Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR) DAN DEBT TO EQUITY


RATIO (DER) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA
PERUSAHAAN KERAMIK PORSELEN DAN KACA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

sekelompok orang, atau badan lain yang melakukan produksi dan distribusi guna

memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Suatu perusahaan memiliki tujuan yang

ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen perusahaan. Tujuan utama suatu

perusahaan adalah untuk mencari keuntungan (laba) atas usahanya dalam

menjamin kelangsungan dan perkembangan perusahaan serta pemilik juga

mengharapkan adanya hasil atas modal yang ditanamkan. Ketika perusahaan

memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat secara langsung

meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan, investor dan karyawannya.

Dewasa ini, dunia usaha semakin berkembang sehingga persaingan antar

perusahaan juga semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut perusahaan untuk

mampu menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Persaingan antar

perusahaan yang semakin ketat tidak menutup kemungkinan semakin besar pula

dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan. Hal ini terjadi

karena adanya pertumbuhan perusahaan maka dana yang dibutuhkan semakin

besar.

1
2

Perusahaan dalam pemenuhan dananya dapat diperoleh dengan cara

memasukkan modal baru dari pemilik perusahaan atau dengan melakukan

pinjaman ke pihak luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman

kepada pihak luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai akibat dari

pinjaman tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage.

Semakin besar utang maka financial leveragenya semakin besar pula. Berarti

resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar pula karena utangnya

tersebut. Financial leverage dapat memberikan dampak positif terhadap laba

perusahaan jika dapat dikelola dengan baik. Namun, financial leverage dianggap

merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari biaya beban tetap yang

timbul akibat penggunaan utang.

Sartono (2010:257) mengemukakan bahwa:

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban


tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Financial leverage memiliki beberapa rasio leverage yang dapat

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Menurut Kasmir (2017:155) “rasio leverage terbagi atas Debt to Assets Ratio

(debt ratio), Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER),

Times Interest Earned Ratio, dan Fixed Charge Coverage.” Namun dalam

penelitian ini rasio yang digunakan adalah Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to

Equity Ratio (DER).


3

Debt to asset ratio (DAR) menurut Kasmir (2017:156):

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk


mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan
kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Apabila nilai DAR semakin tinggi berarti semakin besar jumlah modal

pinjaman yang digunkan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Kasmir (2017:157), Debt to Equity Ratio (DER) :

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.

Nilai debt to equity ratio yang semakin tinggi berarti semakin besar jumlah

modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. “hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan keputusan yang yang

dilakukan oleh perusahaan adalah profitabilitas.” (Brigham dan Houston,

2006:107). Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan

perkembangan perusahaan. Ada beberapa ukuran yang dipakai dalam melihat

kondisi profitabilitas suatu perusahaan antara lain dengan menggunakan rasio.

Menurut Darsono & Ashari (2005:77-80):


Rasio profitabilitas meliputi Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
Earning Per Share (EPS), Payout Ratio (PR), Retention Ratio (RR) dan
Productivity Ratio (PR).
4

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah rasio

terkait tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham yang sering disebut

dengan Return On Equity (ROE). ROE menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memberikan keuntungan bagi pemiliknya. ROE menunjukkan keberhasilan

atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil

pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan

sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. “return on equity merupakan

rasio yang berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh

perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.” (Darsono & Ashari,

2005:79).

Profitabilitas digunakan dalam penelitian ini untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,

aset, dan modal saham tertentu. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang

tinggi akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

Profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal secara teoris disebut

return on equity (ROE). Pemilihan variabel ROE sebagai variabel tak bebas

didasari atas kemampuannya dalam mengukur kinerja perusahaan. ROE dipakai

untuk menghitung efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan modal yang dimilikinya.

Di Indonesia perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang

memiliki perkembangan yang begitu pesat. Dengan semakin bertambahnya

perusahaan manufaktur tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat

dibutuhkan oleh masyarakat dan prosepeknya menguntungkan di masa kini

maupun di masa yang akan datang. Adapun perusahaan manufaktur yang ada
5

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri atas sektor industri dasar dan

kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Sektor industri

dasar dan kimia terdiri dari beberapa sub sektor dan salah satunya adalah sub

sektor keramik, porselen dan kaca. Perusahaan yang termasuk dalam sub sektor

keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di BEI adalah Perusahaan Asahimas

Flat Glass Tbk, Perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk, Perusahaan Inti Keramik

Alam Asri Industri Tbk, Perusahaan Keramik Indonesia Assosiasi Tbk,

Perusahaan Mulia Industrindo Tbk dan Perusahaan Surya Toto Indonesia Tbk.
6

Berikut adalah data mengenai penggunaan utang serta jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan keramik, porselen dan kaca yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1. Data Penggunaan Utang dan Jumlah Laba Bersih Perusahaan Keramik, Porselen dan Kaca yang Terdaftar di BEI
2014 2015 2016 2017 2018

Nama perusahaan Utang Laba Utang Laba Utang Laba Utang Laba Utang Laba
(dalam (dalam (dalam (dalam (dalam (dalam (dalam (dalam (dalam (dalam
miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar
rupiah) rupiah) rupiah) rupiah) rupiah) rupiah) rupiah) rupiah) rupiah) rupiah)
Asahimas Flat Glass Tbk 845 464 880 341 1.906 260 2.719 39 4.835 7

Arwana Citra Mulia Tbk 347 262 536 71 595 91 572 122 556 158
Inti Keramik Alam Asri
340 (27) 321 (109) 327 (145) 335 (54) 543 71
Industri Tbk
Keramik Indonesia
236 92 317 (145) 340 (252) 341 (85) 350 (79)
Assosiasi Tbk

Mulia Industrindo Tbk 6.063 130 6.011 (156) 6.110 9 3.432 47 3.022 189

Surya Toto Indonesia Tbk 936 296 948 285 1.058 169 1.133 279 968 347
Sumber: www.idx.co.id
7

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa Perusahaan Asahimas Flat Glass

Tbk mengalami peningkatan dalam penggunaan utang dari tahun 2014-2018 tetapi

peningkatan pada utang tidak memberi dampak yang baik pada laba karena dari

tahun 2014-2018 laba menunjukkan penurunan secara terus-menerus. Pada

perusahaan lainnya memperlihatkan penggunaan utang dan perolehan laba yang

berfluktuasi di mana pada perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk mengalami

peningkatan utang dari tahun 2014-2016, kemudian menurun pada tahun 2017-

2018 dan dilihat dari sisi laba mengalami penurunan pada tahun 2014-2015

kemudian meningkat pada tahun 2016-2018. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk

mengalami penurunan penggunaan utang pada tahun 2014-2015 kemudian

kembali meningkat pada tahun 2016-2018 serta mengalami kerugian yang terus

meningkat pada tahun 2014-2016 dan kerugian menurun pada tahun 2017

kemudian pada tahun 2018 menghasilkan laba.

Sementara itu Perusahaan Keramik Indonesia Assosiasi Tbk mengalami

peningkatan secara terus-menerus dalam penggunaan utang dari tahun 2014-2018

sedangkan perusahaan hanya menghasilkan laba pada tahun 2014 dan mengalami

kerugian dari tahun 2015-2018. Mulia Industrindo Tbk mengalami fluktuasi

dalam pengggunaan utang maupun laba yang dihasilkan selama lima tahun

terakhir, dimana penurunan utang terjadi pada tahun 2014-2015 kemudian

meningkat pada tahun 2016 dan pada tahun 2017-2018 kembali terjadi penurunan

penggunaan utang, sementara pada tahun 2014 perusahaan mampu menghasilkan

laba namun pada tahun 2015 perusahaan mengalami kerugian, kemudian pada

tahun 2016-2018 mengalami peningkatan laba dari tahun ke tahun. Surya Toto
8

Indonesia Tbk mengalami peningkatan secara terus menerus dalam penggunaan

utang pada tahun 2014-2017 dan menurun pada tahun 2018, kemudian laba terjadi

dari tahun 2014-2018 tetapi mengalami penuruan pada tahun 2016 dan laba

kembali meningkat pada tahun 2017-2018.

Adapun fenomena yang ditemukan berdasarkan data utang dan laba yang

diperoleh perusahaan keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia adalah perbedaan mengenai hubungan penggunaan utang terhadap

pencapaian laba yang diperoleh pada masing-masing perusahaan yaitu pada

Asahimas Flat Glass Tbk utang yang terus meningkat tetapi tidak memberikan

dampak positif terhadap laba karena mengalami penurunan sejak 2014-2018.

Arwana Citra Mulia Tbk dalam penggunaan utang meningkat pada tahun 2013-

2017 memberikan dampak negatif terhadap laba perusahaan karena mengalami

penurunan yang signifikan pada tahun 2015 meskipun kembali meningkat di

tahun 2016, namun tahun 2017-2018 penurunan utang yang digunakan berdampak

positif terhadap laba karena tetap meningkat. Pada Inti Keramik Alamasri Industri

Tbk terjadi peningkatan utang pada tahun 2014-2018 tetapi memberikan dampak

negatif terhadap laba perusahaan karena tetap mengalami kerugian pada tahun

2014-2017 meskipun menghasilkan laba pada tahun 2018. Sama halnya dengan

Inti Keramik Alamasri Industri Tbk, pada perusahaan Keramik Indonesia

Assosiasi Tbk juga mengalami peningkatan dalam penggunaan utang dari tahun

2014-2018 tetapi dilihat dari sisi laba tetap memberikan dampak yang negatif

karena laba hanya terjadi pada tahun 2014 dan pada tahun 2015-2018 perusahaan

mengalami kerugian.
9

Sementara itu perusahaan Mulia Industrindo Tbk. justru mengalami

penurunan dalam penggunaan utangnya pada tahu 2014-2018 tetapi memberikan

dampak positif terhadap laba perusahaan meskipun sempat mengalami kerugian

pada tahun 2015. Pada tahun 2014-2018 peningkatan utang yang digunakan pada

Surya Toto Indonesia Tbk memberikan dampak positif pula terhadap laba

perusahaan karena terus meningkat meskipun pada tahun 2016 laba sempat

mengalami penurunan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return

On Equity dengan judul “Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to

Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) pada Perusahaan

Keramik, Porselen Dan Kaca Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

periode tahun 2014-2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio secara

simultan terhadap Return on Equity ?

2. Bagaimana pengaruh Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio secara

parsial terhadap Return on Equity?


10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio

secara simultan terhadap Return on Equity.

2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio

secara parsial terhadap Return on Equity.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis

maupun secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangsih pemikiran untuk menambah

wawasan dan pemahaman pembaca mengenai pengukuran kinerja keuangan,

khususnya mengenai Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return On

Equity.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para investor dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai kinerja

perusahaan.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan bagi

para pengambil keputusan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.


11

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibutuhkan untuk memudahkan pembaca dalam

memahami apa saja yang dibahas dalam penyusunan penelitian ini, berikut ini

uraian sistematika penulisan:

JUDUL

I. PENDAHULUAN yang terdiri atas: A. Latar Belakang, B. Rumusan

Masalah, C. Tujuan Penelitian, D. Manfaat Hasil Penelitian, dan E.

Sistematika Penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL yang terdiri

atas: A. Tinjauan Pustaka, dan B. Kerangka Konseptual.

III. METODE PENELITIAN yang terdiri atas: A. Variabel dan Desain

Penelitian, B. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel, C.

Populasi dan Sampel, D. Teknik Pengumpulan Data, dan E. Teknik Analisis

Data.

JADWAL PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN
12

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Pustaka

1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari serangkaian proses akuntansi

yang dilaksanakan dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu yang

menggambarkan posisi-posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Kasmir

(2017:7) “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”

Jumingan, (2017:4) berpendapat, “laporan keuangan merupakan hasil

tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.” (Gill & Chatton,

2008:2) mengemukakan bahwa :

Laporan keuangan merupakan sarana utama membuat laporan informasi


keuangan kepada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan para
karyawan) dan kepada masyarakat di luar perusahaan (bank,investor,
pemasok dan sebagainya).

Menurut Hery (2014:4) :

Laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan


perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan
kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, laporan

keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan

dan kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode

tertentu yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar

pengambilan keputusan ekonomi.


13

b. Tujuan Laporan Keuangan

Bagi perusahaan laporan keuangan yang disusun memiliki tujuan. Tujuan

laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam Harahap

(2015:134) yang isinya:

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut


posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan kepututsan ekonomi.

Kasmir (2017:11) mengemukakan tujuan laporan keuangan terbagi

menjadi delapan, yaitu :

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang


dimiliki perusahaan pada saat ini
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan
8) Informasi keuangan lainnya.

Dari uraian pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan

keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan

perusahaan, seperti jenis dan jumlah aktiva, kewajiban, modal, biaya dan

pendapatan serta perubahan-perubahan yang terjadi, dan menyediakan informasi

tentang kinerja keuangan perusahaan serta informasi keuangan lainnya dalam

suatu periode tertentu.


14

c. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis

tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Dalam

praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa

disusun, yaitu laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

1) Neraca

Neraca bertujuan untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan,

umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. “neraca (balance sheet) adalah

sebuah laporan sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan

per tanggal tertentu.” (Hery, 2014:7). Terdapat tiga komponen neraca yaitu aktiva,

utang dan ekuitas (modal).

2) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha operasional perusahaan

apakah kinerja perusahaan menghasilkan keuntungan (laba) atau sebaliknya

kerugian (rugi) pada suatu periode waktu tertentu. Menurut Hery (2014:4)

“laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan yang sistematis tentang

pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.” Laporan

laba rugi memuat informasi mengenai jumlah pendapatan dan beban perusahaan

dalam suatu periode tertentu.

3) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada suatu periode. Menurut Kasmir (2017:29) yakni:
15

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang berisi jumlah


dan jenis modal yang yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini
juga menjelaskan peruabahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan
modal.

Laporan ini menyajikan pengaruh laba rugi tahun berjalan serta

penggunaannya, dan penambahan atau pengurangan modal pemilik.

4) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara

kas. Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro sedangkan setara kas adalah

investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat dengan cepat

dijadikan kas dengan jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai

yang signifikan. (Hery, 2014:9) berpendapat bahwa:

Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah sebuah laporan yang
menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari
masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode
waktu tertentu.

Laporan arus kas digunakan oleh manajemen perusaahaan untuk

mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan, kemudian merencanakan kegiatan

investasi dan pembiayaan di periode berikutnya. Arus kas masuk dan keluar

berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan umum tentang

perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, pejelasan tiap akun-akun dalam

neraca dan laba rugi. Menurut Diana & Setiawati (2017:41) catatan atas laporan

keuangan menyajikan tiga informasi.


16

(1) Menyajikan informasi mengenai dasar penusunan laporan dan


kebijakan akuntansi yang digunakan;
(2) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan; dan
(3) Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan.

2. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan

hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2017:72) “analisis rasio merupakan analisis yang digunakan

untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau

pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.”

Pendapat menurut Munawir (2010:106):

Analisis Rasio adalah future oriend atau berorientasi dengan masa depan,
artinya bahwa dengan analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat
untuk meramalkan keadaan keuangan dengan serta hasil usaha dimasa
yang akan datang.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, analisis

rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu

dalam laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut yang dapat digunakan pula untuk

mengetahui keadaan keuangan perusahaan kedepan.

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan berguna untuk menentukan kesehatan keuangan suatu

perusahaan baik pada saat sekarang maupun masa datang. Menurut Kasmir,
17

(2017:124) mengelopokkan jenis rasio keuangan kedalam 4 macam, yaitu:

1) Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek pada
saat ditagih atau jatuh tempo.
2) Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
3) Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau
dalam periode tertentu.
4) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

Hampton dalam Jumingan (2017:122) menggolongkan rasio keuangan

menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Rasio likuiditas merupakan rasio yang menguji kecukupan dana,


solvency peusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban
yang segera harus dipenuhi.
2) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efisiensi aktivitas
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan.
3) Rasio pemilikan merupakan rasio yang membantu pemilik saham
dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang
berpengaruh terhadap harga saham di pasaran.

Rasio-rasio keuangan ini terbagi ke dalam beberapa bagian, namun dalam

hal ini peneliti mengambil rasio keuangan yang berkaitan dengan permasalahan

yaitu analisis dalam hubungannya dengan rasio solvabilitas dan rasio

profitabilitas.

3. Debt To Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio mengukur berapa besar jumlah aktiva perusahaan

yangdibiayai dengan utang atau berapa besar utang perusahaan berpengaruh

terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi nilai DAR berarti semakin besar
18

sumber dana melalui pinjaman untuk membiayai aktiva.

Menurut Kasmir (2017:156) DAR dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Salah satu rasio yang diperhatikan oleh investor adalah debt to equity ratio

karena dapat menunjukkan komposisi pendanaan dalam membiayai aktivitas

operasional perusahaan atau memanfaatkan utang-utangnya. Menurut Mareta,

Topowijono dan Zahroh (2013) “utang merupakan salah satu aspek yang menjadi

dasar penilaian bagi investor untuk mengukur kondisi keuangan”.

Menurut Kasmir (2017:157):

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.

Menurut Syamsuddin dalam Mareta, Topowijono & Zahroh (2013) “debt

to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah

pinjaman yang disediakan kreditur dengan jumlah modal sendiri pemilik

perusahaan”. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai DER

menurut Kasmir (2015:158) adalah:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
19

5. Return On Equity (ROE)

Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan kesuksesan manajemen

dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Menurut

Husnan & Pudjiastuti dalam Ashari & Sampurno (2017) “return on equity

dihitung dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan total ekuitas

yang dimiliki perusahaan”. Menurut Irham (2015:98) “return on equity adalah

rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas

ekuitas”.

Darsono & Ashari (2005:57) menyatakan bahwa “return on equity

menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat

pengembalian pada pemegang saham”. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik.

Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai ROE menurut Atmaja

(2008:417) adalah:

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

6. Keterkaitan Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On Equity (ROE)

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang terhadap total aktiva yang

nilainya bisa diketahui dengan cara membagi jumlah total utang perusahaan

dengan total aktiva perusahaan dan kemudian dikalikan dngan 100% untuk

mendapatkan persentase harta atau aset perusahaan yang dibiayai dengan utang.

Nilai DAR yang tinggi mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan dalam


20

membayar semua kewajibannya (utang), sedangkan dipihak ppemegang saham

mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi dan akan mengurangi pembayaran

deviden.

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai

dengan utang. Semakin rendah rasio utang DAR semakin bagus kondisi suatu

perusahaan karena hanya sebagian kecil aset yang dibiayai dengan utang. Jika

dana yang dipinjam perusahaan tersebut memperoleh hasil yang lebih besar

dibandingkan utang tersebut maka penghasilan atau laba yang diperoleh

perusahaan akan bertambah besar. Hal ini didukung oleh pendapat Brigham dalam

Yulsiati (2016) menyatakan bahwa “perusahaan yang memiliki tingkat

pengembalian investasi ROE yang tinggi cenderung memiliki utang dalam jumlah

kecil”.

7. Keterkaitan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity


(ROE)
Tinggi rendahnya DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian ROE yang

dicapai perusahaan jika yang dibiayai ditimbulkan oleh pinjaman lebih kecil

daripada biaya modal sendiri, maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau

utang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba, demikian juga dengan

sebaliknya. Perusahaan dengan laba yang terus meningkat akan memperkuat

hubungan DER dengan profitabilitas yaitu di mana profitabilitas meningkat

seiring dengan DER yang rendah.

Rasio profitabilitas yang dibahas adalah ROE. Semakin tinggi ROE

semakin efisien sebuah perusahaan mengelola investasi untuk menghasilkan laba.


21

Semakin tinggi DER menunjukkan bahwa semakin besar beban perusahaan

terhadap pihak luar. Hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja

perusahaan karena tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi.

Sartono (2010:296) menyatakan bahwa “semakin besar penggunaan utang dalam

struktur modal maka return on equity suatu perusahaan semakin meningkat”.

8. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2017), bertujuan untuk: 1)

mengetahui perkembangan debt to asset ratio dan debt to equity ratio perusahaan

sektor food & beverages di bursa efek indonesia periode 2012-2015; 2)

mengetahui perkembangan return on asset yang ada pada perusahaan sektor food

& beverages di bursa efek indonesia periode 2012-2015; 3) pengaruh DAR &

DER terhadap return on asset pada perusahaan sektor food & beverages di bursa

efek indonesia periode 2012-2015.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan sektor food & beverages di bursa

efek indonesia. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 10

perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Data tersebut

dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, koefisien

determinasi, dan dengan menggunakan pengujian hipotesis uji T dan uji F.

Hasil dari penelitian: 1) struktur modal yang di wakili oleh Debt To Asset

Ratio (DAR) & Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor Food &

Beverage yang terdaftar di bursa efek indonesia berdasarkan hasil perhitungan

spss secara umum beberapa perusahaan mengalami kenaikan nilai total debt
22

selama 4 tahun dan juga total asset dan ekuitas cenderung mengalami kenaikan,

jadi perusahaan di sektor ini cenderung mengalami kenaikan nilai DAR dan

DER, semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak.

Penggunaan utang yang meningkat menyebabkan peningkatan kinerja keuangan

yang menggunakan indikator Return On Asset (ROA). Dengan melihat

perkembangan data yang diperoleh menunjukan bahwa perusahaan di sektor ini

masih dibiayai oleh utang untuk bisa tetap meningkatkan produksinya atau

mempertahankan keberlangsungan perusahaannya. 2) secara umum Return On

Asset (ROA) dari hasil penelitian menunjukan bahwa Return On Asset (ROA)

berada pada kondisi yang baik dengan nilai rata-rata pada tahun 2012 yaitu

sebesar 0.15 pada tahun 2013 sebesar 0,12, pada tahun 2014 sebesar 0,10 dan

pada tahun 2015 sebesar 0,09 . Hal ini menunjukan bahwa Return On Asset pada

perusahaan sektor food & beverages dapat dikatakan baik. 3) pengaruh struktur

Modal Debt to Asset Ratio (DAR) & Debt To Equity Ratio (DER) terhadap

Return On Asset (ROA) pada perusahan sektor Food & Beverage yang terdaftar di

bursa efek indonesia pada tahun 2012-2015 diketahui bahwa diperoleh nilai

signifikan 17,9%. Dapat dilihat bahwa struktur modal berpengaruh baik terhadap

Return On Asset (ROA).

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

penggunaan variabel Debt To Asset Ratio dan Debt To Equity Ratio sebagai

variabel independen, teknik pengumpulan data yang digunakan yakni

dokumentasi dan lokasi penelitian di bursa efek indonesia. Perbedaannya terdapat

pada penggunaan variabel dependen yang pada penelitian sebelumnya


23

menggunakan Return On Asset sedangkan penelitian ini menggunakan Return On

Equity; dan perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu penelitian

sebelumnya pada perusahaan sektor food & beverage yang terdaftar di bursa efek

indonesia sedangkan pada penelitian ini pada perusahaan keramik, porselen dan

kaca yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2018), bertujuan untuk

mengetahui: 1) pengaruh Current Ratio (CR) secara parsial terhadap Return On

Equity (ROE); 2) pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap

Return On Equity (ROE); dan 3) pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to

Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return On Equity (ROE) pada PT.

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. periode 2007-2016.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index (JII). Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 1

perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Data tersebut

dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana maupun analisis

regresi linear berganda, korelasi Pearson Product Moment serta korelasi

berganda, koefisien determinasi, dan analisis hipotesis yaitu uji T dan uji F.

Hasil dari penelitian: 1) pengujian hipotesis Current Ratio (CR)

menghasilkan perbandingan thitung > ttabel sebesar -4,469 > 2,228 dengan nilai

signifikansi 0,002 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti secara

parsial variabel independen Current Ratio (CR) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap variabel dependen Return On Equity (ROE). 2) pengujian


24

hipotesis Debt to Equity Ratio (DER) menghasilkan perbandingan thitung < ttabel

sebesar 5,614 > 2,228 dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 maka Ha diterima

dan H0 ditolak yang berarti secara parsial variabel independen Debt to Equity

Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen

Return On Equity (ROE). 3) hasil pengujian hipotesis Current Ratio (CR) dan

Debt to Equity Ratio (DER) menghasilkan perbandingan Fhitung < Ftabel, yaitu

15,238 > 4,74 dengan nlai signifikansi 0,003 < 0,05 maka Ha diterima dan H0

yang berarti secara simultan variabel independen Current Ratio (CR) dan Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

dependen Return On Equity (ROE) pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk. periode 2007-2016.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

penggunaan variabel Debt to Equity Ratio sebagai variabel independen dan

Return On Equity sebagai variabel dependen. Teknik pengumpulan data yang

digunakan yakni dokumentasi.

Perbedaannya terdapat pada penggunaan salah satu variabel independen

yang pada penelitian sebelumnya menggunakan Current Ratio sedangkan

penelitian ini menggunakan Debt to Asset ratio; dan perusahaan yang menjadi

objek penelitian yaitu penelitian sebelumnya pada PT. Telekomunikasi Indonesia

Tbk yang terdaftar di Jakarta Islamic Index sedangkan pada penelitian ini pada

perusahaan keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di bursa efek Indonesia;

dan lokasi penelitin sebelumnya yaitu Jakarta Islamic Index sedangkan pada

penelitian ini berlokasi di Bursa Efek Indonesia.


25

B. Kerangka Konseptual

Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva

yang dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio, maka resiko yang akan dihadapi

perusahaan akan semakin besar. Rasio ini menggambarkan beberapa bagian dari

keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari

aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Debt to Asset Ratio juga menyediakan

informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan

aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,

termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan untuk jaminan utang. Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio

yang diperhatikan investor karena dapat menunjukkan komposisi pendanaan dalam

membiayai aktivitas operasional perusahaan atau memanfaatkan utang-utangnya.

Return On Equity merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya

dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa

perusahaan untuk satu periode tertentu. Rasio ini merupakan salah satu alat utama

investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham dan juga

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi

pemiliknya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual dapat digambarkan

sebagai berikut:
26

Laporan Keuangan

• Neraca
• Laporan laba rugi

Debt to Asset Ratio (X1)


Return on Equity (Y)
Debt to Equity Ratio (X2)

Gambar 1. Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Menurut Hasan dan Misbahuddin (2014:34) “hipotesis adalah pernyataan

atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang

kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris”. Dalam penelitian

ini yang menjadi masalah penelitian yakni pengaruh DAR dan DER terhadap

ROE pada perusahaan keramik porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Menurut Efendi dan Wibowo (2017:159) bahwa “keputusan

perusahaan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting sebab hal

tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan yang akhirnya akan


27

mempengaruhi profitabilitas”. Jika nilai DAR dan DER semakin tinggi, maka

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah,

sehingga DAR dan DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulsiati (2016) yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh DAR dan DER terhadap ROE pada

perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian keterkaitan dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai berikut :

1. Diduga bahwa Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity.

2. Diduga bahwa Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity.


28

III. METODE PENELITIAN

A. Variabel Peneltian Dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:61) bahwa “variabel adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari individu, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang itetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Debt to Asset Ratio sebagai variabel bebas pertama (Independent Variable)

yang disimbolkan dengan X1.

b. Debt to Equity Ratio sebagai variabel bebas kedua (Independent Variable)

yang disimbolkan dengan X2.

c. Return On Equity sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang

disimbolkan dengan Y.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menunjukkan hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat

sebab akibat, di mana hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh

variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini bersifat kuantitatif, jenis data

yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. “penelitiaan kuantitatif

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.” (Sugiyono,

2017:14).
29

Penelitian ini menggunakan data-data yang bersifat kuantitatif berupa data

laporan keuangan perusahaan keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2014-2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dari tahun 2014-2018. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode puposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel

dengan tujuan tertentu karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data menggunakan teknik

dokumentasi berupa laporan keuangan (neraca dan laba rugi) perusahaan keramik,

porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan

bentuk pengumpulan data cross section yaitu bentuk pengumpulan data yang

terdiri dari satu atau lebih variabel dengan beberapa objek pada waktu atau

periode yang sama dan bentuk pengumpulan data berkala (time series date) yaitu

data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu

kejadian pada periode tersebut.

Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif berupa informasi deskriptif

mengenai financial leverage dan profitabilitas serta data kuantitatif yaitu data

yang berbentuk angka dari laporan keuangan seperti neraca dan laba rugi.

Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan metode analisis

regresi berganda dengan alat analisis SPSS. Uji F serta uji T untuk pengujian

hipotesis sehingga diharapkan akan diambil kesimpulan mengenai masalah yang

diteliti yaitu hubungan antara Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio

terhadap Return On Equity.


30

Untuk lebih jelasnya, maka desain penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

Perusahaan Keramik, Porselen dan Kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Teknik
Dokumentasi

Laporan Keuangan 2014-2018


• Neraca
• Laporan Laba Rugi

• Debt to Asset Ratio (DAR)


- Total utang
- Total aset Return On Equity (ROE)
• Debt to Equity Ratio (DER) - Laba bersih setelah pajak
- Total utang - Modal sendiri
- Ekuitas

Analisis Data
• Uji asumsi klasik
- Uji normalitas
- Uji multikolinieritas
- Uji heterokedastisitas
- Uji autokorelasi
• Uji hipotesis
- Analisis regresi berganda
- Uji korelasi
- Uji T
- Uji F

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 2. Desain Penelitian


31

B. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan

penafsiran atau untuk menyatukan penafisran mengenai variabel yang terlibat

dalam penelitian. Sedangkan, pengukuran variabel dimaksudkan untuk

menggambarkan formulasi-formulasi yang digunakan untuk mencari nilai dari

variabel yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yang terdiri

dari dua variabel independen dan satu variabel dependen yaitu :

a. Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan keramik, porselen dan

kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018 yang dibiayai

dengan utang. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

Menurut Darsono & Ashari (2005:54) mengemukakan bahwa “nilai rasio Debt

to Asset Ratio yang tinggi menunjukkan peningkatan risiko pada kreditor berupa

ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya”. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan mengharapkan nilai rasio DAR yang rendah agar dapat

meminimalkan risiko yang timbul.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengetahui seberapa besar

persentasi modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan keramik, porselen dan

kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018 yang dijadikan
32

sebagai jaminan utang. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman

yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri pemilik perusahaan.

DER dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Menurut Darsono & Ashari (2005:54) mengemukakan bahwa “semakin

rendah rasio Debt to Equity Ratio akan semakin baik kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka panjang”. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan mengharapkan nilai rasio DER yang rendah agar mempunyai

kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

c. Return On Equity (ROE)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

yang dapat diukur dengan menggunakan salah satu rasio profitabilitas yaitu

Return On Equity. ROE merupakan rasio yang menunjukkan efisisensi

penggunaan modal sendiri dengan mengukur seberapa besar laba bersih yang

diperoleh perusahaan keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2014-2018 dengan menggunakan modal sendiri. ROE

dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

Menurut Kasmir (2017:2014) mengemukakan bahwa “semakin tinggi rasio

Return On Equity maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin

kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengharpkan nilai ROE yang
33

tinggi karena hasil nilai tersebut menggambarkan sebuah perusahaan mampu

mengelola investasi dengan baik untuk menghasilkan laba dan dapat menarik

investor untuk melakukan investasi di suatu peusahaan.

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel berfungsi untuk memudahkan menganalisis data

dalam bentuk formula. Menurut Sugiyono (2017:133) “pengukuran variabel

adalah skala pengukuran yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan

panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur tersebut bila digunakan

dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”.

Tabel 3 Pengukuran Variabel


Variabel Pengukuran variabel Referensi Skala data
Total utang Marlina W &
DAR = Friska E, Ratio
Total aktiva 2015.
Leverage
Total utang
DER = Kasmir, Ratio
Ekuitas 2015 : 158
Laba bersih setelah pajak Lukas Setia
Profitabilitas ROE = Atmaja,Ph.D. Ratio
Ekuitas 2008 : 417

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:117) bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan

keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


34

Tabel 4. Perusahaan keramik, porselen dan kaca yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
No. Nama Perusahaan
1. Asahimas Flat Glass Tbk
2. Arwana Citra Mulia Tbk
3. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
4. Keramik Indonesia Assosiasi Tbk
5. Mark Dynamics Indonesia Tbk
6. Mulia Industrindo Tbk
7. Surya Toto Indonesia Tbk
Sumber : www.sahamok.com

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:118) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

“purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.” (Sugiyono, 2017:124).

Dalam menentukan sampel dengan tujuan tertentu ini ada beberapa syarat

yang harus dipenuhi. Syarat agar perusahaan keramik, porselen dan kaca dapat

digunakan sebagai sampel adalah emiten perusahaan keramik, porselen dan kaca

yang listing di Bursa efek Indonesia yang laporan keuangannya lengkap selama

periode penelitian yakni 2014-2018.

Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun periode 2014-

2018 dari masing-masing perusahaan berikut yakni Perusahaan Asahimas Flat

Glass Tbk, Perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk, Perusahaan Inti Keramik Alam

Asri Industri Tbk, Perusahaan Keramik Indonesia Assosiasi Tbk, Perusahaan

Mulia Industrindo Tbk dan Perusahaan Surya Toto Indonesia Tbk.


35

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data dengan

menggunakan teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan data sekunder berupa

laporan keuangan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id. untuk melihat gambaran umum perusahaan keramik porselen dan

kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 serta

perkembangannya secara detail.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

teknik analisis penentuan variabel, uji asumsi klasik, dan analisis untuk menguji

hipotesis, ketiga teknik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif Variabel

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, variabel dalam penelitian

ini adalah :

1) Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang.

2) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar persentasi modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan

dijadikan sebagai jaminan utang.

3) Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan modal

sendiri yang dimilki oleh perusahaan.

2. Uji Asumsi Klasik


36

Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linear berganda terhadap

hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi

klasik atau persyaratan statistik atas data yang harus dipenuhi pada analisis regresi

linear berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi uji normalitas,uji

multikolinearitas, uji autokolerasi dan uji heteroskedastitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Menurut Ghozali

(2011:160) menyatakan bahwa untuk menguji apakah data berdistribusi normal

atau tidak dilakukan uji grafik P-Plot dengan melihat sebaran data (titik) pada

sumbu diagonalnya, yakni dengan pengambilan keputusan uji normalitas sebagai

berikut:

1) Data dikatakan berdistribusi normal, apabila titik-titik mendekati atau rapat

pada garis diagonalnya.

2) Sebaliknya data dilakukan tidak berdistribusi normal, apabila titik-titik

menyebar jauh pada garis diagonalnya.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011:105) “uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen)”. Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF


37

masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

data bebas dari gejala multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:110) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pada penelitian ini untuk

menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW

test).

Tabel 5. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi


Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl < d < du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No desicison 4 - du< d < 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau Tidak ditolak du < d < 4 –du
negative
Sumber: Ghozali (2011:11)

d. Uji Heteroskedastitas

Menurut Ghozali (2011:139) “uji heteroskedastitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain”. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk

melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan

uji white. Pengujian pada penelitian ini menggunakan grafik plot, antara nilai

predikisi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak


38

terjadi heteroskredistisitas apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, digunakan

beberapa analisis sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Trijono (2015:70) “analisis regresi linear ganda merupakan

teknik analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh dari beberapa prediktor

terhadap kriterium”. Analisis regresi linear berganda digunakan jika jumlah

variabel bebasnya minimal dua. Analisis ini digunakan untuk meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel terikat bila dua variabel bebas

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Tujuan analisis

regresi linear adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel

atau lebih dan membuat prediksi nilai Y atas X.

Menurut Trijono (2015:71) rumus regresi linear berganda, yaitu :

Y = α + b1X1 + b2X2

Dimana :
Y = Variabel Terikat (Return on Equity)
X1 = Variabel Bebas 1 (Debt to Asset Ratio)
X2 = Variabel Bebas 2 (Debt to Equity Ratio)
α, b1 dan b2 = Konstanta
39

b. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Umar (2007:223) “koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mencari antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama

dihubungkan dengan variabel terikatnya (Y), sehingga akhirnya dapat diketahui

besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi objek penelitian

terhadap variabel terikatnya”. Menurut Ghozali (2013:87) “koefisien determinasi

(R2) bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dapat

menjelaskan variabel-variabel dependen”.

Pengujian hipotesis koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R

square (R2), untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas kemandirian belajar

siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar. Nilai R2 mempunyai

interval 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≥ 1). Jika R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti

variabel bebas dapat memberikan hampir semua yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil (mendekati 0)

berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas.

c. Uji-f (Simultan)

Uji-f digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut

Sugiyono (2017:267) rumus yang digunakan, yaitu :

𝑟 2 /𝑘
f = (1−𝑟 2)/(𝑛−𝑘−1)

Keterangan :
40

f = hasil
r = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel (Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio)
n = jumlah anggota sampel

Uji ini memiliki kriteria yaitu :

1) Apabila nilai fhitung > ftabel atau nilai signifikansi < dari α (0,05) maka hipotesis

diterima.

2) Apabila nilai fhitung < ftabel atau nilai signifikansi > dari α (0,05) maka hipotesis

ditolak.

d. Uji-t (Parsial)

Uji-t digunakan untuk menguji signifikan konstanta dari setiap variabel

independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono

(2017:257) rumus yang digunakan yaitu :

r√n−2
t= 1−r2

Keterangan:

T = Uji perbandingan (hasil T hitung)


N = Jumlah sa/mpel
r = Nilai korelasi
r2 = Koefisien determinan

Uji ini memiliki kriteria yaitu :

a) Apabila nilai thitung > ttabel atau nilai signifikansi < dari α (0,05) maka hipotesis

diterima.

b) Apabila nilai thitung < ttabel atau nilai signifikansi > dari α (0,05) maka hipotesis

ditolak.
41

e. Koefisien Determinasi Parsial (r2)

Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui besarnya

kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel. Selain itu, untuk

menjelaskan nilai yang berkisar dari nol sampai satu. Apabila r2 mendekati satu

maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Sebaliknya, jika r2

mendekati nol maka semakin lemah variasi variabel bebas dalam menerangkan

variabel terikat secara parsial.


42

JADWAL KEGIATAN

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dengan jadwal sebagai beikut:

2019
NO. KEGIATAN
Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Penyusunan
Proposal
Seminar
2 Proposal
Pengumpulan
3 dan Analisis
Data
Penyusunan
4 Laporan
Seminar Hasil
5
Penelitian
6 Ujian Akhir
43

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, L. S. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV.


Andi Offset.

Brigham & Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Darsono & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.


Semarang: ANDI Yogyakarta.

Diana, A. & Setiawati, L. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah -


Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Terbaru. Yogyakarta: Andi
Offset.

Efendi, A. F & Wibowo, S. A. (2017). Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan
Debt to Asset Ratio (DAR) Terhadap Kinerja Keungan Perusahaan yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Journal Of Applied Managerial
Accounting. Vol. 1 No. 2.

Fahmi, I. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.


Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gill, J. O., & Chatton, M. (2008). Memahami Laporan Keuangan. Jakarta:


Penerbit PPM.

Hansen,V. & Juniarti. (2014). Pengaruh Family Control, Size, Sales Growth
dan Leverage terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi. Bussines Accounting Review. Vol. 2.
No. 1.

Harahap, S. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Hasan & Misbahuddin. (2010). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Hery. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Jumingan. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.


44

Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mareta, A. D, Topowijono & Zahroh. (2013). Pengaruh Financial Leverage


Terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Sektor Makanan Dan
Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 1 No. 2.

Munawir (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Sartono, A. (2008). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Trijono, R. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Papas Sinar


Sinanti.

Umar, A. (2007). Statistika (Penuntun Praktis Belajar Statistika Berbasis


Kompetensi. UNM : Fakultas Ilmu Pendidikan.

Yulsiati, Henny. (2016). Pengaruh Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Net Profit Margin terhadap Return On Equity pada Perusahaan Property
dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntanika. Vol. 1 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai