Anda di halaman 1dari 29

Fendi Saputra SE., MM.

,
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Menjelaskan pengertian BOP
Menjelaskan pengolongan BOP
 Menjelaskan langkah-langkah penentuan tarif BOP
Menjelaskan pengumpulan BOP sesungguhnya
Menjelaskan analisis selisih BOP
Menjelaskan perlakuan terhadap BOP yang kurang
atau lebih dibebankan
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
o Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang
tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja langsung
o Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-
biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian
bahan tambahan
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Menurut sifatnya
a)Biaya bahan penolong
b)Biaya tenaga kerja tak langsung
c) Biaya reparasi dan pemeliharaan
Menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume produksi
a)Biaya overhead pabrik tetap
b)Biaya overhead pabrik variabel
c) Biaya overhead pabrik semivariabel
Menurut hubungannya dengan departemen
a)Biaya overhead pabrik langsung departemen
b)Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP
1. Menyusun anggaran BOP
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
3. Menghitung tarif BOP
Menyusun Anggaran BOP
1. Kapasitas teoritis (theoritical capacity) adalah kapasitas
pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan
produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama
jangka waktu tertentu
2. Kapasitas normal (normal capasity) adalah kemampuan
perusahaan untuk memproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang
3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected
actual capasity) adalah kapasitas sesungguhnya yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan
datang
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memilih dasar pembebanan yang
dipakai
1. Harus diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya
dalam departemen produksi.
2. Harus diperhatikan sifat-sifat BOP yang dominan
tersebut dan eratnya hubungan dengan dasar
pembebanan yang akan dicapai
Dasar Pembebanan BOP
1. Satuan Produk
2. Biaya bahan baku
3. Biaya tenaga kerja
4. Jam kerja langsung
5. Jam mesin
Satuan Produk
Metode ini adalah yang paling sederhana dan
langsung membebankan biaya overhead pabrik
kepada produk
Rumus sebagai berikut:

Taksiran BOP
BOP per satuan =
Taksiran jumlah satuan produk
Biaya Bahan Baku
Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervareasi nilai
bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan BOP kepada produk adalah biaya bahan
baku yang dipakai
Rumus perhitungan sebagai berikut:

Persentase BOP dari = Taksiran BOP x


100%
Biaya bahan baku Taksiran bahan baku yg dicapai
Biaya Tenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai
hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja
langsung, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan BOP adalah biaya tenaga kerja
langsung.
Rumus sebagai berikut:
Persentase BOP dari = Taksiran BOP x
100%
BTKL Taksiran BTKL
Jam Kerja Langsung
Apabila BOP mempunyai hubungan erat dengan
waktu untuk membuat produk, maka dasar yang
dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja
langsung.
Rumus:
BOP per Jkl = Taksiran BOP
Taksiran jam tenaga kerja
Jam Mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervareasi dengan
waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai
untuk membebankannya adalah jam mesin.
Rumus sebagai berikut:
BOP per Jkm = Taksiran BOP
Taksiran per jam mesin
Menghitung BOP
BOP = BOP yang dianggarkan
Taksiran dasar pembebanan
Analisis Selisih BOP
Prosedur pencatatan BOP adalah sebagai berikut:
1. Mencatat masing-masing biaya BOP ke dalam perkiraan
sesuai dengan jenis biaya tersebut
2. Mencatat pembebanan BOP ke perkiraan barang dalam
proses berdasarkan tarip yang telah ditentukan
3. Mengumpulkan seluruh tarip BOP yang sebenarnya ke
dalam perkiraan BOP yang sebenarnya
4. Menutup perkiraan BOP yang dibebankan dengan
memindahkan saldonya ke perkiraan BOP yang
sebenarnya
5. Mencatat selisih antara BOP yang sebenarnya dengan BOP
yang dibebankan dengan menghitung selisih debet dengan
kredit perkiraan BOP yang sebenarnya
Jenis Selisih BOP
1. Selisih Anggaran (budget variance), yaitu selisih
antara anggaran BOP dengan BOP yang
sesungguhnya
Cara menghitung selisih anggaran:
Metode I
BOP yang sesungguhnya Rp xxx (A)
BOP dianggarkan pd kapasitas sesungguhnya:
BOP tetap Rp xxx
BOP variabel kapasitas sesungguhnya Rp xxx
Rp xxx (B) Selisih anggaran Rp xxx
Laba : apabila A < B
Rugi : apabila A > B
Metode II
BOP yang sesungguhnya Rp xxx
Anggaran BOP tetap Rp xxx
BOP variable yang sesungguhnya Rp xxx (A)
BOP variable yang dibebankan Rp xxx
(B)
Selisish anggaran Rp xxx

Laba : apabila A < B


Rugi : apabila A > B
2. Selisih Kapasitas (idle capacity variance)
Selisih Kapasitas (idle capacity variance), yaitu selisih
yang timbul akibat kapasitas yang sesungguhnya
berbeda (lebih/kurang) dari kapasitas yang
dianggarkan
Selisih kapasitas merupakan selisih yang terjadi pada
BOP tetap
Cara Menghitung Selisih Kapasitas
Metode I
BOP tetap dianggarkan Rp xxx (A)
BOP tetap yang dibebankan
(kapasitas sesungguhnya x Tarip) Rp xxx (B)
Selisih kapasitas Rp xxx 

Laba : apabila A < B


Rugi : apabila A > B
Metode II
Kapasitas dianggarkan = xxx jam mesin
(A)
Kapasitas sesungguhnya tercapai = xxx jam mesin (B)
Selisih kapasitas = xxx jam mesin
Tarip BOP tetap = xxx/jam mesin
Selisih kapasitas = Rp xxx

Laba : apabila A > B


Rugi : apabila A < B
Metode III
BOP yang dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya (tetap + variable) = Rp xxx (A)
BOP yang dibebankan
(kapasitas sesungguhnya xTarip) = Rp xxx (B)
Selisih kapasitas = Rp xxx

Laba : apabila A < B


Rugi : apabila B > B
Contoh selisih anggaran
PT Rahadian sebuah perusahaan di Malang, mencatat data
tentang BOP-nya untuk tahun 2009 sebagai berikut:
Anggaran BOP pada kapasitas normal yang direncanakan
sebanyak 40.000 jam kerja mesin adalah sebagai berikut:
BOP variabel Rp 1.450.000
BOP tetap Rp 1.350.000
BOP sesungguhnya pada kapasitas 37.500 jam
kerja mesin adalah Rp 2.675.000
 Diminta:
1. Hitunglah selisih pembebanan BOP
2. Analisa selisih BOP
Jawab
 Perhitungan selisih lebih/kurang pembebanan BOP
Tarif BOP Pada jam/kapasitas normal:
BOP Variabel = Rp 1.450.000 = 36,25
40.000
BOP Tetap = Rp1.350.000 = 33,75 +
40.000
Tarif BOP ( Variabel + Tetap ) = Rp 70 Perjam kerja
mesin.

 Jumlah BOP yang sesunggunya(kapasitas 37500 jam) Rp 2.675.000


 Jumlah BOP yang di bebankan = 37.500 x Rp 70 = Rp 2.625.000 +
Selisih kurang di bebankan (Rugi) = Rp 50.000
Analisis BOP
Selisih anggaran:
Metode I
BOP yang sesunggunya Rp 2.675.000
Angg.BOP pd kapasitas sesunggunya:
BOP Tetap = Rp 1.350.000
BOP Variabel = 37.500 x Rp 36,25 = Rp 1.359.375 +
Rp
2.709.375
Selisih anggaran (laba) Rp 34.375
Metode II
BOP yang sesunggunya = Rp
2.675.000
Anggaran BOP Tetap = Rp 1.350.000

BOP aariabel sesungguhnya = Rp 1.325.000


BOP variabel dibebankan = 37.500 x 36,25 = Rp 1.359.000
Selisih anggaran (laba) = Rp 34.375
Selisih kapasitas
Metode I :
BOP tetap yang dianggarkan = Rp 1.350.000
BOP tetap yang di bebankan : 37.500 x 33,75 = Rp 1.265.000
Selisih kapasitas (rugi) = Rp 84.375

Metode II
Kapasitas Normal : 40.000 jam
Kapasitas yang sesunggunya : 37.500 Jam
Kapasitas yang tidak terpakai : 2.500 Jam
Tarif BOP tetap pada jam :Rp 33,75
Selisih Kapasitas (rugi) Rp 84.375
Metode III
BOP dianggarkan pdkapasitas sesungguhnya :
BOP tetap Rp 1.350.000
BOP Variabel : 37.500 X 3 Rp 1.359.000 -
Selisih Kapasitas (rugi) Rp 84.375
Berdasarkan analisa tersebut di atas
dapat diketahui:
Selisih anggaran (laba) = Rp 34.375,00
Selisih kapasitas (rugi ) = Rp 84.375,00
Total selisih Rp 50.000,00
Perlakuan terhadap selisih BOP
Apabila selisih tersebut terjadi karena kesalahan
penentuan tarip BOP atau karena hal-hal diluar
masalah efisien,maka selisih tersebut dibagikan
keperkiraan persediaan barang dalam proses,
persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Apabila selisih tersebut terjadi karena masalah efisien
atau karena kapasiatas sesungguhnya lebih/kurang dari
kapasitas normal maka selisih tersebut harus ditutup ke
perkiraan harga pokok penjualan (cara ini merupakan
cara yang paling umum dipakai).

Anda mungkin juga menyukai