Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI

Dosen Pengampu :
Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P.
Kelompok 4 :
M. Okta Rezi (D1B019171)
Jonathan Calvin (D1B019174)
Nofrida (D1B019176)
Zikri Aulia (D1B019178)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
METODE HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)

Metode penentuan HPP adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya


ke dalam biaya produksi.
Terdapat 2 pendekatan penentuan HPP, Yaitu :
a. Full costing
Full costing adalah suatu metode didalam dunia akuntansi yang
menjelaskan bahwa seluruh biaya yang dikeluarkan didalam proses
produksi seperti biaya variabel,biaya tetap,biay alangsing,biaya investasi,
dan seluruh biaya yang dimanfaatkan.
Contoh:
PT. Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu.
Adapun data operasional sebagai berikut :
Harga jual per unit Rp 500.000
Biaya produksi :
- Biaya variabel per unit :
Bahan langsung Rp 110.000
Tenaga kerja langsung Rp 60.000
Overhead pabrik variabel Rp 30.000
- Biaya tetap per tahun Rp 12.000.000
Persediaan barang jadi :
- Unit persediaan awal 0
- Unit yang diproduksi 100 unit
- Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp 7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp 50.000 x 80 unit = Rp
4.000.000

Dari data di atas, maka hitunglah HPP menggunakan full costing


dan sajikan dalam laporan laba rugi.
Jawab :
Biaya produksi berdasarkan full costing :
= Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + overhead pabrik variabel +
overhead pabrik tetap
= Rp 110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000 + (Rp 12 000.000/100) = Rp
320.000
Harga pokok produk keseluruhan sebesar Rp 320.000

Laporan laba rugi berdasarkan full costing :


Penjualan (80 x Rp 500.000) Rp 40.000.000
HPP :
Persediaan awal Rp 0
Harga pokok produksi (100x320.000) Rp 32.000.000
Barang tersedia untuk dijual Rp 32.000.000
Persediaan akhir (20x320.000) (Rp 6.400.000)
Harga pokok penjualan (Rp 25.600.000)
Laba kotor Rp 14.400.000
Beban adm & Penjualan (Rp 11.000.000)
Laba bersih Rp 3.400.000

b. Variabel costing
Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Contoh :
PT. Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu.
Adapun data operasional sebagai berikut :
Harga jual per unit Rp 500.000
Biaya produksi :
- Biaya variabel per unit :
Bahan langsung Rp 110.000
Tenaga kerja langsung Rp 60.000
Overhead pabrik variabel Rp 30.000
- Biaya tetap per tahun Rp 12.000.000
Persediaan barang jadi :
- Unit persediaan awal 0
- Unit yang diproduksi 100 unit
- Unit yang terjual 80 unit
Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp 7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp 50.000 x 80 unit = Rp
4.000.000
Dari data di atas, maka hitunglah HPP menggunakan variable
costing dan sajikan dalam laporan laba rugi:
Jawab :
Biaya produksi berdasarkan direct costing/variable costing :
= bahan langsung + tenaga kerja langsung + overhead pabrik variabel
= Rp 110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000 = Rp 200.000

Laporan laba rugi berdasarkan direct/variable costing :


Penjualan (80 x 500.000) Rp 40.000.000
Biaya variabel :
Harga pokok produksi (80x200.000) Rp 16.000.000
Beban adm & penjualan (80x50.000) Rp 4.000.000
Total biaya variabel (Rp 20.000.000)
Margin kontribusi Rp 20.000.000
Biaya tetap :
Overhead pabrik tetap Rp 12.000.000
Beban adm & penjualan Rp 7.000.000
Total biaya tetap Rp 19.000.000
Laba Netto Rp 1.000.000
Selisih laba netto antara full costing dan variable costing :
=3.400.000 – 1 000.000 = Rp 2.400.000
Berasal dari saldo akhir sejumlah 20 unit dengan perbedaan harga pokok
antara full costing dengan variable costing = (320.000-200.000) x 20 =
2.400.000
Perbedaan full costing dan variabel costing
1. Laporan Keuangan atas Laporan Laba Rugi
Jika menggunakan metode full costing maka biaya overhead akan
dilaporkan dalam laporan keuangan saat produk sudah terjual, sedangkan
untuk metode variable costing biaya overhead akan tetap dilaporkan dalam
laporan keuangan.
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi yang Berbeda
Untuk menghitung harga pokok produksi di sebuah perusahaan,
perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah bahwa metode
full costing menggunakan lebih banyak biaya overhead pabrik tetap dan
variabel, sedangkan pada metode variable costing hanya menghitung biaya
overhead variabel.

Anda mungkin juga menyukai