(21111501019) 2. YASINTA ELAN TANGELA (2111150101046) PENGGOLONGAN BOP 1. Berdasarkan Sifat : Dalam perusahaan yg berproduksi secara pesanan BOP adalah biaya selain Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung ( bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya yg timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap, 2. Penggolongan BOP Menurut Perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi (BOP Tetap, BOP Variabel , BOP Semivariabel) 3. Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen ( BOP langsung departemen dan BOP tidak langsung departemen) PENENTUAN TARIF BOP Alasan Pembebanan BOP kpd produk atas Tarif ditentukan di muka : 1. Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya seringkali mengakibatkan harga pokok per satuan produk yg berubah – ubah yg dihasilkan dari bulan yg satu ke bulan yang lainnya. Fluktuasi harga pokok produksi per satuan produk - Perubahan tingkat produksi dari bulan ke bulan - Perubahan Tingkat Efisiensi Produksi - Adanya BOP yg terjadi secara sporadik, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun. - BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu – waktu tertentu. 2. Pada perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya menggunakan harga pokok pesanan , manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai, sedangkan ada elemen BOP yang baru diketahui akhir bulan atau akhir tahun. Langkah – langkah Penentuan Tarif BOP : 1. Menyusun Anggaran BOP ( Kapasitas praktis, kapasitas normal, kapasitas sesungguhnya yang diharapkan) 2. Memilih dasar pembebanan BO kpd produk Faktor yg dipertimbangkan : - Harus dipertimbangkan jenis BOP yg dominan jumlahnya dalam departemen produksi. - Harus diperhatikan sifat- sifat BOP yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat – sifat tsb dengan dasar pembebanan yang akan dipakai. 3. Menghitung tarif BOP Contoh dasar pembebanan BOP Taksiran BOP selama 1 Th anggaran Rp.2.000.000 Taksiran Jumlah Produk yg dihasilkan 4.000 unit Taksiran Biaya bahan baku ( 1 Th ) Rp.4.000.000 Taksiran Biaya Tenaga Kerja langsung Rp. 5.000.000 Jam Tenaga Kerja Langsung 2.000 jam Taksiran jam mesin 10.000 jam mesin Maka hasil perhitungan BOP sesuai dasar pembebanan sbb : 1. Satuan Produk Taksiran BOP = Tarif BOP per satuan Taks.Jml Produk (Rp. 2.000.000 : 4.000) = Rp. 500 per unit produk Jika Pesanan 200 unit akan dibebani BOP sebesar : Rp. 500 X 200 = Rp. 100.000 2. Biaya bahan Baku Taksiran BOP X 100% = %BOP dari BBB yg dipakai Taks. BBB yg dipakai (Rp.2.000.000 : Rp. 4.000.000)x 100% = 50% Jika BBB yg digunakan seharga Rp. 25.000 maka pesanan ini akan dibebani BOP : 50% X Rp.25.000 = Rp.12.500 3. Biaya Tenaga Kerja Taksiran BOP X 100% = PersentaseBOP dr BTKL Taks. BTKL (Rp.2.000.000 : Rp. 5.000.000) x 100 % = 40% dari BTKL, Jika suatu pesanan menggunakan BTKL sebesar Rp. 20.000 maka pesanan ini akan dibebani BOP : 40% x Rp. 20.000 = Rp.8.000 4. Jam Tenaga Kerja Langsung Taksiran BOP = Tarif BOP per jam Tng Kerja Lgs Taks.Jam Tng Kerja Lgs (Rp.2.000.000 : 2.000) = Rp. 1.000 /JTKL Jika JTKL sebanyak 200 jam maka pesanan akan dibebani BOP : Rp.1.000 x 200 = Rp. 200.000 5. Jam Mesin Taksiran BOP = Tarif BOP / Jam Mesin Taks. Jam Kerja Mesin ( Rp. 2.000.000 : 10.000)= Rp. 200 jam mesin Jika suatu pesanan menggunakan jam pesanan sebanyak 300 jam mesin maka pembebanan BOP menjadi : 300 x Rp. 200 = Rp. 60.000
MENGHITUNG TARIF BOP
BOP Yg dianggarkan = Tarif BOP Taksiran dasar pembebanan Contoh Soal : Data – data PT. Ayunda pada tahun 20X1 : Total BOP V = Rp. 5.800.000 Total BOP T = Rp.5.400.000 Kapasitas Normal = 80.000 Jam Mesin Kapasitas Sesunguhnya = 75.000 Jam Mesin Perhitungan tarif BOP : Tarif BOP V = ( 5.800.000 : 80.000 JM )= Rp.72,5/JM Tarif BOP T = ( 5.400.000 : 80.000 JM ) = Rp.67,5/JM Rp.140 JM Pembebanan BOP : Full Costing dan Variable Costing Jurnal : BDP-BOP xxx PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA Full Costing dan Variable Costing Jurnal : BOP sesungguhnya xxx - Berbagai Rekening xxx PERHITUNGAN DAN ANALISIS SELISIH Misal : BOP Dibebankan = Rp. 10.500.000 BOP sesungguhnya = Rp. 10.700.000 Selisih BOP Rp. 200.000 Jurnal yg dibuat : 1. Jurnal untuk menutup BOP yang dibebankan BOP yang dibebankan Rp. 10.500.000 - BOP sesungguhnya Rp. 10.500.000 2. Jurnal mencatat selisih BOP Selisih BOP Rp. 10.500.000 - BOP sesungguhnya Rp.10.500.000 Selisih tersebut terdiri dari : 1. Selisih Anggaran BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000 BOP yg dianggarkan pd kapasitas yg dicapai: BOP T = Rp.5.400.000 BOP V =(75.000x 72,5) Rp.5.437.500 2. Selisih kapasitas Merupakan perbedaan antara BOP tetap yang dianggarkan dgn BOP tetap yang dibebankan kepada produk. Hal ini terjadi karena tidak dilampauinya kapasitas yang dianggarkan. Kapasitas yang dianggarkan 80.000 JM Kapasitas sesungguhnya yg dicapai 75.000 Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 Tarif BOP T Rp. 67,5 /JM Selisih kapasitas Rp.337,5 R PERHITUNGAN DAN ANALISIS BOP DGN METODE VARIABLE COSTING Yang diperhitungkan hanya unsur BOP variabel dan tidak ada selisih kapasitas.
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP
Selisih BOP dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang ditangguhkan (deferred charge)atau deferred credits dengan alasan selisih bulan tertentu akan diimbangi selisih BOP bulan berikutnya. Perlakuan selisih tergantung penyebab : 1. Karena kesalahan penghitungan tarif BOP atau keadaan – keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih diperlakukan dibagi rata ke dlm rek persediaan BDP, 2. Jika disebabkan karena ketidakefisienan atau perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal maka selisih tersebut diperlakukan sebagai penambah atau pengurang HPP. Jika menambah HPP maka jurnalnya : HPP xxx - Selisih BOP xxx Contoh Soal : Lakukan analisis terhadap selisih BOP berdasarkan data berikut ini : Tarif BOP yang dihitung berdasarkan Kapasitas Normal Rp. 10.000.000 biaya tenaga kerja langsung adalah 250% dari BTKL yang terdiri dari tarif BOPT = 160% dan BOPV = 90% dari BTKL. Dalam tahun 20X1 BTKL yang sesungguhnya terjadi sebesar Rp. 9.500.000 dan BOP sesungguhnya yang terjadi adalah sebesar Rp. 24.000.000. Jawaban :
Biaya overhead variable tetap :160 x Rp. 9.500.000 : 100 = 15.200.000