Anda di halaman 1dari 57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Perusahaan

4.1.1 Kondisi Keuangan PT. Aneka Tambang Tbk

PT. Aneka Tambang Tbk didirikan pada tanggal 05 Juli 1968. Kantor

pusat PT Aneka Tambang Tbk berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl.

Letjen T.B. Simatupang No.1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta

12530-Indonesia. Sebagaimana perusahaan pada umumnya, PT. Aneka

Tambang Tbk. Sebagai perusahaan yang memiliki tujuan untuk

meningkatkan laba sudah tentu akan melakukan kegiatan pengelolaan

keuangan. Kondisi keuangan PT. Aneka Tambang Tbk dapat dilihat dari

perkembangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Rentabilitas

berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca dan laba rugi

dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020.

Total ekuitas yang ada pada PT. Aneka Tambang Tbk terdiri dari atas

modal saham, tambahan modal disetor, saldo laba dan komponen ekuitas

lainnya. Adapun kondisi total ekuitas dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

41
42

Tabel 4.1
Total Ekuitas
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Total Ekuitas Turun/Naik Perubahan (%)

2015 18.316.718.962 -  - 
2016 18.408.795.573 92.076.611 0,50
2017 18.490.403.517 81.607.944  0,44
2018 18.448.366.291 (42.037.226)  (0,23)
2019 18.133.419.175 (314.947.116) (1,71)
2020 19.039.449.025 906.029.850 5,00
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Total hutang yang ada pada PT. Aneka Tambang Tbk terdiri atas liabilitas

jangka Panjang, pinjaman bank dan pinjaman lain-lain, surat berharga yang

diterbitlkan, utang sewa pembiayaan. Dari perhitungan data diatas dapat

disimpulkan bahwa Ekuitas pada PT. Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015

sampai tahun 2020 yaitu sebagai berikut:

1. Ekuitas pada tahun 2015 sebesar 18.316.718

2. Ekuitas pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,50 %

3. Ekuitas pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,44 %

4. Ekuitas pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 0,20 %

5. Ekuitas pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 1,71 %

6. Solvabilitas pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 5,00 %


43

Adapun kondisi total hutang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2
Total Hutang
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Total Hutang Turun/Naik Perubahan (%)


2015 12.040.131.928 - -
2016 11.572.740.239 (467.391.689) (3,88)
2017 11.523.869.935 (48.870.304) (0,42)
2018 13.746.984.554 2.223.114.619 19,29
(1.685.495.999
2019 12.061.488.555 (12,26)
)
628.575.415
2020 12.690.063.970 5,21
(Sumber: Data sekunder yang telah diolah)

Total aktiva yang ada PT. Aneka Tambang Tbk terdiri atas aktiva lancar

dan aktiva tetap. Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa Total

Hutang pada PT. Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020

yaitu sebagai berikut:

1. Total Hutang pada tahun 2015 sebesar 12.040.131

2. Total Hutang pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 3,88 %

3. Total Hutang pada tahun 2017 mengalami penurunan 0,42 %

4. Total Hutang pada tahun 2018 mengalami Kenaikan sebesar 19,29 %

5. Total Hutang pada tahun 2019 mengalami Penurunan sebesar 12,26 %

6. Total Hutang pada tahun 2020 mengalami Kenaikan sebesar 5,21 %


44

Adapun kondisi total aktiva dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3
Total Aktiva
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Total Aktiva Turun/Naik Perubahan (%)


2015 30.356.850.890  - - 
2016 29.981.535.812 (375.315.078) (1,24)
2017 30.014.273.452 32.737.640 0,11
2018 32.195.350.845 2.181.077.393 7,27
(2.000.443.115
2019 30.194.907.730 (6,21)
)
2020 31.729.512.995 1.534.605.265  5,08
(Sumber: Data sekunder yang telah diolah)

Adapun kondisi keuangan PT. Aneka Tambang Tbk dapat dilihat dari

perbandingan antara Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Rentabilitas

berdasarkan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu

meliputi neraca dan laporan laba/rugi dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2020 adalah sebagai berikut:

 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Dalam analisis rasio

likuiditas ini peneliti menggunakan perbandingan aktiva lancar dan hutang

lancar dengan standar industri 2 kali atau 200%. Adapun rumus yang

digunakan rasio likuiditas adalah sebagai berikut :

Aktiva Lancar
Likuiditas= X 100 %
Hutang Lancar
45

Tabel 4.4
Kondisi Likuiditas

PT. Aneka Tambang Tbk


Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Likuiditas Naik/Turun Perubahan


2015 11.252.826.560 4.339.330.380
259,32 - -
(15,08) (5,81)
2016 10.630.221.568 4.352.313.598
244,24
(82,12) (33,62)
2017 9.001.938.755 5.552.461.635
162,13
(30,12) (18,58)
2018 7.342.040.979 5.561.931.474
132,01
12,81 9,70
2019 7.665.239.260 5.293.238.393
144,81
(23,67) (16,34)
2020 9.150.514.439 7.553.261.301
121,15
∑ 1.063,65

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas pada PT.

Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai

berikut:

1. Likuiditas pada tahun 2015 sebesar 259,32

2. Likuiditas pada tahun 2016 sebesar 244,24 mengalami penurunan

sebesar (15,08) atau (5,81) %

3. Likuiditas pada tahun 2017 sebesar 162,13 mengalami penurunan

sebesar (82,12) atau (33,62) %

4. Likuiditas pada tahun 2018 sebesar 132,01 mengalami penurunan

sebesar (30,12) atau (18,58) %


46

5. Likuiditas pada tahun 2019 sebesar 144,81 mengalami kenaikan

sebesar 12,81 atau 9,70 %

6. Likuiditas pada tahun 2020 sebesar 121,15 mengalami penurunan

sebesar (23,67) atau (16,34) %

Likuiditas 1.063,65
Rata−rata= = =177,275%
Jumlah Data 6

Menurut Kasmir (2015:119), menyatakan bahwa : “Jika rata-rata

perkembangan likuiditas dengan standar industri yaitu 2 kali atau 200%.

Jika dilihat dari hasil perhitungan rata-rata likuiditas diatas pada PT.

Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai dengan

tahun 2020 adalah sebesar 177,275 %, artinya perusahaan tersebut Unlikuid.

Karena dibawah standar industri sebesar 200%. Maka kemampuan perusahaan

dalam pengambilan kewajibannya kurang baik karena kurang dari rata-rata

standar industri yang ditetapkan.

 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara besarnya aktiva yang

dimiliki perusahaan dengan utang – utang yang harus ditanggung. Dalam

analisis rasio solvabilitas ini peneliti membandingkan berapa besarnya

aktiva perusahaan dengan jumlah utang secara total dengan standar industri

sebesar 35%. Adapun rumus yang digunakan rasio solvabilitas adalah

sebagai berikut :

Total Hutang
Solvabilitas= X 100 %
Total Aktiva
47

Tabel 4.5
Kondisi Solvabilitas
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Solvabilita Naik/
Tahun Total Hutang Total Aktiva Perubahan
s Turun
12.040.13 30.356.8
2015
1.928 50.890 39,66 -  -
11.572.74 29.981.5
2016 (1,06) (2,68)
0.239 35.812 38,60
11.523.86 30.014.2
2017 (0,20) (0,53)
9.935 73.452 38,39
13.746.98 32.195.3
2018 4,30 11,21
4.554 50.845 42,70
12.061.48 30.194.9
2019 (2,75) (6,45)
8.555 07.730 39,95
12.690.06 31.729.5
2020 0,05 0,12
3.970 12.995 39,99
∑ 239,29
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa solvabilitas pada PT.

Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai

berikut:

1. Solvabilitas pada tahun 2015 sebesar 39,66

2. Solvabilitas pada tahun 2016 sebesar 38,60 mengalami penurunan

sebesar (1,06) atau (2,68) %


48

3. Solvabilitas pada tahun 2017 sebesar 38,39 mengalami penurunan

sebesar (0,20) atau (0,53) %

4. Solvabilitas pada tahun 2018 sebesar 42,70 mengalami kenaikan

sebesar 4,30 atau 11,21 %

5. Solvabilitas pada tahun 2019 sebesar 39,95 mengalami penurunan

sebesar (2,75) atau (6,45) %

6. Solvabilitas pada tahun 2020 sebesar 39,99 mengalami sedikit

kenaikan sebesar 0,05 atau 0,12 %

Solvabilitas 239,29
Rata−rata= = =39,88 %
Jumlah Data 6

Menurut Kasmir (2015:123), adapun rata-rata standar industri untuk

solvabilitas yaitu sebesar 35 %.

Jika dilihat dari hasil perhitungan rata-rata rasio solvabilitas diatas

pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai

dengan tahun 2020 adalah sebesar 39,88 % yang artinya perusahaan tersebut

Solvabel karena diatas rata-rata standar industri. Maka kemampuan

perusahaan dalam pengambilan kewajibannya sangat baik karena lebih dari

rata-rata standar industri yang ditetapkan.

 Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan penggambaran kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba melalui kemampuan dengan semua modal yang

bekerja dengan satndar industri 30 %. Adapun rumus yang digunakan

rentabilitas adalah sebagai berikut :


49

EBIT
Rentabilitas= X 100 %
Total Aktiva

Tabel 4.6
Kondisi Rentabilitas
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Rentabilita Naik/ Perubaha


Tahun EBIT Total Aktiva
s Turun n
30.356.8
2015 (1.668.773.924)
50.890 (5,50) -  -
29.981.5
2016 6,29 (114,40)
237.291.595 35.812 0,79
30.014.2
2017 454.396.524 0,72 91,28
73.452 1,51
32.195.3
2018 2.013.152.801 4,74 313,03
50.845 6,25
30.194.9
2019 689.034.053 (3,97) (63,51)
07.730 2,28
31.729.5
2020 1.641.178.012 2,89 126,67
12.995 5,17
∑ 10,52
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa rentabilitas pada PT.

Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai

berikut:

1. Rentabilitas pada tahun 2015 sebesar (5,50)


50

2. Rentabilitas pada tahun 2016 sebesar 0,79 mengalami kenaikan sebesar

6,29 atau (114,40) %

3. Rentabilitas pada tahun 2017 sebesar 1,51 mengalami kenaikan sebesar

0,72 atau 91,28 %

4. Rentabilitas pada tahun 2018 sebesar 6,25 mengalami kenaikan sebesar

4,74 atau 313,03 %

5. Rentabilitas pada tahun 2019 sebesar 2,28 mengalami penurunan sebesar

(3,97) atau (63,51) %

6. Rentabilitas pada tahun 2020 sebesar 5,17 mengalami kenaikan sebesar

2,89 atau 126,67 %

Rentabilitas 10,52
Rata−rata= = =1,75 %
Jumlah Data 6

Menurut Kasmir (2015:136), adapun rata-rata standar industri

untuk rentabilitas yaitu sebesar 35 %.

Jika dilihat dari hasil perhitungan rata-rata rasio rentabilitas diatas

pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai

dengan tahun 2020 adalah sebesar 1,75 % dibawah rata-rata standar industri

sebesar 35 %. Maka rentabilitas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

laba melalui modal yang bekerja kurang baik karena kurang dari rata-rata

standar industri yang ditetapkan.

 Aktivitas
Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam mengunakan aktivitas yang dimilikinya untuk menjalankan


51

kegiatan perusahaan dengan satndar industri 2 kali. Adapun rumus yang

digunakan aktivitas adalah sebagai berikut :

Penjulaan
Aktivitas= X 100 %
Total Aktiva

Tabel 4.7
Kondisi Aktivitas
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Penjualan Total Aktiva Aktivitas Naik/Turun Perubahan


2015 10.531.504.802 30.356.850.890 34,69 - -
2016 9.106.260.764 29.981.535.812 30,37 (4,32) (12,45)
2017 12.653.619.205 30.014.273.452 42,16 11,79 38,80
2018 25.275.245.970 32.195.350.845 78,51 36,35 86,22
2019 25.275.245.970 30.194.907.730 83,71 5,20 6,63
2020 27.372.461.091 30.194.907.730 90,65 6,95 8,30
∑ 360,09
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas pada PT. Aneka

Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai berikut :

1. Aktivitas pada tahun 2015 sebesar 34,69

2. Aktivitas pada tahun 2016 sebesar 30,37 mengalami penurunan sebesar

(4,32) atau (12,45) %


52

3. Aktivitas pada tahun 2017 sebesar 42,16 mengalami kenaikan sebesar

11,79 atau 38,80 %

4. Aktivitas pada tahun 2018 sebesar 78,51 mengalami kenaikan sebesar

36,35 atau 86,22 %

5. Aktivitas pada tahun 2019 sebesar 83,71 mengalami kenaikan sebesar 5,20

atau 6,63%

6. Aktivitas pada tahun 2020 sebesar 90,65 mengalami kenaikan sebesar 6,95

atau 8,30 %

Aktivitas 360,09
Rata−rata= = =60,015 kali
Jumlah Data 6

Menurut Kasmir (2015:123), adapun rata-rata standar industri untuk

aktivitas yaitu sebesar 2 kali.

Jika dilihat dari hasil perhitungan rata-rata rasio aktivitas diatas pada

PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai dengan

tahun 2020 adalah sebesar 60,015 kali diatas rata-rata standar industri sebesar

2 kali. Maka aktivitas kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas

perusahaan bekerja sangat baik karena lebih dari rata-rata standar industri

yang ditetapkan.

4.2 Hasil Penelitian

Pada penelitian ini menerangkan tentang Laba Operasional, Modal Kerja,

dan Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2020. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:

4.2.1 Perkembangan Laba Operasional (Y) PT. Aneka Tambang Tbk


53

Dalam analisis Laba Operasional ini peneliti menggunakan data

keuangan yang ada pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020. Adapun perkembangan Laba

Operasional pada PT. Aneka Tambang Tbk adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
Perkembangan Laba Operasional (Y)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Laba Operasional Turun/Naik Perubahan (%)

2015 - 701.438.522 - -
- 101
2016 8.156.059 709.594.581

2017 600.606.318 592.450.259 72,64

2018 1.556.156.776 955.550.458


1,59
2019 955.614.818 - 600.541.958 - 0,39

2020 20.323.002.844
19.367.388.026 20,27
Ʃ 22.742.098.293
Rata-rata 3.790
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)
54

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa Laba Operasional

pada PT Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai

berikut:

1. Laba Operasional pada tahun 2015 sebesar -701.438

2. Laba Operasional pada tahun 2016 sebesar 8.156 mengalami kenaikan sebesar

709.594.581 atau - 101 %

3. Laba Operasional pada tahun 2017 sebesar 600.606 mengalami kenaikan

sebesar 592.450 atau 72,64 %

4. Laba Operasional pada tahun 2018 sebesar 1.556.156 mengalami kenaikan

sebesar 955.550 atau 1,59 %

5. Laba Operasional pada tahun 2019 sebesar 955.614 mengalami penurunan

sebesar - 600.541 atau - 0,39 %

6. Laba Operasional pada tahun 2020 sebesar 20.323.002 mengalami kenaikan

sebesar 19.367.388 atau 20,27 %.

Maka Rata-rata perkembangan Laba Operasional yang ada pada PT

Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai dengan

tahun 2020 adalah sebesar 3.790.

4.2.2 Perkembangan Penjualan Bersih (X2) pada PT. Aneka Tambang Tbk

Didalam bagian ini akan membahas tentang perkembangan Penjualan

Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2020. Berdasarkan dari laporan laba rugi dan neraca

pada PT. Aneka Tambang Tbk dapat dilihat perkembangan penjualan sebagai

berikut:
55

Tabel 4.9
Perkembangan Penjualan Bersih
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Penjualan Bersih Naik/Turun Perubahan(%)

2015 -
195,140,645 -

2016 656,653,922.00 336.50


851,794,567

2017 1,643,892,446 792,097,879.00 92.99

2018 4,661,974,869 3,018,082,423.00 183.59

2019 4,447,156,354 - 214,818,515.00 -4.61

2020 4,475,776,656 28,620,302.00 0.64

Ʃ 16,275,735,537

Rata-rata 2,712,622,589.50
56

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa Penjualan pada PT

Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai beriku:

1. Penjualan Bersih pada tahun 2015 sebesar 195,140,645

2. Penjualan Bersih pada tahun 2016 sebesar 851.794,567 mengalami kenaikan

sebesar 656,653,922 atau 336,5 %

3. Penjualan Bersih pada tahun 2017 sebesar 1,643,892,446 mengalami

kenaikan sebesar 792,097,879 atau 92,99 %

4. Penjualan pada tahun 2018 sebesar 4,661,974,869 mengalami kenaikan

sebesar 3,018,082,423 atau 183,59 %

5. Penjualan pada tahun 2019 sebesar 4,447,156,354 mengalami penurunan

sebesar 214,818,515 atau – 4,61 %

6. Penjualan pada tahun 2020 sebesar 4,475,776,656 mengalami kenaikan

sebesar 28,620,302 atau 0,64 %.

Maka Rata-rata perkembangan Penjualan yang ada pada PT Aneka

Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2020 adalah sebesar 2,712,622,589

4.2.3 Perkembangan Modal Kerja (X1) PT. Aneka Tambang Tbk

Didalam bagian ini akan membahas tentang perkembangan Modal

Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2020. Adapun perkembangan Modal Kerja pada PT.

Aneka Tambang Tbk adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10
Perkembangan Modal Kerja
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
57

(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Modal Kerja Naik/Turun Perubahan(%)

2015 - -
6,913,496,180
2016 6,277,907,970 (635,588,210.00) -9.19

2017 3,449,477,120 (2,828,430,850.00) -45.05

2018 1,780,109,505 (1,669,367,615.00) -48.39

2019 2,372,000,867 591,891,362.00 33.25

2020 1,597,253,138 (774,747,729.00) -32.66

Ʃ 22,390,244,780
Rata-rata 3,731,707,463

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari perhitungan data diatas dapat disimpulkan bahwa Modal Kerja pada

PT. Aneka Tambang Tbk pada tahun 2015 sampai tahun 2020 yaitu sebagai

berikut:

1. Modal Kerja pada tahun 2015 sebesar 6,913,496,180

2. Modal Kerja pada tahun 2016 sebesar 6,277,907,970 mengalami

penurunan sebesar - 635,588,210.00 atau -9.19 %

3. Modal Kerja pada tahun 2017 sebesar 3,449,477,120 mengalami

penurunan sebesar 2,828,430,850 atau – 45,05 %

4. Modal Kerja pada tahun 2018 sebesar 1,780,109,505 mengalami

penurunan sebesar 1,669,367,615 atau -48,39 %

5. Modal Kerja pada tahun 2019 sebesar 2,372,000,867 mengalami kenaikan

sebesar 591,891,362 atau 33,25 %

6. Modal Kerja pada tahun 2020 sebesar 1,597,253,138 mengalami

penurunan sebesar 774,747,729 atau 32,66 %


58

Maka Rata-rata perkembangan Modal Kerja yang ada pada PT Aneka

Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2020 adalah sebesar 3,731,707,463

4.3. Teknik Analisis Data

4.3.1. Analisis Deskriptif

4.3.1.1. Analisis Mean (Rata-rata)

Menurut Sugiyono (2017:47), menyatakan bahwa: “Mean merupakan

teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari

kelompok tersebut”.

Mean di dapat dari jumlah seluruh data individu dalam kelompok

dibagi dengan jumlah individu yang terdapat dalam kelompok tersebut.

Dirumuskan seperti rumus berikut :

Ʃ x1
Me=
n

Keterangan :

Me = Mean (Rata - rata)


Ʃ = Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai x ke i sampai ke n
n = Jumlah individu

4.3.1.1.1 Analisis Data Mean pada Laba Operasional (Y)

Tabel 4.11
Analisis Mean Laba Operasional (Y)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020

Periode Laba Operasional


2015 -701.438
2016 8.156
59

2017 600.606
2018 1.556.156
2019 955.614
2020 20.323.002
∑ 22.742.096

Me =
∑ xi
n
N=6 22.742
Me =
6
Me = 3.790
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari data diatas dapat diperoleh rata-rata (Mean) Laba Operasional

adalah sebagai berikut:

Dari tabel diatas dapat dijelaskan kondisi Laba Operasional pada PT.

Aneka Tambang Tbk perbandingan Rata-rata Laba Operasional periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 Laba Operasional sebesar -701.438, kemudian

dibandingkan dengan rata-rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun

2020 sebesar 3.790. Maka Laba Operasional pada PT. Aneka Tambang

Tbk lebih kecil dari rata-rata Laba Operasional periode tersebut.

2. Pada tahun 2016 Laba Operasional sebesar 8.156 mengalami kenaikan

709.594 atau (101) %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3.790,3 Maka Laba

Operasional pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata Laba

Operasional periode tersebut.


60

3. Pada tahun 2017 Laba Operasional sebesar 600.6 mengalami kenaikan

signifikan sebesar 592.450 atau 72,64 %, kemudian dibandingkan dengan

rata-rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3.790.3

Maka Laba Operasional pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil 3.790.3

dari rata-rata Laba Operasional periode tersebut.

4. Pada tahun 2018 Laba Operasional sebesar 1.556. mengalami kenaikan

955.550 atau 1,59 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3.790 Maka Laba

Operasional pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata Laba

Operasional periode tersebut.

5.  Pada tahun 2019 Laba Operasional sebesar 955.614 mengalami

penurunan -600.541 atau -0,39 %, kemudian dibandingkan dengan rata-

rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3.790,349

Maka Laba Operasional pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari

rata-rata Laba Operasional periode tersebut.

6. Pada tahun 2020 Laba Operasional sebesar 20.323.002 mengalami

kenaikan 19.367.388 atau 20,27 %, kemudian dibandingkan dengan rata-

rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3.777. Maka

Laba Operasional pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih besar dari rata-rata

Laba Operasional periode tersebut.

4.3.1.1.2 Analisis Data Mean pada Penjualan Bersih (X2)

Tabel 4.12
Analisis Mean Penjualan Bersih (X2)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020

Periode Penjualan Bersih


61

2015 195,140,645
2016 851,794,567
2017 1,643,892,446
2018 4,661,974,869
2019 4,447,156,354
2020 4,475,776,656
∑ 16,275,735,537

Me =
∑ xi
n
N=6 16.275.735
Me =
6
Me = 2.712.622
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari data diatas dapat diperoleh rata-rata (Mean) Penjualan Bersih

adalah sebagai berikut:

Dari tabel diatas dapat dijelaskan kondisi Penjualan Bersih pada PT.

Aneka Tambang Tbk perbandingan Rata-rata Penjualan Bersih periode tahun

2015 sampai dengan tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 Penjualan Bersih sebesar 195.140 kemudian

dibandingkan dengan rata-rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun

2020 sebesar 2.712.622. Maka Penjualan Bersih pada PT. Aneka

Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata Penjualan Bersih periode tersebut.

2. Pada tahun 2016 Penjualan Bersih sebesar 851.794 mengalami kenaikan

656.653 atau 336.5 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 2.712.622. Maka Penjualan

Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata Penjualan

Bersih periode tersebut.


62

3. Pada tahun 2017 Penjualan Bersih sebesar 1.643.892 mengalami

kenaikan 792.097 atau 92.99 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata

periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 2.712.622. Maka

Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata

Penjualan Bersih periode tersebut.

4. Pada tahun 2018 Penjualan Bersih sebesar 4.661.974 mengalami kenaikan

3.018.082 atau 183.5 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 2.712.622. Maka Penjualan

Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih besar dari rata-rata Penjualan

Bersih periode tersebut.

5.  Pada tahun 2019 Penjualan Bersih sebesar 4.447.156 mengalami

penurunan sebesar 214.818 atau -4.61 %, kemudian dibandingkan dengan

rata-rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar

2.712.622. Maka Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih

besar dari rata-rata Penjualan Bersih periode tersebut.

6. Pada tahun 2020 Penjualan Bersih sebesar 4.475.776 mengalami kenaikan

28.620 atau 0.64 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 2.712.622. Maka Penjualan

Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih besar dari rata-rata Penjualan

Bersih periode tersebut.

4.3.1.1.3 Analisis Data Mean pada Modal Kerja (X1)

Tabel 4.13
Analisis Mean Modal Kerja (X1)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020

Periode Modal Kerja


63

2015 6,913,496,180
2016 6,277,907,970
2017 3,449,477,120
2018 1,780,109,505
2019 2,372,000,867
2020 1,597,253,138
∑ 22,390,244,780

Me =
∑ xi
n
N=6 22.390.244
Me =
6
Me = 3.731.707
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dari data diatas dapat diperoleh rata-rata (Mean) Modal Kerja adalah

sebagai berikut:

Dari tabel diatas dapat dijelaskan kondisi Modal Kerja pada PT.

Aneka Tambang Tbk perbandingan Rata-rata Modal Kerja periode tahun

2015 sampai dengan tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2015 Modal Kerja sebesar 6,913,496 kemudian dibandingkan

dengan rata-rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar

3,731,707 Maka Modal Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih besar

dari rata-rata Modal Kerja periode tersebut

2. Pada tahun 2016 Modal Kerja sebesar 6,277,907 mengalami penurunan

635,588 atau -9,19 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata periode

tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3,731,707 Maka Modal

Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih besar dari rata-rata Modal

Kerja periode tersebut


64

3. Pada tahun 2017 Modal Kerja sebesar 3,449,477 mengalami

penurunan 2,828,430 atau -45,05 %, kemudian dibandingkan dengan rata-

rata periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3,731,707

Maka Modal Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-

rata Modal Kerja periode tersebut

4. Pada tahun 2018 Modal Kerja sebesar 1,780,109 mengalami penurunan

1,669,367 atau - 48.39 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata

periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3,731,707 Maka

Modal Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata

Modal Kerja periode tersebut

5.  Pada tahun 2019 Modal Kerja sebesar 2,372,000 mengalami kenaikan

sebesar 591,891 atau 33,25 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata

periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3,731,707 Maka

Modal Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata

Modal Kerja periode tersebut

6. Pada tahun 2020 Modal Kerja sebesar 1,597,253 mengalami penurunan

sebesar 774,747 atau -32,66 %, kemudian dibandingkan dengan rata-rata

periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 sebesar 3,731,707, Maka

Modal Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk lebih kecil dari rata-rata

Modal Kerja periode tersebut.


65

4.3.1.2 Standar Deviasi Atau Simpangan Baku

Standar deviasi atau simpangan baku merupakan salah satu teknik

yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan

varians. Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai

individu terhadap rata-rata kelompok. Akar varians disebut standar deviasi

atau simpangan baku.

4.3.1.2.1 Standar Deviasi Laba Operasional (Y)

Tabel 4.14
Tabel Penolong Perhitungan Standar Deviasi Laba Operasional (Y)
(Dalam Rupiah)

Simpangan Simpangan Kuadarat


Laba Operasional
Tahun
(Y) Xi−x̅ (Xi−x̅ )2

2015 4,491,787 20,176,153,447


-701,438
2016 8,156 3,782,193 14,304,986,410

2017 600,606 3,189,743 10,174,462,532


66

2018 1,556,156 2,234,193 4,991,619,850

2019 955,614 2,834,735 8,035,724,410

2020 20,323,002 -16,532,653 273,328,604,196

Ʃ 22,742,096 0 331,011,550,848

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Dalam tabel diatas ditunjukan nilai Laba Operasional (Y) yang

berjumlah 6, maka dijelaskan sebagai berikut:

22,741,096
Xi atau Rata-rata = = 3,790.349
6
Jumlah kuadrat simpangan (Varians) S2 =
2
∑( X i−x̅ ) 331,011,550
= =66,202.310
( n−1) 5
Simpangan baku (Satandar Deviasi) S = √ 66,202.310=8,136,480

4.3.1.2.2 Standar Deviasi Penjualan Bersih (X2)

Tabel 4.15
Tabel Penolong Perhitungan Standar Deviasi Penjualan Bersih (X2)
(Dalam Rupiah)

Simpangan Simpangan Kuadarat


Tahun Penjualan Bersih
Xi−x̅ (Xi−x̅ )2

2015 2,517,481,944 6,337,715,340,883


195,140,645
2016 851,794,567 1,860,828,022 3,462,680,929,321

2017 1,643,892,446 1,068,730,143 1,142,184,119,625

2018 4,661,974,869 -1,949,352,279 3,799,974,309,591

2019 4,447,156,354 -1,734,533,764 3,008,607,380,190

2020 4,475,776,656 -1,763,154,066 3,108,712,262,215

Ʃ 16,275,735,537 0 20,859,874,341,828
67

(Sumber: Data sekunder yang telah diolah)

Dalam tabel diatas ditunjukan nilai Penjualan Bersih (X2) yang

berjumlah 6, maka dijelaskan sebagai berikut:

16,275,735
X2 atau Rata-rata = = 2,712,622
6
Jumlah kuadrat simpangan (Varians) S2 =
2
∑( X i−x̅ ) 20,859,874,341
= =4,171,974,868
( n−1) 5
Simpangan baku (Satandar Deviasi) S = √ 4,171,974,868=64,590,826

4.3.1.2.3 Standar Deviasi Modal Kerja (X1)

Tabel 4.16
Tabel Penolong Perhitungan Standar Deviasi Modal Kerja (X1)
(Dalam Rupiah)

Simpangan Simpangan Kuadarat


Tahun Modal Kerja
Xi−x̅ ( Xi−x̅ )2

2015 -3,181,788,716 10,123,779,437,507


6,913,496,180
2016 6,277,907,970 -2,546,200,506 6,483,137,020,149

2017 3,449,477,120 282,230,343 79,653,966,698

2018 1,780,109,505 1,951,597,958 3,808,734,590,970

2019 2,372,000,867 1,359,706,596 1,848,802,028,112

2020 1,597,253,138 2,134,454,325 4,555,895,266,934

Ʃ 22,390,244,780 0 26,900,002,310,372

(Sumber : data sekunder yang telah diolah)

Dalam tabel diatas ditunjukan nilai Modal Kerja (X1) yang berjumlah 6,

maka dijelaskan sebagai berikut :


68

22,390,244
Xi atau Rata-rata = = 3,731,707
6
Jumlah kuadrat simpangan (Varians) S2 =
∑( X i−x̅ )2 26,900,002,310
= =5,380,000,462
( n−1) 5
Simpangan baku (Satandar Deviasi) S = √ 5,380,000,462=73,384,486

4.3.1.3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan rumus uji liliefors pada taraf signifikan (α) = 0,05.

Sampel berdistribusi normal apabila LOhitung < LOtabel. Apabila LOhitung > LOtabel

maka data berdistribusi tidak normal.

4.3.1.3.1 Uji Normalitas Laba Operasional (Y)

Tabel 4.17
Uji Normalitas Laba Operasional (Y)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Rupiah)
69

( S(Zi) F(Zi)-
No Xi Fi Fkum Z1 F(Zi)
S(Zi)
S 1.00 1.00 -701,438,987.85 - 0.17 (0.17)
1
-701,438,522
u 8,156,059 1.00 2.00 8,155,593 1.00 0.33 0.67
2

m 600,606,318 1.00 3.00 600,605,852 1.00 0.50 0.50


3

b 955,614,818 1.00 4.00 955,614,352 1.00 0.67 0.33


4
1,556,156,776 1.00 5.00 1,556,156,310 1.00 0.83 0.17
e 5
20,323,002,844 1.00 6.00 20,323,002,378 1.00 1.00 -
r 6

: Ʃ 6
22,742,098,293

X 3,790,349,715

St.Dev 8,136,480
Data sekunder yang telah diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh LOhitung = 0,667 dan

LOtabel pada taraf signifikan (α)= 0,05 sebesar 0,319. Ini berarti LOhitung

(0,667) > LOtabel (0,319), artinya data yang diperoleh berdistribusi tidak

normal.

4.3.1.3.2 Uji Normalitas Penjualan Bersih (X2)

Tabel 4.18
Uji Normalitas Penjualan Bersih (X2)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Rupiah)

S(Zi F(Zi)
No Xi Fi Fkum Z1 F(Zi)
) -S(Zi)
19 1 1 195140603 1 0.167 0.833
1
5,140,645
70

85
2 1,794,567 1 2 851794525 1.000 0.333 0.667

1,64 164389240
3 3,892,446 1 3 4 1.000 0.5 0.500

4,44 444715631
4 7,156,354 1 4 2 1.000 0.667 0.333

4,47 447577661
5 5,776,656 1 5 4 1.000 0.833 0.167

4,66 466197482
6 1,974,869 1 6 7 1.000 1 0.000

Ʃ 16,275,735,53 6
7
2,712,622,590
X
St.De 64,590,826
v
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh LOhitung = 0,833

dan LOtabel pada taraf signifikan (α)= 0,05 sebesar 0,319. Ini berarti LOhitung

(0,833) > LOtabel (0,319), artinya data yang diperoleh berdistribusi tidak

normal.

4.3.1.3.3 Uji Normalitas Modal Kerja (X1)

Tabel 4.19
Uji Normalitas Modal Kerja (X1)
PT. Aneka Tambang Tbk
Tahun 2015-2020
(Dalam Rupiah)

S(Zi) F(Zi)-
No Xi Fi Fkum Z1 F(Zi)
S(Zi)
71

1 1 1 1597253 1 0.167 0.833


1,597,253

2 1,780,109 1 2 1780109 1.000 0.333 0.667

3 2,373,000 1 3 2373000 1.000 0.5 0.500

4 3,449,477 1 4 3449477 1.000 0.667 0.333

5 6,277,907 1 5 6277907 1.000 0.833 0.167

6 6,913,496 1 6 6913496 1.000 1 0.000

Ʃ 6
22,391,242
3731874
X
St.De
73,384,486
v
(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh LOhitung = 0,833 dan

LOtabel pada taraf signifikan (α)= 0,05 sebesar 0,319. Ini berarti LOhitung

(0,833) > LOtabel (0,319), artinya data yang diperoleh berdistribusi tidak

normal.

4.3.1.4 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok mempunyai varians data yang sama atau tidak.

VarianTerbesar
Fhitung¿
Varian Terkecil

4.3.1.4.1 Uji Homogenitas Antara Modal Kerja (X1) terhadap Penjualan


Bersih (X2)
72

73,384,486
Fhitung¿ 64,590,826

Fhitung ¿ 1,13
Dari perhitungan diatas diperoleh Fhitung = 1,13 dan dari grafik daftar

distribusi F dengan df 1 pembilang 3-1 = 2, df 2 penyebut 6-1 = 5 dan

taraf signifikan 5% (α-0,05), maka Ftabel = 7,71. Karena Fhitung < Ftabel (1,13

<7,71). Hal ini berarti bahwa data variabel Modal Kerja (X1) dan

Penjualan Bersih (X2) adalah homogen.

4.3.1.4.2 Uji Homogenitas Antara Penjualan Bersih (X2) terhadap Laba


Operasional (Y)
64,590,826
Fhitung¿ 8,136,480

Fhitung ¿ 7,93
Dari perhitungan diatas diperoleh Fhitung = 7,93 dan dari grafik daftar

distribusi F dengan df 1 pembilang 3-1 = 2, df 2 penyebut 6-1 = 5 dan

taraf signifikan 5% (α-0,05), maka Ftabel = 7,71. Karena Fhitung > Ftabel (7,93)

>7,71). Hal ini berarti bahwa data variabel Penjualan Bersih (X2) dan Laba

Operasional (Y) adalah tidak homogen.

4.3.4. Analisis Asosiatif

4.3.4.1 Analisis Regresi Sederhana

4.3.4.1.1 Analisis Regresi Sederhana Antara Modal Kerja

Terhadap Penjualan Bersih

Tabel 4.20
Analisis Regresi Sederhana Antara Modal Kerja Terhadap Penjualan
Bersih
PT. Aneka Tambang Tbk
2015-2020
(Dalam Rupiah)
N X1 X2 X1² X2² X1.X2
1 1,597,253 195,140,645 2,551,217,146 38,079,871,331,016 311,688,980,648,185
73

1,780,109 851,794,567 3,168,788,051 725,553,984,370,717 1,516,287,174,867,800


2
2,702,382,374,015,86
3 2,373,000 1,643,892,446 5,631,129,000 0 3,900,956,774,358,000

15,340,363,558,526,90
4 3,449,477 4,447,156,354 11,898,891,573 19,777,199,636,922 0

28,098,509,599,139,00
5 6,277,907 4,475,776,656 39,412,116,300 20,032,576,674,394 0

32,230,544,608,932,00
6 6,913,496 4,661,974,869 47,796,426,942 21,734,009,679,187 0

16,275,735,53 110,458,569,01 81,398,350,696,471,90


Ʃ 22,391,242 7 4 65,009,802,220,222 0

(Sumber: Data sekunder yang telah diolah)

Mencari Konstanta a :

a=(∑ x2 )(∑ x 1 )−¿ ¿


❑ 2

(16,275,735)(110,458,569)−(22,391,242)(81,398,350,696)
a=
662,751,414,084−501,367,718,302

(1,797,794,457)−(1,822,610,168)
a=
161,383,695.781

−24,815,711,776
a=
161,383,695,781

a=−153,7

Mencari Konstanta b :

b=n ∑ x 1 x 2−¿ ¿

488,390,104−364,433,933
b=
662,751,414,084−501,367,718,302

123,956,171,041
b=
161,383,695.781
74

b=0,768

Dari Hasil perhitungan diatas maka nilai konstanta a dan b dimasukan

dalam persamaan regresi linier sederhana antara Modal Kerja terhadap

Penjualan Bersih adalah :

X2= 253,7- 0,768X1


Dari Persamaan diatas dapat diketahui bahwa setiap perubahan Modal

Kerja akan Mempengaruhi Penjualan Bersih.

4.3.4.1.2 Analisis Regresi Sederhana Antara Penjualan BersihTerhadap

Laba Operasional

Tabel 4.21
Analisis Regresi Sederhana Antara Penjualan BersihTerhadap Laba
Operasional
PT. Aneka Tambang Tbk
2015-2020
(Dalam Rupiah)
N X2 Y X2² Y² X2.Y
- 492,016,000,145,54
701,438,522 38,079,871,331 5 -136879165610927
1 195,140,645
2 851,794,567 8,156,059 725553984370717 66,521,298,411,481 6947286744331450

360,727,949,221,51
3 1,643,892,446 600,606,318 2702382374015 7 987332189180074
75

4 4,447,156,354 1,556,156,776 19777199636922 2,421,623,911,490 6,920,472,494,208

913,199,680,381,17
5 4,475,776,656 955,614,818 20032576674394 3 4277118494532090

20,323,002,84 413,024,444,597,23
6 4,661,974,869 4 21734009679187 2 94,745,328,521,343

16,275,735,53 22,742,098,29 65,009,802,220,22 417,212,078,659,76 106,800,319,820,39


∑ 7 3 2 9 8

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

Mencari Konstanta a :

a=(∑Y )( ∑ x 2 )−¿ ¿
2

(22,742,098,293)(65,009,802,220,222)−(16 , 275 ,735 , 537)(106,800,319,820,398)


a=
390,058,813,321−264,899,567,270

(1,478,459,312,100)−(1,738,253,760,663)
a=
125,159,246,050

−259,794,448,563
a=
125,159,246,050

a=−2,075

Mencari Konstanta b :

b=n ∑ x 2 Y −¿ ¿

640,801,918,922−370,144,377,373
b=
390,058,813,321−264,899,567,270

270,657,541,549
b=
125,159,246,050

b=2,16

Dari Hasil perhitungan diatas maka nilai konstanta a dan b dimasukan

dalam persamaan regresi sederhana antara Penjualan BersihTerhadap Laba

Operasional adalah :

Y= -2,075 ,, 2,16 X2
76

Dari Persamaan diatas dapat diketahui bahwa setiap perubahan Penjualan

Bersih Berpengaruh pada Laba Operasional.

4.3.4.2 Analisis Korelasi Tunggal

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Modal Kerja (X1) terhadap Penjualan Bersih (X2), pengaruh Penjualan

Bersih(X2) terhadap Laba Operasional (Y), pengaruh Modal Kerja (X1)

terhadap Laba Operasional (Y) pada PT. Aneka Tambang Tbk.

4.3.4.2.1 Analisis Korelasi Antara Modal Kerja (X1) Terhadap Penjualan

Bersih (X2)

Tabel 4.22
Analisis Korelasi Modal Kerja Terhadap Penjualan Bersih
PT. Aneka Tambang Tbk
2015-2020
(Dalam Rupiah)

N X1 X2 X1² X2² X1.X2


195,140,645 2,551,217,146 38,079,871,331,016 311,688,980,648,185
1 1,597,253
2 1,780,109 851,794,567 3,168,788,051 725,553,984,370,717 1,516,287,174,867,800

2,702,382,374,015,86
3 2,373,000 1,643,892,446 5,631,129,000 0 3,900,956,774,358,000

4 3,449,477 4,447,156,354 11,898,891,573 19,777,199,636,922 15,340,363,558,526,90


77

28,098,509,599,139,00
5 6,277,907 4,475,776,656 39,412,116,300 20,032,576,674,394 0

32,230,544,608,932,00
6 6,913,496 4,661,974,869 47,796,426,942 21,734,009,679,187 0

22,391,24 16,275,735,53 110,458,569,01 81,398,350,696,471,90


∑ 2 7 4 65,009,802,220,222 0

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

n ∑ X 1 X 2−( ∑ X 1 )( ∑ X 2 )
rxy =
√(n ∑ X 1
2
−( ∑ X 1 )2)¿ ¿ ¿
6.(81,398,350,696,471,900)−( 22,391,242 ) (16,275,735,537)
rxy =
√¿ ¿ ¿
488,390,104,178−364,433,933,136
rxy =
√( 662,751,414−501,367,718 ) (390,058,813−264,899,567)
123,956,171
rxy =
√(161,383,696)(125,159,246)
123,956,171
rxy =
√20,198,661,688,986
123,956,171
rxy =
4,494,292,123
rxy = 0,27

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh hasil korelasi antara Modal

Kerja terhadap Penjualan Bersih sebesar 0,27 yang berarti bahwa pengaruh

Modal Kerja terhadap Penjualan Bersih memiliki hubungan yang sangat kuat

dengan pengaruh hubungan yang positif.

4.3.4.2.2 Analisis Korelasi Antara Penjualan Bersih (X2) Terhadap Laba

Operasional (Y)

Tabel 4.23
Analisis Korelasi Penjualan BersihTerhadap Laba Operasional
78

PT. Aneka Tambang Tbk


2015-2020
(Dalam Rupiah)

N X2 Y X2² Y² X2.Y

- 38,079,871,331,01
701,438,522 6 492,016,000,145,545 -136879165610927
1 195,140,645

2 851,794,567 8,156,059 725553984370717 66,521,298,411,481 6947286744331450

270238237401586
3 1,643,892,446 600,606,318 0 360,727,949,221,517 987332189180074

2,421,623,911,490,71
4 4,447,156,354 1,556,156,776 19777199636922 0 6,920,472,494,208

5 4,475,776,656 955,614,818 20032576674394 913,199,680,381,173 4277118494532

20,323,002,84
6 4,661,974,869 4 21734009679187 413,024,444,597,232 94,745,328,521,343

22,742,098,29 65,009,802,220,22 106,800,319,820,39


∑ 16,275,735,53 3 2 417,212,078,659,769 8
7

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

n ∑ X 2 y−( ∑ X 2 ) ( ∑ y )
rxy =
√(n ∑ X 2
2 2
−( ∑ X 2 ) )¿ ¿ ¿
6 .(106,800,319)−( 16,275,735 ) ( 22,742,098 )
rxy =
√(6(65,009,802)−( 264,899,567 ) )(6(417,330,669)−( 22,662,096 ) )
2 2

640,801,914−370,144,360,392
rxy =
√(16,874,634−13,842,699)(2,503,984−513,570,595)
−369,503,558
rxy =
√(3,031,935)(−511,066,611)
−369,503,558
rxy =
√−1,549,520,075
79

−369,503,558
rxy =
−39,363,943
rxy = 9,38

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh hasil korelasi antara Penjualan

Bersih terhadap Laba Operasional sebesar 9,38 yang berarti bahwa pengaruh

Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional memiliki hubungan yang kuat

dengan pengaruh hubungan yang positif.

4.3.4.2.3 Analisis Korelasi Antara Modal Kerja (X1) Terhadap Laba

Operasional (Y)

Tabel 4.24
Analisis Korelasi Modal Kerja Terhadap Laba Operasional
PT. Aneka Tambang Tbk
2015-2020
(Dalam Rupiah)

N X1 Y X1² Y² X1.Y
-
701,438,522 2,551,217,146 492,016,000,145 -1120374783580070
1 1,597,253
2 1,780,109 8,156,059 3,168,788,051 66,521,298,411,481 14518674030431

3 2,373,000 600,606,318 5,631,129,000 360,727,949,221,517 1425238792614000


80

2,421,623,911,490,71
4 3,449,477 1,556,156,776 11,898,891,573 0 5.367,927,007,206

5 6,277,907 955,614,818 39,412,116,300 913,199,680,381,173 5999260955225930

20,323,002,84
6 6,913,496 4 47,796,426,942 413,024,444,597,232 140,502,998,869,983

22,391,242.0 22,742,098,29
∑ 0 3 110,458,569,014 417,212,078,659,769 152,189,569,515,479

(Sumber : Data sekunder yang telah diolah)

n ∑ X 1 y−( ∑ X 1 ) ( ∑ y )
rxy =
√(n ∑ X 1
2 2
−( ∑ X 1 ) )¿ ¿ ¿
rxy =
6 .( 152,189,569,515,479)−( 22,391,242 ) ( 22,742,098,293 )
√(6(110,458,569,014)−( 501,367,718 ) )(6 (417,330,669,340)−( 517,203,034,768 ) )
2 2

rxy =
913,137,417,092−509,223,826,266
√(662,751,414,084−501,367,718)(2,503,272,471,958−517,203,034,768)
403,913,590
rxy =
√(161,383,695)(1,986,069,437)
403,913,590
rxy =
√320,519,225,853,303
403,913,590
rxy =
17,903,050,741
rxy = 0,22

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh hasil korelasi antara Modal

Kerja terhadap Laba Operasional sebesar 0,22 yang berarti bahwa pengaruh

Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional memiliki hubungan yang

sedang dengan pengaruh hubungan yang positif.

4.3.4.2 Analisis Koefisien Determinasi


81

4.3.4.2.1 Analisis Koefisien Determinasi Modal Kerja terhadap

Penjualan Bersih

Untuk mengukur seberapa besar kontribusi pengaruh Modal

Kerja terhadap Penjualan Bersih, maka digunakan perhitungan

koefisien determinasi sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Kd = 0,272 x 100%

Kd = 0,729 x 100%

Kd = 7,29 %

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi

sebesar 7,29 %. Kontribusi yang diberikan Modal Kerja terhadap

Penjualan Bersih yaitu 7,29% dan sisanya 92,21 % dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti.

4.3.4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi Penjualan Bersih terhadap

Laba Operasional

Untuk mengukur seberapa besar kontribusi pengaruh Penjualan Bersih

terhadap Laba Operasional, maka digunakan perhitungan koefisien

determinasi sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

Kd = 9,382 x 100%

Kd = 87,9844 x 100%

Kd = 87,95%
82

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi sebesar 87,95

%. Kontribusi yang diberikan Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional

yaitu 87,95 % dan sisanya 12,05 % dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti.

4.3.4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi Modal Kerja terhadap

Laba Operasional

Untuk mengukur seberapa besar kontribusi pengaruh Modal Kerja

terhadap Laba Operasional, maka digunakan perhitungan koefisien

determinasi sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

Kd = 0,222 x 100%

Kd = 0,0484 x 100%

Kd = 4,84%

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi sebesar 4,84 %.

Kontribusi yang diberikan Modal Kerja terhadap Laba Operasional yaitu

4,84 % dan sisanya 95,16 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

4.3.4.3. Analisis Jalur

Untuk mencari koefisien jalur diperoleh dari persamaan sebagai


berikut :
r12 = P21
r1y = P1y + P2 r12
r2y = P1y + r12 + P2y

A. Mencari Nilai Koefisien Jalur P1y


83

r 1 y r 12
r 2 y 1,00
P1 y=
1,00 r 12
r 121,00

P1 y=
( 9,38 1,00 )
0,22 0,27

(1,00
0,27 1,00 )
0,27

( 0,22 . 1,00 )−(0,27 . 9,38)


P1 y=
( 1,00 . 1,00 )−(0,27 . 0,27)

(0,22)−(2,53)
P1 y=
¿¿

−2,31
P1 y=
0,07

P 1 y =−33

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diperoleh P1y = - 33. Artinya,

bahwa pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Operasional pada PT. Aneka

Tambang Tbk sebesar – 33 mempunyai pengaruh dengan arah hubungan

negatif atau berbanding terbalik, yang artinya jika Modal Kerja naik maka

Laba Operasionalnya akan naik.

B. Mencari Nilai Koefisien Jalur P2y

1,00 r 1 y
r 12r 2 y
P2 y=
1,00 r 12
r 121,00

P2 y=
( 0,27 9,38 )
1,00 0,22

(1,00
0,27 1,00 )
0,27

(1,00 . 0,22 )−(0,22 . 0,27)


P2 y=
( 1,00 . 1,00 )−(0,27 . 0,27)
84

(0,22)−( 0,05)
P2 y= ¿¿

0,17
P2 y=
0,93

P 2 y =0.18

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diperoleh P2y = 0.18. Artinya,

bahwa pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional pada PT.

Aneka Tambang Tbk sebesar 0,18 mempunyai pengaruh yang sangat kuat

dengan arah hubungan positif atau berbanding lurus, yang artinya jika

Penjualan Bersih naik maka Laba Operasionalnya akan naik.

C. Koefisien Jalur X1 terhadap Y melalui X2

Pintervening = P1y + P2y. r12

Pintervening = (- 33) + (0,18) (0,27)

Pintervening = (- 33) + 0,45

Pintervening = −32,55

Berdasarkan dari perhitungan diatas dapat diperoleh Pintervening =

−32,55. Artinya Modal Kerja terhadap Laba Operasional Melalui Penjualan

Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk berpengaruh dan dalam kategori

sedang dengan arah hubungan positif atau berbanding lurus, yang artinya jika

Modal Kerja naik dan Penjualan Bersih naik maka Laba Operasionalnya akan

naik.

4.3.5 Uji Hipotesis

4.3.5.1 Uji t Pengaruh Modal Kerja (X1) Terhadap Penjualan Bersih(X2)


85

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Modal Kerja (X1) terhadap

Penjualan Bersih (X2), maka digunakan uji t. Berdasarkan data yang

diperoleh maka besarnya thitung adalah sebagai berikut:

r √n−2
t=
√1−r 2
0,27 √ 6−2
t=
√1−0,272
0,27 √ 4
t=
√1−0,0729
0,27 . 2
t=
√ 0,92
0,54
t=
0,95

t=0,568

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui thitung = 0,568 . Digunakan uji

dua pihak, dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) 6-2 = 4

didapatkan nilai ttabel sebesar 2,776. Karena thitung < ttabel (0,568 < 2,776), maka

H1a ditolak dan H1o ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh antara

Modal Kerja terhadap Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk.

Gambar 4.1
Uji Hipotesis Pengaruh Modal Kerja (X1) Terhadap Penjualan Bersih (X2)

Daerah Penerimaan H1a Daerah Penerimaan H1a

Daerah Penerimaan H1o

2,776 0,568 0,568 2,776


86

4.3.5.2 Uji t Pengaruh Penjualan Bersih (X2) terhadap Laba Operasional

(Y)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Penjualan Bersih (X2)

terhadap Laba Operasional (Y), maka digunakan uji t. Berdasarkan data yang

diperoleh maka besarnya thitung adalah sebagai berikut :

r √n−2
t=
√1−r 2
9,38 √ 6−2
t=
√1−0 ,27 2
9,3 8 √ 4
t=
√1−0,072
9,3 8 .2
t=
√ 0,92
18,7 6
t=
0,95

t=1 9 ,74 7

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui thitung = 19,747 Digunakan uji

dua pihak, dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) 6-2 = 4

didapatkan nilai ttabel sebesar 2,776. Karena thitung < ttabel (19,747 > 2,276), maka

H2a diterima dan H2o diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh

antara Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional (Y) pada PT. Aneka

Tambang Tbk.

Gambar 4.2
Uji Hipotesis Pengaruh Penjualan Bersih (X2) Terhadap Laba Operasional
(Y)
87

Daerah Penolakan H2a Daerah Penolakan H2a

Daerah Penerimaan H2o

2,776 19,747 19,747 2,776

4.4. Pembahasan Penelitian

4.4.1. Perbandingan Antara Hasil Penelitian Dengan Penelitian Yang Relevan

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan Bersih

Modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam kegiatan

operasional dan selalu berputar dalam periode tertentu. Periode perputaran

modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-

komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas..

Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa variabel Modal Kerja (X1)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penjualan Bersih (X2), hal ini

dapat dilihat dari perhitungan (thitung< ttabel ) (0,568<¿ 2,776) dengan arah

hubungan positif atau berbanding lurus. Hasil tersebut menunjukan bahwa

variabel Modal Kerja (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Penjualan Bersih (Endang Naryono (2019) dengan jurnal berjudul Dampak

Perputaran Modal Kerja Terhadap Laba Operasi pada PT. Holcim Indonesia,

Tbk. Metode yang digunakan yaitu ex post facto dengan mengambil data

sekunder dari laporan keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk periode 2014 –

2019. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi dengan uji

hipotesis menggunakan uji t. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan


88

29,48% laba operasi pada PT. Holcim Indonesia, Tbk dipengaruhi oleh

perputaran modal kerja.

4.4.2. Perbandingan Antara Hasil Penelitian Dengan Penelitian Yang Relevan

Pengaruh Penjualan BersihTerhadap Laba Operasional

Penjualan bersih atau net sales merupakan pendapatan perusahaan setelah

pemotongan terkait telah diambil. Ini adalah angka utama yang akan dievaluasi oleh

analisis keuangan saat menilai laporan laba rugi bisnis .

Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa variabel Penjualan Bersih

(X2) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Laba Operasional

(Y), hal ini dapat dilihat dari perhitungan (t hitung< ttabel ) (19,747 >2,776)

dengan arah hubungan positif atau berbanding lurus. Hasil tersebut

menunjukan bahwa variabel Penjualan Bersih (X2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba Operasional (Y). Hasil penelitian lain yang

dilakukan Seger Herlina Agnesti Sari (2019) dengan jurnal berjudul

Pengaruh Jumlah Persediaan Bersih dan Penjualan Bersih Terhadap Laba

Operasional pada PT. Indofood sukses Makmur Tbk, yang menyatakan

bahwa Penjualan Bersih berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba

Operasional. Sedangkan secara simultan pengaruh Jumlah Persediaan bersih

dan Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional diperoleh nilai Fhitung

sebesar 2.095 dan nilai Ftabel 4.74 dengan nilai signifikan 0.194 artinya

Jumlah Persediaan Bersih dan Penjualan Bersih berpengaruh tidak signifikan

terhadap Laba Operasional pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

4.4.3. Perbandingan Antara Hasil Penelitian Dengan Penelitian Yang Relevan

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Operasional Melalui Penjualan Bersih


89

Adanya hubungan yang erat mengenai penjualan terhadap peningkatan laba

operasional perusahaan dalam hal ini dapat dilihat dari laporan laba-rugi

perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk lebih

besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan.

Berdasarkan hasil analisi jalur diperoleh Pintervening = -32,55. Artinya Modal

Kerja terhadap Laba Operasional Melalui Penjualan Bersih pada PT. Aneka

Tambang Tbk berpengaruh dan dalam kategori kuat dengan arah hubungan

positif atau berbanding lurus, yang artinya jika Modal Kerja naik dan

Penjualan Bersih naik maka Laba Operasionalnya akan naik. Hasil penelitian

lain yang dilakukan oleh Febbyra Nur Afni dengan jurnal berjudul Pengaruh

Modal Kerja dan Biaya Overhead Pabrik terhadap Laba Operasional (Studi

kasus pada PT. Medco Energi Internasional, Tbk. Tahun 2020) Febbyra Nur

Afni dengan jurnal berjudul Pengaruh Modal Kerja dan Biaya Overhead

Pabrik terhadap Laba Operasional (Studi kasus pada PT. Medco Energi

Internasional, Tbk. Tahun 2020). Metode yang digunakan adalah metode

deskriptif asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda, klasikal pengujian asumsi dan hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa modal kerja

dan biaya overhead pabrik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

laba operasional.
90

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti

selama penelitian dan pembahasan mengenai “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba
91

Operasional Melalui Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk. Maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan laporan perkembangan Laba Operasional pada PT. Aneka

Tambang Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata Laba Operasional yang

ada pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015-2020

adalah sebesar 3,790,349.

2. Berdasarkan laporan perkembangan Penjualan Bersih dengan menggunakan

perhitungan Laba Bersih Setelah Pajak dibagi dengan Total Asset pada PT.

Aneka Tambang Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata Penjualan

Bersih yang ada pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun

2015-2020 adalah sebesar 2,712,622,589

3. Berdasarkan laporan perkembangan Modal Kerja dengan menggunakan

perhitungan Aktiva Lancar dibagi dengan Hutang Lancar pada PT. Aneka

Tambang Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata Modal Kerja yang ada

pada PT. Aneka Tambang Tbk selama enam tahun dari tahun 2015-2020 adalah

sebesar 3,731,707,463.

4. Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui thitung = 0,568 . Digunakan uji dua

pihak, dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) 6-2 = 4

didapatkan nilai ttabel sebesar 2,776. Karena thitung < ttabel (0,568 < 2,276), maka H2a

ditolak dan H2o ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh antara

Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional (Y) pada PT. Aneka Tambang

Tbk.
92

5. Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui thitung = 19,747 . Digunakan uji dua

pihak, dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (dk) 6-2 = 4

didapatkan nilai ttabel sebesar 2,776. Karena thitung < ttabel (19,747 >2,776), maka

H1a diterima dan H1o diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh

antara Modal Kerja terhadap Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk

6. A. Nilai Koefisien Jalur P1y

Analisis jalur persamaan P1y = - 33 maka pengaruh Modal Kerja terhadap

Laba Operasional mempunyai pengaruh dengan arah hubungan negatif.

B. Nilai Koefisien Jalur P2y

Analisis jalur persamaan P2y = 0,18 maka pengaruh penjualan bersih

terhadap Laba Operasional mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan

arah hubungan positif.

C. Nilai Koefisien Jalur X1 Terhadap Y Melalui X2

Analisis jalur persamaan Pintervening = -32,55 maka pengaruh Modal Kerja

Terhadap Laba Operasional Melalui Penjualan Bersih mempunyai

pengaruh yang negatif.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas penulis mengajukan saran kepada PT. Aneka Tambang

Tbk yaitu sebagai berikut :


93

1. Diharapkan PT. Aneka Tambang Tbk lebih dapat meningkatkan Laba

Operasional perusahaan dengan cara meningkatkan Modal Kerja yang dapat

meningkatkan Penjualan Bersih.

2. Diharapkan PT. Aneka Tambang Tbk lebih dapat meningkatkan laporan

perkembangan Penjualan Bersih dengan cara meningkatkan laba bersih setelah

pajak dengan total asset.

3. Diharapkan PT. Aneka Tambang Tbk lebih dapat meningkatkan laba laporan

perkembangan Modal Kerja dengann cara meningkatkan aktiva lancar dengan

hutang lancar.

4. Dengan adanya pengaruh Modal Kerja terhadap Penjualan Bersih pada PT.

Aneka Tambang Tbk, diharapkan perusahaan lebih meningkatkan laba

perusahaan dari variabel Modal Kerja. Semakin tinggi tingkat Modal Kerja

menandakan bahwa semakin tinggi Penjualan Bersih.

5. Dengan adanya pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Operasional pada

PT. Aneka Tambang Tbk, diharapkan perusahaan lebih meningkatkan laba

perusahaan dari Variabel Penjualan Bersih. Semakin tinggi Penjualan Bersih

maka akan meningkatkan Laba Operasional.

6. Dengan adanya pengaruh tidak langsung dari Modal Kerja terhadap Laba

Operasional melalui Penjualan Bersih pada PT. Aneka Tambang Tbk,

diharapkan perusahaan mampu dalam memanfaatkan variabel Modal Kerja

yang meningkat dari nilai variabel Penjualan Bersih yang tinggi akan

meningkatkan Laba Operasional perusahaan.


94
95

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku – buku :

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri, 2016. Manajemen Pemasaran. Depok: PT Raja

Grafindo Persada.

Irham Fahmi,. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Swastha, Basu. 2017. Manajemen Penjualan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE

Kasmir. 2017. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Maylina PR. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Pustaka Baru Pers

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Dewi Utari dkk, 2014, Manajemen Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana Media

Mamduh M, 2016, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Raharjo, B. (2016). Memahami Laporan Keuangan untuk Manajer non Keuangan.

Yogyakarta: CV. Andi Offset

Hery. (2015). Analisis Laporan keuangan Pendekatan Rasio Keuangan. Yogyakarta:

CAPS.
96

Sumber Jurnal Penelitian :

Afni Nur Febbyra dengan jurnal berjudul Pengaruh Modal Kerja dan Biaya Overhead

Pabrik terhadap Laba Operasional (Studi kasus pada PT. Medco Energi

Internasional, Tbk. Tahun 2020). (Jurnal Ilmu Manajemen Retail Universitas

Muhammadiyah Sukabumi Vol. 1. No. 2. ISSN 2746-1475, 2020).

Agnesti Sari Herlina (2019) dengan jurnal berjudul Pengaruh Jumlah Persediaan Bersih dan

Penjualan Bersih Terhadap Laba Operasional pada PT. Indofood sukses Makmur Tbk.

Jurnal Ilmiah Manajemen UIN Sunan Gunung Djati Bandung. ISSN 2723-1526).

Miharjo Ade Sastro (2019) dengan jurnal berjudul Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan

terhadap Laba Bersih pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2018. (Jurnal Akuntansi Fakultas

Ekonomi & Bisnis. Unv Komputer Indonesia. ISSN 2655-5484, 2018).

Naryono Endang (2019) dengan jurnal berjudul Dampak Perputaran Modal Kerja Terhadap Laba

Operasi pada PT. Holcim Indonesia, Tbk. Metode yang digunakan yaitu ex post facto

dengan mengambil data sekunder dari laporan keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

periode 2014 – 2019. (Jurnal Ekonomedia STIE PASIM Sukabumi. ISSN 27751406,

2019).

Putranto Agus (2017) dengan jurnal berjudul AnalisisPengaruh Biaya Produksi dan Penjualan

Terhadap Laba Perusahaan pada Usaha kecil dan menengah di Kecamatan Wonosobo

Kabupaten Wonosobo. (Jurnal PPKM III (2017). ISSN 2354-8690).

Rizal Mohamad, Nur Irawan dengan jurnal berjudul Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan

Terhadap Laba Usaha pada perusahaan penggilingan padi UD. Sari Tani Tenggerejo
97

Kedungpring Lamongan 2016. (Jurnal penelitian Ekonomi & Akuntansi (JPENSI) Vol. 1.

No. 2. Hal. 8. ISSN 2502-3764, 2016).

Syahrul Zein Aliman, Yusmeida Mira, dengan jurnal berjudul Pengaruh Penjualan Bersih dan

Beban Operasi Terhadap Laba Usaha pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2020.

(Jurnal of sharia economics Vol. 1. No. 2. ISSN 177-190, 2020).

Zannati Rachma, Zahara Ani (2018) dengan jurnal berjudul Pengaruh Total Hutang, Modal Kerja

dan Penjualan Terhadap Laba Bersih pada perusahaan sub sector batu bara terdaftar di

BEI periode 2013-2017. (Jurnal Riset Manajeen & Bisnis FE Uniat Vol. 3. No. 2. ISSN

155-164, 2018).

Anda mungkin juga menyukai