Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi Data

Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode penelitian tahun 2017 sampai dengan 2020. Perusahaan

manufaktur adalah sebuah badan usaha yang mengoprasikan mesin, peralatan dan tenaga

kerja dalam suatu proses untuk mengubah bhan-bahan mentah menjadi barang jadi yang

memiliki nilai jual. Semua proses dan tahapan yang dilakukan dalam keguatan

manufaktur dilakukan dengan mengacu pada Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang

dimiliki oleh masing-masing satuan kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder, yaitu laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur. Populasi untuk perusahaan manufaktur

sebanyak 143 perusahaan. Dalam penelitian ini obyek penelitian dipilih dengan metode

purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Obyek

penelitian dipilih bagi perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode tahun

2017 sampai 2020 secara lengkap, berdasarkan metode purposive sampling diperoleh

sebanyak 30 perusahaan manufaktur.


4.1.2 Analisis Data
4.1.2.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistic deskriptif merupakn teknik statistika yang menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan semua data yang telah terkumpul salah satunya untuk cara korelasi

antara variabel. Berikut adalah table-tabel hasil perhitungan CMV, INTAV, dan RnD.

1. Nilai Pasar Perusahan (Y)

Nilai pasar perusahaan merupakan (CMV) atau Corporate market value merupakan

keseluruhan nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu nilai dari harga saham

beredar dikali dengan harga saham penutup akhir tahun.

Tabel 4.1
Nilai Pasar Perusahaan

No Kode Nama Emiten Saham beredar Harga CMV


. saham
1 ARNA Arwana Citramulia Tbk 7341430976 12.5 91767887200
2 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk 760000062 100 76000006200
3 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 10320000000 5 51600000000
4 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 633600000 125 79200000000
5 LION Lion Metal Works Tbk 520160000 100 52016000000
6 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 568375000 230 130726250000
7 AKPI Argha Karya primaindustry Tbk 680000000 500 340000000000
8 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 972204500 50 48610225000
9 IMPC Impack Pratama Industri Tbk 4833500000 10 48335000000
10 TRST Trias Sentosa Tbk 2808000000 100 280800000000
11 MAIN Malindo Feedmill Tbk 2238750000 20 44775000000000
12 TALF Tunas Alfin Tbk 1353435000 100 135343500000
13 EKAD Ekadharma International Tbk 698775000 50 34938750000
14 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2911590000 200 582318000000
15 CPIN Charoen pokphand Indonesia Tbk 16398000000 10 163980000000
16 SMCB Solusi Bangun Indonesia Tbk 7662900000 500 3831450000000
17 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 434000000 500 217000000000
18 ALDO Alkindo Naratama Tbk 550000000 100 55000000000
19 BAJA Sarana Central Bajatama Tbk 1800000000 100 180000000000
20 ISSP Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk 7185992035 100 718599203500
21 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 4498997362 125 562374670250
22 LMSH Lionmesh Prima Tbk 96000000 100 9600000000
23 BRNA Berlina Tbk 979110000000 50 48955500000000
24 AISA Food Sejahtera Tbk 135000000 500 67500000000
25 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 595000000 250 148750000000
26 KINO Kino Indonesia Tbk 1428571500 100 142857150000
27 SIDO Industri Jamu Farmasi Sido Muncul Tbk 15000000000 100 150000000000
28 MYOR Mayora Indah Tbk 22358699725 20 447173994500
29 GGRM Gudang Garam Tbk 1924088000 500 962044000000
30 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk 1170909181 250 292727295250
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2021.

Berdasarkan table tersebut diperoleh hasil bahwa perusahaan yang memiliki nilai

pasar paling tinggi adalah Berlina Tbk. Dengan nilai pasar sebesar 48,955,500,000,000

hasil ini diperoleh berdasarkan jumlah saham yang beredar yaitu sebanyak

979,110,000,000 per lembar dengan harga penutupan Rp, 50,. sedangkan perusahaan

yang memiliki nilai pasar paling rendah adalah Lionmesh Prima Tbk, dengan nilai pasar

sebesar 9,600,000,000 yang diperoleh berdasarkan jumlah saham yang beredar

96,000,000 per lembar dengan harga saham saat penutupan sebesar Rp 100,.
2. Nilai Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud

fisik. Berdasarkan definisi tersebut terdapat beberapa karaktristik dari aset tidak

berwujud, yaitu dapat diidentifikasi ,adanya pengendalian dan idak mempunyai wujud

fisik. Variabel nilai aset tidak berwujud dapat dilambangkan dengan INTAV (Intangible

asset value) merupakan selisih lebih nilai pasar perusahaan (CMV) dari nilai buku aset

bersih (BVNA).

Tabel 4.2
Nilai Aset Tidak Berwujud
No Kode Total Aset Total Utang BVNA CMV INTAV
1 ARNA 1,601,346,561,573 571,946,769,034 1,029,399,792,539 91,767,887,200 937,631,905,339

2 MARK 227,599,575,294 60,755,709,610 166,843,865,684 76,000,006,200 90,843,859,484

3 TOTO 2,826,490,815,501 1,132,699,218,954 1,693,791,596,547 51,600,000,000 1,642,191,596,547

4 INAI 1,213,916,545,120 936,511,874,370 277,404,670,750 79,200,000,000 198,204,670,750

5 LION 681,937,947,736 229,630,859,719 452,307,088,017 52,016,000,000 400,291,088,017

6 PICO 720,238,957,745 440,555,207,507 279,683,750,238 130,726,250,000 148,957,500,238

7 AKPI 2,745,325,833 1,618,713,342 1,126,612,491 340,000,000,000,00 339,998,873,387,509


0
8 IGAR 48,610,225,000
513,022,591,574 71,075,842,431 441,946,749,143 393,336,524,143
9 IMPC 48,335,000,000
2,294,677,493,483 1,005,656,523,820 1,289,020,969,663 1,240,685,969,663
10 TRST 280,800,000,000
3,332,905,936,010 1,357,336,438,524 1,975,569,497,486 1,694,769,497,486
11 MAIN
4,008,635,719 2,371,092,779 1,637,542,940 44,775,000,000,000 (44,773,362,457,060)
12 TALF
921,240,988,517 155,076,156,734 766,164,831,783 135,343,500,000 630,821,331,783
13 EKAD
796,767,646,172 133,949,920,707 662,817,725,465 34,938,750,000 627,878,975,465
14 JPFA
21,088,870 11,293,242 9,795,628 1,879,600,000 (1,869,804,372)
15 CPIN
24,522,593 8,819,768 15,702,825 163,980,000,000 (163,964,297,175)
16 SMCB
19,626,403 12,429,452 7,196,951 3,831,450,000,000 (3,831,442,803,049)
17 AMFG
6,267,816 2,718,939 3,548,877 217,000,000,000 (216,996,451,123)
18 BAJA
946,448,936,464 774,432,726,191 172,016,210,273 180,000,000,000 (7,983,789,727)
19 ISSP
6,269,365 3,428,424 2,840,941 718,599,203,500 (718,596,362,559)
20 LMSH
161,163,426,840 31,541,423,763 129,622,003,077 9,600,000,000 120,022,003,077
21 BRNA
1,964,877,082 1,111,847,645 853,029,437 48,955,500,000,000 (48,954,646,970,563)
22 ALDO
498,701,656,995 269,278,833,819 229,422,823,176 55,000,000,000 498,701,656,995
23 BUDI
2,939,456 1,744,756 1,194,700 562,374,670,250 (562,373,475,550)
24 AISA
1,981,940 5,329,841 (3,347,901) 67,500,000,000 (67,503,347,901)
25 CEKA
1,392,636,444,501 489,592,257,434 903,044,187,067 148,750,000,000 754,294,187,067
26 KINO
3,237,595,219,274 1,182,424,339,165 2,055,170,880,109 142,857,150,000 1,912,313,730,109
27 SIDO
3,158,198 262,333 2,895,865 150,000,000,000 (149,997,104,135)
28 MYOR 14,915,849,800,251 14,915,849,800,251 14,915,849,800,251 14,915,849,800,251 14,915,849,800,251

29 GGRM 7,561,503,434,179 7,561,503,434,179 7,561,503,434,179 7,561,503,434,179 7,561,503,434,179

30 SSTM 7,354,346,366,072 7,354,346,366,072 7,354,346,366,072 7,354,346,366,072 7,354,346,366,072

Sumber : Data sekunder yang diolah,2021

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh hasil bahwa perusahaan yang memiliki nilai

aset tidak berwujud paling tinggi adalah Argha Karya primaindustry Tbk, dengan nilai

aset tidak berwujud sebesar 339,998,873,387,509, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

pasar paling rendah adalah Sarana Central Bajatama Tbk. Dengan nilai aset tidak berwujud

sebesar -7,983,789,727.

3. RnD

Biaya yang dikeluarkan didalam melakukan penelitian atau pengembangan produksi

maupun produknya. Variabel RnD dilambangkan dengan (Research and development)

dan berikut ini adalah biaya yang diperoleh dalam laporan keuangan perusahaan yang

digunakan pada sampel penelitian ini :


Tabel 4.3

RnD Sampel Penelitian

No. Kode RnD


1 ARNA 221595
2 MARK 253171
3 TOTO 286077
4 INAI 208604
5 LION 17447
6 PICO 27094
7 AKPI 25112
8 IGAR 41644
9 IMPC 170510
10 TRST 193787
11 MAIN 226903
12 TALF 191763
13 EKAD 97704
14 JPFA 90094
15 CPIN 95863
16 SMCB 90639
17 AMFG 109909
18 BAJA 141486
19 ISSP 129485
20 LMSH 111620
21 BRNA 33302
22 ALDO 33409
23 BUDI 36608
24 AISA 30272
25 CEKA 113
26 KINO 112
27 SIDO 133
28 MYOR 2121
29 GGRM 44252
30 SSTM 49303
Sumber data skunder yang diperoleh, 2021

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa perusahaan yang dijadikan

sampel penelitian ini menyajikan biaya R&D dalam laporan keuangannya. Dan

adapun yang tidak menyajikan biaya RnD antaran lain yaitu, Wilmar cahaya indoneisa
Tbk, Ekadharma international Tbk, Tunas alfin Tbk, Impack pratama industri Tbk,

Pelangi indah canindo Tbk.

Sebagai tinjauan terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan data

data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel. Penelitian ini

menggunakan 120 data pengamatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.4
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


INTAV 85 7984.00 1694769.00 528230.7647 494256.86697
RnD 85 .00 279134.00 54504.9765 66076.89415
CMV 85 9600.00 1500000.00 215321.3412 269096.39279
Valid N (listwise) 85

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai

minimum aset tidak berwujud (INTAV) sebesar 7984,00 dan nilai maksimum sebesar

1694769,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar INTAV pada perusahaan yang

menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 7984,00 sampai 1694769,00 dengan rata-

rata 528230,00 pada standar deviasi 494256,86697.

Variabel biaya penelitian dan biaya pengembangan (RnD) dalam statistik deskriptif

menunjukkan bahwa nilai minimum ukuran perusahaan sebesar 0,00 dan nilai maksimum

sebesar 279134,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar RnD pada perusahaan yang

menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,00 sampai 279134,00 dengan rata-rata

54504,9765 pada standar deviasi 66076,89415.


Adapun untuk variabel nilai pasar perusahaan (CMV) sebagai variabel dependen

dalam statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai minimum reaksi pasar sebesar

9600,00 dan nilai maksimum sebesar 1500000,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar

reaksi pasar pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 9600,00

sampai 1500000,00,00 dengan rata-rata 215321.3412 pada standar deviasi 269096.39279..

4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan atau

tidak yang terdapat pada model regresi yang dilakukan pada penelitian ini yang dimana

meliputi uji normalitas data, uji multikolinieritas dan uji heteroskedasitas, dan uji

autokorelasi Wijiantoro (2017). Berikut merupakan hasil dari masing-masing uji tersebut:

4.1.2.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Priyanto (2013) dalam Wijiantoro

(2017) uji normalitas merupakan pengujian data untuk memastikan apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan

membandingkan Asmptotic Significance dengan alfa 5%. Data dikatakan berdistribusi

normal jika nilai Asmptotic Significance > 0,05, dan sebaliknya jika nilai Asymptotic

Significance < 0,05, maka data mempunyai distribusi yang tidak normal (Ghozali, 2005)

dalam (Nugroho, 2016:31). Berikut adalah hasil uji normalitas menggunakan uji K-S.
Tabel 4.5
Uji Normalitas 1 K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual
N 85
Mean .0000000
Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 219810.543733
16
Most Extreme Absolute .140
Differences Positive .126
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.289
Asymp. Sig. (2-tailed) .072

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan Uji

KolmogorovSmirnov (K-S) diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,072. Nilai

tersebut berada di atas tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

4.1.2.2.2 Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji data dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya

tidak memiliki korelasi antar variabel independen. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10

dan nilai Varian Inflation Factor (VIF) kurang dari 10,0 maka model tersebut tidak terjadi

multikoliniearitas antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji

multikoliniearitas ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut:


Tabel 4.6
Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 INTAV (X1) 0.725 1.380

RnD (X2) 0.725 1.380

a DepeIndent Variable: Nilai perusahaan

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada korelasi antar variabel independen atau model regresi pada penelitian ini tidak

terjadi multikoliniearitas dan model regresi layak digunakan.

4.1.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat kesamaan atau perbedaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain.

Menurut Ghozali (2006). Tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara

y cap (y hasil regresi) sebagai sumbu x dengan nilai error sebagai sumbu y. Jika angka

tersebar acak, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Berdasarkan Gambar dibawah

dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar acak sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi

homoskedastisitas terpenuhi.
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 4577818.5 1279710.5
3.577 .001
51 96
INTAV .000 .008 -.004 -.048 .961
RnD -12.876 7.354 -.161 -1.751 .083
a Dependent Variable: ABRESID

Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dari hasil uji Glejser masing

masing variabel independen memperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.1.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Uji regresi linear berganda digunakan untuk memperkirakan nilai variabel terikat

jika nilai variabel bebas mengalami perubahan baik peningkatan maupun penurunan agar

diketahui arah hubungan positif atau negative (Priyatno, 2013:25). Adapun hasil analisis

regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Variabel
X1, X2 danY Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) 224479.467 36221.180 6.197 .000
INTAV .260 .058 .478 4.506 .000
RnD -2.688 .432 -.660 -6.227 .000
a Dependent Variable: CMV

Dari Tabel 4.8 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

LogCMV = 224479,467 + 0,260 + -2,688 + e

Log CMV = INTAV + RnD + e

Diminta :

LogCMV : Log (Nilai pasar perusahaan pada tahun t)

INTAV : Nilai aset tidak berwujud pada tahun t

RnD : Variabel dummy 1, bila perusahaan mengungkapkan biaya litbang dan 0

bila tidak.

e : Nilai Error

Hasil pengujian persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (α) sebesar 224479,467 mempunyai arti apabila semua variabel

independen sama dengan nol maka nilai perusahaan bernilai 224479,467.

2. Aset tidak berwujud (X1) mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar

0,260 artinya setiap kenaikan aset tidak berwujud sebesar 1 poin maka nilai dari

nilai perusahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,260 poin dengan asumsi

faktor-faktor yang lain tetap atau cateris paribus


3. Biaya penelitian dan pengembangan (X2) mempunyai koefisien regresi dengan

arah positif sebesar 2,668 , artinya setiap kenaikan biaya penelitian dan

pengembangan sebesar 1 poin maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan

sebesar 2,668 poin dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap atau cateris

paribus.

4.1.2.4 Uji Hipotesis

4.1.2.4.5 Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t)

Selanjutnya dilakukan pengujian dengan membandingkan t hitung dengan t tabel

dengan tingkat signifikansi 5% dan degree of freedom (df) = n-k. Dimana apabila t hitung

> t tabel, maka hipotesis diterima, dengan kata lain variabel independen secara individual

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika t hitung <

t tabel maka hipotesis ditolak.

Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) 224479.46
36221.180 6.197 .000
7
INTAV .260 .058 .478 4.506 .000
RnD -2.688 .432 -.660 -6.227 .000
4. a Dependent Variable: CMV

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis regresi varibel INTAV dan RnD terhadap nilai

perusahaan, diperoleh: 1) Nilai t hitung variabel INTAV sebesar 4,506 dengan


signifikansi sebesar 0,000. Karena sig. t < 5% (0,000 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa INTAV berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan,

sehingga H2 diterima. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa besarnya asset

tidak berwujud sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2) Nilai t hitung

variabel RnD sebesar -6,227 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena sig. t < 5% (0,000

< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa RnD berpengaruh secara signifikan terhadap

Nilai Perusahaan.

4.1.2.4.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011), dalam Wijiantoro (2017), uji koefisien determinasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel independen

secara simultan dalam mendeskripsikan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu R2 = 0-1 artinya apabila nilai R2 kecil, berarti kemampuan

variabel independen dalam menerangkan variabel dependen terbatas, sedangkan nilai R2

yang mendekati satu berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan

variabel dependen sangat kuat.

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .577(a) .333 .316 222475.01124

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas, diketahui nilai R Hasil perhitungan koefisien

determinasi (R2) diperoleh nilai R Square sebesar 0,316. Hal ini menunjukkan bahwa

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh Aset tidak berwujud , dan biaya penelitian dan
pengembangan sebesar 31,6%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 68,4% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan hasil penelitian

4.2.2 Pengaruh aset tidak berwujud Terhadap Nilai pasar perusahaan

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Nilai asset tidak

berwujud berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar perusahaan. Pengujian

hipotesis ini dilakukan dengan uji statistik t. Uji statistik t untuk variabel perataan laba

diperoleh nilai t hitung sebesar 4.506 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,663. Nilai

signifikansi yang diperoleh sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah

ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Nilai aset tidak berwujud berpengaruh

secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian yaitu penelitian ini menjelaskan

bahwa besarnya asset tidak berwujud berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

perusahaan perusahaan. Nilai t hitung variabel RnD sebesar -6,227 dengan

signifikansi sebesar 0,000. Karena sig. t < 5% (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa RnD berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama yaitu Aset Tidak

Berwujud (INTAV) dan biaya peelitian dan pengembangan (RnD) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesi

periode 2017-2020 diterima.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai

pengaruh aset tidak berwujud dan biaya penelitian dan pengembangan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Aset tidak berwujud yang diukur dengan INTAV berpengaruh secara signifikan

terhadap nilai pasar perusahaan yang diukur dengan CMV pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

2. Biaya penelitian dan pengembangan (RnD) berpengaruh secara signifian terhadap

nilai pasar perusahaan (CMV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia periode 2017-2020.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya perlu memperluas objek penelitian dan periode pengamatan

misalnya dengan mengambil objek perusahaan manufaktur yang memiliki populasi

lebih banyak dan periode pengamatan ditambah selama 5 tahun, sehingga jumlah

sampel dan data yang dapat digunakan dalam penelitian semakin banyak. Dengan
demikian, diharapkan hasil penelitian dapat mewakili keseluruhan perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Peneliti selanjutnya perlu menambah variabel lain diluar variabel penelitian ini

yang berkaitan dengan nilai pasar perusahaan (CMV) seperti size, growth,

leverage, kebijakan manajerial, kepemilikan institusional dan lainnya.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk tetap berkonsentrasi pada saat proses

perhitungan data perusahaan yang akan diteliti, karena nantinya akan berpengaruh

terhadap hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai