Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sektor Pertambangan ialah satu diantara perindustrian yang dominan

dari beragam perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sub

sektor pertambangan dalam kegiatan industrinya perlu investasi yang tidak

sedikit dan berjNilai panjang, sehingga masalah pendanaan merupakan isu

utama menyangkut perkembangan sektor pertambangan. Dalam kondisi

ekonomi global, lesunya kegiatan ekspor impor berdampak pada

melambatnya pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan kinerja keuangan

perusahaan menurun, SedNilain tingkat keberhasilan pengelolaan sumber

daya dalam sebuah perusahaan di artikan investor sebagai Nilai perusahaan.

Hal ini membuat investor sangat berhati-hati dalam berinvestasi dan

melakukan pertimbangan sebelum melakukan keputusan investasi untuk

meminimalisir dampak yang bisa saja muncul dikemudian hari. Dengan

demikian Nilai perusahaan akan sangat mempengaruhi keputusan investor

dalam berinvestasi.

Perbandingan mengenai harga pasar saham terhadap Nilai bukunya

dan Perbandingan yang berguna untuk memberi informasi kepada calon

investor tentang suatu perusahaan diartikan sebagai Nilai perusahaan. Nilai

perusahaan tercermin berdasarkan harga sahamnya, jika harga saham

mengalami kenaikan atau tinggi, Nilai perusahaan juga akan mengalami


1
kenaikan atau tinggi. Dengan pendekatan alternatif penjumlahan harga

saham dikali jumlah saham beredar ditambah total hutang dan dibagi dengan

total aset. Penulis memilih Perbandingan Tobin’s Q oleh James Tobin,

karena dianggap mampu mempertimbNilain potensi manajemen,

pertumbuhan investasi dan perkembangan harga saham dalam pengelolaan

aset-aset milik perseroan tersebut.

Beberapa unsur atau faktor yang mampu memberi pengaruh kepada

Nilai perusahaan yaitu likuiditas, keputusan pendanaan serta profitabilitas.

Likuiditas ialah Perbandingan yang dapat menggambarkan serta

memperkirakan kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitas

lancarnya yang segera jatuh tempo secara tepat waktu. Pada penelitian ini

Perbandingan Likuiditas dihitung menggunakan current ratio (CR). Current

ratio (CR) merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitas

lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki .

Keputusan keuangan tentang sumber atau asal dana untuk membeli

aset perusahaan merupakan keputusan pendanaan. Jadi, keputusan

pendanaan terkait tentang penggunaan sumber/asal dana baik dari dalam

dan luar perusahaan menyangkut struktur keuangan perusahaan tersebut. Di

penelitian ini, keputusan pendanaan memakai parameter debt to equity ratio

(DER) yaitu, Perbandingan yang menunjukkan perbandingan total hutang

dengan total ekuitas.

2
Selain itu, faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi Nilai

perusahaan adalah profitabilitas. Profitabilitas ialah suatu jenis pengukuran

guna meNilai kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dari

keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan. Sehingga bisa diartikan

sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Penulis

menggunakan proksi return on equity (ROE) yaitu Perbandingan yang

dilakukan dengan perbandingan laba setelah pajak dan total ekuitas.

Objek yang diteliti yaitu Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang

terdaftar di BEI pada periode 2009-2018. yang terdiri dari PT. Mitra

Investindo, Tbk yang didirikan tanggal 16 sePT.ember 1993, yang saham-

sahamnya di catatkan pada BEI tanggal 16 juli 1997, dengan ruang lingkup

kegiatan di bidang pertambangan, perindustrian, pertanian, pembagunan

(pemborongan) dan PT. Citatah, Tbk, yang didirikan tanggal 26 sePT.ember

1968, yang saham-sahamnya di catatkan pada BEI tanggal 03 juli 1996.

Dengan ruang lingkup meliputi usaha produksi, penjualan dan kerajinan

tangan marmer, serta kegiatan lain yang berkaitan.

Tabel 1.1 menunjukkan gambaran likuiditas, Keputusan Pendanaan,

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018..

3
Tabel 1.1
Gambaran rata-rata Likuiditas (CR), Keputusan Pendanaan (DER),
Profitabilitas (ROE) dan Nilai Perusahan (Tobin’s Q) pada
Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
Terdaftar di BEI periode 2009-2018.
Keputusan Nilai
Tahun Likuiditas Pendanaan Profitabilitas Perusahaan
CR (Kali) DER (Kali) ROE (Kali) TOBIN’S Q
(Kali)
2009 1,085 2,435 0,290 11,147
2010 1,200 1,948 0,185 10,426
2011 1,355 1,375 0,225 9,538
2012 1,868 1,443 0,134 12,018
2013 2,493 1,767 0,102 10,346
2014 1,796 1,943 0,020 0,953
2015 1,870 1,170 (0,806) 0,915
2016 1,799 1,294 (0,101) 0,805
2017 1,568 1,498 (0,133) 0,831
2018 1,831 1,104 0,057 0,860
Rata-rata
Per
Tahun 1,687 1,598 (0,003) 5,784
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan (www.idx.co.id) dan Harga Saham
(www.duniainvestasi.com), pengolahan data (2020).

Menurut tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa selama periode penelitian

dari tahun 2009-2018., likuiditas yang dihitung menggunakan Current

Perbandingan (CR) berfluktuasi berorientasi meningkat, sementara Nilai

perusahaan yang dihitung dengan parameter (Tobin’s Q) berfluktuasi

cenderung menurun. Pada tahun 2016-2017likuiditas yang dihitung dengan

current ratio (CR) mengalami penurunan, tetapi Nilai perusahaan (Tobin’s Q)

mengalami peningkatan. Hal tersebut tidak sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Luthfiana (2018), mengungkapkan bahwasannya likuiditas

berpengaruh positif dan bermakna terhadap Nilai perusahaan.

4
Keputusan Pendanaan yang dihitung menggunakan debt to equity

ratio (DER) pada tahun 2013, 2014 dan 2016 mengalami peningkatan, tetapi

Nilai perusahaan (Tobin’s Q) mengalami penurunan. Pada Tahun 2010-2012

keputusan pendanaan yang dihitung dengan debt to equity ratio (DER)

mengalami penurunan, tetapi Nilai perusahaan (Tobin’s Q) mengalami

peningkatan. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rahmanto (2017), mengungkapkan bahwasannya keputusan

pendanaan berpengaruh positif terhadap Nilai perusahaan.

Profitabilitas yang dihitung dengan return on equity (ROE) tahun 2011

dan 2016 mengalami peningkatan, tetapi Nilai perusahaan mengalami

penurunan. Pada tahun 2017 profitabilitas yang dihitung dengan return on

equity (ROE) mengalami penurunan, tetapi Nilai perusahaan (Tobin’s Q)

mengalami peningkatan. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Atmaja (2015), mengungkapkan bahwasannya terdapat pengaruh

positif antara profitabilitas terhadap Nilai perusahaan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Akuntasi
2.1.1.1. Pengertian Akuntansi
Menurut definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya akuntansi

merupakan sebuah proses pengidentifikasian data keuangan yang terjadi,

mulai dari transaksi sampai pelaporan berupa laporan keuangan yang

bermanfaat bagi pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam mengambil

keputusan tentang kegiatan ekonomi dalam sebuah perusahaan.

2.1.1.2. Tujuan Akuntansi

Berdasarkan definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya tujuan

akuntansi yaitu untuk memberitahukan informasi kepada pengguna atau

pihak yang memiliki kepentingan tentang kegiatan/aktivitas ekonomi untuk

pengambilan suatu keputusan.

2.1.1.3. Pemakai Informasi Akuntansi

Menurut definisi diatas, ditarik kesimpulan bahwasannya pemakai

informasi akuntansi adalah pemakai internal dan pemakai eksternal.

Termasuk didalamnya manajemen, manajer produksi, manajer pemasaran,

calon investor, kreditor maupun calon kreditor, pemerintah, pemasok,

pemegang saham serta karyawan maupun calon karyawan.

6
2.1.2. Analisis Laporan Keuangan
2.1.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Dari pengertian yang telah dipaparkan tersebut, ditarik kesimpulan

bahwasannya analisis laporan keuangan yaitu proses penelitian unsur-unsur

laporan keuangan guna mengetahui kekuatan dan kelemahan laporan

keuangan mengenai kondisi keuangan dalam neraca yang dimiliki suatu

perusahaan agar dapat diperoleh pemahaman yang cermat atas laporan

keuangan tersebut.

2.1.2.1. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Menurut definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya tujuannya

adalah agar mengetahui posisi keuangan perusahaan, untuk mengetahui

kelemahan, untuk mengetahui kekuatan yang ada dalam perusahaan serta

agar mampu melakukan lNilaih perbaikan dan peNilaian kinerja yang

digunakan sebagai pembanding perusahaan, juga sebagai sumber informasi

mengenai kondisi perusahaan itu, berkaitan dengan posisi keuangan juga

pencapaian hasil perusahaan terkait.

2.1.2.3. Teknik Analisa Laporan Keuangan

Dari definisi tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwasannya teknik

analisa laporan keuangan terdiri atas analisis pengembalian pokok/analisis

titik pulang pokok, analisis komparatif antara laporan keuangan, Analisis tren,

Analisis persentase berdasarkan komponen, Analisis kredit, Analisis

7
Perbandingan, Analisis laba kotor dan analisis sumber dan penggunaan dana

serta kas.

2.1.3. Perbandingan Keuangan


2.1.3.1. Pengertian Perbandingan Keuangan
Berdasarkan definisi di atas, ditarik kesimpulan bahwasannya

Perbandingan keuangan ialah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dengan

melakukan perbandingan Nilai dari pos satu ke pos lainnya (antar pos) di

suatu laporan keuangan guna mengetahui atau memperlihatkan keadaan

maupun hubungan antar akun suatu posisi keuangan di perusahaan.

2.1.2.5. Jenis-jenis Perbandingan Keuangan


Menurut definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

Perbandingan yang dapat digunakan secara relevan terdiri dari Perbandingan

likuiditas, Perbandingan profitabilitas, Perbandingan pasar, Perbandingan

solvabilitas dan Perbandingan aktivitas yang dapat digunakan untuk

menganalisis laporan keuangan.

2.1.3. Likuiditas
2.1.3.1. Pengertian Likuiditas
Berdasarkan definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya

Perbandingan likuiditas ialah Perbandingan yang dapat menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya yang akan

jatuh tempo dengan tepat waktu.

2.1.3.2. Pengukuran Perbandingan Likuiditas

8
Menurut definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya jenis

Perbandingan likuiditas ini terbagi atas Perbandingan cepat, Perbandingan

lancar, Perbandingan kas, Perbandingan perubahan kas dan net working

capital. Di penelitian ini penulis memilih current ratio (CR) untuk mengukur

likuiditas. Current ratio (CR) ialah kemampuan perusahaan dalam melunasi

hutang lancar menggunakan aset lancar yang dimiliki .

2.1.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas

Dari definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya faktor yang

dapat mempengaruhi likuiditas yaitu utang lancar dan aset lancarnya.

2.1.4. Keputusan Pendanaan


2.1.4.1. Pengertian Keputusan Pendanaan
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwasannya

keputusan pendanaan merupakan keputusan keuangan tentang sumber/asal

dana baik dari dalam dan luar perusahaan menyangkut struktur keuangan

perusahaan tersebut.

2.1.2.1. Teori Pengambilan Keputusan Pendanaan

Beberapa pandangan mengenai keputusan pendanaan di atas

mengungkapkan bahwasannya struktur modal mampu memberi pengaruh

kepada Nilai perusahaan. Trade-off theory menyatakan sebuah perusahaan

akan berhutang hingga tingkat hutang tertentu mampu menurunkan Nilai

perusahaan. SedNilain packing order theory mengungkapkan bahwa

9
keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan dari pendanaan internal

maupun eksternal.

2.1.2.2. Pengukuran dalam Keputusan Pendanaan

Berdasarkan definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya

Perbandingan yang bisa dipakai untuk melakukan pengukuran keputusan

pendanaan adalah debt to equity ratio (DER) dan debt to assets ratio (DAR).

Penulis memakai debt to equity ratio (DER) untuk mengukur keputusan

pendanaan pada penelitian ini. DER (Debt to Equity Ratio) yaitu,

Perbandingan yang menunjukkan Perbandingan antara total liabilities dan

total equity.

2.1.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan


Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya faktor yang

dapat mempengaruhi keputusan pendanaan adalah profitabilitas, stabilitas

penjualan, struktur aset, pajak, tingkat perusahaan, leverage operasi, kendali,

sikap manajemen, kondisi pasar, risiko bisnis, internal perusahaan,

fleksibilitas keuangan, kebijakan dividen dan sikap pemberi pinjaman serta

lembaga peNilai peringkat.

2.1.5. Profitabilitas
2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya

profitabilitas ialah jenis pengukuran guna meNilai kapabilitas perusahaan

untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan.

10
2.1.5.2. Pengukuran Perbandingan Profitabilitas

Menurut definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya dalam

Perbandingan profitabilitas terdapat beberapa jenis pengukuran yang dapat

dipakai, yaitu return on assets (ROA), return on investment (ROI), return on

equity (ROE), gross profitmargin (GPM), net profit margin (NPM), operating

profit margin (OPM), basic earning power (BEP), laba per lembar saham

(Earning Per Share). Dari beberapa jenis Perbandingan profitabilitas yang

dipaparkan tersebut, penulis memakai return on equity (ROE) untuk

melakukan tolak ukur variabel profitabilitas. Return on equity (ROE) yaitu

Perbandingan yang dilakukan dengan perbandingan laba setelah pajak dan

total ekuitas.

2.1.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwasannya, unsur/faktor yang mampu memberi pengaruh kepada

profitabilitas ialah Perbandingan manajemen hutang, assets management

ratio, profit margin, likuiditas, struktur modal, efisiensi modal kerja dan

penjualan.

2.1.6. Nilai Perusahaan


2.1.6.1. Pengertian Nilai Perusahaan
Dari berbagai definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwasannya Nilai

perusahaan adalah Perbandingan terkait dengan harga pasar saham

11
terhadap Nilai bukunya dan Perbandingan yang berguna untuk memberi

informasi kepada calon investor tentang suatu perusahaan.

2.1.6.2. Pengukuran Nilai Perusahaan

Berdasarkan definisi di atas, untuk mengukur Nilai perusahaan suatu

perusahaan adalah dengan menggunakan dividend payout ratio (DPR),

dividend yield, price earning ratio (PER), market to book value (MBV), dan

Tobin’s Q. Penulis memakai Perbandingan Tobin’s Q, Tobin’s Q yaitu

Perbandingan yang menunjukkan penjumlahan share price (harga saham)

dikali out standing stock (jumlah saham beredar) ditambah total liabilities

(total hutang) dan dibagi dengan total assets (total aset).

2.1.6.3. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan


Dari definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwasannya

faktor yang dapat memberikan pengaruh kepada Nilai perusahaan adalah

faktor internal dan eksternal.

12
BAB V
ANALISIS DAN EVALUASI
5.1. ANALISIS
5.1.1. Analisis Likuiditas pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.

Likuiditas ialah Perbandingan yang dapat menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya yang akan

jatuh tempo dengan tepat waktu. Penulis memilih current ratio (CR) sebagai

alat pengukuran Perbandingan likuiditas dalam penelitian ini. Current ratio

(CR) ialah kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar

menggunakan aset lancar yang dimiliki. Pengukuran likuiditas menggunakan

current ratio (CR) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang

Terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat di Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1
Likuiditas (CR) pada Sub Sektor pertambangan Batu-batuan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2018.
KODE Likuiditas (CR) Rata-
EMI rata
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TEN (Kali)
MITI 1,191 1,268 1,592 2,607 3,906 2,505 1,861 1,703 1,245 1,796 1,967
CTTH 0,979 1,132 1,119 1,129 1,079 1,087 1,878 1,894 1,890 1,866 1,405
Rata-rata
Per 1,085 1,200 1,355 1,868 2,493 1,796 1,870 1,799 1,568 1,831 1,686
Tahun
Nilai Maksimum CR 3,906
Nilai Minimum CR 0,979
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu- batuan yang
terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

13
Dari Tabel 5.1 maka grafik likuiditas pada Sub Sektor Pertambangan

Batu-batuan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat pada Gambar

5.1 berikut:

CR (Kali)
3.000
2.500 2.493
2.000 1.868 1.870 1.831
1.796 1.799
1.500 1.568
1.200 1.355
1.000 1.085
0.500
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

CR (Kali) Linear (CR (Kali))

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Gambar 5.1
Grafik Likuiditas (CR) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan
yangTerdaftar di BEI Periode 2009-2018.

Dari Tabel 5.1 dan Gambar 5.1 tersebut, diketahui bahwasannya Nilai

dari likuiditas (CR) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang

Terdaftar di BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan cenderung meningkat.

Kondisi tersebut diakibatkan total aset yang berjalan lancar lebih besar

dibandingkan dengan total hutang. Rata-rata Nilai Current Ratio (CR) selama

periode penelitian sejumlah 1,686 kali, maksudnya setiap Rp 1 utang lancar

dijamin oleh Rp 1,686 aset lancar.

Nilai minimum current ratio (CR) terdapat pada PT. Citatah, Tbk

(CTTH) tahun 2009 sejumlah 0,979 kali. Maksudnya, setiap Rp 1 utang


14
lancar dijamin oleh Rp 0,979 aset lancar. Penyebab Nilai current ratio (CR)

minimum disebabkan karena total aset lancar mengalami penurunan yang

cukup signifikan yang berasal dari kas dan setara kas.

Nilai maksimum Current Ratio (CR) terdapat pada PT. Mitra

Investindo, Tbk (MITI) tahun 2013 sejumlah 3,906 kali. Maksudnya, setiap Rp

1 utang lancar dijamin oleh Rp 3,906 aset lancar. Penyebab Nilai Current

Ratio (CR) maksimum disebabkan oleh total aset lancar meningkat cukup

signifikan yang berasal dari kas dan setara kas serta akun persediaan.

5.1.2. Analisis Keputusan Pendanaan pada Sub Sektor Pertambangan

Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2018.

Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang

sumber/asal dana baik dari dalam dan luar perusahaan menyangkut struktur

keuangan perusahaan tersebut. Penulis menggunakan Debt to equity ratio

(DER) sebagai Perbandingan yang digunakan untuk mengukur keputusan

pendanaan. Debt to equity ratio (DER) yaitu, Perbandingan yang

menunjukkan Perbandingan antara total liabilities dengan total equity. Data

mengenai keputusan pendanaan yang dihitung dengan debt to equity ratio

(DER) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI

Periode 2009-2018. terlihat di Tabel 5.2 berikut ini:

15
Tabel 5.2
Keputusan Pendanaan (DER) pada Sub Sektor Pertambangan
Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.
Rata-
KODE Keputusan Pendanaan (DER) rata
EMI (Kali)
TEN
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
MITI 2.826 2.237 0.878 0.567 0.407 0.325 1.244 1.632 1.817 0.962 1.289
CTTH 2.044 1.659 1.872 2.320 3.126 3.561 1.096 0.956 1.179 1.246 1.906
Rata-
rata
2.435 1.948 1.375 1.443 1.767 1.943 1.170 1.294 1.498 1.104 1.598
Per
Tahun
Nilai Maksimum DER 3.561
Nilai Minimum DER 0.325
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu- batuan yang
Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Menurut tabel 5.2 tersebut, maka grafik keputusan pendanaan pada

Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-

2018. terlihat di Gambar 5.2 berikut:

DER (Kali)
3.000
2.500 2.435
2.000 1.948 1.943
1.767
1.500 1.375 1.443 1.294 1.498
1.000 1.170 1.104
0.500
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

DER (Kali) Linear (DER (Kali))

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020).

Gambar 5.2
Grafik Keputusan Pendanaan (DER) pada Sub Sektor Pertambangan
Batu-batuan yangTerdaftar di BEI Periode 2009-2018.

16
Di lihat Dari tabel dan Gambar 5.2 diketahui bahwasannya Nilai dari

keputusan pendanaan (DER) Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang

terdaftar di BEI periode 2009-2018., berfluktuasi dan cenderung menurun.

Kondisi tersebut diakibatkan jumlah hutang yang lebih tinggi dibandingkan

dengan jumlah ekuitas. Pada umumnya Nilai debt to equity ratio (DER)

selama waktu penelitian sejumlah 1,598 kali, maksudnya setiap Rp 1 ekuitas

digunakan untuk menjamin hutang sejumlah Rp 1,598.

Nilai minimum debt to equity ratio (DER) ada pada PT. Mitra

Investindo, Tbk (MITI) tahun 2014 sejumlah 0,325 kali. Maksudnya, setiap Rp

1 ekuitas digunakan untuk menjamin hutang sejumlah Rp 0,325. Penyebab

Nilai debt to equity ratio (DER) minimum disebabkan oleh total hutang yang

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang berasal dari utang lain-

lain.

Nilai maksimum debt to equity ratio (DER) ada pada PT. Citatah, Tbk

(CTTH) tahun 2014 sejumlah 3,561 kali. Maksudnya, setiap Rp 1 ekuitas

digunakan untuk menjamin hutang sejumlah Rp 3,561. Penyebab Nilai debt

to equity ratio (DER) maksimum disebabkan oleh total hutang yang

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berasal dari utang bank

jNilai pendek dan utang lain-lain pihak ketiga.

5.1.3. Analisis Profitabilitas pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.

17
Profitabilitas ialah suatu jenis pengukuran guna meNilai kapabilitas

perusahaan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal yang dimiliki

perusahaan. Penulis memakai return on equity (ROE) untuk mengukur

variabel profitabilitas di penelitian ini. Return on equity (ROE) yaitu

Perbandingan yang dilakukan dengan perbandingan laba setelah pajak dan

total ekuitas. Data mengenai profitabilitas yang dihitung dengan return on

equity (ROE) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di

BEI Periode 2009-2018. terlihat di Tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3
Profitabilitas (ROE) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.
Rata-
KODE
Profitabilitas (ROE) rata
EMI (Kali)
TEN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
MITI 0.312 0.199 0.438 0.233 0.197 0.028 (1.619) (0.268) (0.281) 0.099 (0.066)
CTTH 0.268 0.170 0.012 0.035 0.006 0.013 0.007 0.066 0.015 0.016 0.061
Rata-
rata per 0.290 0.185 0.225 0.134 0.102 0.020 (0.806) (0.101) (0.133) 0.057 (0.003)
tahun
Nilai Maksimum ROE 0.438
Nilai Minimum ROE (1.619)
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu- batuan yang
Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

18
Menurut tabel 5.3 maka grafik profitabilitas pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat

di Gambar 5.3 berikut:

ROE (Kali)
0.200 0.290 0.225
0.185 0.134 0.102 0.020 0.057
(0.200) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016(0.101)
2017(0.133)
2018

(0.600)
(0.806)
(1.000)

ROE (Kali) Linear (ROE (Kali))

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Gambar 5.3
Grafik Profitabilitas (ROE) pada Sub Sektor Pertambangan
Batu-batuan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2018.

Dari Tabel 5.3 dan Gambar 5.3 diketahui bahwasannya Nilai dari

profitabilitas (ROE) Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di

BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan cenderung menurun. Kondisi

tersebut diakibatkan total ekuitas meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan laba setelah pajak. Rata-rata Nilai return on equity (ROE)

selama periode penelitian sejumlah -0,003 kali, Maksudnya selama periode

penelitian, perusahaan mengalami kerugian sejumlah 0,003 dari total ekuitas

yang dimiliki.

19
Nilai minimum return on equity (ROE) ada pada PT. Mitra Investindo,

Tbk (MITI) tahun 2015 sejumlah -1,619 kali. Maksudnya, setiap Rp 1 total

ekuitas, perusahaan mengalami kerugian sejumlah Rp 1,619. Penyebab Nilai

return on equity (ROE) minimum disebabkan karena perusahaan mengalami

kerugian di tahun tersebut akibat adanya peningkatan yang cukup signifikan

dari beban pokok penjualan.

Nilai maksimum return on equity (ROE) ada pada PT. Mitra Investindo,

Tbk (MITI) tahun 2011 sejumlah 0,438 kali. Maksudnya, setiap Rp 1 total

ekuitas mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sejumlah Rp 0,438.

Penyebab Nilai return on equity (ROE) maksimum disebabkan karena laba

bersih setelah pajak meningkat dari tahun sebelumnya.

5.1.4. Analisis Nilai Perusahaan pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-

2018.

Nilai perusahaan adalah Perbandingan terkait dengan harga pasar

saham terhadap Nilai bukunya dan Perbandingan yang berguna untuk

memberi informasi kepada calon investor tentang suatu perusahaan. Penulis

menggunakan Perbandingan Tobin’s Q dalam melakukan pengukuran di

penelitian ini. Tobin’s Q yaitu Perbandingan yang menunjukkan penjumlahan

share price (harga saham) dikali out standing stock (jumlah saham beredar)

ditambah total Liabilities (total hutang) dan dibagi dengan total assets (total

aset). Data mengenai Nilai perusahaan pada Sub Sektor Pertambangan


20
Batu-batuan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat pada Tabel

5.4 berikut ini:

Tabel 5.4
Nilai Perusahaan (Tonim’s Q) Pada Sub Sektor Pertambangan
Batu-batuan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.
KODE Nilai Perusahaan (Tobin's Q) Rata-
EMI rata
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TEN (Kali)
MITI 21.180 19.785 18.024 23.065 19.694 0.900 1.194 0.961 0.947 0.966 10.672
CTTH 1.113 1.068 1.052 0.972 0.999 1.006 0.637 0.649 0.715 0.754 0.896
Rata-
rata
11.147 10.426 9.538 12.018 10.346 0.953 0.915 0.805 0.831 0.860 5.784
Per
Tahun
Nilai Maksimum Tobin's Q 23.065
Nilai Minimum Tobin's Q 0.637
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)
Menurut tabel 5.4 maka grafik Nilai perusahaan pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat

pada Gambar 5.4 sebagai berikut:

Tobin's Q (Kali)
14.000
12.000 11.147 12.018
10.000 10.426 9.538 10.346
8.000
6.000
4.000
2.000
0.953 0.915 0.805 0.831 0.860
-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Series 1 Linear (Series 1)

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Gambar 5.4
GrafikTobin’s Q pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan
Yang terdaftar di BEI Periode 2009-2018.
21
Dari Tabel 5.4 dan Gambar 5.4 diketahui bahwasannya Nilai

perusahaan (Tobin’s Q) Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang

terdaftar di BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan cenderung menurun.

Kondisi tersebut diakibatkan harga saham yang menurun dan terjadi

penurunan jumlah saham beredar yang signifikan pada PT. Mitra Investindo,

Tbk (MITI). Rata-rata Nilai Tobin’s Q selama periode penelitian sejumlah

5,784 kali, mksudnya setiap Rp 1 Nilai buku dihargai sejumlah 5,784 kali.

Nilai minimum Tobin’s Q ada pada PT. Citatah, Tbk (CTTH) tahun

2015 sejumlah 0,637 kali. Maksudnya, nilai pasar saham dihargai lebih

rendah dari Nilai bukunya sejumlah 0,637 kali, Penyebab nilai perusahaan

(Tobin’s Q) minimum disebabkan karena harga pasar saham menurun.

Diketahui jika Nilai perusahaan di bawah 1, maka Nilai pasar saham dihargai

lebih rendah dari Nilai bukunya.

Nilai maksimum Tobin’s Q ada pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI)

sejumlah 23,065 kali pada tahun 2012. Maksudnya, Nilai pasar saham

dihargai lebih tinggi dari Nilai bukunya sejumlah 23,065 kali. Penyebab Nilai

perusahaan (Tobin’s Q) maksimum disebabkan karena harga pasar saham

meningkat. Diketahui jika Nilai perusahaan diatas 1, maka Nilai pasar saham

dihargai lebih tinggi dari Nilai bukunya.

22
5.1.5. Analisis Hubungan Likuiditas dengan Nilai Perusahaan pada Sub

Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2018.

Berikut disajikan data likuiditas menggunakan current ratio (CR) dan

Nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q pada Sub Sektor Pertambangan

Batu-batuan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2018. pada Tabel 5.5 Berikut

ini ::

Tabel 5.5
Gambaran Likuiditas (CR) dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) pada
Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.
Rata-rata Per Tahun
Tahun Kode Emiten
Likuiditas (CR) Nilai Perusahaan (Tobin;s Q)
MITI
2009 1,085 11,147
CTTH
MITI
2010 1,200 10,426
CTTH
MITI
2011 1,355 9,538
CTTH
MITI
2012 1,868 12,018
CTTH
MITI
2013 2,493 10,346
CTTH
MITI
2014 1,796 0,953
CTTH
MITI
2015 1,870 0,915
MITI
CTTH
2016 1,799 0,805
MITI
CTTH
2017 1,568 0,831
MITI
MITI
2018 1,831 0,806
CTTH
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

23
Menurut Tabel 5.5 tersebut, grafik likuiditas (CR) dan Nilai perusahaan

(Tobin’s Q) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan Yang Terdaftar di

BEI periode 2009-2018. terlihat di Gambar 5.5 berikut ini :

14,000
12,000 12,018
11,147
10,000 10,426 10,346
9,538
8,000
6,000
4,000
2,000 1,868 2,493 1,870
1,200 1,355 1,796 1,799 1,568 1,831
1,085
- - - - - -
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Likuiditas (CR) Linear (Likuiditas (CR))


Nilai Perusahaan (Tobin's Q) Linear (Nilai Perusahaan (Tobin's Q))

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Gambar 5.5
Grafik Likuiditas (CR) dan Nilai Perusahaan (Tobin's Q) pada Sub Sektor
Pertambangan Batu-batuan yangTerdaftar di BEI Periode 2009-2018.

Dari Tabel 5.5 dan Gambar 5.5 tersebut, diketahui bahwasannya

likuiditas (CR) berfluktuasi dan cenderung meningkat. Kondisi tersebut

diakibatkan total aset yang berjalan lancar lebih besar dibandingkan dengan

total hutangnya. Sementara Nilai perusahaan (Tobin’s Q) berfluktuasi dan

cenderung menurun. Kondisis tersebut diakibatkan karena harga saham yang

menurun dan terjadi penurunan jumlah saham beredar yang signifikan pada

PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI).

Dengan demikian hubungan hasil likuiditas yang dihitung dengan

menggunakan current ratio (CR) tidak sejalan dan berbanding terbalik

24
dengan Nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Tingkat likuiditas

yang tinggi menggambarkan bahwa sebuah perusahaan dalam kondisi baik,

maksudnya perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya

dengan segera. Kondisi ini akan meningkatkan permintaan untuk saham dan

harga saham akan mengalami peningkatan sehingga berimbas pada naiknya

Nilai perusahaan.

5.1.6. Analisis Hubungan Keputusan Pendanaan dengan Nilai

Perusahaan pada Sub Sektor Pertambanga Batu-batuan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.

Berikut disajikan data keputusan pendanaan menggunakan debt to

equity ratio (DER) dan Nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q pada Sub

Sektor Pertambangan Batu-batuan yang terdaftar di BEI Periode 2009-20018

terlihat pada Tabel 5.6 Berikut ini:

25
Tabel 5.6
Gambaran Keputusan Pendanaan (DER) dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
Pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2018.
Rata-rata Per Tahun
Tahun Kode Emiten Keputusan Pendanaan
Nilai Perusahaan (Tobin's Q)
(CR)
MITI
2009 2,435 11,147
CTTH
MITI
2010 1,948 10,426
CTTH
MITI
2011 1,375 9,538
CTTH
MITI
2012 1,443 12,018
CTTH
MITI
2013 1,767 10,346
CTTH
MITI
2014 1,943 0,953
CTTH
MITI
2015 1,170 0,915
MITI
CTTH
2016 1,294 0,805
MITI
CTTH
2017 1,498 0,831
MITI
MITI
2018 1,104 0,806
CTTH
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu- batuan yang
Terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)
Menurut Tabel 5.6 tersebut grafik keputusan pendanaan (DER) dan

Nilai perusahaan (Tobin’s Q) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan

yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat pada Gambar 5.6 berikut

ini:

26
14,000
12,000 11,147 12,018
10,000 10,426 10,346
9,538
8,000
6,000
4,000
2,000 2,435 1,948 1,767 1,943
1,375 1,443 1,170 1,294 1,498 1,104
- - - - - -
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Keputusan Pendanaan (DER) Linear (Keputusan Pendanaan (DER))


Nilai Perusahaan (Tobin's Q) Linear (Nilai Perusahaan (Tobin's Q))

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)
Gambar 5.6
Grafik Keputusan Pendanaan (DER) dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
Pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
Terdaftar di BEI Periode 2009-2018.

Dilihat dari Tabel 5.6 dan Gambar 5.6 tersebut, diketahui

bahwasannya keputusan pendanaan (DER) berfluktuasi dan cenderung

menurun. Kondisi tersebut diakibatkan total hutang yang lebih tinggi

dibandingkan dengan total ekuitas. Sementara Nilai perusahaan (Tobin’s Q)

berfluktuasi dan cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan karena

harga saham yang menurun dan terjadi penurunan jumlah saham beredar

yang signifikan pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI).

Dengan demikian hubungan hasil keputusan pendanaan yang dihitung

dengan debt to equity ratio (DER) berbanding lurus dan sejalan dengan Nilai

perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Dalam hal ini keputusan

pendanaan berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. Penambahan hutang

sebagai sumber dana diharapkan dapat memperbesar tingkat pengembalian

27
yang diharapkan dan diterima oleh perusahaan yang akan berimbas pada

naiknya harga saham yang akan meningkatkan Nilai perusahaan tersebut.

5.1.7. Analisis Hubungan Profitabilitas dengan Nilai perusahaan pada

Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2009-2018.

Berikut disajikan data profitabilitas menggunakan profitabilitas (ROE)

dan Nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018. terlihat

di Tabel 5.7 berikut ini:

Tabel 5.7
Gambaran Profitabilitas (ROE) dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Pada
Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.
Kode Rata-rata Per Tahun
Tahun
Emiten Profitabilitas (ROE) Nilai Perusahaan(Tobin's Q)
MITI
2009 0,290 11,147
CTTH
MITI
2010 0,185 10,426
CTTH
MITI
2011 0,225 9,538
CTTH
MITI
2012 0,134 12,018
CTTH
MITI
2013 0,102 10,346
CTTH
MITI
2014 0,020 0,953
CTTH
MITI
2015 (0,806) 0,915
MITI
CTTH
2016 (0,101) 0,805
MITI
CTTH
2017 (0,133) 0,831
MITI
MITI
2018 0,057 0,806
CTTH

28
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Menurut Tabel 5.7 grafik profitabilitas (ROE) dan nilai perusahaan

(Tobin’s Q) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di

BEI Periode 2009-2018. terlihat di Gambar 5.7 berikut ini:

14,000
12,000 12,018
11,147
10,000 10,426 10,346
9,538
8,000
6,000
4,000
2,000
- - - - - -
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Profitabilitas (ROE) Linear (Profitabilitas (ROE))


Nilai Perusahaan (Tobin's Q) Linear (Nilai Perusahaan (Tobin's Q))

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Gambar 5.7
Grafik Profitabilitas (ROE) dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Pada
Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang terdaftar
Di BEI Periode 2009-2018.

Dilihat dari Tabel 5.7 dan Gambar 5.7 tersebut, diketahui

bahwasannya Profitabilitas (ROE) berfluktuasi dan lebih sering menurun.

Kondisi tersebut diakibatkan karena total ekuitas meningkat lebih tinggi

dibandingkan dengan peningkatan laba setelah pajak. Sementara Nilai

Tobin’s Q berfluktuasi dan cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan

29
harga saham yang menurun dan terjadi penurunan jumlah saham beredar

yang signifikan pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI).

Dengan demikian hubungan hasil profitabilitas yang dihitung dengan

return on equity (ROE) sejalan dan berbanding lurus dengan Nilai

perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Nilai perusahaan akan terlihat

baik, jika kinerja dalam sebuah perusahaan juga baik. Maksudnya,

perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang memiliki Nilai

return on equity (ROE) yang tinggi. Jika return on equity (ROE) meningkat,

maka harga saham juga akan tinggi. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas

sebuah perusahaan, maka investor meNilai bahwa akan semakin baik pula

prospek sebuah perusahaan di masa yang akan datang.

5.1.8. Analisis Hubungan Likuiditas, Keputusan Pendanaan dan

Profitabilitas untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan pada Sub

Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2018.

Berikut merupakan data likuiditas, keputusan pendanaan profitabilitas

dan Nilai perusahaan pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang

Terdaftar di BEI periode 2009-2018. terlihat di Tabel 5.8 berikut:

30
Tabel 5.8
Gambaran Likuiditas (CR), Keputusan Pendanaan (DER), Profitabilitas (ROE) dan
Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.
Rata-rata Per Tahun
Kode Keputusan Nilai
Tahun Profitabilitas
Emiten Likuiditas (CR) Pendaan Perusahaan
(ROE)
(DER) (Tobin’s Q)
MITI
2009 1,085 2,435 0,290 11,147
CTTH
MITI
2010 1,200 1,948 0,185 10,426
CTTH
MITI
2011 1,355 1,375 0,225 9,538
CTTH
MITI
2012 1,868 1,443 0,134 12,018
CTTH
MITI
2013 2,493 1,767 0,102 10,346
CTTH
MITI
2014 1,796 1,943 0,020 0,953
CTTH
MITI
2015 1,870 1,170 (0,806) 0,915
MITI
CTTH
2016 1,799 1,294 (0,101) 0,805
MITI
CTTH
2017 1,568 1,498 (0,133) 0,831
MITI
MITI
2018 1,831 1,104 0,057 0,806
CTTH
Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang
Terdaftar di BEi, Pengolahan data (2020)

Menurut dari Tabel 5.8 diatas, Grafik Likuiditas (CR), Keputusan

Pendanaan (DER), Profitabilitas (ROE) dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)

pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI Periode

2009-2018. terlihat di Gambar 5.8 berikut ini:

31
14,000

12,000 12,018
11,147
10,426 10,346
10,000
9,538
8,000

6,000

4,000
2,435 2,493
2,000 1,948 1,868 1,767 1,943
1,796 1,870 1,799 1,831
1,200 1,375
1,355 1,443 1,170 1,294 1,568
1,498
1,085 1,104
- - - - - - - - - - -
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

CR Linear (CR) DER Linear (DER)


ROE Linear (ROE) Tobin's Q Linear (Tobin's Q)

Sumber: Laporan Keuangan Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang


terdaftar di BEI, pengolahan data (2020)

Gambar 5.8
Grafik Likuiditas (CR), Keputusan Pendanaan (DER), Profitabilitas (ROE)
Dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) pada Perusahaan Sub
Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.

Dilihat dari Tabel 5.8 dan Gambar 5.8 tersebut, diketahui

bahwasannya Likuiditas (CR) berfluktuasi dan cenderung meningkat. Kondisi

tersebut diakibatkan total aset lancar lebih besar dibandingkan dengan total

hutang lancarnya. Keputusan pendanaan (DER) berfluktuasi dan cenderung

menurun. Kondisi tersebut diakibatkan total hutang yang lebih tinggi

dibandingkan dengan total ekuitas. Profitabilitas (ROE) berfluktuasi dan

cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan karena total ekuitas

meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan laba setelah pajak.

Sementara Nilai perusahaan (Tobin’s Q) berfluktuasi dan cenderung


32
menurun. Kondisi tersebut diakibatkan karena harga saham yang menurun

dan terjadi penurunan jumlah saham beredar yang signifikan pada PT. Mitra

Investindo, Tbk (MITI).

Dengan demikian hubungan hasil likuiditas yang dihitung dengan

current ratio (CR) tidak sejalan dan berbanding terbalik dengan Nilai

perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q, hal tersebut dapat dilihat

karena likuiditas yang dihitung dengan menggunakan current ratio (CR)

berfluktuasi dan cenderung meningkat, sedNilain Nilai perusahaan yang

dihitung dengan Tobin’s Q berfluktuasi dan cenderung menurun.

Keputusan pendanaan yang dihitung dengan debt to equity ratio

(DER) berbanding lurus dan sejalan dengan Nilai perusahaan yang dihitung

dengan Tobin’s Q, hal tersebut dapat dilihat karena keputusan pendanaan

yang dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) dan Nilai

Perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q sama-sama berfluktuasi dan

cenderung menurun.

Profitabilitas yang dihitung dengan return on equity (ROE) sejalan dan

berbanding lurus dengan Nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q.

Hal tersebut dapat dilihat karena profitabilitas yang dihitung menggunakan

return on equity (ROE) dan Nilai perusahaan yang dihitung dengan

menggunakan Tobin’s Q sama-sama berfluktuasi dan cenderung menurun.

Dengan demikian anggapan dasar dalam penelitian yaitu “faktor yang

mempengaruhi dalam penurunan Nilai perusahaan adalah aset lancar,


33
penjualan tunai, hutang, harga saham dan laba yang dihasilkan” dapat

diterima.

5.2 Evaluasi

5.2.1. Evaluasi Likuiditas pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018.

Menurut analisis Nilai minimum current ratio (CR) ada pada PT.

Citatah, Tbk (CTTH) tahun 2009 sejumlah 0,979 kali. Maksudnya, setiap Rp 1

utang lancar dijamin oleh Rp 0,979 aset lancar. Penyebab Nilai current ratio

(CR) minimum disebabkan karena total aset lancar mengalami penurunan

yang cukup signifikan yang berasal dari kas dan setara kas.

Untuk mengoptimalkan likuiditas, sebaiknya perusahaan

mengendalikan seluruh aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan sebagai

modal kerja guna meningkatkan penjualan agar profit meningkat.

5.2.2. Evaluasi Keputusan Pendanaan pada Sub Sektor Pertambangan

Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2018.

Menurut analisis diketahui Nilai minimum debt to equity ratio (DER)

ada Pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI) tahun 2014 sejumlah 0,325 kali.

Maksudnya, setiap Rp 1 ekuitas digunakan untuk menjamin hutang sejumlah

Rp 0,325. Penyebab Nilai debt to equity ratio (DER) minimum disebabkan

oleh total hutang yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang

berasal dari utang lain-lain.


34
Untuk mengoPT.imalkan Nilai debt to equity ratio (DER), perusahaan

sebaiknya perlu menambah hutang guna untuk kegiatan opePerbandingannal

sehingga penjualan akan meningkat, dengan demikian laba perusahaan juga

akan mengalami peningkatan.

5.2.3. Evaluasi Profitabilitas pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia 2009-2018.

Menurut analisis diketahui Nilai minimum return on equity (ROE) ada

pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI) tahun 2015 sejumlah -1,619 kali.

Maksudnya, setiap Rp 1 total ekuitas, perusahaan mengalami kerugian

sejumlah Rp 1,619. Penyebab Nilai return on equity (ROE) minimum

disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian di tahun tersebut akibat

adanya peningkatan yang cukup signifikan dari beban pokok penjualan.

Beban pokok penjualan yang tinggi tentu akan mempengaruhi laba sehingga

mengalami kerugian. Kerugian ini tentunya berdampak bagi Nilai

perusahaan.

Agar Nilai return on equity (ROE) meningkat, perusahaan hendaknya

perlu mengoPT.imalkan penjualan, melakukan strategi pemasaran dengan

cara promosi, meningkatkan kualitas dan harga jual barang atau jasa untuk

meningkatkan jumlah barang atau jasa yang terjual, sehingga dengan

demikian laba perusahaan akan meningkat.

35
5.2.4. Evaluasi Nilai Perusahaan Pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-

2018.

Menurut hasil anallisis diketahui Nilai minimum Tobin’s Q terdapat

pada PT. Citatah, Tbk (CTTH) tahun 2015 sejumlah 0,637 kali. Maksudnya,

Nilai pasar saham dihargai lebih rendah dari Nilai bukunya sejumlah 0,637

kali. Penyebab Nilai perusahaan (Tobin’s Q) minimum disebabkan karena

harga pasar saham menurun. Diketahui jika Nilai perusahaan di bawah 1,

maka Nilai pasar saham dihargai lebih rendah dari Nilai bukunya.

Agar Nilai perusahaan meningkat, perusahaan hendaknya perlu untuk

mengoPT.imalkan kemampuan perusahaan dan kinerja keuangan guna

meningkatkan harga pasar saham sehingga calon investor memiliki

ketertarikan untuk menyuntikkan modalnya di perusahaan tersebut. Jika

kinerja tersebut meningkat, maka laba yang dihasilkan juga akan maksimal

dengan harapan adanya peningkatan harga pasar saham sehingga Nilai

perusahaan juga akan meningkat.

5.2.5. Evaluasi Likuiditas dengan Nilai Perusahaan pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2018.

Berdasarkan analisis likuiditas dan Nilai perusahaan pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI, Current Ratio (CR)

berfluktuasi cenderung meningkat. Kondisi tersebut diakibatkan total aset


36
lancar lebih besar dibandingkan dengan total hutang lancarnya. Sementara

Tobin’s Q berfluktuasi cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan

karena harga saham yang menurun dan terjadi penurunan jumlah saham

beredar yang signifikan pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI).

Dengan demikian ditarik kesimpulan Nilai likuiditas yang dihitung

dengan Current Ratio (CR) berbanding terbalik dengan Nilai perusahaan

yang dihitung dengan Tobin’s Q dan tidak sejalan dengan hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan Luthfiana (2018), yang menyatakan bahwa

likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan. Hal

tersebut diperkuat dengan teori Brigham dan Joel (2010:150) “jika

Perbandingan likuiditas, manajemen aset, manajemen hutang dan

profitabilitas semuanya terlihat baik dan jika kondisi ini berjalan terus

menerus secara stabil, maka Perbandingan Nilai pasar juga akan tinnggi,

harga pasar saham kemugkinan akan tinggi sesuai dengan yang

diperkirakan dan manajemen telah melakukan pekerjaannya dengan baik

sehingga sebaiknya mendapat imbalan.”

5.2.6. Evaluasi Keputusan Pendanaan dengan Nilai Perusahaan pada

Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2009-2018.

Berdasarkan analisis keputusan pendanaan dan Nilai perusahaan

pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI, Debt to

Equity Ratio (DER) berfluktuasi cenderung menurun. Kondisi tersebut


37
diakibatkan total hutang yang lebih tinggi dari total ekuitas. Sementara

Tobin’s Q berfluktuasi dan cenderung menurun. Hal ini diakibatkan karena

harga saham yang turun dan terjadi penurunan jumlah saham beredar yang

signifikan pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nilai keputusan

pendanaan yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)

berbanding lurus dengan Nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q

dan sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmanto

(2017), yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif

terhadap Nilai perusahaan. Hal ini diperkuat dengan teori Brigham dan Joel

(2010:150) “jika Perbandingan likuiditas, manajemen aset, manajemen

hutang dan profitabilitas semuanya terlihat baik dan jika kondisi ini berjalan

terus menerus secara stabil, maka Perbandingan Nilai pasar juga akan tinggi,

harga saham kemungkinan akan tinggi sesuai dengan yang diperkirakan dan

manajemen telah melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga sebaiknya

mendapat imbalan.”

5.2.7. Evaluasi Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2018.

Berdasarkan analisis profitabilitas dan Nilai perusahaan pada Sub

Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI, Return On Equity

(ROE) berfluktuasi cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan karena


38
total ekuitas meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan laba

setelah pajak. Sementara Tobin’s Q berfluktuasi cenderung menurun. Kondisi

tersebut diakibatkan karena harga saham yang menurun dan terjadi

penurunan jumlah saham beredar yang signifikan pada PT. Mitra Investindo,

Tbk (MITI).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nilai profitability yang di

hitung menggunakan Return On Equity (ROE) berbanding lurus dengan Nilai

perusahaan yang di hitung menggunakan Tobin’s Q dan sejalan dengan hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan Atmaja (2015), yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif antara profitabilitas terhadap Nilai perusahaan. Hal

ini diperkuat oleh teori Brigham dan Joel (2010:150) “jika Perbandingan

likuiditas, manajemen aset, manajemen hutang dan profitabilitas semuanya

terlihat baik dan jika kondisi ini berjalan terus menerus secara stabil, maka

Perbandingan Nilai pasar juga akan tinggi, harga saham kemungkinan akan

tinggi sesuai dengan yang diperkirakan dan manajemen telah melakukan

pekerjaannya dengan baik sehingga sebaiknya mendapat imbalan.”

5.2.8. Evaluasi Likuiditas, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas

untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan pada Sub Sektor

Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009-2018.

Berdasarkan analisis likuiditas, keputusan pendanaan dan profitabilitas

pada Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan yang Terdaftar di BEI, masing-


39
masing current ratio (CR) berfluktuasi dan cenderung meningkat, debt to

equity ratio (DER) berfluktuasi cenderung menurun, return on equity (ROE)

berfluktuasi dan cenderung menurun, sementara itu Nilai perusahaan yang di

hitung memakai Tobin’s Q berfluktuasi cenderung menurun. Penyebab

turunnya Nilai perusahaan dengan parameter current ratio (CR), debt to

equity ratio (DER), return on equity (ROE) bisa dilihat dari hubungan setiap

Perbandingan keuangan yang di dapat dari Likuiditas (CR), Keputusan

Pendanaan (DER) dan Profitabilitas (ROE).

Di dapat dari penelitian di atas, menyatakan likuiditas yang dihitung

menggunakan Current Ratio (CR) berbanding terbalik dengan Nilai

perusahaan yang dihitung menggunakan Tobin’s Q. Keputusan pendanaan

yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dan profitabilitas

yang dihitung menggunakan Return On Equity (ROE) berbanding lurus

dengan Nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Hal ini diperkuat

oleh teori Brigham dan Joel (2010:150) “jika Perbandingan likuiditas,

manajemen aset, manajemen hutang dan profitabilitas semuanya terlihat baik

dan jika kondisi ini berjalan terus menerus secara stabil, maka Perbandingan

Nilai pasar juga akan tinggi, harga saham kemungkinan akan tinggi sesuai

dengan yang diperkirakan dan manajemen telah melakukan pekerjaannya

dengan baik sehingga sebaikya mendapat imbalan.”

40
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Menurut analisis dan evaluasi di bab sebelumnya, penulis menarik

kesimpulan serta saran seperti di bawah ini:

1. Rata-rata likuiditas (Current Ratio) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan

cenderung meningkat. Kondisi tersebut disebabkan total aset lancar lebih

besar dibandingkan dengan total hutang lancarnya. Nilai maksimum

Current Ratio (CR) terdapat pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI) tahun

2013 dan Nilai minimum Current Ratio (CR) terdapat pada PT. Citatah,

Tbk (CTTH) tahun 2009.

2. Rata-rata keputusan pendanaan (DER) pada Sub Sektor Pertambangan

Batu-batuan yang Terdaftar di BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan

cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan total liabilitas yang

tinggi ketimbang dengan total ekuitas. Nilai maksimum Debt to Equity

Ratio (DER) terdapat pada PT. Citatah, Tbk (CTTH) tahun 2014 dan Nilai

minimum Debt to Equity Ratio (DER) terdapat pada PT. Mitra Investindo,

Tbk (MITI) tahun 2014.

41
3. Rata-rata profitabilitas (ROE) pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan

cenderung menurun. Kondisi tersebut diakibatkan total ekuitas naik lebih

besar dibandingkan dengan peningkatan laba setelah pajak. Nilai

maksimum Return On Equity (ROE) ada pada PT. Mitra Investindo, Tbk

(MITI) tahun 2011 dan Nilai minimum Return On Equity (ROE) ada pada

PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI) tahun 2015.

4. Rata-rata Nilai perusahaan (Tobin’s Q) pada Sub Sektor Pertambangan

Batu-batuan yang Terdaftar di BEI periode 2009-2018. berfluktuasi dan

cenderung menurun. kondisi tersebut diakibatkan karena harga saham

yang turun, tetapi total hutang dan total aset meningkat setiap tahunnya.

Nilai maksimum Tobin’s Q terdapat pada PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI)

tahun 2012 dan Nilai minimum Tobin’s Q terdapat pada PT. Citatah, Tbk

(CTTH) tahun 2015.

5. Dari keseluruhan hasil penelitian, hubungan likuiditas, keputusan

pendanaan dan profitabilitas pada Sub Sektor Pertambangan Batu-

batuan yang Terdaftar di BEI periode 2009-2018. mampu meningkatkan

Nilai perusahaan. Kondisi tersebut dikarenakan likuiditas memiliki

hubungan tidak sejalan dan berbanding terbalik dengan Nilai

perusahaan, sedNilain keputusan pendanaan, profitabilitas memiliki

hubungan sejalan dan berbanding lurus dengan Nilai perusahaan.

42
6.2. Saran

Menurut kesimpulan yang di dapat pada penelitian ini, maka saran

yang disampaikan penulis sebagai berikut:

1. Untuk mengoPT.imalkan likuiditas, sebaiknya perusahaan

mengendalikan seluruh aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan

sebagai modal kerja guna meningkatkan penjualan agar profit meningkat.

2. Untuk mengoPT.imalkan Nilai Debt to Equity Ratio (DER), perusahaan

sebaiknya perlu menambah hutang guna untuk kegiatan

opePerbandingannal sehingga penjualan akan meningkat, dengan

demikian laba perusahaan juga akan mengalami peningkatan.

3. Agar Nilai Return On Equity (ROE) meningkat, perusahaan hendaknya

perlu mengoPT.imalkan penjualan, melakukan strategi pemasaran

dengan cara promosi, meningkatkan kualitas dan harga jual barang atau

jasa untuk meningkatkan jumlah barang atau jasa yang terjual, sehingga

dengan demikian laba perusahaan akan meningkat.

4. Agar Nilai perusahaan meningkat, perusahaan hendaknya perlu untuk

mengoPT.imalkan kemampuan perusahaan dan kinerja keuangan guna

menaikkan harga pasar saham sehingga calon investor memiliki

ketertarikan untuk menyuntikkan modalnya di perusahaan tersebut. Jika

kinerja tersebut meningkat, maka laba yang dihasilkan juga akan


43
maksimal dengan harapan adanya peningkatan harga pasar saham

sehingga Nilai perusahaan juga akan meningkat.

5. Sehubungan dengan keterbatasan waktu dalam pengetikan penulis,

dimana penulis belum mengungkapkan secara keseluruhan variabel

penelitian. Sebab itu, penulis berharap agar peneliti lain yang akan

melakukan penelitian dengan objek yang sama, hendaknya memakai

variabel yang belum pernah digunakan pada penelitian ini.

44

Anda mungkin juga menyukai