mean, nilai maksimum, dan minimum, serta standar deviasi dari masing-masing
sebanyak dua puluh perusahaan dengan periode lima tahun yang artinya
deskriptif di atas, dihasilkan rata-rata, standar deviasi, nilai terendah, dan nilai
46
47
0.0878415, dan 1.897679. Hasil nilai rata-rata, standar deviasi, nilai terendah, dan
0.1522687, -0.6438723, dan 0.4555789. Hasil nilai rata-rata, standar deviasi, nilai
terendah, dan nilai tertinggi dari risiko bisnis (risk) masing-masing sebesar
(assets) yang diukur melalui logaritma natural total assets memiliki rata-rata,
bara periode 2014-2018, dan rata-rata dari DTA. Nilai dari DTA menggambarkan
seberapa besar komposisi assets yang didanai menggunakan utang. Semakin besar
utang semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri, sedangkan semakin kecil
nilai DTA maka semakin kecil proporsi perusahaan atau assets yang didanai oleh
utang. Rata-rata (mean) struktur modal emiten batu bara periode 2014-2018
sebesar 0.4795 yang memiliki arti bahwa mayoritas perusahaan sub-sektor batu
Selain itu, berdasarkan Tabel 4.2 DTA rata-rata pada tahun 2014 sebesar
0.4813, tahun 2015 0.5015, tahun 2016 0.52999, tahun 2017 0.4098, dan tahun
2018 sebesar 0.4751. Perusahaan dengan nilai DTA tertinggi adalah PT Bumi
Resources Tbk (BUMI) dengan rata-rata 1.381. Emiten BUMI memiliki total
utang yang lebih besar dibandingkan asetnya secara rata-rata, dengan kata lain
memiliki ekuitas negatif yang ditunjukkan tabel pada tahun 2014-2016. Pada tahun
2017-2018 kondisi DTA mulai membaik karena tidak memiliki utang yang lebih
tinggi dibandingkan asetnya, meskipun rasio utang masih jauh lebih tinggi
dibandingkan ekuitas. Nilai terendah dari DTA adalah PT Harum Energy Tbk
(HRUM) dengan rata-rata DTA sebesar 0.1465. Emiten HRUM memiliki proporsi
yang diukur dengan return on assets seperti ditujukkan pada Tabel 4.3.
50
batu bara periode 2014-2018, dan rata-rata dari ROA. Nilai dari ROA
sumber daya (assets) yang dimiliki. Rata-rata (mean) profitabilitas emiten batu
Selain itu, berdasarkan Tabel 4.3 ROA rata-rata pada tahun 2014
sebesar 0.0261, pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi -0.0360, tahun
menjadi 0.0350, 0.1019, dan 0.1043. Perusahaan dengan nilai ROA tertinggi
27.57%. Emiten MBAP mengalami kenaikan ROA pada tahun 2015 menjadi
0.3175 sebelumnya ROA MBAP sebesar 0.1733 pada tahun 2014, menurun
pada tahun 2016 menjadi 0.2330, mengalami kenaikan lagi di tahun 2017
menjadi 0.3647, dan mengalami penurunan di tahun 2018 menjadi 0.2900. Nilai
terendah dari ROA adalah PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK) dengan rata-
rata ROA sebesar -0.1426 atau -14.26%. Emiten ATPK ini hampir setiap
2. Risiko Bisnis
Risiko bisnis merupakan variabel independen dalam penelitian ini yang
diukur dengan dari Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) seperti
Tabel 4.4 menunjukkan deviasi absolut dari EBIT dari emiten sub-
EBIT. Nilai deviasi EBIT menggambarkan sebagai risiko bisnis yang mana
semakin rendah risiko yang dihadapi perusahaan. Rata-rata (mean) risiko bisnis
Selain itu, berdasarkan Tabel 4.4 rata-rata risiko bisnis pada tahun 2014
sebesar 1.4295, menurun pada tahun 2015, 2016, 2017 masing-masing menjadi
1.285, 1.1763, 1.0827, sedangkan pada tahun 2018 naik menjadi 1.0995.
(ADRO) dengan rata-rata 6.4418 yang mana hampir setiap tahun selalu
mengalami penurunan kecuali pada tahun 2016. Nilai terendah dari deviasi
0.0705.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel independen dalam penelitian ini yang diukur dengan ln total assets, berikut
data besar assets dari perusahaan batu bara yang ditujukan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Batu Bara (dalam satuan USD)
54
Dalam penelitian ini, faktor yang dianggap mempengaruhi struktur
logaritma natural dari total assets. Tabel 4.5 menunjukkan total assets dari
perusahaan yang diukur melalui total asetnya. Rata-rata (mean) total assets
Selain itu, berdasarkan Tabel 4.5 rata-rata total assets pada tahun 2014
total assets pada perusahaan sub-sektor batu bara mengalami penurunan cukup
signifikan pada tahun 2014-2016, dan mengalami kenaikan kembali pada tahun
Tbk (ADRO) dengan rata-rata $6,553,930,400 yang mana setiap tahun hampir
selalu menunjukkan kenaikan, kecuali pada tahun 2015. Nilai terendah dari
total assets adalah PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) dengan rata-rata
55
56
uji asumsi klasik, estimasi model, dan uji regresi data panel.
A. Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen
dalam suatu model regresi. Suatu penelitian yang baik ditandai dengan tidak
penelitian ini:
Inflation Factor (VIF), nilai tolerance, dan korelasi. Kriteria suatu penelitian
tidak memiliki masalah multikolinieritas ketika nilai dari VIF kurang dari 10,
nilai tolerance lebih besar dari 0.1, dan nilai korelasi antara variabel bebas
tidak lebih dari 0.8 maka berdasarkan Tabel 4.6 dan 4.7 menunjukkan tidak
dapat terpenuhi.
B. Uji Heterokedastisitas
heterokedastisitas ketika nilai dari p value atau prob>chibar2 lebih besar dari
58
tingkat signifikansi atau 5%, atau dalam hal ini Ho tidak dapat ditolak.
sehingga standard error yang dihasilkan dari regresi menjadi tidak valid,
maka menurut Park (2011), untuk mengatasi hal tersebut dilakukan regresi
C. Uji Autokorelasi
penggunaan periode t dan periode t-1. Suatu penelitian yang baik ditandai
wooldridge test. Kriteria suatu penelitian ketika nilai dari p value atau
dapat ditolak atau tidak terdapat masalah autokorelasi. Berdasarkan Tabel 4.9
Estimasi model data panel yang digunakan, yaitu Fixed Effect Model (FEM),
Random Effect Model (REM), dan Pooled Cross Section. Untuk menentukan
metode Hausman Test, Chow Test, dan Breusch and Pagan Lagrangian.
value atau prob>chi2 lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% atau lebih baik
menggunakan Fixed Effect Model. Pada sisi lain, nilai p value atau prob>chi2
Random Effect Model. Berdasarkan Tabel 4.10, p value atau prob>chi2 lebih
besar dari tingkat signifikansi maka Ho tidak dapat ditolak atau sebaiknya
Uji Chow dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan karena pada
Fixed Effect. Selanjutnya, digunakan uji Breusch and Pagan Lagrangian untuk
melihat model terbaik, yaitu antara model Random Effect atau Pooled Least
Square. Ketika p value atau prob>chi2 lebih kecil dari tingkat signifikansi, Ho
Berdasarkan Tabel 4.11, p value atau prob>chi2 lebih kecil dari tingkat
Effect Model.
61
ROA -0.755***
(0.161)
Risk -0.0329
(0.0202)
Assets 0.0846*
(0.0438)
y14 -0.0375
(0.0391)
y15 -0.0607
(0.0439)
y16 0.0192
(0.0677)
y17 -0.0606
(0.0465)
Constant -1.078
(0.830)
Observations 100
R-squared 0.5335
Number of Emiten 20
yang merepresentasikan variabel dependen, dalam hal ini struktur modal, dapat
dijelaskan oleh variabel independen, dalam hal ini profitabilitas, risiko bisnis,
maka variabel struktur modal menurun sebesar 0.755. Hasil di atas juga dapat
lebih kecil dari tingkat signifikansi maka Ho ditolak atau tidak memiliki
atas, p value lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% dengan kata lain Ho ditolak
ketika profitabilitas naik maka proporsi utang turun. Selain itu penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fama & French (2002),
Huang & Song (2006), Zou & Xiao (2006), Nugroho & Yuyetta (2015),
atas, diketahui bahwa p value lebih besar dari tingkat signifikansi 5% dengan
kata lain Ho tidak dapat ditolak yang artinya risiko bisnis memiliki pengaruh
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jensen & Meckling (1976) melalui Trade off Theory dan juga Myers (1983)
melalui Pecking Order Theory. Berdasarkan kedua teori tersebut, risiko bisnis
biasanya rendah, sehingga biaya untuk financial distress besar. Selain itu,
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen (2004),
mempunyai koefisien positif sebesar 0.0846 terhadap struktur modal. Dari hasil
satu satuan maka variabel struktur modal menurun sebesar 0.0846. Berdasarkan
64
tabel di atas, p value lebih besar dari tingkat signifikansi 5% dengan kata lain
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jensen & Meckling (1976)
mengenai Trade off Theory. Rasio utang seharusnya memiliki hubungan positif
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Huang & Song (2006),
Chen (2004), Antoni, Chandra, & Susanti (2016), Al-fayoumi & Abuzayed
dependen di uji menggunakan uji simultan atau dalam hal ini uji wald chi2 (uji
F). Kriteria dalam pengjian ini berupa Ho ditolak ketika nilai p value atau
Berdasarkan Tabel 4.12, Ho ditolak karena nilai p value atau prob>chi2 sebesar
0.0001 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi 5%. Oleh karena itu,