Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KOMPUTASI AGRIBINSIS

ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK


(Dosen Pengampu: Rahmah Farahdita Soeyanto, M. Si)

Disusun Oleh:
Agribisnis 5A
Kelompok 5

Yuliwiyanti (11160920000012)
Zaenal Arifin (11160920000051)
Maharani Kardjono Putri (11160920000054)
Dinda Ratih Larasati Tsalas (11160920000072)
Bayu Pradhana Ramadhan (11160920000082)
Maya Noravika (11160920000154)

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
1.3 Profil Perusahaan ........................................................................................................ 1
1.4 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................................ 2
1.5 Nilai Perusahaan ......................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 Bisnis Model Kanvas ................................................................................................... 3
2.3 Analisis SWOT.............................................................................................................. 4

BAB 3 PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5


3.1 Skema/Model Bisnis Awal PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. .......................... 5
3.2 Skema/Model Bisnis yang di Rekomendasikan kepada PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk......................................................................................................... 11
3.3 Analisis Bisnis Model Kanvas PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. .................... 12
3.4 Analisis SWOT (BMC) PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. ................................ 22
BAB 4 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 32

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkebunan merupakan salah satu yang penting dalam struktur perekonomian saat ini,
juga sebagai mata rantai dalam dunia usaha yang utama, perkebunan sangat memberi arti yang
penting dalam pembangunan serta pertumbuhan ekonomi masyarakat. Perkebunan adalah
kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Alasan pokok untuk
mengembangkan perkebunana adalah adanya potensi pasar yang masih cukup luas untuk
komoditi hasil perkebunan seperti karet, kelapa sawit, kelapa dan coklat.
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan adalah PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk. Perusahaan tersebut merupakan Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri
(PMDN) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan karet. PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk berdiri pada tahun 1911 dengan nama Naamlooze Vennootschap Hollandsch
Amerikaansche Plantage Maatschappij.
Pada era zaman sekarang, persaingan bisnis semakin hari terasa semakin ketat. Untuk
menjaga keberlangsungan bisnis tersebut, maka diperlukan suatu keunggulan (competitive
advantage) yang membedakan dari para pesaing yang lain. Competitive advantage dapat
diartikan dengan bagaimana perusahaan melakukan inovasi-inovasi bisnis sesuai dengan
kebutuhan jaman dan keinginan serta kebutuhan konsumen. Dari berbagai inovasi tersebut,
maka terciptalah suatu nilai tersendiri terhadap produk perusahaan. Menurut Chesbrough, H dan
Rosenbloom R. (2002), sebuah perusahaan tidak dapat berjalan dengan maksimal apabila tidak
didasari dengan pengkajian model bisnis yang tepat. Menurut Wallin, Chirumalla & Thompson
(2013), Business Model Canvas adalah alat yang menjanjikan untuk mendukung memodifikasi
atau menciptakan model bisnis baru dengan kecepatan yang tepat. Menurut Osterwalder dan
Pigneur (2010), Business Model Canvas terdiri atas Sembilan elemen, yaitu customer segment,
value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities,
key partnerships dan cost structure.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui skema/model bisnis awal yang diterapkan oleh PT. Santos Jaya Abadi
2. Mengetahui skema/model bisnis yang direkomendasikan kepada PT. Santos Jaya Abadi
3. Mengetahui analisis business model canvas (BMC) PT. Santos Jaya Abadi
4. Mengetahui analisis SWOT business model canvas (BMC) PT. Santos Jaya Abadi
1.3 Profil Perusahaan
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. (PT. BSP) merupakan Perusahaan Penanam Modal
Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolaha karet. Bunur
Rubber Factory merupakan pabrik bagian dari PT. BSP yang mengolah karet dari bahan baku
berupa lateks, getah mangko (cup lump), lateks yang dibekukan (coagulum) dan getah Tarik (tree
lace) menjadi centrifuged latec dan crum rubber.
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. dimulai dengan pembentukan sebuah perkebunan
karet pada tahun 1911, bernama NV Hollandsch Amerikaanse Plantage Maatshapij. Perkebunan
ini merupakan kerjasama modal antara pemerintah Amerika dan pemerintah Belanda, dengan
1
Belanda sebagai pengelola perkebunan dan Amerika sebagai pengelola pabrik. Pada tahun 1917,
perusahaan membentuk departemen khusus untuk meneliti penyakit dan pengobatan tanaman
karet dan juga mengembangkan tanaman karet yang diberi nama Plantations Reseacrh
Department (PRD) yang berlokasi di Bunut, Sumatera Utara.
Pemerintah Belanda menjual semua sahamnya kepada pemerintah Amerika pada 8
Februari 1957, lalu perusahaan berganti nama menjadi United States Rubber Sumatera
Plantations (USRSP). Pada tanggal 2 Maret 1965, manajemen USRSP dipegang oleh pemerintah
Republik Indonesia dan berganti nama menjadi perusahaan Ampera II, lalu diganti lagi menjadi
Perusahaan Perkebunan Karet XVIII (PPN Karet XVIIII). Pada tahun 1986, PT. Bakrie & Brothers
Group mengakuisisi saham dan berubah nama menjadi Uniroyal Sumatera Plantations. Pada
bulan Maret 1990, Uniroyal Sumatera Plantations menjadi perusahaan public di Bursa Efek
Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia), dan pada tanggal 25 Juni 1992, perusahaan berganti
nama menjadi PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. yang disahkan oleh Menteri Kehakiman yang
saat itu dijabat oleh Bapak Ismail Saleh.
1.4 Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
Menjadi perusahaan agrobisnis terintegrasi nomor satu dan paling dikagumi di Indonesia
Misi:
Mengembangkan dan menjaga kesinambungan kesejahteraan komunitas dengan
melakukan ekstraksi penciptaan nilai optimal melalui kegiatan operasional yang ramah
lingkungan dan memanfaatkan keahlian kunci dalam operasi multi tanaman dan operasi global.
1.5 Nilai Perusahaan
1. BSP rumah kita
Memiliki rasa memiliki yang kuat, senantiasa menjunjung kerjasama tim, sikap saling
menghargai, dan komunikasi terbuka; merawat perusahaan layaknya rumah sendiri;
mengembangkan rasa nyaman seperti di rumah sendiri; bertenggang rasa dan
memperjuangkan harmoni menuju arah yang sama.
2. Inisiatif dan pemberdayaan yang bertanggung jawab
Setiap unit usaha dan insan dalam perusahaan harus proaktif untuk mencapai visi dan
misi, dan dibekali dengan pemberdayaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Semangat membawa misi
Keselarasan vertical dan horizontal dalam organisasi, baik antara atasan dan bawahan,
korporasi dengan unit usaha maupun antar fungsi baik di tingkat koprorasi maupun unit
usaha dalam menjalankan tugas untuk mencapai visi dan misi
d. Adaptibilitas terhadap perubahan dan kemampuan menciptakan kemajuan
Seiap insan diharapkan mampu selalu berpikiran terbuka dan bertindak inovatif agar
dapat menerima peruahana dan menjadi motor pernggerak perubahan dalam upaya
pencapaian visi dan misi

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Business Model Canvas


Menurut Osterwalder dan Yves Pigneur, Bisnis Model Kanvas (Business Model
Canvas/BMC) merupakan salah satu alat strategi yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah
model bisnis dan menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Generation atau lebih popular dengan
sebutan Business Model Canvas adalah suatu alat untuk membantuk kita melihat lebih akurat
rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi
sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas berisi rencana bisnis dengan sembilan
elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya mencakup analisis strategi secara
internal maupun eksternal perusahaan.
Dengan menggunakan Business Model Canvas, bisnis model dapat dijelaskan dengan baik
melalui sembilan blok bangunan dasar yang memperlihatkan cara berfikir bagaimana sebuah
perusahaan menghasilkan uang. Kesembilan blok tersebut menyangkut empat bidang utama
dalam suatu bisnis yaitu, pelanggan, penawaran infraastruktur, dan kelangsungan finansial.
Model bisnis ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui struktur organisasi,
proses, dan sistem. Adapun bagian dalam Business Model Canvas tersebut meliputi, Value
Proposition, Customer Segment, Customer Relationship, Channel, Key Partnership, Key Activities,
Key Resources, Cost Structure dan Revenue Stream.
a. Value Proposition
Value Proposition adalah manfaat yang ditawarkan organisasi kepada segmen pasar yang
dilayani. Tentu saja, Value Proposition akan menentukan segmen pelanggan yang akan
dipilih atau sebaliknya. Value Proposition juga akan mempengaruhi komponen lain
seperti Channel dan Customer Relationship.
b. Customer Segment
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, pertama-tama organisasi harus menetapkan
siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih
segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain dalam
model bisnis
c. Customer Relationship
Customer Relationship merupakan cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya
d. Channel
Channel merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value propositions
kepada customer segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahapan
mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual. Dua elemen lain yang
harus diperhitungkan secara cermat dalam membaut model Channel adalah Value
Proposition dan Customer Segment.
e. Key Partnership
Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk
mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan
Key Partnership oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint venture, joint
operation, atau aliansi strategis.

3
f. Key Activities
Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan proposisi nilai
g. Key Resources
Key Resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan
proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel
maupun brand.
h. Cost Structure
Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan
proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi
kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi.
i. Revenue Stream
Revenue Stream merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi
memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak organisasi bias
membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan dari pelanggan langsung.
2.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Menurut Kurtz (2000), analisis SWOT adalah
suatu alat untuk bentuk perencanaan strategik berguna untuk membantu perencama/pembuat
kebijakan untuk bias membandingkan antara kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal
organisasi dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal.
Sedangkan menurut Kotler (1997), analisis lingkungan eksternal yaitu analisis yang
ebrkaitan dengan analisa peluang dan ancaman serta analisis lingkungan internal yaitu analisis
yang berkaitan dengan analisa kekuatan dan kelemahan. Analisis eksternal berkaitan dengan
demografi, ekonomi, teknologi, politik, hokum dan social budaya lalu analisis internal berkaitan
dengan pemasaran, keuangan, dan produksi dalam organisasi unit usaha.

4
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Skema/Model Bisnis Awal PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk


3.1.1 Produk
Produk yang dijual dan dipasarkan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. terdiri dari
minyak sawit berupa CPO dan PK; Oleokimia berupa fatty acid, fatty alcohol, dan glycerin; dan
karet. Berikut penjelasan masing-masing produk:
a. Sawit
PT. Bakrie Sumatera Plantations memproduksi minyak sawit (crude palm oil- CPO) dan inti
sawit (Palm Kernel -PK) dari bahan baku tandan buah segar (TBS) yang diproduksi lahan
inti milik perusahaan dan lahan plasma. Seluruh hasil produksi ditargertkan untuk pasar
dalam negeri. Pembeli utama dalam segmen usaha sawit PT. BSP, Tbk. adalah PT.
Multimas Nabati Asahan, PT. Wilmar Nabati Indonesia, PT. Musim Mas, PT. Wira Inno
Mas, PT. Kurnia Tunggal Nugraha.
b. Oleokimia
PT. Bakrie Sumatera Plantations memproduksi fatty acid dan fatty alcohol, serta produk
turunan glycerin. Hasil produksi fatty acid 90% diserap oleh Procter&Gamble dan 10%
untuk memenuhi permintaan pasar bebas (pasar local dan ekspor).
c. Karet
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. merupakan produsen lateks terbesar dan produsen
cenex (centrifuged latex) berkualitas terbaik di Indonesia. Segmen usaha PT. BSP, Tbk
memproduksi rangkaian lengkap produk karet alam, dari lateks sampai block skim rubber
(BSR). Hasil produksi ditargetkan untuk ekspor 60% dan memenuhi kebutuhan pasar
domestik 40%.
Dari berbagai produk yang dijual dan dipasarkan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk. kelompok kami memilih produk minyak sawit berupa CPO dan PK untuk selanjutnya
dilakukan analisis model bisnis yang diterapkan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.
3.1.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. dalam
memasarkan produk minyak sawit berupa CPO dan PK adalah melalui lelang CPO (pameran) serta
melakukan kontrak kepada pembeli tetap.
3.1.3 Pola Kemitraan
Pola kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat Bersama maupun keuntungan Bersama
sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai kesepakatan yang muncul.
Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama pada prinsipnya didasari atas keinginan masing-
masing pihak agar dapat memenuhi kebutuhan usaha satu sama lain.
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. melakukan kemitraan mulai dari subsistem hulu
hingga subsistem hilir. Model kemitraan yang diterapkan PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
terdiri dari 2 model kemitraan. Model kemitraan pertama yaitu model inti plasma dimana PT.
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. melakukan kemitraan dengan petani plasma. Sedangkan

5
model kemitraan kedua merupakan model dagang umum dimana PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk. melakukan kemitraan dengan perusahaan/industry pembeli seperti industry
pangan, industry sabun, industi kosmetik serta industry pengolahan minyak sawit.
a. Pola Kemitraan PT. Bakrie Sumatera Plantaton, Tbk. dengan Petani Plasma
• Mekanisme Pola Kemitraan
Proses perjanjian dan kesepakatan yang dilakukan merupakan perjanjian yang
menguntungkan bagi kedua belah pihak, seperti simbiosis mutualisme yang artinya saling
menguntungkan. PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. menjalankan kemitraan dengan 25
kelompok tani di Kecamatan Kisaran Barat termasuk kelompok tani Suka Maju. Pola kemitraan
yang diterapkan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. dengan kelompok tani Suka Maju
adalah pola kemitraan inti plasma. Dimana perusahaan berperan sebagai inti dan petani sebagai
plasma. Berikut merupakan mekanisme kemitraan antara PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk.
dengan petani Suka Maju.

PT.BAKRIE SUMATERA PLANTATION

PERJANJIAN DAN KESEPAKATAN

PETANI PLASMA

Gambar 3.1 Mekanisme kemitraan PT. Bakrie Sumatera


Plantations, Tbk dengan Petani Suka Maju

Bentuk kerjasama yang dijalankan yaitu dengan pola KKPA (Kredit Koperasi Primer untuk
Anggota) dalam protek budidaya kelapa sawit. KKPA adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada
petani peserta melalui KUD dan dipergunakan untuk membangun kebun anak angkat (Yarsi,
2006). Pengadaan tanah kebun plasma KKPA berasal dari penyerahan tanah oleh
pemilik/penguasa tanah yang diserahkan kepada negara melalui pemerintah daerah yang
selanjutnya diperuntukkan bagi kelompok tani peserta plasma untuk dijadikan areal kebun
plasma.
Kerjasama dalam pengembangan kebun plasma, anggota koperasi diberi pinjaman atau
kredit KKPA dari koperasi dengan syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian
kredit. Kebun plasma akan diserahkan oleh inti kepada anggota koperasi sebagai petani peserta
terhitung sejak tanggal penyerahan sampai masa produktif tanaman. Pihak inti akan melakukan
rekavling pada tanah tersebut, membuat sarana prasarana yang diperlukan serta menyiapkan
petak kebun sawit yang akan diserahkan kembali kepada anggota koperasi sesuai dengan hasil
rekavling yang ditetapkan bersama inti, koperasi dan kelompok tani. Proses rekavling selesai,
petani diberi bibit kelapa sawit dan melakukan penanaman setelah bibit berumur 12 bulan,
dalam kurun waktu 12 bulan tersebut petani juga diberikan bimbingan teknis dan penyuluhan.
Petani melakukan pemeliharaan tanaman kelapa sawit seperti memberantas hama yang
menggangu tanaman, memelihara kesuburan tanah, dan menjaga keamanan kebun plasma
terhadap bahaya-bahaya dari luar.
6
Anggota koperasi berkewajiban menjual produksi dari hasil kebun kelapa sawit kepada
inti melalui koperasi dengan mutu yang memenuhi standart yang ditetnukan oleh inti. Inti
berkewajiban membeli produksi dari anggota koperasi dengan harga sesuai pedoman yang telah
ditetapkan. Apabila selama masa kredit anggota koperasi tidak dapat memenuhi kewajibannya
karena sebab-sebab diluar kemampuan kedua belah pihak seperti terjadi kerusakan sebagian
atau seluruh kebun kelapa sawit (kejadian diluar kemampuan manusia dan tidak terduga) maka
hal tersebut disampaikan secara tertulis kepada inti melalui koperasi dengan terlebih dahulu
disahkan oleh Kepala Desa dan Camat.
Peran lain koperasi selain sebagai penyalur kemitraan, koperasi Bina Tani Sejahtera juga
mempunyai peran sebagai pengawas dan menentukan harga kelapa sawit. PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk. sebagai inti akan memberikan kuasa kepada koperasi untuk mengawas para
anggota koperasi dalam menggunakan saprodi dan penjualan buah hasil dari anggota koperasi
untuk diberikan ke pihak inti agar berjalan lancar. Para anggota koperasi diberi kemudahan oleh
koperasi untuk menjual hasil dari panennya kepada pihak inti melalui koperasi, karena dengan
adanya kiperasi maka uang anggota koperasi akan terkontrol dan harga kelapa sawit akan stabil
dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui rapat.
• Hak dan Kewajiban
Proses kemitraan tidak terlepas dari hak dan kewajiban antara PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk. dan petani Suka Maju. Hak yang diperoleh oleh petani yaitu mendapatkan bibit,
pupuk, alat panen, material pestisida dan pemasaran hasil panen, sedangkan hak-hak dari
perusahaan adalah mendapatkan hasil panen yang berasal dari petani. Kewajiban yang harus
dilakukan petani yaitu memberikan hasil panen kelapa sawit yang berkualitas/TBS (Tandan Buah
Segar), sedangkan kewajiban dari perusahaan yaitu menyediakan apa yang dibutuhkan oleh
petani seperti pupuk, alat panen, material pestisida, dan hak hasil panen. Berikut merupakan
bagan yang menjelaskan hak dan kewajiban antara PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dengan
petani Suka Maju.

PT. Bakrie Sumaera KONTRAK Petani Plasma


Plantations, Tbk

Kepemilikan
Hak Pihak I Hak Pihak II
Status

Kewajiban Pihak I Kewajiban Pihak II

1. Saprodi 1. Membantu inti


1. Penyuluhan
2. Peralatan 2. Menyiapkan lahan
2. Survey lahan
3. Pemasran 3. Menyiapkan data-
3. Pemberian
4. Mengurus ijin-ijin data
bibit
5. Pembukaan lahan 4. Tenaga kerja

Hasil Produksi

Gambar 3.2 Bagan Hak dan Kewajiban dalam Pola Kemitraan antara PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk dengan Kelompok Tani Suka Maju
7
• Efektivitas Kerjasama
Efektivitas adalah hasil membuat keputusan yang mengarahkan melakukan sesuatu
dengan benar, yang membantu memeuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tujuan.
Efektivitas dalam pertan petani Suka Maju terhadap perusahaan dalam kemitraan belum berjalan
secara optimal. Hal tersebut dikarenakan kelompok petani Suka Maju kebanyakan bukan petani
murni, karena sebagian besar petani banyak bekerja sebagai nelayan, buruh, dan sebagian
bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Berdasarkan hal tersebut, membuat efektivitas
kerjasama menjadi belum optimal karena yang lebih efektif dalam kelompok tani adalah ketua
kelompok saja dan petani yang murni.
Bila dilihat dari sisi peran PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. peran yang dilakukan
sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam hal perusahaan bertanggung
jawab atas hasil yang telah dicapai hingga saat ini. Perusahaan berperan penting bagi petani
dalam permasalahan pinjaman, karena pinjaman kredit dilakukan melalui bank ke koperasi dan
perusahaan sebagai jaminan pinjaman, dan dari koperasi mengelola pinjaman tersebut untuk
pembelian bibit sawit, dan peralatan yang dibutuhkan oleh petani, setelah itu barulah petani
mendapatkan bibit dan peralatan yang dibutuhkan dari perusahaan yang diserahkan kepada
koperasi.
Sistem pembayaran dilakukan secara kredit kepada bank. Berikut penjelasan system
pembayaran yang dilakukan oleh kelompok tani melalui bagan berikut ini:

PT. Bakrie Sumatera KOPERASI Petani Suka


Plantations, Tbk Maju
Gambar 3.3 Bagan Sistem dan Cara Pembayaran dalam Pola Kemitraan antara
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. dengan Kelompok Tani Suka Maju

Berdasarkan bagan tersebut, dijelaskan bahwa petani Suka Maju menyerahkan hasil
panen kepada koperasi dan dilanjutkan ke perusahaan. Hasil penjualan panen yang diterima
petani berasal dari perusahaan dan perusahaan menyerahkan kepada koperasi untuk mengolah
dan memberikan hasil tersebut kepada petani. Penentuan harga beli kelapa sawit ditetapkan
berdasarkan hasil rapat antara koperasi dan Dinas Perkebunan. Harga beli yang ditetapkan
disesuaikan berdasarkan dengan harga jual minyak di pasar dunia maupun harga jual pasar local
b. Pola Kemitraan PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dengan Perusahaan Pembeli
• Mekanisme Pola Kemitraan
Metode perjanjian atau kemtiraan yang diterapkan oleh PT.Bakrie Sumatera Plantation,
Tbk dengan beberapa perusahaan pembeli adalah kemitraan dagang umum. Dimana PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk. memiliki tanggung jawab atau kewajiban untuk menyediakan bahan
baku berupa CPO sesuai dengan standard yang disepakati sebelumnya. Selain itu untuk
mendapatkan CPO dari PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. bisa melalui dua cara yaitu: pertama
melalui sistem lelang, yaitu perusahaan penghasil CPO akan melakukan pameran yang akan
menawarkan kualitas unggulan CPO dari masing-masing perusahaan. Konsumen memiliki hak
untuk mengajukan harga diatas harga standard perusahaan, konsumen yang mampu memberi
tawaran diatas rata-rata permintaan maka berhak untuk mendapatkan CPO tersebut. Kedua
melalui sistem kontrak, dimana biasanya sistem kontrak ini adalah perusahaan mitra yang
menjadi konsumen tetap PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. Konsumen tetap PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk. antara lain adalah PT Multimas Nabati Asahan, PT Wilmar Nabati
8
Indonesia, PT Musim Mas, PT Wira Inno Mas, dan PT Kurnia Tunggal Nugraha. Berikut merupakan
mekanisme kemitraan antara PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. dengan perusahaan pembeli.

PT. Bakrie Sumatera Pameran CPO


Plantations, Tbk

KONTRAK Calon Pembeli

KESEPAKATAN

Gambar 3.4 Mekanisme kemitraan PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk


dengan Petani Suka Maju

• Hak dan Kewajiban


Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang harus ada dalam suatu proses kemitraan agar
tercipta suatu lingkungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Hak pihak
pertama merupakan kewajiban bagi pihak kedua begitupun sebaliknya hak pihak kedua adalah
kewajiban pihak pertama.
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dalam kemitraan terhadap perusahaan pengolah
CPO dan PK memiliki beberapa kewajiban yang telah tertulis dalam surat perjanjian, antara lain
melaksanakan kebijakan pemasaran, melaksanakan tender atau memasarkan CPO dengan
kualitas yang baik dan sesuai dengan standard, mengelola seluruh persediaan peroduksi siap jual
dan menyelesaikan serta melaksanakan pembayaran klaim pada metode penjualan
lelang/tender.
Hak PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk sebagai pihak pertama meliputi menerima biaya
sesuai dengan waktu yang telah disepakati dengan perusahaan pembeli dan mendapatkan
bayaran sesuai dengan kesepakatan. Kesepakatan tersebut dibuat untuk melindungi hak dari PT,
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk sebagai pemasok CPO dan KP kepada perusahaan pengolah.
Yang mana kemudian hak dari pihak pertama ini menjadi suatu kewajiban pihak kedua yang
dalam hal ini adalah perusahaan pengolah CPO dan PK baik yang telah menjadi konsumen tetap
maupun yang menjadi konsumen dalam lelang. Bagi perusahaan yang telah melakukan kontrak
kepada PT. Bakrie Sumatera Plantations, tbk memiliki kewajiban untuk melakukan pembelian
CPO dan PK kepada perusahaan mitranya meskipun terdapat harga dari perusahaan lain yang
lebih rendah. Sementara kelemahan dari sistem lelang bagi perusahaan pengolahan adalah
ketersediaan bahan baku tidak dapat dijamin dan jika tidak mampu membayar diatas harga
perusahaan pesaing lain maka perusahaan akan mendapatkan CPO dan PK yang tidak sesuai
dengan standart yang diharapkan.
Hak dari pihak kedua atau perusaan pembeli atau pengolah CPO dan PK adalah
mendapatkan CPO dan PK yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan, mengajukan
penawaran harga pada kegiatan tender atau lelang serta mendapatkan jaminan kontinuitas
produk untuk perusahaan yang menggunakan sistem kemitraan kontrak. Berikut merupakan

9
bagan yang menjelaskan hak dan kewajiban antara PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dengan
perusahaan pembeli.

PT. Bakrie Sumatera Pameran CPO


Plantations, Tbk

Pasokan

KONTRAK Calon Pembeli 1. Mendapatkan CPO dan


PK yang sesuai dengan
standart yang telah
ditentukan
2. Mengajukan
Hak Pihak II penawaran harga pada
kegiatan tender
3. Kontinuitas produk
Hak Pihak I
Kewajiban (berkaitan dengan
kontrak)

1. Menerima
bayaran sesuai 1. Membayar sesuai
dengan waktu kesepakatan
yang disepakati pada tender
2. Mendapatkan maupun kontrak
bayaran sesuai 2. Membayar tepat
dengan waktu sesai
kesepakatan kesepakatan

Kewajiban

1. Melaksanakan
kebijakan
pemasaran
2. Melaksanakan
tender/memasarka
n CPO Perjanjian
3. Mengelola seluruh
persediaan
produksi siap jual
4. Menyelesaikan dan SEPAKAT
melaksanakan
pembayaran klaim

Gambar 3.5 Bagan Hak dan Kewajiban dalam Pola Kemitraan antara PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk dengan Perusahaan Pembeli

• Efektivitas Kerjasama
Dalam hubungan kemitraan yang dijalankan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
terhadap mitra dagang yang dilakukan baik sistem lelang maupun kontrak memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Pada sistem lelang, keuntungan bagi perusahaan PT Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk adalah bisa mendapatkan harga diatas harga pada pasar namun
kontinuitas penjualan produk CPO dan PK tidak dapat dijamin karena tidak terikat kontrak.
Keuntungan yang didapatkan perusahaan atau industri pengolah yang dalam hal ini sebagai
10
konsumen dari PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk adalah bisa mendapatkan kualitas CPO dan
PK yang baik.
Sementara pada sistem kontrak, perusahaan pengolahan memiliki beban kewajiban
untuk membeli produk CPO dan PK secara kontinuitas dan sesuai dengan kesepakatan awal.
Keuntungaannya adalah, stadart CPO dan PK yang didapatkan akan terjamin oleh pihak PT. BSP,
Tbk. dan keberlangsungan distribusi produk bahan baku berupa CPO dan PK akan terjamin. Oleh
sebab itu, disarankan bagi perusahaan pengolah untuk lebih mengutamakan pemenuhan bahan
baku melalui kemitraan terhadap perusahaan penyedia bahan baku melalui sistem kontrak.
3.2 Skema/Model Bisnis yang di Rekomendasikan kepada PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk
Pada skema kemitraan awal antara PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. dengan petani
plasma sudah termasuk baik, hanya saja perlu ditambahkan poin sanksi sebagai sebuah tanggung
jawab bagi kedua pihak yang bermitra agar bisa lebih komitmen terhadap perjanjian yang telah
disepakati. Adapun sanksi yang dapat menjadi alternatif bagi PT. BSP, Tbk dan petani plasma
antara lain adalah:
1. PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. memiliki kewajiban untuk membeli hasil produk
petani plasma, bila mana PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. tidak memenuhi
kewajibannya tersebut maka petani plasma memiliki hak untuk menjual produknya pada
pihak lain diluar mitra tanpa harus mengembalikan bantuan biaya mapun bibit yang telah
diberikan oleh pihak PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.
2. Petani plasma memiliki kewajiban untuk menghasilkan produk kelapa sawit dengan
kualitas yang sesuai dengan kesepakatan, bilamana petani plasma tidak mampu
menghasilkan produk sesuai standart yang telah disepakati maka pihak PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk berhak untuk membeli hasil produksi tersebut dibawah harga
yang telah disepakati atau tidak membeli produk tersebut.
Adapun skema/model kemitraan yang direkomendasikan kepada PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk adalah sebagai berikut:

PT. Bakrie Sumaera KONTRAK Petani Plasma


Plantations, Tbk

Kepemilikan
Hak Pihak I Hak Pihak II
Status

Kewajiban Pihak I KONTRAK Kewajiban Pihak II

1. Saprodi 1. Membantu inti


1. Penyuluhan
2. Peralatan 2. Menyiapkan lahan
2. Survey lahan
3. Pemasran 3. Menyiapkan data-
3. Pemberian
4. Mengurus ijin-ijin data
bibit
5. Pembukaan lahan 4. Tenaga kerja

Hasil Produksi

Gambar 3.6 Skema Kemitraan PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dengan Petani Plasma
yang di Rekomendasikan
11
3.3 Analisis Business Model Canvas (BMC) PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
KEY PARTNER KEY ACTIVITIES VALUE CUSTOMER CUSTOMER
(5) (6) PROPOSITION RELATIONSHIP SEGMENT
(1) (3) (2)
• PT Menthobi • Produksi CPO, Inti Sawit,
Makmur Lestari fatty acid dan fatty • Memiliki • Website • Industi Pangan
(Perusahaan alcohol, turunan popularitas yang • Layanan • Industry sabun
Plasma) glycerin, latex dan tinggi dikalangan Pengaduan • Industry
• PT Mentobi Mitra cenex. industry minyak konsumen kosmetik
Lestari • Pengelolaan lingkungan goreng, • Survey • Industri
(Perusahaan • Melakukan kegiatan oleokimia, dan kepuasan pengolahan
Plasma) pemberdayaan karet konsumen minyak sawit
• PT Bakrie Sentosa masyarakat • Memiliki • Tanggung jawab
Persada • Melakukan Sertifikasi pengalaman produk
(Perusahaan sistem, produk dan dalam
Plasma) lingkungan operasional di
• PT Indo Plantation • Melakukan perawatan bidang
(Perusahaan pada perkebunan agrobisnis
Plasma) maupun pabrik secara selama lebih dari
• PT Bakrie Rekin intensif 50 tahun
Bio Energy KEY RESOURCES • Memiliki CHANNELS
(Produksi Bio- (7) program CSR (4)
diesel) yang
• PT ASD-Bakrie Oil • Perkebunan inti berkelanjutan • Lelang CPO
(Produksi, • Perkebunan plasma • Penggunaan (Pameran)
Pemprosesan, • Perkebunan petani bibit unggul • Kontrak pembeli
Distribusi dan plasma tetap
Penjualan Benih) • Sumber daya manusia
• Koperasi • Mesin dan teknologi
Karyawan • Fasilitas
• Kelompok petani
plasma

COST STRUCTURE REVENUE STREAM


(8) (9)

• Liabilitas (Utang usaha, utang lain-lain, beban akrual, utang pajak, • Minyak Sawit (CPO dan PK)
utang dividen, uang muka penjualan) • Produk olahan karet
• Beban pokok penjualan • Produk oleokimia
• Beban usaha • Benih varietas unggul
• Beban keuangan • Penjualan asset
• Beban pajak penghasilan • Asset tidak berwujud
• Proyek pengembangan usaha • Penerimaan dari pelanggan
12
• Saham

Dari hasil analisis laporan tahunan PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. tahun 2017,
didapatkan variable-variabel yang menggunakan elemen-elemen bisnis yang akan dikaji dengan
menggunakan Business Model Canvas sebagai berikut:
1. Value Propositions
Value propotion merupakan nilai yang ingin diberikan oleh sebuah bisnis kepada
customer segmentnya. Value propotion dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. meliputi:
a) Memiliki popularitas yang tinggi dikalangan masyarakat
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk merupakan anak perusahaan dari Group Bakrie yang
memiliki popularitas yang tinggi di kalangan masyarakat. Hal tersebut dapat memberikan
citra perusahaan yang baik bagi masyarakat.
b) Memiliki pengalaman dalam operasional di bidang agrobisnis
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk sudah berdiri lebih dari 50 tahun dan memiliki
segmen pasar hingga ke pasar internasional.
c) Memiliki program CSR yang berkelanjutan
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan ini berpegang pada prinsip pengelolaan
CSR yang bersifat proaktif dan mengantisispasi kepentingan, berbagi manfaat, kerjasama
serta musyawarah untuk menetapkan prioritas kegiatan CSR, serta mengembangkan
Roadmap bagi penerapan program pemberdayaan masyarakat.
d) Penggunaan bibit varietas unggul
Dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit, perusahaan melakukan inovasi melalui
pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan
luasan lahan kebun yang sama.
2. Customer Segment
Customer segment merupakan segmen konsumen dengan cara mengidentifikasi
konsumen bisa dilihat dari segmen demografi, psikografi, dan karakter khusus lainnya dari
konsumen.
a) Industri pangan
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk merupakan salah satu pemasok minyak sawit
terbesar di Indonesia. Minyak sawit menjadi bahan baku utama dalam industry pangan,
salah satunya sebagai bahan baku produksi minyak goreng. Minyak sawit PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk merupakan minyak sawit yang berkualitas tinggi dengan
sertifikasi sehingga menjadi pilihan beberapa perusahaan minyak goreng untuk bahan
baku produksi.
b) Industri Sabun
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku sabun dan deterjen. PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk menjadi pilihan beberapa industry sabun sebagai pemasok bahan baku
karena minyak sawit yang diproduksi berkualiatas tinggi. Penggunaan minyak sawit yang
berkualitas sebagai bahan baku sabun agar produk sabun yang dihasilkan aman untuk
digunakan.
c) Industri kosmetik
Produk kosmetik sekitar 70% menggunakan bahan baku minyak sawit dan produk
turunannya, baik yang diperoleh dari buah maupun biji. Bahan-bahan kelapa sawit ini

13
digunakan dalam formulasi produk personal care, make up dan produk untuk berjemur.
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk sebagai salah satu pemasok minyak sawit terbesar
di Indonesia yang memproduksi minyak sawit berkualitas tinggi menjadi pilihan beberapa
industri komestik. Pengembangan produk-produk turunan minyak sawit yang dilakukan
sebagai pemilihan formulasi yang inovatif memerlukan minyak sawit yang berkualitas
tinggi serta aman untuk bahan bakunya.
d) Industri pengolahan minyak sawit
Industri pengolahan minyak sawit memerlukan pasokan minyak sawit dari beberapa
perusahaan lain. PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk menjadi salah satu pilihan
beberapa industry pengolahan minyak sawit karena kualitas minyak sawit yang tinggi juga
citra perusahaan dengan produk yang baik.
3. Customer Relationship
Customer Relationship merupakan jenis hubungan yang ingin dibangun perusahaan
dengan masing-masing customer segmen tertentu. Customer Relationship dari PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk meliputi:
a) Website
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk menyediakan website dengan alamat
https://www.bakriesumatera.com/index.php/id, website ini berisi informasi tentang
perusahaan. Dengan adanya website konsumen maupun calon konsumen dapat
memperoleh informasi yang cukup lengkap.
b) Layanan Pengaduan konsumen
Perusahaan tidak memiliki sentra khusus layanan pengaduan konsumen, tetapi
memberikan pelayanan bagi konsumen industrinya langsung melalui divisi komersial dari
setiap segmen usaha yang berkaitan.
c) Survey kepuasan konsumen
Setiap tahun perusahaan melakukan survei kepuasan konsumen untuk mengetahui
kinerja perusahaan di mata konsumen. Survei ini mengevaluasi aspek komunikasi,
kualitas produk terkirim, kuantitas dan harga produk.
d) Tanggung jawab produk
Perusahaan memiliki komitmen untuk menerapkan standar kesehatan dan keamanan
untuk produk yang dipasok, sesuai peruntukan penggunaan dalam industry terkait.
Khusus untuk CPO dan produk oleokimia, standar yang digunakan disesuaikan dengan
standar bagi produsen Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang merupakan
konsumen Perusahaan.
4. Channel
Channel merupakan cara perusahaan dalam menjangkau / berkomunikasi dengan
konsumen. Channel dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yaitu:
a) Lelang CPO (Pameran)
Dalam pameran ini perusahaan menawarkan CPO dengan cara lelang, dimana tawaran
dengan harga tertinggi akan menjadi pembeli dari produk perusahaan.
b) Kontrak Pembeli Tetap
Untuk menjadi pembeli tetap pada PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk harus menjalin
kontrak sebelumnya. Perusahaan yang telah menjalin kontrak dengan PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk berkewajiban untuk membeli CPO dengan ketentuan yang

14
telah disepakati sebelumnya didalam kontrak. Begitu pula PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk wajib memenuhi permintaan dari perusahaan tersebut.
5. Key Partners
Key partners merupakan pihak yang menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan.
Key Partners dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yaitu:
a) Perusahaan Plasma
Merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menyediakan bahan baku untuk
produksi yaitu PT Menthobi Makmur Lestari, PT Mentobi Mitra Lestari, PT Bakrie Sentosa
Persada, PT Indo Plantation dan lainnya.
b) Produksi Bio-diesel
PT Bakrie Rekin Bio Energy
c) Perusahaan yang Melakukan Produksi, Pemprosesan, Distribusi dan Penjualan Benih
PT ASD-Bakrie Oil
d) Koperasi Karyawan
Merupakan salah satu kegiatan dari CSR untuk memberdayakan karyawan maupun petani
plasma.
e) Petani Plasma
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2016, BPP telah mengembangkan kurang lebih
250,60 hektare perkebunan plasma melalui pembiayaan sendiri. Lahan plasma tersebut
akan diserahterimakan kepada petani plasma. selain itu AGW juga mengembangkan
seluas 7.701 hektare perkebunan plasma, SNP juga mengembangkan perkebunan plasma
seluas 1.600 hektare, dan MIB seluas 300 hektare yang juga telah diserahterimakan
kepada petani plasma setelah perkebunan mencapai kondisi standar.
6. Key Activities
Key activites merupakan tindakan paling penting yang harus perusahaan ambil agar
operasinya berhasil. Key activities dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yaitu:
a) Produksi CPO, Inti Sawit, fatty acid dan fatty alcohol, turunan glycerin, latex dan cenex.
• Sawit
PT. Bakrie Sumatera Plantations memproduksi minyak sawit (crude palm oil- CPO) dan
inti sawit (Palm Kernel -PK) dari bahan baku tandan buah segar (TBS) yang diproduksi
lahan inti milik perusahaan dan lahan plasma. Seluruh hasil produksi ditargertkan
untuk pasar dalam negeri. Pembeli utama dalam segmen usaha sawit PT. BSP, Tbk.
adalah PT. Multimas Nabati Asahan, PT. Wilmar Nabati Indonesia, PT. Musim Mas, PT.
Wira Inno Mas, PT. Kurnia Tunggal Nugraha
• Oleokimia
PT. Bakrie Sumatera Plantations memproduksi fatty acid dan fatty alcohol, serta
produk turunan glycerin. Hasil produksi fatty acid 90% diserap oleh Procter&Gamble
dan 10% untuk memenuhi permintaan pasar bebas (pasar local dan ekspor)
• Karet
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. merupakan produsen lateks terbesar dan
produsen cenex (centrifuged latex) berkualitas terbaik di Indonesia. Segmen usaha PT.
BSP, Tbk memproduksi rangkaian lengkap produk karet alam, dari lateks sampai block
skim rubber (BSR). Hasil produksi ditargetkan untuk ekspor 60% dan memenuhi
kebutuhan pasar domestic 40%

15
b) Pengelolaan lingkungan
Pengelolaan lingkungan dijalankan sebagai berikut:
• Pengelolaan dampak lingkungan yang difokuskan pada ketentuan ISPO dan RSPO
• Efisiensi pemakaian energi dan sumber daya air yang dilakukan pada tingkat korporasi
maupun setiap unit usaha
• Pengelolaan energi, yaitu pada penggunaan solar sebagai sumber energi tidak
terbarukan diupayakan menurun dengan modifikasi boiler dari tipe SFPO menjadi tipe
membrane sejak tahun 2008
• Pengelolaan air, dengan menerapkan penggunaan parit baik alami maupun buatan
dalam upaya menjaga kelembaban tanah pada lahan gambut.
• Pengelolaan limbah baik limbah padat maupun limbah cair, pengolahan limbah air,
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
• Konservasi lingkungan alam dengan melakukan perlindungan keanekaragaman
hayati, dan menjaga kawasan bernilai konservasi tinggi.
c) Melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Perusahaan membagi kegiatan program pemberdayaan masyarakat ke dalam program
jangka pendek dan program jangka panjang. Program Jangka Pendek meliputi pemetaan
potensi dan kebutuhan, perumusan sinergi dan publikasi program secara
berkesinambungan. Program Jangka Panjang memiliki fokus pengembangan pada
delapan bidang yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat yakni pendidikan,
ekonomi, kesehatan, keagamaan, kepemudaan, lingkungan, infrastruktur dan tanggap
bencana. Pada tahun 2017, perusahaan memprioritaskan program pemberdayaan
masyarakat pada kegiatan pendidikan, kesehatan anak dan karyawan, pemberdayaan
wanita dan keagamaan.
d) Melakukan Sertifikasi sistem, produk dan lingkungan
Melakukan sertifikasi sistem, produk dan lingkungan dimana sertifikasi dilakukan pada
sistem (Mutu, Lingkungan dan K3), Produk dan Lingkungan yaitu:
• Sertifikasi Sistem, berupa RSPO, ISPO, ISO 14001:2004 (Lingkungan), ISO 9002:2008
(Mutu), SMK3 (K3) dan OHSAS (K3)
• Sertifikasi Produk, berupa SNI 06-1903-2000 standard Indonesia Rubber dan SNI ISO
9001:2008
e) Melakukan perawatan pada perkebunan maupun pabrik secara intensif
Perusahaan rutin melakukan perawatan pada perkebunan maupun pabrik secara intensif
guna menjaga mutu serta meningkatkan kualitas produk. Selain itu perusahaan
melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin pabrik baik elektrikal dan mekanikal
maupun sarana sipil secara efisien dan efektif agar seluruh mesin dan alat pendukung
proses produksi dapat bekerja secara optimal sehingga proses produksi dapat
berlangsung sesuai dengan target produksi.
7. Key Resources
Key resources merupakan sumberdaya perusahaan yang dibutuhkan dalam membuat dan
menawarkan value proposition, meraih pasar, menjaga hubungan dengan customer
segments dan memperoleh pendapatan. Key resources dari PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk yaitu:
a) Perkebunan inti

16
Luas lahan yang dimiliki oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk untuk mendukung
produksi kelapa sawit dan karet seluas 80,773 Ha, dimana perkebunan inti dikelola oleh
anak perusahaan ini.
b) Perkebunan plasma
Perkebunan plasma merupakan perkebunan milik perusahaan plasma yang bermitra
dengan perusahaan dimana perusahaan plasma tersebut menyediakan bahan baku
produksi untuk perusahaan.
c) Perkebunan petani plasma
Perkebunan petani plasma merupakan perkebunan milik petani yang tergabung dalam
perkebunan inti rakyat (PIR). Perkebunan petani plasma menyediakan bahan baku
produksi untuk perusahaan.
d) Sumber daya manusia
Pada tahun 2017 Perusahaan memiliki 5 komisarisdan 5 direktur; mempekerjakan 9.353
karyawan, yang mencakup 495 staf (termasuk 4 trainee) dan 8.858 non-staf, tidak
termasuk buruh harian lepas. Perusahaan memiliki Program pengembangan SDM
berbasis kompetensi didasarkan pada Model Kompetensi Perusahaan yang terdiri dari 3
kelompok: Kompetensi Inti, Kompetensi Kepemimpinan dan Kompetensi Profesional,
dengan 5 (lima) tingkatan pada setiap kelompok. Proses pengkajian kompetensi dilakukan
oleh internal assessor untuk seluruh staf di lingkungan Perusahaan. Data Kajian
Kompetensi berlaku untuk periode 2 tahun dan digunakan dalam pemetaan profil
individu staf sebagai pelengkap aspek kinerja dalam penyusunan profil Human Asset
Values (HAV). Untuk tahun 2017, kajian kompetensi dilaksanakan untuk 29 karyawan
(termasuk 8 General Manager dan 21 Asisten Divisi) yang hasilnya dijadikan sebagai dasar
bagi Analisa atas Kebutuhan Pelatihan.
e) Mesin dan teknologi
Perusahaan sudah menggunakan mesin dan teknologi modern serta mengikuti standar
tertinggi dan menggunakan teknologi terbaru. Perusahaan saat ini memiliki delapan
pabrik yang dikelola, hal ini memberikan BSP kapasitas memproses 390 ton TBS per jam,
yang cukup untuk produksi TBS saat ini.
f) Fasilitas
Beberapa fasilitas yang dimiliki perusahaan diantaranya BARI (Bakrie Agricultural
Research Institute), fasilitas penyulingan dan fraksinasi, fasilitas pembibitan serta Pabrik
pengolahan inti sawit. Perusahaan saat ini memiliki delapan pabrik yang dikelola,
termasuk dua pabrik yang dimiliki 25% bersama ARBV. Buah sawit (TBS) yang dipanen dari
perkebunan diproses setiap hari menjadi minyak sawit di pabrik perusahaan
8. Cost Structure
Cost structure merupakan semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Cost structure
dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yaitu:
a) Liabilitas (Utang usaha, utang lain-lain, beban akrual, utang pajak, utang dividen, uang
muka penjualan)
Perusahaan memiliki liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Salah satu contoh dari
liabilitas jangka pendek yaitu adalah pinjaman bank jangka pendek kepada PT. Bank
Capital Indonesia.
b) Beban usaha

17
Beban perusahaan yang mencakup beban penjualan serta beban umum seperti
pembayaran bahan baku kepada perusahaan plasma dan petani plasma, gaji karyawan,
dan administrasi perusahaan
c) Pajak penghasilan
Pajak untuk penghasilan perusahaan yang didapat.
d) Proyek pengembangan usaha
Pengembangan usaha dalam penambahan fasilitas seperti pabrik dan fasilitas penunjang
lainnya untuk mengoptimalkan produksi.
Adapun analisis biaya dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk adalah sebagai berikut:

Analisis biaya PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. terdiri dari asset lancar, asset tidak
lancar, total asset, liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, total liabilitas, ekuitas,
penjualan neto, beban pokok penjualan, laba bruto, beban usaha, penghasilan keuangan, beban
keuangan, keuntungan (kerugian) selisih kurs, beban pajak penghasilan, serta rugi komprehensif
neto. Adapun rincian adalah sebagai berikut:
• Aset Lancar
Aset lancar meningkat 44,95% menjadi Rp 1.471,15mmiliar di tahun 2017 dibandingkan Rp
1.014,93 miliar di tahun sebelumnya, terutama karena peningkatan piutang lain-lain pihak
ketiga sebesar Rp 523,03 miliar meski terjadi penurunan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar
Rp 137,97 miliar.
• Aset Tidak Lancar

18
Pada tahun 2017, aset tidak lancar sebesar Rp 12.412,85 miliar, yang merupakan 90,70% dari
Rp 13.685,39 miliar pada tahun 2016.

• Total Aset
Pada tahun 2017, aset Perusahaan sebesar Rp 13.883,99 miliar, yang merupakan 94,45% dari
Rp 14.700,32 miliar pada tahun 2016. Aset perusahaan terdiri dari 10,60% aset lancar dan
89,40% aset tidak lancar, dimana terjadi peningkatan 44,95% dalam aset lancar dibandingkan
tahun 2016.
• Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek sebesar Rp 11.830,33 miliar, lebih tinggi 14,94% dibanding Rp
10.292,58 miliar pada tahun 2016, terutama disebabkan oleh peningkatan beban akrual
sebesar Rp 927,12 miliar serta peningkatan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun sebesar Rp 849,20 miliar.
• Liabilitas Jangka panjang
Terdapat penurunan liabilitas jangka panjang perusahaan sebesar 21,43% dari Rp 3.210,05
miliar pada tahun 2016 menjadi Rp 2.522,10 miliar pada tahun 2017.
• Total Liabilitas
Tahun 2017 total liabilitas perusahaan Rp 14.352,44 miliar, meningkat 6,29% dari tahun 2016
sebesar Rp 13.502,63 miliar. 82,43% dari total liabilitas perusahaan merupakan liabilitas jangka
pendek, sedangkan 17,57% merupakan liabilitas jangka panjang.
• Ekuitas
Pada tahun 2017 perusahaan mengalami defisiensi modal sebesar Rp 468,44 miliar sejalan
dengan dibukukannya rugi komprehensif tahun 2017 sebesar Rp 1.669,76 miliar, terutama
dipengaruhi oleh:
- Kerugian selisih kurs senilai Rp 114,29 miliar dimana tahun 2016 Perusahan memperoleh
keuntungan dari selisih kurs senilai Rp 221,53 miliar;
- Beban neto dari penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 60,47 miliar dimana tahun
2016 perusahaan memperoleh penghasilan dari pemulihan penurunan nilai sebesar Rp
148,83 miliar;
- Peningkatan beban keuangan sebesar Rp 1.016,61 miliar;
- Rugi dari penjualan entitas anak Rp 148,07 miliar.
• Penjualan Neto
Penjualan neto dari operasi yang dilanjutkan perusahaan pada tahun 2017 mencapai Rp
1.504,82 miliar, lebih rendah 3,86% dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp 1.565,24
miliar, terutama dipengaruhi oleh 10,71% penurunan dalam penjualan produk sawit dan
turunannya, yang disebabkan oleh penurunan volume produksi sawit dan turunannya di
beberapa Entitas Anak. Penjualan neto tahun 2017 diperoleh dari penjualan sawit dan
turunannya sebesar Rp 1.000,53 miliar, karet Rp 475,04 miliar dan tandan buah segar Rp 29,25
miliar masing-masing berkontribusi terhadap total penjualan neto sebesar 66,49%, 31,57% dan
1,94%.
• Beban Pokok Penjualan
Beban pokok penjualan berkurang Rp 172,59 miliar atau turun sebesar 15,84% dari Rp 1.089,29
miliar pada tahun 2016 menjadi Rp 916,70 miliar pada tahun 2017. Penurunan beban pokok

19
penjualan ini disebabkan oleh penurunan biaya produksi sebesar 4,15% di tahun 2017 menjadi
Rp 1.031,92 miliar terutama pada komponen biaya bahan baku.
• Laba Bruto
Pada tahun 2017 Perusahaan mencatat kenaikan sebesar 23,57% pada laba bruto menjadi Rp
588,12 miliar dibandingkan pada tahun 2016 sebesar Rp 475,95 miliar.
• Beban Usaha
Beban usaha pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 436,64 miliar, 4,35% lebih tinggi dari Rp
418,42 miliar di tahun 2016. Beban usaha Perusahaan Anda mencakup beban penjualan serta
beban umum dan administrasi. Pada tahun 2017, beban penjualan turun 30,87% dari tahun
2016 menjadi Rp 27,82 miliar, terkait 27,32% penurunan biaya bongkar muat dan pelabuhan,
64,83% penurunan biaya komisi penjualan dan beban bank serta 55,22% penurunan biaya lain-
lain. Beban umum dan administrasi meningkat 8,10% antara lain terkait 32,29% kenaikan biaya
penyusutan dan 49,97% kenaikan biaya jasa professional
• Penghasilan Keuangan
Penghasilan keuangan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 751 juta, turun 23,37%
dibandingkan Rp 980 juta pada tahun sebelumnya.
• Beban Keuangan
Perusahaan menghadapi peningkatan beban keuangan pada tahun 2017 sebesar 18,26%
menjadi senilai Rp 1.016,61 miliar, dibandingkan pada tahun 2016 sebesar Rp 859,62 miliar;
terutama terkait peningkatan beban bunga dari Credit Suisse AG cabang Singapura 20,80%
serta penambahan beban bunga dari PT Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 12,96 miliar
• Keuntungan (Kerugian) Selisih Kurs
Kerugian selisih kurs pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 114,29 miliar, dimana pada tahun
2016 selisih kurs mencatat laba Rp 221,53 miliar.
• Beban Pajak Penghasilan
Terdapat peningkatan beban pajak penghasilan sebesar 27,80% pada tahun 2017 menjadi Rp
364,52 miliar dari Rp 285,23 miliar di tahun 2016.
• Rugi Komperehensif Neto
Perusahaan Anda mencatat kenaikan sebesar Rp 1.183,03 miliar dalam kerugian bersih pada
tahun 2017 atau meningkat 243,06% dibandingkan tahun 2016, terutama terkait dengan
adanya peningkatan beban keuangan sebesar Rp 156,98 miliar, perbedaan kerugian dari selisih
kurs sebesar Rp 335,82 miliar, perbedaan penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp
209,30 miliar, serta timbulnya kerugian dari penjualan Entitas Anak sebesar Rp 148,07 miliar
9. Revenue Stream
Revenue stream merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dari customer
segments. Customer stream dari PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk yaitu:
a) Penerimaan Bunga
Didapat dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
b) Penjualan Aset
Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan atas asset-aset yang dimiliki seperti anak
perusahaan. Pada bulan oktober 2017 PT Bakrie Sumatera Plantations menjual anak
perusahaannya yaitu PT Julang Oca Permana dengan nilai transaksi sebesar Rp 193 miliar.
c) Laba
20
Keuntungan yang diperoleh oleh PT BSP, Tbk diperoleh dari penjualan produk, serta benih
kelapa sawit varietas unggul.
d) Aset Tidak Berwujud
PT Bakrie Sumatera Plantations melakukan riset melalui BARI (Bakrie Agricultural
Research Institute) yang bertujuan untuk menemukan klon-klon baru dan juga
pengembangan kebutuhan bibit di masa datang.
e) Penjualan Produk
Produk-produk yang dijual oleh PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk untuk mendapatkan
penerimaan adalah:
• CPO
Kelapa sawit berwarna kuning gelap hingga kuning kemerahan (karena mengandung
karoten yang tinggi) yang diperoleh dengan memeras atau merebus daging buah
kelapa sawit.
• PK
Inti sawit (PK) diperoleh setelah kandungan minyak dari buah telah disuling. Inti sawit
selanjutnya dihancurkan untuk mendapatkan minyak inti sawit yang berwarna putih
kekuningan. Biasanya membeku pada suhu ruangan dan sering digunakan dalam
industri oleokimia.
• Lateks
Cairan berwarna putih menyerupai susu yang keluar dari tanaman karet atau biasa
disebuh getah karet
• Cenex
• Fatty Acid
• Fatty Alcohol
Alkohol alifatis yang merupakan turunan dari minyak sawit
• Turunan Glyceryn
• Bibit Varietas Unggul
4 varietas bibit unggul (Spring, Themba, CR Ovane dan CR Supreme) dengan
keunggulan usia tanaman menghasilkan yang relatif muda 2 tahun dibandingkan
tanaman normal dan potensi kemampuan volume produksi buah sawit 40 ton Tandan
Buah Segar (TBS) per hektar per tahun, lebih tinggi dari produksi normal 25-30 ton TBS
per hektar per tahun. Keempat varietas bibit unggul ini telah memperoleh persetujuan
Pemerintah untuk program penanaman baru dan re-planting, dan ditargetkan untuk
penjualan bagi perkebunan rakyat umum maupun perusahaan perkebunan skala
menengah dan besar.
f) Penerimaan dari Pelanggan
Didapat dari penjualan-penjualan atas produk yang dilakukan oleh perusahaan.
g) Saham
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Saham menjadi salah satu
pendapatan sampingan yang didapat perusahaan. Selain itu harga saham akan terus
meningkat jika kinerja operasional dan kinerja keuangan meningkat.

21
3.4 Analisis SWOT (BMC) PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
Key Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Strategi
Memiliki Mendapatkan - Muncul - S-O
popularitas rating yang tinggi kompetitor Mempertahankan
yang tinggi dan kepercayaan industri yang kualitas produk
dikalangan dari konsumen sejenis yang yang sudah ada
industry ingin -S-T
minyak perusahaannya Meningkatkan
goreng, lebih popular daya saing
oleokimia, - Tersebarnya produknya
dan karet berita – berita sehingga
bohong untuk popularitasnya
menjatuhkan tetap bertahan
perusahaan dan eksis di
masyarakat
Memiliki Dapat dengan -S-O
pengalaman mudah menarik Menjaga prestasi
dalam investor yang sudah di raih
operasional di selama lebih dari 50
bidang tahun
agrobisnis
selama lebih
Value dari 50 tahun
Proposition
Memiliki Memberikan Penyalahgunaan -S-T
program CSR manfaat terhadap Mengadakan
yang masyarakat program CSR controlling dan
berkelanjutan disekitar dari masyarakat evaluasi terhadap
lingkungan program CSR
perusahaan. - S-O
Mengadakan
kegiatan yang
bermanfaat secara
berkesinambungan
kepada
masyarakat sekitar
lingkungan

Penggunaan Harga benih Meningkatkan - S-O


bibit unggul unggul relatif kepercayaan Menjaga mutu
lebih mahal konsumen akan produk sehingga
produk yang kepuasan
terjamin. konsumen terjaga

22
-W-O
Mengembangkan
benih unggul
secara mandiri,
sehingga tidak
bergantung pada
produsen benih
lain.
Memasok ke Terdapat banyak Terdapat pesaing -S-O
industri pangan industry pangan yang juga Menjaga
yang memasok ketersediaan
menggunakan minyak sawit ke bahan baku
minyak sawit industry pangan minyak sawit yang
sebagai bahan akan dipasok
baku. -S-T
Meningkatkan
kualitas produk
minyak sawit.
Memasok ke Terdapat banyak Terdapat pesaing -S-O
industri industry kosmetik yang juga Menjaga
kosmetik yang memasok ketersediaan
menggunakan minyak sawit ke bahan baku
minyak sawit industry minyak sawit yang
sebagai bahan kosmetik akan dipasok
baku. -S-T
Meningkatkan
kualitas produk
Customer minyak sawit.
Segment Memasok ke Terdapat banyak Terdapat pesaing -S-O
industri sabun industry sabun yang juga Menjaga
yang memasok ketersediaan
menggunakan minyak sawit ke bahan baku
minyak sawit industry sabun minyak sawit yang
sebagai bahan akan dipasok
baku. -S-T
Meningkatkan
kualitas produk
minyak sawit.
Memasok ke Terdapat banyak Terdapat pesaing -S-O
industri industry yang juga Menjaga
pengolahan pengolahan memasok ketersediaan
minyak sawit minyak sawit yang minyak sawit ke bahan baku
memerlukan industry minyak sawit yang
tambahan pasokan pengolahan akan dipasok
minyak sawit. minyak sawit -S-T
Meningkatkan
kualitas produk
minyak sawit.

23
Memiliki Memudahkan Kemungkinan - S-O
website yang konsumen website Melakukan
berisi tentang mendapatkan disabotase oleh pembaruan
informasi informasi pihak tak website dalam
perusahaan bertanggung jangka waktu
jawab tertentu
- S-T
Tingkatkan
keamanan pada
website yang
dimiliki, seperti
beri enkripsi bagi
yang akan DL
berkas dari
website.

Adanya Mewadahi Terdapat oknum - S-O


layanan konsumen untuk yang berusaha Memberikan
Pengaduan melakukan merusak citra pelayanan yang
konsumen pengaduan perusahaan seramah mungkin.
terhadap produk - S-T
Menyaring
pengaduan –
Customer pengaduan dari
Relationship masyarakat agar
pengaduan
tersebut benar
terbukti
Melakukan Sebagai indikator Adanya data -S-O
survey penilaian survey fiktif yang Mengadakan
kepuasan konsumen didapatkan. survei kepuasan
konsumen terhadap konsumen secara
perusahaan rutin pada waktu
tertentu
-S-T
Menyaring data-
data dari
masyarakat agar
pengaduan
tersebut benar
terbukti
Bertanggung Kelalaian Meningkatkan -S-O
jawab atas karyawan kepercayaan Mempertahankan
keamanan bagian quality konsumen keamanan produk
produk control dalam terhadap produk agar kepercayaan
memastikan yang dihasilkan. konsumen tidak
keamanan menghilang.
produk. -W-O

24
Memastikan dan
mengawasi SOP
berjalan dengan
baik.
Mengadakan Harga jual CPO Terdapat banyak Memanfaatkan
lelang CPO dapat jatuh perusahaan yang situasi tersebut
sampai titik mengikuti lelang. untuk
terendahnya. mempromosikan
produknya.
Membuat Memperluas Pembatalan -S-O
Channels
kontrak jaringan usaha. kontrak secara
dengan sepihak. -S-T
mitranya Memberi penalty
atas pelanggaran
kontrak yang telah
dilakukan
PT Menthobi Melakukan PT Menthobi - S-O
Makmur kolaborasi yang Makmur Lestari Tetap fokus pada
Lestari kuat dengan mitra diakuisisi oleh usaha yang
(Perusahaan sehingga fokus perusahaan lain. dijalankan dengan
Plasma) pada bisnis mitranya.
intinya. - S-T
Jaga komunikasi
agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
PT Mentobi Melakukan PT Menthobi - S-O
Mitra Lestari kolaborasi yang Mitra Lestari Tetap fokus pada
(Perusahaan kuat dengan mitra diakuisisi oleh usaha yang
Plasma) sehingga fokus perusahaan lain. dijalankan dengan
pada bisnis mitranya.
Key Partner
intinya. - S-T
Jaga komunikasi
agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
PT Bakrie Melakukan PT Bakrie - S-O
Sentosa kolaborasi yang Sentosa Persada Tetap fokus pada
Persada kuat dengan mitra diakuisisi oleh usaha yang
(Perusahaan sehingga fokus perusahaan lain. dijalankan dengan
Plasma) pada bisnis mitranya.
intinya. - S-T
Jaga komunikasi
agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
PT Indo Melakukan PT Indo - S-O
Plantation kolaborasi yang Plantation Tetap fokus pada
kuat dengan mitra usaha yang
25
(Perusahaan sehingga fokus diakuisisi oleh dijalankan dengan
Plasma) pada bisnis perusahaan lain. mitranya.
intinya. - S-T
Jaga komunikasi
agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
PT Bakrie Rekin Melakukan PT Bakrie Rekin - S-O
Bio Energy kolaborasi yang Bio Energy Tetap fokus pada
(Produksi Bio- kuat dengan mitra diakuisisi oleh usaha yang
diesel) sehingga fokus perusahaan lain. dijalankan dengan
pada bisnis mitranya.
intinya. - S-T
Jaga komunikasi
agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
PT ASD-Bakrie Melakukan PT ASD-Bakrie - S-O
Oil (Produksi, kolaborasi yang Oil diakuisisi oleh Tetap fokus pada
Pemprosesan, kuat dengan mitra perusahaan lain. usaha yang
Distribusi dan sehingga fokus dijalankan dengan
Penjualan pada bisnis mitranya.
Benih intinya. - S-T
Jaga komunikasi
agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
Memiliki Perputaran uang - S-O
koperasi karyawan dan Memberikan
karyawan petani plasma pelayanan terbaik
tetap dalam oleh koperasi
perusahaan. terhadap
karyawan dan
petani plasma.
Memiliki Kelompok petani - S-T
kelompok plasma memutus Jaga komunikasi
petani plasma mitranya. agar usaha yang
dijalankan tetap
lancar.
Produksi CPO, Memperluas pasar Adanya -S-O
Inti Sawit, fatty dengan banyaknya competitor yang Mempromosikan
acid dan fatty produk yang memproduksi hasil produk
alcohol, dihasilkan. hasil produk olahan kelapa
Key turunan yang sejenis. sawit yang
Activities glycerin, latex dihasilkan
dan cenex. -S-T
Meningkatkan
kualitas hasil
produksinya.
26
Melakukan Biaya yang Lingkungan - S-O
pengelolaan dikeluarkan disekitar pabrik Melakukan
lingkungan untuk tidak akan pengelolaan
mengelola tercemar. lingkungan di
lingkungan sekitar pabrik
perusahaan. secara
berkelanjutan
-W-O
Membuat jadwal
pengelolaan
lingukungan
sehingga teratur
dan terkontrol.
Melakukan Memberikan Penyalahgunaan -S-T
kegiatan manfaat terhadap Mengadakan
pemberdayaan masyarakat program controlling dan
masyarakat disekitar pemberdayaan evaluasi terhadap
lingkungan oleh masyarakat program
perusahaan. pemberdayaan
oleh masyarakat
-SO
Menambahkan
kegiatan dalam
pemberdayaan
masyarakat
Melakukan Meningkatkan -S-O
Sertifikasi kepercayaan Mengontrol
sistem, produk konsumen akan standar produk
dan lingkungan kualitas produk. yang sudah
dihasilkan.
Melakukan Membutuhkan Dapat - S-O
perawatan biaya yang memperbaiki Meningkatkan
pada cukup besar kualitas hasil penggunaan
perkebunan dalam perkebunan dan teknologi dalam
maupun pabrik melakukan produk dari merawat kebun
secara intensif perawatan pabrik. dan pabriknya.
perkebunan - W-O
maupun Mengatur jadwal
pabrik secara dan skema
intensif. pembiayaan untuk
melakukan
perawatan
tersebut
Memiliki Hasil dari Memberi -S-O
perkebunan perkebunan kesempatan pada Mempromosikan
Key inti inti yang perusahaan/petani perusahaan
Resources masih belum untuk bermitra. kepada
mencukupi petani/perusahaan
bahan baku.
27
lain untuk
bermitra.
-W-O
Menggunakan
bibit varietas
unggul agar
produktifitas
meningkat.
Perkebunan Hasil produksi Petani plasma -S-T
petani plasma dari memutus mitra Adanya
pekebunan dengan kesepakatan
petani plasma perusahaan. didalam kontrak
tidak kemitraan.
menentu. -W-O
Memperbanyak
mitra dengan
petani plasma.
Perkebunan Perusahaan -S-T
plasma plasma memutus Adanya
mitra dengan kesepakatan
perusahaan. didalam kontrak
kemitraan.
Kualitas Tidak semua Membuka -S-O
sumber daya SDM memiliki lowongan Menerapkan
manusia kompetensi pekerjaan bagi standar syarat dan
yang sama freshgraduate, ketentuan
master maupun pelamar.
professor. -W-O
Mengadakan
pelatihan bagi
karyawan.
Penggunaan Adanya umur Proses produksi -S-O
mesin dan ekonomi/masa yang dilakukan Meningkatkan
teknologi pakai suatu lebih efisien. kualitas mesin dan
alat dan teknologi yang
mesin. digunakan untuk
meningkatkan
produksi
-W-O
Membuat jadwal
maintenance alat
dan mesin.
Memiliki Biaya Rusaknya -S-T
fasilitas perawatan fasilitas akibat Menggunakan
yang mahal. bencana alam. fasilitas tahan
bencana alam
-W-T
Membuat jadwal
maintenance
28
fasilitas
perusahaan.
Beban liabilitas Pembayaran Adanya sanksi -S-T
bunga jika terlambat Membuat
melakukan pengingat untuk
pembayaran. melakukan
pembayaran
-W-T
Mengontrol waktu
pembayaran agar
tidak jatuh tempo.
Beban usaha Pembayaran yang Menurunnya -S-O
dilakukan tepat loyalitas jika Membuat
waktu dapat terlambat pengingat untuk
meningkatkan melakukan melakukan
loyalitas dengan pembayaran. pembayaran
Cost yang -S-T
Structure bersangkutan. Mengontrol waktu
pembayaran agar
tidak jatuh tempo.
Beban pajak Adanya sanksi -S-T
penghasilan jika terlambat Membuat
melakukan pengingat untuk
pembayaran. membayar pajak
Proyek Biaya yang Memperluas -S-O
pengembangan diperlukan bauran produk Membangun
usaha tidak sedikit. dipasar. pabrik baru
beserta lahan
perkebunannya
diwilayah tertentu.
-W-O
Mencari investor.
Menghasilkan Mengolah Adanya -S-T
produk olahan hanya sampai kompetitor yang Meningkatkan
kelapa sawit produk CPO sudah mengolah penggunaan
dan PK CPO dan PK teknologi dalam
menjadi produk pengembangan
lain. hasil olahan kelapa
sawit.
-W-T
Revenue
Meningkatkan
Streams
penggunaan
teknologi dalam
pengolahannya.
Menghasilkan Bukan menjadi Adanya -S-T
produk olahan fokus utama kompetitor yang Terus
karet bisnis fokus hanya mengembangkan
perusahaan. mengolah karet. hasil produk
olahan karet.
29
-W-T
Membuat divisi
baru didalam
perusahaan yang
fokus mengenai
pengolahan karet.
Menghasilkan Hasil produksi Memperluas -S-O
produk hanya diserap pemasaran produk Mempromosikan
oleokimia oleh satu oleokimia dengan keunggulan dari
perusahaan perusahaan lain. produk oleokimia
yang bermitra. milik PT. BSP.
-W-O
Mempromosikan
produk oleokimia
ke perusahaan
lainnya.
Menghasilkan Bukan menjadi Adanya -S-T
benih varietas fokus utama kompetitor yang Terus
unggul bisnis fokus hanya mengembangkan
perusahaan. mengembangkan benih-benih
benih-benih varietas unggul.
unggul. -W-T
Membuat divisi
baru didalam
perusahaan yang
fokus mengenai
pengembangan
benih unggul.
Asset tidak - - - -
berwujud
Kepemilikan Turunnya nilai Likuidasi saham -S-T
saham saham akibat yang terpaksa Mengoptimalkan
aktifitas dilakukan karena produksi agar
perusahaan kebutuhan dana pendapatan
yang tidak yang mendadak. perusahaan
stabil. meningkat.
-W-T
Meningkatkan
kinerja perusahaan
agar aktifitas dan
pendapatan tetap
stabil
Penjualan aset Asset yang - - -
dimiliki
perusahaan
akan
berkurang.
Penerimaan - - - -
bunga
30
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Skema/model kemitraan awal PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk terdiri 2 pola
kemitraan, yaitu pola kemitraan inti plasma dan pola kemitraan dagang umum. Pada
subsistem (kegiatan) hulu, PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk melakukan kemitraan
dengan petani plasma menggunakan kemitraan inti plasma dengan pola KKPA (Kredit
Koperasi Primer untuk Anggota). Sedangkan pada subsistem (kegiatan) hilir, PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk melakukan kemitraan dengan perusahaan pembeli dengan
menggunakan kemitraan dagang umum melalui lelang CPO dan juga melalui kontrak
langsung dengan perusahaan pembeli.
2. Skema/model kemitraan yang direkomendasikan kelompok kami kepada PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk adalah pada pola kemitraan antara PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk dengan petani plasma. Pada skema kemitraan awal antara PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk. dengan petani plasma sudah termasuk baik, hanya saja perlu
ditambahkan poin sanksi sebagai sebuah tanggung jawab bagi kedua pihak yang bermitra
agar bisa lebih komitmen terhadap perjanjian yang telah disepakati.
3. Setelah dianalisis dengan menggunakan Business Model Canvas, PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk memiliki banyak sekali Value Proposisition dengan Customer Segment
yaitu terdiri dari industry pangan, industry sabun, industry kosmetik serta industry
pengeolahan kelapa sawit. Key Partner PT. Bakrie Sumatera Plantations terdiri dari PT
Menthobi Makmur Lestari (Perusahaan Plasma), PT Mentobi Mitra Lestari (Perusahaan
Plasma), PT Bakrie Sentosa Persada (Perusahaan Plasma), PT Indo Plantation (Perusahaan
Plasma), PT Bakrie Rekin Bio Energy (Produksi Bio-diesel), PT ASD-Bakrie Oil (Produksi),
Pemprosesan, Distribusi dan Penjualan Benih), Koperasi Karyawan dan Kelompok petani
plasma. Dari segi Cost Structure, PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk terdiri dari Liabilitas
(Utang usaha, utang lain-lain, beban akrual, utang pajak, utang dividen, uang muka
penjualan).
4. Setelah dilakukan analisis Business Model Canvas pada perusahaan PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk maka didapatkan analisis SWOT serta strategi dari masing-masing kunci

31
DAFTAR PUSTAKA

Dahniar. 2018. Pemasaran Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Melalui Strategi Analisis SWOT
pada PT. Gawi Makmur Kalimantan Banjarmasin (Jurnal). Jurnal Sains Manajemen dan
Kewirausahaan ISSN: 2597-467X Vol. 2, No. 1 Maret 2018
Games, Hengky. 2010. Analisis Ekonomi Kelembagaan Pemasaran CPO Produksi PT. Perkebunan
Nusantara (PTPN) Studi Kasus: Kantor Pemasaran Bersama (KPB PTPN Jakarta) (Skripsi).
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Gannal, Made. 2017. Pola Kemitraan Usaha Tani Kelapa Sawit Kelompok Tani Telaga Biru dengan
PT. Sawindo Kencana melalui Koperasi di Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung
(Jurnal). E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN:2301-6523 Vol. 6, No. 2, April 2017
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. Laporan Tahunan Tahun 2017
Setiawan, Aditia. 2017. Analisis Bisnis Model Pada Driverbdg Menggunakan Pendekatan Business
Model Canvas (Jurnal). E- Jurnal Manajemen ISSN: 2355-9357 Vol. 4, No. 3 Desember
2017

32

Anda mungkin juga menyukai