Anda di halaman 1dari 10

Pengukuran Produktivitas Total

Produktivitas total didapatkan dengan cara


mengukur produktivitas semua input yang
digunakan untuk mengahasilkan output.

Terdapat dua pendekatan pengukuran yang


dapat digunakan :
Pengukuran Profit

Pengukuran profit dilakukan denga cara mengukur beberapa


input utama yang digunakan untuk menghasilkan output yang
hasilnya berupa ukuran operasional . Hasilnya berupa profit
produktivitas yang dapat diperbandingkan antar waktu sebagai
sumber informasi perubahan produktivitas.

Contoh :
Perusahaan Enola menerapkan proses produksi baru tahun
2012. Diasumsikan proses baru hanya memengaruhi dua input
yaitu tenaga kerja dan bahan baku
Berikut ini disajikan data produksi tahun 2011 dan 2012
Keterangan 2011 2012
Jumlah televisi LCD dihasilkan 10.000 12.000
Tenaga Kerja dipergunakan 5.000 4.000
Bahan baku dipergunakan 100.000 150.000

Rasio Produktivitas Profil Perusahaan Enola


Rasio Produktivitas Parsial
Keterangan
Profil 2011 Profil 2012
Rasio Produktivitas tenaga kerja 2 3
Rasio Produktivitas Bahan baku 0,1 0,08

Perbandingan profil 2011 dengan tahun 2012 tidaklah banyak


memberikan informasi apakah perubahan proses telah menaikkan produktifitas
secara total atau tidak. Nilai perbaikan tidak terungkap melalui rasio ini.
Walupun begitu , perbandingan profil produktivitas antar tahun
setidaknya mampu memberikan pandangan bagi manajer untuk mengetahui sifat
perubahan produktivitas , Namun dalam beberapa kasus, sulit untuk mengetahui
apakah perubahan tersebut baik atau buruk
Pengukuran Profit-linked
Productivity
Pengukuran Profit-linked Productivity mengukur jumlah perubahan
laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas .Dengan
membandingkan laba tahun dasar dan tahun yang diamati akan
diketahui perubahan laba yang terjadi.

Dampak profit-linked productivity dapat dihitung dengan rumus


berikut:

Dampak profit-linked = Biaya PQ total – Biaya periode amatan total


PQ= Output periode amatan : Rasio Produktivitas tahun dasar

Keterangan :
PQ adalah jumlah input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output
pada waktu yang diamati jika produktivitas sama dengan tahun dasar
yang dihitung
Pada perusahaan Enola memiliki data sebagai berikut
Keterangan 2011 2012
Jumlah televisi LCD dihasilkan 10.000 12.000
Tenaga Kerja dipergunakan 5.000 4.000
Bahan baku dipergunakan (Unit) 100.000 150.000
Harga jual televisi LCD Rp 2.500.000 Rp 2.750.000
Upah per jam tenaga kerja Rp 500.000 Rp 750.000
Biaya per unit bahan baku Rp 100.000 Rp 110.000

Berdasarkan data tersebut dan data pada peraga 8.16 maka


PQ tenaga kerja = 12.000 : 2 = 6.000 jam tenaga kerja
PQ bahan baku = 12.000 : 0,1 = 120.000 unit bahan baku
Jadi, Biaya PQ total adalah sdebagai berikut
Biaya PQ total tenaga kerja = 6.000 X Rp 750.000 = Rp 4.500.000.000
Biaya PQ total bahan baku = 120.000 X Rp 110.000 = Rp 13.200.000.000

Biaya PQ total = Rp 17.700.000.000


Biaya input total sesungguhnya adalah

Biaya tenaga kerja = 4.000 X Rp. 750.000 = Rp 3.000.000.000


Biaya Bahan Baku = 150.000 X Rp 110.000 = Rp 16.100.000.000

Biaya Sesungguhnya Total = Rp 19.l00.000.000

Berdasarkan perhitungan dampak perubahan total produktivitas pada laba (profit-linked


effect) adalah sebagai berikut :

Dampak Profit-Linked = Biaya PQ total – Biaya periode amatan total


= Rp 17.700.000.000 – Rp 19.100.000.000
= Rp 1.400.000.000 penurunan laba

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perubahan produktivitas


mengakibatkan penurunan laba sebesar Rp 1.400.000.000 .
Kenaikan produktifitas tenaga kerja memberi kontribusi kenaikan
laba sebesar Rp 1.500.000.000 , tetapi penurunan produktivitas
bahan baku mengakibatkan laba menurun sebesar Rp
2.900.000.000.
Komponen Pemulihan Harga
Komponen pemulihan harga adalah
kemampuan perubahan pendapatan dalam
mengimbangi pengaruh perubahan harga input.
Pengukuran pemulihan harga dilakukan
dengan cara perubahan pendapatan dikurangi
perubahan biaya input dengan asumsi tidak ada
perubahan produktivitas.Untuk mengetahui
besaran pemulihan harga harus dihitung
terlebih dahulu perubahan harga pada setiap
periodenya
Contoh berikut masih menggunakan data perusahaan Enola

Keterangan 2011 2012 Perubahan


Pendapatan Rp 25.000.000.000 Rp 33.000.000.000 Rp 8.000.000.000
Biaya
Tenaga Kerja 2.500.000.000 3.000.000.000 500.000.000
Bahan Baku 10.000.000.000 16.100.000.000 6.100.000.000
Laba Rp 12.500.000.000 Rp 13.900.000.000 Rp 1.400.000.000

Contoh berikut masih menggunakan data perusahaan Enola


Input PQ PQ X H KS KS X H (PQ X H) – (KS X H)
Tenaga Kerja 6.000 Rp 4.500.000.000 4.000 Rp 3.000.000.000 Rp 1.500.000.000
Bahan Baku 120.000 13.200.000.000 150.000 16.100.000.000 (2.900.000.000)
Total (Rp 1.400.000.000)
Pemulihan Harga = Perubahan Laba – Dampak Profit-linked
= Rp 1.400.000.000 – (-Rp 1.400.000.000)
= Rp 2.800.000.000

Perusahaan Enola mengalami kenaikan


laba sebesar Rp 1.400.000.000 . Apabila tidak
ada perubahan produktivitas semestinya
perusahaan akan dapat mengalami kenaikan
laba sebesar Rp 2.800.000.000 . Berdasarkan
hal tersebut , perubahan produktivitas
mengakibatkabn laba turun sebesar Rp
1.400.000.000
Pengukuran Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan


suatu produk atau jasa. Pada jasa waktu siklus dihitung sejak konsumen
mengajukana permintaan layanan sampai selesai. Waktu siklus rata-rata
setara dengan total waktu proses untuk semua unit dibagi dengan unit yang
dihasilkan. Agar lebih bermanfaat, waktu siklus rata-rata harus dimasukkan
rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengirim semua unit produk dan
pengerjaan ulang atau waktu pembuangan jika terdapat produk cacat atau
sisa bahan dan limbah ( yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah)

Anda mungkin juga menyukai