Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256

Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928


http://ejournal.lmiimedan.net

JURNAL MANAJEMEN
Open access available at http://ejournal.lmiimedan.net

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG


TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rahmat Hidayat
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menguji secara parsial pengaruh
Diterima Juli 2018 perputaran kas dan perputaran piutang terhadap likuiditas pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; (2)
Disetujui Juli 2018
menguji secara simultan pengaruh perputaran kas dan perputaran
Dipublikasikan Agustus piutang terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar
2018 di Bursa Efek Indonesia; (3) mengetahui rasio keuangan (pengaruh
Keywords: perputaran kas dan perputaran piutang) yang paling dominan
Perputaran Kas; berpengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas (current ratio)
Perputaran Piutang; pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
Likuiditas; Current Ratio Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dimana diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan untuk
periode penelitian 2008-2011. Pengujian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi).
Regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisis dan untuk
menguji hipotesis digunakan uji-t, uji-F dan uji koefisien
determinasi.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa secara parsial perputaran kas
tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (current ratio),
sedangkan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas (current ratio). Perputaran kas dan perputaran piutang
secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas
(current ration). Dengan demikian para pengguna laporan
keuangan dapat mempertimbangkan rasio-rasio tersebut sebagai
alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
PENDAHULUAN sendiri. Likuiditas (liquidity) mengacu
Setiap perusahaan dalam menjalankan pada kemampuan perusahaan untuk
kegiatan usahanya tidak terlepas dari memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
tujuan utamanya yaitu untuk Pentingnya likuiditas dapat dilihat
memperoleh laba yang maksimal dan dengan mempertimbangkan dampak
kelangsungan hidup perusahaan (going yang berasal dari ketidakmampuan
concern). Kelangsungan hidup perusahaan memenuhi kewajiban jangka
perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal pendeknya.
antara lain likuiditas perusahaan itu

STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 113


Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 2 (113-125) p – ISSN : 2301-6256
Hidayat (2018) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Masalah likuiditas merupakan salah satu melakukan penjualan barang dagang


masalah penting dalam suatu perusahaan sehingga semakin cepat pula bagi
yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang perusahaan dalam memperoleh dana
dalam sisi kreditur, perusahaan yang baik dalam bentuk uang tunai (kas)
memiliki likuiditas yang tinggi ataupun piutang. Besar kecilnya aktiva
merupakan perusahaan yang baik, karena lancar tersebut nantinya akan turut
dana jangka pendek kreditur yang mempengaruhi rasio lancarnya.
dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh
aktiva lancar yang jumlahnya relatif Begitu juga halnya dengan beberapa
lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
sisi manajemen perusahaan yang Indonesia (BEI) khususnya sektor
memiliki tingkat likuiditas yang lebih otomotif. Dari beberapa data yang
tinggi menunjukkan kinerja manajemen berhubungan dengan aktiva lancar dan
yang kurang baik, karena likuiditas yang hutang lancarnya dapat diketahui bahwa
tinggi menunjukkan adanya saldo kas pada periode 2008-2011, aktiva lancar
yang menganggur, persediaan yang dari perusahaan otomotif yang
relatif berlebihan, atau karena kebijakan mengalami penurunan aktiva lancar pada
kredit perusahaan yang tidak baik, PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
sehingga mengakibatkan tingginya terjadi penurunan yang terbesar paling
piutang usaha perusahaan. dominan diantara perusahaan lainnya
yaitu rata-rata tiap tahun sebesar Rp
Ada banyak ukuran yang dipakai untuk 4.472.359, dan terjadinya penurunan
melihat kondisi likuiditas suatu tertinggi rata-rata jumlah perusahaan
perusahaan, antara lain dengan pada tahun 2008-2009 dengan
menggunakan rasio lancar. Rasio ini penurunan paling dominan terjadi pada
menunjukkan sejauh mana aktiva lancar tahun 2009 yaitu sebesar Rp 4.020.438
menutupi kewajiban-kewajiban lancar dengan tingkat persentase sebesar 17%.
yang dimiliki perusahaan tersebut. Hutang lancar dari perusahaan otomotif
Semakin besar perbandingan aktiva yang mengalami kenaikan hutang lancar
lancar dengan kewajiban lancar maka pada PT. Astra International Tbk terjadi
semakin tinggi kemampuan perusahaan kenaikan yang terbesar paling dominan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. diantara perusahaan yaitu rata-rata tiap
Persediaan merupakan unsur dari aktiva tahun sebesar Rp 34.778.250 dan
lancar yang merupakan unsur yang aktif terjadinya kenaikan tertinggi rata-rata
dalam operasi perusahaan yang secara jumlah perusahaan pada tahun 2010-
terus-menerus diperoleh, diubah, dan 2011 dengan kenaikan paling tinggi
kemudian dijual kepada konsumen. dominan terjadi pada tahun 2011 yaitu
Dengan adanya pengelolaan persediaan sebesar Rp 5.274.006 dengan tingkat
yang baik, maka perusahaan dapat persentase sebesar 67% dari 12
segera mengubah persediaan yang perusahaan otomotif yang terdaftar di
tersimpan menjadi laba melalui BEI. Ini menyebabkan adanya suatu
penjualan yang kemudian masalah yang terjadi dalam perusahaan
bertransformasi menjadi kas atau tersebut, khususnya terhadap kenaikan
piutang. Semakin tingginya tingkat hutang lancar yang mengindikasikan
perputaran persediaan menyebabkan rendahnya tingkat likuiditas perusahaan.
perusahaan semakin cepat dalam
114 JULI–DESEMBER 2018 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Jika dilihat dari periode 2008-2011, yang terdaftar di BEI, semakin tinggi
perusahaan otomotif yang mengalami hutang jangka panjang maka
kenaikan kas pada PT. Astra memungkinkan para investor untuk
International Tbk terjadi kenaikan yang berinvestasi pada perusahaan semakin
terbesar paling dominan yaitu rata-rata besar, begitu juga sebaliknya apabila
tiap tahun sebesar Rp 9.408.250 dan semakin rendah maka minat investor
terjadinya kenaikan tertinggi rata-rata untuk berinvestasi semakin kecil.
jumlah perusahaan paling dominan
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp Total hutang dari perusahaan otomotif
1.343.654 dengan tingkat persentase yang mengalami penurunan pada PT.
sebesar 50% dari 12 perusahaan otomotif Gajah Tunggal Tbk terjadi penurunan
yang terdaftar di BEI, dengan kata lain yang terbesar paling dominan yaitu rata-
semakin besar jumlah kas yang dimiliki rata tiap tahun sebesar Rp 6.809.727 dan
suatu perusahaan akan semakin tinggi terjadinya penurunan tertinggi rata-rata
likuiditasnya. Menilai ketersediaan kas jumlah perusahaan pada tahun 2008-
dapat dihitung dari perputaran kas. 2009 dengan penurunan paling dominan
terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp
Piutang dari perusahaan otomotif yang 4.809.226 dengan tingkat persentase
mengalami kenaikan pada PT. Astra sebesar 25% dari 12 perusahaan yang
International Tbk terjadi kenaikan yang terdaftar di BEI, semakin tinggi total
terbesar paling dominan yaitu rata-rata hutang maka semakin kecil laba yang
tiap tahun sebesar Rp 23.322.250 dan dihasilkan oleh perusahaan, sebaliknya
terjadinya kenaikan tertinggi rata-rata apabila total hutang rendah maka
jumlah perusahaan pada tahun 2009- perusahaan akan memperoleh laba yang
2011 dengan kenaikan paling dominan besar.
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp
3.757.403 dengan tingkat persentase Penyebab utama kejadian kekurangan
sebesar 83% dari 12 perusahaan otomotif dan ketidakmampuan perusahaan untuk
yang terdaftar di BEI, semakin tinggi membayar kewajibannya tersebut
tingkat perputaran piutang menunjukkan sebenarnya adalah akibat kelalaian
bahwa modal kerja yang ditanamkan manajemen perusahaan dalam
dalam piutang semakin rendah dan menjalankan usahanya.
tentunya kondisi ini bagi perusahaan Ketidakmampuan perusahaan membayar
semakin baik. kewajibannya terutama utang jangka
pendek (yang sudah jatuh tempo)
Hutang jangka panjang dari perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor.
otomotif yang mengalami kenaikan pada Pertama, bisa dikarenakan perusahaan
PT. Astra International Tbk terjadi sedang tidak memiliki dana sama sekali.
kenaikan yang terbesar paling dominan Atau kedua, bisa mungkin saja
diantara perusahaan lainnya yaitu rata- perusahaan memiliki dana, namun saat
rata tiap tahun sebesar Rp 18.226.750 jatuh tempo perusahaan tidak memiliki
dan terjadinya kenaikan tertinggi rata- dana (tidak cukup) secara tunai sehingga
rata jumlah perusahaan paling dominan harus menunggu dalam waktu tertentu,
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp untuk mencairkan aktiva lainnya seperti
3.117.585 dengan tingkat persentase menagih piutang, menjual surat-surat
sebesar 50% dari 12 perusahaan otomotif
STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 115
Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 2 (113-125) p – ISSN : 2301-6256
Hidayat (2018) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

berharga, atau menjual sediaan atau LANDASAN TEORI


aktiva lainnya. Pengertian Likuiditas
Dalam praktiknya, tidak jarang pula Sering terjadi perusahaan tidak mampu
perusahaan mengalami hal sebaliknya, untuk membayar seluruh atau sebagian
yaitu kelebihan dana. Artinya jumlah (kewajibannya) yang sudah jatuh tempo
dana tunai dan dana yang segera dapat pada saat ditagih atau terkadang
dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga sering tidak memiliki
perusahaan kurang baik karena ada dana untuk membayar kewajibannya
aktivitas yang tidak dilakukan secara tepat waktu. Likuiditas merupakan suatu
optimal. Manajemen kurang mampu indikator mengenai kemampuan
menjalankan kegiatan operasioanal perusahaan untuk membayar semua
perusahaan, terutama dalam hal kewajiban finansial jangka pendek pada
menggunakan dana yang dimiliki. Sudah saat jatuh tempo dengan menggunakan
pasti hal ini akan berpengaruh terhadap aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas
usaha pencapaian laba seperti yang tidak hanya berkenaan dengan keadaan
diinginkan. keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi
juga berkaitan dengan kemampuannya
Ukuran likuiditas perusahaan yang untuk mengubah aktiva lancar tertentu
masih sering digunakan adalah current menjadi uang kas. (Syamsuddin (2009:
ratio dan quick ratio. Current ratio 41; Munawir, 2010: 31).
adalah perbandingan antara aktiva lancar
(current asset) dengan hutang lancar Selain itu, Riyanto (2008: 25-26)
(current liabilities). Sedangkan quick mengemukakan bahwa masalah
ratio adalah perbandingan antara aktiva likuiditas adalah berhubungan dengan
lancar dikurangi persediaan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan
hutang lancar. Aktiva lancar tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya
umumnya berupa kas, surat berharga, yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-
piutang dagang, dan persediaan. alat pembayaran yang dimiliki oleh suatu
Sedangkan hutang lancar pada umumnya perusahaan pada suatu saat tertentu
berupa hutang dagang, pajak dan biaya merupakan kekuatan membayar dari
yang ditangguhkan. perusahaan yang bersangkutan. Suatu
perusahaan yang mempunyai kekuatan
Penelitian ini akan dilakukan pada membayar belum tentu dapat memenuhi
perusahaan sektor otomotif yang segala kewajiban finansialnya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. segera harus dipenuhi, atau dengan kata
Adapun tujuan penelitian ini adalah lain perusahaan tersebut belum tentu
untuk menguji dan memberikan bukti mempunyai kemampuan membayar.
empiris atas pengaruh perputaran kas
terhadap tingkat likuiditas, pengaruh Perusahaan yang mampu memenuhi
perputaran persediaan terhadap tingkat kewajiban keuangannya tepat pada
likuiditas, pengaruh perputaran piutang waktunya berarti perusahaan perusahaan
terhadap tingkat likuiditas, dan pengaruh tersebut dalam keadaan likuid, artinya
perputaran kas, perputaran persediaan perusahaan mempunyai aktiva lancar
dan perputaran piutang terhadap tingkat lebih besar dibandingkan hutang lancar.
likuiditas. Tetapi jika perusahaan dalam keadaan

116 JULI–DESEMBER 2018 STIE LMII MEDAN


Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

sebaliknya, berarti perusahaan dalam i) Credit rating perusahaan pada


keadaan illiquid. umumnya;

Faktor - faktor yang Mempengaruhi j) Besar kecilnya piutang dalam


Likuiditas hubungannya dengan volume
penjualan;
Current ratio yang tinggi menunjukkan
kelebihan uang kas atau aktiva lancar k) Jenis perusahaan, apakah
lainnya dibandingkan dengan yang merupakan perusahaan industri,
dibutuhkan sekarang atau tingkat perusahaan dagang, atau public
likuiditas yang rendah daripada aktiva utility.
lancar dan sebaliknya. Menurut Cara Meningkatkan Tingkat
Jumingan (2011, hal. 124) penganalisis Likuiditas
mengambil kesimpulan final dari analisis
current ratio harus mempertimbangkan Menurut Riyanto (2008, hal. 28), tingkat
faktor-faktor sebagai berikut: likuiditas dapat diukur dengan
menggunakan current ratio, maka
a) Distribusi dari pos-pos aktiva tingkat likuiditas atau current ratio suatu
lancar perusahaan dapat dipertinggi dengan
b) Data tren dari aktiva lancar dan jalan sebagai berikut:
utang jangka pendek untuk 1) Dengan utang lancar (current
jangka waktu 5 atau 10 tahun; liabilities) tertentu, diusahakan untuk
menambah aktiva lancar (current
c) Syarat kredit yang diberikan oleh
assets).
kreditur kepada perusahaan
2) Dengan aktiva lancar tertentu,
dalam pengambilan barang, dan
diusahakan untuk mengurangi jumlah
syarat kredit yang diberikan
utang lancar.
perusahaan kepada langganan
3) Dengan mengurangi jumlah utang
dalam penjualan barang;
lancar bersama-sama dengan
d) Nilai sekarang atau nilai pasar mengurangi aktiva lancar.
atau nilai ganti dari barang
Mengingat bahwa current ratio adalah
dagangan dan tingkat
angka perbandingan antara aktiva lancar
pengumpulan piutang;
dengan hutang lancar, maka setiap
e) Kemungkinan adanya perubahan transaksi yang mengakibatkan perubahan
nilai aktiva lancar; jumlah aktiva lancar atau utang lancar,
f) Perubahan persediaan dalam baik masing-masing atau kedua-duanya,
hubungannya dengan volume akan dapat mengakibatkan perubahan
penjualan sekarang dan yang current ratio, yang ini berarti akan
akan datang; mengakibatkan perubahan tingkat
likuiditasnya.
g) Besar kecilnya kebutuhan modal
kerja untuk tahun mendatang; Pengukuran Likuiditas
Likuiditas dalam rasio ini diukur dengan
h) Besar kecilnya jumlah kas dan
current ratio. Rasio yang paling umum
surat-surat berharga dalam
digunakan untuk menganalisis posisi
hubungannya dengan kebutuhan
modal kerja suatu perusahaan adalah
modal kerja;
current ratio. Rasio ini menunjukkan
STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 117
Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 2 (113-125) p – ISSN : 2301-6256
Hidayat (2018) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

bahwa nilai kekayaan lancar (yang Kas (cash) adalah aset perusahaan yang
segera dapat dijadikan uang) ada sekian paling likuid dan karena itu dicantumkan
kalinya hutang jangka pendek atau pada urutan aset yang pertama dalam
jumlah aktiva lancar yang tersedia untuk kelompok aset lancar. Yang dimaksud
menutupi kewajiban jangka pendek yang dengan kas adalah uang yang ada di
segera jatuh tempo. Kasmir (2010: 134). perusahaan dan uang yang disimpan di
bank, yang siap dan bebas dipergunakan
Munawir (2010:72) mengemukakan
untuk membiayai kegiatan umum
bahwa current ratio menunjukkan
perusahaan (Firdaus, 2008: 125).
tingkat keamanan kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan Munawir (2010: 158) menyatakan
untuk membayar hutang-hutang tersebut. bahwa kas merupakan salah satu unsur
Tetapi suatu perusahaan denga tingkat modal kerja yang paling tinggi
current ratio yang tinggi belum tentu likuiditasnya, berarti bahwa semakin
menjamin akan dapat dibayarnya hutang besar jumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan yang sudah jatuh tempo suatu perusahaan akan semakin tinggi
karena proposi atau distribusi dari aktiva pula tingkat likuiditasnya.
lancar yang tidak menguntungkan.
Perhitungan current ratio adalah sebagai Pengukuran Perputaran Kas
berikut: Perputaran kas (cash turnover) berfungsi
Current Ratio = untuk mengukur tingkat kecukupan
modal kerja perusahaan yang dibutuhkan
Aktiva Lancar (Current Assets)
untuk membayar tagihan dan membiayai
Hutang Lancar ( Current Liabilities ) penjualan. Artinya rasio ini digunakan
Kasmir (2010, hal. 134) untuk mengukur tingkat ketersediaan kas
untuk membayar tagihan (utang) dan
Pengertian Kas biaya-biaya yang berkaitan dengan
Setiap perusahaan dalam menjalankan penjualan. (James dalam Kasmir,
usahanya selalu membutuhkan kas. Kas 2010:140).
diperlukan baik untuk membiayai
operasi perusahaan sehari-hari maupun Perputaran kas (cash turnover)
untuk mengadakan investasi baru dalam menunjukkan pada berapa kali uang kas
aktiva tetap. berputar dalam satu periode. Cash
turnover suatu perusahaan dapat
Kas merupakan uang tunai yang dimiliki dihitung dengan jalan membagi jumlah
perusahaan dan dapat digunakan setiap hari dalam setahun (360 hari) dengan
saat. Kas merupakan komponen aktiva cash cycle. Semakin besar cash turnover,
lancar paling dibutuhkan guna maka semakin sedikit jumlah kas yang
membayar berbagai kebutuhan yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional
diperlukan. Jumlah uang kas yang ada di suatu perusahaan. Latar belakang yang
perusahaan harus diatur sebaik mungkin mendasari pemikiran ini sama dengan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. alasan yang dikemukakan dalam account
Apabila uang kas terlalu banyak, receivable turnover, sehingga dengan
sedangkan penggunaanya kurang efektif, demikian cash turnover haruslah
akan terjadi uang menganggur dalam dimaksimalkan agar dapat memberikan
perusahaan (Kasmir, 2010: 40; Rudianto, keuntungan bagi perusahaan.
2009: 206).
118 JULI–DESEMBER 2018 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

(Syamsuddin (2009: 234-236; Kasmir, kepada pihak lainnya akibat penjualan


2010: 140). secara kredit kepada konsumen yang
Cash Turnover = telah terjadi sebelumnya yang jangka
Penjualan Bersih waktunya tidak lebih dari satu tahun.
Rata - rata Kas dan Setara Kas Pengukuran Perputaran Piutang
John (2010: 45) Kasmir (2010, hal. 176) menyatakan
Semakin tinggi tingkat perputaran kas bahwa perputaran piutang merupakan
berarti semakin cepat kembalinya kas rasio yang digunakan untuk mengukur
masuk pada perusahaan. Dengan berapa lama penagihan piutang selama
demikian kas akan cepat dipergunakan satu periode atau berapa kali dana yang
untuk membiayai kegiatan operasional ditanam dalam piutang ini berputar
perusahaan sehingga tidak mengganggu dalam satu periode. Semakin tinggi rasio
kondisi keuangan perusahaan. menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang akan semakin
Pengertian Piutang rendah (dibandingkan dengan rasio
Salah satu cara untuk mempertahankan tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi
pelanggan yang sudah ada serta menarik ini bagi perusahaan semakin membaik.
pelanggan baru adalah dengan Sebaliknya jika rasio ini semakin rendah
melakukan penjualan kredit. Penjualan ada over investment dalam piutang. Hal
kredit akan menimbulkan piutang. ini jelas adalah rasio perputaran piutang
Piutang merupakan tagihan perusahaan memberikan pemahaman tentang
kepada pihak lainnya yang memiliki kualitas piutang dan kesuksesan
jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. penagihan piutang.
Piutang ini terjadi akibat dari penjualan Perputaran piutang usaha (account
barang atau jasa kepada konsumennya receivable turnover) adalah penjualan
secara angsuran (kredit). kredit bersih dibagi dengan piutang
Piutang merupakan pos penting dalam usaha rata-rata. Hal ini mengukur
perusahaan karena dengan diadakannya seberapa sering piutang usaha dikonversi
kebijaksanaan penjualan secara kredit menjadi kas selama satu periode.
kepada konsumen, maka biasanya hal ini Sedangkan jumlah hari penjualan dalam
akan diikuti oleh volume penjualan yang piutang adalah saldo piutang usaha akhir
semakin besar dibandingkan dengan tahun dibagi dengan penjualan kredit
kebijaksanaan penjualan secara tunai. rata-rata harian. Hal ini mengukur
(Kasmir, 2010: 41; Syamsuddin, 2009: lamanya waktu piutang usaha beredar
242). Piutang juga dapat dikatakan (Manurung, 2011: 73). Posisi piutang
sebagai klaim perusahaan atas uang, perusahaan dapat dinilai dengan
barang atau jasa kepada pihak lain akibat menghitung tingkat perputaran piutang
transaksi di masa lalu atau berdasarkan (receivables turnover), dan rata-rata
penjualan kredit yang telah dilakukan lamanya waktu pengumpulan piutang
sebelumnya (Rudianto, 2009: 224; yang dapat ditentukan dengan membagi
Manurung, 2011: 67) 365 hari (satu tahun dihitung 365 hari).
Perputaran piutang yang semakin tinggi
Maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah semakin baik karena berarti
merupakan tagihan dari perusahaan modal kerja yang ditanamkan dalam
STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 119
Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 2 (113-125) p – ISSN : 2301-6256
Hidayat (2018) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

bentuk piutang akan semakin rendah. METODE PENELITIAN


(Jumingan, 2011: 127).
Pendekatan Penelitian
Dengan demikian, ada 2 rumus yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
digunakan untuk melakukan analisis asosiatif. Menurut Sugiyono (2008,
terhadap piutang, yaitu: hal.5), penelitian asosiatif merupakan
Receivable Turnover = penelitian yang bertujuan untuk
Penjualan Bersih mengetahui hubungan antara dua
Rata - rata Piutang variabel atau lebih dalam penelitian.
Menurut Sukardi (2003, hal.165),
Average number of days to Collect penelitian ini menggunakan pendekatan
Jumlah Hari Setahun (360) Expost-Facto yang dilakukan untuk
A/R =
Perputaran Piutang Usaha mengetahui faktor-faktor yang terjadi
Semakin tinggi tingkat perputaran dalam suatu penelitian. Pedekatan
piutang menunjukkan bahwa modal Expost-Facto digunakan berdasarkan
kerja yang ditanamkan dalam piutang data historis yang digunakan dalam
semakin rendah dan tentunya kondisi ini penelitian. Menurut Sugiyono (2010, hal.
bagi perusahaan semakin baik, atau 13) data yang digunakan dalam
semakin tinggi perputaran piutang maka penelitian ini adalah data sekunder yang
semakin cepat pula menjadi kas dan merupakan sumber yang tidak langsung
apabila piutang telah menjadi kas berarti memberikan data dalam pengumpulan
kas dapat digunakan kembali dalam data, misalnya lewat orang lain atau
operasional perusahaan akan lewat dokumen. Jenis data yang
dikategorikan perusahaan lancar (liquid), digunakan bersifat kuantitatif, yaitu
sebaliknya jika perputaran piutang berbentuk angka dengan menggunakan
rendah, maka ada over investment dalam instrumen formal, standar, dan bersifat
piutang atau kelebihan piutang dan mengukur.
perusahaan akan mengalami keadaan
Populasi dalam penelitian ini yang juga
bangkrut (illiquid). Semakin besar
menjadi sampel penelitian adalah
jumlah kas yang dimiliki perusahaan
perusahaan otomotif yang selalu
maka tingkat likuiditas perusahaan akan
menyajikan laporan keuangan di Bursa
semakin tinggi dan peerputaran piutang
Efek Indonesia (BEI) selama periode
perusahaan akan efektif mengelola
2008-2011 yang berjumlah 12
piutang dan likuiditas dapa
perusahaan. Metode sampling yang
dipertahankan.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Kerangka konseptual penelitian ini dapat purposive sampling, yaitu penentuan
dilihat pada Gambar 1 berikut ini: sampel dengan kriteria tertentu. Adapun
kriteria yang digunakan adalah (1).
Gambar 1 Perusahaan sektor otomotif yang
Kerangka Penelitian terdaftar di BEI; (2). Menyajikan laporan
keuangan secara lengkap.
Perputaran
Kas Sumber data yang digunakan dalam
Likuiditas
Current Ratio penelitian ini merupakan sumber data
Perputaran sekunder yang diperoleh dari dokumen
Piutang
dengan cara melakukan browsing
120 JULI–DESEMBER 2018 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

www.idx.co.id pada situs resmi Bursa Pengujian autokorelasi bertujuan untuk


Efek Indonesia yang berhubungan menguji apakah terdapat korelasi antara
dengan bahasan penelitian. Perusahaan kesalahan pengganggu pada suatu
yang diteliti adalah perusahaan Otomotif periode dengan kesalahan pengganggu
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode sebelumnya dalam model
(BEI) periode 2008-2011. regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam
model regresi berarti korelasi yang
Data-data yang digunakan dalam diperoleh menjadi tidak akurat. Cara
penelitian ini dikumpulkan dengan untuk mendeteksi adanya autokorelasi
mendokumentasikan laporan keuangan adalah dengan menggunakan Durbin
perusahaan otomotif yang bersumber Watson (DW) statistik. Dengan
dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ketentuan sebagai berikut:
dianalisis dengan menggunakan
pengujian asumsi klasik yang terdiri dari 1) Jika nilai D-W di bawah -2 berarti
uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji ada autokorelasi positif.
heteroskedastisitas dan uji normalitas, 2) Jika nilai D-W di antara -2 sampai
dan regresi linier berganda untuk +2 berarti tidak ada autokorelasi.
pengujian hipotesis 3) Jika nilai D-W di atas +2 berarti ada
autokorelasi negatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai D-W statistik yang didapatkan
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala sebesar 2. Nilai D-W statistik berada
multikolinieritas adalah dengan melihat antara -2 sampai +2, maka ada tidak ada
besarnya tingkat kolinieritas yang masih autokorelasi.
dapat ditolerir. Nilai Tolerance untuk
semua variabel lebih besar dari 0.10. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan
Rule of thumb yang digunakan untuk untuk melihat jarak kuadrat titik-titik
menentukan bahwa nilai Tolerance tidak sebaran terhadap garis regresi. Untuk
berbahaya terhadap gejala mendeteksi ini dapat dilakukan dengan
multikolinearitas adalah 0.10. Dan nilai bermacam-macam cara. Dalam
VIF diketahui VIF semua variabel penelitian ini untuk mendeteksi adanya
independen dalam penelitian ini kurang gejala heterokedastisitas ada tidaknya
dari 10. dapat dilakukan dengan metode
Scatterplot. Metode ini mendeteksi jika
Berdasarkan pengujian yang telah terdapat pola tertentu seperti titik-titik
dilakukan maka didapat hasil pengujian yang membentuk pola tertentu yang
nilai tolerance menunjukkan variabel teratur (bergelombang, melebar
independen memiliki nilai tolerance kemudian menyempit), maka
lebih dari 0.10 yaitu 0.998 yang berarti mengindikasikan telah terjadi gejala
tidak terjadi korelasi antar variabel heteroskedastisitas.
independen. Hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan hal yang sama dimana Sebaliknya jika tidak ada pola yang
variabel independen memiliki nilai VIF jelas, serta titik-titik menyebar maka
kurang dari 10 yaitu 1.002. Berdasarkan tidak terjadi heterokedastisitas.
hasil tersebut, disimpulkan bahwa tidak Berdasarkan grafik Scatterplot tampak
ada masalah multikolinieritas antara bahwa titik-titik tidak berbentuk pola
variabel independen dalam model ini. tertentu maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 121
Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 2 (113-125) p – ISSN : 2301-6256
Hidayat (2018) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

Uji normalitas bertujuan untuk menguji Uji t digunakan untuk mengetahui


apakah variabel residual berdistribusi apakah perputaran kas secara individual
normal. Syarat data yang layak untuk mempunyai hubungan yang signifikan
diuji adalah data tersebut berdistribusi atau tidak terhadap tingkat likuiditas.
normal. Uji ini digunakan untuk menguji 1). Pengaruh Perputaran Kas (X1)
apakah dalam sebuah model regresi terhadap Tingkat Likuiditas (Y)
variabel dependen, variabel independen,
ataupun keduanya mempunyai distribusi Hipotesis ke-1 dalam penelitian ini
normal atau tidak. Besarnya nilai adalah: “Ada pengaruh antara perputaran
Kolmogorov-Smirnov adalah 0.999 dan kas terhadap tingkat likuiditas pada
signifikansi pada 0.271. Nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di
signifikansi ternyata lebih besar dari Bursa Efek Indonesia”. Agar dapat diuji
0.05 berarti data residual berdistribusi dengan statistik, maka hipotesis
normal. substansial tersebut dikonversi ke dalam
hipotesis statistik sebagai berikut:
Regresi Linier Berganda
Persamaan model regresi linier berganda H0: X1 = 0 (Tidak ada pengaruh antara
yang dihasilkan dari analisis data adalah: perputaran kas terhadap tingkat
likuiditas pada perusahaan otomotif di
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Indonesia).
Y = 2.043 - 0.001X1 - 0.057X2 + e Ha: X1 ≠ 0 (Ada pengaruh antara
Intepretasi dari persamaan di atas adalah perputaran kas terhadap tingkat
sebagai berikut: likuiditas pada perusahaan otomotif di
Indonesia).
1) a = 2.043 (Konstanta)
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa Berdasarkan analisis statistika, diperoleh
apabila tidak ada nilai variabel bebas nilai t dengan probabilitas sig 0.753 (sig
yaitu Perputaran Kas dan Perputaran 2-tailed > α 0.05) atau - thitung > - ttabel
Piutang, maka perubahan nilai Likuiditas yaitu - 0.317 > - 2.013, dan - thitung
yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar berada di daerah penerimaan H0
2.043 sehingga H0 diterima (Ha ditolak). Jadi
kesimpulannya tidak ada pengaruh
2) b1 = -0.001 (Perputaran Kas)
signifikan antara perputaran kas terhadap
Koefisien regresi ini menunjukkan tingkat likuiditas pada perusahaan
bahwa setiap kenaikan Perputaran Kas otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
sebesar 1 satuan maka Likuiditas akan Indonesia.
menurun sebesar 0.001 satuan atau
2) Pengaruh Perputaran Piutang (X2)
0.1%.
terhadap Tingkat Likuiditas (Y)
3) b2 = -0.057 (Perputaran Piutang)
Hipotesis ke-2 dalam penelitian ini
Koefisien regresi ini menunjukkan adalah: “Ada pengaruh antara perputaran
bahwa setiap kenaikan Perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada
Piutang sebanyak 1 satuan maka perusahaan otomotif yang terdaftar di
Likuiditas akan menurun sebesar 0.057 Indonesia”. Agar dapat diuji dengan
satuan atau 5.7%. statistik, maka hipotesis substansial
d. Uji t (Parsial) tersebut di konversi ke dalam hipotesis
statistik sebagai berikut:
122 JULI–DESEMBER 2018 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

H0: X2 = 0 (Tidak ada pengaruh antara likuiditas pada perusahaan otomotif yang
perputaran piutang terhadap tingkat terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
likuiditas pada perusahaan otomotif yang Untuk menguji hipotesis statistik di atas,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia). maka dilakukan uji F pada tingkat α =
Ha: X2 ≠ 0 (Ada pengaruh antara 5%.
perputaran piutang terhadap tingkat Berdasarkan hasil analisis data,
likuiditas pada perusahaan otomotif yang diperoleh nilai F dengan probabilitas sig
terdaftar di Bursa Efek Indonesia). 0.086 (sig 2-tailed > α 0.05) atau Fhitung <
Berdasarkan hasil analisis data, Ftabel yaitu 2.598 < 3.204, dan Fhitung
diperoleh nilai t dengan probabilitas sig berada di daerah penerimaan H0
0.030 (sig 2-tailed < α 0.05) atau -thitung < sehingga H0 diterima (Ha ditolak). Jadi
-ttabel yaitu -2.241 < -2.013, sehingga H0 kesimpulannya tidak ada pengaruh yang
ditolak (Ha diterima). Jadi, signifikan antara perputaran kas dan
kesimpulannya ada pengaruh signifikan perputaran piutang secara simultan
antara perputaran piutang terhadap terhadap tingkat likuiditas pada
tingkat likuiditas pada perusahaan perusahaan otomotif yang terdaftar di
otomotif di Indonesia. Bursa Efek Indonesia.
e. Uji F (Simultan) f. Koefisien Determinasi (R-Square)
Untuk menjawab hipotesis 3, maka Untuk mengetahui sejauh mana
peneliti menggunakan teknik analisis uji kontribusi atau persentase pengaruh
F guna mengetahui pengaruh antara antara perputaran kas dan perputaran
perputaran kas dan perputaran piutang piutang terhadap tingkat likuiditas, maka
secara simultan terhadap tingkat dapat diketahui melalui uji determinasi
likuiditas pada perusahaan otomotif di yaitu adalah sebagai berikut:
Indonesia secara simultan. D = R2 x 100%
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini = 0.064 x 100%
adalah: “Ada pengaruh antara perputaran = 6.4%
kas dan perputaran piutang secara Nilai R-Square di atas diketahui bernilai
simultan terhadap tingkat likuiditas pada 6.4%, artinya menunjukkan bahwa
perusahaan otomotif yang terdaftar di sekitar 6.4% variabel likuiditas (Y) dapat
Indonesia.” Agar dapat diuji dengan dijelaskan oleh variabel perputaran kas
statistik, maka hipotesis substansial (X1) dan perputaran piutang (X2). Atau
tersebut di konversi ke dalam hipotesis
dapat dikatakan bahwa kontribusi
statistik sebagai berikut: perputaran kas dan perputaran piutang
H0: X1; X2 = 0 (Tidak ada pengaruh terhadap tingkat likuiditas pada
antara perputaran kas dan perputaran perusahaan otomotif yang terdaftar di
piutang secara simultan terhadap tingkat BEI periode 2008-2011 adalah sebesar
likuiditas pada perusahaan otomotif yang 6.4% dan sisanya yaitu 93.6%
terdaftar di Bursa Efek Indonesia). dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Ha: X1; X2 ≠ 0 (Ada pengaruh antara
perputaran kas dan perputaran piutang Berdasarkan hasil penelitian di atas
secara simultan terhadap tingkat mengenai pengaruh antara perputaran
kas terhadap tingkat likuiditas pada
STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 123
Jurnal Manajemen Vol. 4, No. 2 (113-125) p – ISSN : 2301-6256
Hidayat (2018) e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

perusahaan otomotif yang terdaftar di kas dan perputaran piutang terhadap


BEI yang menyatakan bahwa - thitung > - tingkat likuiditas pada perusahaan
ttabel yaitu - 0.317 > - 2.013, dan - thitung otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
berada di daerah penerimaan H0 Indonesia yang menyatakan bahwa Fhitung
sehingga H0 diterima (Ha ditolak). Jadi > Ftabel atau 3.638 > 3.204, sehingga H0
kesimpulannya tidak ada pengaruh diditerima (Ha ditolak). Jadi,
signifikan antara perputaran kas terhadap kesimpulannya bahwa tidak ada
tingkat likuiditas pada perusahaan pengaruh signifikan secara simultan
otomotif di Indonesia. antara perputaran kas dan perputaran
piutang terhadap tingkat likuiditas pada
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui
perusahaan otomotif yang terdaftar di
tidak ada pengaruh yang signifikan
Bursa Efek Indonesia.
antara perputaran kas terhadap likuiditas
pada taraf kepercayaan 95%. Artinya Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui
kenaikan yang terjadi pada kas tidak tidak ada pengaruh yang signifikan
memberikan dampak secara langsung antara perputaran kas dan perputaran
terhadap likuiditas. Hal ini berarti piutang terhadap likuiditas pada taraf
menunjukkan bahwa kas perusahaan kepercayaan 95%. Artinya kenaikan
yang tinggi maka dapat digunakan yang terjadi pada kas dan piutang tidak
sebagai operasional perusahaan dengan memberikan dampak secara langsung
aktiva lancar yang ada pada perusahaan terhadap likuiditas.
tersebut. Hal yang menyebabkan perputaran kas
Berdasarkan hasil penelitian di atas dan perputaran piutang tidak mempunyai
mengenai pengaruh antara perputaran pengaruh terhadap tingkat likuiditas
piutang terhadap tingkat likuiditas pada adalah karena perputaran belum dikelola
perusahaan otomotif yang terdaftar di secara efesien dan efektif dan
BEI yang menyatakan bahwa -thitung < - menunjukkan bahwa besarnya jumlah
ttabel yaitu -2.241 < -2.013, sehingga H0 kas dan piutang pada perusahaan dan
ditolak (Ha diterima). Jadi, penjualan setiap perusahaan yang kurang
kesimpulannya ada pengaruh signifikan optimal.
antara perputaran piutang terhadap
tingkat likuiditas pada perusahaan
otomotif di Indonesia. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui
pembahasan dapat diambil kesimpulan
ada pengaruh yang signifikan antara
dari penelitian mengenai pengaruh
perputaran piutang terhadap likuiditas
perputaran kas dan perputaran piutang
pada taraf kepercayaan 95%. Artinya
terhadap tingkat likuiditas pada
kenaikan yang terjadi pada piutang
perusahaan otomotif yang terdaftar di
memberikan dampak secara langsung
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
terhadap likuiditas perusahaan. Hal ini
2008-2011 ini adalah sebagai berikut (a).
berarti berarti tingkat pengelolaan
perputaran kas tidak mempunyai
piutang semakin baik dan likuiditas
pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan dapat dipertahankan.
tingkat likuiditas; (b). perputaran piutang
Berdasarkan hasil penelitian di atas mempunyai pengaruh yang signifikan
mengenai pengaruh antara perputaran terhadap tingkat likuiditas; (c).
124 JULI–DESEMBER 2018 STIE LMII MEDAN
Jurnal Manajemen Volume 4 Nomor 2 (2018) p – ISSN : 2301-6256
Juli – Desember 2018 e - ISSN : 2615-1928
http://ejournal.lmiimedan.net

perputaran kas dan piutang tidak Parlindungan Dongoran (2009)


mempunyai pengaruh yang signifikan “Pengaruh Perputaran Piutang
secara simultan terhadap tingkat dan Perputaran Kas Terhadap
likuiditas. Tingkat Likuiditas pada
Perusahaan Tekstil yang
terdapat di Bursa Efek
6. Daftar Pustaka Indonesia (BEI)” Jurnal Nomor
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-Dasar XI Vol.II
Pembelanjaan Perusahaan Rudianto (2009). Pengantar Akuntansi
(edisi empat). Yogyakarta: (Konsep dan Teknik
BPFE-Yogyakarta. Penyusunan Laporan
Firdaus A. Dunia (2008). Ihktisar Keuangan). Jakarta: Erlangga.
Lengkap Pengantar Akuntansi Munawir, S. (2010). Analisa Laporan
(edisi ketiga). Jakarta: Fakultas Keuangan (edisi keempat).
Ekonomi Universitas Indonesia. Liberty Yogyakarta.
Harmono (2009). Manajemen Keuangan. Sugiyono (2010). Metode Penelitian
Jakarta: Bumi aksara Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Hery (2009). Akuntansi Keuangan Tedi, Rustendi,et.al.(2005). "Analisis
Menengah I. Cetakan pertama. Tingkat Likuiditas Berdasarkan
Jakarta: Bumi Aksara. Perputaran persediaan" Jurnal
Ghozali, Imam. (2005). Analisis Ekonomi dan Bisnis Universitas
Multivariate Dengan Program Siliwangi Vol.2, No.2 Agustus
SPSS (edisi ketiga). Semarang: 2005
BP - Universitas Diponegoro. Wild, Jhon J., dan Subramanyam K. R.
Jumingan (2011). Analisis Laporan (2010). Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: Bumi Keuangan (edisi sepuluh), buku
Aksara. satu. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir (2010). Analisis Laporan Zaki Baridwan (2010). Intermediate


Keuangan. Jakarta: Rajawali Accounting. (Edisi Kedelapan).
Pers. Yogyakarta: BPFE.

Syamsuddin, Lukman. (2009). http://www.idx.co.id. Bursa Efek


Manajemen Keuangan Indonesia. Diakses 30 Mei 2013.
Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Manurung, Elvy Maria (2011).
Akuntansi Dasar (untuk
pemula). Jakarta: Erlangga.
Nanang Martono (2010). Metode
Penelitian Kuantitatif. Cetakan
kesatu. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

STIE LMII MEDAN JULI-DESEMBER 2018 125

Anda mungkin juga menyukai