perusahaan Kabel

yang telah Go Public)

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2014:129), rasio likuiditas adalah rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

(utang) jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk

menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar

perusahaan maupun di dalam perusahaan.

Rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja

merupakan rasio yang sering digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya

suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh

komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar.

Likuiditas juga dibutuhkan investor untuk menilai perusahaan apakah layak

untuk mendapatkan pinjaman modal atau tidak.

Menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2016:75), rasio

likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap

utangnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).

Menurut Hery (2016:142), merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan

analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Risiko likuiditas terdiri atas:

15
a. Rasio lancar (current ratio)

Menurut Hery (2016:153), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhikewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh

tempo denganmenggunakan aset lancar yang tersedia.

Menurut Kasmir (2014:134), rasio lancar atau current ratio adalah rasio

untuk mengukur kemapuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia

untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.Current

ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor

jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan

untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan

tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap

kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja

tidak berputar atau mengalami pengangguran.

Rasio lancar merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar

dengan hutang lancar. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya

(aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu

siklus bisnis). Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi,

sedangkan resiko lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva

lancar yang akan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap profitabilitas

perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih

16
rendah dibandingkan dengan aktiva tetap (Mamduh M Hanafi dan Abdul

Halim, 2016:79).

b. Rasio sangat lancar atau rasio cepat (quick ratio atau acid test ratio)

Menurut Hery (2016:155), merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar

(kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tanpa memperhitungkan persediaan

barang dagang dan aset lancar lainnya (seperti perlengkapan dan biaya

dibayar dimuka).

Menurut Prihadi (2010:178), rasio lancar menghitung seluruh aktiva

lancar, sementara rasio cepat (quick ratio) ini menghilangkan unsur

persediaan dalam aktiva lancar. Untuk mencari quick ratio, diukur dari total

aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai persediaan. Terkadang

perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar di muka jika memang ada

dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.Persediaan adalah aktiva

lancar yang paling tidak likuid, dan bila terjadi likuidasi maka persediaan

merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Oleh karena itu,

pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.

Menurut Kasmir (2014:136), rasio cepat merupakan rasio yang

menunjukkn kemampuan perusahaan dalam memenuhi, membayar

kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar

tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).

17
Rasio cepat (quick ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar

dikurangi persediaan dengan hutang lancarnya. Dalam rasio ini jumlah

persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dari aktiva lancar harus

dikeluarkan, dikarenakan persediaan merupakan komponen aktiva lancar

yang paling tidak likuid, sementara dengan quick ratio dimaksudkan untuk

membandingkan akiva yang lebih lancar. Rasio cepat dengan angka yang

terlalu tinggi untuk persediaan menunjukkan indikasi kelebihan kas atau

piutang, sedangkan angka yang terlalu kecil menunjukkan resiko likuiditas

yang lebih tinggi (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2016:75).

c. Rasio kas (cash ratio)

Menurut Hery (2016:156), merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar

utang jangka pendek.

Menurut Kasmir (2014:138), rasio kas atau cash ratio adalah alat yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar hutang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari

tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau

tabungan di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan

sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka

pendeknya.

2.1.2 Rasio Profitabilitas

Menurut Prihadi (2010:138), profitabilitas adalah kemampuan

menghasilkan laba. Pengertian laba biasa bermacam-macam, tergantung dari

kebutuhan dari pengukuran laba tersebut. Dari rasio profitabilitas dapat

18
diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan

menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat

melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang

menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi

yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk

memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah

ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik

dan para anggotanya serta meningkatkan mutu produk dan melakukan

invenstasi baru.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan perusahaan menghasilkan keuntungan

(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, modal saham yang tertentu

(Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2016:81).

Menurut Kasmir (2014:196), rasio profitabilitas merupakan rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini

juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen

Menurut Hery (2016:143), merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rasio tingkat pengembalian atas investasi

dan rasio kinerja operasi.

19
Rasio tingkat pengembalian atas investasi adalah rasio yang

digunakan untuk menilai kompensasi finansial atas penggunaan aset atau

ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak). Rasio ini terdiri

atas:

a. Hasil pengembalian atas aset (return on assets)

Menurut Hery (2016:144), merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas penggunaan aset perusahaan dalam menciptakan laba bersih.

Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total aset.

b. Hasil pengembalian atas ekuitas (return on equity)

Menurut Hery (2016:144), merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas penggunaan ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba

bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa

besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total ekuitas.

Menurut Hery (2016:144), rasio kinerja operasi adalah rasio yang

digunakan untuk mengevaluasi marjin laba dari aktivitas operasi

(penjualan). Rasio ini terdiri atas:

a) Marjin laba kotor (gross profit margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukurbesarnya

presentasi laba kotor atas penjualan bersih.

20
b) Marjin laba operasional (operating profit margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

presentase laba operasional atas penjualan bersih.

c) Marjin laba bersih (net profit margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

presentasi laba bersih atas penjuaalan bersih.

2.1.3 Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage

Sovabilitas yaitu berkenaan dengan kemampuan perusahaan untuk

membayar biaya bunga dan pembayaran kembali yang dihubungkan dengan

utang jangka panjang (Tunggal, 2010:16).

Menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2016:75), rasio

leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan hutang

(Kasmir, 2014:151).

Menurut Hery (2016:142), merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Sama

halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga diperlukan untuk

kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Rasio solvabilitas

terdiri atas:

a. Rasio utang (debt ratio)

Menurut Hery (2016:142), merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.

21
Rasio ini juga sering dinamakan sebagai rasio utang terhadap aset

(debt to asset ratio).

Total debt to total assets ratio (DAR) merupakan rasio utang

yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang

dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang

perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Raio ini

dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total aktiva

(Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2016:79).

Menurut Kasmir (2014:156), Debt to asset ratio merupakan rasio

utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total

utang dengan total aktiva dengan kata lain, seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

b. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)

Menurut Hery (2016:143), merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total

ekuitas.

Debtto equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan cara membandingkan antara seluruh utang,

termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini menyatakan

bahwa semakin tinggi rasio ini, berarti modal sendiri semakin sedikit

dibandingkan dengan hutangnya (Mamduh M Hanafi dan Abdul

Halim, 2016:79).

22
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas (Kasmir, 2014:157).

c. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to

equty ratio)

Menurut Hery (2016:143), merupakan rasio yang menunjukkan

(sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan dalam

membayar bunga. Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah

laba sebelum bunga dan pajak.

d. Rasio laba operasional rerhadap kewajiban (operating income to

liabilities ratio)

Menurut Hery (2016:143), merupakan rasio yang menunjukkan

(sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh kewajiban. Kemampuan perusahaan disini diukur

dari jumlah laba operasional.

e. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned

ratio)

Menurut Hery (2016:143), merupakan rasio yang menunjukkan

(sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan dalam

membayar bunga. Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah

laba sebelum bunga dan pajak.

Times Interest Earned Ratio (TIE) merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utag dengan

23
laba sebelum bunga pajak. Secara implisit rasio in menghitung

besaran laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup

beban tetap bunga (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2016:80).

f. Lingkup biaya tetap (fixed charge coverage)

Menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2016:80), fixed

charge coverage (FCC) atau lingkup biaya tetap merupakan rasio

yang menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar beban

tetap total, termasuk biaya sewa.

2.1.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu

bisnis yang sedang beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual diatas nilai

likuidasi adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan

perusahaan itu (Agus Sartono, 2010:487).

Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham

secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin

tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan

pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan

sebagai manajer ataupun komisaris.

Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai

perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut masih terdapat konflik antara

pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan

berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat,sedangkan

24
nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama

sekali.

Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai

pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi

manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di

masa lampau dan prospeknya dimasa depan.

Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai

nilai sekarang per lembar saham yang telah beredar. Nilai saham yang

dimaksud adalah nilai pasar atau harga pasar saham bukan nilai buku

saham. Nilai pasar saham perusahaan mencerminkan nilai perusahaan.

Dengan kata lain, jika nilai perusahaan turun maka nilai pasar saham juga

takan turun dan sebaliknya.

Banyak pihak berpendapat bahwa tujuan suatu perusahaan adalah

untuk memaksimalkan laba. Namun demikian, memaksimalkan laba dinilai

kurang tepat sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan di bidang

keuangan.

Mengingat tujuan memaksimalkan laba dinilai kurang tepat sebagai

dasar pengambilan keputusan di bidang keuangan, para pakar di bidang

keuangan merumuskan tujuan normatif suatu perusahaan adalah untuk

memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi pemegang saham.

Karena memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan nilai

sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham

dimasa yang akan datang atau berorientasi jangka panjang.

25
Bagi perusahaan yang sudah go public hal ini dalam jangka pendek

tercermin pada harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan di pasar

modal. Bagi perusahaan yang belum go public, tujuan perusahaan dapat

dinyatakan dengan sedikit modifikasi, yaitu memaksimalkan nilai ekuitas

pemilik perusahaan, karena nilai saham perusahaan sama dengan nilai

ekuitas pemilik perusahaan. Dengan demikian, keputusan keuangan yang

baik adalah keputusan keuangan yang meningkatkan nilai pasar ekuitas, dan

sebaliknya keputusan yang buruk adalah keputusan keuangan yang

menurunkan nilai pasar ekuitas (I Made Sudana, 2011:8).

Menurut Christiawan, Yulius dan Tarigan (2007:3), terdapat lima

jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang digunakan,

yaitu:

1. Nilai Nominal

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam

anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca

perusahaan, dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.

2. Nilai Pasar

Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses

tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham

perusahaan dijual di pasar saham.

3. Nilai Instrinsik

Nilai instrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu

kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep

nilai instrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan

26
nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan

menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

4. Nilai Buku

Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep

akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar total

aset dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.

5. Nilai Likuidasi

Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat

dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu

berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan

dilikuidasi.

Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham

menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian.

Menurut I Made Sudana (2011: 23), rasio penilaian adalah suatu rasio

yang terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah

diperdagangkan di pasar modal (go public).

Rasio penilaian memberikan informasi seberapa besar masyarakat

menghargai perusahaan, sehingga masyarakat tertarik untuk membeli saham

dengan harga yang lebih tinggi dibanding nilai bukunya.

Berikut ini beberapa metode yang digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan:

27
a. Price Earning Ratio (PER)

Menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh

para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan.

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan

antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh oleh para

pemegang saham.

Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar

menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share

nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa

dengan earning per share.

Price Earning Ratio (PER) bersfungsi untuk mengukur perubahan

kemampuan laba yag diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar

PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh

sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price Earning Ratio

(PER) adalah sebagai berikut :

PER = Market price per share (harga pasar per saham)

Earning per share (laba per saham)

Rumus Price Earning Ratio (PER)

b. Price To Book Value (PBV)

Adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang

diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku

saham tersebut.

28
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar besar pasar

menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini,

berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga

menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan yang relatif terhadap jumlah

modal yang diinvestasikan.

Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya

rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham

lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi

perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana

yang telah ditanamkan di perusahaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price to Book Value

(PBV) adalah sebagai berikut :

PBV = Market price per share (harga pasar per saham)

Book value per share (nilai buku)

Rumus Price to Book Value (PBV)

c. Tobin’s Q

Salah satu alternatif yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan

adalah dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh

James Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar

saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.

Rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku

karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif

terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat ini.

29
Tobin’s Q dirumuskan sebagai berikut:

Tobin’s Q = (EMV + D)

(EBV + D)

Rumus Tobin’s Q

Keterangan :

Q = nilai perusahaan

EMV = nilai pasar ekuitas

EBV = nilai buku dari total aktiva

D = nilai buku dari total hutang

EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir

tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun

sedangkan EBV diperoleh dari selisih totl asset perusahaan dengan total

kewajibannya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk menguji tentang

variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang dihubungkan dengan berbagai

variabel independen.

Taurisina Firnanda, dan Hening Widi Oetomo (2016), yang berjudul

analisis likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan perputaran persediaan terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan retail home improvement yang terdaftar di bursa

efek Indonesia tahun periode 2007-2014. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan perputaran

persediaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan retail home

improvement yang terdaftar di bursa efek indonesia. Metode penelitian ini

30
menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan alat analisis uji F dan uji

t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui uji F diperoleh tingkat

signifikan sebesar 0,000 yang artinya current ratio, profit margin, debt assets to

ratio, dan perputaran persediaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga model regresi yang terdapat dalam

penelitian ini layak untuk diteliti. Secara parsial melalui uji t diperoleh hasil yaitu

variabel profit margin dan debt assets to ratio berpengaruh secara signifikan

terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel current ratio dan perputaran

persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Roosiana Ayu Indah Sari dan Maswar Patuh Priyadi (2016), yang berjudul

pengaruh leverage, profitabilitas, size, dan growth opportunity terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia

pada tahun 2011-2015. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage,

profitabilitas, size, dan growth opportunity terhadap nilai perusahaan. Metode

penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan alat analisis

metode regresi linier berganda dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa leverage, profitabilitas, size, dan growth

opportunity secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan. hasil

pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan. sedangkan profitabilitas, size, dan growth

opportunity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Roviqotus Suffah dan Akhmad Riduwan (2016), yang berjudul pengaruh

profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen pada nilai

perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun periode 2010-2013.

31
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran

perusahaan dan kebijakan dividen pada nilai perusahaan. Metode penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan alat analisis metode

regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Leverage berpengaruh positif pada

nilai perusahaan. leverage yang tinggi digunakan untuk mengendalikan free cash

flow. Kebijakan dividen berpengaruh positif pada nilai perusahaan, karena dividen

yang tinggi mampu mengembalikan modal investor. Ukuran perusahaan tidak

berpengaruh pada nilai perusahaan. ukuran perusahaan ini tidak berpengaruh

karena objek penelitian ini merupakan indeks LQ-45 dimana perusahaan yang

terdaftar merupakan perusahaan yang memiliki kapitalisasi dan volume

perdagangan tinggi, sehingga besar kecil ukuran perusahaan tidak mempengaruhi

nilai perusahaan.

Normayanti (2017), yang berjudul pengaruh kebijakan hutang, kebijakan

dividen, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada

perusahaan food and beverage yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun

periode 2012-2015. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh kebijkan

hutang, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan baik secara

simultan maupun parsial pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di

bursa efek indonesia periode 2012-2015. Metode penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif, dengan menggunakan alat analisis metode uji asumsi klasik

dan analisis regresi linier berganda (baik secara simultan maupun parsial). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kebijakan hutang (DER), kebijakan

dividen (DPR) dan profitabilitas (ROE) secara simultan berpengaruh signifikan

32
terhadap nilai perusahaan (PBV). Dari pengujian secara parsial hanya

profitabilitas yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kebijakan

hutang dan kebijakan dividen secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Selin Lumoly, Sri Murni, dan Victoria N. Untu (2018), yang berjudul

pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan (studi pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaaftar di bursa

efek indonesia tahun 2013-2017). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

likuiditas, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaaftar di bursa efek indonesia baik

secara persial maupun secara simultan. Metode penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif, dengan menggunakan alat analisis metode regresi linier

berganda, uji t, uji F dan analisis koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara persial variabel likuiditas (CR) dan ukuran

perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada

perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2017. Sedangkan variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2013-2017. Dan secara simultan likuiditas (CR) ukuran

perusahaan (Size) dan profitabilitas (ROE) memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan (PBV) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2013-2017. Perusahaan sebaiknya menjaga ROE dan

memperhatikan ukuran perusahaan dan CR untuk dapat meningkatkan nilai

perusahaan.

33
Jessica Widya Putri (2016), yang berjudul pengaruh solvabilitas, likuiditas

dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada sektor industri barang konsumsi

di BEI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh solvabilitas,

likuiditas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. . Metode penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan alat analisis metode

SEM. SEM dianalisis dengan software Partial Least Square (PLS) 2.0. Tujuan

PLS adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai peubah laten untuk tujuan

prediksi. Estimasi parameter didapatkan melalui PLS ke dalam tiga kategori.

Kategori pertama adalah weight estimate untuk menciptakan skor peubah laten.

Kategori kedua, merefleksikan path estimate yang menghubungkan peubah laten

dan antara peubah laten dengan blok indikatornya (loading). Kategori ketiga

berkaitan dengan rataan (means) dan location parameters (regression constants)

untuk indikator dan peubah laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi parameter

ini, alogaritm PLS menggunakan proses tiga tahap dengan setiap tahap

menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap

kedua menghasilkan estimasi untuk inner model (model struktural yang

menghubungkan antar peubah laten) dan outer model (model pengukuran refleksif

atau formatif). Dan tahap ketiga menghasilkan rata-rata location estimate. Hasil

penelitian menunjukkan struktur modal berpengaruh tidak nyata dan positif,

likuiditas berpengaruh tidak nyata dan negatif, serta profitabilitas berpengaruh

nyata dan positif terhadap nilai perusahaan.

Wahyudi Asto Nugroho (2012), yang berjudul pengaruh profitabilitas,

likuiditas, dan leverage terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan sektor

manufaktur di bursa efek indonesia periode 2008-2011). Penelitian ini bertujuan

34
untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap nilai

perusahaan Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan

menggunakan alat analisis metode analisis regresi linier berganda, interpretasi

data, uji F, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan variabel operating profit

margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga

hipotesis pertama yang berbunyi operating profit margin (OPM) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil analisis variabel return on asset (ROA)

menunjukkan bahwa, variabel return on asset (ROA) berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis kedua yang berbunyi return on asset

(ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan diterima. Hasil analisis

variabel return on equity (ROE) menunjukkan bahwa, variabel return on equity

(ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis

ketiga yang berbunyi return on equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan diterima. Hasil analisis variabel current ratio (CR) menunjukkan

bahwa, variabel current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan, sehingga hipotesis keempat yang berbunyi current ratio (CR)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan tidak diterima. Hasil analisis variabel

quick ratio (QR) menunjukkan bahwa, variabel quick ratio (QR) berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis kelima yang berbunyi

quick ratio (QR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima.Hasil analisis

variabel leverage ratio menunjukkan bahwa, variabel leverage ratio berpengaruh

signifikan terhadap mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga hipotesis keenam

yang berbunyi leverage ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima.

Melalui uji kebaikan dan ketepatan model, secara simultan variabel Operating

35
Profit Margin (OPM), ROA, ROE, Current Ratio, Quick Ratio, dan Leverage

bermakna secara statistik dalam mempengaruhi nilai perusahaan sektor

manufaktur periode 2008-2011. Lebih lanjut dapat diketahui bahwa, variabel

bebas tersebut mampu menjelaskan tingkat pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan sebesar 63,4% sedangkan sisanya sebesar 36,6% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti.

2.3 Kerangka Fikir Penelitian

Likuiditas (CR) (X1)


H1
Nilai
H2 H4 Perusahaan
Profitabilitas (PM) (X2) (NP) (Y)

H3
Solvabilitas (DAR) (X3)

2.3.1 Hipotesis

Menurut A. Muri Yusuf (2017:130), hipotesis adalah dugaan

sementara yang dianggap besar kemungkinan untuk menjadi jawaban

sementara atas pernyataan atau masalah yang diajukan dalam penelitian.

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian

(Sanjaya & Heriyanto, 2011:73).

Hipotesis yang disusun secara benar, berlandaskan teori yang akan

membimbing penelitian menjadi terarah dan terfokus, baik ditinjau dari

informasi yang akan dikumpulkan maupun teknik analisis yang akan

digunakan dalam pengolahan data.

36
Walaupun sebagai jawaban sementara, hipotesis penting artinya

untuk memberi batasan pada peneliti mengenai hal-hal yang akan diteliti

sehingga pengumpulan data yang akan dilaksanakan terfokus pada hipotesis

tadi.

2.3.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taurisina Firnanda dan

Hening Widi Oetomo (2016), menunjukkan bahwa rasio likuiditas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan

hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui uji F diperoleh tingkat

signifikan sebesar 0,000.

Menurut Bambang Riyanto (2010:25), menyebutkan bahwa

pengertian rasio likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera

harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki

oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari

perusahaan yang bersangkutan. Likuiditas sering digunakan untuk

menunjukkan posisi keuangan atau kekayaan sebuah perusahaan. Tingkat

likuiditas biasanya dijadikan perusahaan sebagai tolok ukur untuk orang-

orang mengambil keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Semakin

tinggi tingkat likuiditas sebuah perusahaan, maka semakin baik pula kinerja

perusahaan tersebut.

Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian yang pertama sebagai berikut:

37
H1: Rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Normayanti (2017),

menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif pada nilai

perusahaan. Hal ini dikarenakan para pemegang saham dan investor melihat

bagaimana perusahaan mempergunakan modalnya didalam menjalankan

kegiatan operasinya. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan

menghasilkan laba. Laba yang tinggi akan sangat mempengaruhi pandangan

investor terkait kinerja keungan suatu perusahaan sehingga membuat harga

saham menjadi meningkat. Harga saham yang semakin baik tentunya akan

menjadikan nilai perusahaan juga ikut meningkat.

Menurut Sutrisno (2012:16), profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang

bekerja di dalamnya yaitu modal sendiri dan modal asing berupa hutang.

Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian yang kedua sebagai berikut:

H2: Rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2.3.4 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taurisina Firnanda dan

Hening Widi Oetomo (2016), menunjukkan bahwa rasio solvabilitas

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

38
dikarenakan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui uji t diperoleh

tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 0,05.

Menurut Subramanyam (2010:46), solvabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian yang ketiga sebagai berikut:

H3: Rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2.3.5 Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi Asto Nugroho

(2012), menunjukkan bahwa rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mempunyai arti

bahwa dengan tingkat keyakinan 95% secara simultan variabel Operating

Profit Margin (OPM), ROA, ROE, Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR),

dan Leverage Ratio (LR) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

sektor manufaktur dalam periode 2008-2011.

Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian yang keempat sebagai berikut:

H4: Rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

39
JUDUL PERMASALAHAN TUJUAN

Bagaimana analisis pengaruh

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, likuiditas, profitabilitas, dan Mengetahui pengaruh Rasio Likuiditas (Current Ratio),

PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS solvabilitas terhadap nilai Solvabilitas (Debt to Equity Ratio), dan Profitabilitas

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN perusahaan manufaktur yang (Return On Asset) terhadap Nilai Perusahaan (Price to

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI terdaftar di bursa efek Book Value) pada Perusahaan Kabel yang telah Go

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN indonesia tahun periode Publi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

PERIODE 2019-2020 (Studi Kasus pada 2019-2020 (studi kasus pada tahun 2019-2020, baik pengaruh secara parsial maupun

Perusahaan Kabel yang telah Go Public) perusahaan kabel yang telah simultan

go public)

40
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif dengan

pendekatan penelitian deskriptif, dan analisis verifikatif, karena adanya variabel-

vriabel yang akan ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan

gambaran secara terstruktur, faktual, mengenai fakta-fakta hubungannya antara

variabel yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2016:8), metode penelitian kuantitatif adalah metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi suatu sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui

sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara

mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data

yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data

tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang

telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2016:3), penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

41
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel

satu dengan variabel lain.

3.2 Lokasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:13), obyek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hak

objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).

Lokasi penelitian di lakukan pada perusahaan perusahaan manufaktur,

sektor aneka industri, sub sektor kabel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2019-2020. Melalui website www.idx.co.id

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016:80), populasi adalah wilayah generelisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi merupakan subyek penelitian.

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan go public yang

terdaftar di bursa efek indonesia dan menerbitkan laporan keuangan secara

lengkap serta dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory.

Pengujian hipotesis menggunakan perhitungan sistematis dengan

menggunakan rumus statistik untuk menguji hubungan antara variabel yang

akan diteliti dan akan menghasilkan kesimpulan dengan tujuan untuk

membuktikan hipotesis.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur,

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2019-2020. Tidak

42
semua populasi ini akan menjadi objek penelitian, sehingga perlu dilakukan

pengambilan sampel lebih lanjut.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81), teknik sampling adalah teknik

pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah non

probability sampling dengan teknik yang diambil yaitu purposive sampling.

Alasan memilih sampel dengan menggunakan purposive sampling

adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan yang

telah peneliti tentukan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih sengaja

ditentukan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti

untuk mendapatkan sampel yang representatif.

Menurut Sugiyono (2016:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Adapun sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri, sub

sektor kabel periode tahun 2013-2017 sebagai berikut: (IKBI) Sumi Indo

Kabel Tbk, (JECC) Jembo Cable Company Tbk, (KBLI) Jembo Cable

Company Tbk, (KBLM) Kabelindo Murni Tbk, (SCCO) Supreme Cable

Manufacturing and Commerce Tbk, (VOKS) Voksel Electric Tbk. Sumber:

http://www.idx.co.id

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh peneliti,

diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan manufaktur, sektor aneka industri,

43
sub sektor kabel. Penelitian ini dilakukan dengan jangka waktu 5 tahun,

sehingga total seluruh sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:38), definisi variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen

dan variabel dependen. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

3.4.1 Variabel independen/Variabel Bebas (X)

Menurut Sugiyono (2016:39), variabel independen/variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah likuiditas

(X1), profitabilitas (X2), dan solvabilitas (X3). Variabel independen dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (CR)

Menurut Arief dan Edi (2016:57), rasio likuiditas adalah rasio

yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Menurut Kasmir (2016:128), rasio likuiditas adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang

jangka pendeknya yang jatuh tempoatau rasio untuk mengetahui

44
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban

pada saat ditagih.

Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Current ratio

ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar

dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar

rasio ini berarti semakin likuid perusahaan. Namun demikian, rasio

ini mempunyai kelemahan karena tidak semua komponen aktiva

lancar memiliki tingkat likuiditas yang sama. (I Made Sudana,

2011:24).

Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Asset)

Utang Lancar (Current Liabilities)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk menutupi jangka pendeknya.

2. Rasio Profitabilitas (PM)

Menurut Kasmir (2016:196), rasio profitabilitas adalah rasio

yang menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Rasio ini dapat juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu perusahaan.

Profitabilitas digunakan sebagai mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-

sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau

penjualan perusahaan. Return On Equity (ROE) menunjukkan

45
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak

dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio

ini penting bagi pihak pemegang saham, untuk mengetahui

efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan

oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak

manajemen perusahaan (I Made sudana, 2011:25).

Return On Equity (ROE) = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Ekuitas

3. Rasio Solvabilitas (DAR)

Menurut Arief dan Edi (2016:39), rasio solvabilitas adalah rasio

yang mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan oleh hutang

yang dibandingkan dengan modal, dan kemampuan untuk membayar

bunga dan beban tetap lain.

Menurut Periansya (2015:39), rasio solvabilitas adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aset perusahaan

dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar.

Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa besar

penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Debt ratio ini

mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk

membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan

porsi penggunaan uang dalammembiayai investasi pada aktiva

semakin besar, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan

meningkat dan sebaliknya (I Made sudana, 2011:23).

46
Debt Ratio = Total Debt

Total Assets

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan

jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh

hutang.

3.4.2 Variabel dependen/Variabel Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2016:39), pengertian variabel dependen adalah

sebagai berikut : variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah

nilai perusahaan. Nilai Perusahaan (NP), merupakan niliai sekarang dari

arus pendapatan atau kas yang duharapkan diterima pada masa yang akan

datang (I Made sudana, 2011:9).

Menurut I Made Sudana (2011:23), nilai perusahaan dapat diukur

dengan menggunakan harga saham menggunakan rasio yang disebut rasio

penilaian. Rasio penilaian adalah adalah suatu rasio yang terkait dengan

penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar

modal (go public).

Dalam penelitian ini nilai perusahaan akan diukur menggunakan

Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan salah satu rasio nilai pasar saham terhadap

nilai buku ekuitas perusahaan (Hermuningsih, 2013:138).

47
Rumus dari Tobin’s Q yaitu :

Q = (EMV + D)

(EBV + D)

Keterangan :

Q = Nilai Perusahaan

EMV = Nilai Pasar Ekuitas

EBV = Nilai Buku Dari Total Aktiva

D = Nilai Buku Dari Total Hutang

EMV (Equity Market Value) diperoleh dari perkalian harga saham

penutupan dengan jumlah saham yang beredar. EBV (Equity Book Value)

diperoleh dari selisih total aset dengan total kewajiban.

3.5 Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat kuantitatif. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, laporan

historis yang telah tersusun dalam laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari

http://www.idx.co.id selama periode tahun 2019 – 2020.

Menurut Sugiyono (2016:402), data sekunder adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan

data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur,

dan bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini.

Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh pihak lain yang dalam hal ini

adalah pusat data referensi pasar modal PT Bursa Efek Indonesia dan sumber data

lain yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data

tersebut berupa laporan keuangan (Annual Report) yaitu laporan neraca dan

48
laporan laba rugi pada perusahaan manufaktur, sektor aneka industri, sub sektor

kabel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2020.

Dalam usaha untuk mendapatkan data untuk penelitian ini peneliti

melakukan prosedur yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti

dengan melihat laporan keuangan yang berupa laporan neraca dan laporan laba

rugi dari perusahaan Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI), Jembo Cable Company Tbk

(JECC), KMI Wire and Cable Tbk (KBLI), Kabelindo Murni Tbk (KBLM),

Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk (SCCO), dan Voksel Electric

Tbk (VOKS), yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dalam periode

2019-2020.

3.6 Metode pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2016:401), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Adapun cra untuk memperoleh data dan informasi

dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

3.6.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pada tahap ini, penulis berusaha untuk memperoleh berbagai

informasi sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sebagai dasar teori dan

acuaan dalam mengolah data, dengan cara membaca, mempelajari,

menelaah, dan mengkaji literatur-literatur berupa buku-buku, jurnal,

makalah, dan penelitian-penelitin terdahulu yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

49
3.6.2 Riset Internet (Online Research)

Pada tahap ini, penulis berusaha untuk memperoleh berbagai data

dan informasi tambahan dari situs-situs yang berhubungan dengan

penelitian.

Teknik atau metode ini dilakukan untuk memperoleh data. Penulis

mengumpulkan data dengan penelitian kepustakaan dan riset internet.

3.7 Teknik analisis data

Menurut Sugiyono, (2016:147), metode analisis data adalah kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan.

Menurut Sugiyono, (2016:203), analisis deskriptif adalah analisis yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi.

Menurut Sugiyono (2016: 62), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.

50
3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Mengingat data penelitian yang digunakan adalah sekunder, maka

untuk memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis melalui uji t

dan uji f maka perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang

digunakan yaitu normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan

heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi

variabel terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berdistribusi

normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi ini

ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribusi normal atau

mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara

statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test Normality

Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.

Menurut Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai variabel

bebas dan variabel terikat berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:105), uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel independen (bebas). Model regresi yang baik

51
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen

(bebas).

Menurut Singgih Santoso (2012:236), rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

VIF = 1 atau Tolerance = 1

Tolerance VIF

c. Uji Heteroskedastisitas

Sunyoto (2016:90), uji heteroskedastisitas adalah keadaan di

mana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot

dilakukan dengan cara melihat grafik scatterlpot antara standarzided

value (ZPRED) dengan stundentized residual (SRESID), ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).

d. Uji Autokorelasi

Menurut Singgih Santoso (2012:241), uji autokorelasi dilakukan

bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi,maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

52
Menurut Sunyoto (2016:98), salah satu ukuran dalam

menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dapat digunakan

besaran Durbin Watson (DW) dalam rumusan sebagai berikut:

D – W = Σ(ℯ𝑡−ℯ𝑡−1)

Σt2 e

Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW< -2)

2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan

+2 atau -2 < DW < +2

3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW >

+2

3.7.2 Rancangan Analisis

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunkan program microsoft

exel dan program SPSS 2.2 (statistical product and service solution).

Kemudian hasil data yang telah dikonversi tersebut selanjutnya diolah

menggunakan analisis regresi linier sederhana.

3.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Sugiyono (2012:270) mengemukakan bahwa analisis

regresi digunakan oleh peneliti bila ingin mengetahui bagaimana variabel

dependen atau kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau

predictor secara individual. Dampak dari analisis regresi ini dapat

digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel

dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan

53
variabel independen, atau untuk meningkatkan variabel independen / dan

sebaliknya. Bentuk umum regresi linier sederhana adalah:

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subjek nilai dalam variabel terkait yang dipredisikan

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah koefisien regresi

X = Subjek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu

Y = a +bX

3.7.4 Analisis Regresi Berganda

Menurut Moh. Nazir (2011:463), jika parameter dari suatu hubungan

fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel

yang ingin diestimasikan, maka analisis regresi yang dikerjakan berkenaan

dengan regresi berganda (multiple regression).

Menurut Suliyanto (2011:54), regresi variabel berganda tergantung

dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas, di samping juga terdapat

pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti (e). Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara

likuiditas (CR), profitabilitas (PM), solvabilitas (DAR), terhadap nilai

perusahaan (NP), rumusnya adalah:

NP = a+b1CR+b2PM+b3DAR

Keterangan:

NP = variabel terikat nilai perusahaan

A = konstanta

54
b1b2b3 = koefisien mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat

CR = variabel bebas likuiditas

PM = variabel bebas profitabilitas

DAR = variabel bebas solvabilitas

3.8 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam

pengujian hipotesis ini, peneliti menetapkan dengan uji signifikan, dengan

penetapan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).

Hipotesis nol (H0) adalah suatu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunkan pengujian secara

parsil (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F). Hipotesis yang akan diuji dan

dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh variabel-variabel yaitu

Good Corporate Governance dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate

Social Responsibility.

3.8.1 Uji Parsial (t-Test)

Menurut Sugiyono (2010:250), uji t (t-test) melakukan pengujian

terhadap koefesien regresi secara parsial, pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui signifikan peran secara parsial antara variabel independen

55
terhadap variabel dependen dengan mengansumsikan bahwa variabel

independen lain dianggap konstan.

Uji statistik t disebut juga uji signifikan individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan

Ho ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan.

Guna mengetahui apakah secara parsial variabel independen

bermakna, dipergunakan uji t secara parsial dengan rumus:

Keterangan :

t = nilai uji t

r = koefisien relasi

r2 = koefisien determinasi

n = jumlah sampel yang diobservasi

3.8.2 Uji F (Pengujian Secara Simultan)

Uji F adalah pengujian terhadap koefesien regresi secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan)

terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk

menguji signifikan pengaruh Good Corporate Governance dan profitabilitas

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility secara simultan.

56
Menurut Sugiyono (2010:257) rumus pengujiannya adalah:

F= R2 / K

(1 – R2) / (n – k – 1)

Keterangan:

R2 : Koefesien Determinasi

K : Jumlah variabel independen

N : Jumlah data atau kasus

F : Hasil perhitungan ini dibandingkan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang

diperoleh dengan menggunkan tingkat signifikan level 5% atau

dengan degree freedom = n – k – 1 dengan kriteria sebagai berikut:

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel atau nilai sig < α

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel atau nilai sig > α

57
ANDITA NOVIA
FALDY G. LUMENTUT A.A.NGURAH BAGUS
AGATHA SANTANIA HARFANI dan DIAN AHMAD ABRORI dan JIHAN FARADHILAH
dan MARJAM ADITYA PERMANA dan
Item dan JONNARDI HAKIP SUWITHO RAMADHANI
MANGANTAR HENNY RAHYUDA
(2020) NURDIANSYAH (2019) (2022)
(2018) (2019)
(2021)

PENGARUH ANALISIS PENGARUH

LIKUIDITAS,
LIKUIDITAS,
PROFITABILITAS, DAN
PENGARUH PENGARUH ANALISIS PROFITABILITAS, PENGARUH
SOLVABILITAS TERHADAP
PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS,
NILAI PERUSAHAAN
LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS, DAN LIKUIDITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP SOLVABILITAS,
Judul MANUFAKTUR YANG
SOLVABILITAS PROFITABILITAS SOLVABILITAS, NILAI PERUSAHAAN LIKUIDITAS, DAN
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
TERHADAP NILAI TERHADAP NILAI TERHADAP NILAI MANUFAKTUR YANG INFLASI TERHADAP
INDONESIA TAHUN PERIODE
PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN TERDAFTAR DI NILAI PERUSAHAAN
2019-2020 (Studi Kasus pada
INDEKS KOMPAS100
Perusahaan Kabel yang telah Go
PERIODE 2012-2016 Public)

Tujuan mengetahui pengaruh mengetahui dan Menguji pengaruh Mengetahui adanya mengetahui signifikansi Mengetahui pengaruh Rasio

Penelitian profitabilitas (Return on menganalisis apakah profitabilitas yang diukur pengaruh likuiditas, pengaruh profitabilitas, Likuiditas (Current Ratio),

Asset), likuiditas (Current Likuiditas, Solvabilitas dengan return on asset, profitabilitas, solvabilitas, solvabilitas, likuiditas dan Solvabilitas (Debt to Equity

Ratio), dan solvabilitas dan Profitabilitas dapat likuiditas yang diukur dengan dan aktivitas terhadap nilai inflasi terhadap nilai Ratio), dan Profitabilitas

(Debt to Equity Ratio) mempengaruhi baik current ratio, dan solvabilitas perusahaan manufaktur perusahaanPenelitian ini (Return On Asset) terhadap

pada nilai perusahaan secara sendiri-sendiri atau yang diukur dengan debt to yang terdaftar di Indeks dilakukan di perusahaan Nilai Perusahaan (Price to Book

58
Value) pada Perusahaan Kabel
equity ratio terhadap nilai
Manufaktur Sektor Logam yang telah Go Publi yang
manufaktur yang terdaftar secara bersamaan perusahaan pada perusahaan
Kompas100 periode 2012- yang terdaftar di Bursa Efek terdaftar di Bursa Efek
di Bursa Efek Indonesia terhadap Nilai Food and Beverages yang
2016. Indonesia (BEI) periode Indonesia (BEI) pada tahun
tahun 2014-2018 perusahaan. terdaftar di Bursa Efek
2014 -2016. 2019-2020, baik pengaruh
Indonesia.
secara parsial maupun simultan

Metode Kantitatif Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif

Populasi & Populasi dalam penelitian Populasi dalam penelitian Populasi dalam penelitian ini Populasi dalam penelitian Populasi dalam penelitian populasi perusahaan go public

Sampel ini adalah perusahaan ini adalah semua adalah perusahaan food and ini adalah seluruh ini adalah seluruh yang terdaftar di bursa efek

manufaktur yang terdaftar perusahaan yang bergerak beverages yang terdaftar di perusahaan manufaktur perusahaan manufaktur sub indonesia dan menerbitkan

di Bursa Efek Indonesia dibidang perusahaan Bursa Efek Indonesia. yang terdaftar di Indeks sektor logam dan sejenisnya laporan keuangan secara

secara berturut-turut tahun pertambangan yang Sampel yang digunakan Kompas100. yang terdapat di Bursa Efek lengkap serta dipublikasikan

2014-2018. terdaftar di Bursa Efek dalam penelitian ini adalah Sampel yang digunakan Indonesia periode 2014- pada Indonesian Capital

Sampel yang digunakan Indonesia. purposive sampling dalam penelitian ini adalah 2016. Market Directory. Populasi

dalam penelitian ini adalah Sampel yang digunakan purposive sampling Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur,

adalah purposive sampling jenuh (sampling yang terdaftar di Bursa Efek

sampling sensus) Indonesia selama periode 2019-

2020.

Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non

59
probability sampling dengan

teknik yang diambil yaitu

purposive sampling.

Likuiditas ( x 1), Solvabilitas (


Likuiditas, Solvabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Likuiditas, Profitabilitas, Profitabilitas, Solvabilitas,
Profitabilitas, Likuiditas,

Variabel
Profitabilitas Profitabilitas
Solvabilitas (Independen),
Solvabilitas, Aktivitas Likuiditas, Inflasi x 2), Profitabilitas ( x 3)
(Independen), Nilai (Independen), Niali (Independen), Niali (Independen), Niali
Niali Perusahaan (Dependen) (Independen), Niali Perusahaan
Perusahaan (Dependen) Perusahaan (Dependen) Perusahaan (Dependen) Perusahaan (Dependen)
(Dependen)

Data Sekunder Kuantitatif Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Kuantitatif Sekunder

Bursa Efek Indonesia melalui


Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia
Pengumpula Bursa Efek Indonesia melalui situs http://www.idx.co.id dan
melalui situs melalui situs Indeks Kompas100 melalui situs
n Data situs http://www.idx.co.id Indonesian Capital Market
http://www.idx.co.id http://www.idx.co.id http://www.idx.co.id
Directory (ICMD)

Analisis Data Regresi data Panel Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda

60
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, dkk. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.

Santania, Agatha., dan Jonnardi. 2020. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Dan Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Multiparadigma

Akuntansi Tarumanagara / Vol.2 Edisi April 2020, 912-919.

Harfani, Andita Novia., dan Hakip, Dian. 2021. Pengaruh Likuiditas,

Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Journal of

Economic, Business and Accounting Volume 5 Nomor 1, 2597-5234.

Ahmad, Abrori., dan Suwitho. 2019. Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Dan

Solvabilitas, Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen, 2461-0593.

Lumentut, Faldy G., dan Mangantar, Marjam. 2018. Pengaruh Likuiditas,

Profitabilitas, Solvabilitas, Dan Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Kompas100 Periode 2012-

2016. Jurnal EMBA, 7 (3): 2601 – 2610.

Permana, A.A.Ngr Bgs Aditya., dan Rahyuda, Henny. 2019. Pengaruh

Profitabilitas, Solvabilitas,Likuiditas, Dan Inflasi Terhadap Nilai

Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 8 (3): 1577 – 1607.

Taurisina, Firnanda., dan Oetomo, Hening Widi. 2016. Analisis Likuiditas,

Profitabilitas, Solvabilitas, dan Perputaran Persediaan Terhadap Nilai

Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 2461-0593 5(2).

Sari, Roosiana Ayu Indah., dan Priyadi, Maswar Patuh. 2016. Pengaruh

Leverage, Profitabilitas, Size, dan Growth Opportunity Terhadap Nilai

Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 2461-0593 5(10).

61
Normayanti. 2017. Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada

Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia). eJournal Administrasi Bisnis, 5 (2): 376-389.

Selin, Lumoly., Murni, Sri., dan Untu, Victoria N. 2018. Pengaruh Likuiditas,

Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia). Jurnal EMBA, 6 (3): 1108 – 1117.

Nugroho, Wahyudi Asto. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan


Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Artikel Ilmu
Manajemen. Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Intregrated and
Comprehensive Edition. Jakarta: PT Grasindo.
Widodo. 2017. Metodologi Penelitian Populer dan Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sudana, I Made. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik
Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
Rusdin. 2008. Pasar Modal Teori, Masalah, dan Kebijakan Dalam Praktik.
Bandung: Alfabeta.
Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Hanafi, dkk. 2009.Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempaat. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio dan
Investasi. DIY: PT Kanisius.
M.Fakhruddin, Hendy. 2008. Go Public Strategi Pendanaan dan Peningkatan
Nilai Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UBMedia.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

62
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Fahmi. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Fahmi. 2015. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Azis, dkk. 2015. Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku


Investor dan Return Saham. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Harahap, dkk. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Hani, Syafrida. 2015. Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan: In Media.
Prihadi. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PPM Manajemen.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi
Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Tunggal. 2010. Teori dan Praktek Auditing. Jakarta: Harvarindo
Yusuf, Muri A. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sugiono Arief, dan Edi Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa
Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo
Hermunigsih, Sri. 2013. Pengantar Pasar Modal Indonesia.Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.

63

Anda mungkin juga menyukai