BAB 1
Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen
1. Jelaskan mengapa pekerja operasional memerlukan informasi akuntansi manajemen?
Jawab:
2. PT Segoro. Tbk menjual 2 produk yaitu selimut dan baju, datanya akan disajikan
sebagai berikut:
Produk
Keterangan
Sprei Baju
Jam Kerja
Rp 15.000 Rp 10.000
Langsung
Rekayasa Rp 400.000
Set up Rp 1.500.000
Pengemasan Rp 200.000
Total Rp 5.100.000
Aktivitas sesungguhnya produk Sprei dan Baju, disajikan data sebagai berikut:
Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Sprei Baju
Diminta:
❖ Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?
Jawab
.Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)
• Produk Sprei
• Produk Baju
Jawab:
➢ Jenis-jenis standar :
a. Standar teoritis : Standar yang ideal yang dalam pelaksanaanya sulit
untukdapat dicapai
b. Rata-rata biaya waktu yang lalu : Rata-rata biaya waktu yang lalu
yangmengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya
tidak bolehdimasukkan sebagai unsur biaya standar
c. Standar normal : standar yang didasarkan atas taksiran biaya dimasa
yangakan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal
d. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (Attainable high performance)
:standar yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat
dicapaidengan memperhitungkan ketidak efisienan kegiatan yang tidak dapat
dihindariterjadinya
➢ Metode ganda :
Rekening BDP dicatat 2 macam biaya : biaya sesungguhnya & biaya standar Selisih
biaya sesungguhnya dan biaya standar baru dapat ditentukan pada akhir perhitungan
akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung berdasarkan keluaran
➢ Metode tunggal :
Rekening BDP dicatat pada 1 macam biaya, yaitu biaya standar Selisih biaya
sesungguhnya dan biaya standar ditentukan sepanjang periode
UD. Wonder Girls memiliki kartu biaya standar berikut untuk salah satu produknya :
Jawab :
Selisih kuantitas bahan baku: (KS - KSt) x HSt = (12,500-11,200) x Rp. 8 = 10,400 U
3. 2 selisih:
Selisih terkendali BOP = BOP actual - (Angg. BOP tetap + (KSt x Tarif var BOP)
= 16,000-(10,000+5,600) = 400 U
Selisih Kapasitas = (Angg. BOP tetap + (KSt x Tarif var BOP) - (KSt x tariff BOP)
= 15,600-16,800 = 1,200 F
3 selisih:
Selisih pengeluaran = BOP actual - (Angg. BOP tetap + (KS x Tarif var BOP)
Selisih efisiensi = (Angg. BOP tetap + (KS x Tarif var BOP) - (Angg. BOP tetap + (KSt x Tarif var BOP)
= ((2,500 jam x Rp. 4) + (3,000 jam x Rp. 2)) - ((2,500 jam x Rp. 4) + (5,600 x 0.5 jam) x Rp. 2)) = 16,000 -
15,600 = 400 U
Selisih Kapasitas = (Angg. BOP tetap + (KSt x Tarif var BOP) - (KSt x tariff BOP)
= ((2,500 jam x Rp. 4) + (5,600 x 0.5 jam) x Rp. 2)) - ((5,600 x 0.5 jam) x (Rp. 4 + Rp. 2))
= 15,600-16,800 = 1,200 F
4 selisih:
Selisih pengeluaran variabel = BOP var actual - (KS x Tarif var BOP)
=5,500-6,000 = 500 F
Selisih efisiensi variabel = (KS x Tarif var BOP) - (KSt x Tarif var BOP)
=6,000-5,600 = 400 U
Selisih Kapasitas tetap = Angg. BOP tetap - (KSt x tariff BOP tetap)
= 10,000-11,200 = 1,200 F
BAB 4
Variable Costing
1. Berikut adalah data biaya produksi dan persediaan pada akhir tahun 1999 dari PT.OTI:
i. Produksi selama tahun 1999 sebanyak 200.000 unit.
ii. 80% dari produksi pada tahun 1999 terjual dan sisanya masih tersimpan di gudang pada
akhir tahun.
iii. Biaya bahan baku (Raw Material) Rp.3.000.000
iv. Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000
v. BOP Variabel (variable FOH) Rp.1.000.000
vi. BOP Tetap (fixed FOH) Rp. 600.000
vii. Harga jual per unit Rp. 50
viii. Biaya adm & umum (General&Administrative Expense) Rp. 250.000
Diminta :
Hitung nilai persediaan akhir (Ending Inventory) th.1999 dengan met.Variable Costingdan
Full Costing.
Jawab :
Produk terjual = 80% x 200.000 u = 160.000 u
Persediaan barang jadi akhir (Ending finished goods Inventory) th.1999
= 20% x 200.000 u = 40.000 u
❖ Nilai persediaan akhir th.1999 dengan met. Variable Costing :
BBB (Raw Material) Rp.3.000.000
Upah langsung (Direct Labor Cost) Rp.2.500.000
BOP (Factory Overhead) Var. Rp.1.000.000 +
HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.6.500.000
Unit yang diproduksi = 200.000 u
HP.Produksi (COGM) per unit = Rp.6.500.000 = Rp.32,5
200.000
Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 = 40.000 u x Rp.32,5 = Rp.1.300.000
Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 dengan met. Full Costing :
BBB (Raw Material) Rp.3.000.000
Upah langsung (Direct Labor Cost) Rp.2.500.000
BOP (FOH) Var. Rp.1.000.000
BOP (FOH) Tetap Rp. 600.000 +
HP.Produksi (COGM) Rp.7.100.000
HP.Produksi (COGM) per unit = Rp.7.100.000 = Rp.35,5
200.000
Nilai persediaan brg jadi akhir th.1999 = 40.000 u x Rp.35,5 = Rp.1.420.000
2. PT. Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun data operasional
sbb :
Harga jual per unit = Rp 500.000
Biaya produksi :
Biaya variabel per unit :
− Bahan langsung Rp 110.000
− Tenaga kerja langsung Rp 60.000
− Overhead pabrik variabel Rp 30.000
− Biaya tetap per tahun Rp 12.000.000
Persediaan barang jadi :
− Unit persediaan awal 0
− Unit yang diproduksi 100 unit
− Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp 7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp 50.000 x 80 unit Rp 4.000.000
Dari data di atas, maka hitunglah HPP menggunakan variable costing dan sajikan dalam
laporan laba rugi:
Jawab :
Harga Pokok Produksi berdasarkan direct costing/variable costing :
= bahan langsung + tenaga kerja langsung + overhead pabrik variabel
= Rp 110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000 = Rp 200.000
Laporan laba rugi berdasarkan direct/variable costing :
Penjualan (80 x 500.000) Rp 40.000.000
Biaya variabel :
Harga pokok produksi (80x200.000) Rp 16.000.000
Beban adm & penjualan (80x50.000) Rp 4.000.000
Total biaya variabel (Rp 20.000.000)
Margin kontribusi Rp 20.000.000
Biaya tetap :
Overhead pabrik tetap Rp 12.000.000
Beban adm & penjualan Rp 7.000.000
Total biaya tetap Rp 19.000.000
Laba Netto Rp 1.000.000