Anda di halaman 1dari 18

Hilarisasi Kelapa Sawit

Presented by Cahyo Kartiko, Desy Ery, Hendry Wijaya, M Maulana Hamzah (EK 18)

Magister Manajemen Syariah


Institute Pertanian Bogor
2014
Tak Kenal maka Tak Sayang...

Eleis Oleifera
Berasal dari Amerika Tengah & Amerika Selatan

Berasal dari Afrika Barat (Angola & Gambia) • E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi
• E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah
Tak Kenal maka Tak Sayang...

Buah terdiri dari 3 lapisan:


Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan licin.
Mesoskarp, serabut buah
Endoskarp, cangkang pelindung inti
Tak Kenal maka Tak Sayang...
Manfaat Kelapa Sawit
Produk Olahan Kelapa Sawit
MINYAK SAWIT MENTAH
(MSM)
MINYAK INTI SAWIT
Minyak Sawit Kasar ( PKO )
( CPO )

OLEIN Asam Amino PFAD Protein Trogliserida, Digliserida, Es Asam


Vit. A,E Karoten Stearin Lipase Soap Chip
Sel Tunggal Monogliserida Krim Lemak

Margarin

Cocoa Butter
Minyak Minyak Metil Sabun Metil Fat Kosmetika
Shortening Substitute
Goreng Salad Ester Cuci Ester Powder
( CBS )
Shortening

Surfaktan Biodiesel Confectioneries Sabun

Vegetable
Ghee

Vanaspati

Cocoa Butter
Substitute
( CBS )

Ester Asam Lemak : Metalic Salt : Polyethoxylated Oxygenated Fatty Fatty Alkohol Fatty Acids Amides : Gliserol Food
Fatty Amines :
Palmitat/Propand Derivates : Acid/Ester : Emulsifier
Oleat/Ba C 16&C 18 Alcohol/ Stearamide
Stearat Palmitat/ Ethylene Secondary C16 & Sulphated
Palmitat Stearat/ Propylene Oxide Epoxy Stearic/
Metil Ester Sulfonat Ca, Zn C18 / Ethoxylated Octanol Ester C 16&C 18 Alcohol/ Alkanolamides
Stearat/ Ethylene Betain Epthio Stearin Esterified with
Oleat/ Glycol Stearat/Ca , Mg Higher Saturated Sulphated
Propylene Glycol Propylene Oxide Mono &
C 16 & C 18 / Fatty Acid Alcanolamide of
Stearat/ Al, Li Oleic Acid Dimer Polyhydric Alcohol
C 16&C 19 Alcohol/ Palmitat, Stearic &
Ethoxylated Ester
Oleat/ Zn, Pb Ethylene Ethoxylation Oleic Acids
Propylene Oxide
Monogliserida Oleamide
KeteranganWarna: Ethoxylation

= sudah diproduksidi Indonesia Dikutip dari: Makalah REVITALISASI INDUSTRI PUPUK, REVITALISASI INDUSTRI GULA, PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI
PETROKIMIA, DAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT, Disampaikan pada :FORUM KOMUNIKASI
= belum diproduksidi Indonesia BAKOHUMAS. DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Multiplier Effect
Manfaat Hilirisasi Kelapa Sawit

Multiplier effect

Peningkatan pendapatan petani dan masyarakat sekitar.


Menciptakan nilai tambah (value added) di dalam negeri.
Proses alih teknologi
Pengembangan wilayah industri
Meningkatkan penghasilan ekspor
Menambah devisa negara
Prospek Perdagangan CPO

Prospek Cerah..
1.Kebutuhan dunia akan BBM diperkirakan mencapai 1 milyar ton pertahun
2.Meningkatnya permintaan CPO dunia setiap tahunnya sepanjang 2002-2007 rata-rata naik 5% pertahun
3.Potensi bahan baku tinggi , mempunyai nilai tambah yang tinggi dan menimbulkan efek ganda (multipler effect)
yang sangat signifikan.

*Dikutip dari: ROADMAP INDUSTRI PENGOLAHAN CPO, DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA DEPARTEMEN
PERINDUSTRIAN JAKARTA, 2009
Tantangan Hilirasasi CPO

1. Fluktuasi harga minyak dunia.


2. Banyaknya sengketa lahan perkebunan.
3. Kendala penyediaan lahan oleh pemerintah.
4. Kendala pembiayaan oleh Bank yang kurang support.
5. Terlalu banyak retribusi.
6. Ketidakjelasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
7. Peraturan yang tidak terintegerasi antara lembaga pemerintahan (ex:Menhut dan Pemda)
8. Infrastruktur yang kurang memadai.
9. Masalah pasokan energi listrik juga masih terkendala.
10. Masalah teknologi untuk pengembangan nilai tambah produk sawit yang memerlukan dana
besar.
Analisa SWOT Hilirasasi CPO

Kelemahan Kekuatan

•Terbatasnya infrastruktur •Kondisi agroklimat dan lahan yang mendukung, •Produktivitas minyak
•Terbatasnya kemampuan pemasaran sawit relatif lebih tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
•Ekonomi biaya tinggi a.l. pajak-pajak, retribusi, biaya transpor. •Minyak sawit memiliki keuntungan teknis dibandingkan minyak nabati
•Kurangnya dukungan R&D terhadap dunia usaha. lain, termasuk minyak kedele dan minyak kelapa.
•Lemahnya koordinasi dan komunikasi antara pemerintah dan •Suplai bahan baku dapat dilakukan sepanjang tahun.
sektor swasta. •Potensi pengembangan industri hilir yang cukup luas.
•Lambannya adaptasi teknologi baru. •Tenaga kerja yang melimpah.
•Terbatasnya sumber pendanaan, terutama untuk jangka •Adanya keinginan pemerintah untuk memperbaiki kebijakan dan iklim
menengah dan panjang. berusaha.

Peluang
Ancaman •Tingginya permintaan
•Permintaan (demand) terhadap minyak dan lemak meningkat 2-3 juta
•Diskriminasi tarif dan non tarif barrier ton/tahun, sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk dunia dan
•Kompetisi dengan sumber minyak dan lemak lain peningkatan pendapatan.
•Kampanye anti minyak sawit dipasar dunia •Berkembangnya pasar baru,
•Lemahnya koordinasi antara lembaga pemangku •Potensi pengembangan industri hilir yang cukup besar, baik
kepentingan untukpangan, non pangan maupun sumber enrgi alternatif.
•Biaya produksi yang rendah dari negara-negara pesaing baru, •Kecenderungan makin meningkatnya perhatian terhadap
terutama India dan Vietnam. masalah kesehatan dan lingkungan.
•Situasi sosial politik dan keamanan yang kurang mendukung. •Sebagian besar industri pendukung (supplier) dalam produksi CPO
•Ketidak konsistenan peraturan pemerintah, terutama dan turunannya berasal dari Luar Negeri.
menyangkut hak guna usaha (tata guna lahan). •Bahan baku untuk memproduksi mesin, peralatan dan bahan
•Retribusi dan pungutan-pungutanliar didaerah sangat tinggi. penolong tersedia didalam negeri.
•Fluktuasi harga CPO/PKO dan produk turunannya. •Peluang kerjasama (joint venture) dengan kompetitor untuk
melakukan investasi dibidang teknologi dan pengolahan.

*Dikutip dari: ROADMAP INDUSTRI PENGOLAHAN CPO, DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 2009
Kerangka Distribusi Hilirasasi CPO
Palm Oil Effluent and Waste Material for Alternative Energy-Biofuel

http://www.varieart.com/article122-Palm-Oil-Effluent-and-Waste-Material-for-Alternative-Energy-Biofuel
Bio Diesel
The New Generation of Bio Clean Fuel

Palm Fresh Fruits Bunch

NEW PYROLOSIS METHOD does not require any pre-process preparation. Process starts from the Fresh Fruit Bunch in its actual form
and utilizes PYROLOSIS THERMAL HEAT METHOD.
Conventional bio-diesel method uses ESTHER EXCHANGE with Methanol using Alkali Catalyst. Diesel Oil produced by the old
conventional method can never be mixed more than 10% against fossil fuel because of the heavy presence of GLYCERIN that will clog
the fuel filtering system. Every one liter of fossil fuel produces 2.6 Kg of CO2 when used. Therefore, with mixing ratio of 10%, a liter
of fossil-biodiesel mixture still produces 2.35 kilograms of C02. With the new BCF fuel, it could achieve “ZERO” emission by CARBON
NEUTRAL.
TERIMA KASIH
References:

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca
%20Panen/tep440_files/Pengolahansawit.htm

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca
%20Panen/tep440_files/Pengolahansawit_pptx.htm

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-13703-2307030005-Chapter1.pdf

http://www.kemenperin.go.id/artikel/3701/Lamban,-Hilirisasi-CPO-di-Indonesia

http://agro.kemenperin.go.id/e-klaster/file/roadmap/KICSUMUT_1.pdf

http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/researchcorner/8491378877725.pdf

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/03/04/kenapa-produk-turunan-kelapa-
sawit-kita-mandeg-440027.html

http://peraturan.bcperak.net/sites/default/files/peraturan/2013/29m-dagper62013.pdf

Anda mungkin juga menyukai