Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950
Telp. (021) 52901142, Faksimile (021) 52900925
Laman: http://www.binalattas.kemnaker.go.id

FOCUS GROUP DISCUSSION

PRA BIMTEK SDC (Skill Development Centre) SURAKARTA

Sahid Jaya Solo, 12 September 2018

Acara Focus Group Discussion dimulai pada pukul 09.00 WIB pagi, yang
dibawakan oleh Saudari Sita Silvana. Diawali dengan doa pembukaan dan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama yang dipandu oleh
Saudari Sasa.

Lalu selanjutnya ada beberapa sambutan, yang pertama adalah sambutan


KADIS Tenaga Kerja dan Perindustrian kota Surakarta, Bapak Ir. Agus Sutisno.

1. Sambutan KADIS Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta, Bapak Ir.
Agus Sutisno:
 SK ini menguat dari seluruh Stakeholder;
 Data dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI);
 Tahun 2018 dan 3 tahun kedepan masing-masing lebih dari 10.000
tenaga kerja yang akan siap terjun ke lapangan;
 Data dari Pemerintah Surakarta, penduduk yang belum bekerja sejauh ini
mencapai 5.070 orang;
 Pemerintah Surakarta dan Lembaga-lembaga pelatihan Surakarta
mengharapkan support dan dukungan dari Kemnaker, Bappenas, dan
Kementerian lainnya;
 Lembaga pelatihan Surakarta lebih menekankan pelatihan keterampilan
untuk warga Surakarta dalam bidang keterampilan berusaha, agar mandiri
untuk jiwa berwirausaha. Dengan cara Warehouse maupun IT.

2. Sambutan Bappenas, Bapak Iqbal Annas:


 Sebaiknya permintaan (demand) tenaga kerja mencocokan dengan apa
saja yang sudah dimiliki sehingga efesiensi pelatihan pun dapat berjalan;
 SDC adalah pilot project, dimana timbulnya banyak hal baru, tantangan
baru dan tentunya permasalahan baru.
3. Sambutan Ketua APINDO Terpilih, Bapak Irwan Kurniawan:
 Kebutuhan Tenaga Kerja di Surakarta masih sangat banyak, tak terkecuali
pengangguran. Namun, tidak adanya sinkronisasi antara lapangan kerja
dengan tenaga kerja;
 Yang dapat mengatasi permasalahan ini adalah Dunia Industri;
 Lalu sebaiknya diadakan sinkronisasi dari apa yang dilatih dan apa yang
dihasilkan dari pelatihan sejauh ini;
 Yang harus dilatih pun juga pelatihan mental;
 Sejauh inipun dirasa adanya tumpeng tindih pelatihan dari Instansi
Pemerintahan yang jenisnya sama, namun diadakannya sendiri-sendiri.
 APINDO akan terus mendukung untuk kemajuan tenaga-tenaga kerja
demi kesejahteraan rakyat khususnya rakyat Surakarta kedepannya.

4. Sambutan Perwakilan Direktur Kementerian Ketenagakerjaan, Bapak Fitroh


Hanrahmawan, SE, M.Pd:
 Mengucapkan banyak terimakasih untuk BLK Solo, yaitu sebagai BLK
yang tertua dan pertama atas kesediaannya menggelar acara FGD di
Surakarta ini;
 Tak lupa mengucapkan terimakasih kepada para hadirin, para Bapak-Ibu
Camat, dan perwakilan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) beserta
asosiasi-asosiasinya;
 Peran Kemnaker melalui Dirjen Binalattas Lembaga Pelatihan hanya
sebagian komponen dari mimpi SDC. Mari sama-sama bekerja sama
demi membangun SDC. Berkolaborasi, sinkronisasi, dan harmonisasi
dalam mendukung pelaksanaan SDC.
 Kebetulan Kemnaker memiliki peranan yang besar, lalu dengan upaya
semaksimal mungkin mendukung berjalannya SDC ini.
 Antara Politeknik, SMK, BLK, dan Training Centre di Industri pasti adanya
ketidak samaan;
 Termasuk didalam workplace ini mengarah tim pengajarnya mendapat 2
sertifikat; yaitu teknis dan metodologi;
 Orientasi kedepan dari SDC adalah menciptakan lulusan yang siap kerja;
 Bimtek ini bukan bersifat penataran, sosialisasi belaka, namun harus
mengacu pada standar-standar pelatihan yang memang tidak bisa
dilaksanakan hanya dalam waktu singkat, pasti dibutuhkannya proses.
 Adanya 3 pilar, yaitu;
1. Pelatihan harus mengacu pada standar atau KKN, jangan sampai
workplace tidak memiliki standarisasi;
2. Jika mengacu pada pola pelatihan kerja, harus tidak lepas dari
penyelenggaraan basis kompetensi;
3. Setiap lulusan harus disertifikasi, bukan sertifikat pelatihan saja,
namun sertifikat uji kompetensinya.

Setelah adanya 4 (empat) sambutan, lalu dijeda dengan adanya coffee


break. Yang selanjutkan akan dilaksanakan pemaparan Narasumber yang
dimoderatori oleh Bapak Bambang. Berikut daftar narasumber yang akan
memaparkan materi:

1. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Surakarta, Bapak Ir.


Agus Sutisno;
2. Perwakilan Workplace, Kepala BLK Bapak Wiwid (mewakili
seluruh workplace);
3. Direktorat Bina Pemagangan dan Pelatihan Binalattas, Bapak
Mulyadi & Bapak Fitroh Hanrahmawan;
4. Perwakilan seluruh Dunia Usaha dan Dunia Industri, Bapak
Basuki.
Sesi Pemaparan Materi oleh Narasumber

1. Narasumber 1: Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Surakarta,


Bapak Ir. Agus Sutisno.

I. Data Pencaker/Pengangguran per kecamatan

I. DATA PENCAKER/PENGANGGURAN PER KECAMATAN

N JUMLAH PENGANGGUR JUMLAH PENGANGGUR


KECAMATAN
o VALIDASI DATA**
(Usia 18 -30)* (Lul. SMA/SMK)*

JEBRES1 751 321 ?

BANJARSARI
2 1.921 704 291

SERENGAN
3 352 148 28

PASAR 4KLIWON 1.046 354 ?

LAWEYAN
5 1.002 355 ?

JUMLAH 5.072 1.882 ?

*: Data Dukcapil Tahun 2018


**: Data validasi Agustus 2018 (data sementara yang masuk)
II. Data Kebutuhan Naker DUDI

Jumlah

Jml Kebutuhan Tenagakerja Kebutuhan


Sektor Industri
Perh 2018 2019 2020

Tekstil dan PTT 18 9.405 8.650 9.780 27.835

Pariwisata, Hotel & Resto 9 140 42 51 233

Perdagangan & Jasa 16


1.199 1.387 1.400 3.986
keuangan

Pengolahan Kayu 5 352 505 252 1.109

Pengolahan Makanan 3 639 365 330 1.334

OTOMOTIF.xlsx 2 180 140 100 420

Jumlah 56 11.089 11.913 34.917

III. Data Kapasitas Lembaga Diklat


IV. Target pelatihan SDC Surakarta 2018

Target
Target Jumlah
Pelatihan Total
Sektor Industri Keb. Naker Terlatih
Angkatan Angkatan Target 2019
2018 2018
I II

Textil 9.405 700 700 1.400 16.655

Pdgn & Jasa 1.199 400 400 800 1.786

P. Makanan 639 150 150 300 704

352
P. Kayu 150 150 300 557

Otomotif 180 120 120 240 140

PHR 140 80 80 160 42

HWM 100 50 50 100 0

11.915 1.650 1.650 3300 19.884

V. Distribusi Target Pelatihan Angkatan I & II


VI. Rencana Penyaluran Pencaker Per Sektor Industri

KECAMATAN JUMLAH PENGANGGUR

Usia Pendidikan Hasil

(18 -30) SMA/SMK Validasi

JEBRES 751 321 ?

BANJARSARI 1.921 704 291

SERENGAN 352 148 28

PASAR KLIWON 1.046 354 ?

LAWEYAN 1.002 355 ?

JUMLAH 5.072 1.882 ?

VII. Kesepakatan Target Pelatihan SDC Surakarta Tahun 2018


2. Narasumber 2: Perwakilan Workplace, Kepala BLK Bapak Wiwid (mewakili
seluruh workplace).
 Mengikuti standar kompetensi yaitu SKKNI;
 Bimtek ini adalah salah satu kesempatan untuk duduk bersama
mendiskusikan;
 Lalu masukan untuk kedepannya yaitu mengumpulkan teman-teman
workplace sebelum dilaksanakannya Bimtek;
 BLK pun menjadi arah control quality dalam hal ini;
 Dan pemikiran pada saat workplace.

3. Narasumber 3: Direktorat Bina Pemagangan dan Pelatihan Binalattas,


Bapak Mulyadi & Bapak Fitroh Hanrahmawan.
 Bapak mulyadi menjelaskan Program Pemagangan Dalam Negeri. Tugas
umum Bina Pemagangan Kemnaker yaitu pemegang kendali dari
peningkatan penyelenggaraan pemagangan dalam Negeri dan Luar
Negeri;
 Di Sragen kemarin, baru saja diadakan pemagangan ke Luar Negeri yang
sejauh ini bertempat di Jepang (internship selama 3 tahun);
 Pemagangan pun sering dikenal dengan modus upah murah, outsorcing
terselubung. Maka disini kami tegaskan, bahwa pemagangan sebenarnya
pun harus mencakup uang saku; intensif, insentif, uang makan dan
transport;
 Lalu Bapak Mulyadi menjelaskan teknis-teknis pemagangan dalam
Negeri.

4. Narasumber 4: Perwakilan seluruh Dunia Usaha dan Dunia Industri, Bapak


Basuki.
 APINDO saat ini memiliki LPK sendiri, dengan karyawan dari Solo yang
sangat banyak;
 Target yang sudah tercapai salah satunya bergerak dalam bidang tekstile
baik benang dan printing yaitu 1000 orang banyaknya.
Setelah pemaparan materi oleh Narasumber, selanjutnya yaitu sesi tanya
jawab. Dibuka 1 termin tanya jawab berisi 6 pertanyaan.

1. Bapak Iqbal Annas (dari DUDI):


Pertanyaan:
 Disebutkan bahwa harus diadakannya action mengenai pelatihan.
Action terhadap pelatihan seperti apakah yang dibutuhkan, sector-
sektor dan aksi nyata. Apakah melalui pelatihan atau pemagangan?
 Bagaimana cara mengalokasikan peralatan dan pelatihan?
 Mohon disesuaikan dengan 5 sektor yang sudah ada di Surakarta?

Jawaban:

 Perusahaan DUDI sebaiknya harus cepat mengurus


 Agar kami dapat segera membuka pelatihan yang sejalan dengan
action yang telah disebutkan.

2. Ibu Nunuk (dari Dinas Pariwisata kota Surakarta)


Pertanyaan:
Di Surakarta belum tersedianya industri yang bergerak dibidang hiburan
seperti perfilman, sub sektor pun belum mendapatkan fasilitas yang
termumpuni. Apakah akan adanya alokasi fasilitas untuk bidang hiburan?

Jawaban:
Ya, sudah ada dibuat beberapa rencana untuk membuat sektor dibidang
kreatif dan entertain.

3. Sunmotor, (Dealer Resmi dari Merchedez / Workplace)


Pertanyaan:
 Apa sajakah syarat dari DUDI agar bisa mengeluarkan sertifikasi
tersebut?
 Dan apakah syarat dari Bimtek untuk DUDI itu sendiri jika ingin
mengikuti Bimtek?
 Seperti apakah acuan perjanjian dengan dinas?
 Terkait dengan FKLPI, apa kaitannya antara SDC dan FKLPI?

Jawaban:

 Sudah ada tersedia contoh panduan untuk pengeluaran sertifikat yang


nanti akan di link ke BNSP untuk Bimtek
 Tahun ini ada kurang lebih 1000 orang untuk disertifikasi, tahun depan
harus semuanya yaitu sekitar mencapai 200.000 orang.
 SDC dan FKLPI adalah sama-sama forum yang bergerak dalam
rangka kepedulian dan upaya kontribusi yang nyata terhadap angka
pengangguran di Indonesia. Bedanya, FKLPI lebih spesifik antara
kebutuhan BLK dengan Dunia Industri. Targetnya, lulusan BLK dapat
diterima di Dunia Usaha dan Dunia Industri.

4. Bapak David (dari Kadin)


Pertanyaan:
 Sektor konstruksi menjadi bidang yang terbesar dalam lapangan
pekerjaan, mengapa?
 Sinkronisasi seperti apa antara pelatihan yang ada di tenaga kerja dan
di dunia perindustrian?
 Untuk skala perusahaan kecil, banyak bidang yang tidak digeluti oleh
pelaku pemagangan, bukan skill yang didapatkan. Bagaimana
sebaiknya?
 Di perusahaan kecil pun tidak ada SDM yang dapat mendampingi dan
membimbing, lalu bagaimana cara untuk mengalokasikan pelaku
magang?
 Setelah lulus, pelaku magang pun tidak bekerja di perusahaan
tersebut. Lalu darimana perusahaan dapat memanfaatkan hasil dari
pemagangan tersebut? Atau sekedar mendapatkan feedback?

5. Bapak Joko (dari SMK 2 Solo)


Pertanyaan:
Bagaimana lulusan dari SMK yang sudah kompetitif? Apakah tidak sebaiknya
dilakukan sertifikasi atau langsung dicarikan pekerjaan saja? Agar dapat
menghemat segala halnya.

Jawaban:
Ya, betul. Lulusan SMK dapat diuji kompetensinya saja untuk dapat
disertifikasi. Namun tetap diadakannya pengayaan tambahan dan diberikan
pencerahan agar dapat berjalan dengan lancar proses sertifikasinya.

6. Masukan saran dari Workplace:


Untuk penyaringan para peserta, kami mengusulkan untuk menyediakan
pengisian Pakta Integritas. Karena biasanya, pelaku magang hanya tergiur
dengan fasilitas dan sarana prasarana saja. Lalu setelah pelaku diberikan
tempat untuk bekerja, pelaku magang tidak mengikuti dan menyebrang
haluan, tidak sesuai dengan bantuan upaya yang sudah dioptimalkan oleh
workplace itu sendiri.

Dengan adanya sesi tanya jawab dintandai dengan berakhirnya acara.


Dilanjutkan dengan pembacaan doa penutup, dan makan siang. Acara Focus
Group Discussion pun telah berjalan dengan khidmat dan aktif.

Anda mungkin juga menyukai