Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PEMAKSIMALAN MANAJEMEN PRODUKSI SERTA PENINGKATAN


TENAGA KERJA PRODUKTIF PADA
PT.PP.LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk.

Disusun Oleh:
FERDINANDUS CHARLOS HANG ( 2103026009 )
SEBASTIANUS ASTERIANO JUNIARDI ( 2103026061)
ADI JANUARIANSYAH ( 2103026083 )
OCTAVIAN CAESAR AYANG ( 2103026071 )
ELFA RIFQI ATIFAH ADAMI ( 2103026029 )
RABIYATUL ADDAWIYAH ( 2103026015 )
CICILIA NOVALINDA ( 2103026073 )
RUMIRIS ANGGIE ANCE SITUMEANG 2003026047

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sehingga

dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ PEMAKSIMALAN

MANAJEMEN PRODUKSI SERTA PENINGKATAN TENAGA KERJA

PRODUKTIF PADA PT.PP.LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk “

Makalah ini disusun sebagai bentuk penyelesaian tugas pada mata kuliah
manajemen agribisnis.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
penyusunan makalah ini, dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah manajemen agribisnis Ibu Tetty Wijayanti S.P.,M.P.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat memperbaiki demi
kesempurnaan sangat diharapkan.

Samarinda, 8 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan manfaat ................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 PT ( Perseroan Terbatas ) .......................................................................... 5
2.2 Kelapa Sawit .............................................................................................. 5
2.3 Produksi ..................................................................................................... 8
2.4 Tenaga Kerja ............................................................................................. 8
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 10
3.1 Waktu Pelaksanaan................................................................................. 10
3.2 Tempat Pelaksanaan ................................................................................ 10
3.3 Pendekatan Penelitian.............................................................................. 10
3.4 Profil Perusahaan ..................................................................................... 10
3.5 Tentang Lonsum ...................................................................................... 11
3.6 Visi dan Misi ........................................................................................... 11
3.7 Kebijakan................................................................................................. 11
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 13
4.1 Pengertian Perseroan Terbatas ( PT ) ...................................................... 13
4.2 Proses Pendirian Perseroan Terbatas ( PT ) ............................................ 14
4.3 Struktur Dalam Perseroan Terbatas ( PT ) .............................................. 17
4.4 Pengoptimalan Produksi .......................................................................... 18
4.5 Pemaksimalan produksi ........................................................................... 21
4.6 Aspek - aspek pertimbangan bagi perusahaan untuk berproduksi .......... 22
4.7 Alternatif perusahaan dalam meningkatkan produksi ............................. 23
4.8 Kriteria sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil ( ISPO ) ................ 24
4.9 Manajemen dan implementasi ................................................................. 25

ii
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 27
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 27
5.2 Saran ........................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang


paling disukai saat ini, disamping karena pertanggungjawabannya bersifat terbatas,
Perseroan Terbatas juga memberikan kemudahan bagi pemilik (pemegang saham)
nya untuk mengalihkan perusahaanya (kepada setiap orang) dengan menjual seluruh
saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut. Kata “ Perseroan” menunjuk
kepada modalnnya yang terdiri atas sero (saham). Sedangkan kata “ terbatas”
menunjuk kepada pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang
diambil bagian dan milikinya.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, yang dikenal sebagai “Lonsum”,


didirikan pada tahun 1906 pada saat Harrisons & Crosfield Plc, perusahaan
perdagangan dan perkebunan yang berbasis di London, Inggris, memulai lahan
perkebunan pertamanya di Indonesia berlokasi dekat kota Medan, Sumatera Utara.
Melalui perjalanan lebih dari satu abad, Lonsum telah berkembang menjadi salah
satu perusahaan perkebunan terkemuka di Indonesia. Kegiatan utama Lonsum
meliputi pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan dan penjualan
produk-produk sawit, karet, benih bibit kelapa sawit, kakao dan teh. Pada tahun-
tahun awal berdirinya, diversifikasi tanaman Lonsum meliputi karet, teh dan kakao.
Lonsum mulai melakukan penanaman kelapa sawit pada tahun 1980-an dan sejak
saat itu kelapa sawit terus tumbuh dan menjadi komoditas dan penyumbang utama
bagi pertumbuhan perusahaan.

Perkebunan Lonsum berlokasi di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan


Sulawesi. Pada tanggal 31 Desember 2020, luas lahan perkebunan tertanam inti
mencapai 116.053 hektar yang terdiri dari 96.074 hektar kelapa sawit, Lonsum
juga menjalin kemitraan dengan petani plasma dengan lahan perkebunan kelapa
sawit dan karet seluas 34.879 hektar. Lonsum mengoperasikan 12 pabrik kelapa
sawit di Sumatera dan Kalimantan, dengan total kapasitas pengolahan Tandan

1
Buah Segar (TBS) sebesar 2,6 juta ton per tahun.
Perkebunan Lonsum memanfaatkan keunggulan di bidang penelitian dan
pengembangan serta keahlian di bidang manajemen agro. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Lonsum, Sumatra Bioscience atau SumBio, di Bah Lias, Sumatera
Utara berperan penting dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman
Lonsum. Dalam industri perkebunan, SumBio juga dikenal sebagai produsen
benih bibit kelapa sawit unggul yang berkualitas. Sertifikasi Indonesian
Sustainable Palm Oil (ISPO) dimulai sejak tahun 2013 seiring dengan diraihnya
sertifikasi pertama untuk minyak sawit lestari di Sumatera Utara. Pada akhir tahun
2020, kami telah mencapai 252.000 ton CPO bersertifikasi ISPO atau 86% dari
total produksi CPO yang berasal dari perkebunan inti.
Perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami peningkatan yang
sangat besar, dapat dilihat dari banyaknya perusahaann-perusahaan yang berdiri
di Indonesia yang saling bersaing untuk menjadi perusahaan yang maju dan
berkembang. Semakin besar sebuah perusahaan makaa semakin banyak karyawan
yang dipekerjakan. Setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan dan
mengembangkan dengan mengadakan berbagai kegiatan guna meningkatkan
kinerja para karyawan. Adanya kegiatan tersebut, diharapkan perusahaan akan
mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh keuntungan (Profit
oriented). Hal ini tidak lepas dari karyawan yang ada di perushaan tersebut, yang
merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dalam hal ini, manajemen perusahaan harus mendorong
karyawannya agar dapat memaksimalkan kinerja untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pengelolaan karyawan dengan baik sesuai tugas dan fungsinya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan.

Menurut Prawirosentono kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai


oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi beretika. Hal Ini menjelaskan bahwa kinerja merupakan tingkat
keberhasilan seseorang atau lembaga dalam melaksanakan pekerjaannya.
Perkembangan perusahaan sangatlah bergantung pada produktifitas tenaga kerja

2
yang ada di perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan
dapat melakukan beberapa cara yang dapat mendorong karyawannya untuk
bekerja secara maksimal.
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yag berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasa sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap
kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang
menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja.
Kepuasan diperlukan untuk menjaga motivasi dari karyawan dan lebih
berkomitmen pada perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tuntutan yang diberikan
perusahaan kepada karyawan. Suatu perusahaan akan meminta karyawannya
untuk maksimal memaksimalkan kinerjanya agar perusahaan dapat mencapai
tujuan perusahaan. Sama halnya dengan karyawan, karyawan akan meminta
timbal balik atas hasil kinerjanya berupa kompensasi yang juga menjadi harapan
dari setiap karyawan.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kondisi – kondisi yang telah dijelaskan diatas maka perusahaan


perlu melakukan suatu perencanaan produk secara tepat sesuai dengan keadaan
pasar yang ada. Adapun beberapa masalah yang dihadapi PT.PP,London Sumatra
Indonesia Tbk di dalam bidang produksi yang dapat diidentifikasi adalah sebagai
berikut :

1. Apa pengertian Perseroan Terbatas ?


2. Bagaimanakah proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas ?
3. Bagaimanakah struktur dan fungsi dalam Perseroan Terbatas ?
4. Bagaimana perusahaan mengoptimalkan produksi agar seluruh sasaran yang
dikehendaki manajemen dapat tercapai semaksimal mungkin ?

3
5. Apa kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan perkebunan kelapa
sawit agar dapat memperoleh sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (
ISPO ) untuk memenuhi standar internasional ?
6. Bagaimana perusahaan memperbaharui secara relevan tentang manajemen
dan implementasi bagi karyawan perkebunan ?

1.3 Tujuan dan manfaat

Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah :

1. Identifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan


perusahaan.
2. Merencanakan kombinasi optimal pemanfaat sumberdaya perusahaan.
3. Mencari alternatif strategi untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Adapun yang menjadi manfaat dari makalah ini sebagai sarana untuk
mengaplikasikan konsep teoritis yang diterima selama perkuliahan dan juga
sekaligus untuk mengasah ketajaman peniliti di bidang manajemen produksi
peningkatan tenaga kerja produktif yang ada di industri perkebunan sawit.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PT ( Perseroan Terbatas )

Pengertian PT secara umum adalah suatu unit atau badan usaha berbadan
hukum yang mana modalnya terkumpul dari berbagai saham, dan setiap pemiliknya
memiliki bagian dari banyaknya lembar saham yang dimiliki oleh masing-masing
investor. Lembar saham yang menjadi modal pembentukan Perseroan Terbatas bisa
diperjualbelikan sehingga akan ada perubahan status kepemilikan perusahaan tanpa
harus membubarkan perusahaan.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian PT adalah suatu bentuk badan


usaha yang melakukan kegiatan perkumpulan modal atau saham dengan
kemampuan mengatur saham yang baik, yang mana para pemilik saham di
dalamnya memiliki tanggung jawab sesuai dengan banyaknya saham yang dimiliki
Biasanya, perusahaan terbatas atau PT ini dibentuk oleh minimal dua orang atau
lebih dengan melalui kesepakatan yang diketahui oleh notaris yang nantinya akan
dibuatkan akta perusahaan. Lalu, akta tersebut harus disahkan oleh Kementerian
Hukum dan HAM agar nantinya perusahaan tersebut resmi menjadi suatu badan
usaha Perseroan Terbatas atau PT.

2.2 Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai


penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa
Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera yang
digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon
Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat diantara Angola dan
Gambia, pohon kelapa sawit elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan
Amerika selatan. Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir
abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan
pangan dan industri sabun (Dinas Perkebunan Indonesia, 2007: 1). Kelapa sawit

5
termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat mencapai 0- 24 meter. Bunga dan
buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil, apabila masak
berwarna merah kehitaman. Daging dan kulit buah kelapa sawit mengandung
minyak. Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan
lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah
satu bahan pembuatan makanan ayam. Ciri-ciri fisiologi kelapa sawit yaitu:

1. Daun Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk berwarna hijau tua,
pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan
tanaman salak hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
2. Batang Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur ±12 tahun.
Setelah umur ±12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga
menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
3. Akar Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping.
Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke
samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
4. Bunga Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan
berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan
memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih
besar dan mekar.
5. Buah Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. B. Faktor-Faktor Penentu Harga
Kelapa Sawit Menurut Owolarafe O.K dan Arumughan (2007: 1-7) faktor-
faktor yang mempengaruhi harga kelapa sawit ialah harga buah kelapa
sawit, investasi, nilai tukar rupiah terhadap USD. Faktor-faktor kenaikan
harga kelapa sawit menurut Abdul Aziz Karia, dkk (2013:259-267) yaitu
produksi kelapa sawit, ekspor kelapa sawit, Harga minyak kelapa sawit
(crude palm oil (CPO)).

Menurut May dan Amaran M. H (2011: 30-35) faktor-faktor yang


mempengaruhi harga kelapa sawit yaitu warna kematangan kelapa sawit, umur
kelapa sawit, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil (CPO)), harga kelapa sawit.

6
Faktor-faktor yang dipakai untuk penelitian prediksi harga kelapa sawit yaitu harga
kelapa sawit, harga minyak kelapa sawit, produksi kelapa sawit.

Harga Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna


sebagai penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar.
Perkembangan harga kelapa sawit di tingkat produsen dalam wujud tandan buah
segar (TBS) pada periode 2000-2012 cenderung 7 meningkat. Harga produsen pada
tahun 2000 rata-rata sebesar Rp. 349.879,- per ton, sementara di tahun 2001
mengalami penurunan menjadi Rp. 295.333,-per ton. Harga produsen tertinggi
dicapai pada tahun 2012 dengan rata-rata harga Rp. 1.550.410,- per ton atau naik
17,34% terhadap tahun sebelumnya. Rata-rata laju pertumbuhan harga produsen
selama periode 2000-2012 sebesar 15,39% (Dinas Perkebunan Indonesia 2007).
Data yang dipakai pada penelitian ini yaitu harga kelapa sawit pada bulan
sebelumnya untuk memprediksi harga kedepannya.

Sawit Produksi kelapa sawit adalah hasil yang dipanen dari usaha
perkebunan tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut. Pada tahun 1980 produksi
kelapa sawit Indonesia sebesar 721,17 ribu ton, tahun 2013 sebesar 27,74 juta ton
atau tumbuh rata-rata sebesar 11,95% per tahun. Peningkatan produksi kelapa sawit
selama kurun waktu tersebut terutama terjadi pada perkebunan rakyat sebesar
58,89% dan perkebunan besar swasta sebesar 14,48%, sedangkan produksi dari
perkebunan besar negeri relative lambat sebesar 5,44% (Dinas Perkebunan
Indonesia (2007: 4)). Pada tahun 1980 hingga tahun 1993 produksi kelapa sawit
lebih didominasi oleh perkebunan besar negeri. Perluasan areal oleh perkebunan
besar swasta sekitar tahun 1990 mulai menunjukkan hasilnya setelah tahun 1993
dimana peningkatan produksi perkebunan besar swasta mampu melampaui
produksi kelapa sawit yang berasal dari perkebunan besar negeri. Sementara itu
perkebunan rakyat mengikuti keberhasilan perkebunan besar swasta setelah tahun
1998. Untuk periode tahun 1980-2013 produksi dari perkebunan rakyat meningkat
sebesar 58,89% per tahun, sedangkan perkebunan besar swasta sebesar 14,48% per
tahun. Pertumbuhan produksi perkebunan besar negeri cenderung landai dengan
pertumbuhan sebesar 5,44% per tahun (Dinas Perkebunan Indonesia (2007)).

7
Minyak kelapa sawit (crude palm oil (CPO)) merupakan hasil dari
pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak nabati yang dihasilkan dari buah
kelapa sawit yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kernel
oil) yang tidak berwarna (jernih). Minyak kelapa sawit memiliki beragam
keunggulan yang terletak pada penggunaannya sebagai bahan baku beragam
industri, baik industri pangan maupun non-pangan. Potensi minyak kelapa sawit di
Indonesia sangat besar dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Indonesia telah
menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di Dunia melebihi Malaysia. Pada
tahun 2006, luas lahan kelapa sawit Indonesia mencapai 6,1 juta ha dengan rata-rata
harga minyak kelapa sawit sebesar Rp.3,329.68. Pada tahun 2007 terjadi
peningkatan luas lahan menjadi 6,78 juta ha dengan rata-rata harga minyak kelapa
sawit sebesar Rp.5,977.54 atau meningkat sebesar 79.52291223% (Dinas
Perkebunan Indonesia ).

2.3 Produksi

Menurut Huki (2012) produksi merupakan kegiatan yang menciptakan,


mengolah, mengupayakan pelayanan, menghasilkan barang dan jasa atau usaha
untuk meningkatkan suatu benda agar menjadi lebih berguna bagi kebutuhan
manusia. Orang atau badan yang mengolah, menciptakan, dan menghasilkan barang
atau jasa disebut sebagai produsen.

2.4 Tenaga Kerja

Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh faktor


produksi. Faktor produksi sering didefinisikan sebagai setiap hal yang diperlukan
secara teknis untuk memproduksi suatu barang atau jasa.

Faktor-faktor produksi tersebut diantaranya yaitu bahan pokok peralatan


gedung, tenaga kerja, mesin dan modal yang secara garis besar dapat dikategorikan
menjadi input manusia dan non manusia. Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Tenaga Kerja memberikan pengertian tentang tenaga kerja yang
terdapat dalam Pasal 1 ayat 2 bahwa tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu

8
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Simanjuntak, tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau


sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain
seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan
mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi secara fisik mampu dan
sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Pelaksanaan

Dilaksanakan pada Tanggal 06 Mei 2023 pukul 12.00 - Selesai.

3.2 Tempat Pelaksanaan

Rumah Wakil Guild Sebastianus Asteriano Juniardi. Di Perumahan Rapak


Binuang Blok BD, No.01.

3.3 Pendekatan Penelitian

Data Sekunder

Merupakan data yang tidak langsung yang diperoleh dari dokumen-


dokumen. Dalam hal ini bersumber dari penelitian yang meliputi buku-buku bacaan
yang berkaitan dengan judul penelitian dan data-data yang terkumpul. Adalah data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan
berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan.

3.4 Profil Perusahaan

Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (PP London


Sumatra Indonesia Tbk / Lonsum) (LSIP) didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962. Kantor pusat PP London
Sumatra Indonesia Tbk terletak di Ariobimo Sentral Lt. 12, Jln. HR. Rasuna Said
Blok X-2 Kav. 5, Jakarta 12950 – Indonesia, sedangkan kantor cabang operasional
berlokasi di Medan, Palembang, Makassar dan Samarinda.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PP London Sumatra


Indonesia Tbk (28-Feb-2022), yaitu: Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dengan
persentase kepemilikan sebesar 59,48%.

Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) merupakan entitas anak tidak langsung
dari First Pacific Company Limited, suatu perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

10
Hong Kong. Bapak Anthoni Salim memiliki kepentingan dan memegang kendali
secara tidak langsung di First Pacific Company Limited.

3.5 Tentang Lonsum

Kegiatan utama PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) meliputi


pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan dan penjualan produk-
produk sawit, karet, benih bibit kelapa sawit, kakao dan teh. Kami merupakan
perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kantor
pusat di Jakarta. Pada tahun 2007, Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) melalui
entitas anak PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) menjadi pemegang saham utama
Lonsum dan sejak akuisisi tersebut, Lonsum menjadi bagian dari Grup PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (Indofood) serta bersinergi dengan perusahaan lainnya dalam
Grup Indofood.
3.6 Visi dan Misi

Visi Lonsum adalah menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang


berkelanjutan dalam hal produksi, biaya, kondisi (3C) yang berbasis penelitian dan
pengembangan. Misi : Menambah nilai bagi pemangku kepentingan di bidang
agribisnis. Nilai-nilai yang mendorong bagaimana perusahaan bekerja: dengan
disiplin sebagai falsafah hidup, perusahaan menjalankan usaha dengan menjunjung
tinggi integritas, perusahaan menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara
bersama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi
berkelanjutan.
3.7 Kebijakan

Kebijakan Minyak Sawit Berkelanjutan (“Kebijakan”) berlaku bagi seluruh


kegiatan usaha kelapa sawit dalam perusahaan, para petani, serta pemasok pabrik
Lonsum yang berasal dari eksternal. Komitmen utama dari Kebijakan untuk
memproduksi produk kelapa sawit yang dapat terlacak dan berkelanjutan adalah
sebagai berikut:
1. Larangan deforestasi, konservasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi
(KBKT) dan area dengan Stok Karbon Tinggi (SKT)

11
2. Larangan penanaman di area gambutdengan kedalaman berapapun.
3. Larangan pembakaran
4. Penghormatan atas Hak Asasi Manusia, termasuk kebebasan berserikat dan
tanpa diskriminasi
5. Pelaksanaan Persetujuan atas Dasar Informasi di Awal tanpa Paksaan.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Perseroan Terbatas ( PT )

Perseroan Terbatas (PT) atau dalam bahasa belanda disebut Naamloze


Vennootschaap (NV) adalah suatu bentuk usaha persekutuan perdata yang
modalnya dari para sekutu yang disebut Persero atau suatu persekutuan untuk
menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak atau sesuai dengan saham yang dimilikinya.
Perkumpulan persekutuan perdatanya disebut perseroan. Sesuai dengan
pengertiannya, istilah terbatas menggambarkan batas tanggung jawab persero
(pemegang saham) adalah terbatas pada nilai nominal yang tertera pada surat sero
(surat saham) yang dimilikinya. Perseroan Terbatas merupakan Badan Hukum yang
besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan
dalam Perseroan Terbatas terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan,
sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari
satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Apabila perusahaan
memiliki hutang, dan hutang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka
kelebihan hutang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham.
Dan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan, maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan (Deviden) yang besarnya tergantung pada besar-
kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham,
modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh dari para
pemilik obligasi adalh mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan
untung atau ruginya PT tersebut.

Terdapat 2 jenis dari perseroan terbatas, yaitu Terbuka dan Tertutup. PT


Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat
melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum,
diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk membeli

13
saham perusahaan tersebut. PT Tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya
berasal dari kalangan tertentu, misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat
dan keluarga saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.

Perseroan Terbatas pada hakikatnya merupakan asosiasi atau perkumpulan


modal yang oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas diberikan setatus Badan
Hukum dan PT merupakan wadah kerja sama usaha dari para pemegang saham
untuk menjalankan usahanya. Keanggotaan pemegang saham (persero) didalam PT
sangat mudah untuk dialihkan kepada pihak lain sehingga sifat kepribadian PT
sudah tidak diutamakan. PT juga merupakan subjek hukum yang mandiri yang
dapat memiliki hak dan kewajiban seperti yang dimiliki manusia. Keberadaan PT
tidak tergantung pada keadaan Direksi dan Komisaris walaupun posisi Direksi dan
Komisaris tersebut kosong, PT tetap merupakan Badan Hukum.

4.2 Proses Pendirian Perseroan Terbatas ( PT )

Proses Pendirian Perseroan Terbatas Dalam prosedur pembahasan


mengenai pendirian Perseroan Terbatas (PT) menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) dengan UndangUndang Perseroan Terbatas (UUPT)
tahap-tahap yang harus ditempuh pada umumnya sama. Beberapa tahap yang harus
dilakukan antara lain adalah tahap pembuatan akta, pengesahan, pendaftaran, dan
pengumuman.

1. Tahap Pembuatan Akta Sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 7 (ayat


1) Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) dinyatakan bahwa perseroan
didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam
bahasa Indinesia. Dan juga disebutkan dalam pengertian Perseroan Terbatas, bahwa
PT didirikan berdasarkan perjanjian, juga menunjukkan PT harus didirikan
setidaknya oleh 2 (dua) orang atau lebih , karena perjanjian seridaknya diadakan
oleh minimal 2 (dua) orang. Disamping itu PT harus didirikan dengan fakta otentik
dalam hal ini oleh dan dihadapan pejabat yang berwenang yaitu Notaris, yang
didalamnya memuat Anggran Dasar dan keterangan lainnya. Pada saat pendirian,
dipersyaratkan para pendiri wajib mengambil bagian saham atau modal.

14
2. Tahap Pengesahan Setelah dibuat akta pendirian yang didalamnya
memuat Anggaran Dasar dan keterangan lainnya, kemudian dimintakan
pengesahannya. Pengesahan yang dimaksud disini adalah pengesahan oleh
pemerintah dalam hal ini oleh Menteri. Pengesahan ini mengandung arti penting
bagi pendirian Perseroan Terbatas, karena menentukan kapan perseroan tersebut
memperoleh setatus Badan Hukum. Dalam hal ini berdasarka pasal 7 (ayat 6)
UUPT, disebutkan bahwa perseroan memperoleh setatus Badan Hukum setelah
akta pendiriannya disahkan oleh Menteri, sedangkan didalam KUHD pengesahan
ini tidak ada. Didalam KUHD bedasarkan pasal 36 hanya disebutkan bahwa
sebelum Perseroan Terbatas didirikan, maka akta pendiriannya harus dimintakan
pembenaran kepada Gubernur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu. Dari
ketentuan ini pengesahan pada dasarnya sama dengan pembenaran, sehungga
dilihat dari persyaratan itu baik KUHD maupun UUPT sama-sama bahwa akta
pendirian Perseroan Terbatas harus dimintakan pengesahan atau pembenaran.
Hanya masalah kapan perseroan terbatas itu memperoleh status Badan Hukum
dalam KUHD tidak ditegaskan. Sedangkan dalam UUPT ditegaskan yaitu, sejak
diberikannya pengesahan akta pendiriannya oleh Menteri. Mengenai prosedur
pengesahan dijelaskan dalam UUPT pasal 9 yang menyatakan bahwa, untuk
memperoleh pengesahan Menteri, para pendiri bersama-sama atau kuasanya,
mengajukan permohonan tertulis dengan melampirkan akta pendirian PT. Biasanya
permohonan pengesahan ini sekaligus ditangani dan diajukan oleh notarisnya yang
membuat akta. Karena pada umumnya para pendiri tidak mau repot mengurus
sendiri pengesahan ini, sehingga biasanya notarius yang membuatkan akta
pendirian sekaligus diminta untuk menguruskan pengesahannya. Pengesahan
tersebut sesuai dengan pasal 9 (ayat 2) harus diberikan paling lama dalam waktu 60
(enam puluh) hari setelah permohonan diterima. Dibandingkan dengan KUHD
yang tidak mengatur mengenai jangka waktu kapan pengesahan harus diberikan
sehingga pada waktu itu orang mendirikan PT dapat memakan waktu yang cukup
lama, maka pengesahan menurut UUPT ini lebih tegas dan relatif cepat sepanjang
dilaksanakan dengan benar. Hanya persoalannya apakah waktu 60 (enam puluh)
hari itu benar-benar dapat dipenuhi atau tidak. Proses pemberian pengesahan yang

15
cukup lama akan menimbulkan persoalan tersendiri, manakala Perseroan Terbatas
itu sudah melaksanakan kegiatannya, sedangkan setatus hukumnya belum jelas.
Persoaln ini akan timbul berkaitan dengan tanggung jawab terutama terhadap pihak
ketiga, dalam hal ini siapakah yang harus bertanggung jawab ?

Persoalan lain yang menjadi pertanyaan apabila ternyata dalam waktu 60


hari itu ternyata pengesahan tidak dapat diberikan, atau ditolak, sedang semua
persyaratan telah terpenuhi sehingga tidak ada alasan untuk menolak/memberikan
pengesahan, maka apakah bagi pendiri dapat mengajukan Gugatan ke Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) bagi Pejabat yang harusnya memberikan keputusan
pengesahan. Dalam hal permohonan ditolak maka penolakan tersebut harus
disampaikan secara tertulis kepada pemohon beserta alasannya, juga dalam waktu
60 (enam puluh) hari. Dengan ketentuan batas ketentuan 60 (enam puluh) hari itu
memang akan mempermudah dan mempercepat, dan yang lebih penting lebih
efisien, sehingga batas waktu itu benar-benar dapat dipenuhi. Ringkasnya syarat
perusahaan untuk mendapatkan pengesahan atau izin dari pejabat terkait adalah : -
Perseroan Terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum. - Akta pendirian
memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang. - Paling sedikit modal yang
ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1
Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007 keduanya tentang perseroan terbatas).

3. Tahap Pendaftaran dan Pengumuman Didalam UUPT pendaftaran dan


pengumuman dijadikan satu dalam satu bagian ketentuan yaitu bagian ketiga pasal
21, 22, dan 23. Yang perlu diperhatikan mengenai pendaftaran dan pengumuman
menurut UUPT ini adalah bahwa yang dimaksud pendaftaran disini adalah,
pendaftaran dalam Daftar Perusahaan, yang didalama penjelasannya dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan “Daftar Perusahaan” adalah daftar perusahaan
sebagaimana dimaksud dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan. Sehingga dengan demikian pendaftarannya dilakukan di kantor
pendaftaran perusahaan yaitu didalam UU nomor 3 tahun 1982 seperti halnya
kewajiban kewajiban pendaftaran perusahaan pada umunya. Sedangkan untuk
pengumuman tetap berlaku dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).

16
Menurut UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupaka kewajiban
Direksi PT yang bersangkutan, akan tetapi sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007
diubah menjadi merupakan kewenangan atau kewajiban Menteri Hukum dan HAM.
Setelah tahapan tersebut dilalui, maka perseroan telah sah sebagai badan hukum
dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-
perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

4.3 Struktur Dalam Perseroan Terbatas ( PT )

Struktur Dalam Perseroan Terbatas (Organ PT) Perseroan Terbatas yang


bersetatus sebagai Badan Hukum, maka dalam kepengurusannya memiliki organ,
yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi (Pengurus),
Dewan Komisaris, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 (ayat 2) UUPT. Jika
dibandingkan dengan ketentuan yang tertera dalam KUHD terdapat perbedaan yang
berkaitan dengan pengurus, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 44 KUHD bahwa
Perseroan diurus oleh pengurus, dengan atau tidak dengan komisaris pengawas.
Dari ketentuan tersebut menurut KUHD, komisaris atau pengawas bukan
merupakan suatu keharusan, dalam hal ini dapat dilihat dari kalimat dengan atau
tidak dengan komisaris, yang mengandung makna tidak harus. Sedangkan menurut
UUPT, komisaris merupakan salah satu organ perseroan yang harus ada, bahkan
didalam ketentuan selanjutnya bagi Perseroan yang bidang usahanya mengerahkna
dana masyarakat, menerbitkan surat pengakuan utang atau Perseroan Terbuka wajib
mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang Pengurus dan 2 (dua) orang komisaris.
Berikut penjelasan masing-masing organ PT tesebut, baik tugas dan kewenangan
masing-masing :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah satu kelengkapan organisasi PT yang paling utama dan


merupakan forum rapat dari para pemegang saham atau pemilik perusahaan
(pemilik modal) yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam perseroan terbatas dan
memegang segala kewenangan yang ada pada perseroan terbatas yang tidak
diserahkan atau diberikan pada Direksi atau Komisaris serta RUPS berhak

17
memperoleh segala penjelasan yang berkaitan dengan semua kegiatan PT. RUPS
mempunyai kewenangan :

1. Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris.


2. Membuat dan merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah.

RUPS merupakan organ tertinggi didalam Perseroan Terbatas. RUPS terdiri


dari rapat Rapat Tahunan dan rapat-rapat lainnya. Didalam RUPS ini setiap saham
yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali Anggaran Dasar menentukan
lain.

2. Direksi (Pengurus)

Direksi (pengurus) adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh


atas kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, serta
mewakili perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar. Jadi, kepengurusan perseroan dilakukan oleh Direksi
yang diangkat oleh RUPS sesuai dengan Anggaran Dasarnya.

3. Dewan Komisaris

Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan


secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi baik
diminta ataupun tidak dalam menjalankan perseroan. Dalam menjalankan tugasnya,
Komisaris dapat membentuk komite audit untuk membantu pelaksanaan tugas
komisaris. Jumlah komite audit disesuaikan dengan keperluannya. Misalnya komite
audit keuangan tahunan, SDM, dll.

4.4 Pengoptimalan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang ideal tidak hanya dilihat dari pertumbuhan
tanamannya yang subur saja, akan tetapi kita juga harus memperhatikan kualitas
dan produktivitas tanaman agar tumbuh maksimal dan menguntungkan seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Hal ini menjadi penting kita perhatikan karena jika kita
tidak memperhatikan syarat tumbuh tanaman ini dengan baik, maka sudah
dipastikan kita tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.

18
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memaksimalkan
pertumbuhan dan memacu produksi tanaman kelapa sawit, yaitu :

1. Penggunaan Benih Unggul


Pengembangan industri kelapa sawit memerlukan dukungan ketersediaan
bahan tanaman dalam jumlah cukup dengan mutu yang terjamin. Mutu benih kelapa
sawit sangat nyata mempengaruhi hasil dan kualitas tandan kelapa sawit. Oleh
karena itu penggunaan benih unggul merupakan persyaratan utama dalam
pengembangan budidaya kelapa sawit. Ketersediaan bahan tanam unggul kelapa
sawit menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan industri
kelapa sawit di Indonesia. Meskipun hanya menyita 7% dari biaya produksi, namun
penggunaan bahan tanam kelapa sawit unggul memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap peningkatan produktivitas.
2. Teknis Budidaya
Budidaya tanaman kelapa sawit yang sesuai dengan standar GAP (Good
Agricultural Practices) sangat berpengaruh terhadap maksimalnya hasil yang
didapat. Beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit yaitu:
pengolahan lahan, perawatan tanaman, panen, dan pasca panen.
3. Lama Penyinaran Matahari
Penyinaran efektif didefiniskan sebagai total jumlah jam penyinaran yang
diterima sepanjang periode kelembaban air tanah yang mencukupi ditambah selama
periode stres air dan dikurangi dengan lamanya stres air tanah yang terjadi. Menurut
Djoehana Setyamidjaja M. Ed., lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa
sawit adalah 5-7 jam per hari.
4. Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah penanaman kelapa sawit yang menghasilkan
banyak tandan berada antara 25-27 0C. Kelapa sawit dapat bertumbuh dengan suhu
terendah 18 oC dan tertinggi 32 oC. Diluar suhu tersebut, pertumbuhan kelapa
sawit tidak akan optimal dan cenderung lambat.
5. Curah Hujan dan Kelembaban

19
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis atau
di dataran rendah yang panas dan lembab. Curah hujan optimum
untuk budidaya kelapa sawit adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata
sepanjang tahun. Daerah penanaman yang ideal untuk budidaya kelapa sawit adalah
dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian
tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan
terhambat karena suhu yang rendah dan produksinya pun akan rendah.
6. Jenis Tanah
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol,
podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu
sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
7. Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH
optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai
pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut
mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan organik
yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
8. Sifat Fisik Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring,
solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur,
permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan
tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang
cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang
kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam
menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisik tanah di antara
tipe-tipe tanah memang relatif sulit.
Adapun Kegiatan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lonsum
dikoordinasikan oleh lembaga penelitian internal di Sumatera Utara, Sumatra
Bioscience (SumBio) atau Bah Lias Research Station (BLRS). Kegiatan Litbang
terutama berfokus pada bidang hasil panen dan produktivitas, ketahanan tanaman,

20
pengendalian hama dan penyakit, teknologi Geographic Information System
(GIS)/teknologi pemetaan, serta praktik manajemen perkebunan yang baik. Saat ini
aktivitas Litbang bertujuan mendukung Lonsum mencapai produksi yang
berkelanjutan dengan produktivitas yang lebih tinggi serta biaya yang lebih rendah.
Aktivitas yang dilakukan meliputi penelitian benih bibit kelapa sawit unggul
dengan potensi hasil panen lebih tinggi dan toleran terhadap penyakit, program
perlindungan tanaman, praktik perkebunan berbasis blok hingga penelitian di
bidang konservasi tanah serta pemanfaatan limbah pabrik sebagai pengganti nutrisi
untuk blok perkebunan kelapa sawit. SumBio juga dikenal sebagai produsen benih
bibit kelapa sawit tersertifikasi, yang dapat memproduksi benih bibit kelapa sawit
unggul berkualitas tinggi, dengan hasil panen tinggi serta toleran terhadap penyakit
tertentu.

4.5 Pemaksimalan produksi

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LONSUM) memaksimalkan produksi


kelapa sawit dan produk pertanian lainnya dengan mengadopsi praktik-praktik
terbaik dalam industri kelapa sawit. Beberapa cara yang digunakan untuk
memaksimalkan produksi mereka antara lain:

1. LONSUM memanfaatkan teknologi modern dalam semua tahap produksi,


mulai dari pengelolaan bibit hingga pemanenan. Mereka menggunakan
perangkat lunak dan peralatan canggih untuk memantau pertumbuhan dan
kesehatan tanaman, serta memastikan bahwa produksi optimal dapat
dicapai.
2. LONSUM memilih bibit kelapa sawit yang unggul dan tahan terhadap
berbagai jenis penyakit dan hama. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh
dengan baik dan menghasilkan buah yang sehat dan berkualitas.
3. LONSUM melakukan pemeliharaan tanaman yang baik, termasuk
pemupukan dan pengairan yang tepat, sehingga tanaman dapat tumbuh
dengan baik dan menghasilkan buah yang banyak.
4. LONSUM melakukan pemanenan yang tepat pada saat buah sudah matang,
sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat maksimal.

21
5. LONSUM berupaya untuk meningkatkan efisiensi biaya dalam seluruh
aspek produksinya, termasuk penggunaan energi, bahan bakar, dan
pengelolaan lahan, sehingga produksi dapat meningkatkan keuntungan.
6. LONSUM melakukan perluasan lahan dengan bijak, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan dan sosial yang terkait,
sehingga produksi dapat ditingkatkan dengan tetap menjaga keseimbangan
lingkungan dan keberlanjutan sosial.

Dalam memaksimalkan produksinya, LONSUM juga berupaya untuk


mempertimbangkan aspek-aspek sosial dan lingkungan yang terkait, sehingga
produksi yang dihasilkan dapat mencapai keseimbangan antara keuntungan
ekonomi dan keberlanjutan lingkungan serta sosial.

4.6 Aspek - aspek pertimbangan bagi perusahaan untuk berproduksi

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LONSUM) mempertimbangkan


beberapa aspek penting dalam keputusan mereka untuk berproduksi, di antaranya:

1. Lingkungan: LONSUM mempertimbangkan dampak produksinya terhadap


lingkungan sekitar, termasuk aspek-aspek seperti deforestasi, degradasi
tanah, pencemaran air, dan emisi gas rumah kaca. Perusahaan ini berupaya
untuk menerapkan praktik-praktik keberlanjutan dalam operasi mereka
untuk meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan dampak positifnya
pada lingkungan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja: LONSUM memastikan bahwa produksi
mereka berada dalam lingkungan yang aman dan sehat bagi para pekerja
dan masyarakat sekitar. Perusahaan ini memperhatikan aspek keselamatan
kerja dalam setiap tahap produksi, termasuk penggunaan peralatan
pelindung diri dan pelatihan keselamatan kerja untuk karyawan mereka.
3. Kesejahteraan Masyarakat: LONSUM mempertimbangkan dampak
produksinya terhadap masyarakat sekitar, termasuk aspek sosial seperti hak
tanah, hak-hak masyarakat adat, dan hak-hak tenaga kerja. Perusahaan ini
berupaya untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat

22
sekitar dan memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang berkelanjutan
bagi mereka.
4. Kualitas Produk: LONSUM memastikan bahwa produk-produk pertanian
yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang tinggi dan aman bagi
konsumen.
5. Efisiensi Operasional: LONSUM mempertimbangkan efisiensi biaya dan
produktivitas dalam setiap tahap produksinya. Perusahaan ini berupaya
untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka agar dapat menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi dengan biaya produksi yang rendah.

Dalam keseluruhan produksinya, LONSUM berupaya untuk mencapai


keselarasan antara keuntungan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan
keberlanjutan sosial, serta memperhatikan dampak produksinya pada masyarakat
sekitar dan lingkungan.

4.7 Alternatif perusahaan dalam meningkatkan produksi

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LONSUM) mungkin memiliki


beberapa alternatif atau jalan pintas untuk meningkatkan produksi mereka ketika
mengalami kendala atau hambatan, misalnya:

1. Meningkatkan Efisiensi: LONSUM dapat meningkatkan efisiensi biaya dan


produktivitas dalam seluruh aspek produksinya, sehingga dapat
meningkatkan produksi dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengadopsi teknologi yang lebih canggih atau
melakukan perubahan pada proses produksi.
2. Peningkatan Kualitas Bibit: LONSUM dapat meningkatkan kualitas bibit
yang digunakan dalam produksinya dengan memperkenalkan varietas baru
yang lebih tahan terhadap penyakit atau lebih menghasilkan buah.
3. Perluasan Lahan: LONSUM dapat melakukan perluasan lahan dengan lebih
cepat dan efektif, misalnya dengan bekerja sama dengan pemerintah dan
masyarakat setempat dalam pengadaan lahan yang sesuai dengan standar
keberlanjutan dan lingkungan.

23
4. Diversifikasi Produk: LONSUM dapat mempertimbangkan diversifikasi
produk, misalnya dengan mengembangkan produk-produk turunan dari
kelapa sawit atau memperluas produksi pertanian lainnya seperti karet atau
teh.
5. Kemitraan: LONSUM dapat melakukan kemitraan dengan perusahaan atau
petani kecil untuk meningkatkan produksi mereka dengan membagi
teknologi, sumber daya, dan keahlian.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap alternatif atau jalan pintas yang
diambil harus mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan dan sosial, serta
memperhatikan keberlanjutan jangka panjang dari operasi mereka. Perusahaan
harus tetap mematuhi standar keberlanjutan dan melindungi lingkungan serta
masyarakat sekitar dalam semua aspek operasi mereka.

4.8 Kriteria sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil ( ISPO )

 Prinsip 1: Izin usaha perkebunan yang sesuai dengan hukum


Kriteria menetapkan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan hukum
dan peraturan Indonesia, perkebunan beroperasi di atas lahan yang bebas dari
sengketa dan sengketa lahan wajib diselesaikan berdasarkan hukum dan peraturan
Indonesia.

 Prinsip 2: Manajemen Perkebunan


Kriteria meliputi pelaksanaan pedoman budidaya teknis terkait
pembukaan lahan, penggunaan sumber daya air, penanaman, manajemen hama,
pemanenan dan pengolahan TBS, transportasi dan manajemen limbah.

 Prinsip 3: Perlindungan hutan primer dan lahan gambut


Kriteria menetapkan kewajiban perusahaan dalam pelestarian area KBKT
dan area yang dilindungi, pencegahandan pengendalian kebakaran, pengelolaan
lahan gambut, serta reforestasi lahan.
Prinsip 4: Manajemen dan pengawasan lingkungan
Kriteria menetapkan kewajiban penilaian dampak lingkungan dan mitigasi
emisi GRK oleh perusahaan.

24
 Prinsip 5: Tanggung jawab kepada pekerja
Kriteria menetapkan kewajiban perusahaan di bidang sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, kesejahteraan karyawan, serikat pekerja dan
koperasi pekerja, larangan diskriminasi dan pekerja anak.
 Prinsip 6: Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
Kriteria menetapkan tanggung jawab sosial perusahaan seperti
pemberdayaan masyarakat asli, pengembangan masyarakat setempat, serta
pembelian produk dan layanan dari masyarakat setempat.
 Prinsip 7: Penyempurnaan usaha berkelanjutan
Kriteria menetapkan penyempurnaan berkelanjutan di bidang praktik
keberlanjutan melalui pengembangan dan implementasi tindakan yang
mendukung produksi minyak sawit berkelanjutan.
4.9 Manajemen dan implementasi

Perusahaan mengevaluasi setiap lima tahun yang disampaikan sendiri oleh


para ahli di bidangnya dari Dapartemen Sustainability yang dilakukan dengan
pelatihan serta rehabilitias Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) yang
bertujuan :
Memastikan bahwa area KBKT yang ada tetap terlindungi
1. Memastikan implementasi dan pengelolaan KBKT secara tepat
2. Memastikan adanya personil yang memahami konsep KBKT
3. Meningkatkan kapasitas karyawan di bidang pengelolaan KBKT
4. Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti produksi, ekologi
dan sosial dalam pengelolaan sumber daya alam yang bermanfaat bagi
Lonsum, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.
Pembaharuan yang membuat kemajuan pada kinerja perusahaan ini dengan cara
sebagai berikut :
a. Berkomitmen untuk tidak melakukan penanaman baru di lahan gambut
dengan kedalaman berapapun serta mematuhi peraturan terkait dari
Pemerintah Indonesia.

25
b. Melakukan pengawasan atas titik-titik api dan melibatkan pemangku
kepentingan dalam pencegahan kebakaran. Tim ERM kami memanfaatkan
data satelit untuk mengukur risiko kebakaran, sedangkan tim operasional
memastikan bahwa penyiapan lahan dilaksanakan secara mekanik dan
praktik-praktik terbaik telah dikomunikasikan dengan masyarakat.
c. Efisiensi proses akan menghasilkan penurunan biaya, emisi karbon yang
lebih rendah, serta peningkatan nilai bagi pemegang saham.
d. Tim sustainability kami terus bekerja sama dengan para kolega dari Grup
Indofood untuk berfokus pada praktik manajemen terbaik dan efisiensi
sumber daya.
e. Emisi GRK utama kami (58,8%) berasal dari konversi lahan yaitu
perubahan stok karbon yang terukur selama pengembangan perkebunan.
Oleh karena itu, konservasi area dengan SKT adalah inisiatif penting yang
dilakukan oleh Lonsum untuk mempertahankan cadangan karbon dan
mencegah emisi GRK.
f. Efisiensi penggunaan air dan juga mengelola limbah agar dapat
mengendalikan biaya.
g. Melaksanakan praktik perkebunan yang baik di seluruh perkebunan inti dan
plasma kami, serta menjalin kerjasama dengan para petani swadaya. Dari
‘laboratorium ke lapangan’, tim inovasi kami memiliki sasaran
meningkatkan kualitas tanah, mengurangi proses degradasi tanah serta
meningkatkan hasil panen.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengertian PT secara umum adalah suatu unit atau badan usaha berbadan
hukum yang mana modalnya terkumpul dari berbagai saham, dan setiap
pemiliknya memiliki bagian dari banyaknya lembar saham yang dimiliki oleh
masing-masing investor.
Struktur Dalam Perseroan Terbatas (Organ PT) Perseroan Terbatas yang
bersetatus sebagai Badan Hukum, maka dalam kepengurusannya memiliki organ,
yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi (Pengurus),
Dewan Komisaris, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 (ayat 2) UUPT. Berikut
masing-masing struktur PT yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi
(Pengurus) dan Dewan Komisaris

Perkebunan Lonsum berlokasi di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan


Sulawesi. Pada tanggal 31 Desember 2020, luas lahan perkebunan tertanam inti
mencapai 116.053 hektar yang terdiri dari 96.074 hektar kelapa sawit, Lonsum
juga menjalin kemitraan dengan petani plasma dengan lahan perkebunan kelapa
sawit. Lonsum mengoperasikan 12 pabrik kelapa sawit di Sumatera dan
Kalimantan, dengan total kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sebesar
2,6 juta ton per tahun.
Tanaman kelapa sawit yang ideal tidak hanya dilihat dari pertumbuhan
tanamannya yang subur saja, akan tetapi kita juga harus memperhatikan kualitas
dan produktivitas tanaman agar tumbuh maksimal dan menguntungkan seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Hal ini menjadi penting kita perhatikan karena jika kita
tidak memperhatikan syarat tumbuh tanaman ini dengan baik, maka sudah
dipastikan kita tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.

PT London Sumatra Indonesia Tbk (LONSUM) memaksimalkan produksi


kelapa sawit dan produk pertanian lainnya dengan mengadopsi praktik-praktik
terbaik dalam industri kelapa sawit.

27
Adanya Kriteria sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil ( ISPO ) untuk
meningkatkan kepedulian pentingnya berproduksi kelapa sawit berkelanjutan serta
meningkatkan tingkat kompetisi minyak kelapa sawit indonesia di pasar dunia, dan
mendukung komitmen Indonesia dalam pelestarian SDA dan lingkungan.

5.2 Saran

1. Dalam perusahaan sebaiknya tetap perlu memperhatikan dalam


meningkatan dan mengembangkan dengan berbagai kegiatan guna
meningkatan kinerja para karyawan. Dengan ada kegiatan tersebut,
diharapkan perusahaan akan mencapai tujuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan (profit oriented)
2. Manajemen produksi dengan maksimal sangan penting dalam perusahaan,
alangkah lebih baiknya juga perlu memperluas jaringan usaha.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.londonsumatra.com/DownloadFile/Read/340

DIAKSES PADA PUKUL 00.57 ( Rabu 3 Mei)

https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/826/6/108150028_file6.pdf
Diakses pada pukul 10.43 ( Selasa 2 Mei )

https://cdn.indonesia-investments.com/bedrijfsprofiel/231/Perusahaan-
Perkebunan-London-Sumatra-Indonesia-Annual-Report-2014-LSIP-Company-
Profile-Indonesia-Investments.pdf
Diakses pada pukul 03.40 (Rabu 3 Mei)
https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat/LSIP
Diakses pada pukul 09.06 ( Senin 6 Mei )

29

Anda mungkin juga menyukai