Anda di halaman 1dari 17

BIAYA OVERHEAD PABRIK

( TARIF TUNGGAL)

ekaputri//undhira
PENGGOLONGAN BOP
1. Berdasarkan Sifat :
Dalam perusahaan yg berproduksi secara
pesanan BOP adalah biaya selain Biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
( bahan penolong, biaya reparasi dan
pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak
langsung, biaya yg timbul sebagai akibat
penilaian aktiva tetap, Biaya yang timbul
sebagai akibat berlalunya waktu, BOP yang
scr langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai.
2. Penggolongan BOP Menurut Perilakunya
dalam hubungan dengan perubahan
volume produksi
(BOP Tetap, BOP Variabel , BOP
Semivariabel)
3. Penggolongan BOP menurut
hubungannya dengan departemen ( BOP
langsung departemen dan BOP tidak langsung
departemen)
PENENTUAN TARIF BOP
Alasan Pembebanan BOP kpd produk atas
Tarif ditentukan di muka :
1. Pembebanan BOP atas dasar biaya yang
sesungguhnya seringkali mengakibatkan
harga pokok per satuan produk yg
berubah – ubah yg dihasilkan dari bulan
yg satu ke bulan yang lainnya. Fluktuasi
harga pokok produksi per satuan produk
disebabkan oleh beberapa hal berikut :
 Perubahan tingkat produksi dari bulan ke bulan
 Perubahan Tingkat Efisiensi Produksi
 Adanya BOP yg terjadi secara sporadik, menyebar
tidak merata selama jangka waktu setahun.
 BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada
waktu – waktu tertentu.
2. Pada perusahaan yang menghitung harga pokok
produksinya menggunakan harga pokok pesanan ,
manajemen memerlukan informasi harga pokok
produksi per satuan pada saat pesanan selesai,
sedangkan ada elemen BOP yang baru diketahui
akhir bulan atau akhir tahun.
Langkah – langkah Penentuan Tarif BOP :
1. Menyusun Anggaran BOP ( Kapasitas praktis,
kapasitas normal, kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan)
2. Memilih dasar pembebanan BO kpd produk
Faktor yg dipertimbangkan :
- Harus dipertimbangkan jenis BOP yg dominan
jumlahnya dalam departemen produksi.
- Harus diperhatikan sifat- sifat BOP yang dominan
tersebut dan eratnya hubungan sifat – sifat tsb
dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
3. Menghitung tarif BOP
Contoh dasar pembebanan BOP
Taksiran BOP selama 1 Th anggaran Rp.2.000.000
Taksiran Jumlah Produk yg dihasilkan 4.000 unit
Taksiran Biaya bahan baku ( 1 Th ) Rp.4.000.000
Taksiran Biaya Tenaga Kerja langsung Rp. 5.000.000
Jam Tenaga Kerja Langsung 2.000 jam
Taksiran jam mesin 10.000 jam mesin
Maka hasil perhitungan BOP sesuai dasar
pembebanan
sbb :
1. Satuan Produk
Taksiran BOP = Tarif BOP per satuan
Taks.Jml Produk
(Rp. 2.000.000 : 4.000) = Rp. 500 per unit produk
Jika Pesanan 200 unit akan dibebani BOP sebesar :
Rp. 500 X 200 = Rp. 100.000
2. Biaya bahan Baku
Taksiran BOP X 100% = %BOP dari BBB yg dipakai
Taks. BBB yg dipakai
(Rp.2.000.000 : Rp. 4.000.000)x 100% = 50%
Jika BBB yg digunakan seharga Rp. 25.000 maka pesanan
ini akan dibebani BOP : 50% X Rp.25.000 = Rp.12.500
3. Biaya Tenaga Kerja
Taksiran BOP X 100% = PersentaseBOP dr BTKL
Taks. BTKL
(Rp.2.000.000 : Rp. 5.000.000) x 100 % = 40% dari
BTKL, Jika suatu pesanan menggunakan BTKL
sebesar Rp. 20.000 maka pesanan ini akan dibebani
BOP : 40% x Rp. 20.000 = Rp.8.000
4. Jam Tenaga Kerja Langsung
Taksiran BOP = Tarif BOP per jam Tng Kerja Lgs
Taks.Jam Tng Kerja Lgs
(Rp.2.000.000 : 2.000) = Rp. 1.000 /JTKL
Jika JTKL sebanyak 200 jam maka pesanan akan
dibebani BOP : Rp.1.000 x 200 = Rp. 200.000
5. Jam Mesin
Taksiran BOP = Tarif BOP / Jam Mesin
Taks. Jam Kerja Mesin
( Rp. 2.000.000 : 10.000)= Rp. 200 jam mesin
Jika suatu pesanan menggunakan jam pesanan
sebanyak 300 jam mesin maka pembebanan BOP
menjadi : 300 x Rp. 200 = Rp. 60.000

MENGHITUNG TARIF BOP


BOP Yg dianggarkan = Tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan
Contoh Soal :
Data – data PT. Ayunda pada tahun 20X1 :
Total BOP V = Rp. 5.800.000
Total BOP T = Rp.5.400.000
Kapasitas Normal = 80.000 Jam Mesin
Kapasitas Sesunguhnya = 75.000 Jam Mesin
Perhitungan tarif BOP :
Tarif BOP V = ( 5.800.000 : 80.000 JM )= Rp.72,5/JM
Tarif BOP T = ( 5.400.000 : 80.000 JM ) = Rp.67,5/JM
Rp.140 JM
Pembebanan BOP : Full Costing dan Variable Costing
Jurnal : BDP-BOP xxx
- BOP yg dibebankan xxx
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA
Full Costing dan Variable Costing
Jurnal :
BOP sesungguhnya xxx
- Berbagai Rekening xxx
PERHITUNGAN DAN ANALISIS SELISIH
Misal : BOP Dibebankan = Rp. 10.500.000
BOP sesungguhnya = Rp. 10.700.000
Selisih BOP Rp. 200.000
Jurnal yg dibuat :
1. Jurnal untuk menutup BOP yang dibebankan
BOP yang dibebankan Rp. 10.500.000
- BOP sesungguhnya Rp. 10.500.000
2. Jurnal mencatat selisih BOP
Selisih BOP Rp. 10.500.000
- BOP sesungguhnya Rp.10.500.000
Selisih tersebut terdiri dari :
2. Selisih Anggaran
BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000
BOP yg dianggarkan pd kapasitas yg dicapai:
BOP T = Rp.5.400.000
BOP V =(75.000x 72,5) Rp.5.437.500
Rp.10.837.500
Rp. 137.50 L
2. Selisih kapasitas
Merupakan perbedaan antara BOP tetap yang
dianggarkan dgn BOP tetap yang dibebankan
kepada produk. Hal ini terjadi karena tidak
dilampauinya kapasitas yang dianggarkan.
Kapasitas yang dianggarkan 80.000 JM
Kapasitas sesungguhnya yg dicapai 75.000
Kapasitas yang tidak terpakai 5.000
Tarif BOP T Rp. 67,5 /JM
Selisih kapasitas Rp.337,5 R
PERHITUNGAN DAN ANALISIS BOP DGN METODE
VARIABLE COSTING
Yang diperhitungkan hanya unsur BOP variabel dan tidak ada
selisih kapasitas.

PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP


Selisih BOP dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang
ditangguhkan (deferred charge)atau deferred credits dengan
alasan selisih bulan tertentu akan diimbangi selisih BOP bulan
berikutnya.
Perlakuan selisih tergantung penyebab :
1. Karena kesalahan penghitungan tarif BOP atau keadaan –
keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi
maka selisih diperlakukan dibagi rata ke dlm rek persediaan
BDP, Persediaan Produk Jadi, HPP
2. Jika disebabkan karena ketidakefisienan atau
perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal
maka selisih tersebut diperlakukan sebagai
penambah atau pengurang HPP.
Jika menambah HPP maka jurnalnya :
HPP xxx
- Selisih BOP xxx
Contoh Soal :
Lakukan analisis terhadap selisih BOP berdasarkan
data berikut ini :
Tarif BOP yang dihitung berdasarkan Kapasitas
Normal Rp. 10.000.000 biaya tenaga kerja langsung
adalah 250% dari BTKL yang terdiri dari tarif BOPT =
160% dan BOPV = 90% dari BTKL. Dalam tahun 20X1
BTKL yang sesungguhnya terjadi sebesar Rp.
9.500.000 dan BOP sesungguhnya yang terjadi
adalah sebesar Rp. 24.000.000.

Anda mungkin juga menyukai