Anda di halaman 1dari 10

NAMA : DIMAS AYU PRATIWI

NIM : 01010581620142

MAPEL : AKUNTANSI MINYAK DAN GAS

BUKU : AKUNTANSI BIAYA (WILLIAM K. CARTER)

BAB 14. PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

(ACTIVITY-BASED COSTING-ABC)

Didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya dimana tempat penampungan


biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang
mencangkup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume-related
factor). Dibanding dengan biaya akuntansi tradisional. ABC mencerminkan penerapan
penelusuran biaya yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produksi tradisional menelusuri
hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung kesetiap unit output,
sebaliknya ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat
ditelusuri tidak diunit output, melainkan aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi
output.

Tingkat Biaya dan Pemicu

Dalam ABC,dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhaed disebut sebagai
penggerak atau pemicu (driver).

Pemicu sumber daya (resource driver) adalah dasar yang digunakan untuk
mengalokasi biaya dari suatu sumber daya keberbagai aktivitas berbeda yang menggunakan
sumber daya tersebut. Jika suatu sistem ABC mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya
ke beberapa aktivitas berdasarkan jumlah karyawan yang didedikasikan untuk setiap
aktivitas, maka jumlah karyawan tersebut sebagai pemicu sumber daya.

Pemicu aktivitas (activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas keproduk,pelanggan,atau objek biaya final (final
cost object) lainnya. Kata final mengacu pada langkah terakhir dalam alokasi biaya. Sifat dan
ragam dalam pemicu aktivitas yang membedakan ABC dari perhitungan biaya tradisional,
yaitu aktivitas yang digunakan dalam ABC tidak terbatas pada ukuran volume.
Tingkat unit. Biaya tingkat unit (unit level-cost) adalah biaya yang pasti akan
meningkat ketika suatu unit diproduksi. Biaya ini adalah satu-satunya biaya yang selalu dapat
dengan akurat dibebankan secara proporsional terhadap volume. Misalnya biaya listrik

Pemicu tingkat unit (unit-level driver) merupakan ukuran aktivitas yang bervariasi
dengan jumlah unit yang diproduksi dan dijual. Semua pemicu ditingkat unit proporsional
terhadap volume output. Pemicu tingkat unit merupakan satu-satunya dasar alokasi yang
berkaitan dengan volume yang digunakan dalam ABC. Contoh pemicu unit adalah jam
tenaga kerja langsung,biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, berat bahan baku langsung,
biaya bahan baku langsung, jumlah komponen biaya langsung, total biaya utama, total biaya
langsung, dan jumlahunit yang diproduksi.

Tingkat batch, tingkat agregasi yang lebih tinggi berikut adalah batch. Biaya tingkat
batch (batch-level cost) adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan
dijual. Contoh dari biaya tingkat batch mencangkup,biaya persiapan dan sebagian besar dari
biaya penangan dari bahan baku.

Pemicu tingkat batch (batch-level driver) adalah ukuran aktivitas yang bervariasi
dengan jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Contohnya persiapan, jam persiapan,
pesanan produksi,dan permintaan bahan baku.

Tingkat produksi, tingkatan berikutnya diatas batch adalah produk. Biaya tingkat
produk (product-level cost) adalah biaya yang terjadi untuk mendukung sejumlah produk
berbeda yang dihasilkan. Biaya tersebut tidak harus dipengaruhi oleh produksi dan penjualan
dari suatu batch atau satu unit lebih banyak. Contohnya yaitu desai produk, biaya
pengembangan produk, biya pembuatan prototipe, dan biaya teknik produksi. Pemicu
tingkat produk (product-level driver) adalah ukuran aktivitas yang bervariasi dengan jenis
produk yang diproduksi dan dijual.

Tingkat pabrik. Beberapa tingkatan biaya dan pemicu dapat terjadi diatas tingkat
produk. Biaya tingkat pabrik (plan-level cost) adalah biaya untuk memelihara kapasitas di
lokasi produksi. Contoh dari biaya tingkat produk adalah sewa. Penyusutan,pajak,properti
dan asuransi untuk bangunan pabrik
Perbandingan Antara ABC dan Sistem Perhitungan Biaya Tradisional

Perbedaan umum antara sistem ABC dan sitem tradisional adalah homogenetis dari
biaya dalam satu tempat penampungan biaya. ABC mengharuskan perhitungan tempat
penampungan biaya dari suatu aktivitas, maupun identifikasi atau suatu pemicu aktivitas
untuk setiap aktivitas yang signifikan dan mahal.

Perbedaan lainnya yaitu bahwa setiap sistem ABC merupakan sistem perhitungan
biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa merupakan sistem perhitungan satu atau
dua tahap. Ditahap pertama dalam sistem ABC, tempat penampungan biaya aktivitas
dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan keaktivitas berdasarkan pemicu sumber
daya. Ditahap kedua biaya aktivitas dialokasikan dari penampungan biaya aktivitas ke produk
atau objek biaya final lainnya., sebaliknya biaya tradisonal menggunakan dua tahap apabila
jika apartemen atau pusat biaya lain dibuat.

Kekuatan dan Kelemahan ABC

Kekuatan ABC adalah:

1. Menentukan harga pokok produk secara lebih akurat, terutama untuk menghilangkan
adanya subsidi silang sehingga tidak ada lagi pembebanan harga pokok jenis tertentu
terlalu tinggi (over costing) dan harga pokok jenis produk lain terlalu rendah (under
costing).
2. Mempertinggi pengendalian terhadap biaya overhead
Biaya overhead di sebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan. Sistem
ABC memudahkan manajer dalam mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan
biaya overhead tersebut.

E. Kelemahan ABC adalah:

1. Sistem ABC menghendaki data-data yang tidak biasa dikumpulkan oleh suatu perusahaan,
seperti jumlah set-up, jumlah inspeksi, jumlah order yang diterima.

2. Pada ABC pengalokasian biaya overhead pabrik, seperti biaya asuransi dan biaya
penyusutan pabrik ke pusat-pusat aktivitas lebih sulit dilakukan secara akurat karena makin
banyaknya jumlah pusat-pusataktivitas.
Contoh perhitungan ABC

PT Trend. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai
berikut:

Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi Rp 10.000 Rp 40.000
Harga Jual Rp 12.000 Rp 6.000
Biaya Utama Rp 6.000 Rp 3.000
Jam Kerja
Rp 5.000 Rp 10.000
Langsung

Akuntan manajemen PT Trend. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:

Aktivitas Anggara Cost


Rekayasa Rp 300.000
Set up Rp 1.000.000
Perputaran
Rp 3.000.000
mesin
Pengemasan Rp 200.000
Total Rp 4.500.000

Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:

Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
Rekayasa
(jam) 6.000 9.000 15.000
Set up (jam)
400 600 1.000
Perputaran
mesin (jam) 50.000 100.000 150.000
Pegemasan
5.000 20.000 25.000

Diminta:

Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?
Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)

· Menghitung Tarif Aktivitas

Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktifitas


Rekayasa (jam) Rp 300.000 Rp 15.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000.000 Rp 1.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 3.000.000 Rp 150.000 Rp 20
Pegemasan Rp 200.000 Rp 25.000 Rp 8
Total Rp 4.500.000 Rp 191.000 Rp 1.048

 Biaya Overhead yang dibebankan

Produk Tas

Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit


Rekayasa (jam) Rp 20 Rp 6.000 Rp 120.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000 Rp 400 Rp 400.000 Rp 1.000
Perputaran mesin
Rp 20 Rp 50.000
(jam) Rp 1.000.000 Rp 20
Pegemasan Rp 8 Rp 5.000 Rp 40.000 Rp 8
Total Rp 1.048 Rp 61.400 Rp 1.560.000 Rp 1.048

Produk Sepatu

Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit


Rekayasa (jam) Rp 20 9.000 Rp 180.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000 600 Rp 600.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 20 100.000 Rp 2.000.000 Rp 20
Pegemasan Rp 8 20.000 Rp 160.000 Rp 8
Total Rp 1.048 Rp 129.600 Rp 2.940.000 Rp 1.048

 Menghitung biaya per unit produk

Keterangan Tas Sepatu


Biaya Utama Rp 60.000.000 Rp 120.000.000
Biaya
Rp 10.480.000 Rp 41.920.000
Overhead
Total Biaya Rp 70.480.000 Rp 161.920.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp 7.048 Rp 4.048
BAB 10.

JUST IN TIME (JIT)

Just in in time adalah filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui
eliminasi persediaan. Prinsip-prinsip JIT dapat diterapkan dalam meningkatkan pemeliharaan
rutin, seperti lokasi dan pengaturan alat-alat, cetakan, dan perlengkapan yang digunakan
bersama-sama dengan mesin produksi. Disamping itu JIT juga digunakan dalam mengelola
pekerjaan di suatu kantor, bisnis jasa, atau departemen jasa dalam suau pabrik. Aspek yang
paling mencolok dai JIT adalah usaha untuk mengurangi persediaan barang dalam proses
(work in process-WIP) dan bahan baku. Dalam JIT wewenang untuk memproduksi suatu
komponen disuatu lokasi kerja didasarkan pada kebutuhan atas komponen tersebut dilokasi
kerja berikutnya dalm lini produksi tersebut. JIT yang ideal bertujuan untuk mengeliminasi
persediaan WIP dan memproduksi komponen sesuai dengan kebutuhan. JIT merupakan kasus
khusus dari kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quantity- EOQ) dalam jumlah
yang sangat kecil. Tujuan akhit JIT adalah ukuran batch sama dengan satu unit.

JIT berusaha mengurangi persediaan karena persediaan dipandang sebagai


pemborosan. Persediaan mencerminkan sumber daya yang tidak digunakan dan dapat
menyebabkan terjadinya pemborosan lainnya, tetapi tujuan mengurangi persediaan ketitik nol
hanya mungkin dicapai dalam kondisi berikut :

1. Biaya dan waktu persiapan yang rendah atau tidak signifikan


2. Ukuran lot sama dengan satu
3. Waktu tunggu minimum atau hampir seketika
4. Beban kerja yang seimbang dan merata
5. Tidak ada intrupsi karena kehabisan persediaan, kualitas yang buruk, pemeliharaan mesin
yang tidak sesuai jadwal, perubahan spesifikasi, atau perubahan lain yang tudak terencana.

JIT dan Velositas

Manfaat strategis dari peningkatan velositas adalah berkurangnya waktu yang diperlukan
untuk memenuhi pesanan produksi. Jika velositas ditingkatkan sepuluh kali lipat, maka rata-
rata pesanan dipenuhi dalam tempo sepersepuluh dari waktu yang dibutuhkan sebelumnya.
Perbaikan velositas dapat diperluas ke hilir ke arah persediaan barang jadi dan
pengiriman. Selain itu, perbaikan velositas juga dapat diperluas ke hulu ke arah persediaan
bahan baku, pembelian, desain produk, pengembangan, dan riset.
Tujuan JIT adalah mengurangi waktu siklus total, karena satu-satunya waktu yang
memberikan nilai tambah atas suatu produk hanyalah ketika produk tersebut diproses.
Sementara, waktu untuk memindahkan, menunggu, dan inspeksi tidak menanmbah nilai.
Hanya waktu pemrosesan yang menambah nilai; sedangkan sisanya hanya menambah biaya.
Dengan demikian, mengurangi total waktu siklus berarti mengurangi biaya dan
meningakatkan daya saing. Dan, tentu saja, waktu pemrosesan sebaiknya berada pada tingkt
palin rendah yang konsisten dengan produksi yang berkualitas.

JIT Pembelian

Pembelian JIT adalah system pembelian barang berdasar tarikan permintaan sehingga barang
yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah.
Berdasar system tarikan, barang yang diterma dari pembelian segera digunakan untuk
memenuhi permintaan pembeli pada perusahaan dagang atau segera digunakan untuk
memeniuhi permintaan produksi pada perusahaan manufaktur. Dengan demikian barang
tersebut tidak perlu disimpan di gudang sehingga tercapai persediaan nol.

JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktifitas
pembelian dengan cara :

1. Mengurangi jumlah pemasok


Bagi suatu perusahaan pengurangan jumlah pemasok dapat mengurangi waktu dan biaya
bernegosiasi dengan para pemasok.
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
Pengurangan waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena:
3. Jumlah pemasok menjadi sangat sedikit
4. Kontrak pembelian jangka panjang dengan para pemasok JIT
5. Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan
 Rencana pembelian yang matang adapat memberikan informasi kepada para
pemasok mengenai persyaratan mutu dan penyerahan barang.
 Mengeliminasi aktifitas dan biaya yang tidak bernilai tambah
 Dilakukan dengan penyediaan container yang terpasang di pabrik.
 Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu
 Pemilihan pemasok yang dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah, dan mutu barang
yang dibeli dapat mengurangi waktu dan biaya untuk pemeriksaan mutu.
JIT dan Pengorganisasian Pabrik

Salah satu pendekatan JIT adalah untuk berubah dari tata letak tradisional menjadi sel
(cell) atau sel-sel kerja (work cells). Suatu sel bertanggung jawab untuk seluruh produksi dari
suatu produk atau komponen, atau sekelompok produk atau komponen yang serupa.

Jika seluruh pabrik diatur menjadi sel-sel JIT,hasilnya adalah hilang departemen
produksi tradisional serta hampir semua departemen jasa, penjadwalan, penerimaan,
penanganan bahan baku, penyimpanan peralatan, persiapan, pemeliharaan, inspeksi
penerimaan, dan perce[atan mungkin sama sekali tidak dibutuhkan. Oleh karena ukurannya
yang kecil, total jarak yang ditempuh suatu produk selama proses produksi dallam sel
tyersebut berkurang. Sehingga menghasilkan penghematan dalam penanganan bahan baku dan
kerusakan.

JIT Suatu Pandangan Seimbang

Meskipun begitu besar keuntungan yang dihasilkan JIT, banyak dari pengguannya
hanya menerapkannya secara persial. Banyak perusahan yang dianggapn sebagai pengguna
pembelian JIT. Ternyata menggunakan metode JIT hanya menangani sebagian kecil dari
seluruh kebutuhan bahan bakunya. Beberapa

1. Waktu dan usaha yang diperlukan untuk mengubah sebagian besar pemasok agar
mengikuti pola pengiriman JIT
2. Kesulitan untuk memperoleh pengiriman dengan biaya rendah sehingga sehingga dapat
menjustifikasi pengiriman dalam jumlah kecil namun dengan frekuensi tinggi
3. Kemungkinan ada penundaan pengiriman jika pemasok berada ratusan mil jauhnya
4. Tendensi yang menimbulkan frustasi ketika komponen yang bernilai rendahdan nonkritis
menjadi kritis ketika tidak sampai tepat waktu sehingga pesanan penting pelanggan tidak
dapat diselesaikan akibat tidak adanya persediaan pengaman.

Oleh karena alasan ini maupun lainnya, beberapa perusahaan menyatakan telah menerapkan
JIT tetapi menyimpan persediaan pengaman untuk banyak bahan bakunya guna berjaga-jaga.
BAB 9. KUANTITAS PEMESANAN EKONOMIS

(ECONOMIC ORDER QUANTITY-EOQ)

Economic Order Quantity - yang biasa disingkat EOQ - adalah sejumlah produk
yang harus dipesan untuk memenuhi persediaan. Tentunya sejumlah produk yang dipesan ini
harus memenuhi suatu nilai yang ekonomis. EOQ harus dapat meminimasi biaya variabel.
Yang termasuk dalam biaya variabel dalam kasus ini adalah biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan.

Dapat kita bayangkan bahwa jika jumlah pemesanan unit produk melebihi jumlah
pemesanan yang ekonomis, hal ini akan membuat biaya penyimpanan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya persediaan dari jumlah pemesanan yang ekonomis. Selain itu,
bila jumlah pemesanan unit produk kurang dari jumlah pemesanan yang ekonomis, maka
biaya pemesanan akan lebih besar dibandingkan dengan biaya pemesanan dari jumlah
pemesanan yang ekonomis. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus memesan produk
berkali-kali dengan biaya pemesanan yang dilipat gandakan.

Biaya penyimpanan meliputi biaya sewa gudang, biaya listrik, pajak, asuransi, dan
lain-lain. Sedangkan biaya pemesanan dapat meliputi biaya antar barang dari tempat
pemesanan ke gudang, biaya pemeriksaaan, biaya penanganan material, dan lain-lain. Dalam
model EOQ, biaya ini dihitung secara tahunan.

Komponen lain yang termasuk dalam model EOQ adalah titik pemesanan kembali
(reorder point). Reorder point adalah suatu titik (sejumlah item tertentu) di mana perusahaan
harus memesan kembali. Reorder Point bergantung pada lead time, yaitu waktu yang
diperlukan perusahaan untuk memenuhi pemesanan. Jadi, model EOQ juga harus dapat
menjawab pertanyaan berapa banyak dan kapan item yang harus dipesan agar tercapai nilai
yang ekonomis. Secara umum model perhitungan (rumus) EOQ adalah sebagai berikut.

Rumus untuk menentukan titik pemesanan

Titi pemesanan didasarkan pada penggunaan selama waktu yang diperlukan untuk pembuatan
permintaan pembelian,pemesanan, dan penerimaan bahan baku, plus cadangan untuk proteksi
terhadap kehabisan persediaan. Titik pemesanan (order print) dicapai bila jumlah yang
tersedia sama dengan kebutuhan yang diperkirakan, yaitu saat jumlah persediaan yang
tersedia dan jumlah persediaan yang akan diterima sama dengan jumlah persediaam yang
akan digunakan selama waktu tunggu dan jumlah persedian pengaman. Dalam bentuk
persamaan, titik pemesanan dapat dinyatakan sebagai :

I + QD = LTQ + SSQ

Dimana :

I = saldo persediaan yang ada

QD = jumlah yang akan diterima (sebelum I habis) pesanan yang sebelumnya sudah
dilakukan transfer bahan baku dan retur gudang

LTQ = jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu, yang setra dengahn waktu tunggu
normal dalam bulan, atau hari dikalikan dengan pengguanaan nomal selama sebulan
seminggu dan sehari

SSQ = jumlah persediaan pengaman

Anda mungkin juga menyukai